Anda di halaman 1dari 25

NAMAGURU

NAMA GURU : :SILVIA


SILVIAWULANDARI S.Pdd
WULANDARIP,P,S.P
Sekolah
Sekolah : :sma
smanegeri
negeri23
23BATAM
BATAM
MataPelajaran
Mata Pelajaran : :Kimia
Kimia
Kelas/ /Semester
Kelas Semester : :XII
XII/ /I I

Tahunpelajaran
Tahun pelajaran : :2021/2022
2021/2022

PETA KONSEP

LARUTAN

MEMPUNYAI

KONSENTRAS MEMPENGARUHI SIFAT KOLIGATIF


I

TERDIRI ATAS

KEMOLARA KEMOLALA FRAKSI MOL TERDIRI ATAS


N N

PENURUNAN KENAIKAN PENURUNAN TEKANAN


TEKANAN UAP TITIK DIDIH TITIK BEKU OSMOTIK

Larutan merupakan campuran homogen yang membentuk satu fasa, yaitu mempunyai
sifat dan komposisi yang sama antara satu bagian dengan bagian lain di dekatnya.
Kebanyakan larutan mempunyai salah satu komponen yang besar jumlahnya. Komponen
yang besar itu disebut pelarut (solvent) dan yang lain disebut zat terlarut (solute).
1. Konsentrasi Larutan
Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif, digunakan konsentrasi.

Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dengan pelarut


Perbandingan itu dapat diungkapkan dengan dua cara yaitu :

1.

2.

Berdasarkan hal ini, muncullah beberapa satuan konsentrasi, seperti kemolaran, kemolalan
dan fraksi mol.
a. Kemolaran (M)
Kemolaran adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentkan dengan menghitung mol zat terlarut dan volume
larutan. Volme larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah bercampur.

M=
n = mol zat terlarut
V = volume larutan (L)
b. Kemolalan (m)
Kemolalan adalah jumlah mol zat terlarut dalam tiap 1 kg pelarut murni.

m=
n = mol zat terlarut
p = massa pelarut (kg)
c. Fraksi Mol
Fraksi mol adalah perbandingan mol zat terlarut atau pelarut terhadap jumlah mol
larutan.

+ =1
= fraksi mol zat terlarut

= fraksi mol pelarut

= mol zat terlarut

= mol pelarut

Contoh :

1. Sebanyak 6 gram urea ( Mr = 60 ) dilarutkan dalam 90 gram air.


Tentukanlah :
a. Kemolalannya
b. Fraksi Molnya
Jawab :

a. n = = = 0,1 mol

m= = = 1.1111 molal

b. Fraksi mol urea = = = 0,02

2. Larutan NaOH mempunyai konsentrasi 0,5 molal. Tentukan fraksi mol NaOH dan
air!
Jawab:
Setiap 1000 gram air terdapat 0,5 mol NaOH.
n NaOH = 0,5 mol

n H2O = = = 55,56 mol

X NaOH = = = 0,09
X H2O = 1 – 0,09 = 0,91

2. Sifat Koligatif Larutan

Untuk memahami tentang sifat koligatif larutan, perhatikan gambar di bawah.

Dari gambar diatas apa yang dapat anda simpulkan? Coba anda perhatikan larutan
urea, glukosa, dan sukrosa tersebut, ketiga larutan itu memiliki sifat koligatif larutan yang
sama. Bagaimanakah jenis dan ukuran partikel zat terlarutnya? Kemudian, bagaimana
jumlah partikel zat terlarutnya?

Jadi apakah sebenarnya yang dikatakan dengan sifat koligatif larutan?

Jenis partikel zat terlarut berbeda

Ukuran partikel zat terlarut berbeda

Jumlah Partikel zat terlarut sama

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis dan
Sifat-
ukuransifatpartikel
apa sajazat
yang merupakan
terlarut sifat
tetapi koligatif?
hanya bergantung pada jumlah partikel zat
terlarut tersebut dalam larutan.
Pembentukan larutan (Zat terlarut + zat pelarut) hanya sedikit pengaruhnya terhadap sifat

Sifat koligatif larutan meliputi :


1. Penurunan tekanan uap (∆P)
2. Kenaikan titik didih (∆Tb)
3. Penurunan titik beku (∆Tf)
4. Tekanan osmotik (π)
a. Penurunan Tekanan Uap
Sebelum membicarakan penurunan tekanan uap larutan, ada baiknya kita pahami dulu
apa itu penguapan. Perhatikan gambar di bawah.

Apa yang dimaksud dengan penguapan?


Menguap adalah merenggangnya jarak antar molekul zat cair
Ketika partikel-partikel zat cair meninggalkan kelompoknya menjadi uap, di saat yang
bersamaan uap tersebut akan kembali menjadi zat cair
Tekanan uap jenuh adalah tekanan pada permukaan cairan yang dihasilkan oleh uap jenuh
Uap jenuh adalah uap (gas) yang berada pada permukaan zat cair dalam sistem tertutup,
dimana gas dan zat cair berada dalam kesetimbangan dinamis.
Tekanan yang ditimbulkan pada saat terjadi kesetimbangan antara jumlah partikel zat cair
menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair disebut tekanan uap jenuh.

Tekanan uap jenuh : tekanan uap larutan di saat terjadi kesetimbangan antara jumlah
partikel zat cair menjadi uap dan jumlah uap menjadi zat cair dalam ruangan tertutup
Perhatikan gambar berikut.
Apa yang terjadi dengan tekanan uap jika ke dalam suatu cairan (misalnya, air)
dimasukkan zat yang tidak mudah menguap (misalnya, gula pasir)? Adanya zat terlarut
nonvolatile (tidak mudah menguap) di dalam suatu pelarut dapat menurunkan
tekanan uap pelarut. Mengapa demikian, adanya molekul-molekul zat terlarut di antara
molekul-molekul pelarut akan mengurangi kemampuan molekul-molekul pelarut untuk
berubah dari wujud cair ke wujud gas. Dalam larutan, molekul-molekul zat terlarut
tersebut, akan menghalangi molekul-molekul pelarut terlepas dari larutan untuk menguap.
Dengan demikian, jumlah molekul pelarut yang berada dalam keadaan uap menjadi
berkurang sehingga mengakibatkan penurunan tekanan uap larutan (∆P). Perhatikan
gambar berikut.

Bila tekanan uap jenuh pelarut murni dinyatakan dengan P0, tekanan uap jenuh larutan
dinyatakan dengan P, maka besarnya penurunan tekanan uap jenuh dapat ditulis:

P = P0 – P
Besarnya tekanan uap jenuh masing-masing komponen dalam larutan dirumuskan dalam
hukum Roult
Tekanan uap jenuh satu komponen larutan yang dapat menguap sama dengan tekanan
uap jenuh komponen murni dikalikan fraksi molnya pada suhu itu.

P = P00 . Xp
P = tekanan uap jenuh larutan p

P0 = tekanan uap jenuh pelarut murni


Xp = fraksi mol pelarut
Berdasarkan besarnya persamaan penurunan tekanan uap jenuh larutan (∆P), maka
persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut.

∆P = P00 . Xt
t
⧍P = penurunan tekanan uap
Xt = fraksi mol zat terlarut

Contoh:
1. Tekanan uap jenuh air pada temperatur 250C adalah 23,76 mmHg. Tentukan penurunan
tekanan uap jenuh air, jika ke dalam 90 gram air dilarutkan 18 gram glukosa ( )!
Jawab:

n = = = 0,1 mol

n = = = 5 mol

X = = = = 0,02

∆P = P0 . X

= 23,76 mmHg 0,02

∆P = 0,48 mmHg

2. Tentukan tekanan uap jenuh air pada larutan yang mengandung 12% massa urea,
CO(NH2)2, jika tekanan uap jenuh air pada temperature 300C adalah 31,82 mmHg!
Jawab:

Misal, massa larutan adalah 100 gram maka:

Massa CO(NH2)2 =

Massa H2O = (100-12) gram = 88 gram

n CO(NH2)2 = = = 0,2 mol

n H2O = = = 4,89 mol


X H2O = = = = 0,96

P = P0 . X H2O

= 31,82 mmHg . 0,96

P = 30,55 mmHg

b. Kenaikan Titik Didih


Pernahkah kamu melihat air mendidih ? Pendidihan suatu zat cair terjadi pada saat
terbentuknya gelembung-gelembung gas dan tekanan uapnya sama dengan tekanan
lingkungannya.
Perhatikan Gambar Berikut :
P udara = 1 atm, P pelarut = 1 atm

Pelarut air mendidih


sewaktu tekanan
uap larutan
mencapai 1 atm.

Jadi Titik didih adalah titik dimana air mendidih, Titik didih terjadi pada saat tekanan uap
larutan sama dengan tekanan udara luar. Titik didih normal suatu cairan merupakan suhu
pada saat tekanan uap sama dengan tekanan 1 atmosfer. Misalnya titik didih normal air
adalah 100o C. Titik didih air di daerah yang memiliki tekanan lebih rendah seperti daerah
pegunungan akan lebih rendah dari 100oC. Semakin rendah tekanan udara luar, maka
semakin rendah titik didih, sehingga air lebih cepat mendidih di tempat tinggi.
Perbedaan Menguap dan Mendidih
Menguap Mendidih
merenggangnya jarak antar molekul zat cair merenggangnya semua molekul penyusun
cairan
Terjadi diseluruh bagian air Terjadi di permukaan air
Terjadi pada suhu berapapun Terjadi pada titik didih tertentu

Perhatikan gambar berikut ini :


P udara = 1 atm, P larutan = 1 atm
Bandingkan jumlah
partikel pelarut yang
berubah menjadi gas
pada pelarut murni dan
larutan.
Adanya Partikel zat terlarut dalam suatu pelarut, menyebabkan terhalanginya proses
pergerakan molekul cairan menuju permukaan atau meninggalkan lingkungan cairannya.
Sehingga pada proses pemanasan cairan, ketika suhu sistem sama dengan suhu didih
normal pelarutnya, larutan belum akan mendidih, dan dibutuhkan suhu yang lebih tinggi
lagi untuk memulai proses pendidihan.
Semakin banyak partikel zat terlarut yang terlarut dalam pelarut, maka kenaikan titik
didih larutan (DTb) akan semakin besar, yang berakibat, titik didih larutan (TbLarutan)
akan semakin tinggi.
Kenaikan suhu didih larutan dari suhu didih pelarut murninya disebut kenaikan titik
didih larutan (ΔTb). Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai
kenaikan titik didih larutan dinyatakan dengan persamaan :

ΔTb = Titik didih larutan-Titik didih pelarut


b

ΔTb = Tb larutan – Tb pelarut


b b larutan b pelarut
Tb larutan = Tb Pelarut + ΔTb
b larutan b Pelarut b

Kenaikan titik didih hanya tergantung pada konsentrasi atau jumlah partikel dalam
larutan. Kenaikan titik didih yang disebabkan oleh 1 mol zat yang dilarutkan dalam 1000
gram zat pelarut mempunyai harga yang tetap dan disebut kenaikan titik didih molal (K b).
misalnya ;
Larutan 1 mol mempunyai ΔTb = Kb
Larutan 2 mol mempunyai ΔTb = 2 x Kb
Larutan m mol mempunyai ΔTb = m x Kb
Jadi, secara umum persamaannya :
Larutan m mol mempunyai ΔTb = m x Kb
Jadi, secara umum persamaannya :
Keterangan :
ΔTb = Kb x m ΔTb : Kenaikan titik didih larutan ( oC)
b b
Atau Kb : Tetapan kenaikan titik didih larutan(oC/m)
m : Kemolalan ( mol/gram)
Mr : Massa molekul relatif ( gram / mol)
g : Massa Zat (gram)
P : Massa Pelarut (gram)
Tabel. Tetapan Kenaikan Titik didih beberapa pelarut ( Kb)

PelarutTitik Didih (oC)Kb(oC.kg.mol-1)Air 1000,52Alkohol 78,51,19Eter


34,52,11Kloroform 61,23,99Benzena80,12,52Aseton56,51,67Asam asetat 11,83,07

Contoh Soal
Berapakah titik didih 36 gram glukosa ( C6H12O6, Mr = 180 g/mol) dalam 250 gram air, jika diketahui
Kb air 0,52oC.kg/mol ?
Penyelesaain ;
Dik :
Massa glukosa : 36 gram
Mr glukosa : 180 gram/mol
Massa air : 250 gram
Kb air 0,52oC.kg/mol

ΔTb = Kb . m Tb larutan = Tb air + ΔTb


= 0,52oC/m . = 100oC + 0,146oC
= 100,416oC
o
= 0,52 C/m . 0,2 mol x 4 gram
= 0,52oC/m . 0,8 m
= 0,416 oC

Latihan

Berapakah titik didih 4,9 gram asam sulfat ( Mr = 98 g/mol) dalam 150 gram air jika
diketahui Kb air = 0,52oC/m ?

c. Penurunan Titik Beku


Air dapat berada dalam 3 (tiga) fase zat, yaitu fase cair, gas dan padat. Apakah
Perbedaan yang terdapat pada ketiga fase air tersebut ? Kondisi yang membedakan antara
fase padat, cair, dan gas pada suatu cairan adalah jarak antara partikel (molekul – molekul)
cairan.
Perhatikan gambar berikut ini :

Pada sistem A, molekul pelarut dapat dengan mudah bergabung sehingga membentuk
fase padat pada titik beku normal. Pada sistem B, molekul molekul pelarut susah berubah
menjadi fase cair karena partikel lterlarut menghalangi pergerakanpartikel pelarut. Apa
yang terjadi bila zat terlarut semakin banyak?
Titik beku adalah titik dimana air mulai membeku. Titik beku normal suatu zat
adalah suhu pada saat zat meleleh atau membeku pada tekanan 1 atmosfer (keadaan
normal). Jika suatu zat terlarut ditambahkan pada suatu pelarut murni hingga membentuk
larutan maka titik beku pelarut murni akan mengalami penurunan. Misalnya, titik beku
normal air adalah 0oC. Namun dengan adanya zat terlarut pada suhu 0oC air belum
membeku. Jadi selisih titik beku pelarut dengan titik beku larutan disebut penurunan titik

beku ( . Hubungan antara banyaknya partikel zat terlarut dengan Nilai kenaikan titik

didih larutan dinyatakan dengan persamaan:

ΔTf = Titik beku pelarut-Titik beku larutan


f

ΔTf = Tf pelarut – Tf larutan Tf larutan = Tf Pelarut – ΔTf


f f pelarut f larutan
f larutan f Pelarut – f

Penurunan Titik beku yang disebabkan oleh 1 mol zat terlarut dalam 1000 gram zat pelarut
dinamakan penurunan titik beku molal (Kf).
Larutan 1 mol mempunyai ΔTf = Kf
Larutan m mol mempunyai ΔTf = Kf x m
Jadi, secara umum persamaannya :
Keterangan :
ΔTf : penurunan titik beku larutan ( oC)
ΔTf = Kf x m Kf : Tetapan penurunan titik beku larutan(oC/m)
m : Kemolalan ( mol/gram)
Mr : Massa molekul relatif ( gram / mol)
g : Massa Zat (gram)
P : Massa Pelarut (gram)
Atau

Tabel. Tetapan Penurunan Titik beku beberapa pelarut ( Kb)

PelarutTitik beku (oC)Kf(oC.kg.mol-1)Air 01,86Benzena 5,45,1fenol397,3Naftalen


807Asam asetat16,53,82Kamper 18040Nitrobenzena 5,66,9

Contoh Soal
Dilarutkan 18 gram glukosa C6H12O6 ke dalam 500 gram air. Jika Kf air = 1,86oC.m dan
Mr glukosa = 180gram /mol. Titik beku larutan tersebut adalah ....

Penyelesaain ;
Dik :
Massa glukosa : 18 gram
Mr glukosa : 500 gram/mol
Massa air : 180 gram
Kf air 1,86oC.m

ΔTf = Kf . m Tf larutan = Tf air - ΔTf

= 1,86oC/m . = 0oC – 0,372oC

= -0,372oC
o
= 1,86 C/m . 0,1 mol x 2 gram
= 1,86oC/m . 0,2 m
= 0,372oC

Latihan

Dalam 500 gram air terlarut 15 gram urea ( C0(NH 2)2 ). Jika Kf air = 1,86oC/m maka larutan
tersebut membeku pada suhu ...... oC ( Mr urea = 60)

d. Tekanan Osmotik
Jika dua jenis larutan yang konsentrasinya berbeda dimasukkan ke dalam wadah
kemudian kedua larutan itu dipisahkan dengan selaput semipermeabel, apakah yang akan
terjadi? Perhatikan ilustrasi berikut!
Tekanan yang diperlukan
Tekanan osmosis untuk mencegah
osmosis

Pelarut
murni Larutan

Pergerakan
pelarut

Selaput
semipermeabel
Molekul zat
terlarut
Molekul
pelarut

(a) (b) (c)


Selaput semipermeabel hanya dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi tidak dapat
dilalui oleh molekul zat terlarut. Molekul-molekul pelarut akan merembes dari larutan
encer ke larutan yang lebih pekat. Proses perpindahan molekul pelarut dari larutan encer
ke larutan yang lebih pekat atau dari pelarut murni ke suatu larutan melalui selaput
semipermeabel disebut peristiwa osmosis.
Peristiwa osmosis akan berlangsung hingga dicapai suatu kesetimbangan. Hal ini
ditandai dengan berhentinya perubahan volume larutan. Perbedaan volume dua larutan
pada kesetimbangan menghasilkan suatu tekanan yang disebut tekanan osmosis. Tekanan
osmosis dapat juga diartikan sebagai tekanan yang diberikan untuk mencegah terjadinya
peristiwa osmosis.
Istilah pada pengukuran tekanan osmotik:
 Isotonik : digunakan untuk menyatakan beberapa larutan yang mempunyai
tekanan osmotik yang sama.
 Hipotonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang mempunyai  tekanan
osmotik lebih rendah dari tekanan osmotik larutan lain.
 Hipertonik : digunakan untuk menyatakan suatu larutan yang mempunyai tekanan
osmotik lebih besar dari tekanan osmotik larutan lain.

PERHITUNGAN TEKANAN OSMOSIS


Menurut van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung dengan rumus
yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:.
P.V = n.R.T atau π V= n.R.T

dengan menyatakan kemolaran larutan (M). maka persamaan di atas dapat ditulis:
π = M.R.T

Dengan, π = tekanan osmosis (atm)


R = tetapan gas (0,082 atm L/mol K)
T = suhu (K)
M = molaritas (mol/L)
V = volume larutan (L)

Contoh

Jika 3,6 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam air sampai volumnya 200
mL pada suhu 27°C, berapa tekanan osmosis larutan?
Penyelesaian :
Diketahui : V = 200 mL = 0,2 L
T = 27 + 273 K = 300 K
R = 0,082 atm L/mol K
M = 3,6 gram
Ditanya : tekanan osmosis, π?

Jawab : mol glukosa = = = 0,02 mol

M glukosa = = = 0,1 mol/L

π = M.R.T
= 0,1 mol/L . 0,082 atm L/mol K. 300 K

PENERAPAN TEKANAN OSMOSIS


Contoh tekanan osmosis dalam kehidupan sehari-hari:
1. Tekanan osmotik dalam sel darah merah.
2. Membuat cairan fiologis
Tekanan osmosis terjadi pada peristiwa masuknya larutan infus ke dalam tubuh melalui
pembuluh darah. Cairan infus yang dimasukkan harus isotonik dengan cairan intrasel
agar tidak terjadi osmosis, baik ke dalam ataupun ke luar sel darah. Dengan demikian,
sel-sel darah tidak mengalami kerusakan.
3. Membasmi Keong mas
Hewan lunak seperti keong mas akan mati karena proses osmosis apabila permukaan
tubuhnya diberi garam.
4. Pengawetan makanan.
Garam dapur dapat membunuh mikroba penyebab makanan busuk yang berada di
permukaan makanan.
5. Penyerapan air oleh akar tanaman
Tumbuhan menyerap air dari dalam tanah melalui proses osmosis.

3. Sifat Koligatif Larutan Elektrolit


Dalam kimia, terdapat suatu zat yang disebut zat elektrolit, yaitu senyawa kimia yang
terurai menjadi ion-ion dalam suatu larutan. Suatu larutan yang dihasilkan oleh suatu zat
elektrolit disebut larutan elektrolit.
Pada dasarnya, untuk konsentrasi zat terlarut yang sama, harga sifat koligatif larutan
elektrolit lebih besar daripada harga sifat koligatif larutan nonelektrolit. Hal ini karena
jumlah partikel zat terlarut dalam larutan elektrolit tidak sama dengan larutan
nonelektrolit. Zat elektrolit akan terurai atau terionisasi menjadi ion-ion di dalam
larutannya, sedangkan zat nonelektrolit tidak terurai atau tetap dalam bentuk molekul,
sehingga secara teoritis jumlah partikel yang terdapat dalam larutan elektrolit lebih banyak
daripada jumlah partikel yang terdapat dalam larutan nonelektrolit.
Contoh larutan elektrolit adalah NaCl, sedangkan larutan nonelektrolit adalah gula.
Dalam larutan, NaCl akan mengalami ionisasi menjadi Na+ dan Cl-. Jadi larutan NaCl
terdiri atas partikel-partikel ion Na+ dan Cl-. Zat nonelektrolit dalam larutan terdiri atas
molekul-molekul zat terlarut, misalnya larutan gula terdiri atas molekul-molekul gula
dengan konsentrasi tetap. Oleh karena larutan elektrolit mengalami ionisasi, sehingga
memiliki jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan nonelektrolit, maka sifat
koligatif larutan elektrolit berbeda dengan larutan nonelektrolit.
Perbandingan larutan non-elekltrolit (gula) 0,01 M dengan larutan elektrolit NaCl
0,01 M.
Larutan gula 0,01 M ∆Tf = 0,1860C Larutan NaCl 0,01 M ∆Tf = 0,3720C
Keterangan :

= molekul gula = Na+

= Cl-

Perbandingan sifat koligatif larutan elektrolit dengan nonelektrolit untukmkonsentrasi


yang sama disebut I (factor van’t Hoff).

i=

dengan ∆Tb, ∆Tf, ∆P, = sifat koligatif senyawa elektrolit,

(∆Tb) , (∆Tf) , (∆P) , ( ) = sifat koligatif senyawa nonelektrolit


Faktor i (faktoro Van'to Hoff)o Berbagai
o
Larutan

Untuk elektrolit lemah, nilai i mendekati satu sedangkan elektrolit kuat nilai i-nya
mendekati nilai teoritisnya. Hubungan antara nilai i dengan derajat ionisasi (persen
ionisasi) dapat dijelaskan sebagai berikut.
Misalnya, konsentrasi larutan adalah a molar dan derajat ionisasi adalah α, sehingga
jumlah elektrolit yang terionisasi adalah aα.

α =
jumlah elektrolit yang terionisasi = jumlah mula-mula x α

= aα

Suatu larutan elektrolit AxBy mengalami ionisasi menjadi xAy+ dan yBx- dengan persamaan
reaksi:
AxBy xAy+ + yBx-

Mula-mula : a -

Ionisasi : aα xaα yaα

Setimbang : a – aα xaα yaα

Jumlah zat setelah ionisasi = (a – aα + xaα + yaα)

= a (1 – α + xα + yα)

= a (1 – α + (x + y) α)

Apabila (x + y) = n, maka = a (1 – α + nα)

= a (1 + nα - α)

= a [1 + (n – 1) α]

Perbandingan zat mula-mula dengan zat setelah ionisasi = i

i= = [1 + (n – 1) α ]

Berdasarkan penjelasan di atas, penambahan jumlah partikel dalam larutan elektrolit


adalah [1 + (n – 1) α ]. Nilai [1 + (n – 1) α ] inilah yang sebenarnya merupakan nilai dari
factor van’t Hoff. Dengan demikian, sifat koligatif larutan elektrolit dapat ditentukan
dengan persamaan:

∆P = P0pelarut . Xzat terlarut . i

i = 1 + (n – 1) α
∆Tb = Kb .m.i

∆Tf = Kf .m.i

π = M.R.T.i
dengan:

n = jumlah ion

contoh : - H3PO4(l)  3H+(aq) + PO43-(aq) (n = 4 )

- HCl(l)  H+(aq) + Cl-(aq) (n=2)

α = derajat ionisasi

α=

Untuk elektrolit kuat α = 1


elektrolit lemah 0 < α < 1
nonelektrolit α = 0
Data Hubungan antara Jumlah Partikel Zat Terlarut Elektrolit dan Nonelektrolit dengan
Kenaikan Titik Didih dan Penurunan Titik Beku Larutan.

Dari data di atas, hitunglah perbandingan nilai:


a. ∆Tf NaCl terhadap ∆Tf C6H12O6

i=

i=

i= 2
b. ∆Tf H2SO4 terhadap ∆Tf C2H5OH

i=

i=

i= 3

c. ∆Tb NaCl terhadap ∆Tb C6H12O6

i=

i=

i= 2

jadi, pada konsentrasi yang sama perbandingan nilai ∆Tf NaCl terhadap ∆Tf C6H12O6
adalah 2, dan perbandingan nilai ∆Tf H2SO4 terhadap ∆Tf C2H5OH adalah 3, artinya
penurunan titik beku larutan elektrolit lebih besar dibandingkan larutan nonelektrolit.
Begitu juga halnya dengan kenaikan titik didih, yang mana perbandingan ∆Tb NaCl
terhadap ∆Tb C6H12O6 adalah 2. Maka dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan
elektrolit lebih besar dibandingkan larutan nonelektrolit.

Contoh Soal:
1. Hitunglah tekanan uap larutan NaCl 0,1 mol dalam 80 gram air jika tekanan uap air
pada suhu tertentu adalah 100 mmHg.
Jawab

X NaCl =

=
= 0,022
Karena NaCl merupakan elektrolit kuat (α = 1) dan n = 2 maka
∆P = P0pelarut . Xzat terlarut . {1 + (n – 1)}
= 100 mmHg × 0,022 {1 + (2 – 1)1}
= 4,4 mmHg
Plarutan = P0pelarut – ∆P
= 100 mmHg – 4,4 mmHg
= 95,6 mmHg
Jadi, tekanan uap larutan NaCl adalah 95,6 mmHg.

2. Sebanyak 4,8 gram magnesium sulfat, MgSO4 (Mr = 120 g/mol) dilarutkan dalam 250
g air. Larutan ini mendidih pada suhu 100,15 °C. Jika diketahui Kb air 0,52 °C/m, Kf air
= 1,8 °C/m, tentukan:
a. derajat ionisasi MgSO4;
b. titik beku larutan.
Jawab
a. Reaksi ionisasi MgSO4
MgSO4(s) Mg2+(aq) + SO42-(aq)
n=2
Kenaikan titik didih:
∆Tb = Tblarutan – Tbpelarut
= 100,15 °C – 100 °C
= 0,15 °C
∆Tb = Kb x m x i

∆Tb = Kb x x {1 + (n – 1)α}

0,15°C = 0,52 °C/mol/kg x x {1 + (2 – 1) α }

0,15°C = 0,0832 + 0,0832 α

α =
α = 0,8
Jadi, derajat ionisasi MgSO4 adalah 0,8.
b. Untuk menghitung titik bekunya, kita cari dulu penurunan titik bekunya dengan
rumus:
∆Tf = Kf x m x i

∆Tf = Kf x x {1 + (n – 1)α}

∆Tf = 1,8 °C/ mol/kg x x {1 + (2 – 1) 0,8 }

= 0,52oC
∆Tf = Tf pelarut – Tf larutan
Tf larutan = Tf pelarut – ∆Tf
= 0 °C – 0,52 °C
= –0,52 °C
Jadi, titik beku larutan tersebut adalah –0,52 °C.

3. Sebanyak 5,85 gram NaCl (Mr = 58,5 g/mol) dilarutkan dalam air sampai volume 500
mL. Hitunglah tekanan osmotik larutan yang terbentuk jika diukur pada suhu 27 °C dan
R = 0,082 L atm/mol K.
Jawab
NaCl Na+ + Cl-
n = 2 dan α = 1 (elektrolit kuat)
π=MRTi

= x R x T x {1 + (n – 1)α}

= x 0,082 L atm/mol K x 300K x {1 + (2 – 1)1}

= 9,84 atm
Jadi, tekanan osmotik larutan tersebut adalah 9,84 atm.

Evaluasi
1. Sebanyak 6 gram urea ( Mr 60 ) dilarutkan dalam 90 gram air.
Tentukanlah :
c. Kemolalannya
d. Fraksi Molnya
e. Kadar larutan urea
2. Hitunglah tekanan uap larutan dari larutan urea yang berkadar 10% pada suhu t oC.
Jika tekanan uap air pada suhu toC = 100 mmHg. ( Mr urea = 60 )
3. Sebanyak 6 gram urea ( Mr 60 ) dilarutkan dalam 200 gram air
a. Tentukan titik didih larutan urea tsb ! ( Kb = 0,52 )
b. Tentukan titik beku larutan urea tsb ! ( Kf = 1,86 )
4. Larutan glukosa mempunyai titik beku -0,372 oC. Hitunglah titik didihnya ! ( Kb =
0,52 dan Kf = 1,86 )
5. Jika sebanyak 19 gram MgCl2 ( Mr = 95 ) dilarutkan ke dalam air sampai volumenya
menjadi 500 mL. Hitunglah tekanan osmotik larutan tersebut pada suhu 27 oC dan
harga R = 0,082.
6. Diketahui larutan NaCl 10% mempunyai massa jenis 1,1 kg/L. Hitunglah kemolalan
dan fraksi mol larutan NaCl ( Mr NaCl = 58,5, Mr air = 18 )
7. Di bawah ini yang bukan merupakan sifat koligatif larutan adalah ...
a. Kenaikan titik didih
b. Tekanan osmosis
c. Penurunan titik beku
d. Kenaikan titik beku
e. Penurunan tekanan uap
8. Yang merupakan salah satu ciri larutan elektrolit adalah ...
a. Dapat terionisasi/terdisosiasi dalam air
b. Berwarna
c. Memiliki rasa
d. Terdapat di alam
e. Tidak bisa dikonsumsi
f.
9. Penurunan titik beku pada konsentrasi
Zat
0,01 M 0,02M
Gula 0.02 0.04

Urea 0.02 0.04

NaCl 0.04 0.08

0.06 0.12 Dari data


K2SO4
diatas
dapat disimpulkan bahwa penurunan titik beku ..
a. Sebanding dengan konsentrasi larutan
b. Bergantung pada jenis zat yang dilarutkan
c. Sebanding dengan jumlah partikel dalam larutan
d. Bergantung pada jenis ikatan dalam zat terlarut
e. Dipengaruhi oleh berat jenis larutan
10.
Larutan Konsentrasi Titik beku
NaCl 0.1 m -0.372

MgSO4 0.2m -0.744

K2SO4 0.1m -0.558


Berdasarkan data tersebut ,dapat disimpulkan bahwa...
a. Larutan elektrolit yang berkonsentrasi sama memiliki titik beku yang sama
b. Titik beku larutan dipengaruhi oleh jenis zat terlarut dan jenis pelarut
c. Titik beku larutan elektrolit lebih tinggi dibandingkan larutan non
elektrolit
d. Makin besar konsentrasi zat, maka makin tinggi titik beku
e. Pada konsentrasi sama,titik beku larutan elektrolit lebih rendah dari pada
larutan non elektrolit
11. Tekanan osmosis larutan CaCl2 adalah 0.54atm dan larutan sukrosa adalah0.220 atm.
Kedua larutan memiliki molalitas yang sama,hitung :
a. Faktor vant hoff
b. Derajat disosiasi CaCl2

12. Berapa faktor vant hoff larutan HF 0.01 M jika tekanan osmotik larutan pada 25

adalah 0.7 atm ..


13. Apa yang dimaksud dengan derjat disosiasi ( larutan elektrolit,dan bagaimana

hubungannya dengan faktor vant hoff..


14. Untuk konsentrasi yang sama, bagaimana sifat koligatif larutan elektrolit
dibandingkan larutan non elektrolit? jelaskan alasannya ..
15. Yang membedakan sifat koligatif elektrolit dan non elektolit adalah….
16. Berapakah titik didih larutan yang dibuat dengan melarutkan 5.58 gram NaCl dalam 1
kg air? (Kb air = 0.52, Ar Na = 23, Cl = 35.5).
17. Sebanyak 1 gram MgCl2 dilarutkan dalam 500 gram air ternyata membeku pada suhu
-0.115 °C (Kf air = 1.86 Ar Mg = 24, Cl = 35.5). Tentukan derajat ionisasi MgCl2!
18. Sebanyak 24 gram zat nonelektrolit dilarutkan dalam air hingga volume larutan 2 liter
dan ternyata larutan ini isotonis dengan larutan NaOH 0.1 M. Berapakah massa
molekul relatif zat tersebut?
19. Urutkan larutan berikut berdasarkan kenaikan titik didihnya
a. CH3COOH 0.2 m
b. CaCl20.2 m
c. CO(NH2)2 (urea) 0.2 m
20. Perhatikan diagram P-T benzena dan larutan naftalena dalam benzena berikut!

A B C D

A’ B’ C’ D’
Tentukanlah garis beku dan garis didih larutan naftalena dalam benzena!

Daftar Pustaka

Purba,Michael. 2006. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga

Sudarmo, Unggul. Kimia untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta : Erlangga

Sutresna, Nana. Kimia untuk SMU kelas III. Bandung : Grafindo Media Pratama

Anda mungkin juga menyukai