Oleh :
ANIS SETIYAWATI
2019205201006
PRINGSEWU LAMPUNG
TAHUN 2022
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
ANIS SETIYAWATI
NIM ; 2019205201006
i
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
ii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
PERSETUJUAN SEMINAR PROPOSAL
Disusun oleh :
ANIS SETIYAWATI
NIM. 2019205201006
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk ujian seminar proposal di
Pringsewu, …………………..
PembimbingI PembimbingII
iii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis telah diberikan kekuatan dan kemampuan untuk
menyelesaikan Proposal Karya Tulis dengan judul : “Asuhan Keperawatan Pada
Pasien Gangguan Jiwa Dengan Masalah Isolasi Sosial Di Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Lampung Tahun 2022”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan dan penulisan Proposal Karya Tulis
Ilmiah ini belum sempurna.Semoga Proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca pada umumnya dan profesi keperawatan khususnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
iv
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.......................................................................................
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Desain penelitian.................................................................................. 28
B. Batasan istilah (Definisi Operasional).................................................. 28
v
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
C. Partisipan.............................................................................................. 29
D. Lokasi dan waktu penelitian................................................................. 29
E. Pengumpulan data................................................................................. 29
F. Analisa data.......................................................................................... 30
G. Etik penelitian ...................................................................................... 31
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Rencana Asuhan Keperawatan......................................................... 29
Tabel 3.1 Batasan Istilah................................................................................... 28
vii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Rentang Respons Sosial.................................................................. 17
viii
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
DAFTAR LAMPIRAN
ix
Fakultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO kesehatan adalah kondisi seseorang yang sejahtera baik fisik,
mental, social, dan spiritual tidak hanya terbebas dari penyakit maupun
wellbeing and not merely the absence of disease or infirmity). Empat aspek
kesehatan yang terdiri dari mental, sosial, dan spiritual merupakan aspek yang
dinamis dan terintregasi. Individu tidak akan dikatakan sehat jika hanya fisik
saja dan sebaliknya, akan tetapi juga harus disertai dengan kesehatan jiwa
Kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga
stres atau kehilangan mental dan bisa merubah pola psikologis. Sedangkan
merupakan suatu sindrom atau pola psikologis yang terjadi pada seseorang
dan dikaitkan dengan adanya distress seperti gejala nyeri atau disabilitas
(yaitu kerusakan pada satu atau lebih area fungsi pada tubuh yang penting)
Gangguan jiwa juga dapat diartikan gangguan dalam hal cara berpikir
(Hartanto, 2014).
Peningkatan ini terlihat dari kenaikan prevalensi rumah tangga yang memiliki
pikiran abnormal, persepsi, emosi, perilaku dan hubungan dengan orang lain.
Masalah gangguan jiwa mencapai 13% dari penyakit secara keseluruhan dan
kemungkinan akan bertambah luas menjadi 25% pada tahun 2030, gangguan
jiwa juga berhubungan dengan bunuh diri, ada hampir 800.000 kematian
akibat bunuh diri diseluruh dunia akibat gangguan jiwa (WHO, 2018).
Gangguan jiwa bisa ditemukan pada semua negara, pada perempuan maupun
laki-laki, pada semua tahap kehidupan, orang yang miskin ataupun kaya baik
yang tinggal di perkotaan maupun yang tinggal di pedesaan mulai dari ringan
hingga berat. Diperkirakan di Indonesia lebih dari 450 juta orang dewasa
secara global mengalami gangguan jiwa (Depkes RI, 2014). Gangguan jiwa
dunia dan diperkirakan sekitar 50% dari seluruh jumlah tempat tidur di rumah
Hasil prasurvey yang di dapat dari Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Provinsi
peringkat pertama dengan jumlah 503 pasien dari 573 pasien rawat inap dan
12.558 pasien dari 19.841 pasien rawat jalan. Pada tahun 2022, skizofrenia
dalam dua kelompok, yaitu gejala positif dan gejala negatif. Gejala positif
berupa delusi (keyakinan yang salah), halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang
panca indera), kekacauan alam pikir dimana orang lain tidak dapat mengerti
Sedangkan gejala negatif dapat terlihat dari wajah penderita yang tidak
sosial 20,6%, HDR (harga diri rendah sebanyak 3,4%, DPD (deficit
rawat inap.
Isolasi social sebagai salah satu respon prilaku negatif yang muncul pada
yang terjadi secara terus menerus dalam menghadapi stressor dan terjadinya
berfikir bahwa dirinya tidak akan mampu atau merasa gagal dalam
harga diri rendah sehingga menimbulkan rasa malu, tidak percaya diri, dan
keadaan negatif dan mengancam (Herdman & Kamitsuru, 2018 ; Keliat, dkk.,
social ini identik dengan menarik diri, namun disebabkan oleh aspek dari luar
diri individu tersebut. Oleh karena itu pada banyak referensi gangguan
hubungan sosial menarik diri disebut dengan isolasi sosial (Paula et al.,
2021); klien menggunakan isolasi sosial sebagai cara untuk menghindar dari
orang lain yang bertujuan agar pengalaman yang tidak menyenangkan dalam
Hasil observasi yang dilakukan pada klien dengan gangguan isolasi sosial
akan ditemukan tanda gejala dengan data objektif yaitu apatis (acuh terhadap
lingkugan) kurang spontan terhadap masalah yang ada, tidak ada kontak mata
atau kontak mata kurang, ekspresi wajah kurang berseri (ekspresi bersedih),
menghindar dari orang lain, klien lebih sering menunduk, efek tumpul,
berdiam diri dalam kamar, dan tidak mampu merawat dan memperhatikan
Menurut Dermawan dan Rusdi (2013) tanda dan gejala yang muncul pada
klien dengan isolasi sosial meliputi 2 gejala yakni gejala subjektif dan gejala
objektif. Gejala subjektif meliputi klien merasa tidak aman berada disekitar
orang yang tidak dikenal (orang lain), klien menceritakan perasaan kesepian
atau ditolak oleh orang lain, klien mengatakan hubungan yang tidak berarti
dengan orang lain, respon verbal kurang atau singkat, klien merasa bosan dan
melangsungkan hidup, klien merasa ditolak dan klien merasa tidak berguna.
Gejala objektif meliputi klien menyediri dan tidak mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat, banyak berdiam diri di kamar, klien tidak mau berbicara,
tidak mengikuti kegiatan, ekspresi wajah kurang berseri dan dangkal, klien
tampak sedih, kurang spontan, kontak mata kurang, ekspresi wajah kurang
mengisolasi diri, tidak atau kurang sadr dengan lingkungn sekitarnya, apatis
feses, kurang energi (tenaga), aktifitas menurun, rendah diri, dan postur tubuh
berubah.
Selain itu terdapat beberapa tanda dan gejala lain yaitu komunikasi verbal
menurun bahkan sama sekali tidak ada, klien tidak bercakap-cakap dengan
hubungan dengan orang lain dengan memutuskan percakapan atau pergi bila
misalnya, pada saat makan, terjadi gangguan pada pemasukan makanan dan
gangguan aktifitas atau aktifitas menurun dan pasien tampak kurang energik
sehingga pasien mengalami gangguan harga diri (Surya, dkk, 2012). Dari
tanda dan gejala tersebut, maka diperlukan penanganan yang baik agar tidak
dalam mengurangi resiko masalah yang terjadi pada kasus isolasi sosial
menurut Afandi (2014) antara lain : menarik diri salah satunya dengan
halusinasi. Selain tindakan Strategi diatas tindakan lain yaitu social skill
B. Batasan Masalah
Asuhan keperawatan yang dapat diangkat dalam masalah studi kasus ini
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan
a. Tujuan Utama
b. Tujuan Khusus
E. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
b. Teori Praktis
1. Bagi perawat
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan gambaran atau intervensi yang
4. Bagi Pasien
sekitarnya.
TINJAUAN PUSTAKA
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang
kesepian, dan tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang
13
yang dialami oleh individu dan dianggap timbul karena orang lain serta
dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif
(Stuart, 2013).
perilaku menarik diri, serta penurunan atau bahkan sama sekali tidak
(Istimewa, 2020).
1. Keterlambatan perkembangan
1. Faktor Presipitasi
menyelesaikan masalah.
Rusdi, 2013)
2. Faktor predisposisi
sosial.
a. Faktor perkembangan
menarik diri.
b. Faktor biologis
c. Faktor sosiokultural
mengadopsi norma, perilaku dan sitem nilai yang berbeda dari yang
3. Faktor Lain
a. Faktor genetik dianggap mempunyai transmin gangguan efektif
adaktif.
Rusdi, 2013).
Mayor
a. Subjektif
b. Objektif
1) Menarik diri
lingkungan
Minor
a. Subjektif
b. Objektif
1. Afek datar
2. Afek sedih
3. Riwayat ditolak
4. Menunjukkan permusuhan
6. Kondisi difabel
9. Perkembangan terlambat
Menyendiri
Kesepian Manipulasi
Otonomi
Menarik diri Implusif
Kebersamaan
ketergantungan Narkisisme
Saling ketergantungan
Keterangan:
a. Respons adaptif
meliputi:
1. Menyendiri (Solitude)
2. Otonomi
3. Kebersamaan (Mutualisme)
hubungan sosial.
b. Respons Maladaptif.
a. Manipulasi
frustasi yang dapat digunakan sebagai alat berkuasa atas orang lain.
b. Impulsif
c. Narsisisme
mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain (Sutejo,
2021).
5. Mekanisme Koping
6. Sumber Koping
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
adalah:
1. Faktor Perkembangan
luar keluarga.
2. Faktor Biologis
b. Stressor Presipitasi
dalam kategori:
2) Stressor psikologis
(isolasi sosial).
a. Perilaku
Adapun perilaku yang biasa muncul pada isolasi sosial berupa: kurang
kebersihan diri, komunikasi verbal menurun atau tidak ada. Klien tidak
(menyendiri). Klien tampak memisahkan diri dan orang lain, tidak atau
energi (tenaga), harga diri rendah, posisi janin saat tidur, menolak
b. Mekanisme Defensif
kesadaran.
2. Masalah keperawatan
c. Isolai Sosial
3. Pohon masalah
Menurut Keliat dkk, 2010 dalam Lelono, (2015) pohon masalah isolasi
Isolasi sosial
4. Diagnose keperawatan
a. Isolasi sosial
Tabel 2.1
6. Implementasi
klien sebagai mitra dalam hubungan yang kuat dalam tritmen, kebutuhan
7. Evaluasi
METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian
Sodik, 2015).
Studi kasus ini adalah studi yang mengeksplorasi masalah gambaran asuhan
keperawatan jiwa dengan masalah isolasi sosial di Ruang Melati Rumah Sakit
33
C. Partisipan
E. Pengumpulan data
1. Pengkajian
dokumentasi.
2. Wawancara
maupun tim kesehatan mengenai data pasien dengan masalah isolasi sosial,
3. Observasi partisipan.
4. Studi dokumentasi
Dokumentasi ini diambil dan dipelajari dari jurnal jurnal dan keperawatan
F. Analisa data
1. Pengumpulan data
dokumentasi hasil.
2. Mereduksi data
pembahasan
3. Penyajian data
Untuk menyajikan data dalam bentuk tabel, gambar, bagan, maupun teks
dari klien.
4. Kesimpulan
Dari data yang disajikan peneliti, kemudian data dibahas dan dibandingkan
G. Etik Penelitian
nama dan alamat asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur
3. Confidentially (Kerahasiaan)