Pendidikan
pendidikan adalah faktor internal dalam diri K.H. Dahlan sendiri yang
sangat prihatin dengan melihat kondisi rill yang dialami umat Islam pada
saat itu. Ada tiga penyakit kronis umat Islam pada saat itu, yakni
keterbelakangan?
luasnya, sikap dan perilaku keberagamaan umat Islam saat itu belum
rasional.
menggiring umat Islam kepada kondisi kehilangan elan vital dan semangat
hidup. Kondisi social umat Islam seperti ini dimanfaatkan oleh penjajah
kolonial Belanda dan fasisme Jepang agar nusantara tetap berada dalam
cengkramannya.
Kondisi yang sangat memperihatinkan di atas dijawab oleh K.H.
mendirikan sekolah dengan muridnya yang hanya sepuluh orang. Saat itu
besar adalah:
berfikir kritis dan dinamis sehingga umat Islam bisa keluar dari
fisik, bangku, meja dan papan tulis disamping administrasi dan organisasi
pelajaran dan penilaian dengan ulangan atau ujian dan dilaksanakan secara
ijazah atau diploma. Sebagai proyek percontohan madrasah model ini ialah
ilmu agama seperti KH. Hajid,KH. Ibrahim, KH. Hanad dan KH.
Inggris).
“Agama Islam itu kami misalkan laksana gayung yang sudah rusak
pegangannya dan rusak pula kalengnya, sudah sama bocor dimakan karat,
sehingga tidak dapat digunakan pula sebagai gayung. Oleh karena itu, kita
umat Islam, perlu menggunakan gayung tersebut, tetapi tidak dapat karena
gayung itu sudah sangat rusaknya. Sedang kami tidak mempunyai alat
memegang dan mempuyai alat itu, tetapi mereka juga tidak mengetahui
itu.
Ialah mereka kaum cerdik pandai dan mereka terpelajar yang mereka itu
tidak memahami agama Islam. Padahal, mereka itu pada dasarnya merasa
dan mengakui bahwa pribadinya itu muslim juga. Karena banyak mereka
itu memang daripada keturunan kaum muslimin malah ada yang keturunan
Pengulu dan Kyai terkemuka. Tetapi, karena mereka melihat umat Islam
ingin menjadi umat yang bobrok. Oleh karena itu dekatilah mereka dengan
dengan Ilmu Mantiq ialah suatu ilmu yang membicarakan suatu yang
cocok dengan kenyataan sesuatu itu. Dan ilmu tersebut harus dipelajari.
Sebab tidak ada manusia yang mengetahui berbagai nama dan bahasa jika
generasi yang baik budi; (2) alim dalam ilmu agama dan luas pandangan
dan Wal Ashri. K.H. Ahmad Dahlan merintis Sekolah Madrasah Ibtidaiyah
Islamiyah tahun 1911, setahun sebelum Muhammadiyah berdiri. Sekolah
dengan adanya meja, kursi, papan tulis, dan alat peraga. Muatan materi
ilmu agama seperti bahasa Arab, Adab, Tarikh Anbiya dan Islam, khusnul
Sedangkan ilmu umum seperti ilmu hitung, ilmu hayat, berhitung, menulis
Ma’un.
berdasar pada ide persyarikatan. Akan tetapi jika tidak disadari bahwa
perguruan atau pendidikan akan tiada dan terikat pada pihak lain.
1. Problem filosofis
seperti core belief, core value, visi dan misinya. Kekuatan visi dan
misi bersumber dari core belief dan core values yang berasal dari
masyarakat (school-based-society).
3. Problem birokratis
beribadah tanpa ada niat ria sedikit pun, membiasakan untuk membagikan
melakukan dakwah bil hal (dengan perbuatan) atau bukti nyata dengan
kebutuhan masyarakat. Karena, pada saat ini banyak rumah sakit swasta
cepat dan efisien, sehingga masyarakat tidak terlalu lama dalam menunggu
berangkat dari semangat Haji Syuzak yang terinpirasi dan termotivasi dari
surat al-Ma’un yang dikaji dan diamalkan oleh KH. Ahmad Dahlan,
rumah sakit, rumah miskin dan rumah yatim yang hanya karena dorongan
umat Islam yang mempunyai landasan agama seperti yang tertera dalam
perilaku yang nyata yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW
dengan kaum Anshar. Dakwah sosial ini dapat dilakukan dengan berbagai
Gratis, dan bidang sosial: Panti Asuhan Anak Yatim, Santunan Fakir
kegiatannya dari al- Qur’an dan hadis Nabi SAW. K.H. Ahmad Dahlan
surat Ali Imran ayat 104 dan surat al-Ma’un ayat 1-7 membawanya
menjadi seorang yang peduli terhadap problem sosial yang dihadapi umat
Islam. Gerakan sosial yang dilakukan K.H. Ahmad Dahlan merupakan
bentuk purifikasi ajaran Islam dimana Islam hanya sebagai formalitas yang
hampa tanpa ada bukti nyata. Oleh karena itu, James L. Peacock dalam
tumbuhnya amal usaha di bidang sosial dan pendidikan namun gerakan ini
tidak bisa dipisahkan dari gerakan pemurnian ajaran Islam yang kembali
gerakan sosial dan kesehatan itu tidak lepas dari pemikiran K.H. Ahmad
yang lemah) yang mampu untuk bekerja. Panti asuhan juga berfungsi
lebih tinggi. Kemudian dengan adanya Panti Asuhan tersebut mereka bisa
mengeyang pendidikan, dari mulai TK, SD, SMP, SMA sampai perguruan
tinggi.
gerakan yang peduli terhadap orang yang tidak mampu untuk hidup
bentuk pengamalan dari ajaran Islam, yakni surat al-Ma’un ayat 1-7.
Muhammadiyah
formal
Muhammadiyah (LAZISMU)
(MDMC).
1. Revitalisasi Pendidikan
pendidikan Muhammadiyah.
optimal.