Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

STASE KOMUNITAS

Disusun Oleh:
DINA RUNGGU SIBURIAN
NIM : 22100373

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
DI KOTA PADANG SIDIMPUAN
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Judul laporan : Asuhan Kebidanan Manajemen pelayanan kebidanan di


Puskesmas pinangsori tahun 2023
Nama Mahasiswa : DINA RUNGGU SIBURIAN
Nim : 22100373

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Pogram Profesi

Laporan kasus ini telah diperiksa dan dievaluasi oleh Dosen Pembimbing Clinical
Instructor (CI) dan Koordinator stase profesi pada Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Pogram Profesi Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di
Kota Padangsidimpuan pada tanggal 7 Juli 2023

Menyetujui,

Koordinator Stase Dosen Pembimbing

Mutia Sari Lubis, S.Tr. Keb, M.Keb Nurelilasari Siregar, SST. M. Keb
NIDN.0121069501 NIDN:0122058903

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan

Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.Keb


NIDN:010048901
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan Rahmat-Nya hingga penulis dapat menyusun Laporan
Kasus“Pengkajian Asuhan Kebidanan Komunitas Di Puskesmas Pinangsori
Tahun 2022”. Laporan kasus ini merupakan salah satu persyaratan menyelesaikan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan Tahun 2022.
Dalam proses penyusunan Laporan ini, penulis menyampaikan ucapan
terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat.
1. Arinil Hidayah, SKM, M. Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas
Aufa Royhan Di Kota Padangsidimpuan
2. Sri Sartika Sari Dewi, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Pendidikan Profesi
Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan
3. Mutia Sari Lubis, S.Tr. Keb, M.Keb, sekaligus Koordinator Prodi Pendidikan
Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan Di Kota
Padangsidimpuan
4. Nurelilasari Siregar, SST. M. Keb, selaku Dosen Pembimbing stase komunitas
Prodi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan
Di Kota Padangsidimpuan.
5. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Fakultas Kesehatan Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan
6. Kepada semua pihak yang membantu dalam penyusunan laporan ini
Laporan kasus ini di buat berdasarkan buku sumber dan arahan dari
pembimbing. Namun dalam pembuatan laporan ini masih banyak kesalahan baik
penulisan dan isi dari laporan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Mudah-mudahan laporan ini bermanfaat dan menjadi acuan untuk
pengembangan inovasi dalam bidang pendidikan kebidanan.

Pinangsori, 2023
Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................ 1
1.1 Latar Belakang . .......................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................ 4
1.2.1 Tujuan Umum................................................... 4
1.2.2 Tujuan Khusus................................................... 5
1.3 Metode......................................................................... 5
1.3.1 Observasi........................................................... 6
1.3.2 Wawancara........................................................ 6
1.4 Ruang Lingkup............................................................. 6
1.5 Manfaat........................................................................ 7
1.5.1 Teoritis.............................................................. 7
1.5.2 Praktis................................................................ 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................... 8


2.1 Teori Asuhan Kebidanan Komunitas .............................. 4
2.2 Teori EBM pada Asuhan Kebidanan yang diterapkan
dalam Asuhan Kebidanan yang di berikan ..................... 19

BAB III MANAJEMEN ASUHAN KELUARGA ....................... 32


3.1 Pengkajian/Assasment ............................................... 32
3.2 Manajemen Asuhan ..................................................... 33

BAB IV PEMBAHASAN ................................................................ 38


4.1 Hasil dari KK binaan.................................................... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 50


5.1 Kesimpulan ................................................................. 50
5.2 Saran ............................................................................ 50

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks yang saling
berkaitan dengan masalah-masalah lain. Masalah kesehatan bukan hanya
berkaitan dengan keadaan sehat atau sakit seseorang, tetapi juga berkaitan dengan
kesehatan lingkungan, fisik, mental dan keluarga.
Keluarga adalah satuan unit terkecil di masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling bergantung (Nasrul Effendy, 2016).
Asuhan Keluarga merupakan suatu asuhan yang dititik beratkan pada
berbagai masalah dalam satu keluarga, yang mana masalah-masalah tersebut
mereka hadapi karena ketidakmampuan dalam mengatasi masalah kesehatan dan
kurangnya pengetahuan keluarga tentang masalah kesehatan.
Pembangunan kesehatan dalam masyarakat dengan cara menggerakkan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan kebutuhan setiap
insan. Dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 hal ini tercantum
secara khusus dalam Pasal 5, 8, 71, 72 antara lain dikatakan “setiap orang
meningkatkan kesehatan perorangan keluarga dan lingkungan” (Keputusan
Menteri RI No. 128/Menkes/SK/11/2018).
Menopause adalah perdarahan surut fisiologik yang terakhir dalam seumur
hidup wanita, yang menunjukkan berakhirnya kemampuan bereproduksi dan
berhenti haid atau menstruasi.(1) Wanita dapat dikatakan sudah mencapai
menopause jika sudah tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan secara
berurutan atau tidak dan disertai dengan tanda gejala.(2) Proses menopause ini
dimulai dari fase premenopause (usia 40 - 48), menopause (usia 49 - 51) dan
pascamenopause (usia 52 - 55) (Lannywaty, 2017).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan pengkajian asuhan
kebidanan komunitas Di Puskesmas Pinangsori Tahun 2022.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah maka penulis membuat
rumusan masalah sebagai berikut Bagaimana Memberikan Asuhan keluarga yang
khususnya pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan
secara menyeluruh.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa diharapkan mampu memberikan asuhan keluarga khususnya
pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan bidang kebidanan secara
menyeluruh.
1.3.2 Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan praktek kebidanan komunitas, mahasiswa
diharapkan mampu dalam :
1. Melakukan pengkajian data pada keluarga pasien untuk menentukan adanya
masalah kesehatan.
2. Menganalisis data dan mengidentifikasi masalah pada keluarga pasien
3. Mampu menyusun rencana asuhan kebidanan pada keluarga pasien
4. Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada
keluarga pasien
5. Mampu melaksanakan evaluasi pada keluarga pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Keluarga
A. Definisi Keluarga
Menurut Depkes RI Th. 2015, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat
yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal
disuatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 2015).
Menurut Salvicion G Bailon dan Aracelis Maglaya 2013, keluarga adalah
dua tahun lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinn, atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga berinteraksi satu sama lain, dalam didalam peranannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Effendy, 2014).
Menurut Freenam, keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat (Depkes RI, 2015).
B. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010), terdapat lima fungsi keluarga, yaitu :
1. Fungsi afektif (The Affective Function)
Fungsi afektif berkaitan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan spikologis. Keberhasilan fungsi afektif tampak melalui keluarga
yang gembira dan bahagia;
2. Fungsi sosialisasi Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam
lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna
untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-
nilai budaya keluarga.
3. Fungsi reproduksi (The Reproduction Function) Untuk mempertahankan
kontinuitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk berlangsungnya
hidup masyarakat
4. Fungsi ekonomi (The Economic Function) keluarga berfungsi untuk
memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
5. Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care
Function) untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan, antara lain:
a. Mengenal masalah kesehatan setiap keluarga yang terkena penyakit
Diabetes mellitus yaitu untuk mengetahui kemampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan, mengkaji sejauh mana keluarga
mengenal tanda dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian,
tanda gejala dan penyebab.
b. Mengambil keputusan untuk tindakan keperawatan yang tepat bagi
anggota keluarga yang menderita Diabetes mellitus meliputi cara
mengatasi masalah kesehatan.
c. Memberikan keperawatan bagi anggota keluarga yang menderita
Diabetesmellitus yang meliputi cara perawatan kepada anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan rumah yang memenuhi syarat kesehatan
untuk penderita Diabetes mellitus meliputi memelihara lingkungan
yang menguntungkan bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan
e. Mengunakan fasilitas kesehatan yaitu untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan keluarga menggunakan.
2.2 Menopause
A. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu kata men yang berarti bulan
dan peuseis yang berarti “penghentian sementara”. Sebenarnya, secara linguistik
kata yang lebih tepat adalah menocease yang berarti “masa berhentinya
menstruasi”. Dalam pandangan medis, menopause didefinisikan sebagai masa
penghentian haid untuk selamanya. Biasanya menopause terjadi pada wanita
mulai usia 45-55 tahun. Masa menopause ini tidak bisa serta merta diketahui,
tetapi biasanya akan diketahui setelah setahun berlalu (Andira, 2010).
Webster‟s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause
sebagai periode berhentinya haid secara alamiah yang biasanya terjadi antara usia
45 dan 50 tahun (Kasdu, 2004). Menurut Gebbie (2005) mendefinisikan
menopause sebagai periode menstruasi spontan yang terakhir pada seorang wanita
dan merupakan diagnosa yang ditegakkan secara retrospektif setelah amenorrhea
selama 12 bulan. Menopause terjadi pada usia rata-rata 51 tahun.
Siklus mentruasi dikontrol oleh dua hormon yang diproduksi di kelenjar
hipofisis yang ada di otak yaitu Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan
Luteinising Hormone (LH), dan dua hormon lagi yang dihasilkan oleh ovarium
(estrogen dan progesteron). Saat perempuan berada pada masa menjelang
menopause, FSH dan LH terus diproduksi oleh kelenjar hipofisis secara normal.
Akan tetapi karena ovarium semakin tua maka kedua ovarium kita tidak dapat
merespon FSH dan LH sebagaimana yang seharusnya. Akibatnya estrogen dan
progesterone yang diproduksi juga semakin berkurang. Menopause terjadi ketika
kedua ovarium tidak lagi dapat menghasilkan hormon-hormon tersebut dalam
jumlah yang cukup untuk bisa mempertahankan siklus mentruasi (Andira, 2010).
Kesimpulannya, ketika wanita memasuki menopause kadar estrogen dan
progesteron turun dengan dramatis karena ovarium berhenti merespon FSH dan
LH yang diproduksi oleh kelenjar hipofisis yang ada di otak. Sebagai usaha agar
kedua ovarium dapat berfungsi dengan baik, otak sebenarnya telah mengeluarkan
FSH dan LH lebih banyak namun kedua ovarium tidak dapat berfungsi dengan
normal. Akan tetapi kecenderungan otak untuk memproduksi lebih banyak FSH
memberikan satu keuntungan yaitu kadar FSH yang tinggi dapat dideteksi dalam
darah atau urin, dan dapat digunakan sebagai tes sederhana untuk mendeteksi
menopause (Rebecca and Pam, 2007).
B. Periode Menopause
Menopause adalah berhentinya siklus haid terutama karena
ketidakmampuan sistem neurohumoral untuk mempertahankan stimulasi
periodiknya pada sistem endokrin (Potter & Perry, 2005), Baziad menyebutkan
menopause sebagai perdarahan rahim terakhir yang masih diatur oleh hormon
ovarium. Menurut Sarwono P (2007) ada 4 fase dalam siklus klimakterik, yaitu:
a. Pra-menopause
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan
perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relative banyak,
dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenorea).
b. Perimenopause
Perimenopause merupakan fase peralihan antara pre- menopause dan
pascamenopause. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada
kebbanyakan wanita siklus haidnya>38 hari, dan sisanya <18 hari. Sebanyak 40%
wanita siklus haidnya anovulatorik. Meskipun terjadi ovulasi, kadar progesteron
tetap rendah. Kadar FSH, LH, dan estrogen sangat bervariasi.
c. Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu
ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan
tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena
itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila
wanita menggunakan kontrasepsi hormonal pada usia perimenopause.
Diagnosis menopause ini dibuat bila telah terdapat amenorrhea sekurang-
kurangnya satu tahun. Pada umumnya menopause terjadi pada usia 45-50 tahun.
Kadar FSH serum lebih dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis menopause
(Aqila, 2010).
d. Pasca Menopause
Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara
20-30 pg/ml, dan kadar hormone gonadotropin biasanya meningkat.
Pascamenopause pada umumnya akan terjadi 3 hingga 5 tahun setelah menopause,
tahap dimana sebagian besar keluhan menopause telah menghilang.
C. Jenis Menopause
Ada dua jenis menopause (Nadine, 2009), yaitu:
a. Menopause alami
Menopause yang disebabkan menurunnya produksi hormon kelamin
wanita, estrogen dan progesteron oleh ovarium. Ini adalah proses perlahan
lahan yang biasanya terjadi selama beberapa tahun. Rata-rata wanita untuk
mencapai menopause alami atau berhentinya haid adalah 50 tahun
(Nirmala, 2003).
b. Menopause karena sebab tertentu
Menopause yang disebabkan intervensi medis tertentu. Misalnya
bedah pengangkatan kedua ovarium karena abnormalitas dalam struktur
dan fungsinya sebelum usia menopause alami, menyebabkan menopause
karena pembedahan. Demikian pula obat obat tertentu, radiasi dan
kemoterapi (penggunaan agen kimiawi untuk merawat berbagai jenis
penyakit, khususnya kanker) bisa juga menyebabkan menopause karena
sebab tertentu.
Menopause karena sebab tertentu tidak lazim terjadi pada wanita
yang mengalami histerektomi setelah usia menopause alami. Histerektomi
adalah istilah yang digunakan untuk pengangkatan rahim dengan
pembedahan. Karena ovarium tidak diangkat pada pembedahan tersebut,
mereka bisa terus memproduksi hormone wanita. Tapi bila syaraf, dan
suplai darah ke ovarium rusak ketika melakukan histerektomi, bisa terjadi
menopause karena sebab tertentu.
D. Faktor- Faktor yang mempengaruhi usia Menopause
Kebanyakan wanita mengalami menopause antara 45-55 tahun. Faktor-
faktor yang mempengaruhi usia menopause, diantaranya:
a. Kebiasaan merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi perokok
kemungkinan mengalami menopause sekitar satu setengah hingga dua
tahun lebih awal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salah satu zat
aktif dalam rokok, yaitu polycyclic aromatic hydrocarbon telah
terbukti bersifat toksik terhadap folikel-folikel ovarium. Berbagai
penelitian menunjukan adanya hubungan dosis-respons (dose-response
relationship) dimana perokok berat mengalami usia menopause yang
jauh lebih cepat dibanding perokok ringan dan wanita yang tidak
merokok. Secara umum, wanita yang merokok mengalami menopause
sekitar dua tahun lebih awal dibandingkan wanita yang tidak merokok
(Hardy, 2000).
b. Status gizi
Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat
mengalami menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah
usia 50 tahun biasanya pada usia 35-40 tahun. Sebuah penelitian yang
dilakukan pada wanita di Shanghai pada tahun 2008 menemukan
bahwa total asupan kalori, lemak dan serat memiliki hubungan dengan
usia menopause seorang wanita. Ditemukan juga fakta bahwa
konsumsi teh harian dapat memperpanjang durasi masa reproduksi
seorang wanita (Dorjgochoo, 2008).
c. Lemak tubuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena itulah
wanita yang kurus mengalami menopause lebih awal dibandingkan
wanita yang kegemukan. Hasil studi menunjukkan bahwa wanita
dengan nilai Indeks Massa Tubuh (IMT) yang lebih rendah cenderung
mengalami menopause pada usia yang lebih cepat, dimana wanita
dengan Index Massa Tubuh (IMT) yang rendah beresiko 0,6 kali lebih
cepat untuk mengalami menopause. Diasumsikan bahwa jaringan
adiposa yang lebih banyak pada wanita obesitas memungkinkan proses
aromatisasi androgen yang lebih besar pula sehingga kadar estrogen
dalam darah cenderung lebih tinggi. Namun begitu, mekanisme
mengenai hubungan Index Massa Tubuh (IMT) dengan usia
menopause belum dapat dijelaskan secara pasti dikarenakan hasil
penelitian yang mengidentifikasi hubungan ini sering berbeda satu
sama lain, karena di sisi lain, obesitas juga dapat memicu inadekuasi
fungsi ovarium (Gold & Cooper, 2001).
d. Keturunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang sama.
Salah satunya yaitu sebuah studi epidemiologi yang meneliti usia
menopause pada sampel multietnik menemukan fakta bahwa usia
menopause cenderung lebih cepat pada wanita keturunan Jepang dan
Latin (Henderson, 2008).
Studi lain menemukan adanya riwayat keluarga pada ibu seorang
wanita yang mengalami menopause dini (Biela, 2002). Beberapa hasil
penelitian telah berhasil mengidentifikasi gen yang turut menentukan
usia menopause seorang wanita. Gen tersebut dijumpai pada
kromosom 9 quantitative-trait loci. Selain itu, sebuah studi
menemukan bahwa pada beberapa wanita dijumpai single nucleotide
polymorphism (SNP) yang terletak pada kromosom 19 dan 20 yang
telah terbukti berkaitan dengan usia menopause yang lebih awal (Stolk,
2009; Kok, 2005; Voorhuis, 2010).
E. Cara Mengatasi Masa Menopause
Gaya hidup yang sehat akan membantu wanita beradaptasi terhadap
perubahan-perubahan yang timbul saat menopause (Rebecca and Pam, 2007),
gaya hidup sehat tersebut adalah:
1. Menerapkan Pola makan yang sehat
Terdapat sejumlah nutrisi yang sangat penting saat wanita yang mengalami
menopause, antara lain:
a. Kalsium, diperlukan penting untuk kekuatan tulang agar tetap kuat dan
sehat berhubungan dengan meningkatnya risiko wanita menopause
mengalami osteoporosis. Sumber kalsium yang baik antara lain dari
produk susu, misalnya susu, keju, yogurt, kuning telur.
b. Vitamin D diperlukan untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu
menyerap kalsium dari makanan. Sebagian besar vitamin D diperoleh dari
kulit kita yang terpapar sinar matahari, tetapi dalam jumlah kecil akan
diperoleh dari makanan yang kita peroleh. Sumber vitamin D yang baik
antara lain minyak ikan, ikan sardin, ikan makarel, hati, dan telur.
c. Vitamin, ini akan melindungi wanita menopause dari masalah jantung dan
juga dapat mengatasi hot flush (rasa panas) dan berkeringat di malam hari.
Dapat diperoleh dari makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian,
minyak sayur, dan sereal.
d. Fitoestrogen, fitoestrogen memiliki efek menyerupai estrogen alami yang
dapat menurunkan risiko penyakit pada masa menopause. Sumber
fitoestrogen antara lain diperoleh dari isoflavon yang merupakan salah satu
fitoestrogen yang banyak diteliti. Sumber isoflavon dapat diperoleh
misalnya kacang merah, kecambah, atau kedelai (olahan kedelai seperti
susu, tahu, tempe). Kedelai dapat memperbaiki lipoprotein dalam darah
dan dapat menurunkan kadar kolesterol jahat (Aqila, 2010).
e. Royal jelly, adalah bahan makanan yang dihasilkan oleh lebah.
Kandungan vitamin royal jelly yang utama adalah B1, B2, B6, C, niasin,
dan asam pantotenat. Komponen inilah yang umumnya terkait dengan
penggunaan royal jelly dalam pengobatan dan pencegahan penyakit. Para
ahli menyatakan bahwa madu maupun royal jelly berkhasiat untuk
memelihara kesehatan reproduksi dan memperpanjang usia (Aqila, 2010).
f. Mengkonsumsi makanan yang mengandung serat
Serat penting karena menyerap air dan meningkatkan bakteri yang
bermanfaat dalam usus. Proses ini akan membentuk kotoran dalam jumlah
besar, dan membuat usus bekerja dengan baik, serta mengurangi resiko
penyakit usus besar. Demikian yang terdapat dalam sayuran segar seperti
bayam, kentang, kol, dan kacang- kacangan (Nirmala, 2003).
g. Hindari makanan berlemak
Makanan berlemak sering dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti
kolesterol, stroke. Seperti daging, sosis, ham, kulit ayam, krim, karena
mengandung lemak jenuh hewani. Pilihlah makanan yang rendah lemak
seperti sayur-sayuran dan buah- buahan (Nirmala, 2003).
h. Batasi konsumsi kafein, konsumsi alkohol, konsumsi garam, konsumsi
gula.
Konsumsi atau minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, cola
secara berlebihan terbukti dapat meningkatkan pengeluaran kalsium
melalui air seni dan tinja (Kumalaningsih, 2008). Menurut Andira (2010)
kafein juga akan meningkatkan potensi hot flushes. Kurangi asupan garam
karena dapat meningkatkan tekanan darah pada sebagian orang yang
tekanan darahnya sudah tinggi. Konsumsi garam juga meningkatkan 25%
pada orang yang tekanan darahnya masih normal, dan konsumsi garam
yang berlebih dapat meningkatkan sekresi kalsium dari tulang sehingga
meningkatkan osteoporosis (Aqila, 2010). Kurangi asupan gula baik dalam
makanan atau minuman dalam bentuk permen, kue, minuman untuk
menghindari diabetes (Nirmala, 2003).
i. Olah raga secara teratur
Alasan penting untuk melakukan olah raga secara teratur adalah menjaga
jantung tetap sehat dan meminimalkan risiko terkena penyakit
kardiovaskuler. Latihan aerobik ringan seperti jalan kaki, bersepeda, dan
berenang dapat menjadi pilihan. Lakukan olah raga ini sedikitnya 30 menit
per hari (Aqila, 2010).
j. Berhenti merokok
Wanita menopause memiliki resiko osteoporosis dan penyakit
kardiovaskuler, dan kedua risiko itu akan meningkat lebih tinggi lagi bila
wanita tersebut merokok. Berdasarkan penelitian dokter dari Universitas
Oslo wanita yang aktif merokok lebih mungkin mengalami menopause
dini dibandingkan dengan yang tidak merokok (Aqila, 2010).
k. Jangan ragu konsultasi ke dokter
Jika mengalami keluhan menopause yang sangat mengganggu aktifitas
sehari-hari, dapat mempertimbangkan terapi sulih hormon (TSH). Peran
TSH secara sederhana adalah mengembalikan kadar estrogen.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI PUSKESMAS


PINANGSORI
TAHUN 2023

3.1 PENGKAJIAN KELUARGA


1. DATA UMUM
Tanggal Pengkajian :
1. Nama Kepala Keluarga : Ny. L
2. Umur : 57 Tahun
3. Alamat : Mompang
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Petani
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
6. Agama : Islam
7. Suku/ Bangsa : Batak/Indonesia

No Nama JK Hubungan Umur Agama Pendidikan Pekerjaan


dgn
keluarga
1 Saniem S Istri 57 Islam SMP Petani
2 Rudi L Anak 22 Islam SD Petani

8. Genogram

Keterangan :

: Anak Laki-laki

: Perempuan

Keluarga Ny. L anaknya Kurang pengetahuannya tentang

tanda gejala menopause

9. Tipe Keluarga : Keluarga Inti (nuclear family)


10. Status Sosial Ekonomi
Pendapatan Yang di Dapat Ny. L ± 1 juta/bulan
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Jalan – jalan
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


- Ny. L tinggal bersama anaknya.
- Ny. L memiliki 1 anak
2. Riwayat keluarga inti
Dalam keadaan baik
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga Ny. L merupakan anak ke 1 dari 1 bersaudara

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Sudah milik sendiri
2. Denah Rumah

a
c d

Ket :
a. Pintu
b. Ruang Tidur
c. Ruang Tamu
d. Dapur
3. Keadaan lingkungan dalam rumah : Baik
4. Keadaan lingkungan diluar rumah : Baik
5. Karakteristik tetangga dan komunitas
Sikap tetangga terhadap keluarga Ny. L sangat baik dan ramah
6. Mobilitas dalam keluarga : Baik
7. Perkumpulan keluarga dan integrasi dengan masyarakat : Baik
8. Sistem pendukung keluarga :
Keluarga Ny. L mendukung segala kegiatan yang bersifat positif.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola komunikasi keluarga
Pola yang dilakukan secara terbuka, bahasa yang digunakan bahasa
batak dan Indonesia, frekuensi yang dilakukan cukup baik.
2. Struktur kekuatan keluaraga
Pengendali keluarga yaitu Ny. L sebagai pengambil keputusan (kepala
keluarga).
3. Struktur peran (formal dan informal):
Peran kepala keluarga mencari nafkah dan dibantu oleh anak nya
4. Nilai dan Norma Keluarga
Nilai dan norma yan berlaku di keluarga menyesuaikan dengan dengan
nilai agama yang di anut dan norma yang berlaku di lingkungan.
Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan apabila ada yang
sakit di obati dulu dengan pengobatan tradisional.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi biologis keluarga
a. Kebersihan perorangan : Cukup bersih
b. Penyakit yang sering diderita : Hipertensi
c. Penyakit keturunan : Tidak Ada
d. Penyakit kronis / menular : Tidak Ada
e. Kecacatan anggota keluarga : Tidak Ada
f. Pola makan dan minum : Makan 3x/ hari dan minum
8 gelas/hari
g. Pola istirahat : Tidur siang selama 2 jam
dan malam 8 jam
2. Rekreasi dan pemanfaatan waktu senggang : Jarang
3. Fungsi psikologis keluarga : Baik
4. Fungsi social keluarga : Baik
5. Fungsi spiritual : Menjalankannya dengan mengikuti
pengajian
5. Fungsi cultural : Menjalankan dengan mengikuti
semua peraturan yang ada di
masyarakat ( baik )
6. Fungsi reproduksi : Baik
7. Fungsi ekonomi : Kurang
8. Fungsi perawatan kesehatan
a. Menurut Ny. L masalah kesehatan yang paling sering
dihadapi pusing akibat hipertenti
b. Untuk menghadapi hipertensi tersebut Ny. L melakukan
pemeriksaan ke Tenaga Kesehatan.
c. Biasanya Ny. L pergi ke puskesmas terdekat

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang
Masalah yang sering dihadapi Ny. L adalah demam Pusing
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Masalah yang dihadapi dapat diatasi dengan berobat ketenaga
kesehatan terdekat.
3. Strategi koping yang digunakan
Melakukan musyawarah dengan orang terdekat dalam menghadapi
masalah.
VII. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
a. Keadaan umum : Kurang       
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda vital :
- TD        : 140/70 mmHg
- RR  : 20 x/menit
- Nadi          : 80 x/menit
- Temp    : 36,2 °C

VIII. HARAPAN KELUARGA


Ny. L berharap bisa mengetahui cara mengurangi hipertensi

B. ANALISA DATA
- Data subyektif
DS : Ny. L mengatakan tidak tahu tanda gejala menopause
- Data obyektif
 TD : 140/70 mmHg
 P : 80 x/m
 RR : 20 x/m
 T : 36,2°C
- Diagnosa
Ny. L kurang peduli dengan kesehatan dirinya. Kurang memahami tanda
gejala menopause
JADWAL PELAKSANAAN RENCANA KEGIATAN

Tanggal Kunjungan Perencanaan Implementasi Evaluasi


8-7-2023 K-I  Menjelaskan keadaan  Melakukan pemeriksaan  Melakukan pemeriksaan fisik
umum Ny. L umum dan pemeriksaan  Keadaan umum
 Memberikan fisik  Keadaan umum: Baik
penjelasan kepada  Memberikan penjelasan  Kesadaran :
Ny. L tentang Tanda materi terhadap masalah Composmentis
gejala Menopause yang didapat tentang tanda  Tanda-tanda vital :
gejala menopause - TD        : 140/70 mmHg
- RR  : 20 x/menit
- Nadi        : 80 x/menit
- Temp    : 36,2 °C

9-7-2023 K-II Memberikan penyuluhan Melakukan penyuluhan kepada Ny. L sudah mengetahui tanda gejala
tentang tanda gejala Ny. L tentang Tanda gejala menopause dan sudah mengerti
Menopause Menopause perubahan yang terjadi selama masa
menopause

10-7-2023 K III Mengevaluasi hasil Ibu sudah mengetahui usaha-usaha


penyuluhan apa yang dapat mengurangi keluhan
saat menopause
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Ny. L umur 57 tahun dengan data subyektif yaitu kurangnya pengetahuan
ibu tentang Tanda gejala hipertensi data obyektif yaitu keadaan umum
cukup, kesadaran composmentis, vital sign TD : 140/70 mmHg, RR : 20
x/menit, Nadi   : 80 x/menit, Temp  : 36,2 °C. Dari data yang ditemukan
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
4.2 Interpretasi data
Dengan peyuluhan kesehatan tentang tanda gejala menopause pada Ny. L .
Ibu mengatakan ingin merubah gaya hidup yang lebih sehat.
4.3 Diagnosa Potensial
Tidak ada masalah potensial yang terjadi pada Ny. L
4.4 Perencanaan
Rencana asuhan yang diberikan adalah beritahu kepada ibu tentang
keadaannya dan jelaskan pada ibu pentingnya menjaga kesehatan agar dapat
mengurangi keluhan saat menopause
4.5 Pelaksanaan
Dengan dilakukan penatalaksanaan pada Ny. R dengan pemberian leaflet dan
penjelasan tentang tanda gejala menopause. Dengan pesetujuan keluarga
4.6 Evaluasi
Ibu sudah mengetahui keadaannya dan ibu sudah mengetahui usaha-usaha apa
yang dapat mengurangi keluhan saat menopause.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Ny. L umur 57 tahun dengan data subyektif yaitu kurangnya pengetahuan
ibu tentang Tanda gejala hipertensi. Dari data yang ditemukan tidak ada
kesenjangan antara teori dan kasus. Dengan peyuluhan kesehatan tentang
tanda gejala menopause pada Ny. L . Ibu mengatakan ingin merubah gaya
hidup yang lebih sehat. Tidak ada masalah potensial yang terjadi pada Ny. L.
Rencana asuhan yang diberikan adalah beritahu kepada ibu tentang keadaannya
dan jelaskan pada ibu pentingnya menjaga kesehatan agar dapat mengurangi
keluhan saat menopause. Dengan dilakukan penatalaksanaan pada Ny. R dengan
pemberian leaflet dan penjelasan tentang tanda gejala menopause. Dengan
pesetujuan keluarga. Ibu sudah mengetahui keadaannya dan ibu sudah mengetahui
usaha-usaha apa yang dapat mengurangi keluhan saat menopause.
5.2 Saran
1. Untuk Keluarga
Perlu adanya yang lebih antara pemerintah dengan masyarakat khususnya
keluarga binaan dalam meningkatkan derajat kesehatan .
2. Untuk Puskesmas
Diharapkan pihak Puskesmas lebih meningkatkan upaya – upaya pembinaan
kesehatan khususnya pembinaan yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan
anak, dan lebih meningkatkan akses pelayanan kesehatan.
3. Untuk Pendidkan
Untuk mengoptimalkan praktek kebidanan komunitas diharapkan pihak
pendidikan dapat memfasilitasi kegiatan – kegiatan yang direncanakan dan
Lebih rutin dan berkesinambungan dalam hal membimbing mahasiswa untuk
tercapainya hasil yang lebih maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

Anita, dkk. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan


Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten
Talaud. https://media.neliti.com. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

Adrianasti. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi Pada Wanita di Pesisir Kecamatan Bantaeng Kabupaten
Bantaeng. jurnal.htp.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Juni 2018

Biran . 2016. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.Jakarta.Yayasan


Bina Pustaka.

Etik,Sulystiorini. 2016. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Minat Terhadap


Jenis Konrasepsi Pasca Salin Pada Ibu Nifas di RB Sukoasih Sukoharjo
Tahun 2016. https://anzdoz.com. Diakses pada tanggal 10 Maret 2018

Hidayat. 2016. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisi Data. Jakarta:
Salemba Medika

Maula,Aminatul. 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan


Kontrasepsi Pada Akseptor KB Wanita Di Tuwel.
https://ejournal.poltektegal.ac.id . Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

SDKI. 2016. Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2016. https://depkes.go.id.


Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

Syukaisih. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi Di Puskesmas Rambah Samo Kabupaten Rokan Hulu.
jurnal.htp.ac.id. Diakses pada tanggal 16 Mei 2018

Uswatun. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Alat


Kontrasepsi Pada Akseptor KB di Puskesmas TegalRejo Salatiga.
T1_462008069_Judul.pdf.Diakses pada tanggal 17 Juni 2018

Almatsier, S. (2017). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. (ed.9). Jakarta : Gamedia Pustaka
Utama.

Depkes RI.(2018). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012.

Dewi, P. (2016). Antara Asupan Energi dengan Status Gizi Pada Balita di
Nemplak Boyolai. Jurnal Ilmu Kesehatan. Vo. 4. No. 1 Maret

Dinkes DIY. (2018). Profil Kesehatan DIY Tahun 2014. Yogyakarta

Junaidi. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita.


Jurnal Berita Kedokteran Masyarakat. Vol. 25. No. 3
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MENOPAUSE

Pokok Pembahasan : Tanda Gejala Menopause


Sasaran : keluarga binaan
Waktu : 30 Menit
Tempat : Di rumah keluarga binaan

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan keluarga binaan dapat
menginformasikan dan mengetahui tentang penyakit menopause.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan pasien dapat menjelaskan
kembali :
1. Menjelaskan pengertian menopause
2. Menjelaskan tanda dan gejala menopause
C. MATERI
1. Menjelaskan pengertian menopause
2. Menjelaskan tanda dan gejala menopause

D. Media
LEAFLET
E. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan Media


Masyarakat
Pendahuluan 5 menit 1. Memberi salam 1. Memperhatikan Leaflet
2. Menayakan kepada dan menjawab
anggota keluarga salam
tentang materi 2. Anggota keluarga
3. Menjelaskan materi menjawab
secara umum pada pertanyaan
anggotan keluarga pengajar
tentang: 3. Memperhatikan
- Menjelaskan pengertian serta merespon
menopause terhadap
- Menjelaskan tanda dan penyuluhan
4. Memperhatikan
gejala menopause
penjelasan tujuan
4. Menyampaikan tujuan Penyuluhan
penyuluhan
Penyajian 20 2. Memperhatikan Leaflet
menit 1. Memberikan pengkajian
penjelasan tentang: 3. Memberikan
- Menjelaskan pengertian pertanyaan yang
menopause belum dapat di
- Menjelaskan tanda dan mengerti
gejala menopause 4. Memperhatikan
jawaban penyuluh
2. Memberikan
kesempatan pada
anggota keluarga untuk
bertanyak
3. Menjelaskan pertanyaan
dengan mudah dan tepat
Penutup 5 Menit 1. Menjelaskan kembali 5. Mendengarkan Leaflet
tentang: Memperhatika
- Menjelaskan pengertian 6. Menanggapi
menopause kesempatan untuk
- Menjelaskan tanda dan bertanyak yang
diberikan penyuluh
gejala menopause
7. Memperhatikan dan
2. Memberikan menjawab salam
kesempatan untuk
bertanya kepada
anggota keluarga
3. Menutup pertemuan dan
member salam

E. Metode
Ceramah dan tanya jawab
F. Evaluasi
Di harapkan kepada anggota keluarga dapat menjelaskan dengan benar
tentang:
- Menjelaskan pengertian menopause
- Menjelaskan tanda dan gejala menopaus

REPERENSI
Baughman, DC & Hackley, JC.2000. Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth.Jakarta: EGC
MENOPAUSE
Apa itu
Tahap Menopause
Menopause??
Pra Menopause

Dimulai pada rentang usia 40 tahun.

Menopause

Umumnya wanita akan mengalami menopause

pada usia 45-50 tahun.

Pasca menopause

Terjadi pada usia diatas 60-65 tahun.

Apa saja tanda


suatu periode ketika seorang wanita tidak lagi menopause?
mengalami menstruasi karena produksi
hormonnya berkurang atau berhenti. Menopause
Oleh :
merupakan suatu fase dalam kehidupan seorang Ketidakteraturan haid
SARLI SARAGIH
NIM : 22100425 wanita yang ditandai dengan berhentinya masa
subur. gejolak rasa panas (hot flush)

kekeringan vagina

perubahan kulit

keringat berlebihan

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN PROGRAM gangguan tidur


PROFESI
FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AUFA perubahan pada mulut dan hidung
ROYHAN
DI KOTA PADANG SIDIMPUAN gangguan pada otot dan sendi
2022
perubahan kejiwaan: mudah cemas,
Perubahan Yang Terjadi
mudah tersinggung, rasa takut, merasa Cara Mengatasi Keluhan Saat Menopause
tidak berguna Menopause

1. Pemberian obat yang bersifat


1. Perubahan organ reproduksi
Gejala Menopause menggantikan fungsi hormon estrogen.
2. Perubahan hormone

3. Perubahan fisik
1. Gejolak panas
4. Perubahan emosi
2. Sakit atau nyeri kepala
3. Keluar keringat dimalam hari 5. Perubahan kulit
2. Mengkonsumsi vitamin.
4. Sesak nafas 6. Perubahan pada mulut
3. Olahraga yang cukup.
5. Sulit tidur
7. Perubahan pada indera perasaan
6. Kedinginan
7. Cepat lelah
8. Linu dan nyeri otot sendi
4. Makan dengan menu seimbang dan sesuai
9. Kelebihan berat badan
10. Kecemasan dan mudah tersinggung kebutuhan.
11. Depresi

5. Pemberian kompres hangat

Terima Kasih
LEMBAR KONSULTASI STASE KOMUNITAS

HARI/TANGGAL KETERANGAN HASIL TTD DOSEN


SUPERVISI

Anda mungkin juga menyukai