Anda di halaman 1dari 43

LITERATURE REVIEW

PEMBERIAN TERAPI PIJAT BAYI


TERHADAP KUALITAS TIDUR BAYI

Oleh :
Luh Emi Riska Yuniastri
NIM. P07124217038

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2020
i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang

Kualitas tidur yang baik sangat penting bagi semua orang dalam

meningkatkan kesehatan fisik dan mental. Karena tidur yang nyenyak

sangat penting bagi pertumbuhan terutama bagi bayi. Saat tidur

pertumbuhan otak bayi mencapai puncaknya. (Motors & Europe, 2016).

Tidur dengan kualitas yang baik sangat penting untuk pertumbuhan dan

perkembangan yang efektif pada bayi. (Koinis-Mitchell et al., 2012). Pada

umumnya bayi baru lahir memerlukan waktu tidur hampir sepanjang

waktu dan setelah usia bayi 6 bulan, bayi tidur sekitar 13 jam per hari.

(Motors & Europe, 2016), anak usia 2 tahun memerlukan tidur 12 jam

termasuk tidur siang, usia 4 tahun selama 10-12 jam, dan usia remaja

sekitar 9 jam per hari (Gregory, 2002). Kualitas tidur yang buruk pada

bayi dapat menyebabkan beberapa masalah seperti penurunan kekebalan

tubuh, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan perkembangan otak

bayi. (Geometry & Analysis, 2011).

Saat ini sudah banyak terapi yang dilakukan untuk mengatasi

masalah tidur pada bayi, seperi terapi Farmakologi yang sering diberikan

yaitu jenis antihistamin yang dapat memperbaiki gangguan tidur pada

anak. Pendapat lain mengatakan bahwa obat bukanlah terapi pilihan

pertama untuk penanganan gangguan tidur pada anak (Mindell & Ownes,

2010). Sedangkan terapi Non farmakologi untuk memgatasi kualitas tidur

1
pada bayi adalah Pijat bayi (Riksani, 2012). Pijat bayi akan membuat bayi

tidur lelap, meningkatkan kesiagaan (alertness), dan konsentrasi, karena

pijatan akan mengubah gelombang otak, yaitu dengan menurunkan

gelombang alpha dan meningkatkan gelombang beta serta tetha.

(Suprihatin et al., 2014). Pijat Bayi adalah gerakan usapan lambat dan

lembut pada seluruh tubuh bayi yang dimulai dari kaki, perut, dada, wajah,

tangan dan punggung bayi. Pijat bayi disebut juga sebagai terapi sentuh.

Dikatakan terapi sentuh karena melalui pijat bayi inilah akan terjadi

komunikasi yang aman dan nyaman antara ibu dan buah hatinya. (Riksani,

2012)

Terapi Pijat merupakan salah satu teknik yang dapat merangsang

stimulasi proses tumbuh kembang pada bayi, karena dengan sentuhan,

bayi akan merasa rileks dan merasa nyaman (Candraini & Fitriana, 2019).

Pijat adalah terapi pengobatan yang sudah banyak dilakukan di seluruh

dunia, termasuk di Indonesia pijat sudah sangat sering digunakan. Seni

pijat telah diajarkan secara turun temurun (Utami Roesli, 2013). Bayi

yang dipijat akan dapat tidur dengan lelap, dan pada waktu terbangun,

daya konsentrasinya akan lebih penuh.(Utami Roesli, 2013).

Dengan pijat dapat meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh bayi

sehingga bisa membantu melawan infeksi. Sentuhan dan pijatan pada bayi

setelah kelahiran dapat memberikan jaminan adanya kontak tubuh yang

berkelanjutan yang dapat mempertahankan perasaan aman pada bayi.

(Utami, 2016). Teknik pijat pada bayi dapat membantu menghilangkan

mual, masuk angin, dan susah buang air besar. Selain itu pijat juga

2
merangsang keluarnya hormon oksitosin, hormon oksitosin ini dihasilkan

oleh hipotalamus. Yang memberikan efek tenang, nyaman dan mengurangi

frekuensi menangis pada bayi. Dengan demikian, pijatan juga

meningkatkan kualitas tidur pada bayi. (Utami, 2016).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

yang ingin dibahas adalah “Adakah pengaruh pijat bayi terhadap kualitas

tidur bayi?”

C. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi

2. Tujuan Khusus

a. Megidentifikasi indikasi dan kontra indikasi dalam pemberian pijat bayi

b. Mengidentifikasi teknik dan durasi waktu pemberian pijat bayi

c. Membahas pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi

D. Manfaat Penulisan

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi

Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah pustaka dan

pengembangan ilmu pengetahuan untuk penelitian berikutnya agar lebih

baik.

3
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi

Hasil penulisan ini dapat di gunakan sebagai bahan referensi dalam teori

tentang pijat bayi sebagai bahan ajar kepada mahasiswa.

b. Bagi Perawat

Hasil penulisan ini dapat menambah informasi bagi perawat untuk

mengembahkan intervensi pijat bayi untuk meningkatkan kualitas tidur

bayi.

c. Bagi Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penulisan ini dapat digunakan

sebagai bahan dasar acuhan/referensi untuk penelitian selanjutnya.

E. Metode Literature Review

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi dari artikel yang akan dibahas adalah :

a) Hasil penelitian/ review tentang pemberian pijat bayi terhadap peningkatan

kualitas tidur bayi

b) Hasil penelitian/ review tentang pijat bayi

2. Strategi pencarian

Penelusuran artikel menggunakan 5 database (MEDLINE,

,Pubmed, Googlescolar, portal garuda dan Proquest) yang dicari pada

mulai tahun 2010 sampai 2019 berupa laporan hasil penelitian dan review

yang membahas mengenai pemberian terapi pijat bayi terhadap kualitas

tidur bayi. Kata kunci pijat bayi, dan kualitas tidur yang digunakan untuk

4
mencari pada database elektronik. Artikel diseleksi berdasarkan judul dan

informasi abstrak. Apabila informasi pada judul dan abstrak tidak jelas,

mempergunakan naskah lengkap untuk dilakukan review.

5
BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan

1. Indikasi dan kontra indikasi pemberian pijat bayi

Untuk mencari artikel penulis melakukan pencarian menggunakan

kata kunci yang sudah disusun. Setelah dilakukan seleksi dari 20 artikel

didapatkan 10 artikel yang memenuhi kriteria penulisan. Metode

penelitian artikel yang dianalisis beragam yaitu case control, Two group

pretest and posttest with control group design, dan One group pretest and

posttest design.

Indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center, 2015

terdapat 5 indikasi dari pijat bayi yaitu:

a) Bayi lahir premature

b) Bayi dengan berat badan kurang

c) Bayi sulit makan

d) Bayi yang rewel

e) Bayi yang sehat untuk merangsang perkembangan motoric

Kontra indikasi dari pijat bayi menurut Globalmed Learning Center, 2015

terdapat 6 poin kontra indikasi dari pijat bayi yaitu:

a. Memijat bayi langsung setelah selesai makan

6
b. Memijat saat bayi tidur

c. Memijat dalam keadaan demam

d. Memaksa bayi yang tidak mau di pijat

e. Memaksakan posisi pijat tertentu pada bayi

f. Membangunkan bayi khususnya untuk pemijatan

Selain menurut Globalmed Learning Center, 2015, Sumber lain

yang memiliki pendapat yang sama dengan sumber diatas adalah buku

pedoman pijat bayi menurut Utami, 2016 dan buku yg berjudul Massage

Therapy Principles And Practice oleh Susan, tahun 2013. Sedangkan dari

10 artikel yang dibahas pada literature review ini hanya 3 artikel yang

mencantumkan indikasi dan kontra indikasi dari pijat bayi, yaitu artikel

artikel ke-5 dari Goleman et al (2018) yang berjudul Pengaruh Baby

Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Usia 3-12 Bulan, artikel ke-6

yang dilakukan oleh Matina et al., tahun 2015 dengan artikel yang

berjudul Effectiveness Of Massage Therapy On Respiratory Status Among

Toddlers With Lower Respiratory Tract Infection dan selanjutnya artikel

ke-7 oleh Setiawan (2015) dengan judul Pemberian Terapi Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada Asuhan Keperawatan An. N Dengan

Infeksi Saluran Pernafasan Akut Di Ruang Melati Rsud Karanganyar

sedangkan 7 artikel lainnya tidak mencantumkan indikasi dan kontra

indikasi daripemberian pijat bayi.

Agar manfaat dalam pijat bayi dapat dirasakan secara maksimal

oleh bayi, maka pemijatan harus dilakukan dengan tepat dan sesuai

7
pedoman yang ada (Bennet.c, 2015). Indikasi dan kontra indikasi dalam

memberikan pemijatan pada bayi sangatlah penting dikarenakan jika tidak

memperhatikn indikasi dan kontaindikasi yang ada hal tersebut akan

memberikan dampak yang negative pada bayi.

Dengan demikian memperhatikan indikasi dan kontraindikasi

sebelum pemijatan sangatlah diperlukan agar pemijatan yang diberikan

dapat memberikan efek yang maksimal.

2. Tehnik dan durasi pemberian pijat bayi

a. Tehnik pijat

Tehnik pijat pada bayi sebaiknya dimulai dari kaki bayi karena

umumnya bayi lebih menerima apabila dipijat pada daerah kaki. Dengan

demikian akan memberi kesempatan pada bayi untuk membiasakan dipijat

sebelum bagian lain dari badannya disentuh (Nurmalasari et al., 2016).

Pernyataan tersebut juga didukung oleh Utami, 2016 dalam bukunya

menyatakan bahwa sebaiknya urutan pemijatan bayi dianjurkan dimulai

dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan di akhiri pada bagian

punggung. (Utami, 2016). Sumber lain yang mendukung pernyataan

tersebut adalah dari Susan, 2013 yang menyatakan bahwa pijat bayi

sebaiknya dimulai dari bagian kaki, perut, dada, tangan, muka dan di

akhiri pada bagian punggung. Cara pemijatan sesuai usia bayi : (Utami,

2016)

8
a) 0-1 bulan, disarankan gerakan yang lebih mendekatusapan-usapan

halus. Sebelum tali pusat lepas sebaiknya tidak dilakukan pemijatan di

daerah perut.

b) 1-3 bulan, disarankan gerakan halus disertai dengan tekanan ringan

dalam waktu yang singkat.

c) 3 bulan-3 tahun, disarankan seluruh gerakan dilakukan dengan tekanan

dan waktu yang semakin meningkat

Urutan tehnik pijat bayi (Utami, 2016)

a) Kaki

1) Perahan cara India

Peganglah kaki bayi pada pangkal paha, seperti memegang

pemukul softball. Gerakkan tangan kebawah secara bergantian, seperti

memerah susu.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 1 Perahan cara India

2) Peras dan putar

9
Pegang kaki bayi pada pangkal paha dengan kedua tangan secara

bersamaan. Peras dan putar kaki bayi denagn lembut dan dimulai dari

pangkal paha searah mata kaki.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 2 Peras dan putar


3) Telapak kaki

Urutlah telapak kaki bayi dengan kedua ibu jari secara bergantian,

dimulai dengan tumit kaki menuju jari – jari diseluruh telapak kaki.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 3 Telapak kaki


4) Tarikan lembut jari

Pijatlah jari–jarinya satu persatu dengan gerakan memutar

menjauhi telapak kaki, diakhiri denga tarikan kasih yang lembut pada

tiap ujung hari.

10
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 4 Tarikan lembut jari

5) Gerakan peregangan (stretch)

Dengan mempergunakan sisi dari jari telunjuk, pijat telapak kaki

mulai dari batas jari–jari kearah tumit. Dengan jari tangan lain

regangkan dengan lembut punggung kaki pada daerah pangkal kaki

kearah tumit.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 5 Gerakan peregangan


6) Titik tekan

Tekan–tekanlah kedua ibu jari secara bersamaan diseluruh

permukaan telapak kaki dari arah tumit ke jari–jari.

11
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 6 Titik tekan


7) Punggung kaki

Dengan mempergunakan kedua ibu jari secara bergantian pijatlah

punggung kaki dari pergelangan kaki kearah jari–jari secara

bergantian.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 7 Punggung kaki

12
8) Peras dan putar pergelangan kaki (ankle circles)

Buatlah gerakan seperti memeras dengan mempergunakan ibu jari

dan jari–jari lainnya dipergelangan kaki bayi.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 8 Peras dan putar pergelangan kaki


9) Perahan cara Swedia

Peganglah pergelangan tangan bayi. Gerakkan tangan anda secara

bergantian dari pergelangan tangan

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 9 Perahan cara Swedia

13
10) Gerakan menggulung

Pegang pangkal paha dengan kedua tangan anda. Buatlah gerakan

menggulung dari pangkal paha menuju pergelangan kaki.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 10 Gerakan menggulung

11) Gerakan akhir

Setelah gerakan 1 sampai 10 dilakukan pada kaki kanan dan kiri

rapatkan kedua kaki bayi. Letakkan kedua tangan anda secara

bersamaan pada pantat dan pangkal paha. Usap kedua kaki bayi

dengan tekanan lembut dari paha kearah pergelangan kaki. Ini

merupakan gerakan akhir bagian kaki.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 11 Gerakan akhir

14
b) Perut

2) Mengayuh sepeda

Lakukan gerakan memijat pada perut bayi seperti mengayuh

sepeda, dari atas kebawah perut, bergantian dengan tangan kanan dan

kiri.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 12 Mengayuh sepeda


3) Mengayuh sepeda dengan kaki diangkat

Angkat kedua kaki bayi dengan salah satu tangan. Dengan tangan

yang lain, pijat perut bayi dari perut bagian atas sampai ke jari–jari

kaki.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 13 Gerakan sepeda kaki diangkat

15
4) Bulan Matahari

Buat lingkaran searah jarum jam dengan jari tangan kiri mulai dari

perut sebelah kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian

kembali kearah kanan bawah (seolah membentuk gambar matahari

(M)) beberapa kali.

Gunakan tangan kanan untuk membuat gerakan setengah lingkaran

mulai dari bagian kanan bawah perut bayi sampai bagian kiri perut

bayi (seolah membentuk gambar bulan (B)), lakukan kedua gerakan ini

bersama–sama. Tangan kiri selalu membuat bulatan penuh (matahari)

sedangkan tangan kanan akan membuat gerakan setengah melingkar

(bulan).

(Sumber: Utami, 2016)


Gambar 14 Bulan Matahari

5) Gerakan I – Love – U

I, Pijatlah perut bayi mulai dari bagian kiri atas ke bawah dengan

menggunakan jari–jari tangan kanan membentuk huruf “I”.

Love, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “L” terbalik, mulai dari

kanan atas ke kiri atas, kemudian dari kiri atas ke kiri bawah.

16
You, Pijatlah perut bayi membentuk huruf “U” terbalik, mulai dari

kanan bawah (daerah usus buntu) keatas, kemudian ke kiri, kebawah

dan berakhir diperut kiri bawah.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 15 Gerakan I Love U


6) Gelembung atau jari–jari berjalan (walking fingers)

Letakkan ujung jari–jari satu tangan pada perut bayi bagian kanan.

Gerakan jari–jari anda pada perut bayi dari bagian kanan ke bagian kiri

guna mengeluarkan gelembung–gelembung udara.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 16 Gelembung

17
7) Dada

(a) Jantung besar

Buatlah gerakan yang menggambarkan jantung dengan meletakkan

ujung–ujung jari kedua telapak tangan anda ditengah dada bayi atau di

ulu hati. Buat gerakan ke atas sampai di bawah leher, kemudian di

samping diatas tulang selangka, lalu ke bawah membentuk jantung dan

kembali ke ulu hati.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 17 Jantung besar


(b) Kupu–kupu

Buatlah gerakan diagonal seperti gambar kupu–kupu, dimulai dengan

tangan kanan membuat gerakan memijat menyilang dari tengah dada

atau ulu hati ke arah bahu kanan dan kembali ke ulu hati. Gerakan

tangan kiri ke bahu kiri dan kembali ke ulu hati

(Sumber: Utami, 2016)

18
Gambar 18 Kupu-kupu

c) Tangan

1) Memijat ketiak (armpits)

Buatlah gerakan memijat pada daerah ketiak dari atas ke bawah.

Perlu diingat, kalau dapat pembengkakan kelenjar di daerah ketiak,

sebaiknya gerakan tidak dilakukan.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 19 Memijat ketiak

2) Perahan cara India

Arah pijatan cara India adalah pijatan yang menjauhi tubuh. Guna

pemijatan cara ini adalah untuk relaksasi atau melemaskan otot.

Peganglah lengan bayi bagian pundak dengan tangan kanan seperti

memegang pemukul soft ball, tangan kiri memegang pergelangan

tangan bayi.

Gerakan tangan kanan mulai dari bagian pundak ke arah

pergelangan tangan, kemudian gerakkan tangan kri dari pundak ke

arah pergelangan tangan. Demikian seterusnya, gerakan tangan kanan

19
dan kiri ke bawah secara bergantian dan berulang–ulang seolah

memerah susu sapi.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 20 Perahan cara India


3) Peras dan putar

Peras dan putar lengan bayi dengan lembut mulai dari pundak ke

pergelangan tangan.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 21 Peras dan putar

4) Membuka tangan

Pijat telapak tangan dengan kedua ibu jari, dari pergelangan tangan

ke arah jari–jari.

20
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 22 Membuka tangan


5) Putar jari–jari

Pijat lembut jari bayi satu per satu menuju ke arah ujung jari

dengan gerakan memutar. Akhirilah gerakan ini dengan tarikan

lembut pada tiap ujung jari.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 23 Putar jari–jari

6) Punggung tangan

Letakkan tangan bayi di antara kedua tangan. Usap punggung

tangannya dari pergelangan tangan ke arah jari–jari dengan lembut.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 24 Punggung tangan

21
7) Peras dan putar pergelangan tangan

Peraslah sekeliling pergelangan tangan dengan ibu jari dan jari

telunjuk.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 25 Peras dan putar pergelangan tangan

8) Perahan cara Swedia

Arah pijatan cara Swedia adalah dari pergelangan tangan ke arah

badan. Pijatan ini berguna untuk mengalirkan darah ke jantung dan

paru–paru.

(a) Gerakkan tangan kanan dan kiri secara bergantian mulai dari

pergelangan tangan kanan bayi ke arah pundak.

(b)Lanjutkan dengan pijatan dari pergelangan kiri bayi ke arah

pundak.

(Sumber: Utami, 2016)

22
Gambar 26 Perahan cara Swedia

9) Gerakan menggulung

Peganglah lengan bagian atas atau bahu dengan kedua telapak

tangan. Bentuklah gerakan menggulung dari pangkal lengan menuju

kearah pergelangan tangan atau jari–jari.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 27 Gerakan menggulung

d) Muka

1) Dahi: menyetrika dahi (open book)

Letakkan jari–jari kedua tangan pada pertengahan dahi. Tekankan

jari–jari dengan lembut mulai dari tengah dahi keluar ke samping

kanan dan kiri seolah menyetrika dahi atau membuka lembaran buku.

Gerakan kebawah ke daerah pelipis, buatlah lingkaran–lingkaran

kecil didaerah pelipis, kemudian gerakkan kedalam melalui daerah pipi

dibawah mata.

23
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 28 Menyetrika dahi

2) Alis: menyetrika alis

Letakkan kedua ibu jari di antara kedua alis mata. Gunakan kedua

ibu jari untuk memijat secara lembut pada alis mata dan dibatas

kelopak mata, mulai dari tengah ke samping seolah menyetrika alis.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 29 Menyetrika alis


3) Hidung: senyum I

Letakkan kedua ibu jari pada pertengahan alis. Tekankan ibu jari

dari pertengahan kedua alis turun melalui tepi hidung kearah pipi

dengan membuat gerakan ke samping dan ke atas seolah membuat bayi

tersenyum.

24
(Sumber: Utami, 2016)

4) Gambar
Mulut bagian atas : senyum II
30 Senyum I

Letakkan kedua ibu jari di atas mulut di bawah sekat hidung.

Gerakkan kedua ibu jari dari tengah ke samping dan ke atas ke daerah

pipi seolah membuat bayi senyum.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 31 Senyum II

5) Mulut bagian bawah: senyum III

Letakkan kedua ibu jari ditengah dagu. Tekankan dua ibu jari pada

dagu dengan gerakan dari tengah ke samping, kemudian ke atas ke

arah pipi seolah membuat bayi senyum.

25
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 32 Senyum III

6) Lingkaran kecil dirahang (small circles around jaw)

Dengan jari kedua tangan, buatlah lingkaran–lingkaran kecil di

daerah rahang bayi.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 33 Lingkaran kecil di rahang


7) Belakang telinga

Dengan mempergunakan ujung–ujung jari, berikan tekanan lembut

pada daerah belakang telinga kanan dan kiri. Gerakkan kearah

pertengahan dagu dibawah dagu.

26
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 34 Belakang telinga

8) Punggung

(a) Gerakan maju mundur (kursi goyang)

Tengkurapkan bayi melintang didepan dengan kepala di sebelah

kiri dan kaki di sebelah kanan. Pijatlah sepanjang punggung bayi

dengan gerkan maju mundur menggunakan kedua telapak tangan, dari

bawah leher sampai kepantat bayi, lalu kembali lagi ke leher

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 35 Gerakan maju mundur

(b) Gerakan menyetrika

27
Pegang pantat bayi dengan tangan kanan. Dengan tangan kiri,

pijatlah mulai dari leher kebawah sampai bertemu dengan tangan

kanan yang menahan pantat bayi seolah menyetrika punggung

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 36 Gerakan menyetrika


(c) Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

Ulangi gerakan menyetrika punggung, hanya kali ini tangan kanan

memegang kaki bayi dan gerakan dilanjutkan sampai ke tumit kaki

bayi.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 37 Gerakan menyetrika dan mengangkat kaki

28
(d) Gerakan melingkar

Dengan jari–jari kedua tangan, buatlah gerakan–gerakan melingkar

kecil–kecil mulai dari batas tengkuk turun ke bawah di sebelah kanan

dan kiri tulang punggung sampai pantat. Mulai dengan lingkaran–

lingkaran kecil di daerah leher, kemudian lingkaran yang lebih besar di

daerah pantat.

(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 38 Gerakan melingkar

(e) Gerakan menggaruk

Tekankan dengan lembut kelima jari–jari tangan kanan anda pada

punggung bayi. Buat gerakan menggaruk ke bawah memanjang

sampai kepantat bayi.

29
(Sumber: Utami, 2016)

Gambar 39 Gerakan menggaruk

Ketepatan urutan tehnik dalam pijat bayi dapat berdampak pada

efek yang diterima oleh bayi tersebut, pijat bayii harus dilakukan sesuai

dengan pedoman secara tepat (Bennet.c, 2015). Dari ke-10 artikel yang

direview dalam literature review ini memiliki kesamaan pedoman dalam

Teknik pijat yang digunakan sesuai dengan pedoman yang diuraikan

diatas.

b. Durasi waktu pemijatan.

Lamanya waktu pemijatan pada bayi disarakan selama tidak lebih dari

15 menit tanpa gangguan (Utami, 2016). Falahma et al., 2012

menyebutkan terapi pijat 30 menit per hari bisa mengurangi depresi dan

kecemasan, sehingga tidur bayi bertambah tenang. Pemberian pijat pada

bayi yang melebihi durasi waktu yang diberikan dapat menimbulkan rasa

lelah yang berlebihan kepada bayi, maka menyebabkan bayi rewel.

Program pijat sangat bervariasi dalam hal durasi dan frekuensi. Beberapa

kategori durasi pijat yaitu sesi singkat (satu sesi), jangka pendek (ketika

pemijatan berlangsung selama empat minggu), jangka menengah (saat

pemijatan diambil selama setidaknya 12 minggu) dan jangka panjang (saat

pemijatan berlangsung selama setidaknya 12 minggu dan berlanjut hingga

setidaknya 12 minggu/ 26 minggu) dengan durasi selama 15 – 30 menit

(Bennet.c, 2015).

30
Terdapat beberapa penelititan yang mendukung pernyataan

tersebut diantara nya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Nurmalasari

et al., 2016 menyatakan pemijatan yang diberikan selama 3 x dalam 1

minggu dengan durasi 15 menit Penelitian lain yang mendukung

dengan pernyataan tersebut adalah dari Khasanah (2017) bahwa terapi

pemijatan pada bayi sebaiknya diberikan dengan durasi 15 menit.

Berdasarkan 10 artikel yang dibahas didalam literature review

ini, beberapa artikel memiliki perbedaan dan persamaan di setiap

durasi dan frekuensi dalam pemberian pijat bayi. Frekuensi dan durasi

pemijatan an yang diberikan berbeda – beda. Artikel pertama dari

Pamungkas Bintang Aji (2016) dengan judul Pengaruh Pijat Bayi

terhadap Kualitas Bayi Umur 0-6 Bulan di Puskesmas Kartasura,

dengan artikel ke empat dari Oliver (2013) dengan judul Pengaruh

Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan dan

artikel kesembilan dari Ouda (2012) dengan judul Pengaruh Pijat Bayi

Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Wilayah Kerja

Puskesmas II Denpasar Timur Tahun 2012 ketiga artikel ini memiliki

kesamaan frekuensi dan durasi pemberian pijat yaitu selama 2 x 15

menit dalam 1 minggu.

Selanjutnya artikel ke-5 dari Goleman et al (2018) yang berjudul

Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Usia 3-12

Bulan memiliki kesamaan frekuensi dan durasi pemberian dengan 2

artikel lainnya yaitu artikel ke-7 oleh Setiawan (2015) dengan judul

Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Pada

31
Asuhan Keperawatan An. N Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

Di Ruang Melati Rsud Karanganyar, dan artikel ke- 8 dari Nurmalasari

et al. (2016) dengan judul artikel Pengaruh Pijat Bayi Dengan Kualitas

Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Bandung Kecamatan Diwek

Kabupaten Jombang, ketiga artikel tersebut sama – sama memberikan

frekuensi pijat sebanyak 3 x 15 menit dalam 1 minggu. Sedangkan 4

artikel lainnya memiliki perbedaan frekuensi dan durasi dalam

melakukan pemijatan. Pada jurnal ke 2 dari Ifalahma et al (2012) yang

berjudul Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi pada

artikel ini durasi dan frekuensi pemijatan dilakukan secara berbeda –

beda di setiap kelompok sampel secara umum durasi pemijatan

diberikan pada kelompok 1 selama 15 menit dan kelompok lainnya

selama 30 menit dengan frekuensi 1, 3 dan 6 kali dalam 1 minggu.

Artikel ke- 3 dengan judul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas

Tidur Bayi Usia 3 - 6 Bulan Di Desa Ngunut Kecamatan Jumangtono

Kabupaten Karanganyar oleh Wati tahun 2012 yang melakukan

pemberian pijat dengan durasi 4 x 15 menit dalam 1 minggu.

Selanjutnya artikel ke-6 yang dilakukan oleh Matina et al., tahun

2015 dengan artikel yang Berjudul Effectiveness Of Massage Therapy

On Respiratory Status Among Toddlers With Lower Respiratory Tract

Infection durasi pemberian pijat dalam artikel ini dilakukan selama 2 x

15 menit dalam 1 minggu dan artikel terakhir yaitu artikel ke-10 yang

berjudul Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Pola Tidur Pada Bayi Usia 3 –

6 Bulan Di Dusun Gandekan Desa Trirenggo Bantul oleh Khasanah

32
tahun 2017 memberikan pemijatan dengan frekuensi 6 x 15 mnt dalam

1 minggu.

Berdasar 10 artikel yang dibahas sebagian besar artikel melakukan

pemijatan selama 15 menit dan terdapat 1 artikel yang melakukan pijat

selama 30 menit hal tersebut masih sesuai dengan aturan yang ada.

Dengan demikian durasi dan frekuensi dari pijat bayi sebaiknya dilakukan

selama 15 – 30 menit tanpa adanya gangguan. Durasi waktu yang tepat

sangat berharga untuk memaksimalkan manfaat pijat yang didapat oleh

bayi.

3. Pengaruh pijat bayi terhadap kualitas tidur bayi

Pemberian pijat bayi memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu

bagi pertumbuhan anak dengan diberikan pijat bayi akan terjadi

rangsangan terhadap hormon-hormon beta endorphin, aktivitas nervus

vagus, peningkatan produksi serotonin, dan terjadinya perubahan

gelombang otak (Pamungkas Bintang Aji, 2016). Hal tersebut sama seperti

yang diuraikan oleh Utami Roesli, 2013 yang menyatakan rangsangan

pada beta endorphin berdampak pada meningkatnya pertumbuhan dan

perkembangan anak, selain itu peningkatan peningkatan kadar sekresi

serotonin yang dihasilkan pada saat pemijatan dapat meningkatkan

kuantitas tidur pada bayi, disamping itu pada pemijatan juga terdapat

perubahan gelombang otak yaitu terjadinya penurunan gelombang alpha

dan peningkatan gelombang beta serta theta yang dapat dilihat melalui

penggunaan EEG (Elektroensefalografi) (Utami Roesli, 2013).

33
Pemberian pijat bayi juga dapat menurunkan tingkat stres pada

bayi yang disebabkan adanya intensitas sentuhan bayi dengan orang tua.

Underdown, 2013 dalam penelitian nya yang berjudul Infant Massage as a

Community Intervention for Infants aged under 6 month. menyatakan

salah satu sisi positif dalam pemberian pijat bayi adalah adanya interaksi

atau hubungan ibu dengan bayi yang lebih intensif. Penelitian secara

sistematis yang dilakukan termasuk terhadap 34 uji coba terkontrol secara

acak menemukan bukti efektivitas pijat bayi pada peningkatan

pertumbuhan bayi usia enam bulan kebawah. Namun dalam penelitian ini

memberikan rekomendasi bahwa pemberian pijat bayi belum teruji kepada

kelompok bayi yang memiliki resiko tinggi. Untuk mencegah hal tersebut

terjadi Prasetyono pada tahun (2013) menyebutkan bahwa agar pemijat

dapat dirasakan secara maksimal oleh bayi, maka pemijatan harus

dilakukan dengan tepat dan sesuai pedoman yang ada, jika tidak maka bayi

akan merasakan kelelahan yang berlebihan dan bayi akan rewel.

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, pijat

bayi sangat banyak memiliki manfaat dan dampak positif bagi

pertumbuhan dan perkembangan bayi (Koinis-Mitchell et al., 2012). Salah

satunya yaitu pemijatan dapat meningkatkan kualitas tidur bayi (Utami,

2016). Hal tersebut dikarenakan dengan diberikan pemijatan pada bayi

dapat meningkatkan kadar sekresi serotonin yang dapat meningkatkan

kuantitas tidur pada bayi. Sumber lain yang mendukung dengan

pernyataan tersebut adalah dari Suprihatini et al., 2014 yang menyatakan

pijat bayi dapat meningkatkan kualitas tidu bayi dan dapat membuat bayi

34
merasa lebih rileks. Selain itu tidak hanya pada bayi sehat saja pijat

tersebut dapat meningkatkan kualitas tidur dari bayi tetapi pada bayi yang

mengalami batuk dan pilek pijat bayi juga dapat meningkatkan kualitas

tidur bayi tersebut hal ini di nyatakan oleh Matina et al., pada tahun 2015

dengan studi nya yang berjudul Effectiveness of massage therapy on

respiratory status among toddlers with lower respiratory tract infection.

Pernyataan yang sama juga dinyatakan oleh hasil penelitian dalam

10 artikel yang diulas dalan literature review ini yang menyebutkan bahwa

pijat bayi memiliki pengaruh terhadap kualitas tidur bayi. Terdapat

perbedaan pada sampel yang digunakan pada beberapa artikel yang diulas

didalam literature review ini, terapi pijat tidak hanya dilakukan pada bayi

sehat, tetapi terdapat beberapa artikel yang melakukan pemijatan pada bayi

yang mengalami infeksi saluran pernapasan. Artikel ke-1 dengan sampel

bayi sehat yang dinyatakan oleh Pamungkas Bintang Aji (2016)

menunjukan bahwa hasil uji Chi Square pengaruh pijat bayi terhadap

kualitas tidur bayi diperoleh nilai sebesar 20,417 dengan nilai signifikansi

(p-value) 0,0001. Nilai signifikansi uji (p-value) lebih kecil dari 0,05

(0,0001 < 0,05) maka keputusan uji adalah H0 ditolak dan disimpulkan

bahwa terdapat pengaruh pijat bayi dengan kualitas tidur bayi. Artikel ke-2

dengan sampel bayi sehat menyatakan ada pengaruh signifikan durasi

waktu pijat terhadap kualitas tidur bayi (p-value = 0,041 < 0,05) dan ada

pengaruh signifikan frekuensi pijat terhadap kualitas tidur bayi (p-value =

0,005 < 0,05) dengan kesimpulan ada interaksi yang bermakna (signifikan)

35
antara durasi waktu dengan frekuesni pijat bayi terhadap kualitas tidur

bayi di (p-value = 0,001 < 0,05) (Ifalahma et al., 2012).

Artikel ke-3 oleh Wati pada tahun 2012 dengan sampel bayi sehat

menunjukan hasil (p-value)= 0,000 yang berarti H0 ditolak dan Ha

diterima maka dinyatakan ada pengaruh antara pemberian pijat bayi

terhadap kuantitas tidur bayi. Artikel ke-4 merupakan hasil penelitian dari

Oliver tahun 2013 dengan sampel bayi sehat menyatakan bahwa kualitas

tidur bayi Usia 3-6 bulan sebelum diberi baby massage sebagian besar

cukup yaitu sebesar 17 orang (53,1%) dan kualitas tidur bayi Usia 3-6

bulan sesudah diberi baby massage sebagian besar baik yaitu sebesar 24

orang (75%). Hasil uji menunjukan bahwa nilai signifikan p value = 0,001

< (0,05), sehingga dinyatakan ada pengaruh antara pemberian pijat bayi

terhadap kualitas tidur bayi.

Artikel ke-5 dengan sampel bayi sehat dinyatakan oleh Goleman et

al., (2018) menyatakan bahwa angka signifikan atau nilai probabilitas

(0,000) jauh lebih rendah standart signifikan dari 0,05 atau (p < α), maka

data Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada Pengaruh Baby Massage

Terhadap Kualitas Tidur Bayi. Sama halnya dengan artikel ke-1 hingga

ke-5, penyataan yang sama juga dinyatakan oleh 5 artikel lainnya yang

disampaikan artikel ke-6 oleh Matina et al. pada tahun (2015) dengan

sampel bayi yang mengalami infeksi saluran pernapasan menujukan nilai

signifikan pada p <0,05, studi ini mengungkapkan bahwa terapi pijat

efektif pada status pernapasan di antara balita dengan infeksi saluran

pernapasan. Pernyataan artikel ini dikuatkan oleh hasil review yang

36
berjudul Massage for promoting mental and physical health in typically

developing infants under the age of six months, yang menyatakan bahwa

tidak hanya pada bayi sehat pijat dapat meningkatkan kualitas tidur tetapi

pada bayi yang mengalami batuk pilek terapi pijat juga dapat

meningkatkan kualitas tidur.

Selanjutnya hasil penelitian yang didapatkan Setiawan tahun 2015

dengan sampel bayi sehat menyatakan bahwa pijat bayi efektif untuk

meningktakan kualitas tidur bayi. Artikel selanjutnya yaitu dari

Nurmalasari et al (2016) dengan sampel bayi sehat meyatakan hasil uji

statistic Wilcoxon Sign Rank Test menunjukkan bahwa pijat bayi memiliki

pengaruh dengan kualitas tidur bayi usia 3-6 bulan, dengan nilai ρ value =

0,002 dimana nilai ρ value < α (0,05). Artikel selanjutnya oleh Ouda

(2012) dengan sampel bayi sehat berdasarkan uji Wilcoxon Signed Rank

Test diperoleh sig (2-tailed) 0,000 (kurang dari nilai α = 0,05) sehingga

dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ada pengaruh pemberian pijat

bayi terhadap kualitas tidur bayi. Artikel terakhir yang dikemukakan oleh

Khasanah (2017) dengan sampel bayi sehat diperoleh hasil asymp sig (2-

tailed) atau nilai p = 0.000 (kurang dari nilai a = 0,05) sehingga dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian pijat bayi terhadap kualitas

tidur bayi.

Berdasarkan seluruh hasil penelitian dari artikel yang dibahas

dalam literature review ini pijat bayi tidak hanya dapat diberikan pada

bayi yang sehat tetapi pada bayi yang mengalami batuk pilek pijat juga

dapat diberikan dan terbukti berdasarkan paparan diatas pijat memiliki

37
pengaruh terhadap kualitas tidur bayi. walaupun terdapat perbedaan pada

sampel yang digunakan, artikel tersebut ini memiliki kesamaan hasil yaitu

menyatakan bahwa pijat bayi dapat meningkatkan kualitas tidur bayi.

Maka dari itu dapat dibuktikan bahwa pijat bayi memiliki manfaat yang

baik bagi bayi.

38
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil literature review ini menunjukkan bahwa Pemberian pijat

bayi memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu bagi pertumbuhan dan

perkembangan, pemberian pijat bayi juga dapat menurunkan tingkat stres

pada bayi yang disebabkan adanya intensitas sentuhan bayi dengan orang

tua. Terutama dalam hal meningkatkan kualitas tidur pemberian terapi

pijat pada bayi juga sangat efektif untuk meningkatkan kualitas tidur dari

bayi tersebut. Walaupun begitu terapi pijat jika tidak dilakukan sesuai

pedoman yang maka bayi tidak akan merasakan manfaat dari pijat

tersebut.

B. Saran

Dari hasil Literature review merekomendasikan perlunya

memberikan terapi pijat pada bayi dengan memperhatikan keadaan dari

bayi tersebut. Sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi dari segi

sensorik maupun motoriknya dapat berkembang dengan maksimal. Jika

ditemukan artikel/ jurnal/sumber yang terbaru dengan kualitas penelitian

yang lebih baik maka literature review ini dapat diupgrade sebagai

pedoman dalam memberikan terapi pijat pada bayi.

39
DAFTAR PUSTAKA

Bennet.c. (2015). Cochrane Review Summary: Massage for promoting mental


and physical health in typically developing infants under the age of six
months. Primary Health Care Research & Development, 16(1), 3–4.
https://doi.org/10.1017/S1463423614000462
Candraini, E. T., & Fitriana, L. B. (2019). Perbedaan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-
12 Bulan yang Dilakukan Baby Spa dan Tidak Dilakukan Baby Spa.
Geometry, R., & Analysis, G. (2011). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas
Tidur Bayi Usia 6—12 Bulan Di Rumah Bersalin Rachmi Yogyakarta Tahun
2011. 1–38.
Globalmed Learning Center. (2015). Baby Massage Aktivitas Sehat Ibu dan Bayi.
Aimee.
Goleman, D., Boyatzis, R., & Mckee, A. (2018). pengaruh baby massage terhadap
kualitas tidur pada bayi usia 3-12 bulan. Journal of Chemical Information
and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Gregory, storers. (2002). A Clinical Guide to Sleep Disorders in Children and
Adolescents. cambrige university press.
Ifalahma, D., Sulistiyanti, A., Akademi, ), Citra, K., & Surakarta, M. (2012).
Efektivitas Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi.
Khasanah, U. (2017). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Pola Tidur Pada Bayi Usia
3 – 6 Bulan. 1–13.
Koinis-Mitchell, D., Craig, T., Esteban, C. A., & Klein, R. B. (2012). Sleep and
allergic disease: A summary of the literature and future directions for
research. Journal of Allergy and Clinical Immunology, 130(6), 1275–1281.
https://doi.org/10.1016/j.jaci.2012.06.026
Matina, H., Beulah, H., & David, A. (2015). Effectiveness of massage therapy on
respiratory status among toddlers with lower respiratory tract infection.
Effectiveness of Massage Therapy on Respiratory Status among Toddlers
with Lower Respiratory Tract Infection.
Mindell, J. A., & Ownes, J. A. (2010). A clinical guide to pediatric sleep:
diagnosis and management of sleep problems (Second Edi). Lippincott
William & Wilkins.
Motors, G., & Europe, W. (2016). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur
Bayi Umur 0-6 Bulan Di Puskesmas Kartasura. June.
Nurmalasari, D. I., Agung, E. M., & Nahariani, P. (2016). Pengaruh Pijat Bayi
Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan Di Desa Bandung Kecamatan

40
Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 1.
Oliver, J. (2013). Pengaruh Baby Massage Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6
Bulan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Ouda. (2012). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi Usia 3-6 Bulan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Ii Denpasar Timur Tahun 2012. 66, 37–39.
Pamungkas Bintang Aji. (2016). Pengaruh Pijat Bayi terhadap Kualitas Bayi
Umur 0-6 Bulan di Puskesmas Kartasura. Universitas Muhammadiyah.
Prasetyono, D. . (2013). Buku Pintar Pijat Bayi. Buku Biru.
Riksani, R. (2012). Cara mudah dan aman pijat bayi. Dunia Sehat.
Setiawan, A. (2015). Pemberian Terapi Pijat Bayi Terhadap Kualitas Tidur Bayi
Pada Asuhan Keperawatan An. N Dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Di Ruang Melati Rsud Karanganyar.
Suprihatin, K., Widyawati, M. N., & Sutarmi. (2014). Mom Massage, Baby
Massage and Spa. IHCA.
Suprihatini, K., Widyawati, M. N., & Sutarmi. (2014). Modul Pelatihan Touch
Training: Pediatric Massage Therapy.
Susan, G. S. (2013). Massage Therapy Principles And Practice (Six Editio).
Elsevier Ltd.
Underdown, A. (2013). Infant Massage as a Community Intervention for Infants
aged under 6 month. Journal of Pediatric. Frances Bunn, University of
Hertfordshire.
Utami, R. (2016). Pedoman Pijat Bayi. Jakarta Trubus Agriwidya.
Utami Roesli. (2013). Pedoman pijat bayi prematur & bayi usia 0-3 bulan.
Jakarta Trubus Agriwidya.
Wati, E. (2012). Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Kuantitas Tidur Bayi Usia 3 - 6
Bulan Di Desa Ngunut Kecamatan Jumangtono Kabupaten Karanganyar.

41

Anda mungkin juga menyukai