Anda di halaman 1dari 18

EPIDEMIOLOGI

KESEHATAN
LINGKUNGAN
ABDUL RIVALDO A. LAHAMADI

STIKES MUHAMADIYAH
MANADO
PENGENDALIAN
DAN
PENCEGAHAN WABAH

 PENEGASAN KEADAAN WABAH


Apabila suatu ketika didapat kasus penyakit yang sepertinya
lebih banyak dari biasa, maka perlu di periksa untuk
mendapatkan kepastian apakah ada wabah.
Epidemi dapat disebabkan oleh

Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular

1. Keracunan makanan yang disebabkan Salmonella, C. botulinum, dan


Staphylococus.
2. Penyakit menular dengan periode inkubasi pendek seperti cholera,
dengue, influenza, morbili, malaria,pest, dan tyipus.
3. Penyakit menular dengan periode inkubasi yang lebi panjang, seperti
Hepatitis, Schistomiasis,dll.
4. Keracunan zat kimia/fisis yang tidak menentu periode inkubasinya,
seperti gas beracun (Shinsu myocardosis), logam berat (minamata, itai-
itai), insektisida, dan lain-lain zat kimia dalam makanan misalnya.
DESKRIPSI EPIDEMI
Karena terjadinya penyakit itu ditentukan oleh tiga elemen
utama, maka pengendalian wabah juga dilakukan dengan
mengumpulkan semua faktor penentu yang menunjang
terjadinya wabah bagi ketiga elemen, yaitu agent, host, dan
lingkungan, dan dicoba dihilangkan. Penelitian untuk mencari
penyebab dan cara pengendaliannya, pertama-tama dilakukan
dengan melakukan wawancara dengan cara wawancara
tentang tiga kategori pertanyaan utama:

“WHO?” (ATRIBUT ORANG/HOST)


“WHERE?” (ATRIBUT TEMPAT)
“WHEN?” (ATRIBUT WAKTU)
1. Kategori “WHO”/ Atribut ORANG
Pada keadaan wabah, peneliti atau ahli hanya mempunyai satu
sumber untuk mencari penyebab wabah, yakni penderita. Oleh
karenanya perlu didata siapa saja yang terkena wabah. Artinya
semua atribut orang perlu didata, seperti usia, jenis kelamin,
taraf sosial ekonomi, pendidikan, agama, kebiasaan hidup
sehari-hari, pekerjaan, apakah ada hal yang tidak biasa yang
dilakukan sebelum terjadinya wabah, adakah persamaan antara
penderita dan apakah ada perbedaan dengan orang sekitar situ
yang tidak terkena wabah.
2. Kategori “WHERE”/ Atribut TEMPAT
Letak geografis mempunyai implikasi iklim,
geologi,fauna flora, suku bangsa ,kepadatan
penduduk sehingga terjadi daerah urban dan
rural.variasi antar daerah atas tempat menyebabkan
variasi dalam kegiatan yang ada, misalnya adanya
turisme,kegiatan pertambangan,
perdagangan,pertanian,peternakan,dan lainya, yang
dapat berpengaruh terhadap terjadinya wabah.
3. Kategori “WHEN?”/ Atribut WAKTU
Atribut waktu didapat denganmenanyakan kapan terjadi
penyakit, berapa jam setelah didapat atau kenduri, bila dicurigai
adanya keracunan makanan. Periode inkubasi terutama bisa
dibatasi oleh atribut waktu ini. Variasi antar daerah disebabkan
atribut waktu biasanya sudah dibatasi oleh atribut tempat. Unit
waktu bisa menit, jam, bulan, dan bahkan tahun. Apabila unit
waktu cukup lama, maka dapat terjadi berbagai perubahan,
sehingga komparabilitas dapat berubah.misalnya taraf sosial
ekonomi dapat berubah, atau pelayanan kesehatan
berubah,dstnya. Keadaan penyakit atau wabah juga berubah.
Yang terpenting adalah mencari kasus index, yaitu yang pertama
kali sakit, dan menelusuri periode inkubasi.
PENELITIAN KASUS KENDALI
Apabila dari penelusuran dengan menggunakan
pertanyaan ‘who’, ‘where’ dan ‘when’ telah
ditemukan sumber epidemic, maka pengendalian
akan segera dapat dilaksanakan. Akan tetapi
apabila setelah upaya di atas belum juga jelas
sumbernya, maka perlu dilakukan analisis kasus
kendali.
EVALUASI KUALITAS LINGKUNGAN
Setelah dapat dipastikan bahwa ada beberapa sumber
air minum atau makanan yang dicurigai membawa
penyakit, maka dapat dilakukan analisis lingkungan
yang tersangkut untuk memastikan hasil penelitian
epidemiologis. Misalnya, dalam kasus keracuana
makanan, dapat dilakuakan analisis sisa makanan
terhadap bakteri tertentu, apabila telah ada
kesimpulan analisis epidemiologis.
PENGENDALIAN WABAH
1. Pencegahan primer adalah pencegahan yang mempunyai tujuan
agar agent tidak dapat memasuki tubuh.
2. Pencegahan sekunder adalah usaha agar apabila agent telah
memasuki tubuh host, maka proses patologis yang telah terjadi
masih dapat reversible. Upaya yang dapat dilakukan adalah
dengan deteksi secara aktif mereka yang kontak dengan
penderita (contact persons), cari carrier, dan cari kasus sub klinis
atau status sakit yang dini, beri pengobatan sehingga tidak
menjadi sakit.
3. Pencegahan tertier adalah usaha agar mereka yang telah sakit
tidak menyebarkan atau menularkan penyakit kesekitarnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan isolasi penderita, pengobatan yang
tuntas, sehingga tidak terjadi carrier, ataupun cacat atau
kematian.
Beberapa faktor utama yang digunakan untuk menentukan
alternatif pengendalian wabah :

Pengendalian sumber Hilangkan transmisi Tingkatkan


agent (putus matas rantai) kekuatan host

Pengobatan penderita Hygiene perseorangan Imu nisasi

Isolasi penderita Sanitasi lingkungan

Profilaksis kimiawi

Pengendalian reservoir hewan Pengendalian vektor Perlindungan

Pengendalian reservoir fisik Desinfeksi, sterilisasi Nutrisi

Deteksi kasus secara aktif Cegah penjalaran


PELAPORAN WABAH
Setiap kasus wabah perlu dilaporkan kepada yang
berwenang dan merupakan ungkapan pengalaman
dengan membuat deskripsi tentang wabah secara
kronologis mencakup :
1. Agent penyakit, cara transmisi
2. Kurva insidensi epidemic, distribusi secara
geografis dan hal lain yang utama,
3. Alas an terjadinya wabah
4. Pengendalian yang dilakukan
5. Rekomendasi perbaikan agar wabah tidak terulang.
PENCEGAHAN WABAH/PENYAKIT
A. Tujuan dan Lingkup Pencegahan
Tujuan pencegahan adalah mencegah agar wabah
tidak terulang lagi, dan lebih lanjut lagi, agar
penyakit tidak terjadi, sehingga wabah tidak
mungkin terjadi. Misalnya, penyakit cacar atau
variola berhasil dimusnahkan dari dunia ini.
B. Pencegahan Wabah
Misalnya index nyamuk, selalu dipantau, sehingga
diketahui index yang biasa ada atau normal untuk suatu
daerah. Apabila terjadi peningkatan, maka index ini
mengindikasikan akan bertambahnya populasi vector,
dan kemungkinan terjadinya wabah. Pencegahan ini akan
membuat derajat kesehatan menjadi lebih baik dan terjadi
represi penyakit, sehingga terjadi kecenderungan
penyakit yang menurun.
C. Pencegahan Penyakit
1. Pencegahan primordial
a. Mencegah pencemaran udara beserta akibat utamanya seperti, efek
rumah kaca,lubang ozon, hujan asam, kebisingan, dstnya.
b. Mencegah gaya hidup merokok untuk mencegah wabah kanker
paru-paru yang mungkin baru akan ditemui 30 tahun yang akan
dating, demikian pula dengan penyakit kardio-vaskulernya.
c. Mencegah pola menu makan tinggi lemak agar tidak terjadi wabah
penyakit jantung koroner, strok, hipertensi, dll.
d. Olahraga yang teratur
e. Memerangi kemiskinan, sehingga kesehatan lingkungan bisa
diperbaiki sehingga penyakit infeksi bisa dicegah.
f. Mecegah penggunaan energy berlebih/mempromosikanteknologi
dan energy bersih.
g. Mencegah kecelakaan lalu lintas,yang mewabah diantara generasi
penerus.
h. Dll.
2. Pencegahan primer,
Tujuan prevensi primer adalah mencegah agar penyakit
tidak terjadi dengan mengendaliakn agent dan faktor
determinan. Contohnya adalah pemberian semua keperluan
dasar yang memenuhi syarat kesehatan, seperti kualitas air,
udara, makanan,dll.
3. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder ditujukan untuk mengurangi
keparahan penyakit dengan melakukan diagnosis dan
pengobatan dini, apabila penyakit telah timbul.
4. Pencegahan tertier
Pencegahan tertier bertujuan untuk mencegah terjadinya
cacat. Pencegahan ini banyak dilakukan dibidang
pengobatan dan rehabilitasi penderita.
PEMANTAUAN
Pemantauan adalah kegiatan dasar yang
diperlukan untuk evaluasi apakah suatu
usaha pencegahan ataupun intervensi itu
bermanfaat dan efektif, sehingga resiko
terhadap kesehatan menurun atau
frekuensi penyakit menurun.
Sekian & Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai