NPM : 6121001
MK : MIKPAR
Namun, ia dapat memberikan vektor mekanis, seperti lalat, tikus yang tidak
berpartisipasi aktif dalam siklusnya, tetapi hanya mengangkut bentuk infektif ke makanan
dan air.
Infeksi terjadi setelah konsumsi kista berinti tetra dalam makanan dan air yang
terkontaminasi. Karena aksi jus lambung mencerna dinding kista.
Kista pecah memberikan jalan bagi pembentukan trofozoit. Ini berkembang biak
dengan pembelahan biner dan menyerang mukosa usus besar, terutama usus besar, yang
merupakan habitat utama untuk perkembangan aktifnya
Di usus besar, prekursor yang tidak berinti berasal, secara progresif berubah menjadi
kista dewasa atau tetranukleasi, yang merupakan bentuk infeksi parasit..
Orang yang terkontaminasi mengeluarkan kista dan trofozoit, yang mencemari air dan
makanan. Dengan menelan makanan yang terkontaminasi, makanan baru dimulai di inang
baru.
protozoa ini dapat berkembang mencapai jutaan. Tidak seperti protozoa lainnya,
trichomonas tidak memiliki bentuk kista. Sel-sel trichomonas vaginalis memiliki kemampuan
untuk melakukan fagositosis.
2. Pemeriksaan immunoserologis.
Pemeriksaan secara immunoserologis dapat dilakukan dengan melakukan deteksi antigen
maupun antibodi dari Plasmodium pada darah penderita.
Radio immunoassay
Enzym immunoassay
Immuno cromatography
Penemuan adanya antigen pada teknik ini memberikan gambaran pada saat dilakukan
pemeriksaan diyakini parasit masih ada dalam tubuh penderita. Kelemahan dari teknik
tersebut adalah tidak dapat memberikan gambaran derajat parasitemia.
b. Deteksi antibodi.
Teknik deteksi antibodi ini tidak dapat memberikan gambaran bahwa infeksi sedang
berlangsung. Bisa saja antibodi yang terdeteksi merupakan bentukan reaksi immunologi dari
infeksi di masa lalu. Beberapa teknik deteksi antibodi ini antara lain :
Indirect Immunofluoresense Test (IFAT)
Latex Agglutination Test
Avidin Biotin Peroxidase Complex Elisa
Beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan terhadap infeksi giardiasis
antara lain adalah:
Anak-anak. Paparan parasit pada anak-anak lebih mungkin terjadi lewat kotoran,
khususnya pada anak-anak yang masih menggunakan popok atau banyak
menghabiskan waktu di tempat penitipan anak.
Orang tua dengan anak yang masih menggunakan popok atau banyak menghabiskan
waktu di tempat penitipan anak.
Orang-orang yang tinggal atau berkunjung ke daerah polusi atau tempat yang
memiliki tingkat sanitasi rendah.