Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS NOVEL BERJUTA RASATERE LIYE

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Sastra Lanjut


Dosen Pengampu : Dr. Dwi Rohman, M.Pd

Oleh

Dinda Meydila : 1701201010

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2018
BERJUTA RASANYA
TERE LIYE

SINOPSIS
Hiks , kupikir kau naksir aku
Kejadian menyebalkan ini berawal karena tabiat Putri yang mirip banget dengan
cewek –cewek Abg sedang jatuh cinta. Selalu membesar-besarkan kejadian sepele ,tertawa
riang saat menceritaka hal sepele yang seolah-olah itu pertanda cinta. Bayangin cowok lagi
kentut aja disangka cowok itu grogi saat ketemu dengan nya.Apalagi pas liat mukanya
memerah berkeringatan . “ Aduh ,aku nggaknyangka dia bakal se nervous itu ,tin!kayak nya
dia juga suka deh sama aku!”mataPutri berbinar-bianar bak bintang kejora saat
menceritakannya.Padahal kalauPutri mau waras dikit ,jelas-jelas cowok itu kebelet mau
kekamar mandi pengen pup! Tapi mana ada coba rasionalitas bagi orang yang sedang jatuh
cinta.
Mungkin ada benarnya juga buku yang selama ini aku baca,kalau orang sedang jatuh
cinta terkadang terbelenggu oleh ilusi yang diciptakan hatinya sendiri. Ia tak kuasa
membandingkan mana yang benar –benar nyata dan mana yang hanya sekedar ilusi semata.
Kejadian sepele yang bisa membuat hati nya begitu senang.Dan saat dia tersadar hatinya
hancur berkeping –keping. Patah hati ! menuduh bahwa dia hanya di permainkan saja .
Berikut adalah rangkaian kejadian yang akan membuat kalian paham betapa
menjengkelkannya tabiat putri selama seminggu terakhir,dan semoga setelah kalian tahu
kalian bisa membandingkan dengan tabiat klian sendiri.
Kejadian pertama
Rio. Ganteng jangan ditanya lagi pastilah dia ganteng
Rio adalah salah satu cowok yang paling ganteng di kampus kami.Sudah sejak dulu putri
menjadi penggemar beratnya. Hanya saja selama dia belum ada kesempatan dan
pemicunya.Jadi putri hanya sebatas penggagum rahasianya paling santer hanya jadi bahan
ejekan. Di bawah tenda biru sepanjang jalan depan kosan kami tempat dimana kami sering
makan malam bersama. Setahuku saat ini Putri belum naksir berat dengan Rio.
Tepat seminggu yang lalu,peristiwamenggelikan itu dimulai. Perasaan putri semakin
bertambah besar ketika malam itu selepas dari warung tenda aku dan putri berkunjung ke
Bubu.Bubu adalah kafe buku yang terletak tidak jauh dari kosan kami.Tempatnya asik untuk
duduk –duduk santai sambil membaca buku atau pun mengerjakan tugas kampus.Konsep
Bubu setengah kafe dan setengah toko buku.Ya…. meski koleksi buku nya tidak sekomplit
toko buku besar.Sari teman kosku juga ikut. Entah malam itu aku heran dengan Putri kenapa
Putri mau ikut dengan kami, padahal Putri paling benci bila disuruh baca novel .
Kami bertiga duduk di bangkku yang sama di salah satu sudut ruangan. Saat aku
sendang tenggelam membaca novel karya pengarang domestik amatir, Putri asik
mengerjakan tugas kuliahnya. Jam berlalu begitu cepat,tanpa kami sadari kami telah berada
di tempat itu selama setengah jam dan eng-ing –eng siapa yang datang. Yups , Rio yang
datang dengan mengenakan jeans belel dan kaos putih. Rio yang tadi berbasa basi dengan
penjaga kafe melambaikan tangannya kearah ku duduk.
Biasa sajakan aku kenal deket dengan Rio sama seperti Putri kenal dengan Rio.
Tanpa pikir panjang Rio menghampiri sudut ruangan mungkin mencari buku yang
diinginkannya. Entah lah apa yang membut putri tersenyum- senyum sedirian. Setelah sejam
kami memutuskan untuk pulang terlebih dahulu.Setiba di kamar kosan putri menajak ku
berbicara tentang Rio. Topik pembicaraan malam ini semua tentang Rio,Rio ,dan Rio “Dia
tadi pas masuk melambaikan tangan nya ke gue, Tin. Dia tersenyum lebar. Gue nggak
nyangka kalau dia ramah banget.Gue pikir dia itu orang nya sombong”aku hanya mengankat
bahu. “Eh tau gak Tin sejam di bubu tadi dia sering ngelihat kemeja kita gue malah sempat
bersitatap dengannya.Dia tersenyum lebar banget.”muka putri yang terlihat memerah
Kucoba untuk menggodanya “ lu naksir Rio,ya!”putri membalas ku dengan
melempar guling “kenapa ya dia sering banget ngelirik ke meja kita!” sambil menatap langit
langit kamar
“ itu kan Cuma perasaan mu doang, Put!”
“ enggak kok .Beneran …”putrid ngotot mempertahankan agumennya.
Sudah larut malam malas untuk melanjutkan debat nya. Semakin lama suara Putri pun
tergantikan oleh suara nyanyian jangkrik nan merdu dan hinggapan binatang serangga
nyamuk.
Kejadian kedua
Dimalam - malam selanjutnya putri semangat banget untuk ikut berkunjung ke Bubu .
Aku hanya tertawa kecil melihatnya ,kami pun bertiga pergi ke Bubu bersama-sama. Saat di
perjalanan Putri selalu bilang “semoga Rio ada disana”dan benar saja Rio ada disana malam
itu jadwal membaca buku ku dua jam mendadak berubah menjadi menjengkelkan,Putri
berkali-kali menyikut tangan ku ketika Rio melihat ke meja kami. Itu yang memperkuat
bahan ilusi putri .” Apa yang gue bilang,dia memang sengaja melihat ke meja kita kan.” Puti
mengatakan dengan antusias .”Biasa aja lagi Put, lu aja yang keseringan melirik dia, jadi dia
kan refleks mengangkat kepalanya.” Ku kenapa sih gak bisa melihat temen seneng !”
Aku tertawa lebar sebenarnya maksud Rio sama seperti maksud Putri yang maksa-
maksa dirinya datang ke Bubu. Aku sebenarnya malas untuk menjelaskan nya karena hampir
tiap malam Rio memang di Bubu.Bahkanjauh jauh hari sebelum aku terbiasa datang ke
Bubu.Tapi malam ini aku benar-benar tak habis berfikir “jangan-jangan yang dikatakan Putri
itu benar!”tak biasanya Rio melirik ke meja kami jangan-jangan dia naksir....yang jelas bukan
naksir Putri.
Kejadian ketiga
Malam berikut – berikutnya aku dan Putri kembali berkunjung ke Bubu. Kali ini
dengan semangat pembuktian. Tadi sepanjang siang aku menggodanya: “Itu hanya perasaan
lu dong,Put!”Dan Putri justru marah, mengajakku untuk membuktikannya malam ini.”
Yups! ketika kami datang Rio sudah duduk rapi di meja seperti biasanya. “Biasa saja
dong,Put!”suara ku memudarkan lamunan Putri.” Eh eh dia ngelihatin gue tu!”
“Giamana dia gak balik ngelihatin lu,kalau lu aja nggak berhenti ngeihatin dia!” Rio
diseberang meja menganggukan kepala dan terenyum lebar. Setelah beberapa lama kami
memutuskan pulang,celakanya saat kami melangkah akan meninggalkan Bubu Rio
memanggil kami
“eh …..kertasnya ketinggalan”
“Eh… eh iya ,lupa …”dengan salah tingkahnya Putri menjawab.
“kan repot kalau gue yang mesti nganter kertas ini ke rumah kalian gue kan gak tau alamat
kalian” Rio tertawa lebar
Putri mendadak gagap menjawab nya “makasih ya..”
“Kenapa lu gak sekalian sebutin alamat lu biar dia tau kelakuan aneh lu”jawab ku denggan
agak malas
“Apa lagi coba dia tanganya alamat…kalau dia juga suka sama aku”
Kejadian keempat
Kali ini benar benar membuat ku binggung karena di hari ini tepat di hari ulang tahun
Putri saat kami sedang duduk di salah satu warung tenda Soto Korno.Aku,Sari dan Putri
sedang asik-asiknya makan karena Putri yang traktir. Tiba-tiba datang Rio. Mereka seperti
ada feeling satu sama lain.
” Hello semua lagi apa!kebetulan banget kalian lagi kumpul”suara Rio yang menghentikan
keramaian.
Dan kalian bisa membayangkan apa yang terjadi malam itu di kosan. Aku kehabisan
bahan untuk memutar balikan kata kata Putri.”Tu kan dia tadi sengaja datang hanya untuk
bertemu dengan ku kan,Tin.” Sengaja Tin”
“Okey emang dia sengaja datang tapi bukan karena kamu juga dong,Put”
“Kenapasih lu gak suka liat temen seneng? Jangan-jangan lu naksir Rio ya…et….tapi
cayang ..kacian ….Rio nya naksir sama aku”Putri tertawa sangat lebar dengan fakta yang
baru.
Kejadian kelima
Sejak semalam itu tidak ada diskusi menarik lagi tentang Rio.Saat kami sedang duduk
dan mengobrol datang lah Rio dengan membawa dua buah tiket nonton.
“Eh aku punya dua tiket mau gak temenin aku nonton ?”sepasang matanya memandang
diriku
Tanpa pikir panjang putri mengganguk“mau”
Rio tidak merespon menunggi jawaban dari ku
Aku pun mengangguk mau.Malam harinya aku bersiap-siap dengan mengenakan gaun yang
bagus. Sesampai di sana aku diajak ngobrol.
“Eh..Sari tu dah punya cowok belum ?”
Glek seketika aku mematung dan menjawab dengan terbata-bata “Eh ya Sa-ri ..?”
Seketiaka luluh semua kebahagian ku mendadak pusing mendengar kalimat yang terlontar
dari mulut Rio.
Aku berkunanang kunang “ Tin sudah lama banget aku naksir Sari beberapa hari lalu saat di
Bubu aku gak bisa tahan untuk tertawa saat melihat Sari aku gak bisa tahan diri untuk melirik
nya wajah nya sangat cantik.
Kepaka ku pusinng semakin pusing ternyata ini maksud dari semua kejadian di Bubu.
“Waktu Putri ulangtahun itu aku sengaja datang hanya untuk bisa bertemu dengan
sari.Ampun kenapa gue jadi malu-maluin gini seharusnya gue bisa ngajak ngobrol Sari
langsung malam itu.Tapi sudah lah malam ini aku ajak lu nonton konser sebenarnya pengin
nanya nanya soal Sari?”
Sekarang aku benar-benar tidak bisa dengar kalimat Rio lagi aku sudah terkapar di kursi tak
berdaya mendengar kalimat yang di lontarkan Rio.
 UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
Hiks, kupikir kau naksir aku (cerpen 2)
Unsur Intrinsik
Judul : Hiks, kupikir kau naksir aku
Tema : Tabiat putri yang menyebalkan menyebabkan timbulnya masalah
Tokoh dan watak
1.      Putri : Percaya diri tinggi
“ apalagi coba maksud nya jelas jelas dia nanya nalamat kosan gue,kan?”
2.      Tin : Pendendam dan percaya diri tinggi
Aku mengumpat sebel.Berseru jengkel. Semoga putri tidak sakit hati saat mengetahui kalau
sebenarnya segala lirikan,senyumannya dan juga peremuan yang tidak sengaja di hari ulang
tahunnya itu hanya untuk ku.
3.      Rio : Ramah
Lantas melihat ke sekeliling.Kemudian melambaikan tangan dan tersenyum lebar.
Latar
Tempat : Bubu
Malam itu aku dan putri selepas dari waeung tenda kami berkunjung ke bubu.
Waktu :Pukul 20.00WIB
Tepat pukul 20.00 WIB Rio datang dengan mengenakan jeans belel dan kaos putih.
Suasana : Senang
Aku bersenandung riang .
Sudut pandang : Orang pertama pelaku utama
Alur : Maju
Dari kejadian pertama,kejadian kedua,ketiga,keempat,dan seterusnya di Bubu berkenalan
dengan Rio sering bertemu Putri menyimpan hati kepada Rio.
Gaya bahasa : Metafora
Mata putri berbinar-binar macam bintang kejora
Amanat : Jangan membesar-besarkan suatu kejadian yang belum tentu benar
Ketika kita suka dengan seseorang jangan memberi harapan palsu kepada orang lain
hanya untuk mengetahui orang yang kita suka.
Unsur Ektrinsik
Nilai sosial :
Ketika kita suka dengan seseorang jang memberi harapan palsu kepada orang lainhanya
untuk mengetahui orang yang kita suka.
Keadaan lingkungan pengarang adalah seorang mahasiswi di salah satu kampus.Dia
sesesok yang rajin ke pergi ke Bubu hanya unuk membaca buku.
Bila Semua Wanita Cantik (cerpen 1)
Unsur Intrinsik
Judul : Bila Semua Wanita Cantik
Tema : vin yang salah mengartikan kecantikan sesungguhnya.
Tokoh dan watak
1.      Vin : Cengeng
“Mengapa nasib gue jelek sekali!”vin terisak menangis.
2.      Jo : Setia kawan
Berfikir berkali–kali dan akhirnya memutuskan untuk datang karena gue gak peduli,meski lu
berubah cantik tapi lu tetap menganggap gue sahabat.
Latar
Tempat : Sky cafe
Malam ini lagi lagi kami berkunjung ke Sky Cafe.
Waktu : Seminggu terakhir, malam
Dunia benar-benar terlihat jadi lebih indah seminggu terakhir.
Dan malam itu vin benar-benar menangis.
Suasana : Senang/happy
Tapi hari ini vin lagi happy.
Sudut pandang : Orang ketiga serba tahu
Alur : Maju
Saat vin kecil vin sering di ejek oleh teman temannya hingga sekarang.
Gaya bahasa : Sindiran sarkasme
Setiap hari di teriaki si gendut!gendut! badak!badak!.
Amanat : Kita harus mensyukuri apa yang telah diberikan kepada kita.
Unsur Ekstrinsik
Nilai religi : saat kita punya masalah berdoalah keada Tuhan agar di beri kemudahan
dalam menyelesaikan masalah.
Pandangan pengarang tentang makna kecantikan sesungguhnya.Bahwa cantik itu bukan
karena fisik tetapi karena hati yang kita miliki.
Cinta Zooplankton (cerpen 3)
Unsur Intrinsik
Judul :Cinta Zooplankton
Tema : Seorang cewek (Ayu) yang sabar dan telaten menjalani hubungan cinta meski
beberapa kali di khianati.
Tokoh dan watak
1.      Ayu : Penyabar / pemaaf
Coba lu hitung ini untuk berapa kalinya topan menyakitimu! Dengan beribu alasan inilah!
Itulah ampun lu mudah banget maafin dia.
2.      Topan : Penyayang, playboy
Topan melayani Ayu bak putri kerajaan. Menciun punggung tangan Ayu dengan lembut.
“Aku memang playboy, Yang! Aku memang penjahat !” .
3.      Aku (Dian) : Kasar
Itu nyata! Topan mempermainkan lu. Jadi cukup !ini “hp gue ,telepon Topan dan teriak KITA
PUTUS,PENJAHAT!” aku yang macam ketel air bordering tanda kelewat panas di atas
kompor, melempar Hp ke arah Ayu.
Latar
Tempat : Lobi bandara, rumah sakit
Pagi ini aku yang berdiri persis di Lobi kedatangan bandara.
Enam bulan terbaring lemah di Rumah Sakit .
Suasana : Hening sunyi
Aku..aku memang sering menyakiti mu selama ini Yang ..aku memang bsering berbohonng !
lemah suara Topan memecah kesunyian .
Waktu : Malam ini, pagi
“Gue harap mala mini lu sempat bertanya tentang cewek yang ada di kafe Town Square!”
Pagi ini aku yang berdiri tepat di Lobi kedatangan bandara.
Sudut pandang : Orang pertama pelaku utama
Alur : Maju mundur
Ayu menangis karena tabiat Topan yang sering menyakiti nya. Tapi Ayu tetap setia kepada
nya hingga suatu saat Topan jatuh sakit Ayu selalu ada di samping nya. Setelah beberapa
lama Topan ingat kembali dengan kenangan itu.
Gaya bahasa :
Asosiasi/silime : Topan melayani ayu bak putri kerajaan.
Sinisme : Aku memang playboy , aku memang penjahat .
Amanat : Jadilah orang yang pemaaf.
.
Unsur Ekstrinsik
Nilai moral : Seseorang yang pemaaf. Ketika kita mau bersabar menghadapi cobaan maka
kita akan mendapat imbalan
Pengarang mempunyai keyakinan bahwa kalau cinta sejati itu selalu ada disaat kita
butuhkan .dan di setiap perbuatan yang kita lakukan pasti kita akan mendapat imbalan nya di
kemudioan hari.
Cintanometer (cerpen 4)
Unsur Intrinsik
Judul : Cintanometer
Tema : kekhawatiran dewan kota tentang kisah percintaan anak muda hinggan
munculnya alat cintanolmeter
Tokoh dan watak
1.      Lenardo : Jujur
“Clarice,aku cinta pada mu”
2.      Clarice : Tak tau malu
Aku sudah tau lenardo “ gadis itu juga berteriak sambil memperhatikan alat yang ada di
telinganya.
3.      Desovon : lebay
“Patrice, andai kau minta bulan tentu tak sungkan aku berikan padamu.”
4.      Petrice : Pemalu
“Sudah lah,Desovon!”
Latar
Tempat : Ruang pesta di Balai kota
Dalam ruang pesta di Balai Kota aku memperkenalkan diri.
Waktu : Malam
Kemana kalian pergi malam itu hanya kau dapati segerombol anak muda yang mengenakan
alat itu.
Suasana : Senang
Mendengar laporan meningkatnya angka jatuh cinta anak muda di kota kami tetua kota
tersenyum bahagia.
Sudut pandang : Orang ke tiga terbatas
Gaya bahasa : Hiperbola :
Patrice,andai kau minta bulan tentu tak sungkan aku berikan.
Datau tologi : kasih sayang,rindu.
bertepuk sebelah tangan,bujang tua ,jomblo .
Amanat : Jangan jadi orang yang mudah jatuh cinta dan mudah melupakan
Jika kalian mempunyai perasaan terhadap seseorang jangan terlalu lama di
pendam
Unsur Ekstrinsik
Nilai sosial : antara orang satu dengan orang lain saling suka.
Keadaan Psikologis pengarang mempunyai prinsip yaitu cinta itu satu untuk selamanya .
Harga Sebuah Pertemuan (cerpen 5)
Unsur Intrinsik
Judul : Harga sebuah pertemuan
Tema : Demi ingin bertemu dengan seseoramng yang dia suka dia rela mengorbankan
keluarganya
Tokoh dan watak
1.      Aku (Putri sulung Ardem asmoro ) : Jahat ,licik
Malam itu aku memasukan bubuk racun brucine ke dalam tablet onbat peramping tubuh Sofia.
Aku lah yang berteriak histeris memanggil balmntuan seperti yang juga aku lakukan saat
menemukan mayat biru Sofia sebelumnya.
2.      Ardem asmoro : Tidak sertia
Malam itu Ajeng berteriak histeris meminta pertanggung jawaban Ardem asmoro karena dia
sudah berbadan dua.
3.      Ajeng : Pendendanm
Kemarahabn ajeng ternyata tidak cukup sampai di situ. Ajteng nekat memasukkan racun
kedalam tablet obat peramping Sofia.
4.      Sofia : Jahat ,pendendam
Malam itu juga,Sofia yang sakit hati terhinakan dan terkhianati membayar salah satu OB
untuk membubukan racun ke dalmam minuman yang di pesan mereka. Latar
Tempat : Kamar hotel
Dua mingggu setelah suami kakak wsepupunya di temukan mati di kamar hotel .
Kamar mandi
Dan seperti peristiwa semuinggu lalu dan dua muinggu lalu ,tubuh Ajeng di temukan membeku
tak bernyawa di kamar mandinya.
Kamar tidur
Sofia di temukan tak lagi bernyawa di tempat tidurnya.
Pemakaman
Di sore hari pemakaman Sofia di tengah tengah kesedihan para pelayat.
W aktu : Sore hari
Para pelayat Di sore hari pemakaman Sofia di tengah tengah kesedihan.
Suasana : sedih
Alur : Maju
Setelah di temukan 3 orang mayat baru di susun skenario satu,dua dan tiga yang berisi
tentang kejadian-kejadian sebelum di temukan mayat-mayat tersebut. Dan baru di temukan
siapa dalang balik pembunuhan ini.
Sudut pandang : Orang pertama sebagai penjelas
Gaya bahasa : Asosiasi
Suaranya terdengar bajk bulu perindu
Amanat : Jangan karena cinta kamu rela mengorbankan seluruh keluargamu
Jadilah orang yang tahhu memilih dan memilah antara yang baik dan tidak
baik .
Unsur Ekstrinsik
Nilai budaya : Saat melayat orang cenderung mengenakan busana dengan warna serba
hitam.
Keadaan Psikologis pembaca akan mengikuti jalannya cerita.
Kotak- Kotak Kehidupan Andrei (cerpen 6)
Unsur Intrinsik
Judul : Kotak-kotak kehidupan Andrei
Tema : Perubahan sikap Andrei
Tokoh dan watak :
1.      Ibu : Pemarah
Ibu menyeret,membentak ,brerteriak dan mwengeluarkan semua bentuk kemarahan
yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
2.      Andrei : Keras kepala
Tidak. Tidak ada sesuatu yang harus di khawatirkandengan kotak ini. Ibu ku pasti
bohong. Lihat lah betapa indahnya kotak ini.
3.      Sofia : Penyayang
Ia menaruh handuk dingin di kepala anaknya dengan hati hati.
4.      Anak : Perhatian
“ Ma, Papa kok belum pulang lagi !”gadis itu bertanya pelan dengan tatapan penuh
kerinduan .
Latar
Tempat : Ruangan
Lampu ruangan ku matikan .
Waktu : Malam
Lampu ruangan ku matikan .
Pagi
Tadi pagi aku sempat berpamitan dengan tiga bidadari kecil ku.
Suasana : Gelisah , rindu
“ Ma, Papa kok belum pulang lagi !”gadis itu bertanya pelan dengan tatapan penuh
kerinduan.
Alur : Maju
Ketika andrei kecil hingga tiumbuh dewasa sampai mempunyai keliuarga dan tiga
bidadari kecil.
Sudut pandang : Orang pertama pelaku utama
Gaya bahasa : personifikasi
Kotak pendora di atas lemari itu semakin menggoda dan mengundang ku.
Amanat : jangan pernah menyia-nyiakan orang yang engkau cinta dengan perubahan
sikapmu.
Unsur Ekstrinsik Nilai sosial : Hubungan yang erat antara anak dan ibunya.

LOVE Ver 7.0 & MARRIED Ver. 9.0 (cerpen 9)


Unsur Intrinsik
Judul : LOVE Ver 7.0 & MARRIED Ver. 9.0
Tema : Dunia Percintaan
Tokoh dan watak
1.      Tetua kota : Perhatian kepada masyarakat kota, bijak, prihatin
“Tetua kota mengumumkan akan mengembangkan software yang akan dinamai Love
ver 7.0. Seluruh penduduk kota yang sepanjang hari takzim menyimak perdebatan di
balai kota ramai bertepuk tangan. Menakjubkan! Sungguh solusi yang praktis, efisien,
dan khas kota kami yang ultra-modern. “
“Tetapi tahukah kalian? Saat Love ver 7.0 diluncurkan dua tahun silam, salah satu
tetua kota kami yang dari dulu terkenal bijak dan berhati-hati atas segala penemuan
dengan suara lemah putus asa berbicara.”
2.      Masyarakat kota: partisipatif
“Seluruh penduduk kota yang sepanjang hari takzim menyimak perdebatan di balai
kota ramai bertepuk tangan. Menakjubkan! Sungguh solusi praktis, efisien, dan khas
kota kami yang ultra-modern.”
3.      Anak muda : moderen
“Di malam hari, anak muda kota kami bisa melihat progress pacaran mereka di dalam
komputer masing-masing. Bukan main, mereka bisa melihat kisah percintaan mereka
hari ini sambil ngemil sekantong kentang goreng.” “Buat apa? Pikir mereka. Mereka
lebih mementingkan pekerjaan. Berkeluarga hanya menghabiskan waktu. Tidak
terbayang harus jam sekian sudah tiba di rumah, memeluk istri, mencium keningnya.”

LATAR
Waktu : Suatu hari, malam hari
“Tetapi suatu hari, dewan kota mendadak mengadakan pertemuan.” “Di malam hari
anak muda, anak muda kota kami bisa melihat progress pacaran mereka di dalam
komputer masing-masing.”
Tempat : Kota
“Di kota kami, walau terletak persis di tengah-tengah gurun pasir maha luas, hujan
bukanlah barang langka.”
Suasana: Riang, ramai, rusuh
“Bukan main. Hebat! Tetua kota kami ramai bersulang setahun kemudian.” “Maka
tetua kota kami kembali rusuh bersidang.” “Tetua kota bersulang riang di balai kota.”
Alur :Maju
Ketika tekhnologi sedang hingga menjadi canggih.
Sudut Pandang : Orang pertama pelaku sampingan dan serba tahu
Amanat : Lebih baik tersakiti dan patah hati berkali-kali daripada harus menjalani
cinta seperti di kota tersebut
Gaya bahasa : Majas hiperbola
“Mereka sempurna lupa bagaimana sesungguhnya proses percintaan tersebut.”
Unsur Ekstrinsik
Keadaan psikologis : pengarang ingin menggambarkan kalau rasa sakit itu indah,
setidaknya memberikan arti kalau kita masih hidup.
Nilai sosial : banyak dari kalangan anak muda yang mencari cara agar terhindar dari
sakit hati
Kupu-Kupu Monarch (cerpen 10)

UNSUR INTRINSIK
Judul : Kupu kupu Monarch
Tema : Kasih sayang
Tokoh dan watak
1.      Fram(petani miskin) : Mengulangi kesalahan, tidak tahu diri
“Dengan pesan sederhana, jangan mengulangi kesalahan yang dilakukan Fram, si
petani miskin.” “Fram meraih tangan belibis di sebelahnya, mengajaknya pergi.
Matanya benar-benar dibutakan oleh tampilan.” “Istrinya yang sedang hamil tua,
Fram malah lebih banyak duduk di tepi danau, bercengkrama dengan gadis itu.”
2.      Istri Fram : Penyayang, perhatian, pantang menyerah
“Dan semakin menyedihkan pemandangan itu, karena setiap malam ia dengan sabar
merawat suaminya yang terbaring lumpuh di atas tikar.”
“Dengan gesit ia berusaha menangkap belibis tersebut.”
3.      Peziarah : Pembela kebenaran
“Peziarah itu amat teganya mengatakan kalimat paling tidak logis bagi penduduk kota,
semua penyakit aneh ini hanya bisa disembuhkan dengan memakan daging.”
4.      Tabib : Bijak, Prihatin
“Tabib mengangkat bahu, menatap amat prihatinnya.” “Aku benar-benar tidak tahu,
apakah yang dikatakan peziarah itu benar atau tidak, berikan suamimu sepotong
daging! Semoga itu menyembuhkannya!” Latar
Waktu : Pagi, Malam
“Sepagi ini pemakaman kota trlihat indah.” “Dan semakin menyedihkan pemandangan
pemandangan itu, karena setiap malma ia sabar merawat suaminya yang terbaring
lumpuh di atas tikar.” Tempat: Makam kota, kota
“Aku berdiri takzim di pemakaman kota.”
“Seluruh kota mengalami kesulitan besar.
Suasana : Risuh, kacau, carut-marut, memilukan, panik, sedih
“Berebut makanan menjadi pemandangan sehari-hari, enam bulan kemudian harga
sepotong roti tawar sebanding dengan sebutir peluru.” “Kota kami yang elok
bertetangga selama ini, carut-marut oleh perkelahian.”
“Keadaan Fram semakin menyedihkan. Sehari kemudian, tubuhnya mendadak kejang-
kejang, sekarat, istrinya panik.”
Alur : Mundur
Dua ratus silam legenda ini dimulai dari sini
Sudut Pandang : Orang Ketiga pelaku sampingan
Amanat
Tetaplah setia, jangan gampang bosan dengan pasangannya karena hanya masalah-
masalah sepele
Jangan menyia-nyiakan seorang istri yang sayang kepada mu
Gaya Bahasa : Majas hiperbola
“Dimata Fram gadis itu sungguh menyenangkan, memesona, pakaiannya indah
berkilauan, perhiasannya cemerlang, wajahnya bagai guratan sempurna, mematung,
tersohor, tubuhnya benar-benar memikat, tak petnah ia menyangka ternyata cinta bisa
sehebat ini.” Unsur Ekstrinsik
Nilai Sosial : Masih banyak orang yang telah berkorban demi orang yang dia cintai tetapi
orang itu tidak memedulikannya.
Keadaan psikologis pengarang : Ingin menggambarkan cinta itu tidak ingin hanya
berdasarkan atas rasa kasihan
Joni dan Dodi (cerpen 11)

Unsur Intrinsik
Judul : Joni dan Dodi
Tema : Kesedihan Dan Kesenangan
Tokoh dan watak
1.      Joni : Semangat,cekatan
“Joni hari ini ujian skripsi, bangun pagi-pagi, semangat, yakin dengan semua
persiapan.”
2.      Dodi : Iri, senang melihat orang lain susah
“Sial, tuh anak hari ini ujian skripsi juga, Doni benci banget sama Joni. Apalagi kalau
bukan gara-gara puput, dari dulu Doni naksir berat sama Puput. Sayang Puput malah
jadian sama Joni, semoga Joni nggak lulus, Doni berseru dalam hati.”
“Ngelihat tampang Joni yang nelangsa, yes!! Kalau lihat mukanya, dia nggak lulus. Doni
bersorak riang dalam hati.”
Latar
Waktu : pagi
“ Joni, hari ini ujian skripsi, bangun pagi-pagi, semangat.”
Tempat: Aula depan gedung departemen akutansi, depan air mancur
“Menunggu di aula depan gedung Departemen Akutansi.”
“Joni duduk bengong di depan air mancur.”
Suasana : Gelisah, panik, sedih
“duh, kemana pula Puput, pacarnya, masak di hari sepenting ini, pacarnya nggak kasih
dia selamat berjuang, atau apa kek.”
“Joni duduk bengong di depan air mancur, sedih banget, sesak.” Ia benar-benar apes
hari ini.
Alur : Maju
Ketika Ujian Skripsi Sampai Menunggu Hasil
Sudut Pandang : Orang ketiga serba tahu
Amanat : Hal yang paling menyakitkan di dunia bukan saat kita lagi sedih banget tapi
nggak ada satu pun teman untuk berbagi. Hal yang paling menyakitkan adalah saat kita lagi
senang banget tapi justru nggak ada satu pun teman untuk membagi kebahagiaan tersebut.
Gaya Bahasa : Hiperbola
“Doni hampir tak kuasa menahan diri untuk tidak jingkrak-jingkrak.”
Unsur Ekstrinsik
Nilai sosial : Masih banyak orang yang tidak tahu ternyata saat kita senang dan tidak ada
teman untuk berbagi ternyata lebih menyakitkan dibanding kita lagi susah dan tidak ada
teman untuk bercerita atau berbagi.
Keadaan psikologis pengarang : ingin menggambarkan bahwa saat kita sedang senang dan
tidak ada teman untuk bercerita lebih menyakitkan dibanding kita lagi susah dan tidak ada
untuk bercerita
Kutukan kecantikan miss X-2 (cerpen 12)
Unsur Intrinsik
Judul : Kutukan Kecantikan Miss X-2)
Tema : Ungkapan perasaan yang terlambat
Tokoh dan watak
1.      Aku : penakut, kurang percaya diri
“Jadi apa yang harus kulakukan? Hanya duduk slah tingkah, sibuk membujuk hati
untuk memulai, sibuk membujuk, sisanya tidak da, tetap sepi.”
“Setahun sempurna berlalu, semalam aku sungguh berkutat dengan ide itu, bagaimana
mungkin setahun berlalu sia-sia? Bagaimana mungkin aku begitu pecundangnya?
Maka aku memutuskan hari ini, apa pun yang terjadi aku harus mengajaknya bicara,
berkenalan.”
2.      Gadis: sopan, ramah, dermawan
“kursi di sebelahnya kosong?” Pertanyaan basa-basi.
Gadis itu mengangguk.
“Boleh aku duduk?”
Gadis itu mengangguk lagi.
“Tolong bagikan kue ini ke penumpang bus yang lain, besok aku akan menikah.”
LATAR
Waktu : Pagi
“Pagi itu seisi bus terlihat muram.” “Tetapi pagi ini semuanya sungguh terlihat
berbeda.” Tempat: Bus, Halte depan
“Pagi itu seisi bus terlihat muram.” “Aku turun di halte depan.”
Suasana: Greget, Sedih
“Setahun sempurna berlalu, semalam aku sungguh berkutat dengan ide itu, bagaimana
mungkin setahun berlalu sia-sia? Bagaimana mungkin aku begitu pecundangnya?
Maka aku memutuskan hari ini, apa pun yang terjadi aku harus mengajaknya bicara,
berkenalan.” “Aku sudah membeku. Tidak lagi kuasa mendengarkan ujung
kalimatnya. Mencengkeram erat bunga mawar di balik kemejaku. Aku sungguh
terlambat.”
Alur : Maju
Dimulai dari tokoh aku ingin mengungkapkan perasaan ke gadis tersebut sampai pada
akhirnya ia terlambat karena gadis tersebut akan menikah dengan orang lain.
Sudut Pandang : Orang pertama pelaku utama
Amanat : Beranikanlah mengungkapkan perasaan kepada seseorang dan jangan
menunda- nunda waktu tersebut, karena jika terus ditunda pasti akan segera terlambat.
Gaya Bahasa : Personifikasi
“Aku berbisik pelan, semoga hari ini tidak berjalan menyebalkan.” “Langit kota
terlihat muram.”
Unsur Ekstrinsik
Nilai Sosial : Kebanyakan orang belum berani mengungkapkan
perasaannya dan menunda-nunda waktu sampai pada
akhirnya terlambat
Keadaan Psikologis pengarang : ingin menggambarkan agar kita lebih berani dalam
mengungkapakan perasaan
Lily dan Tiga Pria itu (cerpen 13)

Unsur Intrinsik
Judul : Lily dan Tiga Pria Itu
Tema : Hakikat Waktu
Tokoh dan watak :
1.      Pria 1 : Gegabah
“Pria itu amat kacau menyatakan cintanya. Terburu-buru, tanpa basa-basi, apalagi
mengenalkan diri. Ia mengulurkan bunga mawar biru itu, menatap penuh perasaan,
dan bibirnya bergetar menyajak puisi-puisi.”
2.      Pria 2 : Pemarah, Emosional
“Hingga di pagi hari yang keseratus, entah apa sebabnya keduanya bertengkar hebat di
kafe itu.”
3.      Pria 3: Pendendam, mudah membenci orang
“Ia memang membenci semua orang, juga apa pun yang ada di hadapannya, baginya
semaua benda adalah perwuhudan gadis itu.”
4.      Gadis : Lebay/terlalu berlebihan, tidak memiliki rasa kasihan
“Gadis itu mengibaskannya kuat-kuat, serak berteriak, ia buakan hanya sekedar
menolak mentah-mentah cinta pria itu, tapi ia mempermalukannya dengan memanggil
penjaga taman dan anjaing herder-nya.”
5. Aku : Rajin
“Di tanganku tergenggam erat sekuntum bunga bakung putih bersih. Dan tahukah
kalian, itulah yang kulakukan setiap pagi, setiap hari, selama dua puluh tahun hingga
hari ini. Tak kurang satu hari pun, tak terlambat satu detik pun.”
LATAR
Waktu : Pagi
“Di pagi yang cerah musim gugur.”
Tempat : Kota, kafe
“Berpuluh-puluh tahun silam, di salah satu kota terindah dunia.”
“Sementara itu, di pojok salah satu kafe yang terletak persis di tengah tama, seorang
gadis cantik duduk begitu takzimnya.”
Suasana : Takut, sedih
“Gadis itu terkejut dari ketakzimannya, memandang takut-takut, tak mengerti.”
“Akan tetapi tiba-tiba ia menangis tersedu-sedu, meratap panjang, dan mengeluh
dalam.
Alur : Maju mundur
Setelah berpuluh puluh tahun silam,di pagi hari saat musim gugur datang.terngat kembali
kenangan itu.
Sudut Pandang : Orang pertama serba tahu
Amanat : Berfikirlah sebelum bertindak
Gaya Bahasa : Perumpamaan
“Jikalau waktu bisa dimampatkan menjadi benda padat, lantas diletakkan diatas
lintasan sirkular, maka kalian bisa menyaksikannya laksana tiga ekor kuda pacuan
yang membelah sirkuit.”
Personifikasi
“Burung-burung merpati sekali lagi rusuh berterbangan ke angkasa.”

Unsur Ekstrinsik
Nlai sosial : Tidak tentu orang yang baru dipecat dai kantornya, kehilangan mobil,
diceraikan istrinya berarti bernasib sial. Itu hanya stigma masyarakat
Dan tidak tentu seseorang yang mendapat pekerjaan baru, gaji yang tinggi,
prospek hebat, berarti bernasib baik. Itu karena mempercayai dogma yang ada.
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN
Kelebihan :
         Penulis selalu menggungkapkan makna atau isi dari kumpulan cerpen
tersebut pada akhir cerita.
         Penggunaan bahasa yang mudah di pahami dan sesuai dengan kamus bahasa Indonesia yang
benar seperti memesona.Penggunaan tanda baca sudah sesuai.
         Bacaan yang tepat bagi mereka yang ingin mengeja makna cinta,patah dan hati.
         Penggunaan majas yang bermacam-macam sehingga pembaca tidak
merasa bosan.
         Didalam buku ini kita bisa menemukan arti cinta.
Kelemahan :
         Pada beberapa cerpen terdapat kalimat yang berulang, terbukti pada cerpen kutukan
kecantikan miss x.
         Novel ini adalah kumpulan dari beberapa cerpen. Sehingga pembaca akan merasa kesulitan
menemukan titik permasalahan yang ada pada novel ini.
         Cerita pada cerpen pertama tidak nyambung dengan cerita novel kedua.

Kesimpulan
Dari novel ini adalah hasil karya sastra TereLiye yang di cetak pada tahun 2012. Novel ini
terdiri dari 204 halaman dan di akhir cerita mengandung amanat dari penulis. Novel ini berisi
tentang perumpamaan dari beberapa orang yang jatuh cinta.
Novel ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan. Seperti yang tercantum pada
kesimpulan di atas. Bahwa semua pengalaman cinta dan perasaan adalah spesial,tidak peduli
sesederhana apapun itu, sepanjang dibungkus dengan pemahaman yang baik dan cinta tidak
pernah menuntut adanya happy ending tetapi bagaimana cara kita memerlakukan cinta dalam
hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai