Anda di halaman 1dari 6

Balantidium Coli

trofozoit

Kista
2. Ciri Khas dari Balantidium Coli

Jawab : Balantidium coli merupakan satu-satunya ciliata usus yang patogen.


Ciliata ini adalah protozoa usus yang terbesar yang menimbulkan gastroenteritis
pada manusia. B. coli berasal dari filum Ciliophora dan kelas Kinetomastigophorea
(Garcia & Brucker, 2009)

3. Morfologi dari Balantidium Coli

Jawab : B. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista.

Bentuk trofozoitnya memiliki karakteristik sebagai berikut:

1.bentuk oval, panjang 30-100 m, lebar 30-80 m, seluruh permukaan tubuh


ditumbuhi rambut (cilia)

2.terdapat cytostome (mulut sel) pada bagian anterior dan Cytopyge (alat
pembuangan) pada bagian posterior

3. memiliki dua buah inti, makronukleus berbentuk seperti ginjal dan mikro-
nukleus berbentuk bulat, keduanya berdekatan

4. terdapat vakuola kontraktil pada sitoplasma .

Bentuk kistanya memiliki morfologi sebagai berikut:


1.bentuk bulat hingga elips dengan ukuran 45-65 m

2.dinding dua lapis, di antara keduanya terdapat cilia, namun dapat meng-hilang
pada kista yang matang Protozoa intestinal 11

3. memiliki makro dan mikronukleus

4. terdapat vakuola (Ambili,2003)


4. Daur Hidup dari Balantidium Coli

Jawab :

Infeksi terjadi ketika tuan rumah ingests kista, yang biasanya terjadi pada
konsumsi air yang terkontaminasi atau makanan. Setelah kista yang tertelan,
melewati sistem pencernaan inang. Sementara kista menerima perlindungan dari
degradasi oleh lingkungan asam lambung melalui penggunaan dinding luar, maka
mungkin akan dihancurkan pada pH lebih rendah dari 5, yang memungkinkan
untuk bertahan hidup lebih mudah dalam perut individu malnutrisi yang memiliki
asam lambung kurang. Setelah kista mencapai usus kecil, trofozoit diproduksi
trofozoit kemudian menjajah usus besar, di mana mereka tinggal di dalam lumen
dan memakan flora usus.. Beberapa trofozoit menginvasi dinding usus besar
dengan menggunakan enzim proteolitik dan berkembang biak, dan beberapa dari
mereka kembali ke lumen Dalam trofozoit lumen bisa hancur atau mengalami
encystation. Encystation dipicu oleh dehidrasi isi usus dan biasanya terjadi di usus
besar distal, tetapi juga bisa terjadi di luar tuan rumah dalam tinja Sekarang
dalam bentuk kista matang, kista yang dilepaskan ke lingkungan di mana mereka
bisa pergi ke menginfeksi host baru (Ramachandran,2003)

5. Patogenesis dari Balantidium Coli

Jawab : Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir mirip dengan
penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput lendir usus
besar, bentuk vegetatif membentuk abses- abses kecil yang kemudian pecah
manjadi ulkus yang menggaung. Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus
merata pada selaput lendir usus besar (Ramachandran,2003)

6. Gejala Klinis dari Balantidium Coli

Jawab : Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang berakibat fatal.
Biasanya disertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi menahun
dengan diare yang di sertai :
konstipasi,
sakit perut,
tidak nafsu makan,
muntah,
kakeksia ( cachexia ).
Infeksi ringan Balantidium coli biasanya tidak menampakkan gejala, bila
parasit hidup dirongga usus besar.

Balantidium coli kadang kadang dapat menimbulkan infeksi eksterintestinal,


misalnya dapat menyebabkan peritonitis dan uretritis. Pernah ditemukan bahwa
Balantidium coli di hepar dan pulmo. Bahkan di ekuador Balantidium coli
ditemukan sebagai sindrom disentris dan abses hepar. Secara klinik balantidiasis
dapat dikacaukan dengan disentri lain dan demam usus. Diagnosis tergantung
pada berhasilnya menemukan trofozoit dalam tinja encer dan lebih jarang
tergantung pada penemuan kista dalam tinja padat, dan tinja harus diperiksa
beberapa kali, karena pengeluaran parasit dari badan manusia berbeda-beda.
Pada penderita dengan infeksi di daerah sigmoid-rectum, pemakaian sigmoidiskop
berguna untuk mendapatkan bahan pemeriksaan. Diagnosis laboratorium dapat
ditentukan dengan pemeriksaan tinja untuk menemukan bentuk kista atau
tropozoit Balantidium coli.

Balantidiasis

1. Identifikasi
Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare atau disenteri
diikuti dengan kolik abdominal, tenesmus, nausea dan muntah-muntah. Biasanya
disenteri disebabkan oleh amebiasis, dengan kotoran yang berisi banyak darah
dan lendir tapi sedikit pus. Invasi ke peritoneum atau saluran urogenital jarang
terjadi.
Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari
balantidium coli pada kotoran segar, atau trofozoit ditemukan melalui
sigmoidoskopi.
2. Penyebab penyakit.
Balantidium coli, protozoa besar dengan silia.
3. Distribusi penyakit.
Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang
bersifat water borne biasa terjadi pada daerah yang sanitasi lingkungannya
sangat buruk. Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah kasus. Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun
1978.
4. Reservoir.
Babi, kemungkinan juga hewan lain, seperti tikus dan primata selain manusia.
5. Cara Penularan.
Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi; pada saat
wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan sporadis
terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan
makanan yang terkontaminasi.
6. Masa Inkubasi.
Tidak diketahui, mungkin hanya beberapa hari.
7. Masa Penularan : Selama infeksi.
8. Kerentanan dan Kekebalan.

Sebagian besar orang sepertinya memiliki kekebalan alami. Orang dengan


keadaan umum yang jelek karena suatu penyakit sebelumnya, bila terinfeksi oleh
parasit ini akan menjadi serius bahkan fatal (Parasit dan Kesehatan,2008)
DAFTAR PUSTAKA

Ambili Ramachandran h i g,. "Morfologi." The Parasit: Balantidium coli Penyakit:


Balantidiasis. 23 Mei 2003. Stanford University.

Garcia, L..S & Brucker, D.A.: Diagnostik Parasitologik Kedokteran, EGC 1996, 81-96

Parasit dan Kesehatan: Balantidiasis [Balantidium coli]." DPDx - Balantidiasis. 5


Desember 2008. CDC Divisi Penyakit parasit.

Ramachandran b, Ambili. "Pendahuluan." The Parasit: Balantidium coli Penyakit:


Balantidiasis. 23 Mei 2003. Stanford University.

Anda mungkin juga menyukai