Disusun oleh ;
Kelas ;
VIII.D
Puji syukur kehadirat Allah swt atas segala limpahan Rahmat, Inayah,Taufik dan
Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yangkami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu, saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
Akhirnya penulis berharap semoga Allah swt memberikan imbalan yangsetimpal pada
merela yang telah memberikan bantun dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai
ibadah,Amin Yaa Rabbal Alamin.Demikianlah semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
khususnya dan pembaca umumnya. Dan semoga hasil makalah ini dapat turut serta dalam
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL............................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
I.1. Latar Belakang..................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................... 3
1.3. Tujuan Masalah................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 4
PENDAHULUAN
Indonesia berada pada posisi silang dunia yang sangat strategis. Posisi tersebut
membawa pengaruh baik dan buruk terhadap kehidupan bangsa. Di bumi Indonesia terdapat
kekayaan alam yang melimpah terutama bahan-bahan vital dan strategis seperti minyak bumi,
timah, besi, mangaan, batu bara, dan lain sebagainya (Sunarso dkk, 2008: 167). Selain itu,
bentuknya yang berupa kepulauan dengan jumlah 17.000 lebih pulau besar dan kecil serta
keanekaragaman flora dan fauna menjadi daya tarik tersendiri bagi bangsa-bangsa lain di
dunia. Salah satu flora atau tumbuhan yang menjadi incaran bangsa Barat ialah rempah-
rempah. Rempah-rempah memiliki nilai jual tinggi di pasar dunia dan sangat penting bagi
Kenyataan seperti di atas ternyata banyak menarik bangsa Barat untuk datang ke
bangsa Barat sebagai penghangat di musim dingin. Selama musim dingin di Eropa, tidak ada
satu cara pun yang dapat dilakukan agar semua hewan ternak tetap hidup; karenanya, banyak
hewan ternak disembelih dan dagingnya diawetkan. Untuk itu diperlukan garam dan rempah-
Desember 1941, ketika Jepang menyerang Pearl Harbour, Hongkong, Filipina, dan Malaysia.
Pada tanggal 10 Januari 1942, Jepang juga menyerbu pasukan Belanda yang ada di Indonesia.
Di tahun yang sama, pangkalan Inggris di Singapura yang menurut dugaan tidak mungkin
terkalahkan, menyerah pada 15 Februari. Akhirnya, tanggal 8 Maret 1942 pihak Belanda di
Jawa menyerah secara resmi dan Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh Stachouwer
sebuah bangsa dan negara. Sejarah adalah bagian dasar dari suatu proses, bahkan permulaan
untuk dapat menginjak masa kini. Dalam kritik aliran Hegel dan Taine (via Wellek dan
Warren, 1995: 111), kebesaran sejarah dan sosial disamakan dengan kehebatan artistik.
Seniman menyampaikan kebenaran yang sekaligus juga merupakan kebenaran sejarah dan
sosial. Karya sastra merupakan dokumen karena merupakan monumen (document because
they are monuments). Hal itu menjadi anggapan dasar antara kejeniusan sastra dengan
zamannya. “Sifat mewakili zaman” dan “kebenaran sosial” dianggap sebagai sebab dan hasil
kehebatan nilai artistik suatu karya sastra. Sastra bagi aliran ini bukan cerminan proses sosial,
B. Rumusan Masalah :
1. Jelaskan Monopoli dalam Perdagangan
2. Jelaskan kebijakan kerja paksa
3. Jelaskan system sewa tanah
4. Jelaskan pengaruh system tanam paksa
C. Tujuan Masalah :
1. Untuk mengetahui Monopoli dalam Perdagangan
2. Untuk mengetahui kebijakan kerja paksa
3. Untuk mengetahui system sewa tanah
4. Untuk mengetahui system tanam paksa
BAB II
PEMBAHASAN
Apa saja yang dialami bangsa Indonesia pada masa penjajahan? Perkembangan
Cengkih merupakan salah satu hasil utama masyarakat Maluku. Hasil perkebunan
tersebut merupakan tanaman ekspor yang sangat dibutuhkan masyarakat Eropa. Perusahaan
diperbolehkan menjual hasil perkebunan tersebut kepada VOC. Para pedagang lain tidak
diperbolehkan membeli hasil perkebunan dari rakyat tersebut. VOC telah melakukan
Itulah praktik monopoli yang dijalankan oleh VOC. mereka membeli hasil perkebunan
rakyat dengan harga yang sangat rendah. Petani tidak bisa bebas menjual kepada pedagang
lain. Pada awal kedatangannya, bangsa-bangsa Barat diterima dengan baik oleh rakyat
Pada awalnya, VOC meminta keistimewaan hak-hak dagang. Akan tetapi, dalam
perkembangannya menjadi penguasaan pasar (monopoli). VOC menekan para raja untuk
memberikan kebijakan perdagangan hanya dengan VOC. Akhirnya, VOC bukan hanya
menguntungkan karena mereka dapat menentukan harga beli dan harga jual. Sebagai contoh,
menjual hasil bumi kepada VOC. Karena produsen sudah dikuasai VOC, maka pada saat
perusahaan dagang Belanda dan memperkuat diri agar dapat bersaing dengan perusahaan
dagang dari hegara lain, seperti Portugis dan Inggris. Oleh pemerintah Kerajaan Belanda,
VOC diberi hak-hak istimewa yang dikenal dengan nama hak Oktroi, seperti:
untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah
politik adu domba atau dikenal devide et impera. Siapa yang diadu domba? Adu domba yang
dilakukan Belanda dapat terjadi terhadap kerajaan yang satu dengan kerajaan yang lain, atau
perang antarkerajaan. Belanda juga terlibat dalam konflik internal yang terjadi di kerajaan.
Pada saat terjadi perang antarkerajaan, Belanda mendukung salah satu kerajaan yang
berperang. Demikian halnya saat terjadi konflik di dalam kerajaan, Belanda akan mendukung
salah satu pihak. Setelah pihak yang didukung Belanda menang, Belanda akan meminta balas
jasa.
Seusai perang, Belanda biasanya meminta imbalan berupa monopoli perdagangan atau
penguasaan atas beberapa lahan atau daerah. Akibat monopoli, rakyat Indonesia sangat
menderita. Mengapa demikian? Dengan adanya monopoli, rakyat tidak memiliki kebebasan
menjual hasil bumi mereka. Mereka terpaksa menjual hasil bumi hanya kepada VOC. VOC
dengan kekuasaannya membeli hasil bumi rakyat Indonesia dengan harga yang sangat rendah.
Padahal apabila rakyat menjual kepada pedagang lain, harganya bisa jauh lebih tinggi.
(militer). Beberapa gubernur jenderal, seperti Antonio van Diemon (1635-1645, Johan
VOC mengalami kebangkrutan pada akhir abad XVIII. Korupsi dan manajemen perusahaan
yang kurang baik menjadi penyebab utama kebangkrutan VOC. Akhirnya, tanggal 13
Desember 1799, VOC dibubarkan. Mulai tanggal 1 Januari 1800, Indonesia menjadi jajahan
Pemerintah Belanda, atau sering disebut masa Pemerintahan Hindia Belanda. Mulai periode
inilah Belanda secara resmi menjalankan pemerintahan kolonial dalam arti yang sebenarnya.
monopoli perdagangan.
2. Melaksanakan politik devide et impera (memecah dan menguasai) dalam rangka untuk
Jayakarta (Batavia).
7. Adanya hak ekstirpasi, yaitu hak untuk membinasakan tanaman rempah-rempah yang
melebihi ketentuan.
Priangan).
1. Kekuasaan raja menjadi berkurang atau bahkan didominasi secara keseluruhan oleh
VOC.
3. Hak oktroi (istimewa) VOC, membuat masyarakat Indonesia menjadi miskin, dan
menderita.
4. Rakyat Indonesia mengenal ekonomi uang, mengenal sistem pertahanan benteng, etika
6. Hak ekstirpasi bagi rakyat merupakan ancaman matinya suatu harapan atau sumber
lebih dari 1.000 kilometer dari Cilegon (Banten), Jakarta, Bogor, Bandung, Cirebon,
Semarang, Pati, Surabaya, Probolinggo, hingga Panarukan (Jawa Timur). Saat ini, jalur
tersebut merupakan salah satu jalur transportasi utama bagi masyarakat di Pulau Jawa. Anyer-
Panarukan dibangun 200 tahun yang lalu oleh pemerintah Gubernur Jenderal Daendels yang
Pada awal tahun 1795, pasukan Prancis menyerbu Belanda. Raja Willem V melarikan
Republik Bataaf di Indonesia adalah Herman Williem Daendels (1808-1811) dan Jan Willem
Janssen (1811).
kentara pada masa Gubernur Jenderal Daendels (1808 – 1811). Kebijakan yang diambil
Daendels sangat berkaitan dengan tugas utamanya yaitu untuk mempertahankan Pulau Jawa
2. Membuat jalan pos dari Anyer sampai Panarukan dengan panjang sekitar 1.000 km.
4. Memberlakukan kerja rodi atau kerja paksa untuk membangun pangkalan tentara.
1. Semua pegawai pemerintah menerima gaji tetap dan mereka dilarang melakukan
kegiatan perdagangan.
2. Melarang penyewaan desa, kecuali untuk memproduksi gula, garam, dan sarang
burung.
5. Menerapkan sistem kerja paksa (rodi) dan membangun ketentaraan dengan melatih
orangorang pribumi.
6. Membangun jalan pos dari Anyer sampai Panarukan sebagai dasar pertimbangan
pertahanan.
9. Mewajibkan Prianger stelsel, yaitu kewajiban rakyat Priangan untuk menanam kopi.
1. kebencian yang mendalam baik dari kalangan penguasa daerah maupun rakyat,
5. pencopotan Daendels.
Pada tahun 1810, Kaisar Napoleon menganggap bahwa tindakan Daendels sangat
otoriter. Pada tahun 1811 Daendels ia ditarik kembali ke negeri Belanda dan digantikan
dalam melaksanakan tugasnya. Ketika Inggris menyerang Pulau Jawa, ia menyerah dan harus
a. Seluruh militer Belanda yang berada di wilayah Asia Timur harus diserahkan kepada
c. Pulau Jawa dan Madura serta semua pelabuhan Belanda di luar Jawa menjadi daerah
Pada masa tersebut meletus perang di Eropa antara Prancis dan Belanda. Willem V
dari negeri Belanda berhasil lolos dari serangan Prancis dan melarikan diri ke Inggris. Willem
menyerahkan wilayahnya kepada Inggris. Maklumat ini dimaksudkan agar jajahan Belanda
tidak jatuh ke tangan Prancis. Saat Inggris menguasai Indonesia, Gubernur Jenderal Lord
Minto membagi daerah jajahan Hindia Belanda menjadi empat gubernement, yakni Malaka,
Sumatra, Jawa, dan Maluku. Lord Minto selanjutnya menyerahkan tanggung jawab kekuasaan
atas seluruh wilayah itu kepada Letnan Gubernur Thomas Stamford Raffles.
Salah satu kebijakan terkenal pada masa Raffles adalah sistem sewa tanah atau
landrent-system atau landelijk stelsel. Sistem tersebut memiliki ketentuan, antara lain sebagai
berikut.
1. Petani harus menyewa tanah meskipun dia adalah pemilik tanah tersebut.
1. Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat
milik swasta dan daerah-daerah Parahyangan merupakan daerah wajib tanaman kopi yang
Tindakan yang dilakukan oleh Raffles berikutnya adalah membagi wilayah Jawa
Di samping itu Thomas Stamford Raffles juga memberi sumbangan positif bagi
Indonesia yaitu:
Pada tahun 1814, Napoleon Bonaparte akhirnya menyerah kepada Inggris. Belanda lepas dari
kendali Prancis. Hubungan antara Belanda dan Inggris sebenarnya akur, dan mereka
tertuang dalam Convention of London 1814. Isinya Belanda memperoleh kembali daerah
jajahannya yang dulu direbut Inggris. Status Indonesia dikembalikan sebagaimana dulu
dipegang oleh Komisaris Jenderal. Komisaris ini terdiri dari Komisaris Jenderal Ellout, dan
Buyskes yang konservatif, serta Komisaris Jenderal van der Capellen yang beraliran liberal.
Untuk selanjutnya pemerintahanan di Indonesia dipegang oleh golongan liberal di bawah
banyaknya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membayar hutanghutang Belanda yang
cukup besar selama perang. Kebijakan yang diambil adalah dengan meneruskan kebijakan
Raffles yaitu menyewakan tanah-tanah terutama kepada bangsawan Eropa. Oleh kalangan
konservatif seiring dengan kesulitan ekonomi yang menimpa Belanda, kebijakan ekonomi
menyebabkan pemerintahan didominasi kaum konservatif. Gubernur Jenderal Van den Bosch,
1.
Pada masa penjajahan abad XIX, tanaman tersebut merupakan komoditas utama ekspor
Indonesia. Karena itu, Belanda berusaha menaikkan ekspor tanaman perkebunan tersebut.
Apalagi ketika awal abad XX Belanda menghadapi perang di Eropa, yang menyebabkan
kerugian keuangan yang besar. Selain itu Belanda menghadapi berbagai perlawanan rakyat
Indonesia di berbagai daerah. Salah satu cara Belanda untuk menutup kerugian adalah dengan
keuangan akibat perang Jawa atau Perang Diponegoro (1825-1830) dan Perang Belgia (1830-
1831).
1. Penduduk wajib menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman wajib dan
berkualitas ekspor.
3. Waktu yang digunakan untuk pengerjaan tanaman wajib tidak melebihi waktu untuk
menanam padi.
4. Apabila harga tanaman wajib setelah dijual melebihi besarnya pajak tanah,
7. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus melakukan kerja wajib selama seperlima
merupakan aturan yang baik. Namun praktik di lapangan jauh dari pokok-pokok tersebut atau
dengan kata lain terjadi penyimpangan. Dalam pelaksanaannya penuh dengan penyelewengan
sehingga semakin menambah penderitaan rakyat Indonesia. Banyak ketentuan yang dilanggar
sebagai berikut.
1. Menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah
yang dimiliki rakyat. Namun kenyataannya, selalu lebih bahkan sampai ½ bagian dari
3. Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
4. Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.
Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan Tanam Paksa ini dapat dilihat dari
jumlah angka kematian rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit
kekurangan gizi. Pada tahun 1848-1850, karena paceklik, 9/10 penduduk Grobogan, Jawa
Tengah mati kelaparan. Dari jumlah penduduk yang semula 89.000 orang, yang dapat
bertahan hanya 9.000 orang. Penduduk Demak yang semula berjumlah 336.000 orang hanya
tersisa sebanyak 120.000 orang. Data ini belum termasuk data penduduk di daerah lain, yang
menunjukkan betapa mengerikannya masa penjajahan saat itu. Tentu saja, tingginya kematian
Sistem ini membuat banyak pihak bersimpati dan mengecam praktik Tanam Paksa.
Kecaman tidak hanya datang dari bangsa Indonesia, tetapi juga orang-orang Belanda. Mereka
menuntut agar Tanam Paksa dihapuskan. Kecaman dari berbagai pihak tersebut membuahkan
hasil dengan dihapusnya sistem Tanam Paksa pada tahun 1870. Orang-orang Belanda yang
(Multatuli) dengan menerbitkan buku yang berjudul "Max Havelar", Baron van Hoevel dan
Pada tahun 1870, keluar Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) yang mengatur
tentang prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan yang menegaskan bahwa pihak swasta
dapat menyewa tanah, baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk. Tanah-tanah
pemerintah dapat disewa pengusaha swasta sampai 75 tahun. Tanah penduduk dapat disewa
Pada tahun yang sama juga (1870) keluar Undang-undang Gula (Suiker Wet), yang
berisi larangan mengangkut tebu keluar dari Indonesia. Tebu harus diproses di Indonesia.
Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus secara bertahap dan diambil alih oleh pihak
swasta. Pihak swasta diberi kesempatan yang luas untuk mendirikan pabrik gula baru. Melalui
bidang perkebunan.
2. Politik Pintu Terbuka
membuka Jawa bagi perusahaan swasta. Kebebasan dan keamanan para pengusaha dijamin.
Pemerintah kolonial hanya memberi kebebasan para pengusaha untuk menyewa tanah, bukan
untuk membelinya. Hal ini dimaksudkan agar tanah penduduk tidak jatuh ke tangan asing.
Tanah sewaan itu dimaksudkan untuk memproduksi tanaman yang dapat diekspor ke Eropa.
Sejak UU Agraria dan UU Gula dikeluarkan, pihak swasta semakin banyak memasuki tanah
jajahan. Tanah jajahan di Indonesia berfungsi sebagai tempat untuk mendapatkan bahan
mentah untuk kepentingan industri di Eropa dan tempat penanaman modal asing, tempat
pemasaran barang-barang hasil industri dari Eropa, serta penyedia tenaga kerja yang murah.
Politik pintu terbuka yang diharapkan dapat memperbaiki kesejahteraan rakyat, justru
3. Rakyat mengenal sistem upah dengan uang, juga mengenal barang-barang ekspor dan
impor.
3. Politik Etis
Dampak politik pintu terbuka bagi Belanda sangat besar. Negeri Belanda mencapai
kemakmuran yang sangat pesat. Sementara rakyat di negeri jajahan sangat miskin dan
kesejahteraan rakyat. Politik ini dikenal dengan politik etis atau politik balas budi karena
Belanda dianggap mempunyai hutang budi kepada rakyat Indonesia yang dianggap telah
membantu meningkatkan kemakmuran negeri Belanda. Politik etis yang diusulkan van
agar mampu menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik.
padat penduduknya (khususnya Pulau Jawa) ke daerah lain yang jarang penduduknya
Pada dasarnya kebijakan-kebijakan yang diajukan oleh van Deventer tersebut baik. Akan
1. Irigasi, Pengairan (irigasi) hanya ditujukan kepada tanah-tanah yang subur untuk
perkebunan swasta Belanda. Sedangkan milik rakyat tidak dialiri air dari irigasi.
untuk mendapatkan tenaga administrasi yang cakap dan murah. Pendidikan yang dibuka
untuk seluruh rakyat, hanya diperuntukkan kepada anak-anak pegawai negeri dan
kelas I untuk anak-anak pegawai negeri dan orang-orang yang berharta, dan di sekolah
migrasi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja, maka tidak jarang
banyak yang melarikan diri. Untuk mencegah agar pekerja tidak melarikan diri,
bahwa pekerja yang melarikan diri akan dicari dan ditangkap polisi, kemudian
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Belanda datang pertama kali ke Indonesia pada tahun 1596-1811, dan yang kedua
kalinya pada tahun 1814-1904. Tujuan kedatangan Belanda ke Indonesia adalah untuk
Belanda menempuh beberapa cara yaitu membentuk VOC pada tahun 1902 dan membentuk
Indonesia.
berbagai pergantian Gubernur Jendral tetapi yang paling menyengsarakan rakyat yaitu pada
masa Gubjen, Rafles, Daendels, Van den Bosch, dan van Hogendrop. Yang menerapkan
system tanam paksa, penyerahan wajib hasil pertanian, penyewaan tanah kepada rakyat,
penyewaan desa pada pihak swasta dan pembuatan jalan dari Anyer sampai Panarukan.