Anda di halaman 1dari 24

Assalamualaikum…

Manfaat Ergonomi Kepada Petugas


Laboratorium
KELOMPOK 5 :
I N TA N FA U Z I
ASLINDA DESTRIANA
MELINDA ROSE
M AWA R D A H A B D U L L A H
T R I YA
1. Pengertian
Menurut pusat departemen kesehatan kerja Departemen kesehatan
Republik Indonesia, pengertian Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran
ilmu tersebut berkaitan dengan peralatan dan tempat kerja serta
lingkungannya. Menurut pusat kesehatan RI upaya ergonomi antara lain
adalah penyesuaian peralatan dan tempat kerja dengan dimensi tubuh
manusia, agar manusia sebagai pelaksanaan tidak mengalami cepat
lelah, dapat mengatur suhu ruangan kerja, pengaturan pencahayaan
sesuai dengan kebutuhan kondisi dan kebutuhan manusia.Dalam dunia
kerja  terdapat Undang-Undang yang mengatur tentang ketenaga kerjaan
yaitu Undang-Undang No. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan
pokok tenaga kerja merupakan subyek dan obyek pembangunan.
Kurangi gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu
yang senyaman mungkin. Para pekerja dapat
menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi
waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. Setelah pekerja melakukan
pekerjaannya maka umumnya terjadi kelelahan, dalam
hal ini kita harus waspada dan harus kita bedakan
jenis kelelahannya menurut ahli ada beberapa jenis
kelelahan;Kelelahan fisik, Kelelahan yang patologis,
Psikologis dan emotional fatique, serta tatacara
mengatasi kelelahan.
Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara
lain meliputi :
- Tehnik
- Fisik
- Pengalaman psikis
- Anatomi, utamanya yang berhubungan dengan
kekuatan dan gerakan otot dan persendian
- Anthropometri
- Sosiologi
- Fisiologi, terutama berhubungan dengan
temperatur tubuh, Oxygen up take, pols,dan aktivitas otot.
- Desain, dan sebagainya
Beberapa contoh ergonomi pada pekerja
1. Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi
duduk dimana kaki tidak terbebani engan berat tubuh dan
posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri
dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan
tertumpu secara seimbang pada dua kaki. Bekerjalah
dengan posisi tegak ke depan.
 - Usahakan pekerjaan terlihat dengan kepala dan badan
tegak,kepala agak ke depan.
- Usahakan benda yang akan anda jangkau berada maksimal 15 cm
di atas landasan kerja
2. Proses Kerja

Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan


posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya.
Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur. Kurangi
gerakan yang tidak perlu, gunakan sepatu yang senyaman mungkin.

    
Cara menuangkan reagen ke tempat yang lain
Hindari postur tubuh yang tidak berubah/statis, sesekali regangkan otot-
otot anda   Jika pekerjaan anda menuntut adanya koordinasi tangan atau
mata (contoh: mengambil reagen pada tempatnya) maka posisi pekerjaan
perlu beberapa jarak di depan mata, sejajar dengan arah pandangan.
Didalam proses kerja terdapat tatacara pengaturan Organisasi kerja
Pekerjaan harus di atur dengan berbagai cara :
- Alat bantu mekanik diperlukan kapanpun
- Frekuensi pergerakan diminimalisasi
- Jarak mengangkat beban dikurangi
- Dalam membawa beban perlu diingat bidangnya tidak licin dan
mengangkat tidak terlalu tinggi.
- Prinsip ergonomi yang relevan bisa diterapkan
Contoh Proses Kerja
3. Tata letak tempat kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara
internasional lebih banyak digunakan dari pada kata-kata.
       letakkan barang-barang tersebut dalam posisi yang
minimal atau terdekat dan mudah dijangkau dan mudah
terlihat
      Landasan kerja   harus memungkinkan harus
menggunakan alat-alat pengaman seperti
handscone,masker,kacamata,dll
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban
yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya.
Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera
tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat
gerakan yang berlebihan. Beban yang diangkat tidak
melebihi aturan yang ditetapkan ILO sbb:
Seperti mengangkat bahan-bahan reagen
Kemampuan beban yang dapat diangkat
- Laki-laki dewasa 40 kg
- Wanita dewasa 15-20 kg
- Laki-laki (16-18 th) 15-20 kg
- Wanita (16-18 th) 12-15 kg
 Resiko bekerja di laboratorium
1. Situasi Dalam skala besar
banyak kejadian dalam skala besar yang sensitf yang
mempengaruhi perusahaan atau lembaga laboratorium
hingga ketingkat
operasional perusahaan. misalnya :
kebakaran
banjir
gempa bumi
pemadam listrik
hilangnya bahan laboratorium
2. Pelanggaran Keamanan
Pelanggaran kemananan yang terjadi dapat berupa
hilangnya aset fisik laboratorium ataupun aset data.
Penyalahgunaan aset labaratorium dapat menyebabkan
kerugian besar bagi lembaga laboratorium, selain itu
pelanggaran juga dapat terjadi dengan eksperimentasi
laboratorium yang tidak sah.
3. bahan kimia beracun
Salah satu resiko yang sulit dapat diprediksi dan paling
berbahaya dalam pekerjaan di laboratorium adalah kadar
racun dari bahan-bahan berbahaya. di dalam laboratorium
tidak ada zat yang sepenuhnya aman.
4. Bahan kimia mudah terbakar, eksplosif dan reaktif
Hampir semua bahan kimia adalah bahan yang mudah
terbakar. Bahan reaktif adalah adalah bahan yang bereaksi
secara liar jika di kombinasikan dengan bahan kimia yang
lain, selain itu bahan kimia adalah bahan yang mudah
meledak.
5. Bahaya Hayati
Bahaya hayati merupakan masalah di laboratorium
yang menangani mikroorganisme atau bahan yang
terkontaminasi mikroorganisme. Bahaya bahaya ini
muncul biasanya muncul di laboratorium penelitian kimia
dan penyakit menular, dan tidak menutup kemungkinan
muncul di laboratorium mikrobiologi.
6. Limbah Berbahaya
Hampir setiap laboratorium menghasilkan limbah.
Limbah adalah bahan yang dibuang atau hendak dibuang,
atau tidak lagi berguna sesuai peruntukannya.
Limbah juga meliputi item seperti bahan bekas
laboratorium sekali pakai, media filter, larutan cair, dan
bahan kimia berbahaya.
Limbah dianggap berbahaya jika memiliki salah satu
sifat berikut ini :
Bisa menyulut api
Korosif
Reaktif
Beracun
7. Bahaya Fisik
Beberapa kegiatan di laboratorium menimbulkan
resiko fisik bagi petugas karena zat atau peralatan yang
digunakan, seperti misalnya :
Gas yang dimampatkan
Kriogen tidak mudah menyala
Reaksi tekanan tinggi
Kerja vakum
Bahaya frekuensi radio dan gelombang mikro
Bahaya listik
 Faktor Ergonomi
o Faktor ini sebagai akibat dari cara kerja, posisi kerja, alat kerja, lingkungan
kerja yang salah, dan kontruksi yang salah. Efek terhadap tubuh: kelelahan
fisik, nyeri otot, deformirtas tulang, perubahan bentuk, dislokasi, dan
kecelakaan.

o Ergonomi sebagai ilmu, teknologi, dan seni berupaya menyerasikan alat,


cara,
proses, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan, dan batasan
manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman,
nyaman, dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi
bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut
dikenal sebagai To fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job
o Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan
pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis,
misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan
yang digunakan pada umumnyabarang impor yang disainnya tidak
sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah
dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja
menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat
menyebakan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan
keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back
pain)
Terimakasih

Wassalamualaikum

Anda mungkin juga menyukai