Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 2A

Tema : Penindakan tegas dan keras bagi pengguna media sosial yang melontarkan ujaran
kebencian dan fitnah
Faizzatul Ummah (11)
PRO Karmila kamilia I (18)
Maudy Niefera Tasha (20)
MEMBUAT TEKS EDITORIAL

Bermedsoslah dengan Bijak


Maraknya media sosial di Indonesia disambut baik oleh masyarakat yang kebanyakan
penggunanya adalah remaja. Penggunanya pun dari tahun ke tahun semakin meningkat, mulai dari
anak-anak sampai orang tua, bahkan anak kecil pun sekarang sudah bisa mengakses yang namanya
media sosial. Media sosial seperti Facebook, Line, Twitter, Instagram dan sebagainya. Alasan para
remaja menggunakan media sosial ini adalah ingin mendapatkan informasi tentang gaya hidup
yang terbaru. Apalagi sekarang penggunaan media sosial didukung oleh teknologi terbaru yang
kini sudah banyak dipakai, seperti smartphone. Maka dari itu kita sebagai pengguna harus selektif
dalam menggunakannya.
Berdasarkan data yang diterima oleh Presiden, saat ini terdapat 132 juta pengguna internet
di Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan tingkat penggunaan internet yang hampir mencapai 52
persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Konten media sosial merupakan yang paling banyak
diakses oleh para pengguna internet Indonesia. Semakin banyaknya akses terhadap media sosial
menunjukkan tingkat literasi media sosial masyarakat Indonesia yang tinggi. Sebagai pengguna
media sosial kita harus mengetahui bagaimana manfaat dan bahaya media sosial dalam
menggunakannya.
Belakangan ini terlihat bahwa sering kali pemanfaatan media sosial tersebut
tidaklah lagi berada pada tempatnya. Terlebih pada saat ini, media sosial banyak disalahgunakan.
Salah satu contoh kasus penyalahgunaan media sosial adalah kasus saracen yaitu dengan
menyebarkan ujaran kebencian yang dimulai dari pembuatan konten dalam bentuk meme yang
berbentuk video, gambar, laman web dan lain-lain. Dari penelusuran penyidik, pelaku membuat
meme lalu ditampung dalam satu grup. Nanti membuat meme lagi lalu dibuat grup lagi dan
seterusnya. Kemudian, disebarkan ke sosial media dengan menggunakan akun-akun palsu. Dan
pelaku yang lain ikut membantu memviralkan dalam akun lainnya. Kasus diatas tentu saja dapat
merugikan orang lain. Jika hal ini dibiarkan akan menimbulkan berbagai macam kejahatan yang
lainnya.
Penyalahgunaan media sosial yang lainnya seperti adanya pengancaman, pembunuhan,
pemfitnahan, dan kejahatan yang lainnya. Terjadi keributan terhadap pengguna media sosial yang
melontarkan ujaran kebencian, pernyataan kasar, pernyataan fitnah, provokatif, dan bahasa yang
dipakai adalah bahasa yang tidak pantas seperti, “bunuh, bantai, dan gantung”. Adanya Kejahatan
dunia maya yang dikenal dengan nama cyber crime. Hal itu bukan budaya kita dan bukan
kepribadian kita sebagai bangsa Indonesia. Kita harus lebih pintar menyikapi hal tersebut. Jangan
sampai kita yang dihujat kehabisan energi untuk hal yang tidak berguna seperti menanggapi
hujatan dari media sosial.
Berdasarkan surat edaran Kalpolri No: SE/06/X/2015 dalam Pasal 157 ayat (1) KUHP
berbunyi : “Barang siapa menyiarkan, mempertunjukan atau menempelkan tulisan atau lukisan di
muka umum, yang isinya mengandung perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan
diantara atau terhadap golongan-golongan rakyat Indonesia, dengan maksud supaya isinya
diketahui oleh umum, diancam dengan pidana penjara paling lama dua tahun enam bulan atau
denda.” Dan Pasal 310 ayat (1) KUHP berbunyi : “Barang siapa sengaja menyerang kehormatan
atau nama baik sesorang dengan menuduhkan sesuatu hal, yang maksudnya terang supaya hal
iyu diketahui umum, diancam karena pencemaran dengan pidana penjara paling lama sembilan
bulan.”
Berlama-lama mengakses situs media sosial dapat menyebabkan kecanduan yang sangat
sulit dihindari dan dapat memberikan dampak seperti menghabiskan waktu dengan percuma,
melupakan kehidupan nyata yang membuat seseorang menutup diri dari kehidupan luar.
Seharusnya media sosial dijadikan sebagai sarana untuk kebaikan yang mendorong kreativitas dan
inovasi yang positif juga dikembangkan ke dalam hal produktif. Bukan digunakan sebagai sarana
untuk mengujar kebencian, fitnah, maupun provokatif.
Maka dari itu, sangat perlu adanya penindakan yang tegas dan keras terhadap
penyalahgunaan media sosial ini. Agar masyarakat yang melakukan penyalahgunaan mendapatkan
jera. Dan dapat menggunakan media sosial dengan baik. Serta penegak hukum harus bersikap tegas
dalam menuntaskan kasus-kasus penyalahgunaan media sosial sebagai tindak kejahatan dan bagi
pelaku harus dihukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai