A. Mobilitas Sosial
1. Pengertian Mobilitas
Setiap manusia pasti ingin merubah statusnya ke status yang lebih baik. Kalau anda
masih meragukan, silahkan coba melakukan eksperimen yaitu dengan bertanya pada anak
kecil. Apa cita-citamu kalau sudah besar? Dia akan menjawab A. Dan setelah ia sudah
remaja, coba Tanya kembali, maka ia akan menjawab B. Kemungkinan besar cita-cita “B”
adalah cita-cita yang lebih tinggi statusnya dibandingkan cita-cita sebelumnya. Perubahan
status inilah yang sering dikatakan orang sebagai bagian dari mobilitas. Kalau dilihat
secara bahasa, kata mobilitas berasal dari bahasa latin yaitu “mobilis” yang berarti mudah
dipindahkan atau banyak gerak. Artinya mobilitas adalah pergerakan atau perpindahan
status satu ke status yang lain, baik itu perubahan ke status yang lebih baik (naik) maupun
ke status yang lebih rendah (turun) dan ada juga tidak terjadi perubahan status namun
hanya perpindahan aktivitas atau tempat saja. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa mobilitas sosial merupakan perpindahan status dalam lapisan sosial di masyarakat.
Mobilitas sosial merupakan upaya untuk menaikkan status seseorang menjadi lebih baik.
Namun dalam upaya untuk menaikkan statusnya, seseorang terdapat kendala atau
penghambatnya sehingga ia sangat sulit untuk menaikkan statusnya tersebut. Tetapi jika ia
akan berusaha secara gigih ia akan bias mencapainya walau terdapat kendala seperti di atas.
Nilai Catatan
Paraf Guru
4. Saluran-Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Pitirim A. Sorikin, gerakan sosial vertikal memiliki saluran-saluran dalam
masyarakat. Proses gerakan sosial vertikal melalui saluran tersebut dinamakan social
circulation (Soekarto, 1990:278). Saluran-saluran itu sebagai berikut:
a) Angkatan bersenjata
Dalam sistem militer angkatan bersenjata atau kepolisian memiliki aturan sendiri.
Bagi prajurit yang memiliki kemampuan lebih akan memperoleh kenaikkan pangkat,
begitu juga sebaliknya bagi prajurit yang melanggar maka akan diturunkan
pangkatnya. Berarti dalam angkatan bersenjata juga akan terjadi mobilitas sosial, baik
vertikal naik maupun vertikal turun.
b) Lembaga-lembaga keagamaan
Pada umumnya, agama mengajarkan bahwa setiap manusia memiliki derajat yang
sama di mata Tuhan. Ajaran ini pada hakikatnya untuk permasalahan keyakinan dan
ketaatan namun dalam kehidupan bermasyarakat tujuannya adalah untuk mengajak
orang-orang yang berada pada lapisan bawah untuk termotivasi untuk menaikkan
derajatnya dalam stratifikasi di masyarakat. Contohnya Ajaran Nabi Besar
Muhammad SAW yang mengajarkan umat Muslim untuk berusaha karena Allah SWT
tidak akan mengubah nasib seseorang apabila orang tersebut tidak berusaha untuk
mengubah nasibnya sendiri. Jelaslah sudah bahwa agama juga mengajarkan untuk
melakukan mobilitas sosial di masyarakat.
c) Lembaga-lembaga pendidikan
Lembaga pendidikanlah yang paling sering digunakan untuk melakukan mobilitas
vertikal naik. Di Indonesia khususnya selalu mempertanyakan ijazah untuk
mendapatkan suatu pekerjaan. Dengan ijazah dan kemampuan dalam ilmu pengetahuan
juga biasanya seseorang diangkat menjadi pejabat-pejabat penting dalam masyarakat.
Hal ini karena masyarakat sangat menghargai seseorang yang mempunyai pendidikan
tinggi karena dianggap memiliki kemampuan bekerja, contohnya pegawai negeri,
dokter, guru dan profesi lainnya.
d) Organisasi-organisasi politik, ekonomi, dan keahlian/profesi
Organisasi politik, ekonomi, atau organisasi dengan keahlian tertentu terkadang
menjadi jembatan seseorang untuk meraih prestise tertentu di masyarakat. Contohnya,
Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentu memiliki prestise yang berbeda
dibandingkan dengan dokter biasa.
e) Perkawinan
Tidak bisa dipungkiri kata-kata matrek tidaklah asing ditelinga kita. Hal ini
sangat berkaitan dengan mobilitas sosial pada seseorang. Orang yang menikahi pria
atau wanita yang kaya dianggap akan mengubah statusnya mejadi lebih tinggi lagi.
Sehingga melalaui perkawinan, mobilitas sosial vertikal naik sering terjadi meski
terkadang juga tejadi mobilitas sosial turun karena sesorang yang menikah dengan
orang yang berasal dari lapisan sosial di bawahnya akan mengalami mobilitas vertikal
turun. Contohnya seseorang yang memiliki kasta brahmana menikah dengan kasta
sudra maka ia akan kehilangan kasta asalanya.
No Contoh Kasus
Saluran Mobilitas Sosial
.
1. Angkatan Bersenjata
2. Lembaga Keagamaan
3. Lembaga Pendidikan
4. Organisasi Politik
5. Organisasi Ekonomi
6. Organisasi Keahlian/Profesi
7. Perkawinan
UJI KOMPETENSI
(Mobilitas Sosial II)
1. Partai-partai yang ikut dalam pemilu merupakan saluran mobilitas sosial dalam bentuk....
a. organisasi ekonomi c. organisasi politik
b. organisasi budaya d. organisasi profesi
2. Yang bukan termasuk saluran mobilitas sosial organisasi profesi adalah...
a. Persatuan Guru Republik Indonesia c. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia
b. Persatuan Dokter Indonesia d. Organisasi Siswa Intra Sekolah
3. Lembaga keagamaan dapat merupakan saluran mobilitas sosial karena …
a. mendorong orang berpindah pekerjaan
b. berusaha menaikkan derajat seseorang agar memperoleh derajat yang sama
c. mempermudah seseorang naik derajat yang tinggi
d. menjamin seseorang menduduki lapisan tinggi
4. Saluran-saluran mobilitas sosial vertikal khususnya ke atas yang paling efektif dan banyak
dipergunakan masyarakat adalah …
a. angkatan bersenjata c. lembaga pendidikan
b. lembaga keagamaan d. organisasi profesi
5. Lembaga dalam masyarakat yang dianggap sebagai social elevator adalah ....
a. organisasi politik c. lembaga pendidikan
b. lembaga keagamaan d. angkatan bersenjata
6. Yang bukan dampak positif dari terjadinya mobilitas sosial adalah...
a. mendorong seseorang agar bisa lebih maju
b. mempercepat terjadinya perubahan sosial
c. menimbulkan gangguan psikologis
d. memunculkan integrasi sosial