Anda di halaman 1dari 7

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

Oleh:
Patricia Ancilla
12 Leopold / 16

Saint John’s Catholic School


Jl.Kencana Loka Raya No. 8 Sektor XII BSD City
Serpong, Tangerang Selatan 15310
Tahun Ajaran 2016/2017
1.Tujuan
Mengetahui sifat koligatif penurunan titik beku dari berbagai macam larutan.

2. Dasar Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat dari larutan yang bergantung pada jumlah
volume pelarut dan bukan pada massa partikel. Contoh dalam kehidupan sehari-hari
yang berhubungan dengan sifat koligatif adalah penurunan titik beku dan kenaikan titik
didih.
Penurunan titik beku terjadi ketika titik beku suatu cairan lebih rendah karena
adanya penambahan senyawa lain pada cairan. Cairan akan mempunyai titik beku yang
lebih rendah dari pelarut murni. Contoh penurunan titik beku adalah titik beku air laut
lebih rendah daripada titik beku air murni. Hal ini disebabkan karena adanya senyawa
lain (yaitu garam) di dalam air laut, sehingga menyebabkan titik beku air laut lebih
rendah daripada titik beku air biasa. Penurunan titik beku adalah salah satu sifat koligatif
larutan.
Penurunan titik beku dapat dihitung menggunakan persamaan Clausius-Clapeyron
dan hukum Raoult. Rumus penurunan titik beku (ΔTf) larutan: ΔTf = m . Kf
■ ΔTf = penurunan titik beku
■m = molalitas larutan
■ Kf = tetapan penurunan titik beku molal
Rumus titik beku larutan:
Tf = (0 – ΔTf) °C

Pada larutan elektrolit, jumlah ion dan tetapan disosiasi mempengaruhi


penurunan titik beku dan kenaikan titik didih. Pada larutan elektrolit diberlakukan faktor
van’t Hoff yang dilambangkan dengan i. Contoh larutan elektrolit dalam kehidupan
sehari-hari adalah asam cuka dan air garam.

i = 1 + (n-1)α
■ i = faktor van’t Hoff
■ n = jumlah ion
■ α = tetapan disosiasi

Rumus penurunan titik beku larutan elektrolit:


ΔTf = m . Kf . i

3. Alat dan Bahan


● Es (1kg)
● Gelas plastik (2)
● Sendok makan
● Palu
● Lap
● Baskom
● Garam
● Pengaduk
● Tabung reaksi
● Air suling
● Termometer
● Urea (1m dan 2m)
● NaCl (1m dan 2m)

4. Prosedur
1. Masukan butiran es ke dalam gelas plastik sampai kira-kira tiga perempat bagian.
Tambahkan 8 sendok makan garam dapur, lalu aduk. Inilah campuran pendingin.
2. Isi tabung reaksi dengan air suling kira-kira setinggi 4 cm. Masukkan tabung
reaksi itu ke dalam campuran pendingin. Masukan pengaduk kaca ke dalam tabung
reaksi dan gerakkan naik turun dalam air suling hingga seluruhnya membeku.
3. Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin dan biarkan es dalam tabung
mencair sebagian. Ganti pengaduk dengan termometer. Dengan hati-hati aduklah
campuran dalam tabung dengan termometer naik turun. Kemudian bacalah
termometer dan catat suhu campuran es dan air itu.
4. Ulangi langkah 2 dan 3 dengan menggunakan larutan urea dan NaCl, masing-
masing dengan konsentrasi 1 m dan 2 m sebagai pengganti air suling.

5. Data
Hasil Percobaan

Titik beku air suling: -1° C


Titik beku larutan:

No Zat Terlarut Kemolalan Titik beku ° C

1 CO(NH2)2 1m -3
2 CO(NH2)2 2m -5
3 NaCl 1m -5
4 NaCl 2m -8

6. Perhitungan
● Urea 1 molal
∆Tf = m x kf Tf larutan = Tf pelarut - ∆Tf
= 1 x 1,86 = 0 – 1,86
= 1,86 °C = -1,86 °C
● Urea 2 molal
∆Tf = m x kf Tf larutan = Tf pelarut - ∆Tf
= 2 x 1,86 = 0 – 3,72
= 3,72 °C = -3,72 °C
● NaCl 1 molal
∆Tf = m x kf x i Tf larutan = Tf pelarut - ∆Tf
= 1 x 1,86 x 2 = 0 – 3,72
= 3,72 °C = -3,72 °C
● NaCl 2 molal
∆Tf = m x kf x i Tf larutan = Tf pelarut - ∆Tf
= 2 x 1,86 x 2 = 0 – 7,44
= 7,44 °C = - 7,44 °C

7. Analisis Data
Berdasarkan eksperimen yang saya lakukan, dapat terlihat bahwa semakin besar m
(molalitas) maka penurunan titik beku akan semakin besar. Begitu juga dengan nilai i,
semakin besar i maka penurunan titik beku semakin besar. Jika penurunan titik beku
suatu larutan semakin besar, maka titik beku larutan akan semakin rendah. Hal ini juga
membuktikan rumus ∆Tf = m x kf x i.
Hal tersebut dapat dibuktikan dengan eksperimen yang saya lakukan. Dimana titik
beku NaCl 2 molal jika dibandingkan dengan NaCl 1 molal, dapat dilihat titik beku
NaCl 2 molal adalah -7,44 °C lebih rendah dibanding NaCl 1 molal yaitu -3,72 °C.
Sama halnya dengan urea 2 molal dan 1 molal, urea 2 molal adalah -3,72 °C memiliki
titik beku lebih rendah dibanding urea 1 molal yaitu -1,86 °C.
Kemudian, urea yang tidak memiliki nilai i (i=1) jika dibandingkan dengan NaCl yang
memiliki i ( i =2), dengan jumlah molal yang sama, urea 1 molal yang titik bekunya
adalah -1,86 °C memiliki titik beku yang lebih tinggi dari NaCl 1 molal yaitu -3,72 °C.
Namun hasil perhitungan dan percobaan mungkin berbeda, atau bahkan kurang
tepat karena beberapa kesalahan. Terlihat di atas, bahwa semua hasil perhitungan dan
percobaan berbeda. Di percobaan, urea 1 molal memiliki titik beku -3 °C sedangkan
jika dilakukan perhitungan, titik bekunya bernilai -1,86 °C , urea 2 molal memiliki titik
beku -5 °C di percobaan, namun jika dihitung nilai titik bekunya adalah -3,72 °C. Lalu,
NaCl 1 molal di percobaan memiliki titik beku -5 °C, sedangkan ketika dihitung NaCl
memiliki titik beku -3,72 °C. Sama halnya dengan NaCl 2 molal, di percobaan titik
bekunya adalah – 8 °C, dan di perhitungan, NaCl 2 molal ini memiliki titik beku -7,44
°C. Hal tersebut, berbeda ataupun kurang tepat, disebabkan karena beberapa faktor
kesalahan. Yaitu, suhu ruangan yang berubah-ubah, pengukuran suhu di termometer
yang kurang tepat, dan larutan-larutan yang mungkin kemolalannya tidak murni. Hal ini
dapat diminimalisir dengan melakukan percobaan yang diulang beberapa kali agar
mendapatkan hasil yang semakin mendekati kebenaran, juga dapat dibantu dengan suhu
ruangan yang tetap menggunakan ruangan kedap udara, serta alat ukur yang lebih
canggih agar lebih akurat.
8. Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan
1. Bagaimana titik beku larutan dibandingkan dengan titik beku pelarut murni?
2. Bagaimana pengaruh kemolalan larutan urea terhadap
a. Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku larutan?
3. Bagaimana pengaruh kemolalan larutan NaCl terhadap
a. Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku larutan?
4. Pada kemolalan yang sama, bagaimana pengaruh NaCl dibandingkan dengan
pengaruh urea terhadap
a. Titik beku larutan?
b. Penurunan titik beku larutan?
5. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari kegiatan ini?

Jawaban
1. Titik beku larutan lebih rendah dibanding titik didih pelarut murni, sehingga
jika didinginkan, larutan akan membeku lebih cepat dibandingkan dengan
pelarut murni.
2. a. Semakin besar molal urea, maka titik beku urea tersebut akan semakin rendah.
b. Semakin besar molal urea, penurunan titik beku urea semakin besar.
3. a. Semakin besar molal NaCl maka titik beku nya akan semakin rendah.
b. Semakin besar molal NaCl maka penurunan titik beku nya akan semakin besar.
4. a. Dengan besar molal yang sama, titik beku larutan NaCl lebih rendah jika
dibandingkan dengan urea.
b. Dengan besar molal yang sama, penurunan titik beku larutan NaCl lebih besar
jika dibandingkan dengan urea.
5. Larutan elektrolit yang berarti memiliki nilai i, akan memiliki titik beku yang lebih
rendah dibanding larutan non elektrolit yang berarti tidak memiliki nilai i. Larutan yang
memiliki molal lebih besar akan memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding larutan
yang molalnya lebih kecil begitu juga sebaliknya. Sehingga penurunan titik beku lebih
besar untuk larutan yang memiliki tingkat kemolalan lebih besar dan penurunan titik
beku lebih kecil untuk larutan yang memiliki tingkat kemolalan lebih kecil. Titik beku
larutan selalu lebih rendah dibanding pelarut murni. Kesalahan akan selalu terjadi di
dalam sebuah eksperimen (suhu, kemurnian larutan, dan pengukuran).

9. Kesimpulan
- Larutan elektrolit memiliki titik beku yang lebih rendah dibanding larutan non
elektrolit, karena elektrolit mempunyai nilai i, sedangkan larutan non elektrolit tidak.
Sedangkan untuk penurunan titik beku, larutan elektrolit akan mengalami penurunan
titik beku yang lebih besar dibanding larutan non elektrolit.
- Tingkat kemolalan suatu larutan memiliki pengaruh pada penurunan titik beku serta
titik bekunya. Semakin besar molal maka penurunan semakin besar sehingga titik beku
semakin rendah.
- Titik beku larutan selalu lebih rendah dibanding pelarut murni.
- Kesalahan akan selalu terjadi di dalam sebuah eksperimen (suhu, kemurnian larutan,
dan pengukuran).

10. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai