Anda di halaman 1dari 3

Praktikum Pembuatan Es Puter

A. Tujuan
Untuk mengetahui proses pembuatan es puter dengan menggunakan prinsip sifat koligatif.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. 1 buah kaleng roti bekas
b. 1 buah baskom besar
c. 1 buah sendok
2. Bahan
a. 1 plastik besar es batu
b. 2 bungkus garam grosok
c. 1 kotak susu "Ultra Milk" full cream
d. Remahan biskuit "OREO" secukupnya
e. Toping granola dan stick matcha
f. Matcha bubuk
C. Prosedur Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
b. Memasukkan susu "Ultra Milk" full cream, campurkan bubuk matcha kedalam bahan-
bahan di dalam kaleng menggunakan sendok.
c. Menutup kaleng dengan rapat.
d. Meletakkan kaleng ke dalam baskom.
e. Mengisi ruang kosong di sekeliling kaleng dengan es batu.
f. Menaburkan garam grosok secara merata di sela-sela es batu.
g. Memutar-putar kaleng selama 30 menit.
h. Mengamati perubahannya.
D. Dasar Teori
1. Sifat koligatif larutan
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada macamnya zat terlarut
(konsentrasi zat terlarut). Apabila suatu pelarut ditambah dengan sedikit zat pelarut maka
akan didapat suatu larutan yang mengalami penurunan tekanan uap jenuh, kenaikan titik
didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmosis. Dalam pengamatan ini, sifat koligatif
yang dianalisis adalah penurunan titik beku. 2. Penurunan Titik beku
Proses pembekuan adalah merapatnya partikel-partikel zat cair sehingga akan terjadi gaya
tarik-menarik antarmolekul zat cair yang sangat kuat dan akhirnyaterbentuklah zat padat.
Adanya zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang sehingga diperlukan suhu yang lebih rendah untuk dapat mendekatkan jarak antar
molekul agar terjadi proses pembekuan.
Dengan demikian, adanya zat terlarut pada suatu zat cair mengakibatkan penurunan titik
beku zat cair tersebut.
2. Penurunan titik beku
Penurunan titik beku larutan merupakan sifat koligatif, seperti halnya kenaikan titik didih.
Penurunan titik bekutidak dipengaruhi (ditentukan) oleh jenis (macam) zat yang terlarut,
tetapi ditentukan oleh seberapa banyak jumlah zat yang terlarut. Penurunan titik beku
larutan sebanding dengan hasil kali molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku
pelarut (Kf), dinyatakan dengan persamaan:

3. Penerapan Penurunan Titik Beku Larutan dalam Pembuatan Es Krim


Es krim merupakan makanan bergizi tinggi yang dapat dikatakan paling populer di dunia.
Es krim adalah anggota kelompok hidangan beku yang bertekstur semi padat, banyak fakta
yang menyebutkan bahwa es krim merupakan salah satu makanan bergizi tinggi. Nilai gizi
es krim sangat tergantung pada nilai gizi bahan bakunya.
Dalam praktikum kali ini, proses yang digunakan untuk membuat es krim atau es puter
adalah dengan menggunakan penerapan sifat koligatif, yakni penurunan titik beku larutan.
Proses tersebut dimulai dengan adonan es krim yang ditempatkan pada wadah yang
terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapur sambil diputar. Hal itu
mengakibatkan adonan es krim membeku dengan titik beku beberapa derajat dibawah titik
beku air murni. Ketika es dicampur garam, es mencari dan terlarut membentuk air garam
serta menurunkan temperaturnya. Di samping itu, hal tersebut bisa terjadi karena proses
perpindahan kalor dari adonan es krim ke dalam es batu, air, dan garam.

E. Data Pengamatan
Setelah beberapa saat kaleng berisi adonan es krim diputar, terlihat gumpalan es-es di bagian
luar, dan es mulai mencair dan menyatu dengan garam. Ketika es dicampur dengan garam,
sebagian membentuk air garam dan es secara spontan terlarut dalam air garam, akibatnya air
garam semakin banyak.
Adonan es krim di dalam kaleng yang terendam es batu dan telah diberi garam dapat membeku
seiring proses pengguncangan. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es
krim ke campuran es batu dan garam. Temperatur normal campuran es dan air adalah 0°C,
sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es krim yakni lebih kecil sama dengan -
3°C atau lebih rendah.
Garam berfungsi sebagai zat terlarut pada es batu yang menyebabkan temperatur menjadi lebih
rendah, sehingga dapat mempercepat proses pembekuan adonan es krim. Proses tersebut
memerlukan panas atau kalor. Kalor yang dibutuhkan dalam proses ini ialah kalor yang terdapat
pada adonan es krim. Selama itu adonan mulai kehilangan kalor
dan mulai membeku. Agar adonan es krim dapat membeku secara merata, maka adonan es krim
juga perlu untuk diaduk atau diguncangkan.
F. Analisis Data
Adonan es krim dalam kaleng yang terendam es batu dan air yang telah diberi garam dapat
membeku seiring kaleng diputar. Hal ini terjadi karena proses perpindahan kalor dari adonan es
krim ke campuran es batu, air, dan garam. Temperatur normal campuran es dan air adalah 0° C,
sedangkan temperatur diperlukan untuk membekukan es krim yakni lebih kecil atau sama
dengan -3° C. Untuk mencapai suhu tersebut perlu ditambah garam/zat terlarut lainnya. Garam
berfungsi menurunkan titik beku larutan. Garam larut dengan es yang mencair membentuk air
garam dan menurunkan temperaturnya. Selama proses ini memerlukan panas. Larutan tersebut
mendapat kalor dari adonan es krim sehingga es krim memadat.Pemutaran kaleng selama proses
pembekuan bertujuan untuk memperkecil ukuran kristal es yang terbentuk sehingga es krim
semakin halus. Hasilnya terbukti dengan tekstur es krim yang beku memiliki tekstur lembut.
G. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembuatan es
puter merupakan penerapan dari difat koligatif berupa penurunan titik beku larutan. Hal itu di
buktikan dalam proses pembuatan es puter melalui pemberian garam pada es batu. Garam dalam
hal ini berfungsi sebagai zat terlarut yang dapat menurunkan titik beku es, sehingga terjadi
proses perpindahan kalor dari adonan es puter ke campuran es batu dengan garam.
H. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai