Anda di halaman 1dari 15

TUGAS BAHASA INDONESIA

Hai anak-anak, selama di rumah harus tetap semangta belajar ya!


Tugas kalian cukup mudah kok. Baca modul di halaman setelah ini ya. Tugas kalian adalah:
1. Membaca modul sampai selesai terkait tesk cerpen

2. Baca dengan senang hati cerpen yang berjudul ”Robohnya Surau

Kami”

3. Pahami dengan cermat setiap teksnya

4. Tugas kalian ada di bagian lembar yang berjudul ”LATIHAN

(KERJAKAN!)”

5. Tugas kalian adalah mencari tema, latar (tempat, waktu, dan

suasana), dan hubungan latar (tempat, waktu dan suasana)

dalam kehidupan sehari-hari.

Semua tugas sudah jelas pada modul. Ada contoh dan penjelasannya. Tugas kalian tinggal
mengisi lembar latihan yang saya beri warna merah!

Silakan dikerjakan dengan baik dan benar, kerjakan di buku/word (ketik


sendiri)/bisa di modul ini langsung dengan mengisi kolom pada latihan yang
tersedia. Kumpulkan maksimal malam harinya sampai pukul 21.00 selebihnya dari
itu saya anggap kosong karena tidak mengumpulkan. (semua tugas baik dalam
bentuk word, dikerjakan di modul langsung, atau jika di buku bisa difoto
pengerjaannya DAN SEMUA DIKIRIM KE OCS ONLINE DRIVE/EMAIL SAYA
ervinarufiana92@gmail.com) saya tidak menerima tugas dalam bentuk kirim wa.

Oke, selamat belajar di rumah dengan tenang 

Jadwal pengumpulan:
Senin: X KL, XBDPB Rabu: X EIA Jumat: X TSMB, XPBC
Selasa: X NIM A, XTPB Kamis: XAVA

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


HIDUPKU ADALAH IBADAHKU

Hidup sekali, hiduplah yang berarti karena setiap kebaikan kita adalah sedekah.

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


Unit
14
Berbicara

Jenis karya sastra yang paling populer dan banyak dibaca orang dengan pemahaman yang
memadai saat ini adalah cerpen. Cerpen merupakan karya naratif imajinatif. Cerita pendek
cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi yang lebih
panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel.
Setiap peristiwa yang diceritakan dalam cerpen selalu dilatarbelakangi oleh tempat,
waktu maupun situasi tertentu. Akan tetapi, dalam cerpen latar bukan hanya berfungsi sebagai
latar yang bersifat fisikal untuk membuat suatu cerita menjadi logis. Namun, cerpen juga
memiliki fungsi psikologis sehingga latar pun mampu menuansakan makna tertentu yang
menggerakkan aspek kejiwaan pembacanya. Bahkan terkadang latar dalam cerpen berhubungan
dengan realitas social yang terjadi di masyarakat. Hubungan tersebut dapat dilihat dari peristiwa
yang digambarkan dalam cerpen.

KEGIATAN SATU
Menjelaskan hubungan latar suatu cerpen (cerita pendek) dengan realitas sosial
Indikator:
 Menentukan tema cerpen
 menunjukkan latar tempat dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
 menunjukkan latar waktu dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
 menunjukkan latar suasana dalam cerpen dan disertai bukti yang mendukung
 menyampaikan hubungan latar suatu cerpen yang relevan dengan kehidupan sehari-hari

Dalam pembelajaran ini, kalian diharapkan mampu menemukan tema cerpen,


menunjukkan latar tempat, waktu dan suasana dalam cerpen. Selanjutnya, Kalian diharapkan
mampu menyampaikan hubungan latar suatu cerpen dengan kehidupan sehari-hari..

Hidup sekali, hiduplah yang berarti karena setiap kebaikan kita adalah sedekah.

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


KEGIATAN AWAL
Untuk melatih kalian mengetahui latar cerpen dan hubungannya dengan realitas sosial, bacalah
cerita pendek berikut ini!

Robohnya Surau Kami

Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke sudah meninggal. Dan tinggalah surau itu tanpa
kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan penjaganya. Hingga anak-anak
akan berhenti di dekat pasar. Melangkahlah menggunakannya sebagai tempat bermain,
menyusuri jalan raya arah ke barat. Maka kira- memainkan segala apa yang disukai mereka.
kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering
di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke suka mencopoti papan dinding atau lantai di
kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke malam hari.
jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan
Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada Jika Tuan datang sekarang, hanya akan
kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat menjumpai gambaran yang mengesankan suatu
buah pancuran mandi. kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu
kian hari kian cepat berlangsungnya. Secepat
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui anak-anak berlari di dalamnya, secepat
seorang tua yang biasanya duduk di sana perempuan mencopoti pekayuannya. Dan yang
dengan segala tingkah ketuaannya dan terutama ialah sifat masa bodoh manusia
ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia sekarang, yang tak hendak memelihara apa yang
sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang tidak dijaga lagi.
memanggilnya Kakek.
Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah
Sebagai penjaga surau, Kakek tidak mendapat dongengan yang tak dapat disangkal
apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang kebenarannya. Beginilah kisahnya.
dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan
ia mendapat seperempat dari hasil Sekali hari aku datang pula mengupah kepada
pemunggahan ikan mas dari kolam itu. Dan Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku,
sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali
Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia duduk
dikenal. Ia lebih dikenal sebagai pengasah pisau. dengan lututnya menegak menopang tangan dan
Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. dagunya. Pandangannya sayu ke depan, seolah-
Orang-orang suka minta tolong kepadanya, olah ada sesuatu yang mengamuk pikirannya.
sedang ia tak pernah meminta imbalan apa-apa. Sebuah belek susu yang berisi minyak kelapa,
Orang-orang perempuan yang minta tolong sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan
mengasahkan pisau atau gunting, memberinya pisau cukur tua berserakan di sekitar kaki Kakek.
sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki yang Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan
minta tolong, memberinya imbalan rokok, belum pernah salamku tak disahutinya seperti
kadang-kadang uang. Tapi yang paling sering saat itu. Kemudian aku duduk di sampingnya dan
diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek,
senyum. "Pisau siapa, Kek?"
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia "Ajo Sidi."

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


"Ajo Sidi?" barangkali. Karena aku telah berulang-ulang
Kakek tidak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau
si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu dia. kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku
Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang sudah di sini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu
mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa mengikat apa yang kulakukan semua, bukan? Terkutukkah
orang2-orang dengan bualannya yang aneh- perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua
aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang terjadi pekerjaanku?"
karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya.
Sebagai pembual, sukses terbesar baginya ialah Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku
karena semua pelaku-pelaku yang tahu, kalau Kakek sudah membuka mulutnya, dia
diceritakannya menjadi model orang untuk diejek takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan
dan ceritanya menjadi pemeo akhirnya. Ada-ada pertanyaannya sendiri.
saja orang-orang di sekitar kampungku yang "Sedari mudaku aku di sini, bukan? Tak kuingat
cocok dengan watak pelaku-pelaku ceritanya. punya istri, punya anak, punya keluarga seperti
Ketika sekali ia menceritakan bagaimana sifat orang-orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku
seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin rumah.
yang ketagihan jadi pemimpin berkelakukan Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan
seperti katak itu, maka untuk selanjutnya kepada Allah Subhanahu wataala. Tak pernah
pemimpin tersebut kami sebut pemimpin katak. aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor
enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek akan dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka.
kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan,
telah membuat bualan tentang Kakek? Dan sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama
bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak
ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi, "Apa kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan
ceritanya, Kek?" itu ada dan pengasih dan penyayang kepada
"Siapa?" umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi.
"Ajo Sidi." Aku bersuci. Aku pukul beduk membangunkan
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab. manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-
"Kenapa?" Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku puji-puji
"Mudah-mudahan pisau cukur ini, yang kuasah Dia. Aku baca Kitab-Nya. 'Alhamdulillah' kataku
tajam-tajam ini, menggoroh tenggoroknya." bila aku menerima karunia-Nya. 'Astagfirullah'
"Kakek marah?" kataku bila aku terkejut. 'Masya Allah', kataku
"Marah? Ya kalau aku masih mudah, tapi aku bila aku kagum. Apakah salahnya pekerjaanku
sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."
lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau
imanku rusak karenanya, ibadatku rusak Ketika Kakek terdiam agak lama, aku
karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, menyelakan tanyaku. "Ia katakan Kakek begitu,
beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah Kek?"
begitu lama aku menyerahkan diriku kepada- "Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah
Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang kira-kiranya."
sabar dan tawakal." Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi
belas kepadanya. Dalam hatiku aku mengumpati
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang Ajo Sidi. Tapi aku lebih ingin mengetahui apa
memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya cerita Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek.
lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?" Dan ingin tahuku menjadikan aku nyinyir
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi.

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


nyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu,
ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku
"Pada suatu waktu,' kata Ajo Sidi memulai, 'di juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan
akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umat-
yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di Mu.'
samping-Nya. Di tangan mereka tergenggam 'Lain?'
daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak
orang yang diperiksa. Maklumlah di mana-mana Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah
ada perang. Dan di antara orang-orang yang menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia
diperiksa itu ada seorang yang di dunia dinamai insaf, bahwa pertanyaan Tuhan bukan asal
Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum bertanya saja, tentu ada lagi yang belum
saja, karena ia sudah begitu yakin akan dikatakannya. Tapi menurut pendapatnya, ia
dimasukkan ke surga. Kedua tangannya telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi
ditopangkan di pinggang sambil membusungkan apa yang harus dikatakannya. Ia termenung dan
dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba
dilihatnya orang-orang yang masuk neraka, menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji
bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air matanya
ketika ia melihat orang yang masuk surga, ia mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka
melambaikan tangannya, seolah hendak itu.
mengatakan 'selamat ketemu nanti'. Bagai tak
habis-habisnya orang yang berantri begitu 'Lain lagi?' tanya Tuhan.
panjangnya. Susut di muka, bertambah yang di 'Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan
belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala yang Mahabesar, lagi Pengasih dan Penyayang,
sifat-Nya. Adil dan Mahatahu.' Haji Saleh yang sudah kuyu
mencobakan siasat merendahkan diri dan
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil memuji Tuhan dengan pengharapan semoga
tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu Tuhan bisa berbuat lembut terhadapnya dan
Tuhan mengajukan pertanyaan pertama. tidak salah tanya kepadanya.
'Engkau?'
'Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Tapi Tuhan bertanya lagi: 'Tak ada lagi?'
Haji Saleh namaku.' 'O, o, ooo, anu Tuhanku. Aku selalu membaca
'Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Kitab-Mu.'
Nama hanya buat engkau di dunia.' 'Lain?'
'Ya, Tuhanku.' 'Sudah kuceritakan semuanya, o, Tuhanku. Tapi
'Apa kerjamu di dunia?' kalau ada yang aku lupa katakan, aku pun
'Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.' bersyukur karena Engkaulah yang Mahatahu.'
'Lain?' 'Sungguh tidak ada lagi yang kaukerjakan di
'Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa dunia selain yang kauceritakan tadi?'
aku menyebut-nyebut nama-Mu.' 'Ya, itulah semuanya, Tuhanku.'
'Lain?' 'Masuk kamu.'
'Segala tegah-Mu kuhentikan, Tuhanku. Tak Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji
pernah aku berbuat jahat, walaupun dunia Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti
seluruhnya penuh oleh dosa-dosa yang kenapa ia dibawa ke neraka. Ia tak mengerti apa
dihumbalangkan iblis laknat itu.' yang dikehendaki Tuhan daripadanya dan ia
'Lain?' percaya Tuhan tidak silap.
'Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di
daripada beribadat menyembah-Mu, menyebut- neraka itu banyak teman-temannya di dunia

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia Haji Saleh yang jadi pemimpin dan juru bicara
tambah tak mengerti dengan keadaan dirinya, tampil ke depan. Dan dengan suara yang
karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu menggeletar dan berirama indah, ia memulai
tak kurang ibadatnya dari dia sendiri. Bahkan pidatonya: 'O, Tuhan kami yang Mahabesar.
ada salah seorang yang telah sampai empat Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu
belas kali ke Mekah dan bergelar syekh pula. yang paling taat beribadat, yang paling taat
Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya menyembah-Mu. Kamilah orang-orang yang
kenapa mereka dinerakakan semuanya. Tapi selalu menyebut nama-Mu, memuji-muji
sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun, kebesaran-Mu, memprogandakan keadilan-Mu,
tak mengerti juga. dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal di luar
kepala kami. Tak sesat sedikit pun kami
'Bagaimana Tuhan kita ini?' kata Haji Saleh membacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang
kemudian, 'Bukankah kita disuruh-Nya taat Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kemari,
beribadat, teguh beriman? Dan itu semua sudah Engkau masukkan kami ke neraka. Maka
kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini kita sebelum terjadi hal-hal yang tak diingini, maka di
dimasukkan-Nya ke neraka.' sini, atas nama orang-orang yang cinta pada-Mu,
'Ya, kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang kami menuntut agar hukuman yang Kaujatuhkan
senegeri dengan kita semua, dan tak kurang kepada kami ditinjau kembali dan memasukkan
ketaatannya beribadat,' kata salah seorang di kami ke surga sebagaimana yang Engkau
antaranya. janjikan dalam kitab-Mu.'
'Ini sungguh tidak adil.'
'Memang tidak adil,' kata orang-orang itu 'Kalian di dunia tinggal di mana?' tanya Tuhan.
mengulangi ucapan Haji Saleh. 'Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di
'Kalau begitu, kita harus minta kesaksian atas Indonesia, Tuhanku.'
kesalahan kita.' 'O, di negeri yang tanahnya subur itu?'
'Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau Ia 'Ya benarlah itu, Tuhanku.'
silap memasukkan kita ke neraka ini.' 'Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh
'Benar. Benar. Benar.' Sorakan yang lain logam, minyak, dan berbagai bahan tambang
membenarkan Haji Saleh. lainnya, bukan?'
'Kalau Tuhan tidak mau mengakui kesilapan- 'Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri
Nya, bagaimana?' suatu suara melengking di kami.'
dalam kelompok orang banyak itu. Mereka mulai menjawab serentak. Karena fajar
'Kita protes. Kita resolusikan,' kata Haji Saleh. kegembiraan telah membayang di wajahnya
'Apa kita revolusikan juga?' tanya suara yang kembali. Dan yakinlah mereka sekarang, bahwa
lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada
gerakan revolusioner. mereka itu.
'Itu tergantung pada keadaan,' kata Haji Saleh.
'Yang penting sekarang, mari kita 'Di negeri di mana tanahnya begitu subur, hingga
berdemonstrasi menghadap Tuhan.' tanaman tumbuh tanpa ditanam?'
'Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi 'Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.'
saja, banyak yang kita peroleh,' sebuah suara 'Di negeri, di mana penduduknya sendiri
menyela. melarat?'
'Setuju. Setuju. Setuju.' Mereka bersorak 'Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.'
beramai-ramai. 'Negeri yang lama diperbudak orang lain?'
Lalu mereka berangkatlah bersama-sama 'Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu,
menghadap Tuhan. Dan Tuhan bertanya, 'Kalian Tuhanku.'
mau apa?' 'Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya,

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


dan diangkut ke negerinya, bukan?' 'Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami,
'Benar, Tuhanku. Hingga kami tak mendapat menyembah Tuhan di dunia?' tanya Haji Saleh.
apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.' 'Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu
'Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk
dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil neraka, karena itu kau taat bersembahyang. Tapi
tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri,
bukan?' melupakan kehidupan anak istrimu sendiri,
'Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta sehingga mereka kucar-kacir selamanya.
benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bagi
kami ialah menyembah dan memuji Engkau.' Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu
egoistis. Padahal engkau di dunia berkaum,
'Engkau tetap rela melarat, bukan?' bersaudara semuanya, tapi engkau tak
'Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.' mempedulikan mereka sedikitpun.' "
'Karena kerelaanmu itu, anak cucumu tetap juga
melarat, bukan?' Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari
'Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.
mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu mereka Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-
hafal di luar kepala.' pagi, istriku berkata apa aku tak pergi
'Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya menjenguk.
tidak dimasukkan ke hatinya, bukan? "Siapa yang meninggal?" tanyaku kaget.
'Ada, Tuhanku.' "Kakek."
'Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu "Kakek?"
melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. "Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di
Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain suraunya dalam keadaan yang mengerikan
mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan sekali. Ia menggoroh lehernya dengan pisau
engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, cukur."
saling menipu, saling memeras. Aku beri kau "Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara," kataku
negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih seraya cepat-cepat meninggalkan istriku yang
suka beribadat saja, karena beribadat tidak tercengang-cengang.
mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku
Sedang aku menyuruh engkau semuanya berjumpa dengan istrinya saja. Lalu aku tanya
beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku dia.
ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga
kerjamu lain tidak memuji-muji dan "Ia sudah pergi," jawab istri Ajo Sidi.
menyembahku saja. Tidak. Kamu semua mesti "Tidak ia tahu Kakek meninggal?"
masuk neraka. Hai, Malaikat, halaulah mereka ini "Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar
kembali ke neraka. Letakkan di keraknya!' dibelikan kain kafan buat Kakek tujuh lapis."
"Dan sekarang," tanyaku kehilangan akal
Semua pucat pasi tak berani berkata apa-apa sungguh mendengar segala peristiwa oleh
lagi. Tahulah mereka sekarang apa jalan yang perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun
diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga bertanggung jawab,
kepastian apakah yang dikerjakannya di dunia itu "dan sekarang ke mana dia?"
salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya "Kerja"
kepada Tuhan. Ia bertanya saja pada malaikat "Kerja?" tanyaku mengulangi hampa.
yang menggiring mereka itu. "Ya, dia pergi kerja."

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


Menentukan Tema Cerita

Tema yang diangkat dalam cerpen biasanya sesuai dengan amanat/pesan yang hendak
disampaikan oleh pengarang. Tema menyangkut ide cerita. tema menyangkut keseluruhan isi
cerita yang tersirat dalam cerpen. Tema dalam cerpen dapat mengangkat masalah persahabatan,
cinta kasih, permusuhan, dan lain-lain. Hal yang pokok adalah tema berhubungan dengan sikap
dan pengamatan pengarang terhadap kehidupan. Pengarang menyatakan idenya dalam unsur
keseluruhan cerita. Mencari arti sebuah cerpen pada dasarnya adalah mencari tema yang
terkandung dalam cerpen tersebut. Cerpen yang baik memiliki penafsiran bagi pembaca setelah
membaca cerpen tersebut. Perhatikan contoh berikut ini!

ROBOHNYA SURAU KAMI

"Marah? Ya kalau aku masih mudah, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan
ragam. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak
karenanya, ibadatku rusak karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik,
beribadat, bertawakal kepada Tuhan. Sudah begitu lama aku menyerahkan diriku
kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang yang sabar dan tawakal."

Dari kutipan tersebut dapat diketahui bahwa tema dalam cerpen


Robohnya Surau kami adalah wujud beribadah kepada Allah dalam
kehidupan sehari-hari

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa tema dalam cerpen “Suap” adalah
tentang “Perbuatan Curang Menghilangkan Budaya Adil Dalam Kehidupan
Masyarakat dan Melenyapkan Nilai-Nilai Kemanusiaan”

 Latihan (KERJAKAN!)

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


Tentukan tema dalam kutipan cerpen berikut ini!
No. Kutipan Tema Alasan
1. Aku memang tenar. Aku diburu para
pencari berita. Namaku didengung-
dengungkan banyak orang. Tidak jarang
foto-fotoku juga nampang di media
massa. Tetapi, ketenaranku bukanlah
sebentuk ketenaran yang dimiliki oleh
para penggemar. Aku tenar karena
statusku, terpidana mati yang tengah
menanti eksekusi.
2. “kebencianku meluap ketika perlahan ia
menggerogoti fasilitas yang kami miliki.
Mahasiswa lain tak menyadari hal itu. ia
menghasut pejabat kampus yang
menangani bagian fasilitator, mengambil
semua hak-hak kami. Bahkan ketika
basecamp kami terbakar, ia turut
berperan dalam penuduhan bahwa
kamilah, anak-anak ingusan ini yang
melakukannya. Tentu saja tak ada yang
dipenjara karena tak ada bukti otentik
yang menyatakan kecelakaan ini
direkayasi. Seoramg lagi temanku tewas
dalam kebakaran itu.

B
Menunjukkan Latar Tempat dalam Cerpen disertai Bukti yang Mendukung

Apabila kita mengamati diri sendiri maka kita juga dapat mengetahui bahwa tubuh kita
selalu berada di suatu tempat tertentu, mungkin di kamar tidur, kamar mandi, meja makan, atau
jalan dan lain-lainnya. Dengan demikian, setiap peristiwa dalam kehidupan pada dasarnya juga
selalu berlangsung di tempat-tempat tertentu yang berhubungan dengan daerah, misalnya kota
Robohnya Surau Kami
atau desa, lokal, misalnya rumah atau kantor dan tempat-tempat lain. Apa yang dipaparkan
tersebut juga berlaku dalam cerpen karena peristiwa yang dikisahkan dalam cerpen juga
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis,
Tuan akanoleh
dilatarbelakangi berhenti di dekat
tempat. pasar.
Pada Melangkahlah
cerpen robohnyamenyusuri jalan raya
surau kami, arahdilihat
dapat ke barat. Maka
latar tempat
kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah Tuan di jalan kampungku. Pada simpang
seperti dalam contoh berikut ini:
kecil ke kanan, simpang yang kelima, membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan
nanti akan Tuan temui sebuah surau tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya
mengalir melalui empat buah pancuran mandi.

Kutipan cerpen tersebut menunjukkan latar tempat di sebuah kota yang terdapat
surau tua. Hal tersebut bisa dilihat pada kalimat pertama (Kalau beberapa tahun
yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis, Tuan akan
berhenti di dekat pasar)Terampil
dan kalimat ke Bahasa
empat dalamdan Sastra
paragraf Indonesia
tersebut (Dan di
ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau tua).
 Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut!
Lanjutkanlah mendeskripsikan latar tempat yang terdapat dalam cerita pendek tersebut,
disertai dengan bukti berupa dialog, monolog ataupun narasi !

No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan

C Menunjukkan Latar Waktu dalam Cerpen disertai Bukti yang Mendukung

Sebuah peristiwa yang digambarkan dalam cerpen tidak terlepas dari waktu kejadian itu
berlangsung. Dalam cerpen Robohnya Surau Kami latar waktu digambarkan pada kutipan
berikut ini

“Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggalah surau
itu tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain,
memainkan segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar,
Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia
sering suka mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari”.
Kutipan tersebut menggambarkan bahwa kakek sekarang sudah meninggal dan tidak ada
lagi yang menjaga surau. Perempuan yang kehabisan kayu bakar sering suka mencopoti papan
dinding atau lantai di malam hari. Kata sekarang dan di malam hari menunjukkan latar waktu
saat kejadian berlangsung.

 Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut!
Lanjutkanlah mendeskripsikan latar waktu yang terdapat dalam cerita pendek tersebut,
disertai dengan bukti berupa dialog, monolog ataupun narasi !
No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan

D Menunjukkan Latar Suasana dalam Cerpen dan Disertai Bukti yang Mendukung

Dalam sebuah cerita pasti merekam suasana yang dtimbulkan dari peristiwa yang
diceritakan. Berbagai suasana pun dapat digambarkan dalam sebuah cerpen, mulai dari suasana
yang menyedihkan, menyenangkan dan suasana lainnya. Melalui suasana yang digambarkan
dalam cerpen, pembaca dapat merasakan suasana peristiwa yang digambarkan, sehingga
pembaca “Sebagai
dapat hanyut terbawa
penjaga surau,suasana. Dalam
Kakek tidak cerpenapa-apa.
mendapat Robohnya Surau
Ia hidup dariKami suasana
sedekah yang
memprihatinkan yangsekali
dipungutnya dialami oleh kakek
se-Jumat. Sekalidigambakan dalam
enam bulan ia kutipan
mendapat berikut ini.
seperempat dari hasil
pemunggahan ikan mas dari kolam itu ”.

Suasana yang digambarkan dalam kutipan cerpen tersebut begitu


memprihatinkan. Kakekyang bertugas menjaga Surau tidak mendapatkan apa-apa,
semestinya jika dalam kehidupan nyata sekecil apa pun bekerjaan kita akan
mendapatkan upah sebagai pengganti kerja keras kita.
Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia
 Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut!
Lanjutkanlah mendeskripsikan latar suasana yang terdapat dalam cerita pendek tersebut,
disertai dengan bukti berupa dialog, monolog ataupun narasi !
No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan

E Menyampaikan Hubungan Latar Suatu Cerpen yang Relevan dengan Kehidupan


Sehari- Hari
Saat selesai membaca sebuah cerita pendek, mungkin kalian pernah merasakan ada latar
yang sama dengan kehidupan kita. Hal tersebut merupakan keunikan cerita pendek yang
merupakan produk imajinatif pengarang sebagai anggota kelompok masyarakat. Dalam
melahirkan sebuah karya sastra tak jarang pengarang terinspirasi dari kehidupan nyata yang
dilihatnya dalam masyarakat. sehingga tidak heran bila latar cerita yang ia tulis sama dengan
sebuah peristiwa yang pernah terjadi di masyarakat. Jadi, selain sebagai cerita imajinatif, cerita
pendek pun sebenarnya merupakan rekaan dari kehidupan nyata. Dalam crpen Robohnya Surau
Robohnya Surau Kami
Kami latar yang digambarkan dan masih relevan dengan kehidupan saat ini terlihat pada kutipan
Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih dikenal sebagai pengasah pisau. Karena ia
berikut ini.
begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong kepadanya, sedang
ia tak pernah meminta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang minta tolong
mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang laki-laki
yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang paling
sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


Latar dalam kutipan tersebut menggambarkan keadaan tokoh Kakek yang dikenal sebagai
pengasah pisau. Orang-orang yang biasa minta tolong padanya tanpa dimintai imbalan apa pun,
tergantung kesadaran mereka, bahkan yang paling sering hanya mengucapkan terimakasih dan
sedikit senyum. Tentunya keadaan ini menggambarkan suasana yang cukup menyedihkan karena
sekecil apa un pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, harus kita hargai. Apabila dikaitakan
dengan kondisi saat ini begitu relevan. Alasannya pada kehidupan nyata, seseorag dikenal
terlebih karena pekerjaan atau status sosialnya. Kehidupan masyarakat saat ini cenderung kurang
bisa menghargai pekerjaan orang lain, bahkan terkadang ada yang mencemoh seseorang hanya
karena status sosialnya rendah. Dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini pasti membawa suasana
yang menyedihkan, karena pada dasarnya seseorang bekerja untuk memeroleh upah yang
digunakannya untuk menyambung hidupna, bagaimana jika yang mereka dapat hanya ucapan
terimakasih? Apakah cukup dengan ucapan terimakasih mereka bisa menyambung hidup?

 Latihan (KERJAKAN!)
Bacalah kembali cerita pendek Robohnya Surau Kami karya AA. Navis tersebut! Lanjutkanlah
mendeskripsikan Hubungan Latar Suatu Cerpen yang Relevan dengan Kehidupan Sehari- Hari
yang terdapat dalam cerita pendek tersebut, disertai dengan bukti berupa dialog, monolog
ataupun narasi !
No. Bukti Kutipan Paragraf Alasan

Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia


Terampil Bahasa dan Sastra Indonesia

Anda mungkin juga menyukai