Anda di halaman 1dari 31

MUHAMMADIYAH

SEBAGAI GERAKAN
PENDIDIKAN
Pendidikan muhammadiyah merupakan salah satu aset
paling berharga bagi Muhammadiyah dan juga bagi
umat dan bangsa yang harus dijaga dan ditingkatkan
kuantitas dan terutama kualitasnya. Diibaratkan
rumah, pendidikan merupakan salah satu tiang utama
yang apabila keropos, tentu sangat berbahaya.
Kepeloporan Muhammadiyah di bidang pendidikan
telah banyak diakui. Bahkan ada yang mengatakan
Muhammadiyah merupakan ormas Islam yang paling
concern dalam mengurus pendidikan dan sekaligus
paling banyak memiliki lembaga pendidikan, tidak
hanya di tingkat nasional Indonesia, tetapi juga di
seluruh dunia.
 Membicarakan pendidikan di Indonesia tidak
bisa dilepaskan dari pemikiran dan
perjuangan K. H. Ahmad Dahlan.
 K. H. Ahmad Dahlan sang pendiri

Muhammadiyah itu telah dikenal sebagai


peletak dasar pendidikan modern di Indoneia.
K.H. Ahmad Dahlan telah memainkan peran
yang sangat penting dan strategis dalam
melakukan modernisasi pendidikan Islam di
Indonesia.
A. Faktor yang melatarbelakangi gerakan
Muhammadiyah di bidang pendidikan
 Faktor Internal
 Kelemahan dan praktek ajaran Islam
(Tradisionalisme dan  Sinkretisme*)
 Kelemahan Lembaga Pendidikan Islam
 Faktor Eksternal
Kristenisasi
Kolonialisme Belanda
Gerakan Pembaharuan Timur Tengah
Kelemahan praktik ajaran Islam
 Tradisionalisme
Pemahaman dan praktek Islam tradisionalisme
ini ditandai dengan pengukuhan yang kuat
terhadap khasanah intelektual Islam masa lalu
dan menutup kemungkinan untuk melakukan
ijtihad dan pembaharuan – pembaharuan dalam
bidang agama.
 Sinkretisme
Pertemuan Islam dengan budaya lokal disanping
telah memperkaya khasanah budaya Islam, pada sisi
lainnya telah melahirkan format – format sinkretik,
percampuradukkan antara sistem kepercayaan asli
masyarakat – masyarakat budaya setempat. Sebagai
proses budaya, percampuradukkan budaya ini tidak
dapat dihindari, namun kadang – kadang
menimbulkan persoalan ketika percampuradukkan
itu menyimpang dan tidak dapat
dipertanggungjawabkan dalam tinjauan aqidah Islam.
Kelemahan Lembaga Pendidikan Islam
 Lembaga pendidikan tradisional Islam, Pesantren,
merupakan sistem pendidikan Islam yang khas
Indonesia. Transformasi nilai – nilai keIslamaan ke
dalam pemahaman dan kesadran umat secara
institusional sangat berhutang budi pada lembaga
ini. Namun terdapat kelemahan dalam sistem
pendidikan Pesantren yang menjadi kendala untuk
mempersiapkan kader – kader umat Islam yang
dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
zaman. Salah satu kelemahan itu terletak pada
materi pelajaran yang hanya mengajarkan pelajaran
agama, seperti Bahasa Arab, Tafsir, Hadist, Ilmu
Kalam, Tasawuf dan ilmu falak.
 Kristenisasi
Faktor eksternal yang paling banyak
mempengaruhi kelahiran Muhammadiyah
adalah Kristenisasi, yakni kegiatan – kegiatan
yang terprogram dan sistematis untuk
mengubah agama penduduk asli, baik yang
muslim maupun bukan, menjadi Kristen
 Kolonialisme Belanda
Penjajahan Belanda telah membawa pengaruh
yang sangat buruk bagi perkembangan Islam di
wilayah Nusantara ini, baik secara sosial,
politik, ekonomi maupun kebudayaan.
Ditambah dengan praktek politik Islam
Pemerintah Hindia Belanda yang secara sadar
dan terencana ingin menjinakkan kekuatan
Islam, semakin menyadarkan umat Islam untuk
melakukan perlawanan.
 Gerakan Pembaharuan Timur Tengah
Gerakan Muhammadiyah di Indonesia pada dasarnya
merupakan salah satu mata rantai dari sejarah panjang
gerakan pebaharuan yang dipelopori oleh Ibnu
Taymiyah, Ibnu Qayyim, Muhammad bin Abdul Wahhab,
Jamaluddin al - Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha
dan lain sebagainya. Persentuhan itu terutama
diperoleh melalui tulisan – tulisan Jamaluddin al – Afgani
yang dimuat dalam majalah al-Urwatul Wutsqa yang
dibaca oleh K.H. Ahmad Dahlan. Tulisan – tulisan yang
membawa angin segar pembaharuan itu, ternyata sangat
mempengaruhi K.H. Ahmad Dahlan, dan merealisasikan
gagasan – gagasan pembaharuan ke dalam tindakan
amal yang riil secara terlembaga.
 Gagasan K. H. Ahmad Dahlan tentang pendidikan
berawal dari ketidakpuasan dirinya ketika melihat
adanya dualisme sistem pendidikan, yaitu sistem
pendidikan Islam yang berbasis di pesantren-
pesantren dan sistem pendidikan sekuler (Barat)
yang berbasis di sekolah-sekolah yang dikelola
oleh pemerintah kolonial Belanda. K.H. Ahmad
Dahlan memandang kedua jenis pendidikan
tersebut dengan kaca mata tersendiri. Ia tidak
cenderung kepada salah satunya, tetapi melihat
segi-segi posistif dari keduanya
B. Cita-cita Pendidikan
Muhammadiyah
 Cita-cita pendidikan yang digagas Kyai Dahlan
adalah lahirnya manusia-manusia baru yang
mampu tampil sebagai “ulama-intelek” atau
“intelek-ulama”, yaitu seorang muslim yang
memiliki keteguhan iman dan ilmu yang luas, kuat
jasmani dan rohani. Dalam rangka
mengintegrasikan kedua sistem pendidikan
tersebut, Kyai Dahlan melakukan dua tindakan
sekaligus; memberi pelajaran agama di sekolah-
sekolah Belanda yang sekuler, dan mendirikan
sekolah-sekolah sendiri dimana agama dan
pengetahuan umum bersama-sama diajarkan.
 Sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi
mungkar, Muhammadiyah dituntut untuk
mengkomunikasikan pesan dakwahnya dengan
menanamkan khazanah pengetahuan melalui
jalur pendidikan.
 Secara umum dapat dipastikan bahwa ciri khas

lembaga pendidikan Muhammadiyah yang tetap


dipertahankan sampai saat ini adalah
dimasukkannya mata pelajaran AIK (Al Islam
dan Kemuhammadiyahan) di semua lembaga
pendidikan (formal) milik Muhammadiyah.
 Usaha Muhammadiyah mendirikan dan
menyelenggarakan sistem pendidikan
modern, karena Muhammadiyah yakin bahwa
Islam bisa menjadi rahmatan lil-‘alamin,
menjadi petunjuk dan rahmat bagi hidup dan
kehidupan segenap manusia jika disampaikan
dengan cara-cara modern.
 Sekolah pertama yang didirikan oleh K.H.
Ahmad Dahlan adalah Madrasah Ibtidaiyah
Diniyah Islamiyah pada tanggal 11 Desember
1911 di Kauman Yogyakarta. Sekolah pertama
yang didirikan K.H. Ahmad Dahlan ini dibuka
di rumahnya dengan sistem Barat, memakai
meja, kursi, dan papan tulis. Materi pelajaran
yang diberikan meliputi materi agama yang
biasa diajarkan di pesantren dan materi umum
yang biasa diajarkan di sekolah Belanda. 
C. Bentuk-bentuk Pendidikan
Muhammadiyah
1. Tipe Muallimin/Mualimat Yogyakarta
(pondok pesantren)
2. Tipe madrasah/Depag; Ibtidaiyah,
Tsanawiyah dan Aliyah
3. Tipe sekolah/Diknas; TK, SD, SMP,
SMA/SMK, Universitas/ ST/ Politeknik/
Akademi
4. Madrasah Diniyah, dan lain-lain
Orientasi pembaharuan di bidang pendidikan menjadi
prioritas utama yang ingin dicapai oleh
Muhammadiyah, hal ini tergambar dari tujuan
pendidikan dalam Muhammadiyah, untuk mencetak
peserta didik/lulusan sekolah Muhammadiyah,
sebagai berikut:
1. Memiliki jiwa Tauhid yang murni

2. Beribadah hanya kepada Allah

3. Berbakti kepada orang tua serta bersikap baik


terhadap kerabat
4. Memiliki akhlaq yang mulia

5. Berpengetahuan luas serta memiliki kecakapan

6. Berguna bagi masyarakat, bangsa dan agama


D. Model Pendidikan Muhammadiyah
 Model pendidikan Muhammadiyah yang
didasarkan atas nilai-nilai tertentu.
Pertama, pendidikan Muhammadiyah merujuk
pada nilai-nilai yang bersumber pada Al-Qur’an
dan Sunnah Nabi sebagai sumber sepanjang
masa.
Kedua, ikhlas dan inspiratif dalam ikhtiar
menjalankan tujuan pendidikan
 Ketiga, menerapakan prinsip musyawarah
dan kerjasama dengan tetap memelihara
sikap kritis.
 Keempat, selalu memelihara dan

menghidupkan prinsip inovatif dalam


menjalankan tujuan pendidikan.
 Kelima, memiliki kultur atau budaya memihak

kepada kaum yang mengalami kesengsaraan


dengan melakukan proses-proses kreatif.
 Model pendidikan Muhammadiyah lebih
cenderung pada sistem pendidikan moral
atau yang sekarang lebih dikenal dengan
pendidikan berbasis karakter. Sejak awal,
pendidikan Muhammadiyah bukan lagi
berpatokan dengan pendidikan berbasis
kognitif. Pendidikan Muhammadiyah sudah
sejak awal berpatokan pada sistem
pendidikan moral.
E. Pemikiran dan Praksis Pendidikan
Muhammadiyah
 Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan
Islam yang memelopori pendidikan Islam
modern.
 Salah satu latar belakang berdirinya

Muhammadiyah menurut Mukti Ali ialah


ketidak efektifan lembaga pendidikan agama
pada waktu penjajahan Belanda, sehingga
Muhammadiyah memelopori pembaruan
dengan jalan melakukan reformasi ajaran dan
pendidikan Islam.
 Pendidikan Muhammadiyah merupakan
bagian yang terintegrasi dengan gerakan
Muhammadiyah dan telah berusia sepanjang
umur Muhammadiyah
F. Tantangan Pendidikan
Muhammadiyah
1. Masalah Kualitas Pendidikan
2. Permasalahan Profesionalisme Guru
3. Masalah kebudayaan (alkulturasi)
4. Permasalahan Strategi Pembelajaran
5. Masalah Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi
6. Tantangan era globalisasi terhadap
pendidikan agama Islam di antaranya, krisis
moral.
7. Dampak negatif dari era globalisasi adalah
krisis kepribadian.
G. Revitalisasi Pendidikan
Muhammadiyah
 Dalam Al Quran dijelaskan kriteria umat
terbaik, Allah SWT berfirman:
Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar,
dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab
beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka,
di antara mereka ada yang beriman, dan
kebanyakan mereka adalah orang-orang yang
fasik. ( Q.S. Ali Imran 119)
 Pendidikan manusia yang menghidupkan dan
membebaskan Manusia dan bangsa-bangsa
yang dicerahi iman ialah manusia dan bangsa-
bangsa yang menguasai IPTEK secara spiritual
( tanpa lelah dan berhenti ) bisa memanfaatkan
perkembangan peradaban bagi kepentingan
kemanusiaan pada zamannya dan generasi
sejenisnya dimasa depan. Manusia dan bangsa-“
bangsa yang menguasai iptek adalah manusia
yang unggul, berkemajuan, berkeadaban dan
tercerahkan yang terus memperbaharui dan
mengembangkan iptek melalui penelitian dan
pendidikan bagi kepentingan kemanusiaan.
 Pendidikan merupakan upaya sadar penyiapan
peluang bagi manusia untuk menguasai iptek
berbasis wahyu tekstual ( qouliyah ) dan wahyu
natural (kauniyah, alam semesta),
mengembangkan kemampuan pemanfaatan alam
semesta. Pendidikan Muhammadiyah adalah
pendidikan pencerahan kesadaran ketuhanan
(makrifat iman/tauhid ) yang menghidupkan,
mencerdaskan dan membebaskan manusia dari
kebodohan dan kemiskinan bagi kesejahteraan
dan kemakmuran manusia dalam kerangka
kehidupan bangsa dan tata pergaulan dunia yang
terus berubah dan berkembang.
 Pendidikan Muhammadiyah merupakan
pendidikan Islam modern yang
mengintegrasikan agama dengan kehidupan
dan antara iman dan kemajuan yang holistik.
Dari situ akan lahir generasi muslim
terpelajar yang kuat iman dan
kepribadiannya, sekaligus mampu
menghadapi dan menjawab tantangan
zaman. Inilah pendidikan Islam yang
berkemajuan.
 VISI DAN MISI PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH
a. VISI €œ : Terbentuknya manusia pembelajar yang bertaqwa,
berakhlak mulia, berkemajuan dan unggul dalam IPTEK
sebagai perwujudan tajdid dakwah amar makruf nahi
munkar€œ
b. MISI : Mendidik manusia memiliki kesadaran ketuhanan
(spiritual makrifat ) Membentuk manusia berkemajuan, yang
memiliki etos tajdid, berfikir cerdas, alternatif dan wawasan
luas. Mengembangkan potensi manusia berjiwa mandiri,
beretos kerja keras, wira usaha, kompetitif dan jujur.
Membina peserta didik agar menjadi menusia yang memiliki
kecakapan hidup dan ketrampilan sosial, teknologi,
informasi dan komunikasi. Membimbing peserta didik agar
menjadi manusia yang memiliki jiwa, kemampuan
menciptakan dan mengapresiasi karya seni- budaya.
Membentuk kader persyarikatan, umat dan bangsa yang
ikhlas, peka, peduli dan bertanggungjawab terhadap
kemanusiaan dan lingkungan
 Konsep Pendidikan Muhammadiyah
Amal usaha bidang pendidikan dalam persyarikatan
muhammadiyah merupakan bidang yang paling
strategis bagi upaya mewujudkan kemajuan umat dan
bangsa. Pendidikan Muhammadiyah telah eksis dan
bertahan selama satu abad. Dan ini merupakan fakta
akan kemampuan lembaga pendidikan
Muhammadiyah untuk survive dan sekaligus
merupakan bukti kontribusi Muhammadiyah kepada
bangsa Indonesia. Dan ini tidak dapat dilepaskan dari
model pendidikan Muhamadiyah yang didasarkan atas
beberapa nilai.
 Nilai-Nilai Dasar Pendidikan
Muhammadiyah Pertama, Pendidikan
Muhammadiyah diselenggarakan merujuk
pada nilai-nilai yang bersumber pada al-
Qur€™an dan Sunnah Nabi.
kedua, ruhul ikhlas untuk mencari ridlo
Allah SWT, menjadi dasar dan inspirasi
dalam ikhtiar mendirikan dan menjalankan
amal usaha bidang pendidikan.
ketiga, menetapkan prinsip kerja sama
(musyarokah) dengan tetap memelihara
sikap kritis.
Keempat, selalu memelihara dan menghidup-
hidupkan prinsip pembaharuan (tajdid), inovasi
dalam menjalankan amal usaha di bidang
pendidikan
Kelima, memiliki kultur untuk memihak kepada
kaum yang mengalami kesengsaraan (dhu’afa dan
mustadh’afin) dengan melakukan proses-proses
kreatif sesuai dengan tantangan dan perkembangan
yang terjadi pada masyarakat Indonesia
Keenam, memperhatikan dan menjalankan prinsip
keseimbangan (tawasuth atau moderat) dalam
mengelola lembaga pendidikan antara akal sehat
dan kesucian hati.

Anda mungkin juga menyukai