Anda di halaman 1dari 2

KESEIMBANGAN LAHIR DAN BATIN

I.Pengertian Keseimbangan Hukum alam menjadi prinsip yang berlaku untuk semua proses kehidupan. Hukum alam merupakan salah satu ketetapan Tuhan. Mengetahui lebih banyak tentang hukum alam akan memudahkan kita untuk mencapai tujuan hidup kita di dunia. Melanggar hukum alam akan memiliki dampak buruk, terhadap diri sendiri maupun orang lain, juga terhadap alam itu sendiri. Keseimbangan merupakan bagian dari hukum alam, baik yang bersifat aktif maupun pasif, seperti malam dengan siang, laki-laki dengan perempuan, positif dengan negatif, kehidupan dan kematian. Salah satu hukum yang lahir dari keseimbangan adalah kekuatan daya ungkit. Setiap diri kita memiliki kekuatan daya ungkit, hanya ada yang besar dan kecil, ada yang berkembang dan tidak. Keseimbangan aktif mendorong kita untuk memiliki keberanian mengambil langkah dan tindakan untuk menjauh dari pusat keseimbangan ( gambar segitiga hitam ), dan menemukan keseimbangan baru dengan daya ungkit yang lebih besar dan semakin besar. II. Pengertian daya ungkit dan pengertian beban Dalam gambar diatas, yang dimaksud dengan Daya ungkit disini adalah energi yang dimiliki oleh manusia baik energi positip maupun energi negatip, sedang yang dimaksud dengan beban itu mempunyai dua maksud, yaitu : 1. Merupakan akibat negatip yang berupa penderitaan apabila energi yang dikeluarkan adalah energi negatip 2. Merupakan akibat positip yang berupa kebahagiaan, apabila energi yang kita keluarkan adalah energi positip Didalam setiap keseimbangan terdapat potensi (kekuatan/energi) yang bisa memberi manfaat besar bagi orang yang mampu menguasai dan mengembangkannya. Setiap manusia memiliki kemampuan mengangkat beban (daya ungkit) yang berbeda-beda, serta mencapai tingkat kesuksesan yang berbeda pula. Semakin besar daya ungkit seseorang maka semakin besar pula beban yang dapat diangkat. ( gambar : 3 ) Dengan demikian semakin besar energi seseorang maka beban yang dapat diatasi akan semakin besar, demikian pula hasil yang akan diraih. Namun perlu dingat bahwa ada dua macam energi, yaitu energi positip dan energi negatip Dengan demikan hasil yang akan diperoleh atau besar beban yang harus ditanggung sesuai dengan energi yang kita keluarkan, artinya semakin besar energi negatip yang kita keluarkan, semakin besar pula beban yang akan kita tanggung, yang berupa segala hal yang akan mengakibatkan penderitaan pada kita. Semakin besar energi positip yang kita keluarkan , akan semakin besar pula hasil yang akan kita raih, yang intinya berupa hal hal yang membahagiakan pada diri kita. ( baca : Hk.kekekalan energi & musibah ) III. Beberapa akibat dari energi negatip yang dikeluarkan. Nah dalam postingan ini saya akan memberikan contoh beberapa akibat dari energi negatip yang kita keluarkan berdasarkan pengalaman. Yang jelas segala sesuatu didunia ini pasti ada imbangannya atau ada lawan yang seimbang berdasarkan hukum keseimbangan energi.Yang dimaksud dengan imbangan disini adalah dipandang dari segi kejiwaan orang yang mengalami, yang merupakan penderitaan batin. Berdasarkan pengalaman penulis, maka bagi mereka yang mengeluarkan energi negatip, misalnya dalam bentuk

kesombongan,keangkuhan, kekejaman, menyalah gunakan wewenang, korupsi, rekayasa , suka bergosip negatip dan lainya., akan memperoleh imbangan yang mengakibatkan yang bersangkutan tidak berdaya samasekali. Bentuk lawan-nya atau sarana yang dipakai oleh Tuhan untuk mengimbangi biasanya berupa : 1. Penyakit 2. Orang yang amat dicintai, sehingga kita tak mampu melawannya. 3. Mendapat malu yang amat sangat 1. Sarana yang berupa penyakit `. Penyakit yang dialami oleh mereka yang mengeluarkan energi negatip umumnya adalah :
y y y y

Penyakit Kencing manis bagi mereka yang korupsi atau makan harta tidak halal. Darah tinggi bagi mereka yang melakukan kekejaman. Kangker, bagi mereka yang suka berbuat zina. Dan lain lain ( baca :Dongeng Kakek )

2. Sarana berupa : Orang yang dicintai bisa berupa istri, anak atau kekasih. Orang yang dicintai itu bisa terkena musibah sakit berat, slingkuh, mempunyai watak yang memalukan, terkena narkoba dan lain lain 3.Sarana berupa mendapat malu yang amat sangat, misalnya usahanya bangkrut, rumah dan tanah disita anak atau istri masuk penjara dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai