PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kualitas atau mutu dipandang sebagai suatu derajat atau taraf pengukuran
yang biasanya digunakan untuk menyatakan baik atau buruknya suatu produk atau
jasa. Istilah ini sering digunakan dalam dunia sehari-hari, contohnya dalam bisnis,
keuangan, pelayanan kesehatan, dan banyak hal lainnya.
Peningkatan kualitas pelayanan adalah salah satu isu yang sangat krusial dalam
manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun sektor swasta. Hal ini terjadi
karena di satu sisi tuntunan masyarakat terhadap perbaikan kualitas pelayanan dari
tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan disisi lain, praktek
penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang berarti.
Keberhasilan pembangunan Kesehatan berperan penting dalam meningkatkan
mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. Untuk mencapai
keberhasilan dalam pembangunan bidang kesehatan tersebut diselenggarakan
berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang dan terpadu.
1.3 Tujuan
Urinalisis adalah suatu tes yang dilakukan pada urine pasien untuk tujuan
diagnosa infeksi saluran kemih, screening , dan evaluasi berbagai jenis penyakit
ginjal. Uranilisis juga merupakan tes untuk memantau perkembangan penyakit
ginjal, diabetes, dan tekanan darah ( hipertensi ) dan screening kesehatan secara
umum. Urinalisis adalah pemeriksaan urin diantaranya dengan
analisis kimia, makroskopis dan mikroskopis terhadap
urin. Uji urin rutin dilakukan pertama kali pada tahun 1821. Urinalisis berg
una
untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi traktus urinarius dan untuk
mendeteksi adanya penyakit metabolik yang tidak berhubungan dengan ginja
l. Berbagai uji urinalisis rutin dilakukan di tempat praktik pemberi layanan
kesehatan dan juga rumah sakit atau laboratorium swasta.
Urin yang normal jumlah rata – rata 1 – 2 liter sehari tetapi perbedaan
jumlah urin sesuai cairan yang dimasukkan, jika banyak mengkonsumsi prot
ein
maka akan diperlukan banyak cairan untuk melarutkan ureanya, sehingga uri
n yang dikeluarkan jumlahnya sedikit dan menjadi pekat.
Untuk mencapai hasil urinalisis rutin yang lebih baik, sebuah system control
kualitas yang menjamin akurasi dan presisi harus diimplementasikan. Langkah
pertama dalam langkah ini adalah standarisasi metode yang digunakan. Langkah
kedua adalah pengukuran kuantitatif, penentuan kuantitatif yang akurat upaya
yang harus dilakukan untuk mengukur pengamatan makroskopis (dipstik) dan
mikroskopis urin. Prinsip umum praktik laboratorium yang baik yang digunakan
di tempat lain di laboratorium klinis juga harus diterapkan di bagian urinalisis.
Peningkatan mutu ruang kerja harus cukup besar untuk menangani jumlah
spesimen yang diterima untuk dianalisis. Harus diberi penerangan yang cukup,
berventilasi, bersih, kebersihan harus dipelihara dengan menggunakan desinfektan
di atas meja setalah setiap sampel dianalisa diatas meja.
Tujuan quality control adalah untuk mengetahui apakah proses analisis yg
dugunakan sesuai dengan ketentuan yg ada, dilihat dari metode, alat analisis,
reagen yg digunakan.
B. Pengawet Urin
D. Kualitas Control
• Kontrol positif dan negatif tersedia untuk memeriksa sensitivitas sistem pereaksi
• Kontrol positif dan negatif harus dijalankan setiap hari dan saat membuka botol
baru dari stik atau tablet reagen
Lot 19918 (level 2) Lot 19918 (level 2) Lot 19918 (level 2) Lot 19918 (level 2)
17 sept 2017 18 sept 2017 19 sept 2017 20 sept 2017
a. Buatlah hasil QC diatas ke dalam table QC dan tuliskan nilai target dan
nilai parameter yang di dapat selama 20 hari
b. Sesuai dengan kriteria pemantapan mutu urinalisa, apakah QC level 2
sudah benar? Apakah ada penyimpangan? Jelaskan
c. Apa saran kita untuk hasil QC yang kita buat di atas?
1. Buatlah Hasi QC kedalam table QC dan tuliskan nilai targer dan nilai
parameter selama 20 hari
BELUM, ya karna dalam hasil table QC level 2 dengan lot no. 19918 diatas telah
bisa kita amati bahwa Nilai Parameter yang dikeluarkan pada Quality Control
tidak mencangkup didalam Nilai Target pada Level 2 itu sendiri. Berikut ini
rangkuman QC selama 20 Hari :
3.1 Kesimpulan
1. Urinalisis adalah suatu tes yang dilakukan pada urine pasien untuk
tujuan diagnosa infeksi saluran kemih, screening , dan evaluasi berbagai
jenis penyakit ginjal.
2. Untuk mencapai hasil urinalisis rutin yang lebih baik, sebuah system
control kualitas yang menjamin akurasi dan presisi harus
diimplementasikan. Langkah pertama dalam langkah ini adalah
standarisasi metode yang digunakan. Langkah kedua adalah pengukuran
kuantitatif, penentuan kuantitatif yang akurat.
3. Tata pelaksanaan keselamatan kerja sangat penting untuk dipelajari
yaitu untuk pencegahan infeksi terhadap petugas pasien dan pasien.
3.2 Saran
Seorang analis kesehatan hendaknya mampu menerapkan kompetensi
standart dan standart professional phlebotomy sehingga dalam
menjalankan tugas sebagai petugas kesehatan dapat memberikan
pelayanan yang bermutu untuk pelanggan.