Anda di halaman 1dari 6

Mobilitas sosial, pluralitas, konflik dan integrasi

Keragaman masyarakat yang ada di Indonesia merupakan salah satu kekayaan bangsa yang
membanggakan. Keragaman tersebut melahirkan berbagai kebudayaan yang bernilai sangat tinggi.
Interaksi masyarakat yang beragam melahirkan berbagai inovasi budaya yang menarik. Keragaman
masyarakat Indonesia bukan hanya dalam hal etnis, tetapi juga, budaya, kegiatan ekonomi, dsb.
Dalam kehidupan sehari-hari, kalian dapat menemukan interaksi masyarakat dengan keragaman
profesi atau pekerjaan seperti buruh dan majikan, staf dan pimpinan, guru dan kepala sekolah. Interaksi
dalam masyarakat menghasilkan kesepakatan-kesepakatan yang tertulis maupun tidak tertulis untuk
menempatkan seseorang pada posisi yang sesuai dengan peranannya. Pekerjaan tersebut terbentuk
oleh adanya kesepakatan dalam masyarakat dan menempatkan seseorang pada satus tertentu. Dalam
kehidupan masyarakat, banyak terdapat variasi pekerjaan seperti guru, perawat, dokter, jasa, wartawan,
bengkel, pedagang, buruh dll.
Kalian akan mempelajari bagaimana terjadinya mobilitas sosial masyarakat Indonesia. Mobilitas
masyarakat Indonesia yang sangat dinamis merupakan pendorong terjadinya keragaman. Keragaman
atau pluralitas merupakan keunggulan bangsa Indonesia. Namun di lain pihak jika kurang menghargai
dapat menimbulkan konflik. Karena itu, bangsa Indonesia harus berusaha menyelesaikan berbagai
konflik melalui integrasi sosial sehingga persatuan dan kesatuan tetap terjaga.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Apa arti mobilitas sosial ?
2. Apa arti mobilitas sosial horisontal ?
3. Apa arti mobilitas sosial vertikal?
4. Mengapa perjalanan karir Pak Jokowi termasuk jenis mobilitas sosial vertikal?
5. Sebutkan tiga bentuk mobilitas sosial!
6. Sebutkan 3 faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial!
7. Sebutkan 3 faktor penghambat mobilitas sosial!
8. Saluran 5 apa saja untuk melakukan mobilitas sosial!
9. Tuliskan 5 dampak positif mobilitas sosial!!
10. Mobilitas sosial dalam masyarakat persaingannya cukup ketat. Bagaimana anda mensikapi
hal tersebut?

A. Mobilitas Sosial
1. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial berasal dari bahasa latin yaitu mobilis, artinya mudah dipindahkan atau
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kata “sosial” berarti seseorang atau sekelompok orang dalam
masyarakat. Jadi mobilitas sosial adalah perubahan atau perpindahan kedudukan/posisi seseorang
dalam masyarakat.
Pengertian mobilitas sosial menurut beberapa ahli diantaranya:
a. Paul B. Horton
Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lain
b. Kimbal Young- Raymond W. Mack
Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi dalam kelompok.
c. H. Edward Ransford
Mobilitas Sosial adalah perpindahan status dalam stratifikasi sosial. Perpindahan tersebut dapat
berpengaruh pada peran yang dimiliki.
d. Wiliam Kornblum
Mobilitas sosial adalah perubahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosial dari
satu lapisan ke lapisan sosial lainnya.
Mobilitas Sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial,
mengingat mobilitas sosial merupakan gerak pindah dari satu lapisan ke lapisan yang lainnya, baik dari
atas ke bawah maupun dari bawah ke atas. Hal ini tergantung pada sifat masyarakat. Pada masyarakat
dengan kelas sosial bersifat terbuka akan memiliki tingkat mobilitas sosial yang tinggi, sedangkan
masyarakat yang berkelas sosial tertutup memiliki tingkat mobilitas sosial yang rendah. Mobilitas sosial
pada masyarakat dengan kelas sosial tertutup sangat sedikit sekali, bahkan tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan anggota dari satu lapisan ke lapisan yang lain.
Mobilitas sosial mengantarkan individu atau anggota kelompok menuju status kedudukan tinggi
atau rendah dalam masyarakat. Agar memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat, kamu sebaiknya giat
belajar. Dengan giat belajar, kamu akan semakin pandai dan cerdas sebagai bekal meningkatkan
kedudukan.

2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial


Mobilitas sosial dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal dan
mobilitas sosial lateral.
a. Mobilitas sosial vertikal adalah gerak perpindahan status atau kedudukan seseorang menuju
status dan kedudukan yang tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal ada dua, yaitu:
1) Mobilitas sosial vertikal naik (sosial climbing)
Mobilitas sosial vertikal naik adalah gerak perpindahan status dan kedudukan seseorang
menuju status atau kedudukan lebih tinggi.
Contoh; kenaikan jabatan dari seorang guru biasa menjadi kepala sekolah., kenaikan jenjang
pendidikan dari jenjang SD,SMP,SMA hingga Perguruan Tinggi. Umumnya didasarkan pada
prestasi, kemampuan atau mencari kehidupan yang lebih baik.
2) Mobilitas sosial vertikal turun (sosial sinking)
Mobilitas sosial vertikal turun adalah gerak perpindahan status atau kedudukan seseorang
menuju status atau kedudukan lebih rendah. Proses mobilitas sosial vertikal turun sering
menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang yang mengalaminya. Contoh; seorang karyawan
mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK). Contoh lain, pencopotan gelar seseorang akibat
perbuatan yang mencoreng nama baik intansi. Umumnya disebabkan karena kegagalan,
pengurangan tenaga kerja, kesalahan menjalankan wewenang dalam pekerjaan.
b. Mobilitas Sosial Horizontal
Mobilitas sosial horizontal adalah gerak perpindahan status atau kedudukan seseorang menuju
status atau kedudukan baru yang sederajat. Mobilitas sosial horizontal tidak menyebabkan
kedudukan seseorang menjadi lebih tinggi atau rendah.
Contoh “Pak Broto seorang guru mata pelajaran IPS di SMP. Ia telah mengajar selama sepuluh
tahun di SMP. Sebagai guru Pak Broto sangat dihormati di kampungnya. Oleh karena MTs N di
kotanya membutuhkan guru mata pelajaran IPS, maka Pak Broto dipindahkan di MTs N di kotanya
tersebut. Meskipun pindah mengajar di MTs N, Pak Broto tetap dihormati masyarakat karena
kedudukannya sebagai seorang guru”.
c. Mobilitas Sosial Lateral
Mobilitas sosial lateral merupakan perpindahan atau pergerakan penduduk dari satu wilayah ke
wilayah lain. Mobilitas sosial lateral dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Mobilitas sosial lateral permanen yaitu perpindahan individu atau kelompok dari satu wilayah ke
wilayah lain yang bersifat menetap. Contoh; migrasi nasional dan migrasi internasional seperti
transmigrasi dan pindah ke negara lain menjadi warga negara lain
2) Mobilitas sosial lateral tidak permanen yaitu perpindahan individu atau kelompok dari wilayah
satu ke wilayah lain yang bersifat tidak menetap atau sementara. Contoh; Forensen (orang
yang tinggal di desa tetapi bekerja di kota sehingga setiap hari pergi dari desa menuju ke kota
disebut juga penglaju); Weekend (perginya penduduk untuk mencari tempat peristirahatan pada
akhir minggu); Evakuasi (perpindahan penduduk karena gangguan bencana alam atau
keamanan).
Dari pengertian dan bentuk-bentuk mobilitas sosial kita dapat mempelajari gerak dan
dinamika kehidupan manusia. Ibarat roda, kehidupan manusia tidak selamanya berada di atas.
Adakalanya kehidupan manusia ada di bawah. Itu artinya kehidupan manusia terus berputar.
Oleh karena itu, manusia hendaknya tidak sombong ketika memiliki kedudukan yang tinggi.
Harus sadar bahwa kedudukan yang diperoleh merupakan amanah yang harus dijalankan
dengan baik dan semua pekerjaan harus disyukuri dengan menjalankan pekerjaan itu dengan
penuh tanggung jawab

3. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial


a. Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
1) Faktor struktural
Kondisi yang memberikan kesempatan setiap orang melakukan mobilitas sosial. Dengan
kemampuan yang dimiliki dan kegigihan dalam berusaha, seseorang akan dapat
meningkatkan status sosialnya. Bedakan struktur sosial masyarakat Indonesia yang
terterbuka dengan masyarakat India yang tertutup karena dibatasi oleh kasta.
2) Faktor individu
Kemampuan individu di bidang akademis dan sosial dapat mendorong mobilitas sosial.
dengan memanfaatkan kemampuannya untuk memperoleh kedudukan tinggi dalam
masyarakat. Oleh karena itu, kembangkan kemampuan yang kita miliki agar dapat melakukan
mobilitas sosial vertikal naik untuk meningkatkan kesejahteraan hidup.
3) Faktor sosial
Ketidakpuasan akan status sosial mendorong seseorang berusaha meningkatkan status atau
kedudukan. Ketidak puasan seseorang pada status sosial orang tuanya yang kurang
terpandang mendorong orang tersebut meningkatkan kemampuan/ ketrampilan untuk
meningkatkan status sosialnya dan kehidupan lebih baik
4) Faktor ekonomi
Kondisi ekonomi yang baik, memudahkan seseorang melakukan mobilitas sosial. , mudah
memperoleh modal, pendidikan dan pelayanan kesehatan.
Sedangkan kondisi ekonomi kurang/sulit mendorong terjadinya mobilitas sosial. melalui
lembaga ekonomi untuk meningkatkan status dan kedudukannya. Seperti mengembangkan
usaha., maka dengan keahlian dan ketekunan dalam berwirausaha, orang tersebut mampu
menjadi pengusaha sukses.
5) Faktor politik
Pada situasi politik yang kondusif, masyarakat akan merasa aman dan damai. Mereka dapat
melakukan berbagai upaya untuk melakukan mobilitas sosial. Sedangkan pada situasi politik
yang tidak menentu/ sering konflik/ kacau, Kondisi ini dapat menimbulkan ketakutan
masyarakat untuk beraktifitas dan menghambat masyarakat melakukan mobilitas sosial.
6) Keinginan untuk melihat daerah lain
Keinginan ini mendorong seseorang melakukan perpindahan ke daerah yang belum pernah
dikunjungi terutama bila disertai keinginan bekerja untuk eningkatkan kesejahteraan. Contoh;
seseorang merantau untuk meraih pekerjaan yang lebih baik.
b. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
1) Kemiskinan
Kemiskinan menyebabkan seseorang memiliki keterbatasan dalam melakukan
mobilitas sosial. Kondisi ini akan lebih sulit lagi jika ia tidak memiliki dorongan kuat untuk
keluar dari kemiskinan. Orang miskin lebih sulit melakukan mobilitas sosial dibandingkan
orang kaya. Kondisi ini terjadi karena orang tersebut tidak punya modal untuk melakukan
mobilitas sosial. Oleh karena itu, untuk lepas dari kemiskinan.orang perlu melakukan mobilitas
sosial..
2) Diskriminasi
Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan terhadap sesama seperti perbedaan agama, warna
kulit, suku bangsa/etnik atau kemampuan bidang ekonomi. Individu atau kelompok yang
mengalami diskriminasi akan terhambat melakukan diskriminasi sosial. Kondisi tersebut terjadi
karena pembatasan perlakuan pemenuhan hak sebagai sesama manusia.
3) Banyaknya jumlah anggota keluarga yang
Keluarga dengan anggota yang banyak, cenderung kurang memberi perhatian pada
peningkatan kedudukan atau status sosial. Itu karena mereka lebih fokus pada pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
4) Situasi politik yang tidak kondusif
Mobilitas sosial yang dilakukan manusia juga dapat terjadi karena dipengaruhi oleh persoalan
politik. Walaupun tanah airnya subur dan makmur tapi kalau situasi politik tidak stabil atau
kondisinya sudah carut-marut. Jika keadaan itu mengganggu kehidupan ekonomi sosial
mayarakat dan tidak ada harapan dapat diatasi akan mendorong mereka meninggalkan tanah
air dan pindah ke negara lain untuk mencari tempat aman dan bisa memperbaiki
kehidupannya.
4. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tersebut menurut Pitirim A. Sorokin disebut
sebagai sosial circulation (sirkulasi sosial). Adapun saluran-saluran tersebut diantaranya;
a. Lembaga Pendidikan (sekolah)
Sekolah merupakan saluran yang nyata dari mobilitas sosial vertikal dan dianggap sebagai
sosial elevator (pengangkat kedudukan sosial) yang bergerak dari kedudukan rendah ke
kedudukan tinggi di masyarakat. Pada perusahaan atau pemerintahan di Indonesia pada
umumnya memberikan gaji pada pegawai/pekerja sesuai jenjang pendidikan yang dimiliki.
b. Lembaga politik (organisasi politik)
Elite politik memiliki kedudukan tinggi dalam masyarakat karena memiliki kekuasaan
menentukan kebijakan bagi masyarakat. Kedudukan yang dimiliki elit politik dapat diraih melalui
berbagai cara, misalnya bergabung dengan partai politik dan mencalonkan diri dalam pemilihan
legislatif.
Anggota partai politik yang professional dan berdedikasi tinggi bisa umumnya cepat meraih
status tinggi seperti menjadi anggota dewan legislatif.
c. Lembaga ekonomi
Ada berbagai jenis lembaga ekonomi yang dapat dipilih sebagai saluran meningkatkan
kedudukan, misalnya bank dan perusahaan. Seseorang dengan kemampuan tertentu dapat
menggunakan lembaga ekonomi untuk meraih kedudukan tinggi, karena kembaga ekonomi
memberi kesempatan bagi setiap orang yang berkompeten.. Kedudukan tersebut berdampak
positif baginya seperti peningkatan kesejahteraan.
d. Organisasi profesi
Organisasi profesi merupakan kumpulan orang dengan profesi sama. Seseorang yang
bergabung dalam suatu organisasi dapat meningkatkan kedudukan atau status sosial dalam
masyarakat. Contoh organisasi profesi: Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Guru Republik
Indonesia (PGRI), seseorang yang ingin bergabung dengan organisasi organisasi profesi harus
memenuhi syarat-syarat tertentu.
e. Lembaga keagamaan
Para pemuka agama merupakan orang yang memberi bimbingan dan petunjuk mengenai
ajaran agama. Mereka dianggap memiliki pengetahuan lebih mengenai ajaran agama daripada
masyarakat biasa. Dengan demikian, seseorang dapat memiliki kedudukan lebih tinggi melalui
lembaga agama.
f. Lembaga Militer dan Kepolisian
Untuk menjadi tentara, seseorang harus menempuh pendidikan di Akademi Militer. Sedangkan
untuk menjadi polisi, seseorang harus menempuh pendidikan di Akademi Kepolisian.
g. Lembaga Keluarga
Lembaga keluarga dapat menjadi saluran mobilitas sosial. Contohnya, seseorang dapat
menaikkan kedudukan atau status sosial setelah menikah dengan orang yang lebih kaya atau
karena diadobsi menjjadi anak angkat orang kaya. Anak angkat yang diasuh keluarga kaya
otomatis memiliki status sosial tinggimengikuti orang tua angkat.

5. Dampak Mobilitas Sosial


a. Dampak Positif Mobilitas Sosial
Dampak positif merupakan dampak yang menguntungkan dan bermanfaat bagi masyarakat.
Dampak positif mampu mendorong masyarakat berkembang menjadi
lebih baik. Contohnya adalah:
1) Mendorong seseorang untuk lebih maju
Persaingan mendorong seseorang lebih maju, jika tidak ingin tersingkir, setiap orang
sebaiknya mengembangkan kemampuan dan kompetensinya agar memiliki kehidupan lebih
baik.
2) Mempercepat perubahan sosial
Mobilitas sosial yang dialaminya seseorang, mendorong perubahan kehidupan menjadi lebih
baik. Akibatnya perubahan sosial masyarakat semakin cepat.
3) Meningkatkan integrasi sosial
Seseorang di kelompok sosial baru akan menyesuaikan diri dengan nilai dan norma yang
berlaku di kelompok baru. Penyesuaian diri ini akan meningkatkan integrasi sosial dalam
kelompok.
4) Meningkatkan kesejahteraan hidup
Kesejahteraan hidup masyarakat dapat diukur dengan kemampuan memenuhi kebutuhan
pokok. Seseorang yang memiliki kedudukan tinggi cenderung mampu memenuhi kebutuhan
sehingga tergolong mampu mencapai kesejahteraan hidup.
5) Mempercepat perubahan yang lebih baik
Sebagi bentuk keberhasilan mobilitas sosial yang dilakukan anggota masyarakat adalah
perubahan kehidupan yang lebih baik hal ini akan mempercepat perubahan sosial yang
diharapkan masyarakat

b. Dampak negatif mobilitas sosial


1) Munculnya berbagai konflik
Konflik disebabkan ada beberapa pihak yang tidak menerima peningkatan kedudukan yang
dialami seseorang, konflik dapat muncul karena penolakan dari pihak lain. Konflik juga terjadi
karena mobilitas sosial yang dilakukan individu menyinggung pihak lain. Contohnya konflik
antarindividu, antarkelas, antarkelompok, maupun antargenerasi
2) Menimbulkan gangguan psikologis
Gangguan psikologis terjadi karena kecemasan yang dialami orang yang tidak memiliki
kemampuan atau gagal dalam melakukan mobilitas sosial dan Kecemasan/ ketegangan yang
dirasakan orang-orang yang ingin mempertahankan kedudukannya dan takut tergeser dari
kedudukannya sekarang. Kecenasan dan ketegangan yang berlarut-larut dapat menimbulkan
gangguan psikologis.
3) Munculnya keretakan dalam suatu hubungan
Beberapa orang yang berhasil meraih kedudukan tinggi dalam kelompok dapat mengalami
keretakan hubungan karena adanya sikap iri dan sikap yang berbeda dari biasanya.

Anda mungkin juga menyukai