Kami”
(KERJAKAN!)”
Semua tugas sudah jelas pada modul. Ada contoh dan penjelasannya. Tugas kalian tinggal
mengisi lembar latihan yang saya beri warna merah!
Jadwal pengumpulan:
Senin: X KL, XBDPB Rabu: X EIA Jumat: X TSMB, XPBC
Selasa: X NIM A, XTPB Kamis: XAVA
Hidup sekali, hiduplah yang berarti karena setiap kebaikan kita adalah sedekah.
Jenis karya sastra yang paling populer dan banyak dibaca orang dengan pemahaman yang
memadai saat ini adalah cerpen. Cerpen merupakan karya naratif imajinatif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel.
Setiap peristiwa yang diceritakan dalam cerpen selalu dilatarbelakangi oleh tempat,
waktu maupun situasi tertentu. Akan tetapi, dalam cerpen latar bukan hanya berfungsi sebagai
latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis. Namun, cerpen juga
memiliki fungsi psikologis sehingga latar pun mampu menuansakan makna tertentu yang
menggerakkan aspek kejiwaan pembacanya. Bahkan terkadang latar dalam cerpen berhubungan
dengan realitas social yang terjadi di masyarakat. Hubungan tersebut dapat dilihat dari peristiwa
yang digambarkan dalam cerpen.
KEGIATAN SATU
Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek) dengan realitas sosial
Indikator:
Menentukan tema cerpen
menunjukkan latar tempat dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
menunjukkan latar waktu dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
menunjukkan latar suasana dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
menyampaikan hubungan latar suatu cerpen yang relevan dengan kehidupan sehari-hari
Hidup sekali, hiduplah yang berarti karena setiap kebaikan kita adalah sedekah.
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke sudah meninggal. Dan tinggalah surau itu tanpa
kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan penjaganya. Hingga anak-anak
akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menggunakannya sebagai tempat bermain,
menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira- memainkan segala apa yang disukai mereka.
kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering
di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke suka mencopoti papan dinding atau lantai di
kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke malam hari.
jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan
Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada Jika Tuan datang sekarang, hanya akan
kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat menjumpai gambaran yang mengesankan suatu
buah pancuran mandi. kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu
kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui anak-anak berlari di dalamnya, secepat
seorang tua yang biasanya duduk di sana perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang
dengan segala tingkah ketuaannya dan terutama ialah sifat masa bodoh manusia
ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang
sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang tidak dijaga lagi.
memanggilnya Kakek.
Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah
Sebagai penjaga surau, Kakek tidak mendapat dongengan yang tak dapat disangkal
apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang kebenarannya. Beginilah kisahnya.
dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan
ia mendapat seperempat dari hasil Sekali hari aku datang pula mengupah kepada
pemunggahan ikan mas dari kolam itu. Dan Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku,
sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali
Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk
dikenal. Ia lebih dikenal sebagai pengasah pisau. dengan lututnya menegak menopang tangan dan
Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-
Orang-orang suka minta tolong kepadanya, olah ada sesuatu yang mengamuk pikirannya.
sedang ia tak pernah meminta imbalan apa-apa. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa,
Orang-orang perempuan yang minta tolong sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan
mengasahkan pisau atau gunting, memberinya pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek.
sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan
minta tolong, memberinya imbalan rokok, belum pernah salamku tak disahutinya seperti
kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering saat itu. Kemudian aku duduk di sampingnya dan
diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek,
senyum. "Pisau siapa, Kek?"
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia "Ajo Sidi."
Tema yang diangkat dalam cerpen biasanya sesuai dengan amanat/pesan yang hendak
disampaikan oleh pengarang. Tema menyangkut ide cerita. tema menyangkut keseluruhan isi
cerita yang tersirat dalam cerpen. Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan,
cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap
dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur
keseluruhan cerita. Mencari arti sebuah cerpen pada dasarnya adalah mencari tema yang
terkandung dalam cerpen tersebut. Cerpen yang baik memiliki penafsiran bagi pembaca setelah
membaca cerpen tersebut. Perhatikan contoh berikut ini!
"Marah? Ya kalau aku masih mudah, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan
ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak
karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik,
beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diriku
kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal."
Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tema dalam cerpen “Suap” adalah
tentang “Perbuatan Curang Menghilangkan Budaya Adil Dalam Kehidupan
Masyarakat dan Melenyapkan Nilai-Nilai Kemanusiaan”
Latihan (KERJAKAN!)
B
Menunjukkan Latar Tempat dalam Cerpen disertai Bukti yang Mendukung
Apabila kita mengamati diri sendiri maka kita juga dapat mengetahui bahwa tubuh kita
selalu berada di suatu tempat tertentu, mungkin di kamar tidur, kamar mandi, meja makan, atau
jalan dan lain-lainnya. Dengan demikian, setiap peristiwa dalam kehidupan pada dasarnya juga
selalu berlangsung di tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan daerah, misalnya kota
Robohnya Surau Kami
atau desa, lokal, misalnya rumah atau kantor dan tempat-tempat lain. Apa yang dipaparkan
tersebut juga berlaku dalam cerpen karena peristiwa yang dikisahkan dalam cerpen juga
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis,
Tuan akanoleh
dilatarbelakangi berhenti di dekat
tempat. pasar.
Pada Melangkahlah
cerpen robohnyamenyusuri jalan raya
surau kami, arahdilihat
dapat ke barat. Maka
latar tempat
kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang
seperti dalam contoh berikut ini:
kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan
nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya
mengalir melalui empat buah pancuran mandi.
Kutipan cerpen tersebut menunjukkan latar tempat di sebuah kota yang terdapat
surau tua. Hal tersebut bisa dilihat pada kalimat pertama (Kalau beberapa tahun
yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan
berhenti di dekat pasar)Terampil
dan kalimat ke Bahasa
empat dalamdan Sastra
paragraf Indonesia
tersebut (Dan di
ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua).
Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut!
Lanjutkanlah mendeskripsikan latar tempat yang terdapat dalam cerita pendek tersebut,
disertai dengan bukti berupa dialog, monolog ataupun narasi !
Sebuah peristiwa yang digambarkan dalam cerpen tidak terlepas dari waktu kejadian itu
berlangsung. Dalam cerpen Robohnya Surau Kami latar waktu digambarkan pada kutipan
berikut ini
“Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggalah surau
itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain,
memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar,
Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia
sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari”.
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kakek sekarang sudah meninggal dan tidak ada
lagi yang menjaga surau. Perempuan yang kehabisan kayu bakar sering suka mencopoti papan
dinding atau lantai di malam hari. Kata sekarang dan di malam hari menunjukkan latar waktu
saat kejadian berlangsung.
Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut!
Lanjutkanlah mendeskripsikan latar waktu yang terdapat dalam cerita pendek tersebut,
disertai dengan bukti berupa dialog, monolog ataupun narasi !
No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan
D Menunjukkan Latar Suasana dalam Cerpen dan Disertai Bukti yang Mendukung
Dalam sebuah cerita pasti merekam suasana yang dtimbulkan dari peristiwa yang
diceritakan. Berbagai suasana pun dapat digambarkan dalam sebuah cerpen, mulai dari suasana
yang menyedihkan, menyenangkan dan suasana lainnya. Melalui suasana yang digambarkan
dalam cerpen, pembaca dapat merasakan suasana peristiwa yang digambarkan, sehingga
pembaca “Sebagai
dapat hanyut terbawa
penjaga surau,suasana. Dalam
Kakek tidak cerpenapa-apa.
mendapat Robohnya Surau
Ia hidup dariKami suasana
sedekah yang
memprihatinkan yangsekali
dipungutnya dialami oleh kakek
se-Jumat. Sekalidigambakan dalam
enam bulan ia kutipan
mendapat berikut ini.
seperempat dari hasil
pemunggahan ikan mas dari kolam itu ”.
Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut! Lanjutkanlah
mendeskripsikan Hubungan Latar Suatu Cerpen yang Relevan dengan Kehidupan Sehari- Hari
yang terdapat dalam cerita pendek tersebut, disertai dengan bukti berupa dialog, monolog
ataupun narasi !
No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan