Disampaikan oleh :
Ir. Lazuardi Nurdin
Ketua Umum Perkumpulan Ahli Keselamatan Konstruksi Indonesia
( PAKKI )
Jakarta, 14 Juli 2021
PERKENALAN
NAMA : IR. LAZUARDI NURDIN
TEMPAT/ TGL LAHIR : BANDA ACEH / 21 JUNI 1965
STATUS : KAWIN
ALAMAT : VILA PAMULANG JL. SHINTA I BLOK DA 3 NO 11 PAMULANG
PENGALAMAN KERJA : 1993 s/d 2005 , PT. RAKA UTAMA > SITE MANAGER
2005 s/d 2007 ,PT. MEGAPOLITAN > MANAGER PROYEK
2008 s/d 2013 ,PT.DELTA GROUP > MANAGER PROYEK
2013 s/d skrg , PT. SEPRO INDOTAMA > KOMISARIS
2013 s/d skrg . PT. ALKON INDO SERTIFIKASI > MANAJEMEN REPRESENTATiF
( RMLLP )
I Laporan Pelaksanaan
(1) Untuk Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi sedang dan besar,
setiap Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyusun rencana pengelolaan
lingkungan dalam dokumen RKPPL sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Dokumen RKPPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. struktur organisasi;
b. rona lingkungan awal sebelum dimulainya Pekerjaan Konstruksi;
c. rencana kerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan yang meliputi:
1. lokasi rencana pengelolaan dan pemantauan;
2. potensi dampak kegiatan pada lingkungan;
3. kegiatan yang menimbulkan dampak; dan
4. dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;
RKPPL
Pasal 18 ( lanjutan )
APA OBJEK
YANG DIATUR?
Konsultansi Konstruksi Pekerjaan Konstruksi
29
LAMPIRAN A
TUGAS, TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
PENGGUNA DAN PENYEDIA
4. Unit Kerja Pelaksana Kegiatan
Unit Kerja Pelaksana Kegiatan adalah unit kerja yang mengendalikan beberapa
pekerjaan konstruksi dan melaksanakan kegiatan Jasa Konstruksi sesuai rencana
kerja dan anggaran yang telah ditetapkan Dalam lingkup Kementerian PUPR,
pimpinan Unit Kerja Pelaksana Kegiatan adalah Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA)/Kepala Satuan Kerja/Atasan langsung Kepala Satuan Kerja pada Direktorat
Jenderal teknis. Pimpinan Unit Kerja Pelaksana Kegiatan, memiliki tugas, tanggung
jawab dan wewenang meliputi:
a. melaksanakan penyusunan studi kelayakan dan perencanaan teknis atau
pengembangan desain di unit kerja yang bersangkutan;
b. melaksanakan penyusunan perencanaan teknik, pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan perencanaan teknik, pelaksanaan konstruksi dan non-
konstruksi di unit kerja yang bersangkutan;
c. mengkoordinasikan penerapan Keselamatan Konstruksi kepada Unit Kerja di
bawahnya;
d. melaksanakan pemantauan penerapan SMKK di tempat kerjanya;
e. melaporkan hasil penerapan SMKK di tempat kerjanya kepada Unit Organisasi
penyelenggara teknis/Unit Organisasi Eselon I melalui Unit organisasi eselon II
yang tugas fungsinya membidangi Keselamatan Konstruksi;
f. memfasilitasi pegawai di tempat kerjanya untuk menjadi ahli dan/atau
petugas di bidang Keselamatan Konstruksi;
g. melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pengendalian penerapan
SMKK pada paket Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan oleh Penanggung
Jawab Kegiatan/PPK;
h. melaporkan hasil monitoring dan evaluasi kepada Atasan Langsung dengan
tembusan pimpinan unit kerja dan penanggung jawab kegiatan terkait;
i. mengalokasikan biaya Penerapan SMKK untuk organisasi Pengguna Jasa,
antara lain untuk: 1. penyediaan fasilitas, sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
dan 2. program pembinaan penerapan SMKK;
j. menetapkan risiko keselamatan konstruksi besar; dan k. apabila ditemukan
hal-hal yang sangat berbahaya, maka dapat memberi peringatan atau meminta
penanggung jawab kegiatan untuk memberhentikan pekerjaan sementara
sampai dengan adanya tindakan perbaikan.
5. Penanggung Jawab Kegiatan Penanggung Jawab Kegiatan atau
dalam lingkup Kementerian PUPR adalah Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh Unit Kerja
Pelaksana Kegiatan/Kuasa Pengguna Anggaran untuk mengendalikan
pelaksanaan pekerjaan, mengambil keputusan, dan/atau melakukan
tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran.
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang penanggung jawab kegiatan pada
tiap-tiap tahapan meliputi:
a. Tahap Pengkajian dan Perencanaan
1) Menetapkan lingkup pekerjaan pengkajian dan tugas, tanggung jawab
tim/penyedia jasa konsultansi pengkajian.
2) Melakukan persetujuan dan pengendalian kegiatan pengkajian dalam
dokumen Program Mutu yang disampaikan penyedia jasa.
3) Menyetujui hasil/produk pengkajian, salah satunya Rancangan Konseptual
SMKK Pengkajian yang didalamnya memuat informasi awal dan rekomendasi
teknis untuk aspek lokasi, lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan dampak
lingkungan.
4) Mendokumentasikan seluruh hasil pekerjaan pengkajian dan perencanaan
dalam informasi terdokumentasi untuk menjadi masukan KAK pekerjaan
perancangan dan pekerjaan konstruksi.
b. Tahap Perancangan
1) Menetapkan lingkup tanggung jawab perancang, termasuk pernyataan
bahwa apabila terjadi revisi desain, maka tanggung jawab revisi desain dan
dampaknya ada pada penyusun revisi.
2) Melakukan persetujuan dan pengendalian kegiatan perancangan
sebagaimana dalam Program Mutu.
3) Menyetujui hasil/produk perancangan, antara lain Rancangan Konseptual
SMKK Perancangan
4) Mendokumentasikan seluruh hasil pekerjaan perancangan dalam
informasi terdokumentasi untuk menjadi dasar penyusunan KAK/TOR
pekerjaan konstruksi.
5) Menetapkan spesifikasi teknis yang telah didasari dengan persyaratan
terkait SMKK dalam rancangan konseptual SMKK perancangan untuk menjadi
acuan dalam pemilihan.
c. Tahap Pemilihan
1) Tahap Persiapan Pemilihan:
a) mengidentifikasi bahaya Keselamatan Konstruksi dan menetapkan
risiko pekerjaan konstruksi, dengan mengacu hasil dokumen jasa
konsultansi perancangan dan dapat berkonsultasi dengan Ahli K3
Konstruksi, Ahli dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi;
b) mengidentifikasi dan menetapkan tingkat Risiko Keselamatan
Konstruksi pada paket Pekerjaan Konstruksi, untuk risiko
Keselamatan Konstruksi sedang dan kecil, serta dapat berkonsultasi
dengan Ahli Keselamatan/Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas
Keselamatan Konstruksi;
c) menetapkan jumlah Ahli K3 Konstruksi/Petugas Keselamatan
Konstruksi; dan
d) menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) yang di dalamnya
memuat biaya penerapan SMKK pada daftar kuantitas dan harga.
2) Tahap Pelaksanaan Pemilihan:
a) menyusun dan menetapkan Dokumen Kontrak yang didalamnya
memuat ketentuan penerapan SMKK;
b) melakukan penilaian RKK pada dokumen penawaran;
c) melakukan reviu terhadap RKK penawaran Penyedia pada saat
Rapat Persiapan Penandatangan Kontrak; dan
d) menyampaikan dokumen yang diperlukan untuk pelaksanaan
kontrak pada saat Rapat Persiapan Penandatangan Kontrak.
d. Tahap Pembangunan
1) Menerapkan SMKK untuk setiap paket Pekerjaan Jasa Konstruksi
2) Bertanggung jawab atas keseluruhan aspek administrasi kontrak dan
teknis pelaksanaan pekerjaan konstruksi sebagaimana yang tercantum
dalam kontrak konstruksi.
3) Membahas dan mengesahkan dokumen penerapan SMKK pada saat
rapat persiapan pelaksanaan (Preconstruction Meeting/PCM).
4) Berwenang atas pengendalian dan pengawasan pekerjaan konstruksi
dan dapat dilimpahkan sebagian atau keseluruhan pada pihak/tim yang
ditunjuk oleh penanggung jawab sebagaimana dalam gambar berikut.
5) Kewenangan pengendalian pekerjaan dapat dilimpahkan sebagian
atau keseluruhan kepada pihak/tim yang ditunjuk oleh PPK yakni
Direksi Lapangan/Konsultan MK, dengan rincian tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut:
a) merencanakan, mereview dan menetapkan serta menjamin
penerapan SMKK yang dilaksanakan oleh Penyedia dan Pengawas
Pekerjaan;
b) memberikan persetujuan atas hasil pelaksanaan pengujian dan
pemeriksaan mutu serta volume;
c) memerintahkan pengukuran hasil pekerjaan dan melakukan
persetujuan terkait kuantitas serta sertifikat pembayaran;
d) memastikan jadwal pelaksanaan sesuai dengan rencana jadwal
yang telah ditetapkan dan menyetujui penyesuaian jadwal yang
disusun oleh Penyedia;
e) melaporkan capaian kemajuan pelaksanaan pekerjaan secara
berkala, termasuk permasalahannya kepada Unit Kerja Pelaksana
Kegiatan;
f) memberikan persetujuan atas laporan pelaksanaan dari Penyedia
setelah diverifikasi oleh Direksi Teknis/Konsultan Pengawas;
g) memeriksa dan memberikan persetujuan atas usulan dokumen
rencana pelaksanaan yang disampaikan oleh Penyedia, pekerjaan
yang disub-kontrakkan (jika ada), dan perubahan pekerjaan; dan
h) menyampaikan laporan pengendalian pekerjaan kepada PA/KPA.
6) Dalam melakukan pengawasan pelaksanaan RKK dan evaluasi kinerja
SMKK, PPK dapat dibantu oleh Ahli Keselamatan/Ahli K3
Konstruksi/Petugas Keselamatan Konstruksi dari internal dan/atau
eksternal organisasi PPK.
7) PPK dapat melimpahkan sebagian atau keseluruhan fungsi
pengawasan kepada pihak/tim yang ditunjuk oleh PPK yakni Direksi
Teknis atau Konsultan Pengawas,
8) Rincian tugas dan tanggung jawab pengawasan sebagai berikut:
a) melakukan pengawasan terhadap penerapan Dokumen SMKK;
b) memeriksa dan membuat rekomendasi terhadap penyusunan dan
pemutakhiran dokumen penerapan Keselamatan Konstruksi;
c) melakukan pemeriksaan dan pengujian mutu bahan dan hasil
pekerjaan;
d) melakukan pemeriksaan dan pengukuran terhadap kuantitas hasil
pekerjaaan;
e) melakukan pengawasan terhadap jadwal pekerjaan dan metode kerja;
f) menyusun laporan terkait hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat;
g) memberikan peringatan dan teguran tertulis kepada pihak pelaksana
pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap dokumen kontrak;
h) melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan;
i) mengusulkan kepada PPK untuk menghentikan pelaksanaan pekerjaan
sementara jika pelaksana pekerjaan tidak memperhatikan peringatan yang
diberikan;
j) merekomendasikan kepada PPK untuk menolak pelaksanaan dan hasil
pekerjaan konstruksi yang tidak sesuai spesifikasi;
k) melakukan pemeriksaan terhadap laporan Penyedia;
l) menyusun dan menyampaikan laporan pengawasan secara periodik; dan
m) melakukan pengawasan selama masa pemeliharaan;
9) Memberi surat peringatan secara bertahap kepada Penyedia Jasa
apabila Penyedia Jasa tidak melaksanakan dokumen penerapan
keselamatan konstruksi yang telah ditetapkan.
10) Menghentikan bagian pekerjaan yang dinilai berisiko Keselamatan
Konstruksi besar apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti oleh
Penyedia Jasa.
11) Dalam kondisi Penyedia Jasa melakukan pekerjaan kritis/risiko
besar tidak mengikuti dokumen Keselamatan Konstruksi, PPK dapat
menghentikan pekerjaan sampai upaya pengendalian telah dilakukan.
12) Bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan konstruksi, apabila
PPK tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka
9), di atas.
13) Memberikan Surat Keterangan Nihil Kecelakaan Kerja kepada
Penyedia Jasa yang telah melaksanakan SMKK dalam
menyelenggarakan paket Pekerjaan Konstruksi sebagai bentuk catatan
ada/tidak ada kecelakaan kerja.
14) Membuat RKK Kegiatan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
swakelola.
15) Membuat analisis, kesimpulan, rekomendasi dan rencana tindak
lanjut terhadap laporan kecelakaan konstruksi dan penyakit akibat kerja
konstruksi yang diterima dari Penyedia Jasa.
1. PENYEDIA JASA KONSULTANSI PENGKAJIAN DAN/ATAU
PERENCANAAN
Konsultan pengkajian dan/atau perencanaan merupakan penyedia jasa yang melakukan konsepsi
program perencanaan atau persiapan perancangan selanjutnya, melalui analisis data dan informasi
dari pengguna jasa maupun pihak lain.
Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi Perencanaan dan
Pengkajian dalam penerapan SMKK adalah:
a. menyusun Rancangan Konseptual SMKK Pengkajian dan/atau Perencanaan dengan
mengidentifikasi dan memberikan rekomendasi Keselamatan Konstruksi dalam aspek lokasi,
lingkungan, sosio-ekonomi dan lingkungan; dan
b. menyusun Program Mutu sebagai bentuk penjaminan mutu pekerjaan pengkajian dan/atau
perencanaan
KONSULTANSI KONSTRUKSI PERANCANGAN
3 …. …. …. …. …. …. …. ….
Pimpinan Unit Keselamatan Konstruksi
ttd
………………………..
(Nama Lengkap)
FORMAT ISI RKK
PELAKSANAAN KONSTRUKSI
A..2
SATGAS
COVID 19
Pekerjaan Konstruksi yang memiliki Risiko Keselamatan Konstruksi besar harus menambahkan 1
(satu) orang tambahan Petugas Keselamatan Konstruksi dan/atau Petugas K3 Kontruksi untuk
setiap penambahan pekerja kelipatan 40 (empat puluh) orang
Lanjutan
PERBANDINGAN
personel RISIKO • Perbandingan jumlah personel
KESELAMATAN Keselamatan Konstruksi dengan
jumlah tenaga kerja konstruksi ➔
KONSTRUKSI 1:40
BESAR • Paling sedikit 1 Ahli K3 konstruksi
muda dan/atau Ahli Keselamatan
Konstruksi muda dengan
pengalaman paling singkat 3 tahun
dalam tiap Pekerjaan Konstruksi
Lengkap
tanda
tangan Lengkap
dan nama tanda
tangan
dan nama
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI KEBIJAKAN KESELAMATAN KONSTRUKSI
Kami berkomitmen untuk:
1. Menjalankan pakta komitmen Keselamatan Konstruksi yang telah ditandatangani
Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja oleh Pimpinan perusahaan.
2. Menjamin Keselamatan Konstruksi tenaga kerja, tamu, masyarakat sekitar di sekitar
dalam Keselamatan Konstruksi tempat kerja.
3. Melakukan perbaikan keberlanjutan terhadap sistem Manajemen dan Kinerja
Keselamatan Konstruksi guna meningkatkan budaya Keselamatan Konstruksi yang
baik di tempat kerja.
2. Lembar Kebijakan Keselamatan Konstruksi Untuk mencapainya, kami akan:
1. Membangun dan memelihara sistem manajemen Keselamatan Konstruksi, serta
sumber daya yang relevan.
Memuat Lembar Kebijakan 2. Membangun tempat kerja dan pekerjaan sesuai dengan peraturan
perundangundangan dan persyaratan lainnya terkait Keselamatan Konstruksi.
Keselamatan Konstruksi yang dibuat 3. Memberikan pendidikan ataupun pelatihan terkait Keselamatan Konstruksi kepada
tenaga kerja untuk meningkatkan kinerja Keselamatan Konstruksi perusahaan.
oleh Penyedia Jasa (tertulis, tertanggal Kebijakan Penghentian Pekerjaan Konstruksi
1. Dalam rangka menjaga lingkungan kerja pekerjaan konstruksi yang aman dan
dan ditandatangani) dan disahkan oleh berkeselamatan terhadap risiko bahaya cidera ringan, sedang dan berat pada
pekerja, kerusakan aset/properti, publik dan lingkungan, setiap personil berhak
Pengguna Jasa Kebijakan untuk memberhentikan pekerjaan apabila melihat perilaku tidak selamat atau
kondisi tidak aman dalam melakukan pekerjaan.
Keselamatan Konstruksi harus: 2. Pekerjaan Konstruksi yang telah diberhentikan karena perintah penghentian
pekerjaan tidak akan dilanjutkan sampai semua aspek keselamatan konstruksi
dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan.
a. Dikomunikasikan kepada seluruh 3. Pemimpin tertinggi Penyedia Jasa memberikan kewenangan kepada Pimpinan Unit
Keselamatan Konstruksi untuk melakukan verifikasi penghentian pekerjaan.
pemangku kepentingan (internal & 4. Perintah penghentian pekerjaan konstruksi harus diterapkan dengan itikad baik dan
bertanggungjawab.
eksternal) 5. Personil yang menyerukan perintah penghentian pekerjaan tidak boleh dan tidak
akan dikenai sanksi apabila setelah diverifikasi bahwa perintah penghentian
tersebut dianggap tidak perlu atau bahkan berdampak mengganggu kemajuan
b. Tersedia sebagai informasi pekerjaan.
6. Semua personil bertanggung jawab atas pencegahan kecelakaan.
terdokumentasi Tanda tangan
…[tempat], … [tanggal / bulan] …. [tahun]
[Nama Penyedia Jasa]
Tanda tangan
[tanda tangan],
pimpinan tertinggi
PPK [nama lengkap] Disahkan, di proyek (Kapro/
…[tempat], … [tanggal / bulan] …. [tahun]
[Nama Pengguna Jasa]
GS/Pimpro/..)
[tanda tangan], [nama
Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
Keparahan
Kekerapan 1 2 3 4 5
Keterangan
1 1 2 3 4 5 1-4 Tingkat risiko kecil
2 2 4 6 8 10 5-12 Tingkat risiko sedang
3 3 6 9 12 15 15-25 Tingkat risiko besar
4 4 8 12 16 20
5 5 10 15 20 25
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
Tabel 2-3 Contoh Format Sasaran Umum dan Program
B.2 Rencana Tindakan Keteknikan, Umum*
B.2 Manajemen, dan Tenaga Kerja (Sasaran Program
No Sasaran Umum
dan Program) Umum
A Kinerja Keselamatan Kerja
1.Sasaran Umum dan Program Umum - Severity Rate (SR) / Tingkat Keparahan = -
0
SR = Jumlah hari hilang x 1.000.000
Jumlah jam orang kerja tercapai
(Perhitungan SR mengikuti peraturan
D Kinerja Pengamanan
.......
*Format tabel dapat mengikuti contoh.
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Perencanaan Keselamatan Konstruksi
B.3 Standar dan Peraturan Perundang- Tabel 2-5 Contoh Format Standar dan Peraturan Perundang-undangan*
undangan Keselamatan Konstruksi Peraturan Perundangan Pasal sesuai dengan
Identifikasi peraturan perundangan dan No Pengendalian Risiko
& Persyaratan Lainnya Pengendalian Risiko
persyaratan lainnya yang harus 1 Penggunaan tenaga UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1 ayat (6)
kerja yang Tentang Keselamatan Kerja
dijalankan (hingga pasal atau klausul berkompeten
yang berhubungan langsung dengan 2 Kewajiban UU Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 86
program) diuraikan menurut identifikasi perusahaan Tentang Ketenagakerjaan
melindungi pekerja
bahaya, penilaian risiko dan peluang 3 Penggunaan tenaga UU Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 70
yang dituangkan dalam format dan kerja yang Tentang Jasa Konstruksi
contoh di bawah ini.. berkompeten
4 Standar Keamanan, UU Nomor 2 Tahun 2017 Pasal 59
Keterangan: Keselamatan, Tentang Jasa Konstruksi
Kolom peraturan persyaratan Kesehatan,
lainnya harus mengacu Keberlanjutan (K4)
PP
kepada kolom pengendalian
Permen
risiko pada IBPRP. SE
5 Dst ... Sesuai dengan peraturan Dst ...
perundangan dan persyaratan
lainnya terkait dengan
Keselamatan Konstruksi
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Dukungan Keselamatan Konstruksi
01 02
Peralatan Material
Sertifikat Kompetensi
No Jabatan Nama Personil Pendidikan Pengalaman
Kerja
Bulan Ke-
No Kegiatan PIC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Inspeksi Keselamatan
Konstruksi
2 Patroli Keselamatan
Konstruksi
3 Audit internal
FORMAT ISI RKK PELAKSANAAN KONSTRUKSI
Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi
E.3
Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi
❖ Memuat format tindakan
perbaikan untuk pelaksanaan
pekerjaan konstruksi pada
kontrak tahun jamak.