Anda di halaman 1dari 11

Makalah Novel Sejarah

“BUMI MANUSIA”
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2
1. Sofiana anggi rahmawati
2. Rahmi yunita putri
3. Dea ananda olola
4. Alfarit pensed
5. Riswanto podomi

KELAS XII IIS 2

MAN 1 BOLAANG MONGONDOW


PLUS KETERAMPILAN
TP. 2022/2023
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul NOVEL BUMI
MANUSIA. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan
ilmu yang saya  miliki. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya
makalah ini.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu Guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang telah membimbing saya belajar banyak tentang hal
ini. Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan berdoa agar makalah
ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya sendiri selaku sebagai penyusun dan
umumnya bagi para pembaca makalah ini. Amin
                                                     
Mopuya, 13 September 2022
                                                                                           
                                                                                                    
              
                                                                                            Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II Pembahasan
A. Identitas Novel
B. Sinopsis
C. Kelebihan dan Kekurangan
D. Unsur Intrinsik
E. Unsur Ekstrinsik
BAB III Penutup
A. Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Selama tiga ratus lima puluh tahun, Indonesia dijajah oleh Belanda. Selama itu
pula masyarakat Indonesia mengalami perlakuan yang tidak manusiawi dan
tidak adil di negerinya sendiri. Gesekan-gesekan sosial akibat interaksi yang
terus menerus antara penjajah dengan yang dijajah menciptakan cerita
tersendiri yang membekas di ingatan rakyat Indonesia.
Sampai dengan awal abad keduapuluh pun, Indonesia masih harus tunduk
kepada penjajah Belanda dengan aturan-aturan yang lebih banyak merugikan
rakyat Indonesia ketimbang menguntungkannya. Tidak terkecuali perempuan-
perempuan Indonesia yang kala itu dijuluki sebagai pribumi. Pribumi yang
harus menerima kekalahan sebagai warga negara kelas dua di negerinya
sendiri. Pribumi yang harus rela menjadi masyarakat yang selalu berada di
ujung telunjuk kaum penjajah.
Potret-potret yang dialami perempuan pribumi ini seringkali menginspirasi
pengarang untuk dituangkan dalam bentuk karya sastra berupa cerita fiktif
imajinatif dalam sebuah karya novel. Setiap yang dilihat, didengar, dan
dibaca oleh pengarang menjadi dasar sosiologis cikal bakal sebuah karya
lahir dengan sempurna.

B. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah yang diinventarisasi, maka yang dijadikan
rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut.
1) Bagaimana praktik pergundikan dalam novel Bumi Manusia?
2) Bagaimana pernikahan tanpa legalitas dalam novel Bumi Manusia?
3) Bagaimana dampak sosiokultur dari praktik pergundikan dalam novel
Bumi Manusia?

C. Tujuan Penelitian
Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu, demikian pula halnya
dengan penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mendeskripsikan praktik pergundikan dalam novel Bumi Manusia.
2) Mendeskripsikan pernikahan tanpa legalitas dalam novel Bumi Manusia.
3) Mendeskripsikan dampak sosiokultur dari praktik pergundikan dalam
novel Bumi Manusia.
BAB II
PEBAHASAN

A. Identitas Novel
Judul : Bumi Manusia
Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Isi : 535 hlm
Penerbit : Lentera Dipantara
ISBN : 979-97312-3-2
Cetakan : 15, Januari 2010
Harga : Rp. 90.000

B. Sinopsis
Novel ini berisikan sebuah cerita tentang perlawanan kaum pribumi melawan
kolonialisme belanda. Cerita ini bermula saat pribumi bernama Minke pemuda
pribumi putra seorang bupati yang berkesempatan menempuh pendidikan di
H.B.S merupakan salah satu siswa yang pandai. Karakter minke adalah pribumi
yang cerdas dan berani melawan penindasan terhadap dirinya. Ia diperolok
temannya karena kulitnya berbeda dengan temannya keturunan belanda. Minke
sangat mengagungkan eropa dan melupakan budayanya karena merasa eropa jauh
lebih baik dalam segala hal.
Minke diajak temannya berkunjung ke Wonokromo sebuah perusahaan dan
perkebunan tebu milik Nyai Ontosoroh. Nyai Ontosoroh dipaksa menikah orang
tuannya kepada orang belanda, dan dijadikan gundiknya. Awalnya Nyai
Ontosoroh menolak dan benci kepada sang suami (Tuan Mellema). Namun seiring
berjalannya waktu Tuan Mellema ternyata sangat saying pada Nyai Ontosoroh.
Dari sang suami pula Nyai Ontosoroh belajar tentang perusahaan hingga benar-
benar berpengalaman sampai seluruh perusahaan yang mengendalikan adalah
Nyai Ontosoroh meskipun pada akhirnya . Pernikahan itu melahirkan Annelies
yang cantik jelita keturunan jawa-belanda. Pertemuan itulah adalah pertemuan
pertama yang membuat Annelies dan Minke jatuh cinta. Suatu hari Minke
diminta Nyai Ontosoroh untuk datang kembali ke Wonokromo karena sejak
kepergiannya Annelies sering melamun dan pekerjaannya banyak yang salah.
Minke menjadi tempat curahan hati Annelies ia bercerita tentag keluarganya
bahwa karena suatu hal ayahnya yang dulu baik berubah karena suatu hal. Yaitu
saat anak papanya datang dan memperolok papanya serta menghina mamanya dan
menuntut haknya. Sejak itu sang papa jarang pulang dan Nyai Ontosoroh yang
mengurus seluruh perusahaan dan perkebunan. Minke semakin dekat dengan
keluarga itu. Bahkan Minke dan Annelies diperbolehkan tidur bersama satu
ranjang.
Minke dikejutkan saat suatu pagi ia dijemput agen polisi untuk dibawa ke
kantor polisi, kemudian Minke naik dokar dan ternyata menuju ke gedung bupati
kota B. ternyata saat itu adalah saat dimana ayah Minke diangkat menjadi bupati.
Ayahhanda Minke sangat marah karena Minke tak pernah membalas surat dari
sang ayah. Selesai berurusan di kota B Minke kembali ke Surabaya namun karena
suatu hal demi menjaga kebaikan semuanya Minke tidak ke Wonokromo. Suatu
hari Minke mendapat kabar bahwa Annelies sakit keras karena merindukan
Minke. Nyai Ontosoroh memasrahkan Annelies pada Minke. Setelah kedatangan
Minke Annelies sembuh. Berbagai masalah datang dalam kehidupan Minke dan
Annelies. Minke melanjutkan pendidikannya hingga lulus sebagai lulusan terbaik
H.B.S ia tak menyangka seorang pribumi berada diatas eropa. Dan di hari bahagia
itu minke dan annelies mengumumkan pernikahannya. Pesta pernikahan besar-
besaran digelar dengan tata cara islam.
Enam bulan telah terlewati. Keluarga itu lagi-lagi dihantam badai. Annelies
dan Nyai menghadap ke pengadilan putih yang memutuskan semua hak-hak kuasa
kekayaan Tuan Mallema jatuh pada anak kandungnya. Hal itu membuat keluarga
itu sangat terkejut. Juga surat yang menunjukkan bahwa Mauris Mellema menjadi
wali bagi Annelies. Dan pengasuhnya di Nederland. Hal ini membuat Minke
hampir pingsan. Sejak saat itupun kesehatan Annelies mulai terganggu. Nyai
sudah menyepa advokat untuk membantu. Inilah perkara bangsa kulit putih yang
menelan pribumi. Nyai dan Minke tak ingin menyerah dalam perkara ini. Mereka
terus melawan. Pribumi harus mempertahankan hak-haknya tidak boleh ditindas
eropa saja. Semua hal dilakukan Minke untuk mempertahankan Annelies dari
menulis, berdemo hingga mengajak forum islam yang membela Minke. Hari terus
berlalu sampailah pada saat-saat terakhir dimana Annelies akan pergi Annelies
mempunyai permintaan terakhir kepada mamanya untuk mengasuh seorang adik
perempuan mirip Annelies. Perempuan erop mulai menarik Annelies ia berjalan
lambat-lambat menuruni tangga dalam tuntunan orang eropa. Badannya Nampak
sangat rapuh dan lemah. Anneliespun pergi menuju dimana ratu Wilhelnima
berkuasa.
C. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan buku ini:
Sangat cocok dibaca untuk semua kalangan remaja, mahasiswa dan saya
sangat suka dengan sosok Nyai Ontosoroh yang mempunyai kepribadian dan
tutur kata sangat baik dan banyak kutipan yang disampaikan.

2. Kekurangan:
Banyak bahasa yang tidak saya pahami jadi mungkin buku ini tidak cocok
untuk anak-anak.

D. Unsur Intrinsik
1.Tema
Tema novel ini adalah tentang kisah percintaan seorang pemuda keturunan
priyayi Jawa dengan seorang gadis keturunan Belanda dan perjuangannya di
tengah pergerakan Indonesia di awal abad ke-20.

2. Tokoh dan Penokohan


Minke : merupakan tokoh utama dalam novel ini, cerdas, berjiwa pribumi,
keturunan priyayi, siswa HBS, baik, penyayang.(hlm 33)
Annelies : putri dari orang belanda (Herman Mellema) dan pribumi (Nyai
Ontosoroh), pendiam, manja, labil.
Nyai Ontosoroh (Sanikem): istri simpanan dari Herman Mellema, mandiri,
tegas, bijaksana, pandai, dan tegar.
Herman Mellema : kaku dan kasar {“siapa kasih kowe ijin datang kemari,
monyet!”. Dengusnya dalam melayu-pasar, kaku dan kasar, juga isinya.”} (hal
64)
Robert Mellema : egois, tidak bermoral
Ayah Minke : masih berpatokan dengan adat istiadat Jawa, pemarah, keras
dalam mendidik Minke.
Ibu Minke : bijaksana, penyayang
Robert Surhorf : pengecut
Jean Marais : penyayang (ayah may marais)
May Marais : manja
Darsam : seorang Madura yang berwatak keras, patuh kepada tuannya.
Ah Tjong : licik
Maiko : seorang pelacur dari Jepang, egois dan tidak jujur
Amelia Hammers Mellema : istri sah Herman Mellema, ambisius
Insinyur Maurits Mellema : ambisius,
Magda Petters : baik,
Mevrow Telinga : seorang yang penyayang (hal 268) {“memvrom telinga telah
beberapa kali mengomopres kepala ku dengan cuka-bawang merah”}
Miriam de la Croix :senior Minke di HBS
Sarah de la Croix :senior Minke di HBS
Herbert de la Croix : ayah Sarah dan Miriam

3. Latar
a. Latar tempat: Wonokromo dekat Surabaya di Jawa Timur (hal 24, dan setiap
penduduk Surabaya dan Wonokromo)
b. Latar waktu: Pagi
c. latar suasana: tegang dan genting

4. Sudut Pandang
Dalam novel Bumi Manusia pengarang menggunakan sudut pandang orang
pertama pelaku utama, seperti pada kutipan novel di bawah ini.
“Aku tunggu-tunggu meledaknya kemarahan Nyai karena puji-pujian”.

5. Alur dan Pengaluran


Alur cerita ini menggunakan alur keras, yaitu akhir cerita tidak dapat ditebak.
Pada awal dan tengah cerita, mungkin pembaca akan berpikir cerita akan
berakhir bahagia dengan pernikahan Minke dan Annelies, tetapi cerita ini
diakhiri dengan perpisahan Annelies dan Minke. Annelies harus pergi ke
negaranya, Belanda, sedangkan Minke tetap di Hindia sebagai seorang
Pribumi.

Secara keseluruhan novel ini menggunakan alur maju, tetapi ditengah cerita
terdapat kilas balik, yaitu :
Agar ceritaku ini agak urut, biar kuutarakan dulu yang terjadi atas diri Robert
sepeninggalanku dari Wonokromo dibawa agen polisi klas satu itu ke
B……………

E. Unsur Ekstrinsik
Nilai Etika yang Terkandung dalam Novel “Bumi Manusia Dalam novel “Bumi
Manusia” terlihat
- Contoh etika dalam novel ini adalah di saat Minke sungkem kepada ayahnya.
Berikut kutipan dalam teks
“... kata mulutku, dan seperti mesin tanganku mengangkat sembah yang kesekian
kali....”
Tidak banyak etiket yang terkandung dalam novel ini, karena kebanyakan budaya
yang muncul merupakan penggambaran dari beberapa budaya yang ditonjolkan.

Amanat
Novel yang dilatarbelakangi pergerakan Indonesia di awal abad 20 ini,
menceritakan pergerakan, perjuangan, dan semangat pemuda Indonesia di masa
itu. Pengarang menyerukan agar pemuda-pemudi sekarang ini tetap mempunyai
semangat itu meskipun sekarang sudah tidak ada penjajahan kolonial. “Seorang
terpelajar harus juga berlaku adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam
perbuatan”.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tokoh utama dalam novel ini adalah Minke,seorang pribumi asli, namun
karena keturunan ningrat Jawa diperbolehkan bersekolah di HBS Surabaya. Hanya
dia pribumi totok yang bersekolah disana. Selebihnya adalah warga negara kelas
1, orang Eropa, kelas 2 : Indo dan Tionghoa. Karena ajakan Robert Surhorf
(teman Minke di HBS), dia berkesempatan berjunjung ke sebuah rumah Tuan
Belanda, Herman Mellema. Sebuah kunjungan yang merubah hidup Minke
selamanya.
Tidak disangka, Annelies Mellema, putri sang tuan rumah jatuh cinta pada
Minke. Cinta sang putri mendapat dukungan dari sang bunda, Nyai Ontosoroh.
Minke memasuki kehidupan keluarga itu, bahkan dipersilahkan untuk tinggal
serumah dengan mereka. Sejak itulah, banyak pertentangan dan rintangan yang
menghampiri hidupnya.
Daftar Pustaka

https://tirto.id/sinopsis-novel-bumi-manusia-karya-pramoedya-ananta-toer-gjmb
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/19487/Novel-Bumi-Manusia-Karya-
Pramoedya-Ananta-Toer-Kajian-Struktur-Sosial-Budaya-Agama-Dan-Nilai-
Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai