Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2 MATA KULIAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Dosen : Burhannudin, S.Si.,M.Biomed.

Oleh :

LUH EMI RISKA YUNIASTRI


KELAS D/P07124217038

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021
SOAL
1. Jelaskan yang saudara ketahui tentang Parasitologi !
2. Jelaskan peran memahami konsep parasitologi dalam bidang ilmu kebidanan!
3. Sebutkan 3 jenis parasit yang dapat menimbulkan permasalahan pada ibu hamil dan
anak, uraikan singkat patogenitasnya
4. Jelaskan model-model transmisi parasit yang terkait dengen kesehatan ibu dan anak !
5. Jelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan infeksi parasit !

JAWABAN
1. Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan dan
kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau mendukung
parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah hubungan timbal balik
antara satu organisme dengan organisme lain untuk kelangsungan hidupnya, dimana salah
satu organisme dirugikan oleh organisme lainnya. Parasitologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang semua organisme parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam
parasitologi medis ialah protozoa, cacing, dan beberapa arthropoda.
2. Parasitologi adalah suatu ilmu cabang biologi yang mempelajari tentang semua
organisme parasit. Menyadari akibat dapat ditimbulkan oleh gangguan parasit
kesejahteraan manusia, maka perlu dilakukan usaha pencegahan dan pengendalian
penyakitnya. Sehubungan dengan hal tersebut maka sangat diperlukan suatu pengetahuan
tentang kehidupan organisme parasit yang bersangkutan. Dalam kebidanan perlu
dilaksanakan pengajaran parasitologi dalam hai ini diantaranya adalah mengajarkan
tentang siklus hidup parasit serta aspek epidemiologi penyakit yang
ditimbulkannya.Dengan mempelajari siklus hidup parasit, kita akan mengetahui apabila
kemungkinan akibat yang dapat ditimbulkannya. Selanjutnya ditunjang oleh pengetahuan
epidemiologi penyakit, kita akan dapat menentukan cara pencegahan dan pengendaliannya

3. Jenis parasit yang menimbulkan permasalahan pada ibu hamil dan anak-anak: a.
Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan.
Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah
daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit
maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia
menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Hal ini diduga
akibat adanya toksin malaria yang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian
eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan
terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit. Limpa
mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah.
Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari
eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi
hyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag. b. Toxoplasmosis
Toxoplasmosis merupakan infeksi akibat protozoa Toxoplasma gondii yang secara
umum dapat menyerang sistem saraf pusat, retina, otot jantung dan otot rangka.
Toksoplasma dapat menyerang pada janin hingga manusia dewasa. Penularan pada janin
terjadi secara vertikal (penularan dari ibu ke janin yang melewati sawar plasenta). Parasit
ini bersifat obligat intraselular, artinya tidak dapat bereproduksi di luar inang. Diagnosis
toxoplasmosis pada pasien imunokompeten memerlukan pemeriksaan serologi karena
gejala bersifat ringan dan nonspesifik. Pemeriksaan fisik dan anamnesis berperan pada
pasien imunokompromais dan anak-anak, terutama pada bayi yang berisiko terkena
toxoplasmosis kongenital. Pada kasus ini, pemeriksaan fisik, terutama pemeriksaan
oftalmologi sangat penting untuk menegakkan diagnosis secara dini. c. Filariasis
Perkembangan penyakit filariasis dapat dipengaruhi oleh faktor mendapat gigitan
nyamuk yang sering, kerentanan individu terhadap parasit, banyak larva infektif yang
masuk ke dalam tubuh dan adanya infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur. Pada dasarnya
perkembangan klinis filariasis disebabkan oleh cacing filaria dewasa yang tinggal disaluran
limfe, sehingga menimbulkan gejala pelebaran (dilatasi) saluran limfe bukan penyumbatan
(obstruksi), sehingga menjadi gangguan fungsi limfatik. d. Giardiasis
Giardiasis terjadi karena infeksi parasit Giardia lamblia dan menyebabkan gangguan
pencernaan pada anak. Parasit penyebab penyakit ini bisa masuk ke dalam tubuh saat anak
mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah terkontaminasi. Giardiasis juga bisa
disebabkan oleh kontak langsung dengan orang yang sebelumnya sudah terinfeksi. Giardiasis
tidak boleh disepelekan, sebab kondisi ini bisa menyebabkan anak mengalami diare hingga
gangguan tumbuh kembang.
e. Cacing Kremi
Anak-anak juga rentan mengalami infeksi cacing kremi. Parasit ini berukuran kecil dan
menyerang usus besar manusia. Di dalam tubuh manusia, cacing kremi bisa berkembang
biak, kemudian menimbulkan gejala seperti nyeri, gatal, hingga muncul ruam pada anus.
Penularan parasit ini bisa terjadi akibat kontak langsung dengan orang yang sudah terinfeksi
atau menggunakan barang yang terkontaminasi.
f. Kriptosporidiosis
Parasit pada anak yang juga harus diwaspadai adalah Cryptosporidium parvum. Parasit ini
bisa memicu kriptosporidiosis penyebab diare berkepanjangan pada anak-anak. Parasit bisa
masuk ke tubuh saat anak meminum air yang sudah terkontaminasi, misalnya air kolam atau
air minum. g. Kutu Rambut
Anak-anak rentan mengalami kutuan alias kutu rambut. Ternyata, kondisi ini juga
disebabkan oleh parasit. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut dengan istilah pediculosis
capitis. Kutu rambut bisa menyebabkan anak mengalami kulit kepala gatal dan memberi rasa
tidak nyaman. Penularan parasit pada anak terjadi melalui kontak dengan kepala orang lain
yang memiliki kutu rambut.

4. Model-model transmisi
Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh bentuk parasit tertentu
dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada berbagai parasit ditularkan dari satu
host ke host yang lain dalam beberapa cara berikut: a. Rute oral.
Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang terkontaminasi oleh stadium infeksi
parasit. Cara penularan ini pada beberapa parasit dikenal sebagai rute fecal oral (misalnya
kista Giardia intestinalis dan Entamoeba histolytica, telur Ascaris lumbricoides, dan
Trichuris trichura.
1) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang. Infeksi dapat ditularkan
secara oral bila konsumsi daging mentah atau setengah matang yang mengandung parasit
infektif (misalnya: daging babi mengandung selulosa cysticercus, tahap larva Taenia
solium).
2) Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah. Infeksi juga
dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau setengah matang yang
mengandung stadium infektif parasit (misalnya: kepiting mengandung stadium parasit
infektif, kepiting atau udang air tawar mengandung metasercaria Paragonimus
westermani, ikan mengandung metaserkaria Clonorchis sinensis, dan lain lain).
3) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang. Infeksi dapat ditularkan lewat
makanan mentah atau air belum masak yang menyembunyikan bentuk parasit infektif
(misalnya: air kacang dada, dll mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan
Fasciola hepatica).
b. Penetrasi kulit dan membran mukosa Infeksi ditransmisikan dengan:
1) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang,
Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.
2) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni, dan S.
haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi. Bagian kulit yang dipenetrasi
adalah bagian kulit yang tipis, misalnya: di daerah jari jemari, kulit perianal, dan kulit
perineum.
c. Inokulasi vektor arthropoda
Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui nyamuk, seperti
pada penyakit malaria dan filariasis.
d. Kontak seksual
Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis dapat ditularkan
melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan homoseksual.
5. Beberapa tindakan preventif dapat diambil untuk melawan setiap parasit penginfeksi
manusia. Tindakan ini dirancang untuk memutus rantai siklus penularan dan merupakan
hal yang sangat penting untuk keberhasilan pemberantasan penyakit oleh parasit.
Langkahlangkah tersebut meliputi:
a. Pengurangan sumber infeksi.
Diagnosis dan pengobatan penyakit parasit merupakan komponen penting dalam
pencegahan terhadap penyebaran agen penginfeksi.
b. kontrol sanitasi air minuman dan makanan.
c. pembuangan limbah yang tepat.
d. penggunaan insektisida dan bahan kimia lain yang digunakan untuk mengendalikan
populasi vektor.
e. pakaian pelindung yang mencegah vektor hinggap di permukaan tubuh dan
memasukkan patogen selama menghisap darah.
f. kebersihan pribadi yang baik.
g. menghindari praktek seksual yang tidak aman

Anda mungkin juga menyukai