Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

POSISI STATIS YANG MENGGANGGU KESEHATAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK V

INTAN FAUZI

MELINDA ROSE

MAWARDAH ABDULLAH

ASLINDA DESTRIANA

TRI YANOVA

AKADEMI ANALIS KESEHATAN

PUTRA JAYA BATAM

2018

BAB I
PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang


      Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, sehingga peralatan sudah
menjadi kebutuhan pokok pada lapangan pekerjaan.Artinya peralatan dan
teknologi merupakan salah satu penunjang yang penting dalam upaya
meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu,akan
terjadi dampak negatifnya bila kita kurang waspada menghadapi bahaya
potensial yang mungkin akan timbul. Hal ini tentunya dapat di cegah dengan
adanya antisipasi berbagai resiko. Antara lin kemungkinan terjadinya penyakit
akibat kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan kecelakaan
akibat kerja yang dapat menyebkan kecacataan dan kematian. Antisipasi ini
harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja,
proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan
ergonomic.
      Dalam dunia kerja terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang
ketenagakerjaan yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-
ketentuan pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan.
Ergonomic yang bersasaran akhir efisiensi dan keserasian kerja memiliki arti
penting bagi tenaga kerja, baik sebagai subyek maupun obyek.  Akan tetapi
sering kali suatu tempat kerja mengesampingkan aspek ergonomic bagi para
pekerjanya, hal ini tentunya sangat merugikan para pekerja itu sendiri.
      Pada umumnya ergonomic belum diterapkan secara merata pada sector
kegiatan ekonomi. Gagasannya telah lama disebarluaskan sebagai unsure
hygiene perusahaan dan kesehatan kerja (hiperkes), tetapi sampai saat ini
kegiatan-kegiatan baru sampai pada taraf pengenalan oleh khususnya pada
pihak yang bersangkutan, sedangkan penerapannya baru pada tingkat
perintisan. Fungsi pembinaan ergonomic secara teknis merupakan tugas
pemerintah. Pusat Bina Hiperkes dan Keselamatan Kerja memiliki fungsi
pembinaan ini melalui pembinaan keahlian dan pengembangan penerapannya.
1.2 Tujuan
1.      Untuk mengetahui definisi dari Ergonomi
2.      Untuk mengetahui tujuan, manfaat dan ruang lingkup ergonomi.
3.      Untuk mengetahui metode-metode ergonomi.
4.      Untuk mengetahui masalah ditempat kerja.
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan mengangkat dan


mengangkut sudah menjadi suatu kegiatan yang tak terpisahkan pada diri
manusia. Dalam dunia kerja, kegiatan angkat dan angkut merupakan
suatu hal pokok atau bisa disebut esensial, karena hampir di setiap
pekerjaan dijumpai kegiatan angkat angkut. Kegiatan angkat angkut
biasanya dijumpai di perkebunan, pertambangan, perindustrian,
pelabuhan, di pasar, bahkan di kantor pemerintahan maupun swasta.

Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika tidak dilakukan


dengan benar dan hati-hati dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan
kerja maupun penyakit akibat kerja. Oleh sebab itu maka teknik
mengangkat dan mengangkut yang benar serta alat mengangkat dan
mengangkut yang ergonomis sangat diperlukan untuk mewujudkan
efektivitas dan efisiensi kerja. Kegiatan mengangkat dan mengangkut
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu :

1. Beban yang diperkenankan, jarak angkut dan intensitas pembebanan.

2. Kondisi lingkungan kerja yaitu keadaan medan yang licin, kasar, naik
turun, dll.

3. Ketrampilan bekerja.

4. Peralatan kerja.

5. Ukuran beban yang akan diangkut.

6. Metode mengangkut yang benar.


2.2 Potensi Kecelakaan Kerja Dalam Cara Mengangkat dan Mengangkut
yang benar

Disamping itu, jenis kelamin seseorang juga dapat mempengaruhi


kegiatan mengangkat dan mengangkut. Cara mengangkat dan mengangkut yang
baik harus memenuhi 2 prinsip kinetis, yaitu :

1. Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang kuat dan sebanyak
mungkin otot tulang yang lemah dibebaskan dari pembebanan.

2. Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk mengawali gerakan.

Untuk menerapkan kedua prinsip kinetis itu setiap kegiatan mengangkat


dan mengangkut harus dilakukan sebagai berikut :

1. Pegangan harus tepat. Memegang diusahakan dengan tangan penuh dan


memegang dengan hanya beberapa jari yang dapat menyebabkan
ketegangan statis lokal pada jari tersebut harus dihindarkan.

2. Lengan harus sedekat-dekatnya pada badan dan dalam posisi lurus. Fleksi
pada lengan untuk mengangkut dan mengangkat menyebabkan ketegangan
otot statis yang melelahkan.

3. Punggung harus diluruskan.

4. Dagu ditarik segera setelah kepala bisa ditegakkan lagi seperti pada
permulaan gerakan. Dengan posisi kepala dan dagu yang tepat, seluruh
tulang belakang diluruskan.

5. Posisi kaki dibuat sedemikian rupa sehingga mampu untuk mengimbangi


momentum yang terjadi dalam posisi mengangkat. Satu kaki ditempatkan ke
arah jurusan gerakan yang dituju, kaki kedua ditempatkan sedemikian rupa
sehingga membantu mendorong tubuh pada gerakan pertama.

6. Berat badan dimanfaatkan untuk menarik dan mendorong, serta gaya untuk
gerakan dan perimbangan.
7. Beban diusahakan berada sedekat mungkin terhadap garis vertikal yang
melalui pusat gravitasi tubuh.

Selain hal diatas dalam kegiatan mengangkat dan mengangkut juga


harus diperhatikan ketentuan berikut ini :

1. Semua barang/benda yang menghalangi pandangan mata sebaiknya


disingkirkan terlebih dahulu, sebelum pekerjaan mengangkat dan
mengangkut dilakukan.

2. Tinggi maksimum tempat pemegang dari lantai tidak lebih dari 35 cm.

3. Jika suatu beban harus diangkut dari permukaan lantai dianjurkan agar
menggunakan agar menggunakan alat mekanis (katrol).

4. Beban yang akan diangkut harus berada sedekat mungkin dengan tubuh.

5. Punggung harus lurus agar bahaya kerusakan terhadap diskus dapat


dihindarkan.

6. Mula-mula lutut harus bengkok dan tubuh harus berada pada sikap dengan
punggung lurus.

Pada kegiatan mengangkat dan mengangkut, dianjurkan agar beban


sedekat mungkin pada garis vertikal gravitasi tubuh. Dengan begitu, upaya yang
bersifat mengimbangi berkurang dan dihindari aktivitas otot statis yang tidak
perlu. Dalam hubungan ini, mengangkut dengan pemakaian gendongan sangat
cocok. Adapun pekerjaan mengangkut dengan beban di atas punggung kurang
menguntungkan, oleh karena beberapa otot perut menjadi berkontraksi statis.
Aktivitas yang dapat menimbulkan Hazard (efek samping negatif) :

1. Mengangkat beban berat di kantor/perusahaan.

2. Mengangkat pasien di Rumah Sakit.

3. Menyebar benih tanaman.


4. Mengoperasikan peralatan di industri, dll

Untuk efisiensi dan kenyamanan kerja yang sebesar-besarnya,


hendaknya dihindari sejauh mungkin bahwa manusia dipergunakan sebagai
“alat” untuk kegiatan mengangkut dan mengangkat. Faktor resiko yang
berpengaruh dalam pemindahan material yaitu :

1. Berat beban yang harus diangkat dan perbandingannya terhadap berat badan
operator.

2. Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.

3. Ukuran beban yang harus diangkat (berukuran besar) memiliki pusat massa
(centre of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator. Selain itu juga
menghalangi pandangan (vision) operator.

4. Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban


(mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pinggang).

5. Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas angkat
beban.

6. Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Untuk mengantsipasi


beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.

7. Stabilitas beban yang akan diangkat.

8. Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja.

9. Berbagai macam rintangan yang menghalangi ataupun keterbatasan postur


tubuh yang berada pada suatu tempat kerja.

10. Kondisi kerja, meliputi: pencahayaan, temperatur, kebisingan, kelicinan lantai.

11. Frekuensi angkat, yaitu banyaknya aktivitas angkat.


12. Tidak terkoordinasinya kelompok kerja (lifting team).

13. Diangkatnya suatu beban dalam suatu periode. Hal ini sama dengan
membawa beban pada jarak tertentu dan memberi tambahan beban pada
vertebral discus (VD) dan intervertebral discus (ID) pada vertebral column di
daerah punggung.

14. Metode angkat angkut yang benar (tidak boleh mengangkat dan mengangkut
beban secara tiba-tiba).

Bila alat kerja dari yang paling sederhana sampai pada yang paling rumit
tersedia, sebaiknya alat tersebut dipergunakan secara tepat. Tentu saja selalu
dipertimbangkan keseimbangan yang tepat diantara penggunaan peralatan kerja
dengan prinsip bahwa pekerjaan sebaiknya padat karya.

2.3 Pengendalian Kecelakaan Kerja Dalam Mengangkat dan mengangkut


yang benar

Cara kerja dimodifikasi, agar beban angkat dan angkut dikurangi seperti
halnya penggunaan roda pada barang yang diangkat dan diangkut, kereta
dorong, dll. Modernisasi telah memungkinkan perubahan tersebut. Penyelesaian
untuk pemindahan material secara teknis yaitu :

1. Pindahkan beban yang berat dari mesin ke mesin yang telah dirancang
dengan menggunakan roller (ban berjalan).

2. Gunakan meja yang dapat digerakkan naik turun untuk menjaga agar bagian
permukaan meja kerja dapat langsung dipakai untuk memasukkan lembaran
logam atau benda kerja lainnya ke dalam mesin.

3. Tempatkan benda kerja yang besar pada permukaan yang lebih tinggi dan
turunkan dengan bantuan gaya gravitasi.

4. Berikan peralatan yang dapat mengangkat, misalnya: pada ujung belakang


truk untuk memudahkan pengangkatan material.
5. Bila beban terlalu berat gunakan alat bantu angkat (misalnya: crane).

6. Rancanglah overhead monorail, diutamakan menggunakan power (tenaga),


baik untuk gerakan vertikal ataupun horizontal.

7. Desainlah kotak (tempat benda kerja) dengan disertai handel yang ergonomis
sehingga mudah pada waktu mengangkat.

8. Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin memudahkan metodologi angkat


benda pada ketinggian permukaan pinggang.

9. Berilah tanda atau angka pada beban sesuai dengan beratnya.

10. Siapkan trolley dan pengungkit (lever) untuk mengangkat ujung dari drum
(dengan volume 200 liter).

11. Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan material yang mengganggu
jalur (acces) dari operator.

12. Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat membuat licin sehingga akan
membahayakan operator pada saat perjalanan memindahkan material.

13. Buatlah suatu ruang kerja yang cukup untuk gerakan dinamis bebas pada
operator.

14. Tempatkan semua material sedekat mungkin terhadap operator.

Pekerjaan mengangkat dan mengangkut jika dilakukan dengan salah


dapat menyebabkan resiko terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
semakin tinggi. Bagian tubuh yang paling paling beresiko terkena dampak dari
cara mengangkat dan mengangkut yang benar yaitu tulang belakang. Hal ini
tentu sangat berbahaya karena pada tulang belakang terdapat susunan syaraf
yang menghubungkan syaraf sensorik dan motorik dengan pengatur syaraf pusat
atau otak. Disamping itu juga terdapat resiko lain yang dapat terjadi jika proses
mengangkat dan mengangkut dilakukan dengan salah. Adapun contoh
kerusakan tulang belakang akibat teknik mengangkat dan mengangkut beban
yang terlalu berat antara lain :

1. Over Exertion Lifting and Carrying yaitu kerusakan jaringan, tubuh yang
diakibatkan oleh beban angkut yang berlebihan.

2. HNP (Hernia Nucleus Pulposus) yaitu robeknya bagian dalam dari lempeng
menonjol keluar serta mungkin menekan saraf-saraf disekitarnya akibat
beban angkut berlebih dan pembebanan tiba-tiba.

3. Back Injury yaitu timbulnya nyeri pada punggung, biasanya sikap kerja atau
mengangkat yang tidak benar dipengaruhi oleh arah beban yang diangkat.
BAB III

HASIL

3.1 Cara mengangkat dan mengangkut

a. Mengangkat dan mengangkut beban balok dengan pegangan.

1. Tubuh posisi jongkok, salah satu kaki yang terkuat diletakkan didepan
sebagai tumpuan dan sikap punggung diusahakan tegak atau sebesar
60°.

2. Tangan mengangkat beban dengan sikap punggung tetap tegak dan


meletakkannya pada paha kaki yang terkuat. Pastikan pegangan tangan
sudah kuat dan nyaman.

3. Berdiri dengan bertumpu pada kaki yang terkuat, beban diangkat hati-
hati dengan sikap punggung masih tegak sampai dengan berdiri
sempurna.

4. Saat berjalan, beban harus berada sedekat mungkin dengan tubuh


dengan posisi tangan disesuaikan dengan kenyamanan saat berjalan.

5. Saat akan meletakkan beban kembali dilakukan seperti cara


mengangkat beban tetapi dengan urutan terbalik.

b. Mengangkat dan mengangkut beban tanpa pegangan

1. Tubuh posisi jongkok dengan kaki yang terkuat di depan dan sikap
punggung diusahakan tegak.

2. Kedua tangan kedua ujung beban bagian atas, lalu beban dimiringkan
ke kiri dan tangan kanan turun ke bawah memegang ujung kanan bawah
beban.

3. Beban didorong ke belakang pada kaki yang terkuat, kemudian tangan


kiri turun ke bawah memegang ujung kiri bawah.
4. Beban kemudian diletakkan pada paha yang terkuat, gunanya sebagai
persiapan untuk berdiri, atau boleh langsung diangkat jika mampu.

5. Kemudian berdiri dengan hati-hati kemudian berjalan, usahakan beban


tidak melebihi atau menghalangi pandangan mata.posisikan tangan
senyaman mungkin.

6. Saat akan meletakkan beban kembali seperti cara mengangkat beban


dengan urutan terbalik.

c. Mengangkat dan mengangkut papan

1. Tubuh posisi jongkok dengan kaki yang terkuat di depan dan sikap
punggung diusahakan tegak.

2. Kedua tangan mengangkat beban, lalu beban dimiringkan ke kiri dan


tangan kanan turun ke bawah memegang ujung kanan bawah beban.

3. Kemudian letakkan beban pada paha kaki yang terkuat dan tangan kiri
masih memegang beban yang atas dengan sikap punggung masih tetap
tegak.

4. Berdiri dengan hati-hati dengan posisi tangan yang nyaman untuk


berjalan. Kemudian berjalan dengan posisi miring agar dapat melihat
jalan yang akan dilalui.

5. Saat akan meletakkan beban kembali seperti cara mengangkat beban


dengan urutan terbalik.

d. Mengangkat dan mengangkut beban di meja.

1. Mengatur posisi beban yang akan diangkat pada meja sehingga


memudahkan ketika akan mengangkat.

2. Tubuh dengan posisi jongkok dengan salah satu kaki yang terkuat di
depan sebagai tumpuan dan usahakan punggung dalam posisi tegak.
3. Tangan kanan memegang bagian bawah beban dan tangan kiri
memeganga bagian atas beban.

4. Letakkan beban pada bahu yang terkuat dan menyandarkannya pada


kepala, hindarkan bagian sudut yang lancip agar tidak terkena kepala,
kemudian berdiri dengan hati-hati dan berjalan.

5. Saat akan meletakkan beban kembali seperti cara mengangkat beban


dengan urutan terbalik.

e. Mengangkat beban karung :

1. Perhatikan posisi dasar badan sebelum mengangkat, dan cara


memegang kedua sudut karung.

2. Badan dan karung dirapatkan agar tangan kanan dapat mendekap


karung dari bawah.

3. Kemudian tangan kiri digerakkan ke “pinggang” karung.

4. Lutut diluruskan untuk mengangkat beban.

5. Kaki kiri melangkah ke arah tujuan.

6. Pengangkat membelakangi tempat meletakkan beban.

7. Saat akan meletakkan beban kembali, kaki kiri ditekuk perlahan-lahan,


kemudian badan dimiringkan ke kanan.

8. Bahu kanan direndahkan agar beban terlepas dengan selamat


3.2 Batasan Beban Angkat

a. Biomekanika
Biomekanika adalah studi mekanika mengenai tubuh manusia.
Tubuh terdiri dari rangka Staf pengajar program studi teknik industri
Universitas Tarumanagara yang membentuk tubuh dan berfungsi
menerima beban saat melakukan gerakan. Rangka terdiri dari tulang
rangka dan dihubungkan dengan tulang lainnya dengan perantaraan
sendi. Gerakan rangka terjadi akibat aktifitas otot rangka seperti gerakan
pada lengan, jari dsb. Pada aktifitas angkat angkut analisa yang sering
digunakan adalah besarnya beban yang dapat diberikan pada sendi
sambungan tulang belakang. Kriteria keselamatan ditentukan
berdasarkan beban tekan (compression load) pada intervertebral disc
antara lumbar nomor lima dan sacrum no satu. (L5 /S )
1). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada aktivitas
denganpostur tegak berlebihan (erect posture) atau ekstensi dapat
mengakibatkan beban lebihpada sambungan opophysial yaitu yang
berada diantara vertebral. Penelitian lain menunjukkan bahwa sekitar
65% kasus kerusakan pada lumbar akibat beban torsional. NIOSH
menetapkan batasan gaya angkat maksimum berdasarkan gaya tekan
6500 N pada L5 /S. Besaran ini sangat tergantung pada berat beban yang
diangkat, jarak anatara beban dengan tubuh, posisi tubuh dll. Berikut
gambar model sederhana aktivitas angkat.

3.3 Faktor yang Berpengaruh Terhadap Beban Angkat.


Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemindahan material
sebagai berikut:
1) Berat beban yang harus diangkat dan perbandingan denan berat
badan operator.
2) Jarak horizontal dari beban relatif terhadap operator.
3) Ukuran beban yang harus diangkat (beban yang berat akan memiliki
pusat masa (center of gravity) yang letaknya jauh dari badan operator, hal
tersebut juga akan menghalangi pandangan
4) Ketinggian beban yang harus diangkat dan jarak perpindahan beban.
Mengangkat beban dari permukaan lantai akan relatif lebih sulit dari pada
mengangkat beban dari ketinggian pada permukaan pingang.
5) Beban puntir (twisting load) pada badan operator selama aktivitas
akngkat beban.
6) Prediksi terhadap berat beban yang akan diangkat. Hal ini adalah
untuk mengantisipasi beban yang lebih berat dari yang diperkirakan.
7) Stabilitas beban yang diangkat
8) Kemudahan untuk dijangkau oleh pekerja
9) Kondisi kerja yang meliputi pencahayaan,temperatur, kebisingan dan
kelicianan lantai
10) Berbagai rintangan yang menghalangi dan keterbatasan postur yang
berada pada suatu tempat kerja.
11) Frekuensi angkat.
12) Metode angkat yang benar (tidak boleh mengangkat beban tiba-tiba)
13) Diangkatnya beban dalam periode trtentu. Hal ini adalah sama
dengan membawa beban pada jarak tertentu akan membrikan tambahan
beban pada ruas-ruas tulang belakang.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan dan Saran

Berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja meliputi


perbandingan cara kerja, dan perubahan posisi tubuh. Ini merupakan kesimpulan
yang diperoleh dari hasil analisa data serta mengemukakan saran yang
sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pekerja

Anda mungkin juga menyukai