Anda di halaman 1dari 31

SENI BUDAYA

(Seni Tari)

KELAS X
SMA NEGERI 7 PURWOREJO
Seni Tari

Tari merupakan alat ekspresi ataupun sarana komunikasi seseorang seniman


kepada orang lain (pennton/penikmat). Sebagai alat ekspresi tari mampu
menciptakan untaian gerak yang dapat membuat penikmatmya peka
terhadap sesuatu yang ada dan terjadi di sekitarnya. Sebab, tari adalah
sebuah ucapan, pernyataan dan ekspresi dalam gerak yang memuat
komentar-komentar mengenai realitas kehidupan yang bisa merasuk di benak
penikmatnya setelah pertunjukan selesai.
Definisi tari menurut para ahli

BPH Suryodiningrat dalam buku Babad


lan Mekaring Joged Jawi

Ingkang dipun kawastanan beksa inggih puniko ebahing


saranduning badan, kasarengan ungeling gangsa, katata
pikantuk wiramaning gendhing, jumbuhing pasemon
kaliyan pikajenging joged ( tari adalah gerak seluruh badan
yang diiringi irama lagu/ musik yang diselaraskan dengan
ekspresi tari
Drs. Sudarsono dalam bukunya Djawa dan Bali:
Dua Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia

Tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis


yang indah

Drs Wisnoe Wardhana dalam buku Pengajaran Tari

Tari adalah ekspresi estetis dalam gerak dengan media tubuh


manusia
Corrie Hartong dalam bukunya Danskunst

Tari adalah gerak-gerak yang berbentuk


dan ritmis dari tubuh dalam ruang

Kumaladevi Chattopadhyaya seorang ahli tari dari India

Tari dapat dikatakan sebagai suatu naluri, suatu desakan emosi


dalam diri kita mendorong kita untuk mencari ekspresi pada tari,
yaitu gerakan-gerakan luar yang ritmis yang lama kelamaan
nampak mengarah kepada bentuk-bentuk tertentu.

La Meri dalam bukunya Dance Composition

Tari adalah ekspresi subyektif yang diberi bentuk obyektif


UNSUR DASAR TARI
GERAK
Gerak yang berfungsi sebagai materi pokok
tari hanyalah gerakan-gerakan dari bagian
tubuh manusia yang telah diolah dari gerak
keadaaan wantah menjadi suatu bentuk
gerak tertentu, istilah dalam seni tari yaitu
gerak yang telah mengalami stilisasi.
Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak
yang telah mengalami stilisasi akan lahir dua jenis
gerak tari, yaitu :

•Gerak Murni : merupakan gerak tari dari hasil


pengolahan gerak wantah yang dalam
pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu
pengertian dari gerak tari tersebut hanya
mementingkan factor keindahan semata.

•Gerak maknawi : merupakan gerak wantah yang


telah diolah menjadi suatu gerak tari yang dalam
pengungkapannya mengandung suatu pengertian atau
maksud di samping keindahannya.
IRINGAN

Pertunjukkan tari sangat erat kaitannya dengan


musik atau iringan, di sini menurut Oha Graha
mengungkapkan beberapa fungsi musik dalam tari
diantaranya adalah ( 1997 : 44 )
a. Memberi irama (membantu mengatur waktu)
Kita kenal bahwa tari itu terdiri dari gerak-gerak
yang berirama, mengatur atau menentukan irama,
sangat sulit menari tanpa musik. Dimana irama
dalam tari yaitu pengatur waktu (tempo) cepat dan
lambatnya dari suatu rangkaian gerak, dan perlu
saling mengisi dan saling mengiringi.
b. Memberi ilustrasi atau gambaran suasana
Dalam tari, suasana atau ilustrasi sangat erat
hubungannya dengan watak penari, terutama pada tari
tradisional yang sangat memerlukan berbagai suasana.
Adapun watak dalam suasana tari antara lain watak
luguh/ halus, watak lenyap/ ganjen, dan gagah.
c. Membantu mempertegas ekspresi gerak
Dalam tarian sudah barang tentu mempunyai tekanan-
tekanan gerak yang diatur oleh tenaga. Mempertegas
ekspresi gerak akan lebih sempurana di iringi atau di
pertegas oleh hentakan instrumen musik sebagai
pengiring tari.
d. Rangsangan bagi penari

Sudarsono mengatakan elemen dasar dari tari adalah gerak


dan ritme, Maka elemen dasar dari musik adalah nada
Ritme dan Melodi. Sejak zaman prasejarah sampai
sekarang dapat dikatakan dimana ada tari disitu pasti ada
musik, musik dalam tari bukan hanya sekedar pengiring,
tetapi musik adalah patner tari yang tidak boleh
ditinggalkan, musik dapat memberikan suatu irama yang
selaras sehingga dapat membantu mengatur ritme atau
hitungan dan dapat juga memberikan gambaran dalam
ekspresi suatu gerak (1997 : 46).
TATA BUSANA DAN TATA RIAS

Fungsi Tata Busana

a. Memperjelas tema tari. Tata busana untuk keperluan


pementasan tari biasanya dirancang khusus sesuai dengan
tema tarinya.

b. Membantu menghidupkan karakter dan peran


penari. Artinya busana yang dikenakan penari sudah
menunjukkan siapa dia sesungguhnya, umurnya,
kebangsaannya, status sosialnya, kepribadiannya.
c. Membantu ekspresi penari dalam melakukan gerak
tari. Artinya penari harus dapat membawakan tari tanpa
terganggu oleh busananya.

d. Memberikan nilai tambah pada segi estetika dan


etika. Tarian yang dibawakan dengan tata busana yang
baik tentunya akan lebih indah dan menarik untuk
disaksikan.
Fungsi Tata Rias

a. Menyempurnakan penampilan wajah.


Penyempurnaan wajah dilakukan pada penari yang tidak
sesuai dengan karakter tari yang di bawakan.
b. Membantu menunjukkan perwatakan atau karakter
penari. Tata rias berfungsi melukiskan watak tarian
dengan mengubah tampilan wajah penari menyangkut
aspek usia, ras, bentuk wajah.
c. Memberi efek gerak pada ekspresi wajah seorang
penari diatas panggung, karena tampilan penari tampak
datar ketika tertimpa cahaya lampu. Oleh karena itu
dibutuhkan tata rias untuk menampilkan dimensi wajah
penari.
d. Memperjelas garis-garis wajah penari untuk
mengekspresikan gerak-gerak tari. Fungsi garis tidak
sekedar menegaskan, tetapi juga menambahkan sehingga
terbentuk tampilan yang berbeda dengan wajah asli
pemain.
e. Memberi nilai tambah keindahan karya tari. Dengan
tata rias yang baik tentunya akan menambah keindahan
karya tari yang ditampilkan.
TEMPAT PERTUNJUKKAN

Tata pentas bisa disebut juga dengan scenery atau


pemandangan latar belakang (Background) tempat
memainkan lakon. Tata pentas dalam pengertian luas adalah
suasana seputar gerak laku di atas pentas dan semua
elemen-elemen visual atau yang terlihat oleh mata yang
mengitari pemeran dalam pementasan. Tata pentas dalam
pengertian teknik terbatas yaitu benda yang membentuk
suatu latar belakang fisik dan memberi batas lingkungan
gerak laku. Dengan mengacu pada definisi di atas dapat
ditarik suatu pengertian bahwa tata pentas adalah semua
latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna
menunjang seorang pemeran memainkan lakon.
Webster mendefinisikan pentas sebagai suatu tempat yang tinggi
dimana lakon-lakon drama dipentaskan atau suatu tempat dimana
para aktor bermain. Sedang W.J.S. Purwadarminta dalam kamus
umum bahasa Indonesia menerangkan pentas sebagai lantai yang
agak ketinggian dirumah tempat tidur) ataupun di dapur (untuk
memasak). Dengan demikian kalau disimpulkan pentas adalah
suatu tempat dimana para penari atau pemeran menampilkan seni
pertunjukan dihadapan penonton.

Pentas merupakan bagian dari panggung yaitu suatu tempat yang


ditinggikan yang berisi dekorasi dan penonton dapat jelas melihat.
Dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan panggung
pementasan, dan apabila suatu seni pertunjukan dipergelarkan
tanpa menggunakan panggung maka disebut arena pementasan.
Sehingga pementasan dapat diadakan diarena atau lapangan.
Macam-Macam Panggung

Secara fisik bentuk panggung dapat dibagi menjadi tiga macam,


yaitu panggung tertutup, panggung terbuka dan panggung kereta.
panggung tertutup terdiri dari panggung prosenium, panggung
portable dan juga dapat berupa arena. Sedangkan panggung
terbuka atau lebih dikenal dengan sebutan open air stage dan
bentuknya juga bermacam-macam.
a. Panggung Prosenium atau Panggung Pigura
Panggung prosenium merupakan panggung konvensional yang
memiliki ruang prosenium atau suatu bingkai gambar melalui
mana penonton menyaksikan pertunjukan. Hubungan antara
panggung dan auditorium dipisahkan atau dibatasi oleh dinding
atau lubang prosenium. Sedangkan sisi atau tepi lubang
prosenium bisa berupa garis lengkung atau garis lurus yang
dapat disebut dengan pelengkung prosenium (Proscenium
Arch).
b. Panggung Portable
Panggung portable yaitu panggung tanpa layar muka dan dapat
dibuat di dalam maupun di luar gedung dengan mempergunakan
panggung (podium, platform) yang dipasang dengan kokoh di atas
kuda-kuda. Sebagai tempat penonton biasanya mempergunakan
kursi lipat. Adegan-adegan dapat diakhiri dengan mematikan
lampu (black out) sebagai pengganti layar depan. Dengan kata lain
bahwa panggung portable yaitu panggung yang dibuat secara tidak
permanen.
c. Panggung Arena
Panggung arena merupakan bentuk panggung yang paling
sederhana dibandingkan dengan bentuk-bentuk pangung
yang lainnya. Panggung ini dapat dibuat di dalam maupun di
luar gedung asal dapat dipergunakan secara memadai.
Kursi-kursi penonton diatur sedemikian rupa sehingga tempat
panggung berada di tengah dan antara deretan kursi ada
lorong untuk masuk dan keluar pemain atau penari menurut
kebutuhan pertunjukan tersebut
d. Panggung Terbuka

Panggung terbuka sebetulnya lahir dan dibuat di daerah atau


tempat terbuka. Berbagai variasi dapat digunakan untuk
memproduksi pertunjukan di tempat terbuka. Pentas dapat dibuat
di beranda rumah, teras sebuah gedung dengan penonton berada
di halaman, atau dapat diadakan disebuah tempat yang landai
dimana penonton berada di bagian bawah tempat tersebut.
Panggung terbuka permanen (open air stage) yang cukup popular
di Indonesia antara lain adalah panggung terbuka di Candi
Prambanan.
e. Panggung Kereta

Panggung kereta disebut juga dengan panggung keliling dan


digunakan untuk mempertunjukkan karya-karya teater dari
satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan panggung
yang dibuat di atas kereta. Perkembangan sekarang
panggung tidak dibuat di atas kereta tetapi dibuat diatas mobil
trailer yang diperlengkapi menurut kebutuhan dan
perlengkapan tata cahaya yang sesuai dengan kebutuhan
pentas. Jadi kelompok kesenian dapat mementaskan
karyanya dari satu tempat ke tempat lain tanpa harus
memikirkan gedung pertunjukan tetapi hanya mencari tanah
yang agak lapang untuk memarkir kereta dan penonton
bebas untuk menonton
TEMA

Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide


ataupun gagasan seorang penata tari (koreografer) yang akan
disampaikan kepada orang lain (penonton) yang kemudian pokok
pikiran tadi dituangkan kedalam bentuk-bentuk gerak menjadi
sebuah karya seni tari yang disajikan kepada penonton.
Pokok pikiran atau tema dapat bersumber dari apa yang kita
rasakan, kita dengar, kita lihat dan dapat diangkat dari pengalaman
hidup, cerita rakyat, binatang dan lain sebagainya. Dalam
penyajiannya suatu karya tadi terkadang tidak hanya menggunakan
satu tema saja melainkan bisa beberapa tema, misalnya pada tari
Srikandhi Mustakaweni bisa termasuk tema dramatik dan heroik.
Macam-macam tema pada seni tari :

1. Tema Dramatik
Yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan
cerita atau dalam tari tersebut ada latar belakang ceritanya. Tari
yang bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua
penari ataupun banyak penari. Misalnya pada tari Menak Kocar
(tunggal), Karno Tandhing (berpasangan). Pada tema dramatik
bentu kelompok dibedakan menjadi :

a. Dramatari berdialog dibagi 2 yaitu :


- Dramatari berdialog prosa.
Contoh : Wayang orang, prembon (Bali)
- Dramatari berdialog puisi / tembang.
Contoh : Langendriyan, Langenmandrawanara
b. Dramatari tanpa dialog
Contoh : Sendratari (Seni, Drama dan Tari)
2. Tema Non Dramatik
Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita
atau tidak merupakan bagian dari suatu cerita, tetapi
menggambarkan sesuatu.
Contoh : Tari Kuda-Kuda, Tari Golek, dll
3. Tema Heroik
Pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau
tandingan yang menggambarkan kegagahan dan keperwiraan.
Contoh : Tari Prawiraguna, Tari Bambangan Cakil
4. Tema Erotik
Karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan
antara pria dan wanita. Dalam tema dapat ditarikan tunggal
ataupun pasangan.
Contoh : Tari Gatutkaca Gandrung, Tari Karonsih
5. Tema Imitatif / Totemitis
Tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang
atau hewan dan alam.
Contoh : Tari Kukila, Tari Kelinci, Tari Kupu-Kupu

6. Tema Pantomime / Mimitis


Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru
gerak orang atau menggambarkan suatu bentuk aktifitas manusia.
Contoh : Tari Batik, Tari Nelayan,
Jenis-Jenis tari menurut fungsinya

Beberapa jenis tari menurut fungsinya :


Tari Upacara, tari upacara pada umumnya bersifat sacral dan magis,
untuk memudahkan mengklasifikasikan tari-tarian upacara ada
beberapa cirri umum tari-tarian tersebut yaitu :

•Gerak tari imitative, meniru-niru gerak-gerak


alam(binatang,tumbuhan, peredaran matahari, ataupun kondisi
cuaca)
•Ungkapan gerak merupakan ekspresi kehendak jiwa penarinya
•Ada suasana mistis, magis atau religious
•Penghayatan tari terbatas pada lingkungan adat dan tradisi yang
bersangkutan
•Perujudan tari sangat eraat hubungannya dengan peristiwa-
peristiwa yang menjadi tujuannya
•Perbendaharaan gerak amat sederhana dan terbatas
•Koreografinya sederhana, tidak mempertimbangkan tata susunan
desain lantai maupun desain atas, komposisi dan sebagainya
•Biasanya dilaksanakan secara kolektif
•Iringan music baik ritme maupun instrumennya sangat sederhana,
terdengar monoton tapi menggugah.
•Pada beberapa jenis tarian upacara tidak banyak
mempertimbangkan kostum, make-up, dance prop dan tata
panggung.
•Pengulangan-pengulangan gerak maupun music justru
dimaksudkan untuk mempercepat proses penciptaan terciptanya
suasana mistis dan magis.
•Pada umumnya dilaksanakan tanpa ketentuan waktu yang
terbatas.
Tari Hiburan

Tari ini bukanlah sebuah tontonan seni pertunjukkan yang


dinikmati seninya tetapi mengharapkan partisipasi aktif para
penontonnya untuk ikut bersama menari dan bersenang-senang.

Ciri-ciri tari hiburan secara umum adalah sebagai berikut :


•Mood yang bergembira ria adalah factor utama
•Unsur-unsur gerak tari memungkinkan orang mudah
menyusunnya sesuai dengan spontanitas yang tiba-tiba timbul
•Ritme pada umumnya sangat mudah, jelas dan merangsang
•Pelakunya pasangan pria dengan wanita atau berkelompok
•Karena sifatnya bukan seni untuk pertunjukkan maka beentuk
komposisinya selalu menutup
•Gampang melibatkan banyak peserta
•Iringan music vocal atau instrumental sangat praktis,
kadangkala hanya berupa tepukan tangan atau nyanyian
belaka.
•Pakaian tari bebas bahkan sering dipergunakan pakaian
sehari-hari
•Tata panggung kurang begitu diperhatikan karena bisa
diselenggarakan di mana saja asal ada ruangan.
•Pada umumnya tarian ini sangat mudah mengikuti
perkembangan jaman.
Tari Pertunjukkan

Pola garapan tarian tontonan ini betul-betul menghendaki adanya


pemikiran terhadap kaidah-kaidah seni pertunjukkan, ada dua
macam yang bisa dikategorikan ke dalam jenis tari pertunjukkan,
yaitu :

•Concert dance : membutuhkan persiapan yang jauh lebih berat dan


pertanggungjawaban artistic yang tinggi, unsure-unsur kreativitas
yang actual dengan konsep dan tujuan adalah hal yang penting di
dalam garapan tari. Pada umumnya penonton adalah orang-orang
tertentu dan diharapkan ada evaluasi, jumlah penonton belum tentu
banyak.
•Show dance biasanya dipentaskan dengan tujuan hanya sekedar untuk
memeriahkan resepsi atau acara tertentu, namun demikian tidak berarti kadar
nilai artistiknya rendah atau koreografinya tanpa melalui pertimbangan-
pertimbangan kaidah seperti tersebut di atas.

Tari-tarian pertunjukkan pada umumnya memiliki cirri-ciri tertentu, antara lain :


•Pola garapnya merupakan penyajian yang khusus untuk di
pertunjukkan(perfoming art), dengan usaha mengembangkan seluruh kaidah-
kaidahnya.
•Adanya factor imajinatif/kreativitas
•Adanya ide yang mengandung dan mengarah kepada bentuk pementasan yang
professional ( spesialisasi keahlian dalam bidang tertentu
•Kadangkala pementasan hanya menghendaki penonton tertentu dengan harapan
adanya evaluasi yang apresiatif yang dijalankan dengan undangan atau karcis
•Lokasi pementasan di tempat yang khusus atau teater, baik tempat itu berupa
gedung pertunjukkan tradisional, modern, panggung terbuka ataupun panggung
tertutup.
Tari sebagai media pendidikan
Tari sebagai media pendidikan setidaknya dapat disandarkan pada
tujuan pendidikan yaitu :
•Sebuah strategi atau cara memupuk, mengembangkan sensitivitas
dan kreativitas
•Memberi peluang seluas-luasnya pada siswa untuk berekspresi
•Mengembangkan pribadi anak ke arah pembentukan pribadi yang
utuh dan menyeluruh baik secara individu, social, maupun budaya.
Tari sebagai media terapi, yaitu tari yang difungsikan sebagai terapi
psikologis para penyandang cacat fisik atau mental. Hal ini
didasarkan atas kompleksitas dari tari itu sendiri, yaitu meliputi
adanyya unsur ritmikal, unsure keruangan, dan unsure gerak tubuh,
semuanya itu dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengkondisikan manusia agar memiliki stabilitas mental atau
fisiknya.

Anda mungkin juga menyukai