Anda di halaman 1dari 18

TEORI YANG BERKAITAN DENGAN KEPEMIMPINAN

MK. ORGANISASI MANAJEMEN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN

OLEH

KELOMPOK II

IDA AYU PUTRI SUNU WINDUSARA (P07124215 011)

NI NENGAH YUVIE TAMARA (P07124215 015)

IDA AYU PUTRI INTAN GINANTI (P07124215 017)

KADEK YULIARI (P07124215 036)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI DIV KEBIDANAN
2018
TEORI YANG BERKAITAN DENGAN KEPEMIMPINAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Pengertian kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja yang bertujuan untuk
mencapai sasaran dan target tertentu. Sedangkan pemimpin adalah ketua atau
peran dalam sistem di sebuah kelompok atau organisasi.

B. Teori Kepemimpinan
1. Teori Orang Hebat (Great Man Theory)
Great Man Theory atau Teori Orang Hebat ini berasumsi bahwa sifat
kepemimpinan dan bakat-bakat kepemimpinan ini dibawa dari sejak orang
tersebut dilahirkan. Great Man Theory ini berkembang sejak abad ke-19.
Meskipun tidak dapat diidentifikasikan dengan kepastian ilmiah tentang
karakteristik dan kombinasi manusia seperti apa yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin hebat, namun semua orang  mengakui bahwa hanya satu orang
diantara mereka yang memiliki ciri khas sebagai pemimpin hebat.
Great Man Theory ini menyatakan bahwa pemimpin hebat itu
ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Teori tersebut juga menganggap
seorang pemimpin hebat akan muncul saat dalam menghadapi situasi tertentu.
Teori tersebut dipopulerkan oleh Thomas Carlyle dalam bukunya yang
berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and the Heroic in History”.
2. Teori Sifat Kepribiadian (Trait Theory)
Teori Sifat Kepribadian atau Trait Theory ini mempercayai bahwa
orang yang dilahirkan atau dilatih dengan kepribadian tertentu akan
menjadikan mereka unggul dalam peran kepemimpinan. Artinya, kualitas
kepribadian tertentu seperti keberanian, kecerdasan, pengetahuan, kecakapan,
daya tanggap, imajinasi, fisik, kreativitas, rasa tanggung jawab, disiplin dan
nila-nilainya lainnya dapat membuat seseorang menjadi pemimpin yang baik.
Teori kepemimpinan ini berfokus pada analisis karakteristik mental,
fisik dan sosial untuk mendapatkan lebih banyak pemahaman tentang
karakteristik dan kombinasi karakteristik yang umum diantara para pemimpin.
Keberhasilan seseorang dalam kepemimpinan sangat tergantung pada sifat
kepribadiannya dan bukan saja bersumber dari bakat namun juga berasal dari
pengalaman dan hasil belajarnya.
Menurut penelitian dari McCall dan Lombardo (1983), terdapat empat
sifat kepribadian utama yang menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan
seorang pemimpin.
a. Stabilitas dan ketenangan emosional : Tenang, percaya diri dan dapat
diprediksi terutama pada saat mengalami tekanan.
b. Mengakui Kesalahan : Tidak menutupi kesalahan yang telah dibuat
tetapi mengakui kesalahan tersebut.
c. Keterampilan Interpersonal yang baik : mampu berkomunikasi dan
menyakinkan orang lain tanpa menggunakan taktik yang negatif dan
paksaan.
d. Pengetahuan yang luas (Intelektual) : Mampu memahami berbagai
bidang daripada hanya memahami bidang-bidang tertentu ataupun
pengetahuan tertentu saja.
3. Teori Perilaku (Behavioural Theory)
Sebagai reaksi dari Teori Sifat Kepribadian, Teori Perilaku atau
Behavioural Theories ini memberikan perspektif baru tentang kepemimpinan.
Teori ini berfokus pada perilaku para pemimpin daripada karakteristik mental,
fisik dan sosial mereka. Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh
perilakunya dalam melaksanakan fungsi-fungsi kepemimpinan dan perilaku
tersebut dapat dipelajari atau dilatih. Teori Perilaku ini bertolak belakang
dengan Teori Great Man (Teori Orang Hebat) yang mengatakan seorang
pemimpin adalah dibawa dari lahir dan tidak dapat dipelajari. Teori Perilaku
ini menganggap bahwa kepemimpinan yang sukses adalah didasarkan pada
perilaku yang dapat dipelajari dan bukan hanya dari bawaan sejak lahir.
4. Teori Kontegensi (Contigency Theory)
Teori Kontingensi atau Contingency Theory beranggapan bahwa tidak
ada cara yang paling baik untuk memimpin dan menyatakan bahwa setiap
gaya kepemimpinan harus didasarkan pada situasi dan kondisi tertentu.
Berdasarkan Teori Kontingensi ini, seseorang mungkin berhasil tampil dan
memimpin sangat efektif di kondisi, situasi dan tempat tertentu, namun
kinerja kepemimpinannya akan menurun apabila dipindahkan ke situasi dan
kondisi lain atau ketika faktor di sekitarnya telah berubah. Teori Kontingensi
atau Contingency Theory ini juga sering disebut dengan Teori Situasional.
Beberapa Model Teori Kontingensi atau Situasional yang terkenal
diantaranya adalah Teori Kepemimpinan Kontigensi Fiedler, Teori
Kepemimpinan Situasional Hersey-Blanchard, Teori Kepemimpinan
Kontigensi Vroom-Yetten, Teori Kontingensi Path-Goal Robert House dan
Teori Kontigensi Strategis.

C. Tipe-Tipe Kepemimpinan
1. Otokratik / Otoriter
Kepemimpinan otokratik adalah bentuk ekstrim dari kepemimpinan
transaksional di mana pemimpin memiliki kekuatan penuh (totalitarian)
terhadap staf/bawahan. Staff dan anggota tim memiliki kesempatan kecil
untuk menyalurkan pendapat, meskipun hal ini adalah hal yang menarik bagi
anggota tim atau organisasi. Keuntungan dari sistem ini adalah paling efisien.
Keputusan dapat dibuat secara cepat serta usaha untuk menerapkan keputusan
tersebut dapat dilakukan sesegera mungkin. Kerugian dari sistem ini,
kebanyakan bawahan membenci sistem ini. Kepemimpinan otokratik paling
baik diterapkan di dalam kondisi krisis, di mana keputusan harus dibuat secara
cepat dan tanpa ada perdebatan.
2. Birokrat
Kepemimpinan birokratis mengikuti aturan secara ketat dan
meyakinkan bawahannya bahwa mereka juga mengikuti aturan yang serupa.
Sistem ini merupakan sistem yang cocok untuk pekerjaan yang memasukkan
resiko kerja yang berbahaya (seperti bekerja dengan mesin, dengan zat
beracun, dan pada ketinggian) atau di mana menyertakan sejumlah uang yang
banyak. Kepemimpinan birokratis juga sangat berguna pada organisasi di
mana karyawan bekerja di dalam rutinitas (Shaefer, 2005). Kelemahan dari
sistem ini adalah sangat tidak efektif di dalam tim dan organisasi yang
mengandalkan fleksibilitas, kreatifitas, dan inovasi (Santrock, 2007)
3. Karismatik
Teori kepemimpinan karismatik menggambarkan apa yang diharapkan
baik dari pemimpin maupun pengikut. Kepemimpinan karismatik adalah gaya
kepemimpinan yang dapat dijabarkan tetapi dapat dirasakan kurang nyata
dibandingkan pola kepemimpinan lainnya (Bell, 2013). Sering disebut sebagai
pola kepemimpinan transformasional, pemimpin karismatik menginspirasi
hasrat di dalam tim tersebut dan bersemangat di dalam memotivasi karyawan
untuk terus bergerak ke depan (progresif). Jaminan rangsangan dan komitmen
dari dalam tim merupakan aset berharga di dalam produktivitas serta
mencapai tujuan. Kelemahan dari sistem ini adalah perlunya kepercayaan diri
tinggi dari pemimpin dibandingkan karyawan / bawahan. Sistem ini bisa
menjurus bahaya ke dalam proyek dan atau seluruh organisasi apabila sang
pemimpin meninggalkan. Sebagai tambahan, pemimpin karismatik mungkin
percaya bahwa dia tidak dapat bertindak salah, meskipun orang lain
mengingatkannya mengenai jalur di mana ia melangkah serta perasaan tidak
terkalahkan dapat menghancurkan seluruh tim dan atau organisasi.
4. Demokratis / Partisipatif
Pemimpin demoratis membuat keputusan akhir tetapi juga
menyertakan anggota tim di dalam membuat keputusan akhir. Sistem ini
memberdayakan kreativitas dan anggota tim sering disertakan di dalam
proyek dan pengambilan keputusan. Ada banyak keuntungan kepemimpinan
demokratis. Anggota tim cenderung memiliki kepuasan bekerja yang tinggi
dan cenderung produktif karena mereka merasa ikut serta. Sistem ini juga
membantu mengembangkan bakat karyawan. Anggota tim akan merasa
seperti bagian dari sistem yang lebih besar dan berarti dan akan lebih
termotivasi untuk mencapai lebih dari kepuasan finansial. Kelemahan dari
sistem ini adalah akan mudah goyah pada situasi di mana kecepatan dan atau
efisiensi merupakan hal penting. Selama krisis, sebagai contoh, suatu tim
dapat membuang-buang waktu untuk mengumpulkan masukan. Bahaya
potensial lainnya adalah anggota tim yang tidak memiliki pengetahuan atau
pengalaman akan memberikan masukan yang berharga.
5. Laissez-Faire
Pola kepemimpinan laissez-faire mungkin merupakan pola
kepemimpinan yang terbaik atau malah terburuk dari seluruh pola
kepemimpinan yang ada (Goodnight, 2011). Laissez-faire, bahasa Perancis
untuk biarkan saja, apabila diterapkan kepada sistem kepemimpinan
menggambarkan pemimpin yang membolehkan orang-orang bekerja dengan
cara mereka sendiri. Pemimpin pola Laissez-faire menanggalkan tanggung
jawab dan menghindari membuat keputusan, mungkin memberi seluruh
anggota tim kemerdekaan penuh untuk melakukan pekerjaan mereka dan
menyusun target masing-masing.
Pemimpin Laissez-faire biasanya membolehkan bawahannya memiliki
kuasa untuk mengambil keputusan atas pekerjaannya (Chaudhry & Javed,
2012). Pemimpin menyediakan tim dengan sumber daya dan bimbingan, jika
diperlukan, akan tetapi tidak terlalu sering. Gaya kepemimpinan ini dapat
berjalan efektif apabila pemimpin selalu memonitor performa dan
memberikan tanggapan (feedback) kepada anggota tim secara reguler.
Keuntungan utama dari kepemimpinan laissez-faire adalah mempersilahkan
anggota tim suatu otonomi yang dapat membimbing kepada kepuasan
pekerjaan yang tinggi dan meningkatkan produktivitas. Pola ini dapat merusak
apabila anggota tim tidak mampu mengatur waktunya dengan baik atau tidak
memiliki pengetahuan, bakat, atau motivasi untuk melakukan pekerjaannya
secara efektif. Jenis kepemimpinan ini dapat berjalan apabila manager tidak
memiliki kendali yang layak terhadap bawahannya (Ololube, 2013).
6. Transaksional
Gaya kepemimpinan ini dimulai dari ide bahwa anggota tim setuju
untuk mematuhi pemimpinnya apabila mereka menerima tugas. Transaksi
tersebut biasanya menyertakan organisasi akan menugaskan kepada anggota
tim berdasarkan usaha dan kepatutannya. Pemimpin memiliki hak untuk
menghukum anggota tim apabila pekerjaan mereka tidak memenuhi standar
yang layak. Hubungan pekerjaan minimalis yang dihasilkan di antara atasan
dan bawahan berdasarkan transaksi ini (usaha untuk membayar).

D. Syarat-Syarat Seorang Pemimpin


1. Visioner
Seorang pemimpin haruslah memiliki visi yang jelas. Artinya, menjadi
pemimpin itu harus mampu melihat jauh masa depan. Harus ada planning
(rencana) demi mencapai tujuan masa depan tersebut.
2. Prioritas
Seorang pemimpin haruslah memilih pilihan mana saja yang menjadi
prioritas utama dalam mencapai tujuan di masa depan. Prioritas itu bersifat
penting demi kesejahteran bersama. Artinya, seorang pemimpin haruslah
memperjuangkan prioritas mana yang dianggap penting dan bersifat jangka
panjang, haruslah diperjuangkan dengan segenap kemampuan yang ada dalam
diri seorang pemimpin.
3. Pemberi cahaya
Seorang pemimpin bagaikan seperti cahaya rembulan di malam hari.
Menerangi kegelapan malam hari, menemani aktivitas manusia di malam hari.
Artinya, seorang pemimpin haruslah menjadi penerang dan pelerai bagi setiap
anggota atau masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin harus berada di
tengah-tengah bagi setiap anngotanya dalam memecahkan sebuah masalah
yang dihadapi.

4. Berjiwa besar
Seorang pemimpin sangat dianjurkan memiliki jiwa yang besar.
Dengan demikian, karkateristik kepemimpinannya akan menjadi berbeda
dengan karakteristik pemimpin sebelumnya. Karakter ini sangatlah dikenang
bagi setiap anggotanya.

E. Perbedaan antara Manajer dan Pemminpin


1. Pemimpin menciptakan visi, manajer menciptakan tujuan.
Para pemimpin melukiskan gambaran dari apa yang mereka lihat dan
mengilhami dan melibatkan orang-orang mereka untuk mewujudkan visi
tersebut. Mereka berpikir secara besar, melebihi pemikiran individual. Mereka
mendorong orang untuk menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar. Mereka
tahu bahwa tim yang berfungsi dengan baik dapat bekerja lebih produktif
daripada orang yang bekerja secara mandiri. Sedangkan manajer fokus pada
penetapan, pengukuran dan pencapaian sasaran. Mereka mengendalikan
situasi untuk mencapai atau melampaui tujuan mereka.
2. Pemimpin adalah agen perubahan, manajer mempertahankan status quo.
Pemimpin adalah orang yang bangga dengan terobosan. Inovasi adalah
mantra mereka. Mereka merangkul perubahan dan tahu bahwa jika segala
sesuatunya berjalan dengan baik, maka pasti ada cara yang lebih baik lagi.
Dan mereka mengerti dan menerima kenyataan bahwa perubahan pada sistem
pasti menciptakan gelombang (pro dan kontra). Sedangkan manajer tetap
berpegang pada apa yang berhasil, memperbaiki sistem, struktur dan proses
agar lebih baik.
3. Pemimpin unik, manajer meniru.
Pemimpin bersedia untuk menjadi diri mereka sendiri. Mereka sadar
diri dan bekerja secara aktif untuk membangun merek pribadi mereka yang
unik dan berbeda. Mereka merasa nyaman dengan sepatu mereka sendiri dan
bersedia tampil menonjol. Mereka otentik dan transparan. Manajer meniru
kompetensi dan perilaku yang mereka pelajari dari orang lain dan menerapkan
gaya kepemimpinan mereka daripada mendefinisikannya.
4. Pemimpin mengambil risiko, manajer mengendalikan risiko.
Para pemimpin bersedia untuk mencoba hal baru meskipun mungkin
mereka akan mengalami kegagalan. Mereka tahu bahwa kegagalan
merupakan langkah menuju kesuksesan. Manajer bekerja untuk
meminimalkan risiko. Mereka berusaha menghindari atau mengendalikan
masalah daripada merangkul mereka.
5. Pemimpin berpikir untuk jangka panjang, manajer berpikir jangka pendek.
Pemimpin memiliki intensionalitas. Mereka melakukan apa yang
mereka katakan akan mereka lakukan dan tetap termotivasi untuk mencapai
tujuan besar yang seringkali terlihat jauh. Mereka tetap termotivasi tanpa
menerima imbalan apa pun. Manajer bekerja pada tujuan jangka pendek,
mencari pengakuan atau penghargaan yang lebih teratur.
6. Pemimpin tumbuh secara pribadi, para manajer bergantung pada kemampuan
sudah mereka miliki.
Pemimpin tahu jika mereka tidak mempelajari sesuatu yang baru
setiap hari, mereka tidak akan bisa bertahan, mereka akan tertinggal. Mereka
tetap penasaran dan berusaha untuk tetap relevan dalam dunia kerja yang
selalu berubah. Mereka mencari orang dan informasi yang akan memperluas
pemikiran mereka. Sedangkan manajer sering melipatgandakan (usaha) apa
yang membuat mereka sukses, menyempurnakan keterampilan yang ada dan
menerapkan perilaku yang telah terbukti.
7. Pemimpin membangun hubungan, manajer membangun sistem dan proses.
Pemimpin berfokus pada orang – semua pemangku kepentingan yang
mereka butuhkan untuk mewujudkan visi mereka. Mereka tahu siapa
pemangku kepentingan mereka dan biasanya mereka akan menghabiskan
sebagian besar waktunya dengan mereka. Mereka membangun loyalitas dan
kepercayaan secara konsisten dan memenuhi semua janjinya. Manajer fokus
pada struktur yang diperlukan untuk menetapkan dan mencapai tujuan.
Mereka berfokus pada analisis dan memastikan sistem tersedia untuk
mencapai hasil yang diinginkan. Mereka bekerja dengan individu dan tujuan
dan sasaran mereka.
8. Pemimpin melatih, manajer memerintah.
Pemimpin tahu bahwa orang yang bekerja untuk mereka memiliki
jawaban atau dapat menemukan jawaban untuk mereka. Mereka melihat orang
– orang mereka sebagai individual yang kompeten dan optimis dengan potensi
mereka. Mereka tidak suka memerintahkan orang – orang mereka untuk
melakukan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya.
Sedangkan manajer menetapkan tugas dan memberikan panduan bagaimana
menyelesaikannya.
9. Pemimpin menciptakan fans, manajer memiliki karyawan.
Pemimpin memiliki orang – orang yang bukan hanya menjadi
pengikut (follower) mereka. Tetapi mereka juga merupakan fans dan
pendukung nomor satu mereka dalam membantu membangun merek dan
mencapai tujuan yang ingin diraih. Penggemar mereka membantu
meningkatkan visibilitas dan kredibilitas mereka. Manajer memiliki staf yang
mengikuti arahan dan berusaha menyenangkan atasan

F. Karakter Seorang Pemimpin yang Baik


1. Berpendirian Teguh
Sebagai pemimpin harus memiliki pendirian. Jangan mudah
terpengaruh oleh orang lain atau keuntungan di depan mata. Seorang
pemimpin yang berpendirian teguh akan berjalan sesuai visi tanpa melihat ke
kanan atau ke kiri. Anda dapat menghadapi apa pun saat sudah tahu jelas visi
dan tujuan.
2. Jujur
Kejujuran hal yang sangat penting dalam kepemimpinan. Seorang
pemimpin yang baik akan selalu jujur pada anggota tim atau kliennya atas
setiap risiko atau keuntungan yang ada. Proaktif
Pemimpin yang proafktif adalah pemimpin yang berinisiatif tinggi dan
bertanggung jawab. Sangat mandiri dan selalu berpikir tiga langkah ke depan.
Pemimpin proaktif tidak akan mengeluh atas setiap tugas yang diberikan.
3. Fleksibel
Sebagai seorang pemimpin, dituntut untuk menjadi kuat sekaligus
fleksibel. Pemimpin yang fleksibel adalah pemimpin yang mampu beradaptasi
dengan situasi dan kondisi apapun. Bagaimana menangani situasi yang tak
terduga atau tidak nyaman akan menentukan tingkat fleksibiltas A. Seorang
pemimpin fleksibel akan semakin kuat dan cepat menyesuaikan diri dengan
keadaan. Justru semakin sering terjadi perubahan, kreativitas mereka semakin
diasah.
4. Komunikatif
Seorang pemimpin harus mampu menjaga komunikasi dengan para
pegawai atau anggota tim serta kliennya. Pemimpin yang komunikatif akan
mengerti kebutuhan serta kesusahan orang lain. Pemimpin yang baik akan
lebih banyak bertanya, mempertimbangkan berbagai pilihan, serta memimpin
ke arah yang benar.
5. Berpikiran Terbuka
Pemimpin yang berpikiran terbuka akan mempertimbangkan semua
pilihan sebelum mengambil keputusan. Tidak akan tersinggung akan
perkataan orang lain dan justru menerima setiap opini yang muncul demi
kenyamanan bersama.
6. Cerdas
Pengetahuan adalah kekuatan pemimpin. Seorang pemimpin harus
memiliki berpengetahuan luas. Anda harus menjadi akses atas kepada setiap
informasi yang berhubungan dengan bidang Anda termasuk setiap peraturan
dan kondisi perusahaan.
7. Percaya Diri
Seorang pemimpin harus percaya diri, harus yakin atas setiap
keputusan yang ambil. Karena itu, harus berani untuk mengambil setiap risiko
yang ada. Namun, percaya diri harus disertai dengan kerendahan hati. Jangan
terlalu antusias sehingga tidak mempertimbangkan segala hal.
8. Antusias
Seorang pemimpin harus memiliki tingkat semangat dan antusiasme
yang tinggi dalam pekerjaannya.
9. Teratur
Terlalu sering berubah bukanlah hal yang baik. Jadilah pemimpin yang
teratur, baik dalam hal emosional, intelektual, maupun struktural. Harus
menjaga stabilitas emosi, pemikiran Anda, maupun struktur perusahaan.
Tidak hanya keteraturan diri sendiri, juga harus menjaga keteraturan tim.
Keteraturan seorang pemimpin dapat terlihat dari hal-hal kecil seperti kondisi
rumah, ruang kantor, hingga cara kerja tim.
10. Evaluatif
Pemimpin yang evaluatif akan selalu me-review program dan
mengevaluasi setiap rencana yang telah dijalankan. Tidak akan takut
melakukan perubahan jika ada rencana atau program yang berjalan tidak
sesuai tujuan atau gagal mencapai target. Semakin sering melakukan evaluasi,
Anda akan semakin teliti dan terpercaya.
11. Penuh Penghargaan
Seorang pemimpin akan menghargai kerja keras pegawai atau anggota
timnya. Memberikan reward sebagai hasil kerja keras mereka sekaligus
memotivasi mereka untuk mencapai level yang lebih profesional. Seorang
pemimpin yang bijak akan mempertimbangkan setiap reward yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan pegawainya atau anggota timnya sehingga reward
yang diberikan tidak akan sia-sia.
G. Kepemimpinan dalam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kebidanan merupakan salah satu kegiatan dalam pembangunan
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, hidup sehat dan
mengambil bagian dalam pelayanan kesehatan masyarakat, turut membantu
menghasilkan generasi bangsa yang cerdas.
Pelayanan yang demikian karena pelayanan kebidanan ditujukan kepada
perempuan sejak masa sebelum konsepsi, masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi
baru lahir dan balita. Tentu saja pelayanan kebidanan yang berkualitas akan
member hasil yang berkualitas, yaitu kepuasan pelanggan maupunprovider dan
pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan yang berkualitas tersebut diperlukan
seorang pemimpin yang dapat meningkatkan terus mutu pelayanan kebidanan
yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan yang diberikan harus
berorientasi pada mutu.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam
organisasi & manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi
dan kesehatan masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149
pasal 8). Bidan sebagai seorang pemimpin harus ;
1. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
2. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
3. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
4. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
5. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan
praktik kebidanan.
SOAL

1. Kepemimpinan adalah…
a. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain
dalam hal bekerja yang bertujuan untuk mencapai sasaran dan target tertentu
b. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain
bertindak sesuai dengan keinginan pemimpin
c. Ketua atau peran dalam sistem di sebuah kelompok atau organisasi.
d. Kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mempengaruhi orang lain
e. Rangkaian aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan, gaya dan
perilaku yang memerintah anggotanya

2. Dibawah ini termasuk teori-teori kepemimpinan, kecuali…


a. Contigency Theory
b. Great Man Theory
c. Karismatik Theory
d. Trait Theory
e. Behavioural Theory

3. Tipe kepemimpinan yang membiarkan karyawannya berbuat semaunya sendiri


dan memperbolehkan bawahannya memiliki kuasa untuk mengambil keputusan
atas pekerjaannya adalah tipe kepemimpinan…
a. Otoriter
b. Karismatik
c. Transaksional
d. Laissez-Faire
e. Birokrat
4. Salah satu syarat seorang pemimpin ialah…
a. Otoriter
b. Visioner
c. Kharismatik
d. Subjektif
e. Pragmatisme

5. Seorang pemimpin yang mampu memilah dan menentukan hal apa yang paling
pertama dikerjakan demi mencapai tujuan di masa depan termasuk pemimpin
yang memenuhi syarat kepemimpinan…
a. Berjiwa besar
b. Pemberi cahaya
c. Visioner
d. Objektif
e. Prioritas

6. Berani mengambil resiko dan terus berinovasi demi mencapai tujuan besar dalam
hidupnya adalah definisi dari…
a. Manajer
b. Pimpinan
c. Raja
d. Pemimpin
e. Atasan

7. Di bawah ini perbedaan yang benar antara pemimpin dan manajer yaitu…
a. Pemimpin menciptakan tujuan, manajer menciptakan visi
b. Pemimpin menciptakan visi, manajer menciptakan tujuan
c. Pemimpin berpikir untuk jangka pendek, manajer berpikir jangka panjang
d. Pemimpin membangun system dan proses manajer membangun hubungan
e. Pemimpin memiliki bawahan, manajer memiliki fans
8. Di bawah ini karakter seorang pemimpin yang baik, kecuali…
a. Berpendirian teguh
b. Jujur
c. Cerdas
d. Berpikiran ganda
e. Komunikatif

9. Seorang pemimpin yang baik harus memiliki karakter yang baik pula. Karakter
pemimpin yang mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi apapun dikatakan
memilikikarakter
a. Cerdas
b. Berpendirian teguh
c. Berpikiran terbuka
d. Percaya diri
e. Fleksibel

10. Bidan dituntut mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi &
manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan, hal ini diatur dalam…
a. Permenkes 149 Tahun 2010 Pasal 8
b. Permenkes 149 Tahun 2010 Pasal 10
c. Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 8
d. Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 10
e. Permenkes 1464/Menkes/Per/X/2010 Pasal 12
KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. D
4. B
5. E
6. D
7. B
8. D
9. E
10. A
DAFTAR PUSTAKA

https://rocketmanajemen.com/definisi-kepemimpinan/#a diakses tanggal 1 Oktober


2018 pukul 09.40 WITA

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-
definisi-leadership/ diakses tanggal 1 Oktober 2018 pukul 09.50 WITA

https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_Kepemimpinan diakses tanggal 1 Oktober 2018


pukul 10.00 WITA

http://icampusindonesia.com/2017/05/05/syarat-syarat-menjadi-pemimpin-yang-baik/
diakses tanggal 1 Oktober 2018 pukul 10.10 WITA

https://kerjayuk.com/kepemimpinan/perbedaan-pemimpin-dan-manajer/ diakses
tanggal 1 Oktober 2018 pukul 10.15 WITA

https://www.jurnal.id/id/blog/miliki-7-karakter-ini-untuk-jadi-pemimpin-sukses
diakses tanggal 1 Oktober 2018 pukul 10.25 WITA

Anda mungkin juga menyukai