Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH KUANTITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP

PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG

Oleh:

Adelia Nanda Maulana

Imam Hargy Budianto

M. Fayiz Haidar

M. Imam Azakky

Radanna Adzikra

Yunitea Adang

XII MIPA 1

SMAN 1 SUNGAILIAT

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2

C. Tujuan Penelitian...................................................................................................................... 2

D. Hipotesis.................................................................................................................................... 2

E. Variabel penelitian......................................................................................................................6

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................................................ 3

A. Cahaya Matahari ...................................................................................................................... 3

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman.......................................................................... 3

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Tanaman...................................................3

D. Kangkung....................................................................................................................................3

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN................................................................................... 7

A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................................7

B. Alat dan Bahan..................................................................................................................... 7

C. Langkah Kerja............................................................................................................................ 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................................... 11

A. Hasil Pengamatan..................................................................................................................... 8

B. Pembahasan..............................................................................................................................5

BAB V KESIMPULAN....................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, ada dua aktor yang memengaruhi proses
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pertama, faktor internal berupa gen dan hormon. Kedua,
faktor eksternal berupa cahaya, suhu, air, dan lain sebagainya. Faktor yang memberikan pengaruh paling
besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman ialah cahaya matahari.

Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup. Setiap jenis
tanaman pastinya memiliki reaksi yang berbeda terhadap kuantitas cahaya matahari. Selain itu, setiap
jenis tanaman memiliki sifat yang berbeda dalam hal fotoperiodisme, yaitu lamanya penyinaran dalam
satu hari yang diterima tanaman.

Kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi. Cahaya juga
dapat bersifat sebagai penghambat pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena dapat memacu
difusi auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Cahaya matahari juga dapat menjadi faktor terjadinya
gerakan pada tanaman atau dikenal dengan gerakan fototropisme. Fototropisme terbagi menjadi dua
yaitu gerakan tumbuhan mendekati arah datang cahaya (fototropisme positif) dan menjauhi arah datang
cahaya (fototropisme negatif).

Dikarenakan cahaya matahari sangat penting dan memberikan pengaruh besar terhadap pertumbuhan
dan perkembangan tanaman, maka pada tugas kelompok kali ini, kami akan membahas lebih lanjut dan
mendalam mengenai pengaruh kuantitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan dan perkembangan
tanaman kangkung.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan di atas rumusan masalah yang akan dibahas adalah Bagimana Pengaruh Kuantitas
Cahaya Matahari dalam Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kangkung?

C. Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan perkembangan antara
tanaman kangkung yang terkena cahaya matahari, tidak terkena cahaya matahari dengan sedikit
terkena cahaya matahari.
D. Hipotesis

Pada penelitian kali ini, kami mengambil hipotesis berupa,

Pada tanaman kangkung yang diletakkan di tempat yang banyak mendapatkan cahaya matahari akan
tumbuh dengan normal. Pada tanaman yang tidak diberikan cahaya akan mengalami gejala etiolasi,
yaitu gejala yang mengakibatkan tanaman tumbuh dengan cepat di tempat yang gelap, namun kondisi
tumbuhan lemah, batangnya tidak kokoh, daunnya kecil-kecil, dan tampak pucat, sedangkan pada
tanaman yang hanya diberikan sedikit sinar cahaya matahari akan mengalami gerakan fototropisme,
yaitu gerakan yang terjadi karena mendapatkan rangsangan eksternal dari cahaya matahari.

E. Variabel Penelitian

Pada penelitian kali ini, variabel yang kami gunakan, yaitu

Variabel bebas yang meliputi kuantitas cahaya matahari yang diberikan pada tanaman, sedangkan
variabel terikatnya, yaitu kondisi dari tanaman kangkung.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Cahaya Matahari

Cahaya matahari merupakan sumber energi terbesar dibumi. Cahaya matahari diperlukan bagi seluruh
makhluk hidup dimuka bumi, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, karena tanpa cahaya matahari,
makhluk yang ada dibumi akan mati. Oleh karena itu, cahaya matahari berperan penting bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup. Selain itu, cahaya matahari diperlukan dalam menerangi bumi.
Bumi akan gelap jika tidak ada cahaya matahari, karena cahaya matahari merupakan cahaya terbesar di
bumi.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman

Pertumbuhan merupakan proses pertambahan volume yang ireversibel (tidak dapat kembal ke bentuk
semula) dan bersifat kuantitatif, artinya dapat dinyatakan dalam satuan bilangan. Pertumbuhan pada
tanaman dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.

Perkembangan pada tumbuhan merupakan proses pertumbuhan dan diferensiasi individu sel menjadi
jaringan, organ, dan individu tumbuhan. Perkembangan bersifat kualitatif, artinya tidak dapat diukur dan
dinyatakan dengan satuan bilangan.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Tanaman

Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor luar dan
faktor dalam. Faktor luar meliputi cahaya, air, nutrisi, oksigen, suhu, dan kelembapan. Sedangkan faktor
dalam meliputi gen dan hormon.

D. Kangkung

Kangkung memiliki klasifikasi ilmiah dari kerajaan Plantae, Ordo Solanales, Famili Convolvulaceae, Genus
Ipomoea, Spesies Ipomoea aquatica dan nama binominalnya adalah Ipomoea aquatica Forssk. Tanaman
kangkung ialah tanaman yang dapat berbunga, berbuah, dan berbiji, terutama jenis kangkung darat.
Bentuk bunga tanaman ini, seperti terompet dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah
lembayung. Batang tanaman kangkung berbentuk bulat panjang, berbuku – buku, banyak mengandung
air dan berlubang – lubang. Batang tanaman ini tumbuh merambat atau menjalar dan percabangannya
banyak.Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang – cabang akarnya menjalar
ke semua arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar
pada radius 100 – 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air, tangkai daun melekat pada
buku-buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan
baru. Bentuk daun tanaman ini umumnya, seperti jantung hati, ujung daun runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau
muda. Buah kangkung berbentuk bulat telur yang di dalamnya berisi tiga butir biji. Bentuk biji kangkung
bersegi–segi atau agak bulat, berwarna coklat atau kehitam – hitaman, dan termasuk biji berkeping dua.

BAB III

BAHAN DAN METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di salah satu rumah anggota kelompok kami, yaitu Yunitea Adang.

Waktu penelitian ini dilakukan selama lima hari dimulai dari tanggal 13 Agustus 2021 sampai pada
tanggal 18 Agustus 2021.

B. Alat Dan Bahan

Alat dan bahan yang kami gunakan antara lain:

1. Bibit Kangkung yang sudah memiliki 2 daun kecil dan tinggi 5 cm.

2. Tanah Hitam

3. Polybag

4. Air

C. Langkah Kerja

Berikut langkah-langkah yang kami gunakan,

1. Mula-mula, siapkan alat dan bahan yang diperlukan.

2. Kemudian, kami menanam tiga bibit kangkung ke dalam 3 polybag, setiap polybag ditanamkan satu
biji kangkung.

3. Lalu letakkan di tempat intesitas cahaya yang berbeda beda. Satu polybag di tempat yang intensitas
cahaya tinggi, satu polybag di tempat yang intensitas cahayanya sedang, dan yang terakhir di tempat
yang intensitasnya gelap.

4. Menyiram bibit secara teratur ( 2 kali sehari).

5. Dan terakhir mengamati dan mengukur tinggi batang, jumlah daun, dan kesegaran tanaman.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan

• Pada hari pertama, ketiga bibit tanaman masih berukuran sama tinggi yaitu 5 cm dan memiliki dua
daun kecil.

• Pada hari kedua pengukuran:

Bibit tanaman yang diletakan di tempat intensitas cahaya matahari yang tinggi memiliki tinggi batang 5,2
cm dan tumbuh tegak, namun jumlah dan besar daunnya sama.

Bibit yang terkena Intensitas cahaya matahari yang sedang pada suatu titik memiliki tinggi batang 5,1 cm
namun batangnya tidak tumbuh tegak melainkan tumbuh berbelok sedikit ke arah titik matahari dengan
jumlah dan besar daunnya sama.

Bibit yang terkena intensitas cahaya matahari rendah (tempat gelap) memiliki tinggi 5,5 cm dengan
batang yg sedikit kurus, jumlah daunnya sama dan daunnya kurang hijau.

• Pada hari ketiga pengukuran:

Bibit yang diletakkan di tempat yang intensitas cahaya matahari tinggi memiliki tinggi batang 5,5 cm dan
tumbuh tegak, daunnya menjadi menjadi lebih besar, dan lebih hijau namun jumlah daunnya sama.

Bibit yang terkena Intensitas cahaya matahari yang sedang pada suatu titik masih memiliki tinggi batang
5,3 cm namun batangnya tidak tumbuh tegak melainkan tumbuh berbelok sedikit ke arah titik matahari,
daun sedikit membesar namun, jumlah daun masih sama.

Bibit yang terkena intensitas cahaya matahari rendah (tempat gelap) memiliki tinggi 6 cm dengan batang
yg sedikit kurus, jumlah daunnya sama dan daunnya kurang hijau.

• Pada hari keempat pengukuran:

Bibit yang diletakkan di tempat yang terkena intensitas cahaya matahari tinggi batangnya tumbuh berisi
dengan tinggi 5,6 cm dan tumbuh tegak, daunnya menjadi besar dan lebih hijau, dan bertambah satu
daun kecil sehingga jumlah daunnya menjadi 3.

Batang yang terkena sinar matahari yang sedang pada suatu titik memiliki tinggi batang 5,5 cm dengan
batang yang tumbuh berbelok sedikit lebih bengkok dari sebelumnya ke arah titik yang terkena sinar
matahari, daunnya membesar, jumlah daun masih sama dan semakin hijau.

Bibit yang terkena intensitas cahaya matahari rendah (tempat gelap) memiliki tinggi 6,2 cm dengan
batang yang kurus, jumlah daunnya sama dan daunnya menguning dan tumbuh pucat dan lemah.

• Pada hari kelima pengukuran:


Bibit yang diletakkan di tempat yang terkena intensitas cahaya matahari tinggi batangnya tumbuh berisi
tebal dengan tinggi 5,8 cm dan tumbuh tegak, daunnya menjadi besar dan lebih hijau, dan bertambah
satu daun kecil sehingga jumlah daunnya menjadi 4.

Batang yang terkena sinar matahari yang sedang pada suatu titik memiliki tinggi batang 5,7 cm dengan
tumbuh berbelok ke arah titik yang terkena sinar matahari, batangnya berisi, daunnya membesar,
jumlah daun bertambah satu daun kecil sehingga jumlah daun menjadi 3 daun dan semakin hijau.

Bibit yang terkena intensitas cahaya matahari rendah (tempat gelap) memiliki tinggi 6,4 cm dengan
batang yang semakin kurus, jumlah daunnya sama dan daunnya menguning dan besar daunnya kecil,
tumbuh pucat dan lemah.

B. Pembahasan

Pada percobaan tersebut kami mengamati bahwa disetiap tanaman dengan kuantitas cahaya matahari
yang berbeda-beda menunjukkan banyak perbedaan. Tanaman kangkung yang itensitas cahayanya
tinggi tampak lebih subur dari pada tanaman kangkung yang itensitas cahayanya lebih rendah.

Pada tanaman kangkung yang itensitas cahayanya tinggi tampak hijau, daunnya tumbuh dengan normal
dan melebar, batangnya tegak dan ukuran batangnya lebih besar. Hal tersebut dikarenakan tanaman
pada kangkung mendapatkan cahaya matahari yang banyak. Berbeda dengan percobaan pada tanaman
dengan itensitas cahayanya sedang, dengan satu titik penyinaran. Pada tanaman ini, kondisi
tumbuhannya hampir sama dengan kondisi tumbuhan yang mendapatkan banyak cahaya, yang berbeda
hanyalah tumbuhan tumbuh berbelok ke arah datangnya cahaya matahari dan pertumbuhannya sedikit
lambat. Pada tamanan yang tidak mendapatkan penyinaran cahaya matahari, kondisi tanaman tersebt
tidak kokoh, lemas, dan kurus, serta warna daunnya tampak kuning.

Meskipun begitu, perkecambahan tanaman kangkung pada percobaan yang itensitas cahayanya sedang
lebih cepat dari pada pekecambahan yang itensitas cahayanya tinggi. Sedangkan pada tanaman yang
tida mendapatkan cahaya matahari pertumbuhannya sangat cepat diantara yang lainnya, namun tidak
mengalami perkembangan.

BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan penilitian dan pengamatan terhadap tanaman kangkung dengan intensitas cahaya
yang berbeda-beda, kami mengambil kesimpulan bahwa sinar matahari sangat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kangkung. Dikarenakan sinar matahari berperan penting
dalam fotosintesis. Kangkung akan tumbuh dan berkembang dengan baik dengan intensitas cahaya
matahari tinggi, sama halnya dengan intensitas cahaya matahari sedang disatu titik pencahayaan, yang
membedakannya hanyalah pertumbuhannya berbelok ke arah titik penyinaran, jika ditempat gelap
tumbuhan kangkung tumbuh dengan sangat baik namun tidak diiringi dengan perkembangan.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah, dkk.2017.Biologi 3 SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, dan Lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

http://www.academia.edu/27001163/PENGARUH_SPEKTRUM_WARNA_CAHAYA_TERHADAP_PROSES_P
ERTUMBUHAN_TANAMN_KACANG_HIJAU_KOLOQIUM_Diajukan_Untuk_Melengkapi_Tugas
http://prezi.com/m/iu5dadwub6-/pengaruh-spektrum-cahaya-terhadap-perkecambahan-kacang-hijau-
by-andy-setiant

https://id.wikipedia.org/wiki/Fototropisme

https://id.wikipedia.org/wiki/Etiolasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung

https://en.wikipedia.org/wiki/Plant_development

https://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_tanaman

Anda mungkin juga menyukai