Anda di halaman 1dari 10

Makalah

HUBUNGAN MOBILITAS SOSIAL


DENGAN STATUS SOSIAL

Disusun Oleh :

Kelompok 5
1. Ni Kadek Sridewi
2. Ni Kadek Fitriani
3. Ni Made Arini
4. I Komang Yogi Kristiana
5. I Made Merta
6. I Gusti Made Adi Pradana

SMA SWADHARMA MOPUGAD


Tahun Pelajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Hubungan Mobilitas
Sosial dengan Status Sosial” sebagai bentuk pelaksanaan kewajiban tugas mata kuliah Sosiologi
Ekonomi. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak
Suryadi Marthadinata selaku dosen mata kuliah Sosiologi Ekonomi.Dengan segala kerendahan
hati penulis menyadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah yang penulis susun ini. Oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan atau kritikan dari pembaca, agar penulis dapat
memperbaiki serta meningkatkan kualitas pada makalah-makalah yang akan penulis susun di
lain kesempatan. Demikian kata pengantar yang dapat penulis tuliskan, semoga makalah ini
bermanfaat bagi semuanya.

Mopuya, 08 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Mobilitas Sosial
2.2. Pengertian Status Sosial
2.3. Hubungan Mobilitas Sosial dengan Status Sosial

BAB III PENUTUP


1.1. Kesipulan
1.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semua orang pasti menginginkan untuk dapat memperoleh status dan penghasilan
yang lebih tinggi dari pada apa yang pernah dicapai oleh orang tuanya. Semua orang pasti
menginginkan suatu kehidupan yang serba berkecukupan, bahkan kalau mungkin
berlebihan.Keinginan-keinginan itu adalah normal, karena pada dasarnya manusia
mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas. Seperti halnya kalau kita menanyakan tentang
cita-cita dari seorang anak, maka ia akan menjawab pada suatu status yang kebanyakan
mempunyai konotasi pada penghidupan yang baik. Hanya saja apakah keinginan-keinginan,
impian-impian dan cita-cita itu berhasil atau sama sekali gagal dalam proses perjalanan
seseorang itulah yang kita sebut “Mobilitas Sosial”.

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun


penurunan status dan peran anggotanya.Misalnya, seorang pensiunan pegawai rendahan
salah satu departemen beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan
gemilang. Contoh lain, seorang anak pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang
berhasil. Ia melakukan investasi di suatu bidang yang berbeda dengan ayahnya. Namun, ia
gagal dan akhirnya jatuh miskin. Proses perpindahan posisi atau status sosial yang dialami
oleh seseorang atau sekelompok orang dalam struktur sosial masyarakat inilah yang disebut
gerak sosial atau mobilitas sosial (social mobility).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian mobilitas sosial ?


2. Apakah Pengertian Status social ?
3. Apakah Hubungan mobilitas social dengan status social?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian mobilitas social.


2. Mengetahui Pengertian Status social.
3. Mengetahui Hubungan mobilitas social dengan status sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang
mengatur organisasi suatu kelompok sosial.Struktur sosial mencakup sifat hubungan antara
individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Beberapa
pengertian mobilitas sosial menurut para ahli :

a) Henry Clay Smith (1968) mengatakan mobilitas sosial adalah gerakan dalam struktur
sosial (gerakan antarindividu dengan kelompoknya).

b) Haditono (1991) mengatakan mobilitas sosial adalah perpindahan seseorang atau


kelompok dari kedudukan yang satu kedudukan yang lain, tetapi sejajar.

c) Paul B. Horton dan Chester L. Hunt (1992) mengatakan mobilitas sosial adalah suatu
gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain.

d) David Jary dan Julia Jary (1991) mendefinisikan mobilitas sosial yakni: dapat dijelaskan
bahwa pergerakan individu, kadang-kadang kelompok antara posisi berbeda dalam
hierarki stratifikasi sosial pada masyarakat.

Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih
memungkinkan untuk berpindah strata.Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit.Contohnya, masyarakat feodal atau pada
masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta
yang rendah. Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia
memiliki kemampuan atau keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah
keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang
lebih tinggi.

Mobilitas mempunyai arti yang bermacam-macam, pertama, mobilitas fisik


(mobilitas geografis) yaitu perpindahan tempat tinggal (menetap/sementara) dari suatu
tempat ke tempat yang lain. Kedua, mobilitas sosial yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu
kelas sosial ke kelas sosial lainnya.Mobilitas sosial ini terdiri dari dua tipe, yaitu mobilitas
sosial horisontal dan vertikal. Mobilitas sosial horisontal diartikan sebagai gerak
perpindahan dari suatu status lain tanpa perubahan kedudukan. Jadi dalam mobilitas sosial
horisontal ini, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.Sedangkan
mobilitas sosial vertikat yaitu suatu gerak perpindahan dari suatu status sosial ke status sosial
lainnya, yang tidak sederajat.Mobilitas sosial vertikai ini jika dilihat dari arahnya, maka
dapat dirinci atas dua jenis, yaitu gerak perpindahan status sosial yang naik (social dimbing)
dan gerak perpindahan status yang menurun (social sinking).

Konsep mobilitas tersebut dalam prakteknya akan saling berkaitan satu sama lain,
dan sulit untuk menentukan mana sebagai akibat dan penyebabnya. Sebagai contoh untuk
terjadinya perubahan status sosial, seseorang terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya
karena ketiadaan lapangan kerja, atau sebaliknya mobilitas sosial seringkali mengakibatkan
adanya mobilitas geografi yang disertai dengan segala kerugian yang menyakitkan, yakni
lenyapnya ikatan sosial yang sudah demikian lama terjalin. Demikian halnya mobilitas
geografis akan mempengaruhi terhadap mobilitas sosial yang dimbing maupun sinking,
bahkan sekaligus mempengaruhi mobilitas mental atau psikis dari individu maupun
masyarakat.

2.2. Pengertian Status Sosial


Dalam menjalani kehidupannya, manusia senantiasa mengalami perubahan.
Perubahan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya keinginan manusia untuk
mencapai status sosial tertentu. Adanya status sosial merupakan dampak dari adanya
stratifikasi sosial. Selain status sosial, dampak lainnya adalah munculnya peran sosial.
Status dan peran sosial merupakan dua hal yang saling beriringan. Semakin tinggi status
sosial, maka semakin tinggi pula peran sosial seseorang dalam masyarakat.
Status sosial Status sosial diartikan sebagai tempat seseorang secara umum dalam
masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain. Dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-kewajibannya. Ada dua unsur yang terkandung
dalam status sosial, yaitu hak dan kewajiban.
Dalam buku The Study of Man: An Introduction (1936) karya Ralph Linton, disebutkan
bahwa ada beberapa jenis status sosial. Berikut penjelasannya: Ascribed status Merupakan
kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diperoleh dengan sendirinya, biasanya karena
faktor keturunan. Contoh anak bangsawan akan mendapatkan kehormatan dari masyarakat
karena mendapat status yang diwariskan dari orang tuanya. Achieved status Merupakan
kedudukan seseorang dalam masyarakat yang diperoleh dengan cara disengaja. Untuk
memperoleh status ini diperlukan perjuangan dan pengorbanan.
Contohnya, untuk memperoleh gelar sarjana, maka harus menjalani perkuliahan terlebih
dahulu. Assigned status Satus yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda penghargaan
atas pengorbanan dan jasanya. Contohnya adalah seorang pahlawan yang dihargai oleh
masyarakat atas jasa dan perjuangannya.

Dalam buku Sosiologi: Suatu Pengantar (2013) karya Soerjono Soekanto, peran sosial
diartikan sebagai aspek dinamis. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan statusnya, maka dia telah menjalankan suatu peran. Status sosial dan peran
sosial jelaslah berbeda. Status sosial lebih mengacu pada aspek statis seseorang dalam
sistem dan organisasi masyarakat. Sementara peran sosial lebih mengacu pada aspek
dinamis dan fungsionalis seseorang dalam sistem dan organisasi masyarakat. Misalnya,
seseorang yang berstatus sebagai dokter memiliki peran untuk menagani dan memberikan
obat terhadap pasien yang sakit. Seseorang yang berstatus sebagai guru memiliki peran
untuk mendidik murid-muridnya

2.3. Hubungan Mobilitas Sosial dengan Status Sosial


Mobilitas sosial memiliki hubungan dengan struktur sosial yaitu struktur sosial
merupakan salah satu faktor pendorong mobilitas sosial. Perpindahan status sosial dapat
terjadi apabila status sosial tinggi yang dituju memang benar ada, masih menyediakan ruang
untuk diisi dan mudah memperolehnya. Misalnya, sejumlah pencari kerja yang berijazah
SMA sedang melamar pekerjaan pada suatu perusahaan. Karena perusahaan tersebut sedang
membuka lowongan kerja untuk kualifikasi pendidikan minimal lulusan SMA.
Struktur sosial sangat berhubungan erat dengan mobilitas sosial para anggota di
masyarakat tertentu. Struktur sosial yang kaku akan sulit memberi peluang atau kesempatan
bagia anggotanya untuk bergerak melakukan perubahan akan perannya di dalam tatanan
masyarakat tersebut. Mobilitas sosial yang bersifat vertikal biasanya lebih sulit untuk
dilakukan aktivitas pergerakan sosial. Hal ini disebabkan adanya batasan-batasan yang
hanya dapat dicapai tergantung pada aturan yang ada pada masing-masing struktur sosial.
Pada masyarakat yang memiliki struktur sosial yang lebih fleksibel atau luwes, pergerakan
sosial lebuh mudah terjadi daripada masyarakat yang memiliki pola stratifikasi tertutup.
Mobilitas sosial sangat berkaitan dengan struktur sosial. Dimana kontak langsung dan
komunikasi sangat diperlukan untuk memberi jalan aktivitas mobilitas sosial ini.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hubungan struktur sosial dan mobilitas
sosial adalah, tidak ada struktur sosial yang benar-benar tertutup serta tidak ada struktur
sosial yang benar-benar terbuka. Meskipun satu struktur sosial terlihat sangat kaku, pasti
masih ada potensi atau jalan lubang kecil yang dapat dilewati. Begitu juga dengan struktur
sosial luwes, pasti ada hambatan dan proses yang harus dilalui dan tidak semerta-merta
dapat melakukan pergerakan sosial tersebut.
Masyarakat yang berbeda memiliki struktur sosial dan juga pola mobilitas sosial yang
berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi, faktor
politik, faktor budaya, faktor geografis, faktor kebiasaan, faktor sosial dan faktor
kepribadian individu itu sendiri. Stratifikasi sosial secara tidak langsung juga sangat
mempengaruhi mobilitas sosial. Beberapa  contoh-contoh stratifikasi sosial adalah
stratifikasi terbuka, tertutup dan juga campuran. Mobilitas sosial termasuk ke dalam salah
satu jenis hubungan sosial yang ada di masyarakat. Beberapa faktor pendorong terjadinya
hubungan sosial adalah adanya faktor internal dan eksternal.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mobilitas sosial selalu merujuk pada perpindahan seseorang dari status sosial A ke status
sosial B. Dalam hal ini sudah jelas bahwa hubungannya apabila terjadi mobilitas sosial, maka
itu terjadi karena status seseorang berpindah. Contohnya seorang tukang becak yang diterima
bekerja di perusahaan karena kejujurannya. Status sosial nya dari masyarakat miskin akan
berpindah menjadi masyarakat menengah. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa terjadi
mobilitas pada bapak tukang becak tersebut.

B. Saran
Sebagai manusia kita pasti akan menuntut untuk status dan peran sosial, namun sebagai
manusia sosial seharusnya kita dapat mengerti dan menyadari mobilitas sosial atau gerakan
sosial ini tidak terjadi begitu saja dengan sendirinya. Karena mobilitas sosial terjadi
tergantung bagaimana diri kita sendiri menyingkapi status serta peran sosial diri dan menurut
prestasi kita masing-masing sebagai anggota masyarakat. Banyak permasalahan
kependudukan yang telah disebutkan, diantaranya tindak kejahatan, kepadatan penduduk dan
lainnya.Tinggal bagaimana masing – masing individu atau suatu masyarakat menyelesaikan
masalah dengan solusi yang baik.Dan hendaklah kita sebagai warga masyarakat selalu aktif
terlibat dalam menyelesaikan permasalahan kependudukan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Muin, Udianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sulistyowati, Budi. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. ke-45 (Edisi Revisi). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

http://presbaglogmandiri.blogspot.com/2016/08/makalah-mobilitas-sosial.html?m=1

file:///F:/Qurani MakalahMobilitas Sosial.htm

http://id.wikipedia .com

http://warnawarnidina.blogspot.com/2010/10/kependudukan-dan-mobilitas-sosial.html

http://www.datastatistik-indonesia.com/content/view/83/115/

http://www.hprory.com/transisi-demogr

Muin, Udianto. 2006. Sosiologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sulistyowati, Budi. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Cet. ke-45 (Edisi Revisi). Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai