Ini kisah singkat lain yang terjadi di balik layar selama festival sekolah. Terjadi
setelah sepulang sekolah ketika kelas kami sepakat untuk mengadakan Kafe Maid
sebagai acara utama.
“Apa kau tahu? Terkait acara kelas kita, sebenarnya aku sangat ingin mencoba
sesuatu.”
Mengingat Kei ingin mendapat Privat Poin tambahan, maka bukan hal yang buruk
untuk mencoba mengajukan idenya.
“Benarkah?”
Masih tidak pasti apa yang akan dilakukan oleh kelas-kelas lainnya, tapi kelas 3-A
mengadakan Rumah Hantu dan Labirin.
Translate Manual by Zheeyah (Original Eng Translation from Cinnamon Translation)
Pada titik ini, menjadi sedikit kekanakkan bukan masalah sama sekali.
“Y-yeah…”
Hanya ada kami berdua sekarang, aku tidak keberatan jika harus menunggu
sedikit lama untuk mendengar Kei mengatakannya.
Itu pertanyaan yang tiba-tiba dan tidak terdengar relevan dengan topik kami
sekarang.
Ada kalanya kami (WRoomers) tidak diizinkan untuk bicara, tetapi kami diizinkan
untuk membaca.
“Dongeng?”
“Begini, kau biasanya tidak pernah tersenyum sama sekali, dan membayangkan
kau membaca dongeng itu tidak cocok dengan image-mu kan?”
“Tidak sopan.”
“Apa itu terkait dengan hal yang ingin kau lakukan saat festival?”
Tampaknya dia lebih tertarik dengan apa yang telah aku baca.
“Baiklah…”
Meskipun ini terjadi saat aku cukup belia, tetapi aku masih mengingatnya.
“…… Apa?”
“………”
Kei terdiam.
“Kenapa sih?”
“Uhm..?”
“Eh?”
Aku yakin setiap buku-buku yang kusebutkan tadi dapat dikategorikan sebagai
dongeng.
Translate Manual by Zheeyah (Original Eng Translation from Cinnamon Translation)
“Ya, kita membahas soal dongeng, tapi buku-buku barusan bisa dikategorikan
sebagai literatur anak juga.” Aku menata ulang bahasaku.
“Ya biasanya seperti Tiga Ekor Babi Kecil, Gadis Bertudung Merah atau semacam
itu.”
“Ehhhh!?”
“Bagaimana mengatakannya ya, yup, memang seperti ini lah Kiyotaka yang aku
kenal.”
“Well, kembali ke pembahasan awal, apa acara yang kau inginkan berhubungan
dengan dongeng-dongeng ini?”
“Benarkah?”
“Tentu saja itu sulit untuk diwujudkan mengingat persiapan untuk Kafe Maid
sudah cukup jauh, tetapi mencoba mengajukan idemu juga bukan hal yang buruk.”
Translate Manual by Zheeyah (Original Eng Translation from Cinnamon Translation)
“Sebagai anak perempuan, kurasa seperti Cinderella atau Beauty and the Beast?”
“Tetapi—”
“Sleeping Beauty…?”
Aku rasa aku ingat judul itu, sayangnya aku belum membacanya.
“Eh? Kau juga tidak tahu soal ini? Aku tidak menyangka kau menyebut dirimu
sebagai pencinta buku, Kiyotaka.”
Pada akhirnya aku baru paham saat mendengarkan Kei mengisahkan ulang
dongen itu dengan canggung.
Kisah tentang seorang gadis bangsawan yang terlahir dengan kutukan penyihir
dan terjatuh tidur untuk waktu yang lama. Pada akhirnya seorang pangeran datang
dan memberikannya ciuman. Kemudian sang Putri terbangun dan mereka hidup
bahagia selamanya…
“Ketika aku kecil, aku tidak begitu menyukai cerita ini. Tetapi, entah kenapa
rasanya cerita itu mirip denganku. Selama ini hatiku tertidur, namun saat kau
datang dan membangunkanku…” Kei berbicara seakan sedang membayangkan
suatu fantasi dari pikirannya.
“Aku menjadi sang Putri dan kau yang akan menjadi pangerannya. Bukankah itu
akan keren?”
“… Aku paham.”
“Tidak mengajukan ide itu di kelas adalah pilihan yang tepat. Dengan casting
pemain seperti itu, aku yakin teman sekelas akan meledek kita, tidak, bahkan
mungkin mereka akan melempari kita dengan batu.”
Hal yang bagus jika dia menikmati festival sekolah dan sebagainya, tetapi ada
bagian yang membuat Kei kadang berbuat seenaknya.
“Jika aku tertidur lagi, pastikan untuk membangunkanku dengan sebuah ciuman
ya?”
“Hmm? Entahlah. Mungkin kau perlu puluhan atau bahkan ratusan ciuman.”
Ucapnya dengan nada meminta.
“Tiba-tiba?”
Kei dengan bahagia bersandar padaku dan menutup matanya seolah tertidur.