Anda di halaman 1dari 6

Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0

Serang, 25 November 2017

Analisis Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Menggunakan Metode Hazard


Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARC)
Fazri Ramadhan
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Serang Raya
Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten
E-mail: fazrir46@gmail.com

ABSTRAKS
Potensi kecelakaan kerja dapat terjadi pada setiap aktivitas pekerjaan. Kecelakaan kerja dapat diakibatkan oleh
mesin-mesin maupun faktor kelalaian pekerja. Pada divisi marking cutting suatu perusahaan diketemukan 30
kasus kecelakaan kerja pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kecelakaan
kerja yang terjadi sehingga dapat dilakukan pencegahannya. Dalam penelitian ini upaya untuk pencegahan
terjadinya kecelakaan kerja akan dilakukan menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and
Risk Control (HIRARC), dengan melakukan identifikasi bahaya (hazard identification) penilaian risiko (risk
assessment) dan pengendalian risiko (risk control). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 15 potensi bahaya
kecelakaan kerja yang ada di section marking cutting. Kemudian untuk risk level pada penilian risiko terdapat 4
kategori risiko, yaitu risiko ekstrim, tinggi, sedang, dan rendah. Terdapat 2 proses pekerjaan yang dikategorikan
sebagai risiko ekstrim, sedangkan risiko tinggi dan risiko sedang masing-masing terdapat 6 proses pekerjaan,
dan hanya 1 proses pekerjaan yang masuk kategori risiko rendah. Sedangkan pengendalian risikonya
menggunakan metode hirarki pengendalian (hirarchy of control), yaitu: eliminasi, substitusi, rekayasa
(engineering), administrative, dan APD.

Kata Kunci: APD, HIRARC, Kesehatan, Keselamatan Kerja, Risiko

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kecelakaan kerja adalah sesuatu yang tidak
terencana, tidak terkontrol, dan sesuatu hal yang
tidak diperkirakan sebelumnya sehingga
mengganggu efektivitas kerja seseorang. Penyebab
kecelakaan kerja dibagi menjadi lima, yaitu faktor
man, tool / machine, material, method, environment,
bahan baku, dan faktor lingkungan. (Wijaya,
Panjaitan, Palit, 2015).
Sebuah perusahaan yang yang bergerak
dalam bidang pembuatan pressure vessel, heat
exchanger, tower, storage tank, dan boiler, telah
menyadari pentingnya pembinaan Kesehatan dan Gambar 1. Data Kecelakaan Kerja
Keselamatan Kerja (K3) untuk mencapai tujuan
manajemen yaitu “zero accident”. Pembinaan Metode Hazard Identification Risk
dilakukan untuk memastikan pekerjaan bisa safety Assessment and Risk Control (HIRARC) merupakan
bagi pekerjanya. rangkaian proses identifikasi bahaya dalam aktivitas
Dalam kegiatan sehari-hari diketemukan rutin dan non rutin. HIRARC adalah usaha
potensi sumber bahaya mudah dijumpai dalam pencegahan dan pengurangan potensi terjadinya
lingkungan perusahaan, salah satunya di bagian kecelakaan kerja, menghindari dan meminimalkan
Marking Cutting. Selama periode 2015-2016 risiko yang terjadi secara tepat dengan cara
diketemukan beberapa kecelakaan kerja yang tiap menghindari dan meminimalkan risiko terjadinya
bulan hampir selalu ada. Hal ini menunjukkan kecelakaan kerja serat pengendaliannya dalam
tinnginya potensi kecelakaan dalam aktivitas rangka melakukan proses kegiatan sehingga
pekerjaan. Jenis kecelakaan yang ada seperti yang prosesnya menjadi aman. Identifikasi bahaya,
terjadi di mesin pemotongan plat seperti mesin IK penilaian risiko dan pengendaliannya merupakan
1500, Beaver, Plasma Stainless Cutting, Manual bagian sistem manajemen risiko yang merupakan
Crane, dan mesin Gouging yang menyebabkan dasar dari Sistem Manajemen Kesehatan dan
kecelakaan kerja seperti terkena percikan api atau Keselamatan Kerja (SMK3), yang terdiri dari
terkena plat panas setelah proses pemotongan. identifikasi bahaya (hazard identification), penilaian
risiko (risk assessment) dan pengendalian risiko
164
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

(risk control). (Supriyadi, Nalhadi, & Rizaal, 2015). kecelakaan tersebut. Nilai dari Likelihood dan
Dengan melihat adanya potensi bahaya serta Severity akan digunakan untuk menentukan Risk
banyaknya angka kecelakaan kerja yang ada di Rating atau Risk Level. (Wijaya, Panjaitan, Palit,
section Marking Cutting dirasa perlu untuk 2015). Berikut ini merupakan tabel consequence,
melakukan analisis potensi bahaya, penilaian risiko, table likelihood dan risk matrix menurut standar
dan pengendalian risiko dengan metode Hazard AS/NZS 4360:1999:
Identification Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC) yang bertujuan untuk mengetahui bahaya Tabel 1. Kriteria Consequence
apa saja yang ada di section Marking Cutting,
mengetahui penilaian risiko kecelakaan kerja, dan
melakukan pengendalian risiko kecelakaan kerja Level Kriteria Penjelasan
untuk merekomendasikan perbaikan kepada
manajemen perusahaan. Tidak terjadi cidera,
1 Insignification
kerugian finansial kecil
1.2 Tinjauan Pustaka
Menurut International Labour Organization P3K, penanganan di
(ILO) (1998) Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Minor tempat, dan kerugian
(K3) adalah suatu promosi, perlindungan dan finansial sedang
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi
Memerlukan perawatan
tingginya mencakup aspek fisik, mental, dan social
medis, penanganan
untuk kesejahteraan seluruh pekerja di semua tempat
3 Moderate ditempat dengan
kerja. Pelaksanaan K3 merupakan bentuk penciptaan
bantuan pihak luar,
tempat kerja yang aman, bebas dari pencemaran
kerugian finansial besar
lingkungan sehingga mampu mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. salah Cidera berat, kehilangan
satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja kemampuan produksi,
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran 4 Major penanganan luar area
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau tanpa efek negative,
bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerugian finansial besar
kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kematian, keracunan
Hazard Identification Risk Assessment and hingga ke luar area
Risk Control (HIRARC) merupakan sebuah metode 5 Catastrophic
dengan efek gangguan,
dalam mencegah atau meminimalisir kecelakaan kerugian finansial besar
kerja. HIRARC merupakan metode yang dimulai
dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudain
diidentifikasi sumber bahayanya sehingga di
dapatkan risikonya. kemudian akan dilakukan Tabel 2. Kriteria Likelihood
penilaian resiko dan pengendalian risiko untuk
mengurangi paparan bahaya yang terdapat pada
Level Kriteria Penjelasan
setiap jenis pekerjaan. (Purnama, 2015).
Menurut AS/NZS 4360:1999, risiko (risk)
Almost Terjadi hampir disemua
adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan 1
mempunyai dampak terhadap sasaran, diukur Certain keadaan
dengan hokum sebab akibat. Risiko diukur Sangat mungkin terjadi
berdasarkan nilai likelihood dan consequence. 2 Likely hampir disemua
Penilaian risko (Risk Assessment) adalah keadaan
proses penilaian yang digunakan untuk
mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat terjadi. Dapat terjadi sewaktu-
Tujuan dari risk assessment adalah memastikan 3 Possible
waktu.
kontrol risiko dari proses, operasi atau aktifitas yang
dilakukan berada pada tingkat yang dapat diterima.
Penilaian dalam risk assessment yaitu Likelihood (L) Kemungkinan terjadi
4 Unlikely
dan Severity (S) atau Consequence (C). Likelihood jarang
menunjukkan seberapa mungkin kecelakaan itu Hanya dapat terjadi
terjadi, sedangkan Severity atau Consequence 5 Rare
pada keadaan tertentu
menunjukkan seberapa parah dampak dari
165
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

Tabel 3. Risk Matrix


d. Administrasi
Dalam upaya sacara administrasi difokuskan
pada penggunaan prosedur seperti SOP
(Standard Operating Procedure) sebagai
langkah mengurangi tingkat risiko.
e. Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri merupakan langkah
terakhir yang dilakukan yang berfungsi untuk
mengurangi keparahan akibat dari bahaya
yang ditimbulkan.
Diagram sebab-akibat atau sering disebut
Pengendalian risiko (Risk Control) adalah diagram tulang ikan (fishbone) adalah suatu diagram
cara untuk mengatasi potensi bahaya yang terdapat yang menujukan hubungan antara sebab-akibat. Dari
dalam dalam lingkungan kerja. Potensi bahaya diagram sebab akibat ini akan diketahui faktor-
tersebut dapat dikendalikan dengan menentukan faktor penyebab terjadinya suatu masalah. Metode
suatu skala prioritas terlebih dahulu yang kemudian ini dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa pada tahun
dapat membantu dalam prioritas terlebih dahulu 1963. Ada 5 faktor yang berpengaruh yang perlu
yang kemudian dapat membantu dalam pemilihan diperhatikan , yaitu:
pengendalian resiko yang disebut hirarki a. Manusia (Man).
pengendalian resiko. (Wijaya, Panjaitan, Palit, b. Mesin atau Alat (Machine).
2015). Pengendalian risiko dapat mengikuti c. Metode (Method).
Pendekatan Hirarki Pengendalian (Hirarchy of d. Material atau bahan (Material).
Control). Hirarki pengedalian resiko adalah suatu e. Lingkungan (Environment).
urutan-urutan dalam pencegahan dan pengendalian
resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari 1.3 Metode Penelitian
beberapa tingkatan secara berurutan (Tarwaka,
2008). Tabel 4. Flow Chart Penelitian
Hirarki atau metode yang dilakukan untuk
mengendalikan risiko antara lain:
Mulai
a. Eliminasi (Elimination)
Eliminasi dapat didefinisikan sebagai upaya
menghilangkan bahaya. Eliminasi merupakan Studi Lapangan Studi Literatur
langkah ideal yang dapat dilakukan dan harus
Perumusan Masalah
menjadi pilihan utama dalam melakukan
pengendalian risiko bahaya. Hal ini berarti
Tujuan Penelitian
eliminasi dilakukan dengan upaya
mengentikan peralatan atau sumber yang Pengumpulan Data
dapat menimblkan bahaya. 1. Data kecelakaan kerja tahun 2015-2016
b. Substitusi (Substitution) 2. Langkah-langkah proses pekerjaan
Substitusi didefinisikan sebagai penggantian
bahan yang berbahaya dengan bahan yang Pengolahan Data
lebih aman. Prinsip pengendalian ini adalah 1. Identifikasi bahaya
menggantikan sumber risiko dengan sarana 2. Analisis risiko
atau peralatan lain yang lebih aman atau lebih 3. Analisis pengendalian risiko
rendah tingkat resikonya.
Analisa dan
c. Rekayasa (Engineering) Pembahasan
Rekayasa / Engineering merupakan upaya
menurunkan tingkat risiko dengan mengubah
desain tempat kerja, mesin, peralatan atau Kesimpulan

proses kerja menjadi lebih aman. Ciri khas


dalam tahap ini adalah melinatkan pemikiran
Selesai
yang lebih mendalam bagaimana membuat
lokasi kerja yang memodifikasi peralatan,
melakukan kombinasi kegiatan, perubahan Pada analisis pengumpulan data yang
prosedur, dan mengurangi frekuansi dalam dilakukan pada penelitian ini, yaitu data kecelakaan
melakukan kegiatan berbahaya. kerja tahun 2015-2016 dan melakukan pengamatan
166
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

langsung langkah-langkah proses pekerjaan yang dan keparahan yang dapat ditimbulkan (severity).
ada di section Marking Cutting. Berikut ini adalah contoh hasil dari penilaian risiko
2. PEMBAHASAN dapat dilihat pada Tabel 5.
Pengolahan data yang dilakukan pada Tabel 5. Penilaian Risiko
penelitian ini, yaitu identifikasi bahaya (hazard
identification), penilaian risiko (risk assessment), Identifikasi Risk
No. Proses Risiko L C S
dan pengendalian risiko (risk control). Adapun Bahaya Level
usulan perbaikan untuk manajemen perusahaan, Mata terkena gram,
Gram serta
yaitu menggunakan metode diagram tulang ikan mata terkena
Aktivitas percikan api,
(fishbone diagram). 1 percikan api, dan 4 4 16 Ekstrim
Pemotongan asap dari proses
gangguan pada
pemotongan
2.1 Identifikasi Bahaya (Hazard Identification) saluran pernafasan
Identifikasi bahaya merupakan upaya Membersihkan Tangan melepuh
sistematis yang dilakukan untuk mengetahui potensi 2 material yang telah Material panas atau luka bakar 3 2 6 Sedang
bahaya dalam aktivitas pekerjaan. Potensi bahaya dipotong ringan
yang dapat diidentifikasi berguna untuk
Mengecek kembali Tangan melepuh
meningkatkan kehati-hatian dalam melakukan suatu
3 material yang telah Material panas atau luka bakar 3 2 6 Sedang
pekerjaan, waspada serta melakukan langkah-
dipotong ringan
langkah pengamanan agar tidak terjadi kecelakaan..
Adapun proses pekeraan yang ada di section Memindahkan
Marking Cutting terdiri dari proses marking dan material yang telah Tertimpa material
proses pemotongan atau cutting. Berikut ini adalah 4 dipotong untuk Material terjatuh yang jatuh ketika 3 3 9 Tinggi
contoh hasil dari pengamatan langsung identifikasi memasuki proses diangkat
bahaya dapat dilihat pada Tabel 4. selanjutnya
Membersihkan dan
Tabel 4. Proses Pekerjaan, Identifikasi Bahaya merapikan area
Area kerja Gangguan pada
dan Risiko 5 kerja setelah 3 2 6 Sedang
berdebu saluran pernafasan
melakukan proses
Tahapan Proses Identifikasi pemotongan
No. Risiko
Pekerjaan Bahaya
Gram serta Terdapat 15 proses pekerjaan yang
Mata terkena gram, mengakibatkan kecelakaan kerja. Nilai risiko yang
percikan api, asap
1 Aktifitas Pemotongan percikan api, dan terdapat dalam risiko ekstrim sebanyak 7%, risiko
dari proses
gangguan pernafasan tinggi sebanyak 46%, risiko sedang sebanyak 40%,
pemotongan
dan risiko rendah sebanyak 7%. Adapun persentase
Membersihkan material Tangan melepuh atau penilaian risiko menggunakan diagram pie dapat
2 Material panas dilihat pada Gambar 2.
yang telah dipotong luka bakar ringan

Mengecek kembali
Tangan melepuh atau
3 material yang telah Material panas
luka bakar ringan
dipotong
Memindahkan material Material terjatuh Anggota tubuh
yang telah dipotong saat diangkat terjepit, terbentur dan
4
untuk memasuki proses menggunakan tertimpa material yang
selanjutnya crane terjatuh
Membersihkan dan
merapikan area kerja Area kerja Gangguan pada
5
setelah melakukan berdebu saluran pernafasan
proses pemotongan

Gambar 2. Diagram Pie Hasil Penilaian Risiko


2.2 Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Penilaian risiko mempunyai tujuan untuk
2.3 Pengendalian Risiko (Risk Control)
mengidentifikasi nilai potensi risiko (risk level)
Pengendalian risiko (risk control) dilakukan
kecelakaan kerja. Penentuan tingkat risiko ini
terhadap seluruh bahaya yang ditemukan dalam
berdasarkan dari kemungkinan kejadian (likelihood)
proses identifikasi bahaya dan mempertimbangkan
167
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

peringkat risiko untuk menentukan prioritas dan cara setelah melakukan proses marking, mempersiapkan
pengendaliannya. Berikut ini adalah contoh hasil material yang akan dipotong, mepersiapkan mesin
dari pengendalian risiko dapat dilihat pada Tabel 6. dan kabel power, memasang selang LPG dan
oksigen ke mesin potong, menyalakan mesin potong
Tabel 6. Pengendalian Risiko dengan cara membuka tuas LPG dan oksigen,
aktifitas pemotongan, membersihkan material yang
Identifikasi Risk HIRARCHY telah dipotong, mengecek kembali material yang
No. Proses Risiko LC S RISK CONTROL
Bahaya Level OF CONTROL telah dipotong, memindahkan material yang telah
Mata terkena gram, Memodifikasi APD dipotong untuk memasuki proses selanjutnya, dan
Gram serta membersihkan dan merapikan area kerja setelah
mata terkena yang telah
Aktivitas percikan api, Rekayasa
1 percikan api, dan 4 4 16 Ekstrim digunakan tetapi melakukan proses pemotongan. Potensi bahaya
Pemotongan asap dari proses Engineering
gangguan pada tetap sesuai dengan (hazard) pada langkah-langkah kerja tersebut, yaitu:
pemotongan
saluran pernafasan SOP yang berlaku alat marking terjatuh, material terjatuh saat akan
Membersihkan Tangan melepuh Menggunakan
diangkat menggunakan crane, salah stamp, material
Alat Pelindung berdebu, area kerja berdebu, mesin terjatuh,
2 material yang telah Material panas atau luka bakar 3 2 6 Sedang APD sesuai dengan
Diri (APD) tersengat aliran listrik, selang LPG dan oksigen tidak
dipotong ringan SOP yang berlaku
pas, selang LPG dan oksigen bocor, gram serta
Mengecek kembali Tangan melepuh Menggunakan percikan api, asap dari proses pemotongan, dan
Alat Pelindung
3 material yang telah Material panas atau luka bakar 3 2 6 Sedang APD sesuai dengan material panas.
Diri (APD)
dipotong ringan SOP yang berlaku Berdasarkan penilaian risiko (risk
Memindahkan assessment) yang telah dilakukan oleh penulis
SOP cara didapatkan 4 kategori risk level, yaitu: risiko rendah
material yang telah Tertimpa material
pegangkatan (low risk), risiko sedang (medium risk), risiko tinggi
4 dipotong untuk Material terjatuh yang jatuh ketika 3 3 9 Tinggi Administrative
material yang baik (high risk), dan risiko ekstrim (extreme risk). Pada
memasuki proses diangkat
dan benar
selanjutnya risiko rendah (low risk), yaitu: kaki tertimpa tool box
Membersihkan dan yang jatuh. Untuk risiko rendah (medium risk),
merapikan area Menggunakan yaitu: tangan terkena hantaman palu, gangguan pada
Area kerja Gangguan pada Alat Pelindung saluran pernafasan, kerusakan pada selang LPG dan
5 kerja setelah 3 2 6 Sedang APD sesuai dengan
berdebu saluran pernafasan Diri (APD) oksigen, serta tangan melepuh atau luka bakar
melakukan proses SOP yang berlaku
pemotongan ringan. Sedangkan untuk risiko tinggi (high risk),
yaitu: anggota tubuh terjepit, terbentur dan tertimpa
Dalam pembahasan ini penilaian risiko material yang terjatuh, kaki tertimpa mesin, tubuh
ekstrim (extreme risk) yang akan diambil, yaitu menjadi lemas, dan kebakaran di area kerja. Terakhir
aktifitas pemotongan di section Marking Cutting. untuk risiko ekstrim (extreme risk) yang ada di
Dimana nilai kemungkinannya (likelihood) adalah 4 Section Marking Cutting, yaitu: mata terkena gram
dan nilai keparahannya (severity) adalah 4 dengan dan mata terkena percikan api pada saat aktifitas
skor 16 dapat mengakibatkan mata terkena gram dan pemotongan (cutting).
gangguan saluran pernapasan dengan Pengendalian risiko (risk control)
pengendaliannya adalah memodifikasi APD yang menggunakan hirarki pengendalian (hirarchy of
telah digunakan tetapi tetap sesuai dengan SOP yang control). Dimana pada langkah kerja
berlaku, seperti: memodifikasi kacamata dengan mempersiapkan alat marking, aktifitas marking, dan
menggunakan tali yang diikat kebagian leher menyalakan mesin potong dengan cara membuka
belakang agar tidak jatuh pada saat melakukan tuas LPG dan oksigen, hirarki pengendalian
proses pemotongan atau tidak jatuh pada saat tubuh risikonya menggunakan hirarki subtitusi. Kemudian
pekerja mengeluarkan keringat, karena kacamata pada langkah kerja mempersiapkan material yang
sangat penting bagi pekerja pada saat melakukan akan di marking, memindahkan material yang telah
proses pemotongan. Hirarki pengendalian risikonya di marking untuk memasuki proses pemotongan
menggunakan hirarki rekayasa (engineering). (cutting), mempersiapkan material yang akan
dipotong, memasang selang LPG dan oksigen ke
mesin potong, dan memindahkan material yang telah
3. KESIMPULAN
dipotong untuk memasuki proses selanjutnya, hirarki
Di Section Marking Cutting terdapat 15
pengendalian risikonya menggunakan hirarki
langkah-langkah kerja, yaitu: mempersiapkan alat
administrative. Untuk aktifitas pemotongan hirarki
marking, mempersiapkan material yang akan di
pengendalian risikonya menggunakan hirarki
marking, Aktifitas marking, membersihkan material
rekayasa (engineering). Sedangkan pada langkah
yang telah di marking, memindahkan material yang
kerja membersihkan material yang telah di marking,
telah di marking untuk memasuki proses
membersihkan area kerja setelah melakukan proses
pemotongan (cutting), membersihkan area kerja
168
Seminar Nasional Riset Terapan 2017 | SENASSET 2017 ISSN: 978-602-73672-1-0
Serang, 25 November 2017

marking, mempersiapkan mesin dan kabel power,


membersihkan material yang telah dipotong,
mengecek kembali material yang telah dipotong
hirarki pengendaliannya risikonya menggunakan
hirarki Alat Pelindung Diri (APD).

PUSTAKA
International Labour Organization. 1998.
Programme on Safety and Health at Work and
the Environment (Safe Work).
(http://www.ilo.org. diakses 15 Desember 2016).
Purnama, D.S. 2015. Analisa Penerapan Metode
HIRARC (Hazard Identification Risk Assessment
and Risk Control) dan HAZOPS (Hazard and
Operability Study) dalam Kegiatan Identifikasi
Potensi Bahaya dan Risiko Pada Proses
Unloading Unit di PT. Toyota Astra Motor.
Jurnal Pasti. Vol. 9. No. (3). pp. 311-319.
Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Risiko
Dalam Perspektif K3. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Supriyadi, S., Nalhadi, A., & Rizaal, A. 2015
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko K3
pada Tindakan Perawatan & Perbaikan
Menggunakan Metode HIRARC (Hazard
Identification and Risk Assessment Risk Control)
pada PT. X. Seminar Nasional Riset Terapan.
pp. 281-286.
Standard Australia License. 1999. AS/NZS
4360:1999. Risk Management in Security Risk
Analysis. Brisbane: ISMCPI.
Wijaya, A., Panjaitan, W.S. & Palit, H.C. 2015.
Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dengan Metode HIRARC pada PT. Charoen
Pokphand Indonesia. Jurnal Tirta. Vol. 3. No.
(1). pp. 29-34.

169

Anda mungkin juga menyukai