Anda di halaman 1dari 4

Taksonomi

Klasifikasi Streptococcuss mutans menurut Bergey


adalah :
Ordo
Famili

: Eubacteriales
: Lactobacillaceae

Tribus : Streptococcaceae
Genus

: Streptococcus

Species : Streptococcus viridans

Morfologi Sel
Streptococcus mutans / Streptococcus viridans

Morfologi sel : bentuk coccus, susunan berderet, tidak berflagel, tidak berspora, tidak
berkapsul, Gram positif.

Morfologi koloni pada media agar darah : bentuk koloni bulat, ukuran 1 - 2 mm,
tidak berwarna/jernih, permukaam cembung, tepi rata, membentuk hemolisa
( disekitar koloni terdapat zona hijau ), dibedakan dengan Streptococcus pneumoniae
dengan optochin dan kelarutannya dalam empedu, Streptococcus viridans resisten
terhadap optochin dan tidak larut dalam empedu sedangkan streptococcus
pneumoniae sensitif terhadap optochin dan larut dalam empedu

Fisiologi bakteri
Sifat fisiologi : bersifat anaerob fakultatif, tumbuh baik pada suasana CO2 10 % dan
suhu 37C, resisten terhadap optochin, sel tidak larut dalam empedu.

Habitat
Streptococcus viridans merupakan anggota floral normal rongga mulut

Struktur Antigen
Streptococcus hemolitik dapat dibagi dalam golongan-golongan serologis dan

golongan-golongan tertentu dapat dibagi lagi menjadi berbagai tipe. Beberapa antigen yang
dimiliki oleh Streptococcus diantaranya adalah
1)

Karbohidrat C : Zat ini terdapat didalam dinding sel dari sebagian besar

golongan Streptococcus dan merupakan penggolongan serologis.


2)

Protein M : Zat ini berhubungan erat dengan virulensi Streptococcus golongan A dan

terutama terdapat pada organisme yang menghasilkan koloni yang tidak berkilau atau
mukoid. Protein M menentukan kekhususan tipe. Streptococcus golongan A, seperti yang
terlihat dengan reaksi aglutinasi atau presipitatisasi. Streptococcus golongan A mempunyai
sifat spesifik antibodinya terhadap protein M yang berguna sebagai pelindung terhadap
infeksi pada manusia.
3)

Nukleoprotein : Ekstraksi Streptococcus dengan alkali lemah menghasilkan campuran

protein dan zat-zat lain dengan spesifisitas serologis yang rendah, dinamakan dengan zat P,
yang mungkin merupakan sebagian besar badan sel Streptococcus.
Antibodi
Sejumlah protein permukaan streptokokus dapat berikatan dengan membran basalis (heparan
sulfat, laminin, kolagen IV). Peranan protein M dalam menginduksi kerusakan adanya reaksi
silang antara protein M dengan antigen membran. Antibodi terbukti bereaksi dengan protein M12
streptokokus. Protein M berikatan secara langsung dengan antigen seperti komponen membran
dan antibodi IgG bersirkulasi
Neuraminidase yang diproduksi streptokokus akan mengubah IgG autolog endogen menjadi
autoimunogenik. IgG autoimunogenik yang dimodikasi ini akan menstimulasi pembentukan
antibodi terhadap IgG (anti-IgG)
Patogenitas dan Mekanisme infeksi
Streptococcus mutans adalah bersifat asidogenik yaitu menghasilkan asam
asidurik, mampu tinggal pada lingkungan asam, dan menghasilkan suatu
polisakarida yang lengket yang disebut dengan dextran. Oleh karena kemampuan
ini, Streptococcus mutans bisa menyebabkan lengket dan mendukung bakteri lain
menuju ke email gigi, lengket mendukung bakteri bakteri lain, pertumbuhan
bakteri asidodurik yang lainnya, dan asam melarutkan email gigi. Selanjutnya infiltrasi bakteri
aciduric dan acidogenik pada dentin menyebabkan dekalsifikasi dentin yang dapat
merusak gigi. Hal ini menyebabkan produksi asam meningkat, reaksi pada kavitas

oral juga menjadi asam dan kondisi ini akan menyebabkan proses demineralisasi
gigi terus berlanjut.
Pengobatan
Pilihan obat yang di rekomendasikan adalah penicillin G oral 4 x 250 mg selama 7 10 har i .

Daftar Pustaka
Brooks GF, Butel JS, Ornston NL. 1996. Mikrobiologi Kedokteran Jawetz. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Kuruvilla, Lincu. 2012. Studies on Dental Caries Bacterial Flora and its Control by phyto
derivates. Dept. of Botany, S.B. College
Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Penerbit Airlangga.
Refoua. 2005. A Study of Streptococcus viridans in the Maxillofacial Region: Original Article
University of Medical Sciences Tehran. Iran vol (4): 174-177

Anda mungkin juga menyukai