Anda di halaman 1dari 24

Gerak sosial (Mobilitas sosial) adalah perubahan, pergeseran, peningkatan, ataupun penurunan status

dan peran anggotanya. Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis yang berarti mudah dipindahkan atau
banyak bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Kata sosial yang ada pada istilah tersebut
mengandung makna gerak yang melibatkan seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial.
Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu
ke lapisan yang lain. Pengertian mobilitas sosial menurut Ahli

Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial
lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.

Kimball Young dan Raymond W. Mack, mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu
pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat
hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya.

Dalam dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin bahwa hal
tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan mereka melakukan jenis
pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar
belakang sosial berbeda. Mereka tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai
kedudukan sosial yang lebih tinggi.

Apabila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang akan terkukung dalam status nenek
moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas sosial tertutup. Mobilitas sosial lebih mudah terjadi pada
masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat
yang sifatnya tertutup kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau
pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut sistem kasta, bila
seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah.
Dia tidak mungkin dapat pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan demikian, tidak terjadi
gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih tinggi.

B. Bentuk-bentuk mobilitas sosial

Dilihat dari arah pergerakannya terdapat dua bentuk mobilitas sosial , yaitu mobilitas sosial vertikal dan
mobilitas sosial horizontal. Mobilitas social vertical dapat dibedakan lagi menjadi social sinking dan
social climbing. Sedangkan mobilitas horizontal dibedakan menjadi mobilitas social antarwilayah
(geografis) dan mobilitas antargenerasi.
Mobilitas vertikal

Mobilitas Vertikal : adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau sekelompok orang
pada lapisan sosial yang berbeda. Mobilitas vertikal mempunyai dua bentuk yang utama :

Mobilitas vertikal keatas

Mobilitas vertikal ke bawah

a). Mobilitas vertical ke atas (Sosial Climbing)

Sosial climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau kedudukan
seseorang.

Sosial climbing memiliki dua bentuk, yaitu :

Naiknya orang-orang berstatus sosial rendah ke status sosial yang lebih tinggi, dimana status itu telah
tersedia. Contoh: A adalah seorang guru sejarah di salah satu SMA. Karena memenuhi persyaratan, ia
diangkat menjadi kepala sekolah.

Terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi dari pada lapisan sosial yang sudah ada. Contoh:
Pembentukan organisasi baru memungkinkan seseorang untuk menjadi ketua dari organisasi baru
tersebut, sehingga status sosialnya naik.

Adapun penyebab sosial climbing adalah sebagai berikut :

Melakukan peningkatan prestasi kerja

Menggantikan kedudukan yang kosong akibat adanya proses peralihan generasi

b) Mobilitas vertikal ke bawah (Social sinking)

Sosial sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses sosial sinking
sering kali menimbulkan gejolak psikis bagi seseorang karena ada perubahan pada hak dan
kewajibannya.Social sinking dibedakan menjadi dua bentuk :
Turunnya kedudukan seseorang ke kedudukan lebih rendah. Contoh: seorang prajurit dipecat karena
melakukan tidakan pelanggaran berat ketika melaksanakan tugasnya.

Tidak dihargainya lagi suatu kedudukan sebagai lapisan sosial. Contoh Tim Juventus terdegradasi ke seri
B.

Penyebab sosial sinking adalah sebagai berikut.:

Berhalangan tetap atau sementara.

Memasuki masa pensiun.

Berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan diturunkan atau di pecat dari jabatannya.

2.Mobilitas horizontal

Mobilitas Horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang dalam lapisan
sosial yang sama. Dengan kata lain mobilitas horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek
sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat.

Ciri utama mobilitas horizontal adalah tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang
dalam mobilitas sosialnya.

Contoh:

Pak Amir seorang warga negara Amerika Serikat, mengganti kewarganegaraannya dengan
kewarganegaraan Indonesia, dalam hal ini mobilitas sosial Pak Amir disebut dengan Mobilitas sosial
horizontal karena gerak sosial yang dilakukan Pak Amir tidak merubah status sosialnya.

Mobilitas social horizontal dibedakan dua bentuk :


Mobilitas social antar wilayah/ geografis Gerak sosial ini adalah perpindahan individu atau kelompok
dari satu daerah ke daerah lain seperti transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi.Cara untuk melakukan
mobilitas sosial

Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi secara umum berarti mobilitas dua generasi atau lebih,
misalnya generasi ayah-ibu, generasi anak, generasi cucu, dan seterusnya. Mobilitas ini ditandai dengan
perkembangan taraf hidup, baik naik atau turun dalam suatu generasi. Penekanannya bukan pada
perkembangan keturunan itu sendiri, melainkan pada perpindahan status sosial suatu generasi ke
generasi lainnya. Contoh: Pak Parjo adalah seorang tukang becak. Ia hanya menamatkan pendidikannya
hingga sekolah dasar, tetapi ia berhasil mendidik anaknya menjadi seorang pengacara. Contoh ini
menunjukkan telah terjadi mobilitas vertikal antargenerasi.

Mobilitas antargenerasi dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas intragenerasi dan mobilitas
intergenerasi.

Mobilitas intragenerasi adalah mobilitas yang dialami oleh seseorang atau sekelompok orang dalam satu
generasi yang sama. Contoh: Pak Darjo awalnya adalah seorang buruh. Namun, karena ketekunannya
dalam bekerja dan mungkin juga keberuntungan, ia kemudian memiliki unit usaha sendiri yang akhirnya
semakin besar. Contoh lain, Pak Bagyo memiliki dua orang anak, yang pertama bernama Endra bekerja
sebagai tukang becak, dan Anak ke-2, bernama Ricky, yang pada awalnya juga sebagai tukang becak.
Namun, Ricky lebih beruntung daripada kakaknya, karena ia dapat mengubah statusnya dari tukang
becak menjadi seorang pengusaha. Sementara Endra tetap menjadi tukang becak. Perbedaan status
sosial antara Endra dengan adiknya ini juga dapat disebut sebagai mobilitas intragenerasi.

Mobilitas Intergenerasi adalah perpindahan status atau kedudukan yang terjadi diantara beberapa
generasi.

Mobilitas intergenerasi dibedakan menjadi dua yaitu:

Mobilitas intergenerasi naik

Mobilitas intergenerasi turun Contoh : Kakeknya seorang bupati, bapaknya seorang camat dan anaknya
sebagai kepala desa.(intergenerasi turun)

C. Hubungan Struktur Sosial dan Mobilitas Sosial

Seperti yang dijelaskan diatas bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status ataukedudukan
dari satu lapisan ke lapisan yanhg lain. Perpindahan tersebut terjadi dalam suatu struktur sosialyang
berdimensi vertikal, artinya mudah-tidak nya seseorang melakukan mobilitas sosial tergantung dari
struktur sosial masyarakatnya.
D. Mobilitas sosial dalam sistem stratifikasi sosial terbuka

Masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial terbuka memberi kesempatan pada para anggotanya
untuk melakukan mobilitas sosial vertikal yang terjadi dapat berupa sosial climbing ataupun sinking.
Dalam sistem stratifikasi soaial yang terbuka memungkinkan setiap anggota masyarakat bersikap aktif
dan kreatif dalam melakukan perubahan-perubahab untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya

Prinsip umum mobilitas sosial dalam masyarakat yang menganut stratifikasi terbuka adalah sebagai
berikut:

Tidak ada satu pun masyarakat yang mutlak tertutup terhadap mobilitas sosial vertikal

Seterbuka apapun suatu masyarakat terhadap mobilitas sosial, terkadang tetap ada hambatan-
hambatan.

Setiap masayarakat pasti memiliki tipe mobilitas sosial vertikal sendiri, tidak ada tipe yang berlaku
umum bagi setiap masyarakat.

Laju mobilitas sosial disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan yang berbeda-beda.

Mobilitas sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, politik, dan pekerjaan, tidak menunjukkan adanya
kecenderungan yang kontinu tentang bertambah atau berkurang laju mobilitas sosial.

E. Mobilitas Sosial dalam Sistem Stratifikasi Sosial yang Tertutup

Pada masyarakat yang menganut sistem stratifikasi sosial tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas
sosial vertikal sangat kecil. Hal ini terjadi karena masyarakatnya lebih mengutamakan nilai-nilai
tradisional. Contohnya, masyarakat suku Badui Dalam. Mereka lebih memilih menjaga nilai-nilai
tradisional dan menolak adanya perubahan. Dari uraian diatas, jelas terdapat hubungan antara mobilitas
sosial yang terjadi pada seseorang atau sekelompok orang dengan struktur sosial masyarakat tempat
seseorang atau sekelompok orang tersebut berada.

Secara umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai berikut :

Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.

Perkawinan untuk meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui perkawinan.
Contoh: Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan laki-laki dari
keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini dapat menaikan status si wanita
tersebut.

Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal
dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang
memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan
terjadinya gerak sosial ke atas.

F. Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial

Faktor Pendorong Mobilitas Sosial :

a). Faktor Struktural

Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan
untuk memperolehnya. Adapun yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :

Struktur Pekerjaan Disetiap masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi
oleh anggota masyarakat yang bersangkutan

Perbedaan Fertilitas Setiap masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau
rendah

Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern),
contoh nya di negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.

b) Faktor Individu Faktor individu


Adalah kualitas seseorang , baik ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan
pribadi. Faktor Individu meliputi :

Perbedaan Kemampauan Setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap
mempunyai kesempatan dalam mobilitas sosial.

Orientasi Sikap terhadap mobilitas Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka
prospek mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan
memperbaiki diri.

Faktor kemujuran Walaupun seseorang telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang
kala mengalami kegagalan.

G. Status Sosial

Setiap manusia dilahirkan dalam status sosial yang dimiliki oleh orang tuanya, karena ketika ia dilahirkan
tidak ada satu manusia pun yang memiliki statusnya sendiri. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan
yang diwariskan oleh orang tuanya, ia dapat mencari kedudukannya sendir CCXi dilapisan sosial yang
lebih tinggi.

H. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam
keadaan ekonomi yang serba kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan
SDA, kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara sosiologis mereka
dikatakan mengalami mobilitas.

I. Situasi Politik

Situasi Politik dapat menyebabkan terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara.
Keadaan negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa mengakibatkan
terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.

J. Kependudukan (Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak,
pertambahan jumlah penduduk yang pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak
lain kemiskinan yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga masyarakat
mencari tempat kediaman lain.

K. Keinginan Melihat Daerah Lain

Adanya keingina melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografik
dari satu tempat ke tempat yang lain.

L. Perubahan kondisi sosial

Struktur kasta dan kelas dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam dan
dari luar masyarakat. Misalnya, kemajuan teknologi membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke
atas. Perubahan ideologi dapat menimbilkan stratifikasi baru.

M. Ekspansi teritorial dan gerak populasi

Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan cirti fleksibilitas struktur
stratifikasi dan mobilitas sosial. Misalnya, perkembangan kota, transmigrasi, bertambah dan
berkurangnya penduduk.

N. Komunikasi yang bebas

Situasi-situasi yang membatasi komunikasi antarstrata yang beraneka ragam memperkokoh garis
pembatas di antara strata yang ada dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka
dan akan mengahalangi mobilitas sosial. Sebaliknya, pendidikan dan komunikasi yang bebas sertea
efektif akan memudarkan semua batas garis dari strata sosial uang ada dan merangsang mobilitas
sekaligus menerobos rintangan yang menghadang.
O. Pembagian kerja

Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada.
Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispeliasisasikan, maka mobilitas akan menjadi lemah dan
menyulitkan orang bergerak dari satu strata ke strata yang lain karena spesialisasi pekerjaan nmenuntut
keterampilan khusus. Kondisi ini memacu anggota masyarakatnya untuk lebih kuat berusaha agar dapat
menempati status tersebut.

P. Kemudahan dalam akses pendidikan

Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mempermudah orang untuk melakukan
pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperoleh saat menjadi peserta didik. Sebaliknya,
kesulitan dalam mengakses pendidikan yang bermutu, menjadikan orang yang tak menjalani pendidikan
yang bagus, kesulitan untuk mengubah status, akibat dari kurangnya pengetahuan.

Q. Faktor penghambat mobilitas sosial

Ada beberapa faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat itu
antara lain sebagai berikut :

Kemiskinan Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai status
sosial tertentu merupakan hal sangat sulit

Diskriminasi Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga adanya
pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat dan ketentuan. seperti yang
terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan
kepada mereka yang berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai
penguasa. Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela, seorang kulit
hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan

Perbedaan Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya mobilitas
vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan sebebas-bebasnya dan sekehendak
hatinya berpindah-pindah agama sesuai keinginannya.
Perbedaan jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi derajatnya dan
cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini mempengaruh dala mencapai prestasi,
kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.

Faktor Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau kuat dalam suatu
masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama berkaitan dengan nilai-nilai dan adat
yang berlaku.

Perbedaan Kepentingan Adanya perbedaan kepentingan antarindividu dalam sutu struktur organisasi
menyebabkan masing-masing individu saling bersaing untuk memperebutkan sesuatu.

R. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial

Angkatan Bersenjata Seseorang yang tergabung dalam angkatan bersenjata biasabya ikut berjasa dalam
membela nusa dan bangsa sehingga dengan jasa tersebut ia mendapat sejumlah penghargaan dan naik
pangkat.

Pendidikan Pendidikan, baik formal maupun nonformal merupakan saluran untuk mobilitas vertikal yang
sering digunakan, karena melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga
pendidikan pada umumnya merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal ke atas, bahkan
dianggap sebagai social elevator (perangkat) yang bergerak dari kedudukan yang rendah ke kedudukan
yang lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi. Contoh: Seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai
jenjang yang tinggi. Setelah lulus ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya
itu untuk berusaha, sehingga ia berhasil menjadi pedagang yang kaya, yang secara otomatis telah
meningkatkan status sosialnya

Organisasi Politik Seorang angota parpol yang profesional dan punya dedikasi yang tinggi kemungkinan
besar akan cepat mendapatkan status dalam partainya. Dan mungkin bisa menjadi anggota dewan
legislatif atau eksekutif

Lembaga Keagamaan Lembaga ini merupakan salah satu saluran mobilitas vertikal, meskipun setiap
agama menganggap bahwa setiap orang mempunyai kedudukan yang sederajat

Organisasi Ekonomi Organisasi ini, baik yang bergerak dalam bidang perusahan maupun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.

Organisasi Profesi Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertikal,
antara lain ikatan

Perkawinan Melalui perkawinan seseorang dapat menaikkan statusnya. Misalnya,seseorang wanita yang
berasal dari keluarga biasa saja menikah dengan pria berstatus sosial ekonominya lebih tinggi. Hal ini
menyebabkan naiknya status sosial nya sang wanita
Organisasi keolahragaan Melalui organisasi keolahragaan, seseorang dapat meningkatkan status nya ke
strata yang lebih tinggi

Cara umum memperoleh status

Secara umum terdapat dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh status social, yaitu melalui
askripsi dan melalui prestasi

Askripsi, yaitu cara memperoleh kedudukan melalui kelahiran, contohnya system kasta dan gelar
kebangsawanan

Prestasi, yaitu cara memperoleh status atau kedudukan dengan usaha sendiri.

Cara khusus untuk menaikan status :

Perubahan tingkah laku Untuk mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi yang diaspirasikan
sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia
merasa dituntut untuk mengkaitkan diri dengan kelas yang diinginkannya. Contoh: agar penampilannya
meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian
yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah
asing.

Perubahan nama Dalam suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu.
Gerak ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial yang lebih
tinggi. Contoh: Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai orang
kebanyakan mendapat sebutan “kang” di depan nama aslinya. Setelah diangkat sebagai pengawas
pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan kedudukannya yang baru seperti “Raden”

Perubahan tempat tinggal Untuk meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal
dari tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara merekonstruksi tempat
tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan mewah. Secara otomatis, seseorang yang
memiliki tempat tinggal mewah akan disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan
terjadinya gerak sosial ke atas.

Perubahan standar hidup Kenaikan penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan
mereflesikan suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan status. Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan kenaikan pangkat menjadi
Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan
naik apabila ia tidak merubah standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup
sederhana seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
Bergabung dengan organisasi tertentu Untuk meningkatkan statusnya seseorang dapat bergabung
dengan organisasi tertentu , sebagai contoh bergabung dengan organisasi yang berkelas.

S. Dampak Mobilitas Sosial

Setiap mobilitas sosial akan menimbul kan peluang terjadinya penyesuaian-penyesuaian atau sebalik nya
akan menimbulkan konflik.

Menurut Horton dan Hunt (1987), ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial
vertikal, di antara nya:

Adanya kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun.

Timbulnya ketegangan dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang meningkat.

Keterangan hubungan anatar anggota kelompok primer, yang semula karena seseorang berpindah ke
status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih rendah.

Adapun dampak mobilitas sosial bagi masyarakat, baik yang bersifat positif maupun negatif antara lain
sebagai berikut.

Dampak Positif :

Mendorong Seseorang untuk lebih maju Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata ke strata yang
lain menimbulkan motivasi yang tinggi pada diri seseorang untuk maju dalam berprestasi agar
memperoleh status yang lebih tinggi.

Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial Masyarakat ke Arah yang Lebih Baik Mobilitas sosial akan lebih
mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Contoh: Indonesia yang
sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri. Perubahan ini akan lebih
cepat terjadi jika didukung oleh sumber daya yang memiliki kualitas. Kondisi ini perlu didukung dengan
peningkatan dalam bidang pendidikan.

Meningkatkan Intergrasi Sosial Terjadi nya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan
integrasi sosial.misalnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai dan norma-norma
yang di anut oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta intergrasi soaial.

Dampak Negatif :
Timbulnya Konflik Konflik yang ditimbulkan oleh mobilitas sosial dapat dibedakan menjadi 3 bagian,
yaitu sebagai berikut. : 1) Konflik Antarkelas Dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan. Kelompok
dalam lapisan tersebut disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antarkelas sosial,
maka bisa memicu terjadinya konflik antar kelas. 2) Konflik Antarkelompok sosial Konflik yang
menyangkut antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Konflik ini dapat berupa: a. Konflik
antara kelompok sosial yang masih tradisional dengan kelompok sosial yang modern b. Proses suatu
kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial yang lain yang memiliki wewenang 3) Konflik
Antargenerasi Konflik yang terjadi karena adanya benturan nilai dan kepentingan antara generasi yang
satu dengan generasi yang lain dalam mempertahankan nilai-nilai denga nilai-nilai baru yang ingin
mengadakan perubahan.

Berkurangnya Solidaritas Kelompok Penyesuaian diri dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada
dalam kelas sosial yang baru merupakan langkah yang diambil oleh seseorang yamg mengalami
mobilitas, baik vertikal maupun horizontal. Hal ini dilakukan agar mereka bisa diterima dalam kelas
sosial yang baru dan mampu menjalankan fungsi-fungsinya

Timbulnya Gangguan Psikologis Mobilitas sosial dapat pula mempengaruhi kondisi psikologis seseorang,
antara lain sebagai berikut. :

Menimbulkan ketakutan dan kegelisahan pada seseorang yang mengalami mobilitas menurun.

Adanya gangguan psikologis bila seseorang turun dari jabatannya

Mengalami frustasi atau putus asa dan malu bagi orang-orang yang ingin naik ke lapisan atas, tetapi
tidak dapat mencapainya.

Pengertian Struktur Sosial :Struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat, di dalam
struktur sosial tersebut terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan yang menunjuk
pada suatu keteraturan perilaku.

Pengertian struktur sosial menurut Ahli :

Coleman : Pola hubungan antar manusia dan antarkelompok manusia

Kornblum : Pola perilaku individu dan kelompok, yaitu perilaku berulang-ulang yang menciptakan
hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat

Soerjono soekanto : sebuah hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan peranan-peranan
sosial

Ciri-ciri Struktur Sosial :


Struktur sosial mengacu pada hubungan sosial yang pokok, yang dapat memberikan bentuk pada
masyarakat

Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial antara individu-individu pada saat tertentu

Struktur sosial meliputi seluruh kebudayaan dalam masyarakat

Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis dan memiliki kerangka yang membentuk
suatu tatanan

Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang mengandung dua
pengertian. Pertama di dalam struktur sosial terdapat peran dalam setiap perubahan dan
perkembangan tersebut terdapat tahap perhentian.

Fungsi Struktur Sosial

Menurut Mayor Polak ada 3 fungsi struktur social :

Sebagai pengawas social, yakni penekanan terhadap kemungkinan terjadi pelanggaran atas norma dan
nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat

Sebagai dasar untuk menanamkan disiplin social kelompok atau masyarakat

Struktur social merupakan karakteristik yang khas dimiliki oleh masyarakat

Bentuk Struktur Social

Dilihat dari sifatnya :

Struktur social Kaku Struktur social merupakan bentuk struktur social yang tidak bias diubah atau
sekurang-kurangnya masyarakat mengalami kesulitan besar untuk melakukan perpindahan
status/kedudukan

Struktur social kaku Struktur social yang setiap anggotanya bebas bergerak melakukan perubahan status
/ kedudukannya

Struktur social formal Struktur social yang diakui oleh pihak berwenang, contoh lembaga pemerintahan
tingkat kabupaten yang terdiri dari bupati, wakil bupati, sekwilda dsb. Struktur social informal Struktur
social yang nyata ada dan berfungsi tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak
berwenang, contoh tokoh masyarakat yang disegani.
Dilihat dari identitas anggota masyarakatnya

Struktur social heterogen : Struktur social yang ditandai oleh keragaman identitas anggota
masyarakatnya

Struktur social homogen : Struktur social yang ditandai oleh keanggotaannya sama / sejenis

Dilihat dari ketidaksamaan social :

– Diferensiasi Sosial ( Secara horizontal )

– Stratifikasi Sosial ( Secara vertikal )

Secara Horizontal merupakan struktur masyarakat dengan berbagai kesatuan social berdasarkan
perbedaan perbedaan suku, agama, dan adat istiadat yang dikenal dengan istilah diferensiasi social

Secara Vertical merupakan struktus social yang ditandai oleh kesatuan kesatuan social berdasarkan
perbedaan pelapisan social baik lapisan atas maupun lapisan bawah yang dikenal dengan istilah
stratifikasi social

Faktor pembentuk ketidaksamaan social :

Factor geografis : Perbedaan mata pencaharian, tradisi, letak geografis, iklim, suhu, dll.

Factor etnis

Kemampuan / potensi diri

Latar belakang social

Menurut pendapatan Peter M. Blau

Intersected social structuce :Struktur social yang keanggotaannya bersifat menyilang


Consolidated social structure : Struktur social yang setiap anggotanya tumpang tinggi paramenter ( tolak
ukur ), dan mengakibatkan penguat identitas keanggotaan

Unsur – unsur struktur social

Menurut Soerjono Soekanto unsur – unsur social dalam struktur social meliputi :

Kelompok social

Kebudayaan

Lembaga social

Stratifikasi social

Kekuasaan dan wewenang

Diferensiasi Sosial

Pengertian Deferensiasi Sosial

Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukan
adanya suatu tingkatan (hirarki). Dengan kata lain diferensiasi social adalah klasifikasi terhadap
perbedaan-perbedaan yang biasanya sama.

Diferensiasi social dikenal juga dengan istilah kemajemukan – kemajemukan social ditandai dengan
perbedaan-perbedaan sebagai berkut:

Berdasarkan ciri fisik

Berdasarkan ciri social

Berdasarkan ciri budaya

Bentuk – bentuk diferensiasi social :

A. Diferensiasi Ras,
B. Diferensiasi Etnis,

C. Diferensiasi Agama

D. Diferensiai Gender

A. Diferensiasi Ras

Pengelompokan manusia berdasarkan ras merupakan pengelompokan manusia yang bersifat jasmaniah,
berdasarkan pada cirri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah.

Dengan kata lain diferensiaisi ras adalah gelompokan masyarakat berdasarkan ciri – ciri fisiknya

Ras adalah Pengelompokan manusia yang didasarkan oleh ciri fisik termasuk ciri genotif.

Pembagian Ras di dunia menurut A.L Kroeber :

a. Ras Austroloid mencakup penduduk asli Australia

b. Ras Mongoloid mencakup Asiatic Mongoloid

c. Ras Kaukosoid mencakup Nordic, Mediteranian, dan India

d. Ras Negroid mencakup African, Nergrito

e. Ras – Ras khusus mencakup Bushman, Veddcid, Polynesian, Ainu

Diferensiasi Etnis (Suku Bangsa)

Diferensiasi etnis atau suku bangsa menunjukan bahwa masyarakat terdiri atas berbagai suku bangsa
dengan bahasa dan kebudayaan masing-masing.

Dengan kata lain diferensiasi etnis merupakan perbedaan manusia /penggolongan manusia berdasarkan
cirri-ciri budaya , yang mencakup bahasa, kesenian, dan adat- istiadat ( atas identitas dan kebudayaan )
Etnis adalah suatu kelompok golongan manusia yang terikat oleh kesadaran aktivitas akan kesatuan
kebudayaannya sendiri.

B. Diferensiasi Agama

Diferensiasi social atas dasar agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri atas
orang-orang yang menaganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan
yang disebut umat.

Dengan kata lain diferensiais agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan kepercayaan
/agama, mencakup Islam, Khatolik, Kristen, Hindu, dan Buddha.

Menurut Emile Durkheim agama adalah sistem terpercaya yang terdiri atas kepercayaan yang
berhubungan dengan hal- hal suci.

Agama berisi tentang :

a. Sesuatu yang dianggap sacral , melebihi kehidupan duniawi

b. Sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sacral

c. Penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktifitas keagamaan

d. Sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama.

C. Diferensiasi Gender

Pada umumnya orang mengangap istilah gender sama dengan seks (jenis kelamin) , tetapi sesungguhnya
tidaklah demikian.

Menurut William Ogburn , perbedaan secara seks adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan
secara biologis, yaitu karakter primer, seperti alat kelamin, sedangkan perbedaan gender cara
berperilaku pria dan wanita yang ditentukan oleh kebudayaan atau kodratnya dan kemudian menjadi
bagian kepribadiannya.

Pengertian Gender adalah pola perilaku seseorang yang dibentuk oleh kebudayaan/ kodrat
Pengertian Peran Gender sebagai pembedaan jenis kelamin, pria dan wanita secara biologis pria
memiliki kekuatan fisik yang melebihi wanita, sedangkan wanita memiliki kemampuan mengandung dan
melahirkan anak.

Pengaruh Diferensiasi Sosial

Primodialisme, yaitu pandangan atau paham yang menunjukan sikap berpegang teguh padahal yang
semula di bawa sejak semula melekat pada diri individu, seperti suku, bangsa, ras, dan agama. ( Sejak
Lahir )

Etnosentrisme, yaitu suatu sikap menilai kebudayaan masyarakat lain dengan menggunakan ukuran –
ukuran yang berlaku dimasyarakatnya

Sektarian, yaitu keadaan dimana sebuah kelompok atau organisasi tertentu dikelilingi oleh sejumlah
organisasi masa, baik formal atau informal

Kosolidasi, merupakan usaha untuk memperkuat suatu hubungan

Sisi Positif Primodialisme :

Mengikat / memperkuat suatu kelompok / golongan terutama menghadapi ancaman dari luar

Sisi Negatif Primodialisme :

Membangkitkan permusuhan terhadap kelompok lain

Sisi Positif Etnosentrisme :

Menjaga keutuhan dan kestabilan budaya

Mempertinggi semangat patriotisme dan kesetiaan pada bangsa

Memperteguh rasa cinta terhadap budaya dan bangsa

Sisi Negatif Entosantrisme :

Mengakibatkan konflik social dan budaya


http://anggunkusumawardhanie.wordpress.com/2011/12/20/diferensiasi-sosial/#more-221

May 15, 2012Leave a Reply

Kendala pengaksesan pelayanan kesehatan oleh masyarakat miskin di indonesia

Kemiskinan yang melanda bangsa Indonesia telah terjadi sejak dulu bahkan dari sebelum merdeka
sampai sekarang, dan sampai saat ini masih di rasakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Kemiskinan
pada zaman dulu lebih diartikan sebagai keterbatasan dalam sumber daya ekonomi, namun sekarang
jauh lebih kompleks meliputi : kurangnya fasilitas yang dapat dinikmati misalnya dalam pendidikan,
pelayanan kesehatan, kemajuan teknologi dan kemudahan-kemudahan lain yang tersedia.

Kemiskinan dan kesehatan adalah dua hal yang sangat berkaitan satu sama lain.Walaupun keduanya
tidak berhubungan namun sekarang dapat dikaji keterkaitan antara keduanya. Dalam suatu masyarakat
tentunya dapat dibedakan mana yang merupakan tergolong sebagai masyarakat kaya, menengah, dan
miskin. Adanya penggolongan tersebut juga berimbas dalam masalah aspek kehidupannya, termasuk di
dalamnya yaitu aspek kesehatan. Dapat diibaratkan misalnya dalam suatu keluarga yang tergolong kaya
maka kualitas kehidupannya akan jauh lebih baik termasuk dalam urusan kesehatannya. Hal ini jelas
berlawanan dengan keluarga yang tergolong miskin, jangankan memperhatikan kesehatan dalam urusan
makan pun mereka terkesan kesulitan.

Pada masa sekarang pemberian layanan kesehatan dapat dikatakan sangat dipengaruhi oleh bagaimana
status sosial seseorang. Mereka yang kaya akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berbeda
dengan mereka yang miskin. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri merupakan dampak dari kapitalisasi
yang telah masuk dalam dunia kesehatan. Memang bukan menjadi masalah bagi mereka yang berada
pada status sosial menengah atau tinggi ( kaya) untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
berkualitas, namun pastinya akan menjadi persoalan tersendiri bagi mereka yang menduduki status
sosial bawah ( miskin).

Adanya perbedaan pemberian layanan kesehtan pada masing-masing status sosial dapat kita lihat dari
berbagai kasus pada masyarakat Indonesia khususnya pada masyarakat miskin. Bagaimana pemberian
pelayanan kesehatan pada masyrakat miskin, selanjtnya akan dijelaskan melalui makalah yang berjudul “
rendahnya kualitas pemberian layanan kesehatan pada masyarakat miskin”.
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang, apalagi mengingat aktivitas seseorang
pada saat ini semakin komplek, sehingga mereka dituntut untuk bugar setiap saat agar aktivitas mereka
dapat berjalan dengan lancar. Hal tersebut membuat semua orang menghindari yang namanya sakit,
karena akan membuat seseorang terganggu dalam beraktivitas, di samping itu bagi beberapa kalangan
khususnya kalangan bawah ( miskin) mereka menghindari sakit karena mereaka takut akan biaya
layanan kesehatan.

Dampak kemiskinan dapat dikaitkan dengan bermacam-macam hal yaitu salah satunya adalah
kesehatan dan penyakit. Kesehatan dan penyakit adalah hal yang tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan kemiskinan, kecuali dilakukan intervensi pada salah satu atau kedua sisi, yakni pada
kemiskinannya atau penyakitnya. Kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi
rentan terhadap berbagai macam penyakit, karena mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi
buruk, pengetahuan kesehatan berkurang, perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman yang
buruk, biaya kesehatan tidak tersedia. Sebaliknya kesehatan juga mempengaruhi kemiskinan,
masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang yang sehat memiliki kondisi tingkat
pendidikan yang maju, stabilitas ekonomi mantap, investasi dan tabungan memadai sehingga orang
yang sehat dapat menekan pengeluaran untuk berobat.

Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya askes
dalam pelayanan kesehatan. Kesulitan askes pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak
adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, terdapat beberapa contoh program pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh
pemerintah salah satunya adalah bertujuan untuk memberi perlindungan sosial masyarakat dalam
pelayanan dasar khusunya kesehatan dan pendidikan, sehubungan dengan hal itu maka untuk menjamin
askes penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang –
Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala
tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin
yang di realisasikan melalui program JAMKESMAS.

Meskipun program-program kemiskinan telah dilaksanakan , pada kenyataannya di lapangan program –


program tersebut banyak mengalami kendala. Ini berkaitan dengan sulitnya menghapus garis
kemiskinan penduduk, sehingga banyak jumlah masyarakat yang tergolong miskin. Masih banyak
masalah-masalah lain dalam pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat yaitu : ada beberapa
pasien miskin yang memanfaatkan Program Jaminan Kesehatan Masyarakat masih ditarik sejumlah
pungutan administrasi.
Masalah mengenai kesulitan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin dalam mengakses
layanan kesehatan haruslah segera diatasi oleh pemerintah. Karena pada hakekatnya mendapatkan
pelayanan kesehatan adalah hak setiap warga negara. Mendapati kondisi demikian, harus dilakukan
evaluasi ekonomi yang tepat agar menghasilkan kebijakan kesehatan yang sesuai.Untuk dapat
memenuhi kebutuhan kesehatan yang berkualitas dan biaya yang efektif, kebijakan kesehatan sebaiknya
melalui evaluasi ekonomi yang tepat. Salah satu solusi yang dapat dilakukan olah pemerintah adalah
melalui pendekatan health economics. Pendekatan ini menekankan prinsip-prinsip ekonomi pada
fenomena dan masalah-masalah kesehatan dan pembiayaan kesehatan. Health economics berfokus
pada dua hal, yakni penggunaan dana dan belanja kesehatan yang efisien.

Dalam penerapannya, Health Economics memerlukan dukungan penuh dari pemerintah, akademisi,
peneliti, dan komunitas media lainnya agar dapat mengatasi permasalahn kesehatan, khususnya
penggunaan obat. Dengan memperkuat pengetahuan akan Health Economics, diharapkan tercipta
sekelompok ahli evaluasi ekonomi yang dapat mendorong terwujudnya sistem kesehatan yang merata
dan efisien di Indonesia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kesehatan dan status sosial ekonomi merupakan dua hal
yang secara tidak langsung saling berkaitan, karena tinggi rendahnya tingkat kesehatan seseorang juga
dipengaruhi oleh status sosial ekonominya. Pada masa seperti sekarang mereka yang berada pada
tingkat status ekonomi rendah seolah mengalami banyak kendala dalam mendapatkan pelayanan
kesehatan yang layak bagi mereka lantaran terbentur masalah biaya kesehatan yang semakin mahal.
Dengan banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang masih hidup dalam garis kemiskinan dan
membutukan jaminan kesehaatn, maka pemerintah melalui dinas kesehatan mencetuskan program
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Mayarakat). Meski program tersebut telah dilaksanakan tetapi di
lapangan pelaksanaannya masih banyak ditemui berbagai kendala, sehingga menambah masalah bagi
masyarakat miskin yang ingin mendapatkan pelayanan kesehatan.

Melihat banyaknya kasus di lapangan yang dialami oleh masyarakat khususnya yang berasal dari
kalangan bawah atau masyarakat miskin dalam memperoleh pelayanan kesehatan, menunjukkan pada
kita bahwa kurang efektifnya kinerja pemerintah dalam mengupayakan kesejahteraan bagi setiap warga
negaranya. Adanya program-progaram kesehatan pada masyarakat miskin pun belum mampu menjamin
masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan yang selayaknya. Untuk itu dalam hal ini pemerintah
harus melakukan evaluasi lebih mendalam terkait program yang telah dijalankan selama ini, agar dapat
lebih disempurnkan lagi, sehingga masyarakat Indonesia khususnya masyarakat miskin dalam
mengakses pelayanan kesehatan tidak mengalami perbedaan dengan mereka yang kaya. Hal itu
mengingat bahwa pelayanan kesehatan yang merupakan hak dari setiap warga negara.
oleh : anggunkusumawardhanie

http://anggunkusumawardhanie.wordpress.com/2011/11/28/kendala-pengaksesan-pelayanan-
kesehatan-oleh-masyarakat-miskin-di-indonesia/#more-29

May 14, 2012Leave a Reply

Masyarakat

08 Oktober 2011

Diposkan oleh n.hadiyati

Label: ISD, kampus, Tugas

Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat
istiadat yang sama-sama ditaati salam lingkungannya. Tatanan kehidupan, norma-norma, adat istiadat
yang sama-sama ditaati itulah yang menjadi dasar kehidupan sosial dalam lingkungan mereka, sehingga
dapat membentuk suatu kelompok manusia, yang disebut masyarakat.

Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi dunia.

Menurut Selo Soemardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan
kebudayaan.

Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.

Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang
merupakan anggotanya.

Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri,
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai
kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.

Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial
terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas
kelompok-kelompok lebih baik atau sekelompok.

Prof. M. M. Djojodiguno tentang masyarakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembagan
dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
Hasan Sandily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia
yang hidup bersama.

Dua Golongan Masyarakat

Masyarakat Paguyuban

Paguyuban adalah sistem hubungan masyarakat yang bukan berdasarkan motif ekonomi. Rukun
tetangga, rukun warga, perkumpulan ibu-ibu senam aerobik tingkat RW, klub badminton bapak-bapak,
kegiatan karang taruna.

Masyarakat Patembayan

Patembayan yakni bentuk tertentu kelompok social berdasarkan rasional. Definisi lainnya adalah
masyarakat yang hubungan antara anggota yang satu dengan lainnya bersifat lugas dan mempunyai
tujuan yang sama untuk mendapat keuntungan material.

Masyarakat Non Industri

Terbagi menjadi dua kelompok :

Kelompok Primer

Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Biasa
disebut juga dengan kelompok “face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.

Kelompok sekunder

Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga kurang bersifat
kekeluargaan. Oleh sebab itu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok
diluar atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, Obyektif.

Masyarakat Industri

Masyarakat yang pembagian kerjanya bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok
masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian khusus yang dimiliki seseorang
secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.

Contoh-contohnya : tukang sepeda, tukang sandal, tukang bubur, dsb.

Anda mungkin juga menyukai