Cinta sejati. Apakah kalian percaya akan itu? Akan "Cinta Sejati" yang konon katanya dimiliki
oleh semua orang? Cinta yang katanya sangat indah dan menyenangkan? Mitos cinta sejati yang
terus menerus melolong dihatiku.
***
Kupandangi bingkai biru di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum menatap benda yang ada
didalam bingkai itu.
Bukan sebuah foto ataupun lukisan. Hanya sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN yang aku
robek dari buku miliknya 2 tahun lalu saat perpisahan SMP. Dia sama sekali tidak tahu aku
merobek buku catatanya. Bahkan, mungkin dia tidak mengenalku. Aku hanya satu dari ratusan
penggemarnya di sekolah.
Dia bukan artis. Dia adalah siswa tampan dan cerdas di sekolahku. Dia kaya dan pintar dalam
bidang olahraga. Sifatnya yang cuek justru menjadi daya tarik bagi para kaum hawa, termasuk
aku. Tapi, bisa dibilang, aku tidak terlalu menunjukkan diri bahwa aku menyukainya. Terbukti.
Aku tidak pernah menyapa ataupun menegurnya. Aku menyukainya lewat diam.
Bahkan, robekan catatan PKN itu aku ambil diam- diam untuk kenang- kenanganku karena aku
tahu dia akan melanjutkan study ke L.A.
Aku kembali tersenyum manis saat melihat robekan catatan itu. Orang bilang, apapun itu, jika
memang jodoh, maka dia akan kembali lagi dan lagi. Dan aku percaya dia akan kembali kulihat.
Aku mengeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk- peluk dan kubelai. Ku ajak tertawa dan
tersenyum.
Gila. Konyol memang. Setelah puas dengan kegiatanku itu, aku meletakkan kertas itu di atas
meja belajarku. Dan...
Syuuuut...
Angin bertiup menerbangkan kertas kenangan itu keluar jendela dan jatuh dipekarangan. Dengan
sigap aku keluar rumah dan mengejar kertas itu. Itu adalah satu- satunya milikku yang mampu
membuatku mengingatnya.
Saat aku hampir mendapatkanya, angin kembali meniupnya menjauhiku. Argh! Angin ini!
Batinku kesal.
Aku kembali mengejar kertas itu. Dan saat aku hampir mendapatkannya kembali...
"Argh!! Sial banget sih?! Malah keinjek lagi!" seruku kesal saat tahu kertas itu di injak
seseorang. Orang itu mengambil kertas yang ada di injakannya itu. Aku masih menatap jalanan
berdebu dengan kesal.
"Jadi, daritadi kamu ngejar kertas ini ya?" ucap orang itu. Suara bariton yang ku kenal. Ku
tengadahkan kepalaku menatap wajah dari si pemilik suara.
DEG!!!
Di... Diakan? Diakan pemilik kertas itu sebenarnya? Vigo. Cowok tampan, keren dan pintar itu...
Bagaimana bisa?
"Ma... af. Aku ngerobek kertas itu...."
"gapapa kok Dina. Beneran deh gapapa. Karena, aku juga udah foto kamu diam- diam waktu
itu." akunya padaku. Dia... Tau namaku?
"foto?! Diem- diem?"
"Lebih baik, kita nostalgianya ditaman aja deh." ucapnya sambil menarik tanganku ke taman.
***
Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Fotoku ada dalam dompet Vigo?
"Aku dulu suka banget sama kamu Dina. Karena, kamu itu satu- satunya cewek yang gak pernah
negur aku. Kamu cuek dan aku suka itu." ucapnya sambil tersenyum.
"Dulu, aku berharap bisa kenal dan pacaran sama kamu. Tapi, dekat kamu aja aku udah
gemetaran, apalagi ngobrol sama kamu..." ucap Vigo lagi. Lalu dia menatap robekan kertas itu.
"Aku tau kok, kamu ngerobek kertas ini. Cuma aku pura- pura gatau aja. Aku seneng banget
waktu kamu robek kertas ini. Karena itu artinya, kamu juga suka sama aku. Iyakan?" ucapnya
yang membuatku tersipu malu.
"Ikh... Kok diem aja?" ujarnya sambil mencubit pipiku pelan.
"aku bingung mau ngomong apa..."
"Kamu percaya mitos True Love gak?"
"True Love? Emang ada?" tanyaku.
"mulanya, aku juga gak percaya. Tapi malem ini aku percaya. True Love aku udah aku temuin
lagi. Aku suka kamu." ucapnya sambil natap bintang.
"udah jam 12 belom?" tanyanya.
"udah. Udah jam 12 tepat."
"Happy Birthday Dina :). Will you be My True Love?"
Percaya atau tidak, itulah faktanya. True love akan datang. Sejauh dan sesulit apapun, Cinta
Sejati akan mencari jalan lagi dan lagi untuk kita temukan. :)
PROFIL PENULIS
Nama: Dina Pertiwi
Tempat lahir: Sumut
Tanggal lahir: 22 Agustus 1996
Add fb: dinapertiwi69@ovi.com
Follow twitter: @dinapertiw1_
AYAH
Karya Mirza Diani Amalia
Aku benci kepadanya. Bnar-benar benci. Laki-laki paruh baya itu, yang seharusnya amat
kucintai, satu-satunya orang yang kumiliki setelah Ibu pergi, malah ku benci mati-matian.
Setiap hari, aku selalu pulang lewat tengah malam. Bagiku, berada dirumah itu bagaikan di
Neraka. Satu alasan, karena dirumah ada orang itu.Setiap ia memergokiku pulang larut malam, Ia
langsung memarahiku habis-habisan, mengomel panjang lebar. tentang ini lah, itu lah. Yang ia
tak tahu, Ucapan panjang lebarnya itu sia-sia. Membuang tenaganya saja, karena toh aku sama
sekali tak menghiraukannya, menutup kupingku rapat-rapat, seolah tak ada yang berbicara
kepadaku.
Entah apa yang merasuki diriku, hingga aku benar-benar membencinya. Dia Ayahku! Ayah
kandungku! tapi apa pantas ia ku panggil Ayah? Dia membuangku dan Ibu, sementara ia
menikah lagi dengan wanita lain, yang lebih muda dan cantik daripada Ibu. Lalu tiba-tiba ia
kembali lagi dalam kehidupan kami setelah wanita itu pergi meninggalkannya. Apa pantas laki-
laki tak bertanggung jawab ini ku panggil ayah?! Kemana saja ia seelama ini?! Aku dan Ibu,
bersusah payah hidup melarat di jalanan, tanpa sepeser pun uang. Sebungkus nasi untuk makan
pun kami sudah sangat bersyukur.
Ayah macam apa, yang membiarkan anaknya, memeras keringat dibawah terik matahari,
membiarkan anaknya bertaruh nyawa di tengah jalanan yang penuh mobil-mobil berseliweran,
sementara dirinya enak-enakan. Duduk manis, bersantai di rumah mewah bersama wanita yang
tak tahu diri itu tanpa memikirkan sedikitpun kondisiku dan Ibu. Kutanya sekali lagi, apa itu
pantas disebut ayah?!
Puncak kebencianku padanya, pada suatu waktu, saat aku mencoba melunakkan hatiku untuk
ikut makan malam bersamanya. Ia mengajakku berbicara tentang masa depanku. Bulan depan
aku lulus SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Dia memaksaku mengambil jurusan
Ekonomi manajemen untuk meneruskan bisnisnya. Tapi ia tak pernah tahu, kalau sejak kecil aku
ingin sekali menjadi seniman. lantas, aku menolak iddenya dan mengatakan pendapatku untuk
mengambil jurusan kesenian. Tapii apa yang ia perbuat?! Malah memarahiku habis-habisan,
menghina pendapatku, mencaci impianku sejak kecil itu, mengatakan kalau aku benar-benar
sinting dan bodoh bila masuk ke fakultas kesenian.
Kukatakan kepadanya setengah membentak, "Aku sudah besar! Aku bisa menentukan
kehidupanku sendiri! Ini hidupku, hakku pribadi untuk menentukan kemana aku akan melangkah
selanjutnya! Aku bukan robot yang bisa kau perintah kesana kemari!"
Mendengar aku tetap kekeh pada pendirianku, ia malah mengancam tak mau membiayai
kuliahku. Tantangan yang ia beriak pun kujawab dengan aksiku minggat dari rumah.
Hidupku kembali seperti dulu, sendirian. berjuang sendiri demi hidupku, bebas, bebas
menggapai semua impianku yang sejak dulu ingin kucapai. sampai akhirnya 2 tahun berlalu.
Tiba-tiba, ia datang dan berdiri di depan pintu kost ku.
Penampilan laki-laki itu jauh berbeda dari 2 tahun yang lalu. Matanya cekung karena kurang
tidur, badannya kurus dan mulai mengeriput, dan... dimana wajah angkuh nan sombong yang
biasa ia tampilkan itu? Hanya ekspresi sendu yang dapat kulihat dari wajahnya saat itu. Tapii
rasa kesal dan amarahku masih amat besar terhadapnya. Langsung ku usir dia dari rumahku.
ternyata sifat keras kepalanya sama sekali tak berubah. Ia tetap berdiri disana, tak bergeming
sedikitpun. Kesalku bertambah, kudorong badannya menjauhi pintu lalu aku pergi menjauh. Ya
tuhan, betapa keras kepalanya ayahku ini. Dengan fisik rentanya ia masih mencoba mengejarku.
Aku terpaksa mempercepat langkahku, berlari menyebrangi jalan raya yang tepat berada di
depan kost-ku.
Yang aku tak tahu, saat itu sebuah mobil box melaju kencang ke arahku. Saat aku menyadarinya,
aku hanya pasrah dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap.
***
Saat aku membuka mata, kukira aku telh terbang menuju alam lain sana, tetapi tidak. Nyatanya
aku masih terduduk di pinggir trotoar, sementara warga semakin ramai berkerumun di depanku.
Rasa penasaran membuatu bangkit dan melihat apa yang telah terjadi.
Dalam pandanganku, laki-laki itu terkapar, bersimbah darah. Tak terasa air mataku menggenang,
bahuku mulai berguncang keras. Entah mengapa tangisku mengalir deras tanpa bisa ditahan.
Rasa takut kehilangan menjalari seluruh ragaku. Untuk pertama kalinya, aku menyadari, aku
menyayangi Ayahku.
***
Pendarahan otak yang dialami ayahku gara-gara kecelakaan itu terlalu parah. Nyawanya tak bisa
diselamatkan. Sebagai anak satu-satunya, jelaslah kalau hanya aku yang bisa meneruskan bisnis
ayahku ini. 2 hari setelah kematian ayah, aku langsung pergi ke kantor. Mengurus semua
keperluan yang kubutuhkan untuk menggantikan ayahku di perusahaan. Aku masuk ke dalam
ruangan kerja ayahku untuk membereskan barang-barang peninggalannya. dan aku menemukan
sebuah surat lusuh yang menarik perhatian ku dalam laci mejanya. Kubaca surat itu perlahan.
Napasku tertahan membaca setiap kalimat dalam surat itu.
......Anakku tersayang.. Langit Ramadhan. Dimana kamu sekarang? Ayah kangen sama kamu.
Apa kamu masih ingat sama ayah? Pasti kamu sudah besar sekarang. Maafin ayah, nak. Maafin
ayah. Ayah pergi meninggalkanmu dan ibumu. ayah menterlantarkanmu. Maafin ayah. Ayah
nggak bisa menemani kamu tumbuh dewasa. Ayah nggak pernah memberimu semangat saat
kamu bertanding bola dengan teman-temanmu. Ayah juga nggak pernah menemani kamu
bermain, Ayah nggak pernah melakukan apa yang dilakukan seorang ayah kepada anaknya. ayah
minta maaf, nak. Ayah benar-benar minta maaf. Meninggalkanmu dan Ibu, adalah kesalahan
terbesar yang pernah ayah buat. maafin Ayah...
Bercak tetesan air mata ayah masih tercetak jelas diatas kertas itu. Membuatku menyadari
kesalahan terbesarku. Membenci Ayahku, seseorang yang dulu sangat kurindukan kehadirannya.
kunantikan kasih sayang serta pelukannya. Kini semua telah terlambat. Aku benar-benar
terlambat menyadarinya, bahwa sebenarnya aku sayang ayahku, bahwa sebenarnya aku butuh
perhatian dan kasih sayangnya, seperti anak-anak lainnya. Lantas aku mengutuki diriku. Tuhan,
mengapa penyesalan selalu datang terlambat?
PROFIL PENULIS
Mirza Diani Amalia, lahir di Jakarta, bulan Agustus 16 tahun silam. nggak benar-benar percaya
diri dengan karyanya. sekarang kelas XI IPA di SMA Negeri kota Tangerang. cerita ini niatnya
mau diikutin lomba bulan bahasa, tapi karena nggak sesuai tema, jadi bingung harus diapain dan
akhirnya daripada sia-sia mending dimasukkin kesini lagi aja. maaf yah kalo agak garing. kalo
mau tau lebih lanjut follow aja @Mirza_diani , kirim e-mail dan wall facebook berupa masukan
ke mirza.diani@rocketmail.com thanks :D
No. Urut : 162
Tanggal Kirim : 08/12/2012 21:21:33
Mar
21
Pengembangan Media Kartu Bergambar untuk Pembelajaran Menulis Cerpen Siswa SMP
Anggraeni Widyaningsih
Abstrak
ABSTRAK
Abstract: This research is aimed to develop a learning media for writing short stories of VII grade junior
high school students. This research is development research with quaititative analitical descriptive
techneque. The result are make learning media is aimed to easy for student that writing short story.
Picture card development it was can be use to funny and smart for learning.
Kata kunci: media development, picture card development, learning of writing story
Abstrak: Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah media belajar untuk menulis cerpen siswa
kelas VII SMP. Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan dengan teknik analisis deskriptif
kualitatif. Hasil pengembangan akan menghasilkan sebuah produk media untuk membantu
memudahkan siswa dalam menulis cerpen. Media kartu bergambar diharapkan dapat memberi manfaat
mengenai pembelajaran menulis cerpen yang pintar dan menyenangkan.
Kata kunci: pengembangan media, media kartu bergambar, pembelajaran menulis cerpen
Menulis cerpen merupakan salah satu bentuk menulis kreatif (sastra). Seseorang dapat
mengekspresikan gagasan kreatif yang dimilikinya, melalui kegiatan menulis kreatif. Menulis kreatif
sastra adalah proses penciptaan karya sastra (Roekhan, 1991: 1). Menulis kreatif berbeda dengan jenis
kegiatan menulis lainnya karena menulis kreatif membutuhkan daya imajinasi. Dalam proses
pembelajaran secara umum, guru tidak memberikan materi yang cukup tentang menulis cerpen dan
belum membimbing siswa selama proses menulis. Berdasarkan pengalaman mengajar PPL yang lalu,
proses belajar-mengajar saat ini masih banyak guru yang menggunakan pola mengajar konvensional.
Pola yang seperti itu mengakibatkan siswa kurang produktif dalam pembelajaran menullis cerpen.
Pada umumnya, siswa kesulitan menulis pada awal menulis cerpen, karena masih bingung pada
penentuan ide. Selain itu siswa juga seringkali kehabisan ide, maksudnya adalah siswa belum jelas ide
yang akan mereka tulis berikutnya setelah pengenalan atau pendahuluan. Untuk menentukan akhir
cerita siswa juga sering merasa ragu bahkan bingung untuk mengakhirinya. Hal tersebut, dapat diatasi
jika pengajar mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan. Salah satu cara yang
dilakukan adalah mencoba mengembangkan media kartu bergambar. Pengembangan ini bertujuan
untuk membantu memudahkan siswa dalam menulis cerpen melalui gambar. Media kartu bergambar
pada menulis kreatif cerpen akan mengaktifkan siswa untuk turut berpartisipasi dalam penulisan
cerpen. Media kartu bergambar dibuat lebih menarik dan lebih mudah untuk diamati. Gambar yang ada
pada media ini juga sering kali dijumpai siswa pada kehidupan sehari-hari.
Penelitian ini juga dilatarbelakangi adanya strategi belajar yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif belajar, dengan cara mengubah metode pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
oriented) menjadi berpusat pada siswa (student oriented). Dalam hal ini, siswa ditekankan untuk lebih
aktif dalam pelajaran. Majid (2009:169) menyatakan bahwa dalam pembelajaran diperlukan
pengembangan sumber dan media belajar secara sistematis dan terpadu agar siswa dapat menguasai
setiap kompetensi secara tuntas. Pada penelitian pengembangan media ini, peneliti mengebangkan
kartu bergambar untuk pembelajaran menulis cerpen. Pengembangan media ini akan ditampilkan oleh
peneliti dengan tampilan serta gambar yang menarik. Dengan demikian, siswa diharapkan akan
termotivasi dalam belajar menulis cerpen.
Produk media pembelajaran menulis cerpen pada siswa SMP ini, dibuat dalam bentuk kartu bergambar.
Selain itu, produk media juga dilengkapi dengan petunjuk penggunaan kartu bergambar. Tampilan
media bersifat penting dalam mendukung ketertarikan penggunaan media ajar. Hal-hal yang
diperhatikan dalam tampilan media ajar ini meliputi: (1) penyajian gambar, (2) pemilihan warna, dan (3)
ukuran yang disesuaikan. Media merupakan teknologi pembawa informasi atau pesan instruksional yang
dapat dimanipulasi, dilihat, didengar dan dibaca dan juga media pembelajaran merupakan sebuah alat
yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Menurut Gagne dan Briggs (dalam Arsyad
2009:4) mengemukakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yag digunakan secara fisik digunakan
untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri dari buku, perangkat lunak dan perangkat keras
seperti: komputer, TV, OHP,video, tape, slide, buku film, model transparasi dan lain-lainnya.
Arief S. Sadiman (dalam Munadi 2008:208) membagi pemanfaatan media pembelajaran dalam dua pola,
yakni pemanfaatan media dalam situasi belajar-mengajar di dalam kelasatau ruang (seperti auditorium)
dan pemanfaatan media di luar kelas kehadiran media bertujuan untuk menunjang tercapinya proses
belajar. Peranan media dalam kegiatan pembelajaran menurut Setyosari dan Sihkabuden (2005:19)
fungsi media dalam pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efektivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan pembelajaran.
Media belajar bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Program media itu
didesain dan dikembangkan secara baik, maka fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun
tanpa keberadaan pengajar. Produk yang dihasilkan dari penelitian ini adalah sebuah media
pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran menulis cerpen. Produk yang dikembangkan yakni
sebuah media kartu bergambar dikembangkan untuk pembelajaran menulis cerpen. Kartu bergambar
adalah permainan gambar yang memiliki bermacam manfaat yakni membantu membangun terciptanya
ide pokok, membantu jalan cerita, dan membantu menemukan tokoh cerita pendek. Tidak adanya
media pembelajaran menulis cerita pendek secara visual, selama ini pembelajaran menulis cerpen yang
terkesan membosankan dan kurangnya inovasi, membuat pembelajaran menulis cerpen menjadi kurang
berkembang. Banyak siswa yang merasa bosan terhadap pembelajaran menulis cerpen karena setiap
hari siswa menghadapi hal-hal yang sama sehingga muncul kejenuhan dalam diri siswa. Kejenuhan inilah
yang mengakibatkan suatu rangkaian yang menghambat motivasi, minat, hingga prestasi belajar siswa
bisa berakibat menurun.
Penelitian ini bertujuan mengembangkan sebuah media pembelajaran menulis cerpen. Penelitian ini
dilatarbelakangi dengan adanya kesulitan siswa dalam menentukan tema, tokoh, dan alur. Keterbatasan
media pembelajaran menulis secara visual dan pembelajaran yang terkesan konvensional menjadi
alasan utama penelitian pengembangan ini. Hasil pengembangan akan menghasilkan sebuah produk
media yang bertujuan membantu memudahkan siswa dalam menulis cerpen. Dari kajian ini diharapkan
dapat memberi manfaat mengenai pembelajaran menulis cerpen yang menyenangkan.