Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TRIMESTER III

DI POLI KEBIDANAN RSUD DR. KANUJOSO DJATIWIBOWO BALIKPAPAN

NAMA : SHINTA ANGGREANI

NIM : P07224420039

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KALIMANTAN TIMUR

JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN PROFESI

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN FISIOLOGIS TRIMESTER III


di RUANG POLI KEBIDANAN RSUD dr. KANUJOSO DJATIWIBOWO
BALIKPAPAN

Disetujui di Balikpapan, Maret 2021

Mahasiswa

Shinta Anggreani
NIM. PO 7224420039

Mengetahui,
Dosen Pembimbing Institusi Preceptor lahan

Hj. Eli Rahmawati, S.SiT, M.Kes Hj. Tuti Widiyaningsih,S.ST


NIP: 197403201993032001 NIP. 197305251993032005

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Shinta Anggreani

Nim : P0 7224420039

Program Studi : Pendidikan Profesi Bidan Jurusan kebidanan


Poltekes Kemenkes Kaltim

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Laporan Komprehensif yang


saya tulis ini benar - benar hasil karya sendiri, bukan merupakan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya
sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa laporan ini adalah


hasil plagiarism/jiplakan atau mengcopy hasil orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang sudah ditentukan dalam buku
panduan atas perbuatan tersebut

Samarinda,

Mahasiswa

Shinta Anggreani
NIM. PO 7224420039

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan
Asuhan Kebidanan pra nikah dengan kehamilan fisiologis trimester III di ruang
poli Kebidanan. Penyusunan laporan ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan
bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan
pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. H. Supriadi B, S.Kep., M.Kep selaku Direktur Politeknik Kesehatan


Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
2. Inda Corniawati, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
3. Nursari Abdul Syukur, M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.
4. Hj. Eli Rahmawati, S.SiT, M.Kes dan Ita Kusumayanti, M. Keb, selaku
Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan masukan dengan sabar
kepada peneliti dalam penyusunan laporan ini.
5. dr. Edy Iskandar, Sp. PD selaku direktur RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo
Balikpapan.
6. Hj. Tuti S, ST selaku Bidan pembimbing lahan di Ruang Poli Kebidanan
direktur RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tempat mahasiswa
melakukan praktek lapangan yang telah memberikan dukungan dan masukan
dalam penyusunan laporan ini.
7. Hj. Masripah Amd,Keb dan Fitria Ulfa Amd,Keb selaku Bidan Pelaksana
dan Bidan pembimbing lahan di Ruang Poli Kebidanan direktur RSUD dr
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan tempat mahasiswa melakukan praktek
lapangan yang telah memberikan dukungan dan masukan dalam penyusunan
laporan ini.
8. Seluruh dosen dan staf Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

iv
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan bantuan baik dukungan
material dan moral.
10. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
penyusunan laporan ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. semoga laporan
komprehensif ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Balikpapan, Maret 2021


Penulis

Shinta Anggreani

v
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan.......................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................ iii
Kata Pengantar................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG......................................................................... 1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum................................................................................. 3
2. Tujuan Khusus................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. KONSEP TEORI
1. Pengertian....................................................................................... 5
2. Fisiologi.......................................................................................... 5
3. Patofisiologi.................................................................................... 10
4. Komplikasi...................................................................................... 14
5. Pemeriksaan Penunjang.................................................................. 15
6. Pelayanan yang dibutuhkan............................................................ 15
7. Penatalaksanaan.............................................................................. 18
B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 7 LANGKAH
VARNEY
1. Langkah I (Pengkajian)................................................................... 23
2. Langkah II (Interpretasi data)......................................................... 44
3. Langkah III (Identifikasi diagnose dan masalah potensial)............ 44
4. Langkah IV (Identifikasi Tindakan segera dan atau kolaborasi).... 45
5. Langkah V (Rencana Menyeluruh asuhan kebidanan)................... 45
6. Langkah VI (Pelaksanaan).............................................................. 47
7. Langkah VII (Evaluasi).................................................................. 47

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 48


BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 72
A. KESIMPULAN................................................................................... 72
B. SARAN.................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia saat ini telah terjadi


penurunan yaitu dari 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2002, turun
menjadi 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (SDKI, 2007).
Angka ini sudah mendekati sasaran RPJMN 2004-2009 yaitu 226/100.000
KH, dan diupayakan terus untuk mencapai target pencapaian MDG
102/100.000 KH pada tahun 2015. Penyebab langsung dari kematian ibu
adalah perdarahan (28%), hipertensi dalam kehamilan (24%), infeksi (11
%), abortus tidakaman (5%) dan persalinan lama (5%).
Pemerintah bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin
bahwa setiap ibu memilik akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang
berkualitas mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, dan perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan bila terjadi komplikasi, serta akses terhadap keluarga
berencana (Kemenkes RI, 2014).
Angka kehamilan penduduk perempuan 10 - 54 tahun adalah 2,68
persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun sangat
kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97
persen. Apabila tidak dilakukan pengaturan kehamilan melalui program
keluarga berencana (KB) mempengaruhi tingkat fertilitas di Indonesia
(RISKESDAS, 2013).
Pemeriksaan kehamilan sangat penting dilakukan oleh semua ibu
hamil untuk mengetahui pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Hampir
seluruh ibu hamil di Indonesia (95,4%) sudah melakukan pemeriksaan
kehamilan (K1) dan frekuensi kehamilan minimal 4 kali selama masa
kehamilannya adalah 83,5 persen. Adapun untuk cakupan pemeriksaan
kehamilan pertama pada trimester pertama adalah 81,6 persen dan

1
frekuensi ANC 1-1-2 atau K4 (minimal 1 kali pada trimester pertama,
minimal 1 kali pada trimester kedua dan minimal 2 kali pada trimester3)
sebesar 70,4 persen. Tenaga yang paling banyak memberikan pelayanan
ANC adalah bidan (88%) dan tempat pelayanan ANC paling banyak
diberikan di praktek bidan (52,5%) (RISKESDAS, 2013).
Bencana non alam yang disebabkan oleh Corona Virus atau COVID-
19 telah berdampak meningkatnya jumlah korban dan kerugian harta benda,
meluasnya cakupan wilayah yang terkena bencana, serta menimbulkan
implikasi pada aspek sosial ekonomi yang luas di Indonesia. Berdasarkan
data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 per tanggal 14
September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak 221.523
orang, pasien sembuh sebanyak 158.405 (71,5% dari pasien yang
terkonfirmasi), dan pasien meninggal sebanyak 8.841 orang (3,9% dari
pasien yang terkonfirmasi). Dari total pasien terkontamisasi positif COVID-
19, sebanyak 5.316 orang (2,4%) adalah anak berusia 0- 5 tahun dan
terdapat 1,3% di antaranya meninggal dunia. Untuk kelompok ibu hamil,
terdapat 4,9% ibu hamil terkonfirmasi positif COVID-19 dari 1.483 kasus
terkonfirmasi yang memiliki data kondisi penyerta. Data ini menunjukkan
bahwa ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir juga merupakan sasaran
yang rentan terhadap infeksi COVID-19 dan kondisi ini dikhawatirkan akan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes
RI,2020).
Dalam situasi pandemi COVID-19 ini, banyak pembatasan hampir ke
semua layanan rutin termasuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir.
Seperti ibu hamil menjadi enggan ke puskesmas atau fasiltas pelayanan
kesehatan lainnya karena takut tertular, adanya anjuran menunda
pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan
layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk Alat Pelindung Diri.

Hal ini menyebabkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir menjadi
salah satu layanan yang terkena dampak, baik secara akses maupun kualitas

2
Di saat Indonesia tengah menghadapi wabah bencana non alam
COVID-19, maka berdampak pula pada pelayanan ANC. Salah satu contoh
dapat dilihat di RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan khususnya di
poli kebidanan dengan jumlah kunjungan ANC 580 kunjungan di tahun
2019 dan 213 kunjungan ANC di tahun 2020. Dari data yang diperoleh
menunjukkan adanya angka penurunan pelayanan ANC pada tahun 2020.
Adapun pelayanan ANC pada masa pandemi ini di poli kebidanan
mengalami sedikit perubahan dengan menyesuaikan adanya revisi berulang
pada pedoman pelayanan ANC dari kemenkes.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis
trimester III di Rumah Sakit dr. Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengumpulan data dasar secara subjektif dan
objektif pada kasus kehamilan fisiologis trimester III.
b. Menginterpretasi data klien meliputi diagnosa, masalah, dan
kebutuhan kasus kehamilan fisiologis trimester III.
c. Merumuskan diagnosa potensial dan antisipasi yang harus dilakukan
bidan dari kasus kehamilan fisiologis trimester III.
d. Mengidentifikasi rencana tindakan segera untuk kehamilan fisiologis
trimester III.
e. Menyusun rencana tindakan untuk kasus kehamilan fisiologis
trimester III.
f. Melaksanakan tindakan terhadap kebidanan terkait dengan kasus
kehamilan fisiologis trimester III.
g. Melakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dan
memperbaiki tindakan yang dipandang perlu.

3
h. Mengetahui kesenjangan antara teori dan praktek pada asuhan
kebidanan pada kehamilan fisiologis trimester III.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP TEORI
1. Pengertian
Kehamilan adalah proses dan mulainya ovulasi sampai partus yaitu
kira-kira 280 hari (40 minggu) juga disebut kehamilan mature (cukup
bulan) lebih dari 43 minggu disebut postmature dan kehamilan antara 28
minggu sampai 36 minggu disebut kehamilan premature (Prawirohardjo,
2009).
Trimester pertama secara umum dipertimbangkan berlangsung pada
minggu pertama hingga ke-12 (12 minggu), trimester kedua pada minggu
ke-13 hingga minggu ke-27 (15 minggu) dan trimester ketiga pada
minggu ke-28 minggu hingga ke-42 minggu (13 minggu) (Manuaba,
2010).
Kehamilan trimester III merupakan kehamilan dengan usia 28-40
minggu dimana merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan
kedudukan sebagai orang tua, seperti terpusatnya perhatian pada
kehadiran bayi, sehingga disebut juga sebagai periode penantian (Vivian,
2011:118).

2. Fisiologi
a. Uterus
Pada akhir kehamilan (40 minggu) berat uterus menjadi 1000
gram (berat uterus normal 30 gram) dengan panjang 20 cm dan
dinding 2,5 cm. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk uterus
seperti buah alpukat agak gepeng. Pada kehamilan 16 minggu, uterus
berbentuk bulat. Selanjutnya pada akhir kehamilan kembali seperti
bentuk semula, lonjong seperti telur. Hubungan antara besarnya
uterus dengan tuanya kehamilan sangat penting diketahui antara lain

5
untuk membentuk diagnosis, apakah wanita tersebut hamil
fisiologik, hamil ganda atau menderita penyakit seperti mola
hidatidosa dan sebagainya.
Pada kehamilan 28 minggu, fundus uteri terletak kira-kira 3
jari diatas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosssus xipoideus.
Pada kehamilan 32 minggu, fundus uteri terletak antara ½ jarak
pusat dan prossesus xipoideus. Pada kehamilan 36 minggu, fundus
uteri terletak kira-kira 1 jari dibawah prossesus xipoideus. Bila
pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri pada kehamilan
28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm dan pada 36
minggu adalah 30 cm. Pada kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun
kembali dan terletak kira-kira 3 jari dibawah prossesus xipoideus.
Hal ini disebabkan oleh kepala janin yang pada primigravida turun
dan masuk kedalam rongga panggul. Pada trimester III , istmus uteri
lebih nyata menjadi corpus uteri dan berkembang menjadi segmen
bawah uterus atau segmen bawah rahim (SBR). Pada kehamilan tua,
kontraksi otot-otot bagian atas uterus menyebabkan SBR menjadi
lebih lebar dan tipis (tampak batas yang nyata antara bagian atas
yang lebih tebal dan segmen bawah yang lebih tipis). Batas ini
dikenal sebagai lingkaran retraksi fisiologik. Dinding uterus diatas
lingkaran ini jauh lebih tebal daripada SBR.

b. Serviks Uteri
Serviks uteri pada kehamilan juga mengalami perubahan
karena hormon estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan
dengan adanya hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi
lunak. Serviks uteri lebih banyak mengandung jaringan ikat yang
terdiri atas kolagen. Karena servik terdiri atas jaringan ikat dan
hanya sedikit mengandung jaringan otot, maka serviks tidak
mempunyai fungsi sebagai spinkter, sehingga pada saat partus
serviks akan membuka saja mengikuti tarikan-tarikan corpus uteri
keatas dan tekanan bagian bawah janin kebawah.

6
Sesudah partus, serviks akan tampak berlipat-lipat dan tidak
menutup seperti spinkter. Perubahan-perubahan pada serviks perlu
diketahui sedini mungkin pada kehamilan, akan tetapi yang
memeriksa hendaknya berhati-hati dan tidak dibenarkan
melakukannya dengan kasar, sehingga dapat mengganggu
kehamilan. Kelenjar-kelenjar di serviks akan berfungsi lebih dan
akan mengeluarkan sekresi lebih banyak. Kadang-kadang wanita
yang sedang hamil mengeluh mengeluarkan cairan pervaginam lebih
banyak. Pada keadaan ini sampai batas tertentu masih merupakan
keadaan fisiologik, karena peningakatan hormon progesteron. Selain
itu prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada
minggu-minggu akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih
mudah berdilatasi pada waktu persalinan.

c. Vagina Dan Vulva


Vagina dan vulva akibat hormon estrogen juga mengalami
perubahan. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan
vula tampak lebih merah dan agak kebiru-biruan (livide). Warna
porsio tampak livide. Pembuluh-pembuluh darah alat genetalia
interna akan membesar. Hal ini dapat dimengerti karena oksigenasi
dan nutrisi pada alat-alat genetalia tersebut menigkat. Apabila terjadi
kecelakaan pada kehamilan/persalinan maka perdarahan akan
banyak sekali, sampai dapat mengakibatkan kematian. Pada bulan
terakhir kehamilan, cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.

d. Mammae
Pada kehamilan 12 minggu keatas, dari puting susu dapat
keluar cairan berwarna putih agak jernih disebut kolostrum.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai
bersekresi.

e. Sirkulasi Darah

7
Volume darah akan bertambah banyak ± 25% pada puncak
usia kehamilan 32 minggu. Meskipun ada peningkatan dalam
volume eritrosit secara keseluruhan, tetapi penambahan volume
plasma jauh lebih besar sehingga konsentrasi hemoglobin dalam
darah menjadi lebih rendah. Walaupun kadar hemoglobin ini
menurun menjadi ± 120 g/L. Pada minggu ke-32, wanita hamil
mempunyai hemoglobin total lebih besar daripada wanita tersebut
ketika tidak hamil. Bersamaan itu, jumlah sel darah putih meningkat
(± 10.500/ml), demikian juga hitung trombositnya.
Untuk mengatasi pertambahan volume darah, curah jantung
akan meningkat ± 30% pada minggu ke-30. Kebanyakan
peningkatan curah jantung tersebut disebabkan oleh meningkatnya
isi sekuncup, akan tetapi frekuensi denyut jantung meningkat ± 15%.
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan
peningkatan tekanan darah.
f.  Sistem Respirasi
Pernafasan masih diafragmatik selama kehamilan, tetapi
karena pergerakan diafragma terbatas setelah minggu ke-30, wanita
hamil bernafas lebih dalam, dengan meningkatkan volume tidal dan
kecepatan ventilasi, sehingga memungkinkan pencampuran gas
meningkat dan konsumsi oksigen meningkat 20%. Diperkirakan efek
ini disebabkan oleh meningkatnya sekresi progesteron. Keadaan
tersebut dapat menyebabkan pernafasan berlebih dan PO2 arteri
lebih rendah. Pada kehamilan lanjut, kerangka iga bawah melebar
keluar sedikit dan mungkin tidak kembali pada keadaan sebelum
hamil, sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi wanita yang
memperhatikan penampilan badannya.
g. Traktus Digestivus
Di mulut, gusi menjadi lunak, mungkin terjadi karena retensi
cairan intraseluler yang disebabkan oleh progesteron. Spinkter
esopagus bawah relaksasi, sehingga dapat terjadi regorgitasi isi

8
lambung yang menyebabkan rasa terbakar di dada (heathburn).
Sekresi isi lambung berkurang dan makanan lebih lama berada di
lambung. Otot-otot usus relaks dengan disertai penurunan motilitas.
Hal ini memungkinkan absorbsi zat nutrisi lebih banyak, tetapi dapat
menyebabkan konstipasi, merupakan salah satu keluhan utama
wanita hamil.
h. Traktus Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP,
keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing
mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri
disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada
kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai
69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk
eksresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih
banyak yang dikeluarkan.
i. Metabolisme Dalam Kehamilan
BMR meningkat hingga 15-20% yang umumnya ditemukan
pada trimester III. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran karbohidrat, khususnya sesudah
kehamilan 20 minggu ke atas. Akan tetapi bila dibutuhkan,
dipakailah lemak ibu untuk mendapatkan tambahan kalori dalam
pekerjaan sehari-hari. Dalam keadaan biasa wanita hamil cukup
hemat dalam hal pemakaian tenaganya.
Janin membutuhkan 30-40 gr kalsium untuk pembentukan
tulang-tulangnya dan hal ini terjadi terutama dalam trimester
terakhir. Makanan tiap harinya diperkirakan telah mengandung 1,5-
2,5 gr kalsium. Diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium tertahan dalam
badan untuk keperluan semasa hamil. Ini kiranya telah cukup untuk
pertumbuhan janin tanpa mengganggu kalsium ibu. Kadar kalsium
dalam serum memang lebih rendah, mungkin oleh karena adanya
hidremia, akan tetapi kadar kalsium tersebut masih cukup tinggi

9
hingga dapat menanggulangi kemungkinan terjadinya kejang tetani.
Segera setelah haid terlambat, kadar enzim diamino-oksidase
(histamine) meningkat dari 3-6 satuan dalam masa tidak hamil ke
200 satuan dalam masa hamil 16 minggu. Kadar ini mencapai
puncaknya sampai 400-500 satuan pada kehamilan 16 minggu dan
seterusnya sampai akhir kehamilan.Pinosinase adalah enzim yang
dapat membuat oksitosin tidak aktif. Pinosinase ditemukan banyak
sekali di dalam darah ibu pada kehamilan 14-38 minggu.

3. Patofisiologi

Menurut Romauli (2011:149) Ketidaknyamanan ibu hamil pada


Trimester III, adalah sebagai berikut :
1) Peningkatan Frekuensi berkemih
Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke
pintu atas panggul, keluhan itu akan kembali (Prawiohardjo, 2011).
Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil
trimester III dengan keluhan sering kencing yaitu KIE tentang
penyebab sering kencing, kosongkan kandung kemih ketika ada
dorongan, perbanyak minum pada siang hari dan kurangi minum di
malam hari jika mengganggu tidur, hindari minum kopi atau teh
sebagai diuresis, berbaring miring kiri saat tidur untuk
meningkatkan diuresis dan tidak perlu menggunakan obat
farmakologis (Hani, 2011 : 59).
2) Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan
konsistensi kental atau cair bersifat asam akibat pengubahan
sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat
oleh basil doderlein. Upaya mengatasinya adalah dengan
memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan mengganti
panty berbahan katun dengan sering. Sebaiknya tidak melakukan

10
douch atau menggunakan semprot untuk menjaga kebersihan
genetalia (Varney, 2010).
3) Pegal pada perut bagian bawah
Terjadi pada lumbosakral yang biasanya meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan karena disebabkan pergeseran pusat
gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Peningkatan lordosis yang
kurang diperhatikan menyebabkan otot punggung meregang dan
menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney, 2010).
Cara untuk mengatasi ketidaknyamanan ini antara lain:
a. Hindari membungkuk berlebihan, mengangkat beban, dan
berjalan tanpa istirahat
b. Gunakan sepatu bertumit rendah
c. Jika masalah bertambah parah, pergunakan penyokong
penyokong abdomen eksternal dianjurkan (contoh korset
maternal atau belly band yang elastik)
d. Pijatan/usapan pada punggung
e. Untuk istirahat atau tidur; gunakan kasur yang menyokong
atau gunakan bantal dibawah punggung untuk meluruskan
punggung dan meringankan tarikan dan regangan.
4) Konstipasi
Pada kehamilan trimester III kadar progesteron tinggi. Rahim
yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian
bawah sehingga terjadi konstipasi. Konstipasi semakin berat karena
gerakan otot dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar
progesterone (Romauli, 2011).
Perencanaan yang dapat diberikan pada ibu hamil dengan
keluhan konstipasi adalah tingkatkan intake cairan minimum 8
gelas air putih setiap hari dan serat dalam diet misalnya buah,
sayuran dan minum air hangat, istirahat yang cukup, melakukan
olahraga ringan ataupun senam hamil, buang air besar secara
teratus dan segera setelah ada dorongan (Hani, 2011 : 55).

11
5) Terasa ada gas dalam perut dan gembung (flatulen)
Terjadi akibat peningkatan progesterone yang merelaksasi
otot halus dan akibat pergeseran serta penekanan usus halus karena
pembesaran uterus pada kehamilan yang lanjut (Varney, 2010).
Untuk mengurangi flatulen adalah dengan pola defekasi yang
teratur serta menghindari makanan yang mengandung gas (Varney,
2010).
6) Sakit kepala
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan akan berkurang
atau menghilang pada pertengahan kehamilan (Varney, 2010).
7) Tersumbatnya saluran hidung
Disebabkan kadar esterogen yang meningkatkan aliran darah
ke membran selaput lendir hidung sehingga selaput menjadi lebih
lembut dan membengkak. Atasi dengan mengkonsumsi cukup
cairan dan vitamin C 250 mg.
8) Kram kaki
Kram kaki diperkirakan karena asupan kalsium atau
ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor tubuh. Salah satu
dugaan lain ialah uterus yang membesar memberi tekanan pada
pembuluh darah panggul sehingga menggangu sirkulasi (Varney,
2010).
Dapat diatasi dengan meluruskan kaki yang kram dan
menekan tumit,mempertahankan postur tubuh yang baik, anjurkan
diet kalsium dan fosfor, serta melakukan elevasi kaki secara teratur
(Varney, 2010).
9) Sakit punggung
Tekanan rahim yang membesar menyebabkan saraf pinggul
terasa linu sehingga pinggang, bokong dan tungkai terasa sakit
(Varney, 2010).

12
Istirahat dan kompres air hangat akan membantu mengurangi
sakit punggung (Varney, 2010).
10) Varices vagina dan kaki
Varices diakibatkan gangguan sirkulasi vena dan peningkatan
tekanan vena pada ekstremitas bawah. Perubahan ini diakibatkan
penekanan uterus yang membesar. Biasa terdapat pada kaki atau
vulva (Varney, 2010).
Dapat diatasi dengan hindari pakaian yang ketat,hindari
berdiri lama, naikkan kaki ke atas, silangkan tungkai saat duduk,
pertahankan postur tubuh, mandi air hangat dan lakukan latihan
yang membantu sirkulasi (Varney, 2010).
11) Edema dependen
Terjadi pada kaki akibat tekanan uterus yang membesar pada
vena panggul saat duduk atau telentang. Hal ini berbeda dengan
edema karena pre-eklampsi (Varney, 2010). Adapun cara
penangaannya adalah hindari menggunakan pakaian ketat, elevasi
kaki secara teratur sepanjang hari, posisi menghadap kesamping
saat berbaring, penggunaan penyokong atau korset pada abdomen
maternal yang dapat melonggarkan vena-vena panggul (putri,
2012).
12) Nafas pendek
Difragma mengalami elevasi 4 cm sehingga terjadi pelebaran
diameter transversal namun masih kurang untuk mengompensasi
elevasi difragma sehingga mengakibatkan sesak nafas. Tubuh
merespon dengan bernafas cepat (Varney, 2010).
Penanganan dapat dengan mengajarkan untuk berdiri dan
meregangkan lengan di atas kepala, menganjurkan
mempertahankan postur tubuh dan ajarkan pernafasan interkosta
(Varney, 2010).
13) Insomnia

13
Insomnia pada wanita yang hamil maupun tidak dapat
disebabkan oleh kekhawatiran, kecemasan dan terlalu gembira
menyambut acara esok hari. Wanita hamil memiliki tambahan
diantaranya uterus yang membesar, ketidanyamanan selama
kehamilan, terutama jika janin bergerak aktif (Varney, 2010).
Beberapa penanganannya ialah mandi air hangat, minum air
hangat dan ambil posisi relaksasi (Varney, 2010).
14) Kontraksi Braxton hicks
Kontraksi ini akan melatih rahim untuk bersalin. Kontraksi
tidak terasa sakit, pergerakannya mulai dari atas lalu ke bawah
hingga akhirnya memudar dan terjadi selama 30 detik atau 2 menit.
Akan semakin sering dan kuat seiring bertambahnya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2010).

4. Komplikasi
Komplikasi kehamilan trimester III juga menurut Manuaba
Ayucandranita (2009) dapat terjadi sebagai berikut;
1) Persalinan prematuritas, persalinan yang terjadi diantara umur
kehamilan 29-36 minggudengan BB lahir kurang dari 2,5kg,
2) Kehamilan ganda, yaitu adanya janin dalam rahim lebih dari satu
orang, dapat disebabkan ras, obat perangsang, factor keturunan,
frekwensi 1:89 kehamilan,
3) Kehamilan dengan perdarahan, membahayakan ibu maupun janin
dalam kandungan,
4) Perdarahan plasenta previa, keadaan implementasi plasenta
sedemikian rupa sehingga menutupi sebagian atau seluruh mulut
rahim sehingga pembuluh darah besar ada pada sekitar mulut Rahim,
5) Perdarahan solusio plasenta, implantasi hasil konsepsi sebagian
besar terjadi pada fundus uteri sebagai tempat yang normal,
6) Perdarahan pada sinus marginalis, perdarahan terjadi menjelang
persalinan,

14
7) Perdarahan vasa previa, penyilangan pembuluh darah pada mulut
Rahim,
8) Kehamilan dengan Ketuban Pecah Dini, pengeluaran air ketuban
sebagian besar terjadi menjelang persalinan dengan pembukaan
mendekati lengkap,
9) Kehamilan dengan kematian janin dalam rahim, setelah umur hamil
diatas 16 minngu dapat dirasakan gerak janin dalam rahim sebagai
gerakan pertama,
10) Kehamilan lewat waktu persalinan, kehamilan berlangsung sekitar
280 hari, sehingga dapat diperhitungkan perkiraan kelahiran.

5. Pemeriksaan Penunjang
1) Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila
diperlukan,
2) Tes haemoglobin. Dilakukan minimal sekali pada trimester 1 dan
sekali pada trimester 3. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui
apakah ibu menderita anemia. Pemeriksaan Hb pada trimester 2
dilakukan atas indikasi,
3) Tes pemeriksaan urin (air kencing). Dilakukan pada ibu hamil
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui ada protein urin dalam air kencing ibu. ini
merupakan salah satu indikator terjadinya preeklampsia pada ibu
hamil,
4) Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada ibu hamil dengan
indikasi diabetes melitus. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan
sekali setiap trimester.
5) Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti malaria, HIV,
sifilis, dan lain-lain (Kemenkes RI, 2015).

6. Pelayanan yang dibutuhkan


Standar Pelayanan Antenatal care (10 T) :

15
a. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1) Penimbangan berat
badan setiap kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang
kurang dari 9 kg selama kehamilan atau kurang dari 1 kg setiap
bulanya menunjukan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan
untuk menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan
ibu hamil 145 cm meningkatkan resiko untuk tejadinya CPD
(Kemenkes RI, 2015).
b. Ukur tekanan darah (T2) Pengukuran tekanan darah pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah ≥ 140/90 mmHg). Kehamilan dengan preeklampsia
(hipertensi disertai edem wajah dan atau tungkai bawah dan atau
protein uria) (Kemenkes RI, 2015).
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA) (T3) Pengukuran
LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energy kronis
(KEK). Ibu hamil yang mengalami KEK di mana ukuran LILA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan
bayi berat lahir rendah (BBLR). Ibu hamil yang mengalami
kehamilan fisiologis trimester III di mana ukuran LILA > 28 cm
(Kemenkes RI, 2015).
d. Ukur tinggi fundus uteri (T4) Pengukuran tinggi fundus uteri
dilakukan setiap kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan umur kehamilan,
kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin (Kemenkes RI,
2015).

16
Tabel 1. TFU sesuai Leopold

Tinggi Fundus Uteri Umur Kehamilan


⅓ diatas simfisis

½ simfisis-pusat
12 Minggu
⅔ diatas simfisis
16 minggu
Setinggi pusat 20 minggu
24 minggu
⅓ diatas pusat
28 minggu
½ pusat-prosesus 34 minggu
xifoideus(px) 36 minggu

Setinggi prosesus 40 Minggu

xifoideus(px)

6) jari (4cm) dibawah(px)

17
Sumber Nugroho,dkk, 2014.
e. Pemantauan Imunisasi Tetanus Dan Pemberian Imunisasi Tetanus
Tokosiod Sesuai Status Imunisasi (T5).

Sumber Kemenkes RI, 2015.


f. Tentukan presentase janin dan denyut jantung janin (T6)
Menentukan presentase janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Jika pada trimester III
bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke
panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 x/menit atau
cepat > 160 x/menit menunjukan adanya gawat janin (Kemenkes RI,
2015).
g. Beri tablet tambah darah (T7) Tablet tambah darah dapat mencegah
anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus medapat tablet tambah darah
dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan

18
sejak kontak pertama. Tiap tablet mengandung 60 mg zat besi dan
0,25 mg asam folat (Kemenkes RI, 2015).
h. Periksa laboratorium (T8)
i. Tatalaksana atau penanganan kasus (T9) Berdasarkan hasil
pemeriksaan antenatal di atas dan hasil laboratorium, setiap kelainan
yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani dengan standar dan
kewenangan tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2015).
j. Temuwicara atau konseling (T10) Temu wicara atau konseling
dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi : kesehatan
ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga dalam
kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi
komplikasi, asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak
menular, inisiasi menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif, KB
pasca persalinan, dan imunisasi (Kemenkes RI, 2015).

7. Penatalaksanaan
a. Bulan ke 7
Secara fisik:
1) Leukorea
Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar dengan
konsistensi kental atau cair bersifat asam akibat pengubahan
sejumlah besar glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam
laktat oleh basil doderlein. Hal ini juga dapat mempercepat
organism yang bertanggung jawab akan terjadinya vaginitis dan
meningkat pada trimester ini. Upaya mengatasinya adalah
dengan memperhatikan kebersihan tubuh pada area tersebut dan
mengganti panty berbahan katun dengan sering. Sebaiknya tidak
melakukan douch atau menggunakan semprot untuk menjaga
kebersihan genetalia (Varney, 2010).
2) Pegal pada perut bagian bawah

19
Terjadi pada lumbosakral yang biasanya meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan karena disebabkan pergeseran
pusat gravitasi wanita dan postur tubuhnya. Peningkatan
lordosis yang kurang diperhatikan menyebabkan otot punggung
meregang dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri (Varney,
2010).
3) Sembelit
Sembelit atau konstipasi terjadi akibat penurunan peristaltis
yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika
terjadi peningkatan progesterone. Pergeseran dan tekanan pada
usus akibat pembesaran uterus dapat menurunkan motilitas
saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi
(Varney, 2010).
Dapat diatasi dengan asupan cairan yang adekuat, istirahat
yang cukup, minum air hangat saat beranjak dari tempat tidur,
pertahankan postur tubuh yang baik, dan pola defekasi yang
teratur (Varney, 2010).
4) Terasa ada gas dalam perut dan gembung(flatulen)
Terjadi akibat peningkatan progesterone yang merelaksasi
otot halus dan akibat pergeseran serta penekanan usus halus
karena pembesaran uterus pada kehamilan yang lanjut (Varney,
2010).
Untuk mengurangi flatulen adalah dengan pola defekasi
yang teratur serta menghindari makanan yang mengandung gas
(Varney, 2010).
5) Sakit kepala
Umumnya terjadi pada kehamilan muda dan akan berkurang
atau menghilang pada pertengahan kehamilan.
6) Tersumbatnya saluran hidung
Disebabkan kadar esterogen yang meningkatkan aliran darah
ke membran selaput lendir hidung sehingga selaput menjadi

20
lebih lembut dan membengkak. Atasi dengan mengkonsumsi
cukup cairan dan vitamin C 250 mg.
7) Kram kaki
Kram kaki diperkirakan karena asupan kalsium atau
ketidakseimbangan rasio kalsium dan fosfor tubuh. Salah satu
dugaan lain ialah uterus yang membesar memberi tekanan pada
pembuluh darah panggul sehingga menggangu sirkulasi
(Varney, 2010).
Dapat diatasi dengan meluruskan kaki yang kram dan
menekan tumit,mempertahankan postur tubuh yang baik,
anjurkan diet kalsium dan fosfor, serta melakukan elevasi kaki
secara teratur (Varney, 2010).
8) Sakit punggung
Tekanan rahim yang membesar menyebabkan saraf pinggul
terasa linu sehingga pinggang,bokong,dan tungkai terasa sakit .
Istirahat dan kompres air hangat akan membantu
mengurangi sakit punggung (Varney, 2010).
9) Varices vagina dan/ kaki
Varices mudah muncul pada wanita yang memiliki
kecenderungan tersebut dalam keluarga. Dapat diakibatkan
gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bawah. Perubahan ini diakibatkan penekanan uterus
yang membesar. Biasa terdapat pada kaki atau vulva (Helen
Varney, 2010).
Dapat diatasi dengan hindari pakaian yang ketat,hindari
berdiri lama, naikkan kaki ke atas, silangkan tungkai saat duduk,
pertahankan postur tubuh, mandi air hangat, dan lakukan latihan
yang membantu sirkulasi (Varney, 2010).
10) Edema dependen

21
Terjadi pada kaki akibat tekanan uterus yang membesar pada
vena panggul saat duduk atau telentang. Hal ini berbeda dengan
edema karena pre-eklampsi (Varney, 2010).
11) Nafas pendek
Difragma mengalami elevasi 4 cm sehingga terjadi pelebaran
diameter transversal namun masih kurang untuk mengompensasi
elevasi difragma sehingga mengakibatkan sesak nafas. Tubuh
merespon dengan bernafas cepat (Varney, 2010).
Penanganan dapat dengan mengajarkan untuk berdiri dan
meregangkan lengan di atas kepala, menganjurkan
mempertahankan postur tubuh, dan ajarkan pernafasan interkosta
(Varney, 2010).
12) Insomnia
Insomnia pada wanita yang hamil maupun tidak dapat
disebabkan oleh kekhawatiran, kecemasan, dan terlalu gembira
menyambut acara esok hari. Wanita hamil memiliki tambahan
diantaranya uterus yang membesar, ketidanyamanan selama
kehamilan, terutama jika janin bergerak aktif (Varney, 2010).
Beberapa penanganannya ialah mandi air hangat, minum
air hangat, dan ambil posisi relaksasi (Varney, 2010).
13) Kontraksi Braxton hicks
Kontraksi ini akan melatih rahim untuk bersalin. Kontraksi
tidak terasa sakit,pergerakannya mulai dari atas lalu ke bawah
hingga akhirnya memudar dan terjadi selama 30 detik atau 2
menit. Akan semakin sering dan kuat seiring bertambahnya usia
kehamilan (Prawirohardjo, 2010).
b. Bulan ke 8
Secara fisik: Sama dengan bulan ke 7.
c. Bulan ke 9
Secara fisik:

22
1) Semakin banyaknya keputihan yang kadang disertai bercak merah
atau kecoklatan
2) Sembelit
3) Rasa panas pada perut
4) Terasa ada gas dan kembung
5) Sakit kepala dan pusing
6) Tersumbatnya saluran hidung
7) Kram kaki saat tidur
8) Meningkatnya sakit pinggang
9) Meningkatnya edema dependen
10) Varices dan/ hemoroid
11) Perut gatal
12) Nafas menjadi lebih mudah setelah janin barada pada posisi lahir
13) Lebih sering buang air kecil karena kepala yang telah memasuki
rongga panggul dan menekan kandung kemih
14) Tidur semakin sulit
15) Meningkatnya Braxton hicks
16) Kolostrum
17) Keletihan atau kelebihan energi
18) Meningkat atau hilangnya nafsu makan

B. KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN 7 LANGKAH


VARNEY
I. PENGKAJIAN
Pada langkah pengkajian, dilakukan dengan mengumpulkan semua
informasi yang lengkap dan akurat dari semua sumber yang berkaitan
dengan keadaan klien.
Tanggal Pengkajian :

23
Waktu Pengkajian :
Nama Pengkaji :
Tempat :
Data Subyektif
1) Identitas

Nama :

Umur : 20 tahun – 30 tahun

Kehamilan di usia kurang dari 20 tahun dapat


menimbulkan masalah pada persalinan dan kehamilan ,
karena kondisi fisik belum siap (Seno, 2009).

Agama :

Suku/bangsa :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Alamat :

No. Register :

2) Alasan datang periksa/keluhan utama


a. Alasan datang periksa
Umumnya klien merasakan Ketidaknyamanan yang umum
terjadi pada kehamilan Trimester III antara lain: gangguan rasa
nyaman (nyeri), gangguan gambaran diri, perubahan proses keluarga,
kecemasan, perubahan pola seksual (Mitayani, 2009).
b. Keluhan utama

24
Menurut Varney, 2008. Ibu hamil pada trimester III mengalami
beberapa keluhan utama, yaitu :

1) Konstipasi: konstipasi diduga terjadi akibat penurunan


peristaltis yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar
ketika terjadi peningkatan jumlah progesteron. Pergeseran dan
tekanan pada usus akibat pembesaran uterus atau bagian
persentasi juga menurunkan motilitas pada saluran
gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi. Salah satu
efek samping yang umum muncul pada penggunaan zat besi
adalah konstipasi.
2) Peningkatan frekuensi berkemih: Kondisi uterus yang
membesar akibat perkembangan janin, menyebabkan penekanan
pada kandung kemih.
3) Dispareunia: Nyeri hubungan seksual dapat berasal dari
sejumlah penyebab kehamilan. Perubahan fisiologis dapat
menjadi penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat
gangguan sirkulasi yang dikarenakan tekanan uterus yang
membesar atau tekanan bagian persentasi. Masalah-masalah
fisik kemungkinan disebabkan abdomen yang membesar atau
dijumpai pada tahap akhir kehamilan saat bagaian presentasi
mengalami penurunan ke dalam pelvis sejati. Faktor-faktor
psikologis dapat menyebabkan dispareunia karena pemahaman
yang salah dan kekhawatiran akan menyakiti jabang bayi
meskipun kekhawatiran tidak beralasan kecuali terdapat
perdarahan vagina atau pecah ketuban.
Menurut Varney (2010) riwayat kehamilan saat ini dikaji
untuk mendeteksi komplikasi, beberapa ketidaknyamanan, dan
setiap keluhan seputar kehamilan yang dialami klien sejak haid
terakhir (HPHT).
1) Keluhan tiap trimester
2) Pergerakan anak pertama kali (Quickening)

25
3) Pemeriksaan kehamilan
4) Pendidikan kesehatan yang sudah didapatkan
5) Imunisasi

3) Riwayat kesehatan klien


Riwayat penyakit klien yang dapat memperberat atau diperberat
oleh kehamilan.

a. Penyakit/kelainan system reproduksi: inkompetensi serviks


merupakan salah satu kelainan pada sistem reproduksi yang sering
menyebabkan kehilangan kehamilan pada trimester II. Kelainan ini
dapat berupa kelainan penyakit ginekologi, tumor/kanker
payudara,septum uterus, trauma bedah pada serviks pada konisasi,
atau laserasi obstetric (Prawirohardjo, 2014).
b. Penyakit Kardiovaskuler: Penyakit jantung dan hipertensi. Seorang
wanita dapat menderita penyakit jantung kelas I diawal kehamilannya
dan berkembang menjadi kelas II bahkan kelas III. Kelainan jantung
yang dapat ditemui selama kehamilan adalah prolaps katup mitral
(mitral valve prolapsed, MVP). Wanita dengan MVP yang tidak
mengalami penebalan katup mitral tidak diberi antibiotic profilaksis
jika ia melahirkan secara pervaginam atau melalui seksio sesaria
(Varney, 2008).
c. Penyakit darah: Leukemia, iso imunisasi dan Sickle cell anemia
anemia penyakit sel sabit merupakan salah satu penyakit pada
kehamilan yang dapat menyebabkan bayi lahir dengan BBLR dan
memicu kematian janin (Prawirohardjo, 2014).
d. Penyakit paru-paru: Asma Bronchiale dan TBC (Tuberkulosis)
merupakan salah satu penyakit pada saluran pernapasan ibu yang
menderita TBC berisiko prematuritas, IUGR, BBLR, serta kematian
perinatal (Prawirohardjo, 2014).
e. Penyakit saluran pencernaaan: Haemoroid, dan Ulkus peptikum
ialah suatu keadaan adanya borok pada esophagus, lambung atau

26
duodenum. Penyakit ulkus peptikum yang biasanya terjadi pada
kehamilan adalah penyakit ulkus peptikum kronik yang mengalami
eksaserbasi. Keadaan ini disebabkan oleh adanya peningkatan sekresi
asam lambung dan pepsin dan dijumpai adanya bakteri Helikobakter
pilori.
f. Penyakit hati (Hepatitis): hepatitis merupakan suatu infeksi aktif
atau diidentifikasi sebagai infeksi kronis setelah dilakukan
pemeriksaan laboratorium selama masa hamil. Penularan hepatitis ibu-
bayi dapat terjadi pada saat pelahiran melalui kontak dengan darah ibu
yang terinfeksi atau selama kontak dekat ibu-bayi baru lahir dalam
periode pasca melahirkan. Penularan dapat terjadi tanpa memikirkan
rute pelahiran. Wanita yang HbsAg positif dan antigen hepatitis B
positif memiliki 90 persen kesempatan menularkan penyakit mereka
kepada bayi mereka. Bayi yang terinfeksi, 90 persen akan menjadi
carrier; 25 persen akhirnya akan meninggal karena gagal hati dari
sirosis atau karsinoma hepatoseluler primer (Varney, 2006).
g. Penyakit ginjal dan saluran kencing: Gagal ginjal atau
Glomerulonefritis merupakan salah satu penyakit pada glomerulus
ginjal. Perempuan yang menderita glomerulonefritis pada
kehamilannya dapat menyebabkan bayi lahir dismatur akibat
insufisiensi plasenta, jika disertai tekanan darah tinggi dapat
menyebabkan abortus, partus premature atau janin mati dalam
kandungan.
h. Penyakit endokrin: Diabetes Mellitus dan hipertiroid merupakan
penyakit pada endokrin yaitu lebihnya produksi hormone tiroid oleh
kelenjar tiroid. Penyakit ini jika menyertai ibu hamil dapat
menyebabkan preeklamsia, kegagalan jantung, keadaan perinatal yang
buruk atau keguguran spontan.
i. Penyakit syaraf: Epilepsi dan Neuritis merupakan radang sraf tepi
karena pukulan, tekanan, patah tulang atau defisiensi vitamin B.

27
j. Penyakit jiwa:Psikosis dan Depresi postpartum mempengaruhi
sekitar 15% ibu dan khususnya terjadi pada minggu dan bulan awal-
awal postpartum dan dapat bertahan sampai satu tahun atau lebih. 
k. Penyakit system immunologi:Penyakit auto imun atau Lupus
merupakan penyakit sistem imun yang ditandai dengan berlebihannya
sistem imun seseorang dan sistem imun tersebut menyerang organ
tubuh penderitanya. Ibu dengan penyakit lupus jika hamil dapat
menyebabkan abortus, janin tidak berkembang atau kematian pada
janin.
l. Penyakit infeksi: IMS, infeksi TORCH, ISK dan infeksi Varisela-
Zoster. Virus ini merupakan kelompok DNA Herpes virus dan hidup
laten pada ganglion bagian belakang setelah infeksi primer. Ibu hamil
yang terinfeksi oleh virus ini jika pada trimester I dapat menyebabkan
cacat bawaan seperti atrofi korteks serebri, kelainan pada tulang dan
kulit (Prawirohardjo, 2009).
m. Riwayat alergi:  Alergi memang diturunkan, tetap tidak selalu 100%.
Besarnya risiko anak menderita alergi dapat dilihat dari riwayat alergi
di dalam keluarganya, seperti asma, alergi hidung, serta eksim
(dermatitis atopik). Apabila ada anak Anda yang menderita alergi,
maka kemungkinan anak lainnya juga menderita alergi sebesar 20-
30%. Bila salah satu dari Anda menderita alergi, maka kemungkinan
anak-anak Anda menderita alergi sebesar 25-40%. Sedangkan bila
Anda dan pasangan sama-sama menderita alergi, risiko anak-anak
Anda meningkat jadi 40-60% dan bila Anda berdua menderita alergi
yang sama, risikonya menjadi 60-80%. Bahkan, bila tidak ada riwayat
alergi dalam keluarga, anak Anda tetap berisiko menderita alergi
sebesar 5-15%, misalnya alergi antibiotik (Munasir, 2008).
n. Riwayat Pembedahan : Riwayat operasi apapun termasuk riwayat
Seksio Caesarea. (Mochtar, 2011).

4) Riwayat Kesehatan Keluarga

28
Penyakit tertentu dapat terjadi secara genetik atau berkaitan dengan
keluarga atau etnisitas, dan beberapa diantaranya berkaitan dengan
lingkungan fisik atau sosial tempat keluarga tersebut tinggal (Fraser &
Cooper, 2009).
Mengkaji riwayat penyakit menurun (asma, hipertensi, DM,
hemofilia) menular (hepatitis, TBC, HIV/AIDS) menahun (jantung,
asma).

Riwayat kehamilan kembar juga memiliki insidens lebih tinggi


pada keluarga tertentu (Fraser&Cooper, 2009).
a. Hipertensi: Sebagai gangguan yang berhubungan dengan kehamilan,
pre-eklamsia (Lyoyd, 2013). Beberapa penyakit yang disebabkan
oleh Diabetes Mellitus, antara lain : hipertensi, diabetes mellitus,
kanker, dan penyakit jantung koroner.
b. Diabetes: Menurut penelitian Salim (2014) mengungkapkan adanya
gen Diabetes Mellitus, yang diekspresikan pada sel-sel lemak dan
kode-kode untuk protein leptin. Diabetes pada kehamilan dapat
meningkatkan risiko untuk terjadinya, preeclampsia, seksio caesaria
dan meningkatkan mortalitas janin (Prawirohardjo, 2014).
c. Hemofilia: Perempuan pembawa dapat beresiko perdarahan yang
bermakna (Prawirohardjo, 2014).
d. Asma: Pada asma berat hipoksia janin dapat terjadi sebelum hipoksia
pada ibu (Prawirohardjo, 2014).
e. Buta warna: Buta warna diturunkan dengan cara X linked recessive,
perempuan dari keluarga buta warna umumnya adalah membawa
sifat carrier (Sasongko, 2010).
f. Gemelli: Kehailan kembar memiliki insidens lebih tinggi pada
keluarga yang memiliki riwayat kehamilan kembar (Cooper, 2009).

5) Riwayat Menstruasi

1. Menarche

29
Perdarahan (menstruasi) yang terjadi untuk pertama kali disebut
menarche, pada umur 12-13 tahun (Manuaba, 2012).
Haid pertama kali yang dialami seorang perempuan disebut
menarche, yang pada umumnya terjadi pada usia sekitar 14 tahun
(Prawirohardjo, 2014).
2. Siklus haid
Siklus menstruasi adalah jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya, tidak kurang dari 24 tapi tidak melebihi
35 hari. Pada usia 25 tahun > 40% perempuan mempunyai panjang
siklus berkisar 25-28 hari, usia 25-35 tahun > 60% siklusnya 28 hari.
Kurang dari 1% perempuan mempunyai siklus haid teratur dengan
panjang siklus < 21 hari atau > 35 hari. Hanya sekitar 20% perempuan
mempunyai siklus haid yang tidak teratur (Prawirohardjo, 2014).
3. Volume darah haid
Volume darah normal adalah tidak melebihi 80 ml dan ganti
pembalut 2-6 kali per hari (Prawirohardjo, 2014).
4. Lama haid
Lama haid 3-7 hari (Prawirohardjo, 2014).
5. Ciri/sifat darah haid
Ciri darah haid normal adalah tanpa bekuan darah.Bila
perdarahan disertai gumpalan darah menunjukkan terjadi perdarahan
banyak merupakan keadaan abnormal pada menstruasi (Manuaba,
2012).

6) Riwayat Obstetri

No Kehamilan Persalinan Anak Nifas


.

30
Abnor
Sua Tmp BB Lakt
Anak UK Peny Jenis Pnlg Peny JK H M malita peny
mi t /PB asi
s

Dekker (2008) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan


salah satu faktor risiko hipertensi akibat kehamilan terjadi pada
multigravida yang memiliki pasangan baru.
Ibu multipara yang kemudian menikah lagi mempunyai
risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika
dibandingkan dengan suami yang sebelumnya (Angsar, 2009).
Atonia uteri sering dijumpai pada multipara dan
grandemultipara (Mochtar, 2009).
Hallak (2005) dalam Fraser & Cooper (2009) menyatakan
hipertensi akibat kehamilan terjadi dua kali lebih sering pada
primigravida dibandingkan pada multipara.
Frekuensi kejadian Hiperemesis Gravidarum adalah  2  per
1000 kehamilan dan Insiden Hiperemesis Gravidarum adalah
0,1-1 % dengan 50 % risiko kekambuhan pada kehamilan
berikutnya (Marry, 2010).
Kejadian hiperemesis gravidarum lebih sering dialami
oleh primigravida dari pada multigravida, hal ini berhubungan
dengan tingkat kesetresan dan umur si ibu saat mengalami
kehamilan pertama, Ibu primigravida belum mampu beradaptasi
terhadap hormon estrogen dan  khorionik gonadotropin.
Peningkatan hormon ini membuat kadar asam lambung
meningkat, hingga muncullah keluhan rasa mual (Wiknjosastro,
2010).
Faktor yang dapat menimbulkan hiperemesis gravidarum
adalah: primigravida, overdistensi rahim (hidramnion, hamil

31
gemeli, esterogen dan HCG tinggi, mola hidatidosa);
kemungkinan vili korealis masuk dalam darah; faktor alergi;
faktor psikologis (rumah tangga retak, hamil yang tidak
diinginkan, takut hamil) (Manuaba, 2010).
Pada wanita hamil yang kekurangan darah lebih sering
terjadi hiperemesis gravidarum dapat dimasukan dalam ruang
lingkup faktor adaptasi adalah  wanita hamil dengan anemia
(Rukiyah, 2010).
Etiologi dari kelainan his terutama ditemukan pada
primigravida khususnya primigravida tua. Pada multipara lebih
banyak ditemukan yang bersifat inersia uteri (Prawirohardjo,
2014).)
Letak sungsang tipe complete/flexed brech dengan posisi
paha dan lutut bayi fleksi dan kaki menutupi bokong lebih
sering terjadi pada multigravida.
Amnionitis disebabkan karena infeksi traktus genital dapat
menstimilasi pelepasan prostaglandin dan hal ini dapat
menyebabkan mulainya persalinan kehamilan ganda.
Jika wanita mempunyai riwayat lebih dari 2 kali
melahirkan bayi preterm, maka ada resiko untuk terjadi
kelahiran preterm 70% pada kehamilan berikutnya.
Abnormalitas uterus; 35% wanita dengan incompeten
servik akan melahirkan preterm dan 19% wanita dengan uterus
bicornis, unicornis atau didelphic akan melahirkan sebelum
umur kehamilan 37 minggu.
Angka kejadian prematurnitas tertinggi ialah pada usia ibu
dibawah 20 tahun dan multi gravida yang jarak kelahirannya
terlalu dekat.
Ibu dengan riwayat melahirkan BBLR pada partus
sebelumnya mempunyai kemungkinan untuk melahirkan anak
berikutnya dengan BBLR.

32
Plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan
paritas tinggi dan pada usia >30 tahun. Juga lebih sering terjadi
pada kehamilan ganda daripada kehmilan tunggal. Cacat bekas
bedah sesar berperan menaikkan insiden 2-3 kali. Pada
perempuan perokok dijumpai insiden plasenta previa lebih
tinggi 2 kali lipat (Prawirohardjo, 2009).
Faktor risiko vasa previa antara lain pada plasenta
bilobata, plasenta suksenturiata, plasenta letak rendah,kehamilan
pada fertilisasi in vitro, dan kehamilan ganda terutama triplet
(Prawirohardo, 2009).
Ibu hamil yang pernah mengalami solusio plasenta
memiliki risiko relative 10-25%, ketuban pecah
preterm/korioamnionitis 2,4-3%, hipertensi kronik 1,8-3% untuk
mengalami solusio plasenta di kehamilan berikutnya
(Prawirohardjo, 2009).

7) Riwayat kehamilan Saat Ini


Dikaji untuk mendeteksi komplikasi, ketidaknyamanan dan setiap
keluhan pada kehamilan ini.
a. Keluhan tiap trimester
b. Pergerakan anak pertama kali
c. Pemeriksaan kehamilan
d. Pendidikan kesehatan yang sudah di dapat
e. Imunisasi (Varney, 2010).

8) Riwayat Ginekologi

a. Vaginitis: Dapat mengekibatkan perdarahan vagina, serviks atau


uterus yang berkaitan dengan inflamasi (Varney, 2008).

33
b. Endometritis: Endometriotritis dapat menyebabkan rasa tidak enak
pada panggul, nyeritekan uterus, radang monosit dan sel-sel plasma
di dalam stroma endometrium dan nekrosis stroma (Varney, 2008).
c. Mioma uteri: mengurangi kemungkinan perempuan menjadi hamil,
abortus, kelainan latak janin, manghalangi lahirnya bayi, inersia
uteri dan Atonia uteri dan mempersulit lepasnya plasenta
(Prawirohardjo, 2014).
d. Kista Ovarium: Menyebabkan nyeri tekan goyang adneksai atau
nyeri panggul dan dapat mengalami pertumbuhan hingga ukuran
tertentu yang mengakibatkan torsi ovarium (Varney, 2008).
e. Endometriosis: Dapat menyebabkan nyeri panggul atau nyeri
abdomen bawah& perdarahan ireguler (Varney, 2008).

9) Riwayat Kontrasepsi
Riwayat penggunaan kontrasepsi, meliputi jenis kontrasepsi
yang pernah digunakan, lama pemakaian dan jarak antara pemakaian
terakhir dengan kehamilan.

10) Pola Fungsional Kesehatan

Pola Keterangan
Nutrisi 1. Protein : ibu hamil mengalami peningkatan kebutuhan protein sebanyak
68% (Sulistyawati, 2009).
2. Zat besi : anemia sebagian disebabkan oleh defisiensi zat besi, oleh karena
itu perlu ditekankan kepada ibu hamil untuk mengonsumsi zat besi selama
hamil dan setelah melahirkan. Kebutuhan zat besi selama hamilmeningkat
sebesar 300% (1.040 mg selama hamil) dan peningkatan ini tidak dapat
tercukupi hanya dari makanan ibu selama hamil melainkan perlu ditunjang
dengan suplemen zat besi (Sulistyawati, 2009).
3. Asam Folat: asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang
kebutuhannya meningkat dua kali lipat selam hamil. Asam folat sangat

34
berperan dalam metabolisme normal makanan menjadi energy,
pematangan sel darah merah, sintesis DNA dan pertumbuhan sel. Jika
kekurangan asam folat maka ibu dapat menderita anemia megaloblastik.
Jika kondisi ini terus berlanjut dan tidak segera ditangani maka pada ibu
hamil akan terjadi BBLR, ablasio plasenta, dan kelainan bentuk tulang
belakang janin (spina bifida) (Sulistyawati, 2009).
4. Kalsium : kadar kalsium dalam darah ibu hamil turun drastic sebanyak
5%. Oleh karena itu, asupan yang optimal perlu dipertimbangkan
(Sulistyawati, 2009).
Eliminasi Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi
adalah konstipasi dan sering buang air kemih. Sering buang air kecil
merupakan keluhan yang umum yang dirasakan oleh ibu hamil, terutama pada
trimester I dan III. Hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis. Ini terjadi
karena pada awal kehamilan terjadi pembesaran uterus yang mendesak
kantong kemih sehingga kapasitasnya berkurang. Sedangkan pada trimester
III terjadi pembesaran janin yang juga menyebabkan desakan pada kantong
kemih. Tindakan mengurangi asupan cairan untuk mengurangi keluhan ini
sangat tidak dianjurkan, karena akan menyebabkan dehidrasi (Sulistyawati,
2009).
Istirahat Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya beban berat
pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan
mengalami kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk
ibu hamil. Pada trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan
bertambahnya ukuran janin, sehingga terkadang ibu kesulitan untuk
menentukan posisi yang paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang
dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan
sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan untuk mengurangi rasa nyeri
pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah sebelah kiri (Sulistyawati,
2009).
Aktivitas Seorang wanita hamil disarankan untuk menghentikan aktivitasnya atau
pekerjaan yang membutuhkan aktivitas fisik berat apabila mereka merasakan

35
gangguan dalam kehamilan (Sulistyawati, 2009).
Personal Kebersihan tubuh ibu hamil perlu diperhatikan karena dengan perubahan
Hygiene sistem metabolism mengakibatkan peningkatan pengeluaran keringat.
Keringat yang menempel di kulit meningkatankan kelembapan kulit, jika
tidak dibersihkan dengan mandi maka ibi hamil akan sangat mudah untuk
terkena penyakit kulit. Selain dengan mandi, mengganti celana dalam secara
rutin minimal dua kali sehari sangat dianjurkan, karena saat hamil terjadi
pengeluaran sekret vagina yang berlebihan.
Seksualitas Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti berikut :

1. Sering abortus dan kelahiran premature.


2. Perdarahan pervaginam.
3. Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan.
4. Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri.
Kebiasaan Merokok : Merokok sebelum atau pada awal kehamilan meningkatakan
yang dapat aborsi spontan dan plasenta abnormal (termasuk abrupsio dan plasenta
mempenga previa). Selama kehamilan nikotin, karbon monoksida dan berbagai
komponen rokok lain memengaruhi sirkulasi ibu dan menyebabkan konstriksi
ruhi
pembuluh darah uteri dan plasenta (Varney, 2008).
kesehatan
Alkohol: wanita hamil sebaiknya diberi informasi tentang sindrom alkohol
janin dan mengingatkan bahwa tidak ada ketetapan kadar alkohol yang aman
selama hamil (Varney, 2008).

Kafein : wanita harus menghentikan atau menurunkan asupannya. Bukan


hanya kemungkinan terjadinya takikardia ibu, takikardia janin juga biasa
terjadi setelah ingesti kafein dosis tinggi. Wanita tidak boleh minum minuman
yang mengandung kafein selama beberapa jam sebelum pemantauan janin
atau pemeriksaan nonstres (Varney, 2008).

36
Hewan peliharaan

Ketergantungan obat : sebenarnya jika kondisi ibu hamil tidak dalam


keadaan yang benar-benar berindikasi untuk diberikan obat-obatan, sebaiknya
pemberian obat dihindari. Penatalaksanaan keluhan dan ketidaknyamanan
yang dialami lebih dianjurkan kepada pencegahan dan perawatan saja
(Sulityawati, 2009).

11) Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologis
a. Kehamilan yang direncana/tidak direncana
b. Menerima kehamilan atau tidak
c. Perasaan cemas terhadap kahidupan bayi dan dirinya sendiri:
seperti apakah bayinya nantinya normal/tidak, terkait persalinan
dan pelahiran, keadaan organ vitalnya nantinya (Varney, 2008).
d. Persiapan ibu untuk menghadapi kehamilan dan persalinan.
e. Hubungan ibu dengan suaminya baik/tidak.
b. Sosial
1) Riwayat pernikahan: pernikahan ke berapa, lama menikah,
status pernikahan sah/tidak akan memberi dampak bagi ibu
terhadap. kesiapan dirinya dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan.
2) Bagaimana penerimaan keluarga terhadap kehamilannya.
3) Dimanakah ia akan menjalani persalinan apakah di dokter atau
bidan.
c. Kultural
Adakah adat istiadat yang dilakukan pada masa kehamilan
yang dapat member dampak negatif atau merugikan bagi ibu maupun
janin

d. Spiritual

37
Adakah ritual keagamaan yang dilakukan pada masa
kehamilan yang dapat memberikan dampak negatif atau merugikan
bagi ibu maupun janin.

Data Obyektif

1. Pemeriksaan Umum
a. Kesadaran :
Compos Mentis adalah keadaan sadar sepenuhnya dengan
memberikan respon yang cukup terhadap stimulus yang diberikan.

b. Tanda vital :
Tekanan Darah : 100/70-120/70 mmhg
Nadi : 80-100 kali permenit
Suhu Tubuh : 360C-37,50C
Pernapasan : 16-20 kali permenit

c. Antropometri :
Tinggi Badan : >145 cm (karena tinggi <145 cm kemungkinan
panggul sempit).

BB saat ini : normalnya selama kehamilan pertambahan berat


badan 7 – 12 kg
LiLA : > 23,5 cm

1) IMT : Klien yang menurut kategori BMI berada


pada rentang kehamilan fisiologis trimester III lebih beresiko
mengalami komplikasi kehamilan (Frase & Cooper, 2009)
2) Menurut institute of Medicine (1990) batasan yang
direkomendasikan untuk peningkatan berat badan ibu hamil
berdasarkan BMI sebelum hamil yakni:
Total Peningkatan BB yang
Kategori Berat-Tinggi Badan
direkomendasikan

38
Kategori BMI Kg Lb
Rendah < 19,8 12,5- 18 28-40
Normal 19,8 – 26 11,5 – 16 25-35
Overweight 26 – 29 7 – 11,5 15-25
Kehamilan
fisiologis >29 >7 >15
trimester III
(Varney, 2006)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : Kulit kepala dalam keadaan bersih, rambut tidak
mengalami kerontokan dan kulit kepala tidak
berketombe.
Wajah. : Tidak pucat dan tidak mengalami edema karena jika
mengalami pucat merupakan gejala anemia dan
edema merupakan salah satu gejala preeklamsia dan
eklampsia. Kloasma gravidarum sebaiknya tidak ada
karena jika terdapat kloasma gravidarum dapat
menurunkan citra diri ibu hamil.
Mata : Bentuk mata simetris, konjungtiva berwarna merah
muda, sklera berwarna putih atau tidak berwarna
kuning (ikterus). Ada tidaknya Papiledema, paralisis
n. VI kranialis
Hidung : Bentuk hidung simetris, hidung dalam keadaan
bersih, tidak terdapat sekret dan polip dalam rongga
hidung.
Mulut : Bentuk mulut simetris, keadaan bibir tidak kering,
tidak terdapat stomatitis, tidak terdapat karies pada
gigi dan gigi palsu.Tenggorokkan tampak Hipertrofi
tonsil.

39
Telinga : Ukuran telinga dalam keadaan simetris, posisi
telinga dalam keadaan simetris dan bentuk telinga
dalam keadaan simetris dan tidak terdapat cairan
yang keluar dari telinga.
Leher : Bentuk leher simetris.
Dada : Dada simetris.
Payudara : Puting susu menonjol, payudara membesar dan
mengalami hiperpigmentasi pada areola.
Abdomen. : Membesar sesuai umur kehamilan, dinding abdomen
mengalami pigmentasi dengan adanya linea alba
atau linea nigra dan striae gravidarum livid.
Genetalia : Vulva dalam keadaan bersih
Anus. : Tidak terdapat hemorrhoid
Ekstremitas : Bagian atas berbentuk simetris, kedua tangan tidak
mengalami edema, varises dan gangguan
pergerakan. Bagian bawah berbentuk simetris, kedua
tangan tidak mengalami edema, varises, dan
gangguan pergerakan (Saminem, 2009).
b. Palpasi
Kepala : Tidak ada benjolan, tidak terdapat lesi dan tidak
terdapa nyeri tekan pada kepala.
Leher : Tidak terdapat pembesaran yang tidak nomal pada
kelenjar tiroid, tidak ada bendungan vena jugularis.
Payudara : Pada palpasi, payudara seharusnya lobular, bahkan
nodular bila jaringan payudara hipertrofi (Willms,
2010).
Abdomen : TFU Mc Donald, menurut rumus McDonald:
Umur hamil(bulan) = tinggi fundus uteri
3,5cm
Pada saat umur kehamilan 7 bulan tinggi fundus uteri 26 cm, pada
saat umur kehamilan 8 bulan tinggi fundus uteri 30 cm,

40
pada saat umur kehamilan 9 bulan tinggi fundus uteri
33 cm (Manuaba, 2010).
Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang
ada dalam fundus (Hidayat, 2008). Fundus uteri berisi
bokong dengan identitas lunak, tidak bulat, tanpa
balotemen, dan besar.TFU berkisar 26 cm–33 cm
menurut Mc. Donald (Manuaba, 2010).
Leopold II
Digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak
bagian kecil pada anak (Hidayat, 2008). Di kanan atau
di kiri dalam perut ibu terdapat punggug bayi dengan
ciri-ciri tahanan besar, rata, teraba tulang iga (seperti
papan cuci), bagian kecil janin berada berlawanan
dengan punggung janin (Manuaba, 2010).
Leopold III
Digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat dibagian
bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau
belum terpegang oleh pintu atas panggul (Hidayat,
2008). Bagian terendah dipegang antara ibu jari dan jari
lainnya adalah kepala dengan ciri-ciri bulat, keras, dan
bentuk yang pasti (Manuaba, 2010).
Leopold IV
Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan
seberapa masuknya bagian bawah tersebut kedalam
rongga panggul (Hidayat, 2008). Dilakukan saat usia
kehamilan lebih dari VI bulan. Interpretasi leopold IV
tangan konvergen yang berarti hanya sebagian kecil
bagian kepala masuk p.a.p., tangan sejajar yang berarti
setengah bagian kepala janin masuk ke p.a.p., tangan
divergent yang berarti sudah sebagian besar kepala

41
masuk ke pintu atas panggul.Karena bentuk kepala
yang oval ada kemungkinan terdapat tonjolan dahi
(fleksi) atau tonjolan belakang kepala (defeksi).
Akibatnya, hanya satu tangan akan dapat lebih masuk
ke dalam dibandingkan dengan tangan lainnya, satu
tangan akan ditahan oleh benjolan kepala (Manuaba,
2010).
TBJ (Taksiran Berat Janin)
Perkiraan berat janin menurut Johnson, berat janin (gram) sama
dengan pngukuran fundus (cm) dikurangi n, yaitu 12
jika verteks pada atau di atas spina ischiadica atau 11
jika verteks dibawah spina, dikali 155 (Benson, 2009).
Rumus berat janin = (tinggi fundus uteri - 12) x 155 gram; Jika
kepala janin belum masuk p.a.p. Berat janin = (tinggi
fundus uteri - 11) x 155 gram; jika kepala kanin sudah
masuk p.a.p. (Manuaba, 2010).
Ekstremitas: Tidak terdapat edema pada tangan dan kaki yang
merupakan salah satu gejala preeklampsia (Morgan,
2009).

c. Auskultasi
Dada : bronchial, suara terndengar keras, nyaring, dengan
hembusan yang lembut, terdengar diatas trakea atau
daerah lekuk suprasternal. Bronkovesikular, suara
terdengar nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi
sama panjang dengan ekspirasi, terdengar di daerah
dada dimana bronkus tertutup oleh dinding
dada.Vesicular, terdengar lembut dan halus inspirasi
lebih panjang dari ekspirasi (Somantri, 2011).
Abdomen. : Terdengar denyut jantung janin dengan jelas, teratur,
frekuensi 120-160 kali/menit, interval teratur tidak

42
lebih dari 2 punctum maximal (Mochtar, 2011).
Daerah letak DJJ terdapat di kuadran kiri atau kanan
bawah abdomen ibu.
d. Perkusi
Dada : Umumnya bersuara resonan dan dullness. Karena
suara resonan dihasilkan oleh jaringan paru-paru
yang normalnya bergaung dan bernada rendah dan
suara dullness dihasilkan oleh di bagian atas jantung
dan paru-paru (Soemantri, 2011).
Abdomen : Daerah suprapubis redup jika kandung kemih
distensi atau pada wanita jika uterus membesar.
(Swartz, 2010).

3. Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan kontraksi uterus/his : Tidak dilakukan
Pemeriksaan dalam/vaginal tussae : Tidak dilakukan
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan

4. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Pada trimester III pemeriksaan laboratorium yang umum dilakukan
oleh ibu hamil adalah :
1) Pemeriksaan Rapid antibody/antigen
Tujuannya untuk mendeteksi ada tidaknya infeksi SARS-CoV-2.
Infeksi ini berisiko menularkan ke orang lain.
2) Pemeriksaan urine
Tujuannya untuk mendeteksi adanya HCG dalam
urin.Kepekaran tes ini sangat bervariasi antara 500–1.000
mU/ml urin.Adanya glukosa dalam urin ibu hamil harus
dianggap sebagai gejala penyakit diabetes kecuali kalau kita

43
dapat membuktikan bahwa hal-hal lain yang menyebabkannya
(Micron Medical Multimedia).
3) Pemeriksaan darah
Menurut Manuaba ( 2012 ), anemia ringan adalah dimana kadar
hemoglobin berkisar antara 9 – 10,9 gr % / dl.
Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar hemoglobin dalam
darah dibawah batas normal. Di Indonesia, kasus anemia
umumnya terjadi karena kekurangan zat besi dalam darah
( Saifuddin, 2011 ).
Definisi anemia adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin
kurang dari 11 gr/dl pada trimester pertama dan trimester 3, dan
kadar hemoglobin < 10,5 gr/dl pada trimester 2. Nilai batas
tersebut terjadi karena proses hemodilusi terutama pada
trimester ke-2 (Prawirohardjo, 2007).
4) Pemeriksaan feses
Feses diperiksa atas telur-telur cacing (Micron Medical
Multimedia).
b. Pemeriksaan USG
Pada kehamilan trimester III kehamilan USG sebaiknya
dilakukan pada kehamilan minggu ke-34 untuk mengevaluasi ukuran
fetus dan menilai pertumbuhan fetus, pergerakan dan pernapasan,
detak jantung janin, jumlah air ketuban di sekeliling bayi, serta
posisi bayi dan plasenta (dr. Suririnah, 2008).

II. INTERPRETASI DATA DASAR

44
Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapat merumuskan diagnosis dan masalah yang spesifik.
1) Diagnosis
Diagonosis kebidanan adalah diagnosis yang ditegakkan oleh
profesi (bidan) dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi
standar nomenklatur diagnosisi kebidanan.
Diagnosis :G…Papah usia kehamilan……..minggu + …….hari
Janin tunggal/ganda,hidup/mati, Intrauterin/ekstrauterin.
G : Gravida
P : Para
a : aterm
p : premature
a : abortus
h : hidup (Varney, 2008) hal. 524
Intrauterin hanya boleh ditulis jika ada pemeriksaan
penunjang berupa USG atau dilakukan pemeriksaan khusus (VT)
dan yakini kehamilan merupakan kehamilan intrauteri

2) Masalah
Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman/hal yang sedang
dialami klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang
menyertai diagnosis.
3) Kebutuhan
Hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum teridentifikasi
dalam diagnosis dan masalah. Rumusan kebutuhan klien akan masuk
di dalam rencana intervensi.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS/MASALAH POTENSIAL


Identifikasi masalah atau diagnosis potensial ditegakkan
berdasarkan diagnosis dan masalah yang telah ditentukan.

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA

45
Langkah ini mencakup rumusan tindakan emergensi/darurat yang
harus dilakukan untuk menyelamatkan remaja.rumusan ini mencakup
tindakan segera yang bisa dilakukan secara mandiri, kolaborasi, atau
bersifat rujukan.

V. MENGEMBANGKAN RENCANA INTERVENSI


Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap masalah atau
diagnosis yang telah di identifikasi atau diantisipasi, termasuk di dalamnya
tindakan mandiri, kolaborasi ataupun rujukan.

1. Jelaskan hasil pemeriksaan


Rasional : Penjelasan mengenai hasil pemeriksaan merupakan hak
klien dan keluarga (Varney, 2008).
2. Berikan KIE tentang trimester 3 pada kehamilan normal
Rasional : Trimester III adalah kehamilan pada 28- 32 minggu.
Dengan memberikan pengertian tentang keadaan pada trimester III
sehingga ibu akan berupaya mengatasi gangguan. contohnya: rasa lelah
yang berlebihan pada punggung, bengkak pada mata kaki atau betis,
napas yang menjadi pendek, panas di perut bagian atas, varises diwajah
dan kaki, stretch mark, payudara semakin membesar, sering buang air
kecil dan emosi (Varney, 2008).

3. Berikan support mental/dukungan psikologis pada ibu untuk menghadapi


proses persalinan

Rasional : Pada keadaan psikologis ibu saat mengahadapi proses


persalinan, ibu menbutuhkan support serta dukungan dari suami,
keluarga serta bidan. sehingga ibu dapat merasa tenang pada masa proses
persalinan.

4. Jelaskan tentang bahaya kehamilan trimester III

46
Rasional : Menambah pengetahuan dan untuk mengantisipasi hal
bahaya kehamilan yang akan terjadi pada trimester III pada klien
(Varney, 2008).

5. Jelaskan tentang kebutuhan nutrisi pada kehamilan trimester III


Rasional : Menambah pengetahuan tentang pentingnya nutrisi
pada wanita hamil memerlukan intruksi khusus yang berkaitan dengan
aspek kebutuhan nutrisi, seperti jumlah kalori, protein, zat besi, asam
folat dan vitamin C (Varney, 2008).

Pemeriksaan nutrisi ibu dilakukan melalui pemantauan berat


badan dan tinggi badan. Mengetahui peningkatan berat badan ibu yang
hubungannya dengan indeks masa tubuh ibu sebelum hamil. Pemeriksaan
ini dilakukan untuk mendeteksi adanya indikasi kehamilan fisiologis
trimester III atau kekurangan nutrisi pada ibu selama hamil.

6. Jelaskan mengenai petumbuhan janin pada trimester III

Rasional : Ibu hamil harus mengetahui mengenai perubahan dan


kemjuan apa saja yang telah dialami oleh janinnya.

7. Jelaskan tentang persiapan untuk menyusui pada klien

Rasional : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada ibu


hamil tentang cara yang dapat dilakukan sebagai persiapan untuk
menyui pada bayinya.

8. Jelaskan mengenai persiapan menjadi orang tua pada klien

Rasional : Klien harus mengetahui bahwa dan memahami perubahan


seperi apa yang akan dialamainya setelah kelahiran bayinya dan klien
harus bisa mempersiapkan diri untuk perubahan yang akan terjadi
tersebut.

47
9. Jelaskan mengenai persiapan yang harus dilakukan sebelum bayi lahir

Rasional : Ibu hamil maupun keluarganya harus mengetahui apa-apa


saja yang harus disiapkan saat kelahiran bayinya serta mempersiapkan
dengan baik segala yang dibutuhkan baik oleh bayinya dan ibunya.

10. Jadwalkan kunjungan ulang


Rasional : Ibu hamil maupun keluarga harus membuat janji temu
terlebih dahulu untuk jadwal kunjungan berikutnya yaitu 2 minggu
kemudian.

VI. IMPELEMENTASI
Pelaksanaan dilakukan dengan efisien dan aman sesuai dengan rencana
asuhan yang telah disusun. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya.

VII.EVALUASI

Evaluasi merupakan penilaian tentang keberhasilan dan keefektifan asuhan


kebidanan yang telah dilakukan. Evaluasi didokumentasikan dalam bentuk
soap.

48
BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan kebidanan hamil fisiologis trimester III


No Register : 00445378
Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2021 Pukul : 09. 00 WITA
Nama Pengkaji : Shinta Anggreani Puspa Sari, S.Tr. Keb

S:
1. Identitas
Nama Klien : Ny. A Nama Suami : Tn. J
Umur : 40 tahun Umur : 40 tahun
Suku : Buton Suku : Buton
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Keperawatan dan Ners Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Perawat Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sepinggan

2. Alasan Datang Periksa/Keluhan Utama


Klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan
Keluhan Utama : Klien mengatakan sering buang air kecil.

3. Riwayat Kesehatan Klien


a. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru, penyakit saluran
pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal dan saluran kencing,
penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit sistem
imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.

49
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien tidak memiliki penyakit kelainan reproduksi, penyakit
kardiovaskuler, penyakit darah, penyakit paru-paru, penyakit saluran
pencernaan, penyakit hati, penyakit ginjal dan saluran kencing,
penyakit endokrin, penyakit saraf, penyakit jiwa, penyakit sistem
imunologi, penyakit infeksi dan penyakit menular seksual.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga


Didalam keluarga tidak ada yang sedang/memiliki riwayat
penyakit hipertensi, diabetes, jantung, asma, ginjal, hepatitis, TBC,
HIV/AIDS dan penyakit lain yang menular ataupun berpotensi
menurun serta di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat
keturunan gamelli

5. Riwayat Menstruasi
Klien mengatakan pertama kali menstruasi (menarche) pada usia
11 tahun, siklus menstruasi teratur 28 hari, lama menstruasi 5-7 hari,
ganti pembalut sebanyak 4 kali sehari, warna darah merah encer
kadang disertai gumpalan.

6. Riwayat Riwayat Obstetri

Kehamilan Persalinan Anak Nifas


No
Abnor
. Sua Tmp BB Lakt
Anak UK Peny Jenis Pnlg Peny JK H M malita peny
mi t /PB asi
s
20 IUF
01. 1 1
mg D
02. 1 2 Ate - Spt bida RSK - Pr 400 1 - - 2
rm n D 0 0 thn
gr th

50
n
348 7
Ate bida RSK 2
03. 1 3 - Spt - Pr 0 th - -
rm n D thn
gr n
Ab
04. 1 4 ort -
us
Hamil
05. 1
ini

7. Riwayat kehamilan Saat Ini


Pada trimester 1 klien memiliki keluhan mual muntah di pagi
hari, pada trimester 2 tidak ada keluhan dan pada trimester ini
memiliki keluhan sering buang air kecil. Klien merasakan pergerakan
anak pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan.
Klien melakukan pemeriksaan kehamilan di poli kebidanan
secara rutin. Pendidikan kesehatan yang sudah di dapat adalah tanda-
tanda bahaya pada kehamilan. Klien sudah lengkap dalam
mendapatkan imunisasi.

8. Riwayat Ginekologi
Klien tidak memiliki Riwayat ginekologi.

9. Riwayat Kontrasepsi
Klien merupakan akseptor KB IUD selama 5 tahun, dan tidak
pernah memakai jenis KB lain. Selama menggunakan IUD klien
mengalami nyeri saat haid.

51
10. Pola Fungsional Kesehatan
Pola Keterangan
Nutrisi Makan 3-4 kali/hari dengan porsi makan nasi seporsi lebih, lauk pauk 3
potong, sayur dan buah pisang, air putih ±7-8 gelas/hari. Tidak ada
keluhan dalam pemenuhan nutrisi klien. Nafsu makan baik.
Eliminasi BAK : 4-5 kali/hari, berwarna kuning jernih, konsistensi cair, tidak ada
keluhan
BAB : 1 kali/hari, waarna kuning kecoklatan, konsistensi lunak
Istirahat Tidur malam ± 9-10 jam/hari
Aktivitas Aktivitas klien sehari – hari kerja dari jam 08.00-17.00, dan melakukan
pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengepel. Namun, tidak rutin
olahraga
Personal Klien mandi 2 kali/hari dan ganti baju rutin setiap setelah mandi
Hygiene
Kebiasaan Klien tidak ada memiliki hewan peliharaan atau kebiasaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan Klien
Pola Selama hamil klien melakukan hubungan seksual 3 bulan sekali.
Seksual

11. Riwayat Psikososiokultural Spiritual


a. Psikologi : Klien mengaku merasa cemas dengan seringnya BAK
yang dialami sebab kehamilan sebelumnya tidak ada
keluhan tersebut.
b. Sosial : Ini pernikahan pertama dengan usia pernikahan 11
tahun, status pernikahan adalah sah. Suami dan
keluerga mendukung atas kehamilan ini.
c. Kultural : Tidak ada kebudayaan maupun kebiasaan khusus yang
dapat mempengaruhi kesehatan klien.
d. Spiritual : Tidak ada kegiatan keagamaan maupun kebiasaan
khusus yang dapat mempengaruhi kesehatan klien.

52
O :
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : compos mentis
Tanda – Tanda Vital :
Tekanan Darah : 108/57 mmHg
Nadi : 88 kali / menit
Suhu : 36 oC
Pernafasan : 18 kali / menit
Antropometri :
Berat Badan sebelum hamil : 59 kg
Berat Badan saat ini : 70,5 kg
Kenaikan BB : 11,5 kg
Tinggi Badan : 160 cm.
BB 70,5
IMT : = = 27,54
T B 2 160❑2

2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat
nyeri tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak teraba
oedema, pipi tampak tembem.
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung,
kebersihan cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah
tremor, tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak
ada tanda peradangan.

53
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan atau serumen
berlebihan
Leher : tidak terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada
vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat klien
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak
terdengar suara nafas tambahan seperti bronchi,
wheezing, ronchi, BJ I dan BJ II teratur yaitu lup dan
dup.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak
teraba pembesaran kelenjar limfe, dan terdapat
kolostrum saat aerola ditekan.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, bising usus 9x/menit,
kandung kemih kosong, tidak terdapat nyeri tekan pada
perut bagian bawah. TFU = 26 Cm.
Leopold I : Bagian Fundus teraba bokong janin
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum masuk
pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan
didorong.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul karena kepala
masih bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 = 2170 gram
Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak
pengeluaran darah berwarna merah kecoklatan.
Anus : tidak terdapat hemoroid.
Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2 detik, Refleks bisep (+), refleks trisep (+).

54
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill time
kembali <2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-),
reflek patella (+).

Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak kepala, punggung sebelah kiri,
plasenta grade 1, dinding depan Rahim tidak menutupi jalan lahir.

LANGKAH II
INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa Dasar
G5P2002 hamil 35-36 S=Klien mengatakan ingin melakukan
minggu janin pemeriksaan persiapan menikah dimana berat
tunggal hidup intra badan bertambah secara signifikan setiap
uterin bulannya.
Menarchre usia 11 tahun, Setiap bulan haid
selama 5-7 hari, dalam sehari 4 kali ganti
pembalut
Makan 2 kali sehari dengan porsi 1 piring, dan
suka makanan ringan di sela-sela kesibukan.
Jarang olahraga

O= KU = Baik Kes = CM
TD = 108/57 mmHg, Nadi = 88 x/menit Suhu =
36,5 0C, Pernafasan 20 x/ menit
BB saat ini 70,5kg, TB = 160 Cm, IMT= 27,54
Kenaikan BB = 11,5 kg.
TFU – 26 Cm.
Leopold I : Bagian Fundus teraba
bokong janin
Leopold II : Punggung Kiri

55
Leopold III : Bagian terbawah janin
adalah kepala dan belum masuk
pintu atas panggul karena kepala
masih bisa digoyang dan
didorong.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu
atas panggul karena kepala masih
bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 = 2170 gram
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak
kepala, punggung sebelah kiri, plasenta grade 1,
dinding depan Rahim tidak menutupi jalan lahir.

Masalah Dasar
- -

Kebutuhan Dasar
KIE tentang Pengetahuan klien mengenai ketidaknyamanan
ketidaknyamanan trimester III
trimester III

LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Tidak ada

LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA

56
a. Mandiri : Tidak ada
b. Kolaborasi : Tidak ada
c. Merujuk : Tidak ada

LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
Tanggal 01 Maret 2021 pukul 09.15 wita
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada klien tentang kondisi klien
2. Berikan edukasi mengenai resiko kehamilan dan persalinan terkait kondisi
klien
3. Ingatkan kembali kepada klien mengenai kontrol ulang

LANGKAH VI
PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI
Tanggal 01 Maret 2021 pukul 09.30 wita
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada klien.
Hasil pemeriksaan yang dijelaskan pada klien yaitu mengenai Ku = baik,

Kes =CM, TD = 108/57 mmHg, Nadi = 88 x/menit Suhu = 36,5 0C, Pernafasan 20
x
/ menit, BB saat ini 70,5kg, TB = 160 Cm, IMT= 27,54
Kenaikan BB = 11,5 kg.

TFU – 26 Cm.
Leopold I : Bagian Fundus teraba bokong janin
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum masuk
pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan
didorong.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul karena kepala masih
bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 = 2170 gram

57
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak kepala, punggung sebelah kiri,
plasenta grade 1, dinding depan Rahim tidak menutupi jalan lahir.
2. Memberikan edukasi mengenai resiko kehamilan dan persalinan yaitu
kemungkinan terjadinya pre eklamsia, sehubungan dengan usia klien.
3. Mengingatkan kembali kepada klien mengenai kontrol ulang.

LANGKAH VII
EVALUASI
Tanggal 01 Maret 2021 pukul 10.15 wita
1. Keadaan umum klien baik,
Hasil pemeriksaan yang dijelaskan pada klien yaitu mengenai Ku = baik,

Kes =CM, TD = 108/57 mmHg, Nadi = 88 x/menit Suhu = 36,5 0C, Pernafasan 20
x
/ menit, BB saat ini 70,5kg, TB = 160 Cm, IMT= 27,54
Kenaikan BB = 11,5 kg.

TFU – 26 Cm.
Leopold I : Bagian Fundus teraba bokong janin
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum
masuk pintu atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan
didorong.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul karena kepala
masih bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 = 2170 gram
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak kepala, punggung sebelah
kiri, plasenta grade 1, dinding depan Rahim tidak menutupi jalan lahir.

Klien memahami penjelasan mengenai hasil pemeriksaan tersebut.

58
2. Memberikan edukasi mengenai resiko kehamilan dan persalinan yaitu
kemungkinan terjadinya preeklamsia, sehubungan dengan usia klien.
Klien memahami edukasi yang diberikan, dimana klien mampu menjelaskan
definisi dari pre eclampsia dampak dari pre eclampsia
3. Klien bersedia melakukan kontrol ulang
Klien berjanji akan melakukan kontrol ulang 2 minggu lagi yaitu tanggal 15
Maret 2021.

59
DOKUMENTASI KEBIDANAN

No. Register : 00445378


Tanggal Pengkajian : 01 Maret 2021 Pukul : 09.00 Wita
Nama pengkaji : Shinta A

S : Klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan persiapan menikah dimana


berat badan bertambah secara signifikan setiap bulannya
Menarchre usia 11 tahun, Setiap bulan haid selama 5-7 hari, dalam sehari 4kali
ganti pembalut
Makan 2 kali sehari dengan porsi 1,5 piring.
Jarang olahraga

O : 1. Keadaan umum klien baik


2. Kesadaran compos mentis
3. Tanda- tanda vital
a. Tekanan darah : 108/57 mmHg
b. Nadi : 88 x/ menit
c. Suhu : 36,5 oC
d. Pernapasan : 18 x/menit
4. Berat badan : 70,5 kg TB = 160 Cm IMT= 27,54
5. Pemerikasaan fisik
Kepala : simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, distribusi
rambut merata, kebersihan rambut baik, tidak terdapat nyeri
tekan, dan benjolan abnormal.
Wajah : simetris, bentuk wajah oval, tidak pucat, tidak terdapat
cloasma gravidarum, tidak teraba oedema
Mata : simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera
berwarna putih, tidak terdapat pengeluaran kotoran,
palpebra tidak oedema

60
Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, kebersihan
cukup, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries dentis, gigi geraham lengkap, lidah tremor,
tidak terdapat pembengkakan pada tonsil, tidak ada tanda
peradangan.
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan atau serumen
berlebihan
Leher : tidak terdapat pemebesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada bendungan pada vena
jugularis.
Dada : simetris, tidak terdapat retraksi dinding dada saat ibu
bernafas, suara nafas terdengar vesikuler, tidak terdengar
suara nafas tambahan seperti bronchi, wheezing, ronchi, BJ
I dan BJ II teratur yaitu lup dan dup.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal pada payudara, tidak teraba
pembesaran kelenjar limfe, terdapat pengeluaran ASI.
Abdomen : tidak terdapat luka bekas operasi, bissing usus 9 x / menit,
kandung kemih kosong, TFU = 26 Cm.

Leopold I : Bagian Fundus teraba bokong janin


Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Bagian terbawah janin adalah kepala dan belum masuk pintu
atas panggul karena kepala masih bisa digoyang dan didorong.
Leopold IV : Kepala belum masuk pintu atas panggul karena kepala masih
bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 = 2170 gram

Genitalia : vulva tidak oedema, tidak ada varices, tampak keluar lochea
alba, dan tampak keluar pengeluaran darah berwarna merah
kecoklatan.

61
Anus : tidak terdapat hemoroid
Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik, capillary refill time kembali
<2 detik, Refleks bisep (+), refleks trisep (+).
Bawah : tidak oedema, tidak ada varices, capillary refill time
kembali <2 detik, homan sign (-), refleks babinski (-), reflek
patella (+).
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak kepala, punggung sebelah kiri,
plasenta grade 1, dinding depan Rahim tidak menutupi jalan
lahir.

A: Diagnosis : G5P2002 hamil 35-36 minggu janin tunggal hidup


intra uterin
Masalah : Tidak ada
Diagnosis Potensial : Tidak ada
Masalah Potensial : Tidak ada
Kebutuhan Segera : Tidak ada

P:
No Tgl/Jam Pelaksanaan TTD
1. 01 Maret Memberitahukan hasil pemeriksaan tanda-tanda Mahasiswa
2021 vital dan pemeriksaan fisik kepada klien bahwa
09.30 hasilnya merupakan suatu keadaan yang tidak
normal.
Didapati hasil : Keadaan umum klien baik
Kesadaran compos mentis
Tanda- tanda vital
Tekanan darah : 108/57 mmHg , Nadi : 88 x/
menit, Suhu : 36,5 oC , Pernapasan : 18 x/menit
BB saat ini 70,5kg, TB = 160 Cm, IMT= 27,54
Kenaikan BB = 11,5 kg.

62
TFU = 26 cm
Leopold I : Bagian Fundus
teraba bokong janin
Leopold II : Punggung Kiri
Leopold III : Bagian terbawah
janin adalah kepala dan belum masuk pintu atas
panggul karena kepala masih bisa digoyang dan
didorong.
Leopold IV : Kepala belum
masuk pintu atas panggul karena kepala masih
bisa digoyang dan didorong
DJJ : 136 kali/menit
TBJ : (26 - 12) x 155 =
2170 gram
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan USG : Janin tunggal letak kepala,
punggung sebelah kiri, plasenta grade 1, dinding
depan Rahim tidak menutupi jalan lahir.; Klien
dan orang tua mengerti dan rasa cemas
berkurang setelah mendapatkan penjelasan
mengenai hasil pemeriksaan
2. 09.45 Memberikan edukasi mengenai definisi pre
eklamsi, pencegahan pre eklamsia dengan nutrisi
yang seimbang.
Mahasiswa
Klien memahami edukasi yang diberikan,
dimana klien mampu menjelaskan definisi dari
pre eclampsia dan pencegahan pre eklampsia
3. 10.15 Mengingatkan kembali kepada klien mengenai
kontrol ulang
Mahasiswa
; Klien bersedia untuk kembali kontrol 2 minggu
lagi.

63
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menguraikan pembahasan tentang asuhan kebidanan pada
NY “A” dengan kehamilan trimester III fisiologis di ruang Poli Kebidanan RSUD
dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Asuhan ini dilakukan selama 1 jam.
Dalam hal ini, pembahasan akan diuraikan secara narasi berdasarkan
pendekatan asuhan kebidanan dengan tujuh langkah varney yaitu : pengumpulan
data dasar, merumuskan diagnosis atau masalah aktual, merumuskan diagnosis
atau masalah potensial, melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi,
merencanakan tindakan asuhan kebidanan, melakukan tindakan asuhan
kebidanan, dan mengevaluasi asuhan kebidanan.

A. Langkah I. Identifikasi Data Dasar


Pada langkah ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi klien secara
lengkap. Dimana data yang dikumpulkan berupa keluhan klien, riwayat
kesehatan klien, pemeriksaan fisik secara lengkap sesuai dengan kebutuhan,
meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau data laboratorium.
Pada langkah ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua
sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada langkah ini, bidan
mengumpulkan data dasar awal secara lengkap (Betty mangkuji dkk, 2014 : 5).
Kegiatan pengumpulan data dimulai saat klien masuk dan dilanjutkan
secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat
dikumpulkan dari berbagai sumber yang dapat memberikan inormasi paling
akurat yang dapat diperoleh secepat mungkin dan upaya sekecil mungkin.
Pasien adalah sumber informasi yang paling akurat dan ekonomis yang disebut
dengan sumber data primer. Sumber data alternatif atau sumber data sekunder
adalah data yang sudah ada, praktikan kesehatan lain, dan anggota keluarga.
Tekhnik pengumpulan data ada tiga yaitu, 1) Observasi, 2) Wawancara
3) Pemeriksaan. Observasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan

64
(perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), pendengaran (bunyi batuk,
bunyi nafas), penciuman (bau nafas, bau luka), perdaban (suhu badan, nadi).
Wawancara, dimana pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada
pertemuan tatap muka.
Dalam wawancara yang penting di perhatikan adalah data yang
ditanyakan di arahkan data yang relefan. Dan Pemeriksaan, dimana
pengumpulan data yang dilakukan dengan memakai instrument/alat mengukur.
Dengan tujuan untuk memastikan batas dimensi angka, irama kuantitas.
Misalnya pengukuran tinggi badan dengan meteran, berat badan dengan
timbangan, tekanan darah dengan tensimeter (Dwi Asri, 2012 : 27-28).
Dalam tahapan pengakajian, penulis tidak mendapat hambatan. Hal ini
dapat dilihat dari tingkat pendidikan klien yang dapat menerima kehadiran
penulis saat pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan. Klien
menunjukan sikap terbuka dan menerima anjuran serta saran yang diberikan
oleh penulis maupun tenaga medis lainnya dalam memberikan asuhan
kebidanan.
Tindakan yang pertama kali dilakukan di ruang Poli Kebidanna RSUD dr
Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan yakni pengumpulan data subjektif yang
terdiri dari alasan utama klien datang ke ruang Poli Kebidanan, riwayat
keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat sosial
ekonomi, psikososial, dan spiritual, serta riwayat kebutuhan dasar klien.
Sementara itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang
terdiri dari pemeriksaan umum klien, dan pemeriksaan fisik (head to toe).NY
“A” usia 40 tahun dengan kehamilan fisiologis trimester III datang ke ruang
Poli Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan pada pukul 09.00
wita dengan keluhan klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan persiapan
menikah dimana berat badan bertambah secara signifikan setiap bulannya . Menarche
usia 11 tahun, Setiap bulan haid selama 5-7 hari, dalam sehari 4 kali ganti
pembalut.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan


umum

65
baik, tekanan darah 108/57 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 18 x/menit,
dan suhu 36 °C. Ekspresi wajah tampak cemas, tidak ada edema dan tidak ada
pembengkakan pada wajah, kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak
ikterik, tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis,
payudara tampak simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae.
Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu kandung kemih kosong,
dan TFU= 26 cm,pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Berdasarkan uraian di atas terdapat persamaan antara teori dengan gejala
yang timbul. Hal ini membuktikan bahwa tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus.

B. Langkah II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah Aktual


Pada langkah ini kegiatan yang dilakukan adalah menginterpretasikan
semua data yang telah dikumpulkan sehingga ditemukan diagnosis atau
masalah. Diagnosis yang dirumuskan adalah diagnosisi dalam lingkup praktik
kebidanan yang tergolong pada nomenklatur standar diagnosis, sedangkan
perihal yang berkaian dengan pengalaman klien ditemukan hasil pengkajian
(Betty mangkuji dkk, 2014 : 5).
Hasil pengkajian data subjektif dan objektif yang diperoleh menunjukkan
diagnosis dimana pasien datang pada tanggal 01 Maret2021 pukul 09.00 wita,
dengan keluhan klien mengatakan ingin melakukan pemeriksaan kehamilan
dimana klien merasakan sering BAK terutama di malam hari.
Berdasarkan uraian diatas maka diagnosis tersebut adalah Ny. “A”
dengan kehamilan fisiologis trimester III.
Demikian penerapan tinjauan pustaka dan kasus pada NY “A” secara
garis besar tampak adanya persamaan antar teori dengan diagnosis aktual yang
ditegakkan sehingga memudahkan memberikan tindakan selanjutnya.

66
C. Langkah III. Antisipasi Diagnosa/ Masalah Potensial
Pada langkah ini, kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial
lain berdasarkan rangkaian diagnosis dan masalah yang sudah teridentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi (Tresnawati, 2016 : 3-4).
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi dan dilakukan asuhan yang
aman.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambal mengamati klien, bidan dapat diharapkan bersiap-siap bila
diagnose/masalah potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting
sekali melakukan asuhan yang aman.
Dalam mengidentifikasi diagnose atau masalah potensial dilakukan
pengantisipasian penanganan yang kemungkinan muncul segera setelah
diagnose utama ditegakkan yaitu kehamilan fisiologis trimester III.
Dan berdasarkan pengkajian hasil asuhan kebidanan pada NY “A” di
dapatkan data penunjang terjadinya diagnosa petensial dimana pada kasus Ny
“A” didapatkan data objektif berdasarkan pemeriksaan yang di lakukan di
dapatkan hasil sebagai berikut tekanan darah 108/57 mmhg, nadi 88 kali /
menit, suhu 36 oc, dan pernafasan 18 kali / menit, dan pada genitalia vulva
tidak oedema, tidak ada varices.
Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu kandung kemih kosong,
TFU = 26 Cm, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Pada kasus NY “A”, penulis menemukan kelainan komplikasi pada klien,
namun komplikasi tersebut sesuai dengan teori sehingga klien memiliki
diagnosa potensial yang mungkin terjadi dan tidak ada kesenjangan antara teori
dan kasus.

67
D. Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Pada langkah ini, yang dilakukan oleh bidan adalah mengidentifikasi
perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan lainnya sesuai dengan kondisi
klien. Ada kemungkinan, data yang kita peroleh memeruklan tindakan yang
harus segera dilakukan bidan, sementara kondisi yang lain masih bisa menungg
beberapa waktu lagi (Betty Mangkuji, 2014 : 6).
Langkah keempat ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan yang terjadi dalam kondisi darurat. Kondisi darurat dapat terjadi
pada saat mengelolaan ibu hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir.
Kondisi darurat merupakan kondisi yang membutuhkan tindakan dengan
segera untuk menangani diagnosis maupun masalah darurat yang terjadi
apabila tidak segera dilakukan tindakan segera, selain diatas bisa juga berupa
observasi/pemeriksaan.
Pada penjelasan diatas menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan
tindakan harus sesuai dengan prioritas masalah/kebutuhan yang dihadapi
kliennya. Setelah bidan merumuskan tindakan yang perlu dilakukan untuk
mengantisipasi diagnosisi/masalah potensial pada langkah sebelumnya, bidan
juga harus merumuskan tindakan darurat/segera yang harus dirumuskan untuk
menyelamatkan klien. Dalam rumusan ini, termasuk tindakan segera yang
mampu dilakukan secara mandiri atau bersifat rujukan (Rita Yulifah, 2014 :
134).
Pada studi kasus NY “A” tidak memerlukan tindakan segera yang perlu
dilakukan karena tidak ada tindakan yang membutuhkan penanganan segera,
namun memerlukan kolaborasi untuk penanganan lebih lanjut.

E. Langkah V. Rencana Tindakan


Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, yang ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosis atau masalah yang diidentifikasi atau di
antisipasi.

68
Pada langkah ini informasi/data dasar yang tidaklengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi-kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut
seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-
masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, cultural atau masalah
psikologis (Th. Endang, dkk, 2014 :137)
Adapun sasaran/target dalam rencana asuhan pada kasus ini berfokus untuk
mencegah terjadinya komplikasi dari kehamilan fisiologis trimester III tingkat
yang dapat mengurangi kematian dan kesakitan pada ibu hamil (prawirohardjo,
2014 : 334). bila diagnosis asuhan kehamilan fisiologis trimester III
ditegakkan, rencana asuhan yang akan diberikan adalah memberitahu klien dan
keluarga (orang tua) mengenai hasil pemeriksaan,
Penatalaksanaan pada kasus kehamilan fisiologis trimester III yaitu
dilakukan secara konsisten dan sistematik menggunakan praktik pencegahan
infeksi, memberikan asuhan secara rutin (prawirohardjo, 2014 : 335).
Rencana asuhan pada kasus NY “A” disusun berdasarkan teori dengan melihat
kondisi dan kebutuhan pasien. hasil pengkajian anamnesis, pemeriksaan fisik dan pada
pasien yaitu NY “A” datang dengan pemeriksaan kehamilan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, keadaan
umum baik, tekanan darah 108/57 mmHg, nadi 88 x/menit, pernapasan 18
x/menit, dan suhu 36 °C. Ekspresi wajah tampak cemas, tidak tenang dan
meringis menahan sakit serta tidak ada edema dan tidak ada pembengkakan
pada wajah, kedua konjungtiva mata tidak anemis dan tidak ikterik, tidak ada
pembesaran pada kelenjar tiroid, limfe dan vena jugularis, payudara tampak
simetris, hiperpigmentasi pada areola mammae.
Pemeriksaan abdomen didapatkan kesan yaitu kandung kemih kosong,
TFU = 26 cm dimana pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan.
Rencana tindakan yang telah disusun yaitu: Sapa klien dan suami untuk
meningkatkan rasa percaya sehingga ibu menjadi lebih kooperatif dengan

69
petugas, beritahu hasil pemeriksaan, berikan edukasi mengenai kehamilan
fisiologis trimester III, nutrisi dan tablet tambah darah, anjurkan olahraga
teratur, dan berikan KIE tentang kontrol ulang untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Rencana asuhan kebidanan yang telah disusun berdasarkan
diagnose/masalah aktual dan potensial, hal ini menunjukkan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan manajemen Asuhan kebidanan pada penerapan
studi kasus di lahan praktek.

F. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan
sendiri, ia tetap memikul tangung jawab untuk mengarahkan
penatalaksanaannya (memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana)
(Dwi Asri, dkk. 2012 : 31).
Pada studi kasus NY “A” dengan kehamilan fisiologis trimester tindakan
yang direncanakan terlaksana dengan baik. Seperti menyampaikan hasil
pemeriksaan dengan baik, daan memberikan KIE tentang kehamilan fisiologis
trimester III, nutrisi dan tablet tambah darah, anjurkan aktivitas ringan seperti
berjalan – jalan di pagi hari.
Dalam pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan penulis tidak menemukan
hambatan yang berarti karena seluruh tindakan yang dilakukan sudah
berorientasi pada kebutuhan klien.

G. Langkah VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan


Adapun evaluasi yang dimaksudkan untuk memperoleh atau memberi nilai
terhadap intervensi yang dilakukan berdasarkan tujuan kriteria yang diberikan
kepada NY “A” di ruang Poli Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo
pada tanggal 01 Maret 2021 yaitu keadaan klien baik, namun ada komplikasi
yang terjadi pada klien.

70
Maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan asuhan kebidanan pada pra
nikah dengan kehamilan fisiologis trimester III berlangsung dengan baik. hal
tersebut terjadi karena manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori
dan sesuai dengan wewenang bidan.

H. Pendokumentasian
Tindakan yang pertama kali dilakukan di ruang Poli Kebidanan RSUD dr
Kanujoso Djatiwibowo yakni pengumpulan data subjektif yang terdiri dari
alasan utama klien masuk ke Poli Kebidanan, riwayat keluhan utama, riwayat
kesehatan sekarang dan yang lalu, riwayat penyakit keluarga, riwayat sosial
ekonomi, psikososial, dan spiritual, serta riwayat kebutuhan dasar klien.
Sementara itu, dilakukan pula pengumpulan data secara objektif yang
terdiri dari pemeriksaan umum klien, pemeriksaan fisik (head to toe).
Pada tanggal 01 Maret 2021 pukul 09.00 wita, klien datang ke ruang Poli
Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo dengan keluhan ingin melakukan
pemeriksaan kehamilan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital dalam batas normal.

71
BAB V

PENUTUP

Setelah penulis mempelajari teori dan pengalaman langsung dilahan praktek


melalui studi kasus tentang manajemen asuhan kebidanan pada NY “A” dengan
Asuhan kebidanan pra nikah dengan kehamilan fisiologis trimester III di ruang
Poli Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo, maka bab ini penulis menarik
kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan
1. Asuhan kebidanan pada Ny. “A”dengan asuhan kehamilan fisiologis
trimester III dilakukan dengan teknik pendekatan manajemen asuhan
kebidanan yang dimulai dari pengkajian dan analisa data dasar, pada
langkah ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang
diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, mulai dari
anamnesis riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
dan keterangan tambahan yang menyangkut atau yang berhubungan
dengan kondisi klien.
2. Diagnosa Ny. “A”dengan Asuhan kebidanan dengan kehamilan fisiologis
trimester III ditegakkan berdasarkan adanya keluhan keluhan ingin
melakukan pemeriksaan kehamilan dengan merasa ketidaknyamanan
berupa sering buang air kecil terutama di malam hari.
3. Pada Ny. “ A” masalah yang muncul yaitu cemas.
4. Pada Ny. “A”tidak diperlukan tindakan segera, kolaborasi atau rujukan
apabila terjadi masalah dalam persalinan tersebut.
5. Rencana tindakan yang telah disusun pada Ny. “A” bertujuan agar klien
mendapatkan penanganan yang bersih dan aman, sesuai dengan kondisinya
dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut.
6. Tindakan yang dilakukan bertujuan agar rencana yang disusun tercapai
dengan adanya kerjasama antara bidan dengan petugas lainnya agar dapat

72
lebih meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan pasien.
7. Tindakan evaluasi pada Ny. “A”dengan Asuhan kebidanan kehamilan
fisiologis trimester III telah diberikan semaksimal mungkin dan sesuai
standar pelayanan/rencana asuhan kebidanan serta komplikasi-komplikasi
yang mungkin terjadi dapat teratasi.
8. Pendokumentasian dilaksanakan pada tanggal 01 Maret 2021 di ruang Poli
Kebidanan RSUD dr Kanujoso Djatiwibowo. Pengkajian dilakukan mulai
dari pasien datang.

B. Saran

1. Bagi Penulis

Penulis dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki dalam


melakukan asuhan kebidanan kehamilan secara terintegrasi sesuai dengan
standar profesi bidan dan dapat mengatasi kesenjangan yang timbul
antara teori dan praktek sehingga dapat meningkatkan pengaplikasian
teori yang didapat dengan perkembangan ilmu kebidanan terbaru.

2. Bagi Lahan Praktik


a. Bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan mampu memberikan
pelayanan yang professional sehingga dapat berperan dalam
menurunkan angka kematian ibu (AKI). Oleh karena itu bidan harus
meningkatkan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, melalui
program pendidikan, pelatihan-pelatihan, seminar agar menjadi
bidan yang berkualitas sesuai dengan perkembangan IPTEK.
b. Bidan harus memberikan asuhan sesuai wewenang untuk itu
manajemen kebidanan perlu dikembangkan karena merupakan alat
yang mendasari bagi bidan untuk memecahkan masalah klien dan
berbagai kasus.

73
c. Seorang bidan hendaknya mampu mendeteksi secara dini adanya
tanda-tanda infeksi pada leher rahim dan menganjurkan ibu dan
keluarga segera kepelayanan kesehatan bila memiliki keluhan.

3. Bagi Institusi Pendidikan


a. Untuk mendapatkan hasil manajemen asuhan kebidanan yang baik
perlu menyediakan tenaga bidan yang professional untuk
menunjang pelaksanaan tugas.
b. Untuk pelayanan yang lebih berkualitas sesuai dengan kemajuan
teknologi, sebaiknya bidan yang sudah bertugas diberi kesempatan
untuk melanjutkan atau semacam pelatihan-pelatihan.
c. Demi mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan perlukiranya
penyediaan fasilitas/alat-alat yang memadai untuk penunjang
pelaksanaan tugas-tugas kebidanan dan untuk meningkatkan
keterampilan bidan.

4. Bagi Klien
a. Menganjurkan klien untuk kontrol untuk persiapan tindakan
pembedahan.
b. Menganjurkan kepada klien untuk untuk mengomsumsi makanan
dengan gizi seimbang, tablet tambah darah secara rutin, dan
meminum jahe hangat saat nyeri haid terjadi.
c. Menganjurkan kepada klien untuk menjaga kebersihan organ
genetalianya.

74
DAFTAR PUSTAKA
Aulia Agristika.2015. Komplikasi Kehamilan fisiologis trimester III pada Anak
dan Upaya Penanganannya. Jurnal Majority Volume 4 No.7 Juni 2015.
Cahyaningrum,Aladhiana.2015. Leptin sebagai Indikator Kehamilan fisiologis
trimester III. Jurnal kesehatan prima Vol 9 No.1 Februari 2015. Hal 1364-
1371.
Dumais,Caroline dkk.2016. Hubungan Kehamilan fisiologis trimester III pada
Kehamilan dengan preeklamsia. Jurnal e-Clinic Volume 4, Nomor 1
Januari-Juni 2016.
Fan JG, Kim SU, Wong VWS. New trends on obesity and NAFLD in Asia. J
Hepatol.2017(67)862-873. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28642059
Ginting,dkk.2018. Pengaruh asupan protein terhadap kejadian hipertensi pada
wanita usia subur dengan kehamilan fisiologis trimester III di puskesmas
patumbak tahun 2017. Jurnal Ilmiah Keperawatan Imelda Vol. 4, No. 1,
Maret 2018
http://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEPERAWATAN.
Hardiansyah., & Supariasa, I.D.N. (2016). Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Jakarta:
EGC.
Hasdianah., Siyoto, S., & Yuly, P. (2014). Gizi Pemanfaatan Gizi, Diet, dan
Kehamilan fisiologis trimester III. Yogyakarta.
Islami.2016. Hubungan kehamilan fisiologis trimester III dengan siklus
menstruasi pada wanita usia subur di desa kaliwungu desa kedungdowo
kecamatan kaliwungu kabupaten kudus tahun 2016. RAKERNAS
AIPKEMA 2016 “Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat”
Kemenkes RI. (2018). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta:Kementerian
Kesehatan RI dan JICA (Japan International Cooperation Agency).
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2018). Buku Kesehatan Ibu dan Anak.
Balikpapan : Dinas Kesehatan Kota Balikpapan.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2020). Pedoman Pelayanan
Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi Kebiasaan
Baru.— Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.2020
Manuaba,2012. Ilmu Kebidanan, Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Mauliza.2018. Kehamilan fisiologis trimester III dan Pengaruhnya terhadap
Kardiovaskular.Jurnal Averrous Vol.4 N0.2 2018/ Sinta 3.
Mochtar, Rustam. 2012. SinopsisObstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Jilid 1
Edisi 3. Jakarta: EGC.
Nurjasmi, E., & Dkk (Eds.). (2016). Buku Acuan Midwifery Update. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia
Pratiwi,dkk.2018. Pengaruh Kehamilan fisiologis trimester III terhadap Kejadian
Diabetes Mellitus pada Wanita Usia Subur di RSUD Dr. Djoelham Binjai
Tahun 2017. Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol. 4 No. 1
April 2018
Prawirohardjo,Sarwono,2014. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo,Jakarta :
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

75
Riskesdas.2019. Laporan Provinsi Kalimantan Timur.Jakarta : Lembaga Penerbit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Saifuddin, A. B. (2012). Buku Panduan Praktis Pelayanan Keseshatan Maternal Dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Tahir,Nurmaya dkk.2014. FAKTOR RISIKO KEJADIAN KEHAMILAN
FISIOLOGIS TRIMESTER III PADA WANITA PRAKONSEPSI DI KOTA
MAKASSAR. Bagian Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Hasanuddin
Unit Kerja Koordinasi Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI.2014. Diagnosis,
Tata Laksana dan Pencegahan Kehamilan fisiologis trimester III pada
Anak dan Remaja.Jakarta : IDAI
Varney, Helen. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan edisi 4. Jakarta : EGC
Wiknojosastro. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Yuliana elin, Andradjati Retnonasi,dkk.2011. Iso farmakoterapi 2. ISFI : Jakarta.

76

Anda mungkin juga menyukai