trofozoit
Kista
2. Ciri Khas dari Balantidium Coli
2.terdapat cytostome (mulut sel) pada bagian anterior dan Cytopyge (alat
pembuangan) pada bagian posterior
3. memiliki dua buah inti, makronukleus berbentuk seperti ginjal dan mikro-
nukleus berbentuk bulat, keduanya berdekatan
2.dinding dua lapis, di antara keduanya terdapat cilia, namun dapat meng-hilang
pada kista yang matang Protozoa intestinal 11
Jawab :
Infeksi terjadi ketika tuan rumah ingests kista, yang biasanya terjadi pada
konsumsi air yang terkontaminasi atau makanan. Setelah kista yang tertelan,
melewati sistem pencernaan inang. Sementara kista menerima perlindungan dari
degradasi oleh lingkungan asam lambung melalui penggunaan dinding luar, maka
mungkin akan dihancurkan pada pH lebih rendah dari 5, yang memungkinkan
untuk bertahan hidup lebih mudah dalam perut individu malnutrisi yang memiliki
asam lambung kurang. Setelah kista mencapai usus kecil, trofozoit diproduksi
trofozoit kemudian menjajah usus besar, di mana mereka tinggal di dalam lumen
dan memakan flora usus.. Beberapa trofozoit menginvasi dinding usus besar
dengan menggunakan enzim proteolitik dan berkembang biak, dan beberapa dari
mereka kembali ke lumen Dalam trofozoit lumen bisa hancur atau mengalami
encystation. Encystation dipicu oleh dehidrasi isi usus dan biasanya terjadi di usus
besar distal, tetapi juga bisa terjadi di luar tuan rumah dalam tinja Sekarang
dalam bentuk kista matang, kista yang dilepaskan ke lingkungan di mana mereka
bisa pergi ke menginfeksi host baru (Ramachandran,2003)
Jawab : Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir mirip dengan
penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba Histolytica. Di selaput lendir usus
besar, bentuk vegetatif membentuk abses- abses kecil yang kemudian pecah
manjadi ulkus yang menggaung. Penyakit ini dapat berlangsung akut dengan ulkus
merata pada selaput lendir usus besar (Ramachandran,2003)
Jawab : Pada kasus berat, ulkus ini dapat menjadi gangrenyang berakibat fatal.
Biasanya disertai dengan sindrom disentri. Penyakit dapat menjadi menahun
dengan diare yang di sertai :
konstipasi,
sakit perut,
tidak nafsu makan,
muntah,
kakeksia ( cachexia ).
Infeksi ringan Balantidium coli biasanya tidak menampakkan gejala, bila
parasit hidup dirongga usus besar.
Balantidiasis
1. Identifikasi
Protozoa yang menginfeksi usus besar dan menyebabkan diare atau disenteri
diikuti dengan kolik abdominal, tenesmus, nausea dan muntah-muntah. Biasanya
disenteri disebabkan oleh amebiasis, dengan kotoran yang berisi banyak darah
dan lendir tapi sedikit pus. Invasi ke peritoneum atau saluran urogenital jarang
terjadi.
Diagnosa dibuat dengan menemukan trofozoit dari parasit atau kista dari
balantidium coli pada kotoran segar, atau trofozoit ditemukan melalui
sigmoidoskopi.
2. Penyebab penyakit.
Balantidium coli, protozoa besar dengan silia.
3. Distribusi penyakit.
Tersebar di seluruh dunia, infeksi pada manusia jarang terjadi namun wabah yang
bersifat water borne biasa terjadi pada daerah yang sanitasi lingkungannya
sangat buruk. Kontaminasi lingkungan dengan tinja dapat mengakibatkan
peningkatan jumlah kasus. Wabah besar pernah terjadi di Equador pada tahun
1978.
4. Reservoir.
Babi, kemungkinan juga hewan lain, seperti tikus dan primata selain manusia.
5. Cara Penularan.
Dengan menelan kista yang berasal dari kotoran inang yang terinfeksi; pada saat
wabah, penularan terutama melalui air yang terkontaminasi. Penularan sporadis
terjadi karena masuknya kotoran ke mulut melalui tangan atau melalui air, dan
makanan yang terkontaminasi.
6. Masa Inkubasi.
Tidak diketahui, mungkin hanya beberapa hari.
7. Masa Penularan : Selama infeksi.
8. Kerentanan dan Kekebalan.
Garcia, L..S & Brucker, D.A.: Diagnostik Parasitologik Kedokteran, EGC 1996, 81-96