Anda di halaman 1dari 38

1 Makalah PKN SEJARAH BERDIRINYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI) Oleh Nama Nomor Jurusan Kelas : : : : : Arif

Zulfahri 6104039 Logistik Bisnis D-4 I-B POLITEKNIK POS INDONESIA TAHUN 2010 1

1 LEMBAR PENGESAHAN Makalah ini telah dibaca dan diperiksa oleh dosen pembimbing pada : Hari Tanggal Bulan Tahun Tempat : : : : : Kamis 14 Oktober 2010 Gedung Pendidikan Politeknik Pos Indonesia (Ruang 105) Dosen Pembimbing Mata Kuliah Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan, Farid Madani, SH

2 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr.Wb Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga bisa menyelesaikan p enyusunan makalah `Sejarah Kemerdekaan Indonesia' sebagai tugas perdana dari mata ku liah Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai tugas perdana mata kuliah pendidikan ke warganegaraan, penulis melewati proses yang cukup melelahkan dan menghadapi satu kendala besar yaitu belum memiliki komputer/laptop yang menjadikan ini terasa l ebih berat. Namun dibalik semua keterbatasan yang penulis miliki, penulis tetap semangat dan berusaha agar makalah yang dibuat ini menjadi yang terbaik. Seperti kata pepatah bahwa sesuatu tiada yang sempurna, demikian makalah ini. Oleh kare na itu, saran-saran, nasihat dan kritik yang sifatnya membangun tentang isi sert a penyajian makalah ini agar menjadi lebih baik dapat anda berikan via e-mail di arifzulfahri385@gmail.com. Semua kritik dan saran akan penulis terima dengan ta ngan terbuka. Secara khusus senior mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamny a kepada kak Yusuf yang telah menyediakan waktunya untuk meminjamkan laptop beli au untuk terselesainya makalah ini. Bagi kawan-kawan yang telah mengenal penulis secara pribadi terutama kawan senasib di character building poltekpos indonesia yang tersebar diseluruh jurusan, dalam membaca makalah ini tentunya akan terasa keakraban kembali. Hanya satu garansi yang bisa penulis berikan, bila makalah i ni selesai dibaca, setidaktidaknya pembaca tersebut tidak akan `buta huruf' tentang sejarah indonesia. Sekian Wassalam. Bandung, 10 Oktober 2010 Penulis

3 DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN .............................................................. ............................ KATA PENGANTAR .................................... .............................................................. DAFTAR ISI ...... ................................................................................ .......................... BAB I PENDAHULUAN ................................... .......................................................... A. Latar Belakang Tum buhnya Kesadaran Nasional............................................... 1. Fakt or Intern ...................................................................... ........................ 2. Faktor Ekstern ..................................... ....................................................... BAB II MUNCULNYA PERGERA KAN NASIONAL INDONESIA ......................... A. Perkembangan Pergerakan Nasi onal ................................................................. 1. Budi U tomo (BU) ...................................................................... ................. 2. Sarekat Islam (SI) ........................................ ............................................... 3. Indische Partij (IP) ........ ............................................................................. 4. Perhimpunan Indonesia ......................................................... ..................... 5. Partai Komunis Indonesia (PKI) ........................ ......................................... 6. Partai Nasional Indonesia (PNI) ... .............................................................. 7. Partai Indones ia (Partindo) .................................................................. ....... 8. Partai Indonesia Raya (Parindra) .................................... ............................ 9. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) ............. ............................................. 10. Organisasi Keagamaan ......... ...................................................................... 11. Organ isasi Pemuda dan Wanita ........................................................ .......... B. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia ............................ ............................. 1. Kekosongan Kekuasaan .......................... ..................................................... 2. Perbedaan pendapat anta ra kelompok tua dan muda .................................... 3. Peristiwa Renga sdengklok ...................................................................... ..... C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ...................................... ............................ D. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan Ind onesia .............................. BAB III KEMERDEKAAN INDONESIA HINGGA SUPER SEMAR ......................... A. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilihan Presiden .. ............................................. B. Pembentukan Lembaga-Lembaga Neg ara ......................................................... C. Perkembangan Po litik Pada Masa Awal Kemerdekaan Sampai Tahun 1950 ..... 1. Perkembangan Keragam an Ideologi dan Partai Politik ............................... 2. Konflik antara Partai-Partai Politik ......................................................... ... D. Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan di Berbagai Daerah ................ ...... E. Perjuangan Mewujudkan Kembali NKRI ................................... ...................... 1. Perjanjian Roem-Royen................................. ............................................ 2. KMB (Konferensi Meja Bundar) ... ............................................................ 3. UUDS 1950 ...... ................................................................................ ........ 4. Pengeluaran Dekret Presiden 1959 dan kembali ke NKRI ............... ........... F. Perjuangan Menghadapi Pergolakan Dalam Negeri ................... ....................... 1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 ................. ................................ 2. Gerakan Darul Islam (DI/TII) ............... ..................................................... 3. Gerakan 30 September 19 65/PKI............................................................... BAB IV PEN UTUP ........................................................................... .......................... A. KESIMPULAN ....................................... .......................................................... B. SARAN ............ ................................................................................ ................ DAFTAR PUSTAKA ................................................

................................................... 1 2 3 4 4 4 6 7 7 7 8 9 9 10 10 11 11 11 12 12 12 12 13 14 15 16 17 17 19 20 20 21 21 28 28 28 28 28 29 29 2 9 29 32 32 33 34

4 BAB 1 PENDAHULUAN Tentu kalian masih ingat bukan dengan penderitaan rakyat pada masa kolonial Bela nda? Penderitaan rakyat itu diakibatkan adanya berbagai kebijakan kolonial yang merugikan rakyat Indonesia. Bagaimana perasaan kalian jika melihat rakyat kecil ditindas oleh penjajah? Tentu merasa sakit dan ingin memberontak, bukan? Demikia n halnya yang dialami oleh para mahasiswa dan pemuda masa itu. Mereka, khususnya mahasiswa STOVIA berusaha mengadakan perlawanan dengan cara yang halus menginga t cara pertempuran fisik selalu mengalami kegagalan. Berangkat dari kesadaran da n kemauan untuk melawan, maka mulai muncul berbagai organisasi pergerakan. Meski pun masing-masing organisasi memiliki asas dan cara perjuangan yang berbeda-beda , mereka tetap mempunyai satu tujuan yaitu mencapai kemerdekaan. Kebulatan tekad para pemuda untuk bersatu mencapai puncaknya dengan dicetuskannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. A. Latar Belakang Tumbuhnya Kesadaran Nasional Perasaan akan timbulnya nasionalisme bangsa Indonesia telah tumbuh sejak lama, b ukan secara tiba-tiba. Nasionalisme tersebut masih bersifat kedaerahan, belum be rsifat nasional. Nasionalisme yang bersifat menyeluruh dan meliputi semua wilaya h Nusantara baru muncul sekitar awal abad XX. Lahirnya nasionalisme bangsa Indon esia didorong oleh dua faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. 1. Faktor Intern a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang Indonesia sebagai bangsa telah mengalami za man nasional pada masa kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebu t, terutama Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade awal abad XX. b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan Bangsa Indonesia mengalami masa penjajaha n yang panjang dan menyakitkan sejak masa Portugis. Politik devide et impera, mo nopoli perdagangan, sistem tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi ra kyat Indonesia. Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nas ionalnya dan mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para ka um intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang bers ifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi dengan me nggunakan organisasi-organisasi pemuda.

5 c. Pengaruh Perkembangan Pendidikan Barat di Indonesia Perkembangan sistem pendi dikan pada masa Hindia Belanda tidak dapat dipisahkan dari politik etis. Ini ber arti bahwa terjadinya perubahan di negeri jajahan (Indonesia) banyak dipengaruhi oleh keadaan yang terjadi di negeri Belanda. Pada tahun 1899, Mr. Courad Theodo re van Deventer melancarkan kritikan-kritikan yang tajam terhadap pemerintah pen jajahan Belanda. Kritikan itu ditulis dan dimuat dalam jurnal Belanda, de Gids d engan judul Een eereschuld yang berarti hutang budi atau hutang kehormatan. Dala m tulisan tersebut dijelaskan bahwa kekosongan kas negeri Belanda telah dapat di isi kembali berkat pengorbanan orang-orang Indonesia. Oleh karena itu, Belanda t elah berhutang budi kepada rakyat Indonesia. Untuk itu harus dibayar dengan peni ngkatan kesejahteraan melalui gagasannya yang dikenal dengan Trilogi van Devente r. Politik yang diperjuangkan dalam rangka mengadakan kesejahteraan rakyat diken al dengan nama politik etis. Untuk mendukung pelaksanaan politik etis, pemerinta h Belanda mencanangkan Politik Asosiasi. Politik Asosiasi berkaitan dengan sikap damai dan menciptakan hubungan harmonis antara Barat (Belanda) dan Timur (rakya t pribumi). Dalam bidang pendidikan, tujuan Belanda semula adalah untuk mendapat kan tenaga kerja atau pegawai murahan dan mandor-mandor yang dapat membaca denga n gaji yang murah. Untuk kepentingan tersebut Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk rakyat pribumi. Dengan demikian, jelaslah bahwa pelaksanaan politik etis tidak terlepas dari kepentingan pemerintah Belanda. d . Pengaruh Perkembangan Pe ndidikan Islam di Indonesia Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diw arnai oleh pendidikan yang dikelola umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia yaitu pendidikan di surau atau langgar, pesantren, dan madras ah. Walaupun dasar pendidikan dan pengajarannya berlandaskan ilmu pengetahuan ag ama Islam, mata pelajaran umum lainnya juga mulai disentuh. Usaha pemerintah kol onial Belanda untuk memecah belah dan Kristenisasi tidak mampu meruntuhkan moral dan iman para santri. Tokoh-tokoh pergerakan nasional dan pejuang muslim pun be rmunculan dari lingkungan ini. Banyak dari mereka menjadi penggerak dan tulang p unggung perjuangan kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum musl im ternyata merupakan salah satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasion alisme Indonesia. Para pemimpin nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah u ntuk mengatur kekuatan Islam dalam membangun kekuatan bangsa. e . Pengaruh Perke mbangan Pendidikan Kebangsaan di Indonesia Berkembangnya sistem pendidikan Barat melahirkan golongan terpelajar. Adanya diskriminasi dalam pendidikan kolonial d an tidak adanya kesempatan bagi penduduk pribumi untuk mengenyam pendidikan, men dorong kaum terpelajar untuk mendirikan sekolah untuk kaum pribumi. Sekolah ini juga dikenal sebagai sekolah kebangsaan sebab bertujuan untuk menanamkan rasa na sionalisme di kalangan rakyat dan mencetak generasi penerus yang terpelajar dan sadar akan nasib bangsanya. Selain itu sekolah tersebut terbuka bagi semua masya rakat pribumi dan tidak membedakan dari kalangan mana pun. Tokoh-tokoh pribumi y ang mendirikan sekolah kebangsaan antara lain Ki Hajar Dewantara mendirikan Tama n Siswa, Douwes Dekker mendirikan Ksatrian School, dan Moh. Syafei mendirikan pe rguruan Indonesische Nederlandsche School Kayu Tanam (INS Kayu Tanam).

6 2. Faktor Ekstern Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-fa ktor ekstern yang memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasio nal di Indonesia. a. Kemenangan Jepang atas Rusia Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit putih) menjadi simbol superi oritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna. Hal itu ternyata bu kan suatu kenyataan sejarah. Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika p ada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yan g keluar sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang. Hal ini memberikan semangat juang terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia. b . Part ai Kongres India Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di Ind ia membentuk All India National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume pada tahun 1885. Di bawah kepemimpinan Mahat ma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan garis perjuangan yang meliputi Swadesi , Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal. Keempat ajaran Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap perjuangan di Indonesia . c . Filipina di bawah Jose Rizal Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berla ngsung sejak 1571 1898. Dalam perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yan g bernama Jose Rizal yang merintis pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Fi lipina. Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan perlawanan bawah tanah terhadap pen indasan Spanyol. Tujuan yang ingin dicapai adalah bagaimana membangkitkan nasion alisme Filipina dalam menghadapi penjajahan Spanyol. Dalam perjuangannya Jose Ri zal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896, setelah gagal dalam pemberontaka n Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang ditunjukkan Jose Rizal memb angkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para cendekiawan di I ndonesia.

7 BAB 2 BERDIRINYA ORGANISASI PERGERAKAN NASIONAL HINGGA INDONESIA MERDEKA A. Perk embangan Organisasi Pergerakan Nasional Masa pergerakan nasional di Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi-orga nisasi pergerakan. Masa pergerakan nasional (1908 - 1942), dibagi dalam tiga tah ap berikut. 1. Masa pembentukan (1908 - 1920) berdiri organisasi seperti Budi Ut omo, Sarekat Islam, dan Indische Partij. 2. Masa radikal/nonkooperasi (1920 - 19 30), berdiri organisasi seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Perhimpunan Indo nesia (PI), dan Partai Nasional Indonesia (PNI). 3. Masa moderat/kooperasi (1930 - 1942), berdiri organisasi seperti Parindra, Partindo, dan Gapi. Di samping it u juga berdiri organisasi keagamaan, organisasi pemuda, dan organisasi perempuan . 1. Budi Utomo Pada tahun 1906 Mas Ngabehi Wahidin Sudirohusodo, merintis mengadakan kampanye m enghimpun dana pelajar (Studie Fund) di kalangan priyayi di Pulau Jawa. Upaya dr . Wahidin ini bertujuan untuk meningkatkan martabat rakyat dan membantu para pel ajar yang kekurangan dana. Dari kampanye tersebut akhirnya pada tanggal 20 Mei 1 908 berdiri organisasi Budi Utomo dengan ketuanya Dr. Sutomo. Organisasi Budi Ut omo artinya usaha mulia. Pada mulanya Budi Utomo bukanlah sebuah partai politik. Tujuan utamanya adalah kemajuan bagi Hindia Belanda. Hal ini terlihat dari tuju an yang hendak dicapai yaitu perbaikan pelajaran di sekolah-sekolah, mendirikan badan wakaf yang mengumpulkan tunjangan untuk kepentingan belanja anak-anak bers ekolah, membuka sekolah pertanian, memajukan teknik dan industri, menghidupkan k embali seni dan kebudayaan bumi putera, dan menjunjung tinggi cita-cita kemanusi aan dalam rangka mencapai kehidupan rakyat yang layak. Kongres Budi Utomo yang p ertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober 5 Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan beberapa h al berikut. a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura. b. Tidak melibatkan diri dalam politik. a. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya. b. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirto kusumo. c. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan bangsa. Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai te rjun dalam bidang politik. Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.

8 a. b. c. d. e. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain. Menyoko ng gagasan wajib militer pribumi. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda u ntuk pertahanan Hindia. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat). Membentuk Kom ite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad. 2. Sarekat Islam (SI) Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SD I adalah kooperasi, dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji -panji Islam. Keanggotaan SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka t idak memiliki anggota yang cukup banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota y ang banyak dan luas ruang lingkupnya, maka pada tanggal 18 September 1912, SDI d iubah menjadi SI (Sarekat Islam). Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh b eberapa tokoh SDI seperti H.O.S Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sar ekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekono mi berdirinya Sarekat Islam adalah: a. perlawanan terhadap para pedagang peranta ra (penyalur) oleh orang Cina, b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktu nya untuk menunjukkan kekuatannya c. membuat front melawan semua penghinaan terh adap rakyat bumi putera. Tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan anggaran dasarn ya adalah: a. mengembangkan jiwa berdagang, b. memberi bantuan kepada anggotanya yang mengalami kesukaran, c. memajukan pengajaran dan semua yang mempercepat na iknya derajat bumi putera, d. menentang pendapat-pendapat yang keliru tentang ag ama Islam, e. tidak bergerak dalam bidang politik, dan f. menggalang persatuan u mat Islam hingga saling tolong menolong. Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horizontal. SI merupakan organisasi massa pertama di Indonesia . Antara tahun 1917 sampai dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politi k Indonesia. Untuk menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitk an surat kabar yang bernama Utusan Hindia. Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemi mpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuang kan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu S I di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) just ru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah kolonial Bel anda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme.

9 Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis ada lah haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disi plin partai rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai ang gota organisasi lain terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah. a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalis me dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta. b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komun is). Dipimpin oleh Semaun, yang berpusat di Semarang. 3. Indische Partij (IP) IP didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat. Pe ndirian IP ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond yang merupakan organisa si orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan adanya keganjilan -keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda totok dengan orang Belanda campuran (Indo). IP sebagai organisasi campuran mengingink an adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena j umlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi pu tera agar kedudukan organisasinya makin bertambah kuat. Di samping itu juga disa dari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo, tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda, ibu seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang secara terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia m erdeka. Tujuan Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indie rs terhadap tanah air. IP menggunakan media majalah Het Tijdschrifc dan surat ka bar `De Expres' pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan cinta tanah air Indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar re volusioner karena mau mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerint ah kolonial. 4. Perhimpunan Indonesia Pada tahun 1908 di Belanda berdiri sebuah organisasi yang bernama Indische Veree niging. Pelopor pembentukan organisasi ini adalah Sutan Kasayangan Soripada dan RM Noto Suroto. Para mahasiswa lain yang terlibat dalam organisasi ini adalah R. Pandji Sosrokartono, Gondowinoto, Notodiningrat, Abdul Rivai, Radjiman Wediodip uro (Wediodiningrat), dan Brentel. Tujuan dibentuknya Indische Vereeniging adala h untuk memajukan kepentingan bersama dari orang-orang yang berasal dari Indones ia. Kedatangan tokoh-tokoh Indische Partij seperti Cipto Mangunkusumo dan Suward i Suryaningrat, sangat mempengaruhi perkembangan Indische Vereeniging. Dalam upa ya berkiprah lebih jauh, organisasi ini memiliki media komunikasi yang berupa ma jalah Hindia Poetra.

10 5. Partai Komunis Indonesia (PKI) Partai Komunis Indonesia (PKI) secara resmi berdiri pada tanggal 23 Mei 1920. Be rdirinya PKI tidak terlepas dari ajaran Marxis yang dibawa oleh Sneevliet. Ia be rsama temantemannya seperti Brandsteder, H.W Dekker, dan P. Bergsma, mendirikan Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV) di Semarang pada tanggal 4 Mei 1914. Tokoh-tokoh Indonesia yang bergabung dalam ISDV antara lain Darsono, Semau n, Alimin, dan lain-lain. PKI terus berupaya mendapatkan pengaruh dalam masyarak at. Salah satu upaya yang ditempuhnya adalah melakukan infiltrasi dalam tubuh Sa rekat Islam. Infiltrasi dapat dengan mudah dilakukan karena ada beberapa faktor berikut. a. Adanya kemelut dalam tubuh SI, di mana pemerintah Belanda lebih memb eri pengakuan kepada cabang Sarekat Islam lokal. b. Adanya disiplin partai dalam SI, di mana anggota SI yang merangkap anggota ISDV harus keluar dari SI. Akibat nya SI terpecah menjadi SI Merah dan SI Putih. Setelah berhasil menyusup dalam t ubuh SI, jumlah anggota PKI semakin besar. PKI berkembang pesat. Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan PKI berkembang pesat. a. Propagandanya yang sa ngat menarik. b. Memiliki pemimpin yang berjiwa kerakyatan. c. Pandai merebut ma ssa rakyat yang tergabung dalam partai lain. d. Sikapnya yang tegas terhadap pem erintah kolonial dan kapitalis. e. Di kalangan rakyat terdapat harapan bahwa PKI bisa menggantikan Ratu Adil. Organisasi PKI makin kuat ketika pada bulan Februa ri 1923 Darsono kembali dari Moskow. Ditambah dengan tokoh-tokoh Alimin dan Muss o, maka peranan politik PKI semakin luas. Pada tanggal 13 November 1926, Partai Komunis Indonesia mengadakan pemberontakan di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pemberontakan ini sangat sia-sia karena massa sama sekali tidak siap di samping organisasinya masih kacau. PKI telah mengorbankan ribuan orang y ang termakan hasutan untuk ikut serta dalam pemberontakan. Dampak buruk lainnya yang menimpa para pejuang pergerakan di tanah air adalah berupa pengekangan dan penindasan yang luar biasa dari pemerintah Belanda sehingga sama sekali tidak pu nya ruang gerak. Walaupun PKI dinyatakan sebagai partai terlarang tetapi secara ilegal mereka masih melakukan kegiatan politiknya. Semaun, Darsono, dan Alimin m eneruskan propaganda untuk tetap memperjuangkan aksi revolusioner di Indonesia. 6. Partai Nasional Indonesia (PNI) Berdirinya partai-partai dalam pergerakan nasional banyak berawal dari studie cl ub. Salah satunya adalah Partai Nasional Indonesia (PNI). Partai Nasional Indone sia (PNI) yang lahir di Bandung pada tanggal 4 Juli 1927 tidak terlepas dari keb eradaan Algemeene Studie Club. Pemberontakan PKI pada tahun 1926 membangkitkan s emangat untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah kolonial Beland a. Rapat pendirian partai ini dihadiri Ir. Soekarno, Dr. Cipto Mangunkusumo, Soe djadi, Mr. Iskaq Tjokrodisuryo, Mr. Budiarto, dan Mr. Soenarjo. Pada awal berdir inya, PNI berkembang sangat pesat karena didorong oleh faktor-faktor berikut.

11 a. Pergerakan yang ada lemah sehingga kurang bisa menggerakkan massa. b. PKI seb agai partai massa telah dilarang. c. Propagandanya menarik dan mempunyai orator ulung yang bernama Ir. Soekarno (Bung Karno). Untuk mengobarkan semangat perjuan gan nasional, Bung Karno mengeluarkan Trilogi mencakup kesadaran nasional, kemau an nasional, dan perbuatan nasional. Tujuan PNI adalah mencapai Indonesia merdek a. Untuk mencapai tujuan tersebut, PNI menggunakan tiga asas yaitu self help (be rjuang dengan usaha sendiri) dan nonmendiancy, sikapnya terhadap pemerintah juga antipati dan nonkooperasi. 7. Partai Indonesia (Partindo) Ketika Ir. Soekarno yang menjadi tokoh dalam PNI ditangkap pada tahun 1929, maka PNI pecah menjadi dua yaitu Partindo dan PNI Baru. Partindo didirikan oleh Sart ono pada tahun 1929. Sejak awal berdirinya Partindo memiliki banyak anggota dan terjun dalam aksi-aksi politik menuju Indonesia Merdeka. Dasar Partindo sama den gan PNI yaitu nasional. Tujuannya adalah mencapai Indonesia merdeka. Asasnya pun juga sama yaitu self help dan nonkooperasi. Partindo semakin kuat setelah Ir. S oekarno bergabung ke dalamnya pada tahun 1932, setelah dibebaskan dari penjara. Namun, karena kegiatan-kegiatannya yang sangat radikal menyebabkan pemerintah me lakukan pengawasan yang cukup ketat. Karena tidak bisa berkembang, maka tahun 19 36 Partindo bubar. 8. Partai Indonesia Raya (Parindra) Perjuangan radikal yang dilakukan oleh PKI, PI, dan PNI mulai berakhir ketika pe merintah kolonial Belanda melakukan penangkapan terhadap sejumlah tokoh PNI. Di samping itu pemerintah kolonial di bawah Gubernur Jenderal de Jonge melakukan pe ngawasan yang ketat terhadap organisasi-organisasi yang ada pada masa itu. Melih at kondisi tersebut, para tokoh pergerakan mengubah garis perjuangannya. Dari ya ng semula radikal dan nonkooperasi menjadi moderat dan kooperasi dengan menempat kan wakilnya dalam volksraad. Salah satu organisasi yang bersifat moderat adalah Partai Indonesia Raya (Parindra). Parindra didirikan di kota Solo oleh dr. Suto mo pada tanggal 26 Desember 1935. Parindra merupakan fusi dan Budi Utomo dan Per satuan Bangsa Indonesia (PBI). Tujuan Parindra adalah mencapai Indonesia Raya. 9. Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindo) didirikan di Jakarta pada tanggal 24 Mei 1937 oleh orang-orang bekas Partindo. Tokoh-tokohnya antara lain Sartono, Sanusi Pan e, dan Moh. Yamin. Dasar dan tujuannya adalah nasional dan mencapai Indonesia Me rdeka. Gerindo juga menganut asas insidental yang sama dengan Parindra. Tujuan G erindo antara lain: a. mencapai Indonesia Merdeka, b. memperkokoh ekonomi Indone sia, c. mengangkat kesejahteraan kaum buruh, dan d. memberi bantuan bagi kaum pe ngangguran.

12 10. Organisasi Keagamaan Muhammadiyah adalah organisasi Islam modern yang didirikan di Yogyakarta pada ta nggal 18 November 1912 oleh K.H. Ahmad Dahlan. Muhammadiyah berarti umat Muhamma d atau pengikut Muhammad. Dengan nama ini memiliki harapan dapat mencontoh segal a jejak perjuangan dan pengabdian Nabi Muhammad. Tujuan yang ingin dicapai adala h memajukan pengajaran berdasarkan agama Islam, dan memupuk keimanan dan ketaqwa an para anggotanya. Dalam rangka mencapai tujuan itu, Muhammadiyah melakukan beb erapa upaya berikut. a. Mendirikan sekolah-sekolah (bukan pondok pesantren) deng an pengajaran agama dan kurikulum yang modern. b. Mendirikan rumah sakit dengan nama Pusat Kesengsaraan Umum (PKU). c. Mendirikan rumah yatim piatu. d. Mendirik an perkumpulan kepanduan Hisbul Wathan. 11. Organisasi Pemuda dan Wanita Perkumpulan pemuda yang pertama berdiri adalah Tri Koro Dharmo. Organisasi ini b erdiri pada tanggal 7 Maret 1915 di Jakarta atas petunjuk Budi Utomo. Diprakarsa i oleh dr. Satiman Wirjosandjojo, Kadarman, dan Sunardi. Mereka mufakat untuk me ndirikan organisasi kepemudaan yang anggotanya berasal dari siswa sekolah meneng ah di Jawa dan Madura. Perkumpulan ini diberi nama Tri Koro Dharmo yang berarti tiga tujuan mulia (sakti, budhi, bakti). Dalam rangka mengefektifkan perjuangan, diterbitkan sebuah majalah yang juga diberi nama Tri Koro Dharmo. Organisasi ke pemudaan lainnya yang bersifat kedaerahan banyak bermunculan seperti Pasundan, J ong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Batak, Jong Ambon, Jong Celebes, Timore es Ver Bond, kepanduan, dan sebagainya. Di samping gerakan para pemuda, kaum wan ita juga tidak mau ketinggalan. Pergerakan wanita dipelopori oleh R.A.Kartini da ri Jepara dengan mendirikan Sekolah Kartini. Perkumpulan wanita yang didirikan s ebelum tahun 1920 antara lain Putri Mardika yang didirikan atas bantuan Budi Uto mo. Perkumpulan ini bertujuan untuk memajukan pengajaran terhadap anak-anak pere mpuan dengan cara memberi penerangan dan bantuan dana, mempertinggi sikap yang m erdeka, dan melenyapkan tindakan malu-malu yang melampaui batas. B. Upaya Persiapan Kemerdekaan Indonesia 1. Kekosongan Kekuasaan Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Je pang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Ind onesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panit ia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dala m bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaa n Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Naga saki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.

13 Soekarno, Hatta selaku pimpinan PPKI dan Radjiman Wedyodiningrat sebagai mantan ketua BPUPKI diterbangkan ke Dalat, 250 km di sebelah timur laut Saigon, Vietnam untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Sementara itu di Indonesia, pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar be rita lewat radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah t anah bersiap-siap memproklamasikan kemerdekaan RI, dan menolak bentuk kemerdekaa n yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang mel alui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indon esia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantu ng cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus. Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman ke mbali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera mempr oklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang. Keadaan ini merupakan peluang yang sangat baik bagi bangsa indo nesia, karena saat itu indonesia 2. Perbedaan pendapat antara kelompok tua dan muda Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan menge mbalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desa s-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk s egera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin ter buru-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat prok lamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak me nyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang . Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberia n Jepang. Soekarno dan Hatta mendatangi penguasa militer Jepang (Gunsei) untuk m emperoleh konfirmasi di kantornya di Koningsplein (Medan Merdeka). Tapi kantor t ersebut kosong. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Muda Maeda, di Jalan Medan Merdeka Utara (Rumah Maeda di Jl Imam Bonj ol 1). Maeda menyambut kedatangan mereka dengan ucapan selamat atas keberhasilan mereka di Dalat. Sambil menjawab ia belum menerima konfirmasi serta masih menun ggu instruksi dari Tokyo. Sepulang dari Maeda, Soekarno dan Hatta segera mempers iapkan pertemuan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada pukul 10 pa gi 16 Agustus keesokan harinya di kantor Jalan Pejambon No 2 guna membicarakan s egala sesuatu yang berhubungan dengan persiapan Proklamasi Kemerdekaan. Sehari k emudian, gejolak tekanan yang menghendaki pengambilalihan kekuasaan oleh Indones ia makin memuncak dilancarkan para pemuda dari beberapa golongan. Rapat PPKI pad a 16 Agustus pukul 10 pagi tidak dilaksanakan karena Soekarno dan Hatta tidak mu ncul. Peserta rapat tidak tahu telah terjadi peristiwa Rengasdengklok

14 3. Peristiwa Rengasdengklok Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana yang konon kaba rnya terbakar gelora heroismenya setelah berdiskusi dengan Ibrahim gelar Datuk T an Malaka yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pad a dini hari tanggal 16 Agustus 1945. Bersama Shodanco Singgih, salah seorang ang gota PETA, dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama Fatmawati dan Guntu r yang baru berusia 9 bulan) dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkena l sebagai peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soe karno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepa ng, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana, dan golongan tua, yait u Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad Soebardjo menyetujui untu k memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di Jakarta. maka diutuslah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok. Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Mr. Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu-buru memproklamasikan kemerdekaan. Setelah tiba di Jakarta, mereka pulang kerumah masing-masing. Mengingat bahwa hotel Des Inde s (sekarang kompleks pertokoan di Harmoni) tidak dapat digunakan untuk pertemuan setelah pukul 10 malam, maka tawaran Laksamana Muda Maeda untuk menggunakan rum ahnya (sekarang gedung museum perumusan teks proklamasi) sebagai tempat rapat PP KI diterima oleh para tokoh Indonesia. Pertemuan Soekarno/Hatta dengan Jenderal Mayor Nishimura dan Laksamana Muda Maeda Malam harinya, Soekarno dan Hatta kemba li ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Ang katan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hind ia Belanda tidak mau menerima SukarnoHatta yang diantar oleh Maeda Tadashi dan m emerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut. Nish imura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus 1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang harus menjaga status quo, tidak dapat memberi ijin untuk mempersiapkan proklamasi Kemerdekaan Indonesia sebagaimana telah dija njikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali ke putusan itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersem angat Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Akhirnya Sukarno-Hatta meminta agar Nishimura jangan menghalangi kerja PPKI, mungkin dengan cara pura-p ura tidak tau. Melihat perdebatan yang panas itu Maeda dengan diam-diam meningga lkan ruangan karena diperingatkan oleh Nishimura agar Maeda mematuhi perintah To kio dan dia mengetahui sebagai perwira penghubung Angkatan Laut (Kaigun) di daer ah Angkatan Darat (Rikugun) dia tidak punya wewenang memutuskan. Setelah dari ru mah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjo l No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklama si. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, M aeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakuk an oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang

15 mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyar ankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tenta ng hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfe r of power". Bung Hatta, Subardjo, B.M Diah, Sukarni, Sudiro dan Sajuti Malik ti dak ada yang membenarkan klaim Nishijima tetapi di beberapa kalangan klaim Nishi jima masih didengungkan. Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwak ilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dip indahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamas i no. 1). C. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklama si Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklam asi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahma d Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang d epan, hadir B.M Diah Sayuti Melik, Sukarni dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti m elik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timu r 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan T rimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarn o dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang te lah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo , wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor. Pada a walnya Trimurti diminta untuk menaikkan bendera namun ia menolak dengan alasan p engerekan bendera sebaiknya dilakukan oleh seorang prajurit. Oleh sebab itu ditu njuklah Latief Hendraningrat, seorang prajurit PETA, dibantu oleh Soehoed untuk tugas tersebut. Seorang pemudi muncul dari belakang membawa nampan berisi bender a Merah Putih (Sang Saka Merah Putih), yang dijahit oleh Fatmawati beberapa hari sebelumnya. Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya.[ 4]. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum Tugu Monum en Nasional.Setelah upacara selesai berlangsung, kurang lebih 100 orang anggota Barisan Pelopor yang dipimpin S.Brata datang terburu-buru karena mereka tidak me ngetahui perubahan tempat mendadak dari Ikada ke Pegangsaan. Mereka menuntut Soe karno mengulang pembacaan Proklamasi, namun ditolak. Akhirnya Hatta memberikan a manat singkat kepada mereka.[5] Pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengambil keputusan, mengesahkan dan menetapkan Und ang-Undang Dasar (UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai UUD 45. Dengan demikian terbentuklah Pemerintahan Negara Kesatu an Indonesia yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat y ang dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) yang akan dib entuk kemudian. Setelah itu Soekarno dan M.Hatta terpilih atas usul dari Oto Isk andardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai presiden

16 dan wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Presiden dan wakil presiden akan dibantu oleh sebuah Komite Nasional. Isi Teks Proklamasi Isi teks proklamasi kemerdekaan yang singkat ini adalah: Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja. Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05 Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta Di sini ditulis tahun 05 karena ini sesua i dengan tahun Jepang yang kala itu adalah tahun 2605 D. Penyebarluasan Indonesia Berita Proklamasi Kemerdekaan Setelah Proklmasi berita kemerdekaan Indonesia segera menyebar di Jakarta dan se lanjutnya disebarkan ke seluruh Indonesia. Penyambutan berita Proklamasi terbukt i dengan adanya pelucutan senjata pasukan Jepang, pengambil alihan pucuk pimpina n dan semangat terus berjuang untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indon esia. Penyebarluasan berita Proklamasi tersebut dilakukan melalui, 1. Radio kant or berita Jepang, Domai yang berhasil dikacaukan. Berita proklamasi tersebut ter siar pada tanggal 17 Agustus 1945 sebanyak tiga kali. Bahkan setiap 30 menit hin gga siaran berakhir pukul 16.00 berita tersebut terus diulang. Berita kemerdekaa n Indonesia akhirnya dapat tersebar hingga ke luar negeri melalui jaringan Jepan g sendiri. Berita kemerdekaan Indonesia tersebut terus tersebar kemana-mana. 2. Surat Kabar, surat kabar yang pertama menyebarkan berita tentang proklamasi keme rdekaan Indonesia adalah Tjahaja di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Hampir seluruh harian di jwa dalam penerbitan tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita pro klamasi dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia. 3. Selebaran yang dis ebarkan di penjuru kota. 4. Spanduk dan Pamflet dipasang ditempat-tempat strateg is yang mudah dilihat khalayak ramai. 5. Aksi corat-coretan pada tembok-tembok a tau bahkan pada gerbong-gerbong kereta api. 6. Penyebaran berita dari mulut ke m ulut secara beranting, salah satu kelompok yang terkemuka yaitu kelompok Sukarni yang bermarkas di Jalan Bogor. 7. Berita Proklamasi disiarkan ke daerah-daerah melalui utusan daerah yang kebetulan waktu itu mengikuti sidang PPKI dan menyaks ikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, diantaranya 8 . Teuku Moh. Hasan (Sumatra), Sam Ratulangie (Sulawesi), I Gusti Ketut Puja (Sun da Kecil/Nusa Tenggara), Hamidhan (Kalimantan), Latuharhary (Maluku) 9. Pengirim an delegasi ke Negara-negara sahabat untuk menyebarluaskan berita proklamasi kem erdekaan, misalnya Mr. Pilar dan Mr. A.A Maramis ke India guna mendapat dukungan atas kemerdekaan RI.

17 BAB 3 KEMERDEKAAN INDONESIA HINGGA SUPERSEMAR A. Pengesahan UUD 1945 dan Pemilih an Presiden Saat sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 Mei 1945 1 Juni 1945, dalam sidang in ilah dasar negara kita mulai dibicarakan orang diantara para pembicaranya adalah M. Yamin dan Bung Karno yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai dasar negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri Kemanusiaan 3. Peri Ketuhanan 4. Peri Kerakyatan 5. Kesejahteraan Rakyat Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yai tu: 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Persatuan Indonesia 3. Rasa Kemanusiaan Yang A dil dan Beradab 4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Perm usyawaratan/Perwakilan 5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia Usulan i ni diajukan pada tanggal 29 Mei 1945, kemudian pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Ka rno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yait u: 1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia) 2. Internasionalisme (Perikemanusiaan) 3. Mufakat atau Demokrasi 4. Kesejahteraan Sosial 5. Ketuhanan yang Berkebudaya an Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu: 1 . Sosio nasionalisme 2. Sosio demokrasi 3. Ketuhanan Berikutnya tiga hal ini men urutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong. Selesai sidang p ertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk seb uah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeri ksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kes empatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 J uni 1945.

18 Adapun anggota panitia kecil 1. Ir. Soekarno 2. Ki Bagus Hadikusumo 3. K.H. Wach id Hasjim 4. Mr. Muh. Yamin 5. M. Sutardjo Kartohadikusumo 6. Mr. A.A. Maramis 7 . R. Otto Iskandar Dinata 8. Drs. Muh. Hatta ini terdiri atas delapan orang, yaitu: Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan p ara anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain d isetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: 1. Ir. Soekarno 2. Drs. Muh. Ha tta 3. Mr. A.A. Maramis 4. K.H. Wachid Hasyim 5. Abdul Kahar Muzakkir 6. Abikusn o Tjokrosujoso 7. H. Agus Salim 8. Mr. Ahmad Subardjo 9. Mr. Muh. Yamin Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan si dang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih di kenal dengan sebutan Piagam Jakarta. Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berja lan terus. Pada tanggal 9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indones ia (PPKI). Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Seku tu, dan sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfa atkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan me mproklamasikan kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan sidang untuk pertama kalinya dengan keputusan mengesahkan dan menetapkan UUD 1945 dan memilih presiden dan wakil presiden. Unt uk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan P reambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1 945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata ketuhanan yang berbunyi dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yan g baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.

19 Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengi ngat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicor etnya dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya di belaka ng kata Ketuhanan dan diganti dengan Yang Maha Esa. Selain itu, juga ada perbaikan lainnya seperti pada bab III, pasal 6 UUD 1945 yang sebelumnya menyatakan bahwa Presiden ialah orang indonesia asli yang beragama islam, diubah menjadi Presiden adalah orang Indonesia Asli. Dalam sidang ini pula rancangan undang-undang dasa r ditetapkan dan disahkan menjadi UndangUndang Dasar 1945. Pada waktu sidang PPK I membahas Bab III rancangan UUD 1945, Otto Iskandardinata mengusulkan agar seka ligus saja memilih presiden dan wakilnya. Ia mengusulkan Soekarno sebagai presid en dan Moh. Hatta sebagai wakil presiden. Ternyata usul tersebut diterima secara bulat dan disambut dengan upacara menyanyikan lagu Indonesia Raya sebanyak 2 ka li. Dengan demikian kedua proklamator tersebut, sejak 18 Agustus 1945 resmi menj adi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama. B. Pembentukan Lembaga-Lembaga Negara Setelah menetapkan Soekarno dan Moh.Hatta sebagai presiden dan wakil presiden Re publik Indonesia, pada tanggal 19 Agustus 1945 PPKI melanjutkan sidangnya. Namun seblum sedang dimulai Presiden Soekarno menunjuk Mr.Ahmad Subardjo, Sutarjo, da n Mr. Kasman untuk membentuk panitia kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinat a yang menghasilkan keputusan sebagai berikut : a. Pembagian wilayah Republik In donesia Dalam upaya mempermudah dan memperlancar pelaksanaan birokrasi pemerinta han, Panitia Kecil memutuskan bahwa wilayah negara Republik Indonesia di bagi me njadi 8 Provinsi dan masing masing dipimpin oleh Gubernur, antara lain : 1. Suma tera : Teuku Mohammad Hasan 2. Jawa Barat : Sutarjo Kartohadikusumo 3. Jawa Teng ah : R. Panji Suruso 4. Jawa Timur : R.M. Suryo 5. Sunda Kecil : Mr. I Gusti Ket ut Puja 6. Maluku : Mr. J. Latuharhary 7. Sulawesi : Dr. G.S.S.J Ratulangi 8. Ka limantan : Ir. Pangeran Mohammad Nur Pembentukan Komite Nasional Anggota KNIP be rasal dari golongan muda dan tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai daerah jumlahn ya 137 orang. Anggota KNIP dilantik pada tanggal 29 Agustus 1945 di Gedung Kesen ian, Pasar Baru, Jakarta. Sidang KNIP pertama berhasil memilih ketua dan wakil k etua. Kasman Singodimedjo dipilih sebagai Ketua, dengan Wakil Ketua I : M. Sutar djo; Wakil Ketua II : Latuharhary; Wakil Ketua III : Adam Malik. Namun karena si tuasi keamanan yang tidak menentu, pembentukan Komite Nasional Daerah gagal dibe ntuk b.

20 c. Pembentukan departemen dan penunjukan para menteri 1. Menteri Dalam Negeri; 2. M enteri Luar Negeri; 3. Menteri Keuangan; 4. Menteri Kehakiman 5. Menteri Kemakmu ran; 6. Menteri Keamanan Rakyat 7. Menteri Kesehatan; 8. Menteri Pengajaran,; 9. Menteri Penerangan 10. Menteri Sosial; 11. Menteri Pekerjaan Umum 12. Menteri P erhubungan; 13. Menteri Negara C. Perkembangan Politik Pada Masa Awal Kemerdekaan Sampai Tahun 1950 1. Perkembangan Keragaman Ideologi dan Partai Politik Alasan Keluarnya Maklumat Pemerintah No. X 16 Oktober 1945 : 1. Adanya kesan pol itik bahwa kekuasaan Presiden terlalu besar sehingga dikhawatirkan diktator 2. A danya propaganda Belanda bahwa pemerintah RI adalah pemerintahan yang bersifat F asis, seperti yang menganut. Oleh karena itu Belanda menganjurkan kepada dunia i nternasional agar tidak mengakui kedaulatan RI. 3. Untuk menunjukkan kepada duni a internasional khususnya pihak sekutu bahwa Indonesia yang baru merdeka adalah demokratis, bukan negara fasis buatan Jepang Ketika pemerintah merencanakan pemb entukan partai tunggal dengan menetapkan PNI sebagai satu-satunya partai politik di Indonesia, reaksi keras bermunculan. Akhirnya rencana itu dibatalkan dengan dikeluarkannya Maklumat No.X yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Drs.Moh Hat ta pada tanggal 3 November 1945. Keluarnya Maklumat itu menunjukkan bahwa negara Indonesia yang baru berdiri itu merupakan sebuah negara demokrasi. Setelah kelu arnya maklumat ini, banyak bermunculan partai politik dengan berbagai latar bela kang dan ideologi yang berbeda, seperti berikut : 1. Masyumi (Majelis Syuro Musl imin Indonesia) berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Dr. Sukiman Wirjosanjoyo 2. PKI berdiri 7 November 1945, dipimpin oleh Moh. Yusuf. 3. PBI (Partai Buruh I ndonesia) berdiri 8 November 1945, dipimpin oleh Nyono 4. PRJ (Partai Rakyat Jel ata) berdiri tanggal 8 November 1945, dipimpin oleh Sutan Dewanis 5. Parkindo (P artai Kristen Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh Probowinoto

21 6. Parsi (Partai Sosialis Indonesia) berdiri 10 November 1945, dipimpin oleh Ami r Syarifuddin 7. Paras (Partai Rakyat Sosialis) berdiri tanggal 20 November 1945 , dipimpin oleh Sutan Syahrir. Parsi dan Paras kemudian bergabung menjadi Partai Sosialis yang dipimpin oleh Sutan Syahrir, Amir Syarifuddin dan Oei Hwee Goat, pada bulan Desember 1945 8. PKRI (Partai Katholik Republik Indonesia) berdiri 8 Desember 1945, dipimpin oleh I.J. Kasimo. 9. Permai (Persatuan Rakyat Marhaen) b erdiri 17 Desember 1945, didirikan oleh J.B. Assa 10. PNI (Partai Nasional Indon esia) berdiri tanggal 29 Januari 1946, dipimpin oleh Sidik Joyosukarto. 2. Konflik antara Partai-Partai Politik Upaya yang dilakukan bangsa Indonesia mengahadapi kembalinya belanda berkuasa at as wilayah indonesia yang terpecah-pecah. Hal ini terlihat dengan jatuh bangunny a kabinet yang berkuasa pada masa itu. Kabinet yang pernah berkuasa antara tahun 1945 sampai tahun 1950, antara lain : 1. Kabinet Presidentil Pertama, taggal 2 September 1945 - 14 November 1945 2. Kabinet Syahrir I, 14 November 1945 - 12 Ma ret 1946 3. Kabinet Syahrir II, 12 Maret 1946 - 20 Oktober 1946 4. Kabinet Syahr ir III, 20 Oktober 1946 - 27 Juni 1947 5. Kabinet Amir Syarifuddin I, 3 Juli 194 7 - 11 November 1947 6. Kabinet Amir Syarifuddin II, 11 November 1947 - 29 Janua ri 1948 7. Kabinet Hatta I (Presidentil), 29 Januari 1948 - 4 Agustus 1948 8. Ka binet Darurat (PDRI), 19 Desember 1948 - 13 Juli 1949 9. Kabinet Hatta II (Presi dentil), 4 Agustus - 20 Agustus 1949 D. Perjuangan Mempertahankan Berbagai Daerah Kemerdekaan di Setelah menghancurkan Jepang, Komando Sekutu Asia Tenggara di Singapura memerint ahkan tujuh perwira Inggris untuk datang ke Indonesia dibawah pimpinan Mayor A.G . Greenhalg. Mereka tiba di Indonesia pada tanggal 8 September 1945 dengan tugas mempelajari dan melaporkan keadaan di Indonesia. Kedatangan sekutu di Indonesia yang diboncengi tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration mengakibat kan tugas TNI makin berat untuk mempertahankan kemerdekaan. Usaha mempertahankan kemerdekaan demudian dilakukan dengan cara militer dan perundingan (aklamasi). Konflik Indonesia-Belanda banyak terjadi di daerah-daerah, seperti pertempuran d i Surabaya, Bandung, Medan, Manado, Biak, dan sebagainya. A. Pertempuran di Sura baya Kekuatan asing yang harus dihadapi Republik Indonesia setelah kemerdekaan I ndonesia adalah Sekutu yang ditugaskan untuk menduduki wilayah Indonesia dan mel ucuti tentara Jepang. Yang melaksanakan tugas ini adalah Komando untuk Asia Teng gara, dipimpin oleh laksamana Lord Louis Mountbatten. Kemudian, Mountbatten memb entuk suatu

22 komando yang diberi nama Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) di bawah pimpinan Letnan Jendral Sir Philip Christison. Pada tanggal 25 Oktober 1945, pas ukan AFNEI dari brigade 49 mendarat di Tanjung Perak, Surabaya yang dipimpin ole h Brigjen A.W.S. Mallaby. Kedatangan pasukan AFNEI di Surabaya menumbuhkan kecur igaan bagi pemerintah RI bahwa kedatangan AFNEI diboncengi oleh NICA. Kecurigaan itu bisa diatasi setelah adanya kesepakatan antara Mallaby dan wakil pemerintah RI bahwa AFNEI menjamin tidak ada pasukan Belanda (NICA) yang membonceng mereka dan tugas AFNEI di Indonesia hanya melucuti tentara Jepang. Namun kesepakatan t ersebut diingkari oleh pihak AFNEI. Terbukti pihak AFNEI melakukan provokasi yan g mengundang kemarahan rakyat Surabaya. Provokasi yang dilakukan AFNEI adalah se bagai berikut. a. Pasukan AFNEI menyerbu penjara Kalisosok untuk membebaskan kol onel angkatan laut Belanda yang ditawan pemerintah RI. Penyerbuan ini dilakukan pada tanggal 26 Oktober 1945. b. Pada tanggal 27 Oktober 1945 AFNEI menduduki te mpat-tempat penting, seperti pangkalan udara Tanjung Priok, kantor pos besar, da n tempat-tempat penting lainnya. c. Pada tanggal 27 Oktober 1945 pesawat terbang AFNEI menyebarkan pamflet yang isinya memerintahkan kepada rakyat Surabaya dan Jawa Timur untuk menyerahkan senjata yang dirampas dari Jepang. Provokasi yang d ilakukan AFNEI membuat kepercayaan pemerintah RI di Surabaya menjadi pudar. Kemu dian, pemerintah mulai memerintahkan pemuda dan TKR untuk bersiaga. Pada tanggal 27 Oktober 1945 mulailah pertempuran antara pasukan Indonesia melawan AFNEI. Pe rtempuran ini membuat pasukan AFNEI terancam hancur. Di tengah situasi yang menc ekam, Jenderal D.C. Hawthorn menghubungi Soekarno untuk berunding guna membantu meredakan serangan pasukan Indonesia. Soekarno-Hatta dan Amir Syarifuddin tiba d i Surabaya tanggal 29 Oktober 1945. Perundingan antara pemerintah RI dan AFNEI m encapai kesepakatan untuk membentuk panitia penghubung (contact commitee) yang b ertugas menjernihkan kesalahpahaman dan menyerukan gencatan senjata. Insiden yan g terjadi di Gedung Internasional yang mengakibatkan tewasnya Brigjen Mallaby, m enyulut kemarahan pasukan AFNEI. Mereka menambah pasukan di bawah pimpinan Mayje n R.C. Mansergh. Pada tanggal 9 November 1945 AFNEI mengeluarkan ultimatum sebag ai berikut. a. AFNEI menuntut balas atas kematian Brigjen Mallaby. b. AFNEI meng instruksikan kepada pemerintah, pemuda, keamanan, dan masyarakat untuk melapor, menyerahkan senjata, meletakkan tangan diatas kepala, dan menandatangani penyera han tanpa syarat. Batas ultimatum itu ditentukan sampai tanggal 1 November 1945 pukul 06.00 WIB. Apabila tidak dijalankan, maka Surabaya akan digempur melalui d arat, laut, dan udara. Ultimatum itu sempat melecehkan martabat rakyat Indonesia . Dalam suasana yang makin

23 tegang, Menlu Achmad Soebardjo menyerahkan keputusan kepada rakyat Surabaya. Mem alui siaran radio, Gubernur Jawa Timur, Surya, mengumumkan penolakan secara tega s atas ultimatum AFNEI. Pada tanggal 10 November 1945, pasukan AFNEI menggempur kota Surabaya melalui darat, laut, dan udara. Rakyat Surabaya dengan gigih mempe rtahankan kota Surabaya, walaupun telah menelan banyak korban. Kota Surabaya dap at dipertahankan hampir 3 minggu. Pertempuran yang terakhir terjadi pada tanggal 28 November 1945 di Gunung Sari. B. Bandung Lautan Api Pada bulan Oktober 1945, Tentara Republik Indonesia (TRI) dan pemuda serta rakyat sedang berjuang melawa n tentara Jepang untuk merebut senjata dari tangan Jepang. Pada saat itu, pasuka n AFNEI sudah memasuki kota Bandung. Pasukan AFNEI menuntut pasukan Indonesia un tuk menyerahkan senjata. Disamping itu, TRI harus mengosongkan kotra Bandung bag ian utara paling lambat tanggal 29 Oktober 1945. Tuntutan dari AFNEI tersebut ti dak diindahkan oleh TRI maupun rakyat Bandung. Dipimpin oleh Arudji Kartawinata, TRI dan pemuda Bandung melakukan serangan terhadap kedudukan AFNEI. Pertempuran itu berlanjut hingga memasuki tahun 1946. Pada tanggal 23 maret 1946, AFNEI kem bali mengeluarkan ultimatum supaya TRI meninggalkan kota Bandung. Ultimatum itu diperkuat dengan adanya perintah dari pemerintah pusat Jakarta supaya TRI mening galkan Bandung. Perintah dari pusat tersebut memang bertentangan dengan instruks i dari markas TRI di Yogyakarta. Sebelum meninggalkan Bandung, TRI mengadakan pe rlawanan dengan cara membumihanguskan kota Bandung bagian selatan. Tindakan itu membawa akibat fatal bagi pasukan AFNEI, karena mengalami kesulitan akomodasi da n logistik di kota Bandung. Tindakan membumihanguskan kota dikenal dengan Bandun g Lautan Api. C. Pertempuran Medan Area Karena sulitnya komunikasi, proklamasi k emerdekaan baru diumumkan secara resmi di Medan pada tanggal 27 Agustus 1945 ole h Mr. Teuku Muhammad Hasan selaku Gubernur Sumatra. Pada tanggal 9 Oktober 1945 pasukan AFNEI dibawah pimpinan Brigjen T.E.D. Kelly mendarat di Belawan. Kedatan gan pasukan AFNEI ini diboncengi oleh pasukan NICA yang dipersiapkan untuk menga mbil alih pemerintahan. Kedatangan pasukan AFNEI disambut baik oleh pemerintah R I karena pemerintah RI menghormati tugas AFNEI di Indonesia. Namun dibalik itu, sehari setelah AFNEI mendarat di Belawan, pasukan AFNEI mendatangi kamp-kamp taw anan untuk membebaskan tawanan perang yang kebanyakan orang Belanda. Tawanan yan g dibebaskan itu, kemudian dipersenjatai dan dibentuk menjadi Batalyon KNIL di M edan. Hal tersebut memancing kemarahan para pemuda sehingga meletuslah pertempur an di Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Pertempuran tidak hanya terjadi di Med an,

24 melainkan menyebar ke kota-kota lain, seperti Pematangsiantar dan Brastagi. Dala m menghadapi kedatangan Sekutu dan NICA, para pemuda membentuk kekuatan militer, yaitu TKR Sumatra Timur yang dikomandani oleh Achmad Tahir. Juga, para pemuda m embentuk Laskar Perjuangan Pemuda Republik Indonesia Sumatra Timur. Pada tanggal 18 Oktober 1945 AFNEI mengeluarkan ultimatum yang memerintahkan TKR dan Laskar Perjuangan supaya menyerahkan senjata. Tanggal 1 Desember 1945 AFNEI membatasi d aerah Medan dengan memasang papan pembatas yang bertuliskan Fixed Boundaries Med an Area (Batas Resmi Medan Area) di sudut-sudut pinggiran kota Medan. Selain itu , pasukan AFNEI dan NICA mengadakan aksi pembersihan unsur-unsur RI diseluruh ko ta. Aksi ini menimbulkan reaksi tembak menembak dan pertempuran tidak bisa dihin dari lagi. Dalam bulan April 1946, kota Medan dikuasai oleh pasukan AFNEI. Guber nur, TKR, dan Wali Kota Medan memindahkan pusat pemerintahan ke Pematangsiantar. Karena tidak adanya komando yang jelas, mengakibatkan serangan para pejuang Ind onesia terhadap AFNEI tidak berarti dan tidak membuahkan hasil yang baik. Untuk mengefektifkan serangan terhadap pasukan AFNEI, para komandan yang berjuang di M edan mengadakan pertemuan di Tebing Tinggi dan membentuk satuan komando yang ber nama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area. Pertemuan ini berlangsung pada ta nggal 19 Agustus 1946. Dengan terbentuknya Komando Resimen Laskar Rakyat Medan A rea, serangan terhadap pasukan AFNEI menjadi lebih efektif. D. Peristiwa Merah P utih di Menado Karena sulitnya komunikasi, proklamasi kemerdekaan di Menado meng alami keterlambatan seperti di daerah-daerah lain di luar pulau Jawa. Sejak pasu kan AFNEI mendarat di Menado yang diboncengi oleh pasukan NICA, upaya penegakan kedaulatan Indonesia makin sulit. Kedatangan pasukan AFNEI adalah untuk membebas kan anggota KNIL bekas tawanan Jepang yang kemudian dipersenjatai dan dikenal de ngan nama Tangsi Putih. Sejak akhir tahun 1945 pasukan AFNEI meninggalkan sulawe si utara dan kekuasaan diserahkan sepenuhnya kepada NICA. Sejak saat itu, pasuka n NICA bertindak semenamena dan melakukan penangkapan pada sejumlah tokoh RI. Ti ndakan yang dilakukan NICA ini mengundang reaksi dari para pendukung RI, terutam a para pemuda dan mantan anggota KNIL yang berasal dari Indonesia. Mantan anggot a KNIL ini dikenal sebagai Tangsi Hitam yang kemudian membentuk Pasukan Pemuda I ndonesia (PPI). Pada pertengahan Januari 1946 PPI mengadakan rapat rahasia untuk menggalang aksi perlawanan. Namun kegiatan tersebut diketahui oleh NICA yang be rakibat beberapa pimpinan PPI ditangkap. Senjata dari pasukan Tangsi Hitam dapat dilucuti oleh NICA, tetapi kejadian tersebut tidak mengerutkan semangat para pe juang di armada. Pada tanggal 14 Februari 1946 tanpa dilengkapi senjata, PPI men yerbu kedudukan NICA di Teling. Mereka membebaskan para tokoh pejuang Indonesia yang ditawan dan mampu menawan komandan NICA beserta anak buahnya. Pada hari itu juga, sebagian pejuang Indonesia mengambil bendera Belanda yang berada di pos p enjagaan da merobek warna

25 birunya sehingga yang masih ada hanya warna merah dan putih. Bendera itu dikibar kan di Tangsi Teling. Peristiwa ini menandai peristiwa merah putih di Menado. Se rangan PPI masih dilanjutkan dan berhasil menguasai markas NICA di Tomohon dan T ondano. Setelah kedudukan NICA dapat diambil alih oleh para pejuang Indonesia, p ada tanggal 16 Februari 1946 dibentuklah pemerintahan sipil, dan sebagai residen nya adalah B.W. Lapian. PPI juga membentuk TKR yang dipimpin oleh C.H. Taulu, Wu isan, dan J. Kaseger. Akhirnya, kompi KNIL Tangsi Hitam dijadikan Tentara Republ ik Indonesia. E. Peristiwa Merah Putih di Biak Seperti di daerah lain, upaya unt uk menegakkan kedaulatan Indonesia di Biak (Papua) mengalami hambatan dari pasuk an NICA. Berita proklamasi kemerdekaan Indonesia di Irian (Papua Barat) disambut gembira. Dukungan terhadap proklamasi kemerdekaan bergema di kota-kota, seperti Jayapura, Sorong, dan Serui. Para tokoh-tokoh pejuang Irian membentuk Komite Na silnal Daerah yang dipimpin oleh Martin Indey. Di Biak terbentuk pula Partai Ind onesia Merdeka yang dipimpin oleh Lucas Roemkorem. Kegiatan mereka menyusun keku atan untuk melawan Belanda. Sejak berkobarnya semangat nasionalisme, para pemuda Irian menggunakan lencana merah putih. Mereka dengan berani mengibarkan sang me rah putih dan menyelenggarakan rapat-rapat umum. Pada tanggal 14 Maret 1948 para pejuang Irian menyerang tangsi militer Belanda di Sorido dan Biak yang dipimpin oleh Yoseph. Karena persenjataan NICA lebih unggul, maka serangan mengalami keg agalan. Tiga orang pimpinan ditangkap dan diadili di Belanda. Dua orang dihukum mati dan seorang dijatuhi hukuman seumur hidup. F. Perjanjian Linggarjati Bulan Agustus pemerintah Belanda melakukan usaha lain untuk memecah halangan dengan me nunjuk tiga orang Komisi Jendral datang ke Jawa dan membantu Van Mook dalam peru ndingan baru dengan wakil-wakil republik itu. Konferensi antara dua belah pihak diadakan di bulan Oktober dan November di bawah pimpinan yang netral seorang kom isi khusus Inggris, Lord Killearn. Bertempat di bukit Linggarjati dekat Cirebon. Setelah mengalami tekanan berat -terutama Inggris- dari luar negeri, dicapailah suatu persetujuan tanggal 15 November 1946 yang pokok pokoknya sebagai berikut : Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah kekuasaan yan g meliputi Sumatra, Jawa dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de facto paling lambat 1 Januari 1949, Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat , yang salah satu bagiannya adalah Republik Indonesia Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia - Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Untuk ini Kalimantan dan Timur Raya akan menjadi komponennya. Sebuah Majelis Kon stituante didirikan, yang terdiri dari wakil-wakil yang dipilih secara demokrati s dan bagian-bagian komponen lain. Indonesia Serikat pada gilirannya menjadi bag ian Uni

26 Indonesia-Belanda bersama dengan Belanda, Suriname dan Curasao. Hal ini akan mem ajukan kepentingan bersama dalam hubungan luar negeri, pertahanan, keuangan dan masalah ekonomi serta kebudayaan. Indonesia Serikat akan mengajukan diri sebagai anggota PBB. Akhirnya setiap perselisihan yang timbul dari persetujuan ini akan diselesaikan lewat arbitrase. Kedua delegasi pulang ke Jakarta, dan Soekarno-Ha tta kembali ke pedalaman dua hari kemudian, pada tanggal 15 November 1946, di ru mah Sjahrir di Jakarta, berlangsung pemarafan secara resmi Perundingan Linggarja ti. Sebenarnya Soekarno yang tampil sebagai kekuasaan yang memungkinkan tercapai nya persetujuan, namun, Sjahrir yang diidentifikasikan dengan rancangan, dan yan g bertanggung jawab bila ada yang tidak beres. G. Agresi Militer Belanda I Pada tanggal 27 Mei 1947, Belanda mengirimkan Nota Ultimatum, yang harus dijawab dala m 14 hari, yang berisi: 1. Membentuk pemerintahan ad interim bersama; 2. Mengelu arkan uang bersama dan mendirikan lembaga devisa bersama; 3. Republik Indonesia harus mengirimkan beras untuk rakyat di daerahdaerah yang diduduki Belanda; 4. M enyelenggarakan keamanan dan ketertiban bersama, termasuk daerah daerah Republik yang memerlukan bantuan Belanda (gendarmerie bersama); dan 5. Menyelenggarakan penilikan bersama atas impor dan ekspor Perdana Menteri Sjahrir menyatakan kesed iaan untuk mengakui kedaulatan Belanda selama masa peralihan, tetapi menolak gen darmerie bersama. Jawaban ini mendapatkan reaksi keras dari kalangan parpol-parp ol di Republik. Ketika jawaban yang memuaskan tidak kunjung tiba, Belanda terus "mengembalikan ketertiban" dengan "tindakan kepolisian". Pada tanggal 20 Juli 19 47 tengah malam (tepatnya 21 Juli 1947) mulailah pihak Belanda melancarkan aksi polisionil mereka yang pertama. Aksi Belanda ini sudah sangat diperhitungkan s ekali dimana mereka telah menempatkan pasukan-pasukannya di tempat yang strategi s. Pasukan yang bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat (ti dak termasuk Banten), dan dari Surabaya untuk menduduki Madura dan Ujung Timur. Gerakan-gerakan pasukan yang lebih kecil mengamankan wilayah Semarang. Dengan de mikian, Belanda menguasai semua pelabuhan perairan-dalam di Jawa Di Sumatera, pe rkebunan-perkebunan di sekitar Medan, instalasi- instalasi minyak dan batubara d i sekitar Palembang, dan daerah Padang diamankan. Melihat aksi Belanda yang tida k mematuhi perjanjian Linggarjati membuat Sjahrir bingung dan putus asa, maka pa da bulan Juli 1947 dengan terpaksa mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Per dana Menteri, karena sebelumnya dia sangat menyetujui tuntutan Belanda dalam men yelesaikan konflik antara pemerintah RI dengan Belanda. Menghadapi aksi Belanda ini, bagi pasukan Republik hanya bisa bergerak mundur dalam kebingungan dan hany a menghancurkan apa yang dapat mereka hancurkan. Dan bagi Belanda, setelah melih at keberhasilan dalam aksi ini menimbulkan keinginan untuk melanjutkan aksinya k embali. Beberapa orang Belanda, termasuk van Mook, berkeinginan merebut Yogyakar ta dan membentuk suatu pemerintahan Republik yang lebih lunak, tetapi pihak Amer ika dan Inggris yang menjadi sekutunya tidak menyukai aksi polisional tersebut

27 serta menggiring Belanda untuk segera menghentikan penaklukan sepenuhnya terhada p Republik. H. Perjanjian Renville Sementara peperangan sedang berlangsung, Dewa n Keamanan PBB, atas desakan Australia dan India, mengeluarkan perintah peletaka n senjata tanggal 1 Agustus 1947, dan segera setelah itu mendirikan suatu Komisi Jasa-Jasa Baik, yang terdiri dari wakil-wakil Australia, Belgia dan Amerika Ser ikat, untuk menengahi perselisihan itu . Tanggal 17 Januari 1948 berlangsung kon ferensi di atas kapal perang Amerika Serikat, Renville, ternyata menghasilkan pe rsetujuan lain, yang bisa diterima oleh yang kedua belah pihak yang berselisih. Akan terjadi perdamaian yang mempersiapkan berdirinya zone demiliterisasi Indone sia Serikat akan didirikan, tetapi atas garis yang berbeda dari persetujuan Ling garjati, karena plebisit akan diadakan untuk menentukan apakah berbagai kelompok di pulau-pulau besar ingin bergabung dengan Republik atau beberapa bagian dari federasi yang direncanakan Kedaulatan Belanda akan tetap atas Indonesia sampai d iserahkan pada Indonesia Serikat. Pada tanggal 19 Januari ditandatangani persetu juan Renville Wilayah Republik selama masa peralihan sampai penyelesaian akhir d icapai, bahkan lebih terbatas lagi ketimbang persetujuan Linggarjati : hanya mel iputi sebagian kecil Jawa Tengah (Jogja dan delapan Keresidenan) dan ujung barat pulau Jawa -Banten tetap daerah Republik Plebisit akan diselenggarakan untuk me nentukan masa depan wilayah yang baru diperoleh Belanda lewat aksi militer. Perd ana menteri Belanda menjelaskan mengapa persetujuan itu ditandatangani agar Bela nda tidak "menimbulkan rasa benci Amerika". Sedikit banyak, ini merupakan ulanga n dari apa yang terjadi selama dan sesudah perundingan Linggarjati. Seperti mela lui persetujuan Linggarjati, melalui perundingan Renville, Soekarno dan Hatta di jadikan lambang kemerdekaan Indonesia dan persatuan Yogyakarta hidup lebih lama, jantung Republik terus berdenyut. Ini kembali merupakan inti keuntungan Seperti sesudah persetujuan Linggarjati, pribadi lain yang jauh dari pusat kembali diid entifikasi dengan persetujuan -dulu Perdana Menteri Sjahrir, kini Perdana Menter i Amir- yang dianggap langsung bertanggung jawab jika sesuatu salah atau diangga p salah I. Agresi Militer Belanda II Agresi Militer II terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat i tu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan beberapa tokoh lainn ya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya Pemerintah Darurat Repu blik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin Prawiranegara. J. Serang an Umum 1 Maret 1949 atas Yogyakarta Serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 M aret 1949 terhadap kota Yogyakarta secara secara besar-besaran yang direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III -d engan mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat- berdas arkan instruksi dari Panglima Besar Sudirman, untuk membuktikan kepada dunia int ernasional bahwa TNI -berarti juga Republik Indonesia- masih ada dan

28 cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat posisi Indonesia dalam per undingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta membuktikan pada dunia internasional bah wa Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan pe rlawanan. Soeharto pada waktu itu sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta E. Perjuangan Mewujudkan Kembali NKRI 1. Perjanjian Roem-Royen Akibat dari Agresi Militer tersebut, pihak internasional melakukan tekanan kepad a Belanda, terutama dari pihak Amerika Serikat yang mengancam akan menghentikan bantuannya kepada Belanda, akhirnya dengan terpaksa Belanda bersedia untuk kemba li berunding dengan RI. Pada tanggal 7 Mei 1949, Republik Indonesia dan Belanda menyepakati Perjanjian Roem Royen. 2. KMB (Konferensi Meja Bundar) Konferensi Meja Bundar adalah sebuah pertemuan antara pemerintah Republik Indone sia dan Belanda yang dilaksanakan di Den Haag, Belanda dari 23 Agustus hingga 2 November 1949. Yang menghasilkan kesepakatan: Belanda mengakui kedaulatan Republ ik Indonesia Serikat (RIS) . Irian Barat akan diselesaikan setahun setelah penga kuan kedaulatan 3. UUDS 1950 Pada tanggal 15 Agustus 1950, Presifen Soekarno men andatangani Rancangan UndangUndang Dasar menjadi Rancangan Undang-Undang Dasar S emestara yang kemudian dikenal dengan UUDS 1950 sebagai konstitusinya. 4. Pengeluaran Dekret Presiden 1959 dan kembali ke NKRI Dekret Presiden 1959 dilatarbelakangi oleh kegagalan Badan Konstituante untuk me netapkan UUD baru sebagai pengganti UUDS 1950. Anggota konstituante mulai bersid ang pada 10 November 1956. Namun pada kenyataannya sampai tahun 1958 belum berha sil merumuskan UUD yang diharapkan. Sementara, di kalangan masyarakat pendapat-p endapat untuk kembali kepada UUD 45 semakin kuat. Dalam menanggapi hal itu, Pre siden Soekarno lantas menyampaikan amanat di depan sidang Konstituante pada 22 A pril 1959 yang isinya menganjurkan untuk kembali ke UUD 45. Pada 30 Mei 1959 Ko nstituante melaksanakan pemungutan suara. Hasilnya 269 suara menyetujui UUD 1945 dan 199 suara tidak setuju. Meskipun yang menyatakan setuju lebih banyak tetapi pemungutan suara ini harus diulang, karena jumlah suara tidak memenuhi kuorum. Kuorum adalah jumlah minimum anggota yg harus hadir di rapat, majelis, dan sebag ainya (biasanya lebih dari separuh jumlah anggota) agar dapat mengesahkan suatu putusan. Pemungutan suara kembali dilakukan pada tanggal 1 dan 2 Juni 1959. Dari pemungutan suara ini Konstituante juga gagal mencapai kuorum. Untuk meredam kem acetan, Konstituante memutuskan reses (masa perhentian sidang [parlemen]; masa i stirahat dari kegiatan bersidang) yang ternyata merupakan akhir dari upaya penyu sunan UUD.

29 Pada 5 Juli 1959 pukul 17.00, Presiden Soekarno mengeluarkan dekret yang diumumk an dalam upacara resmi di Istana Merdeka. Isi dari Dekret tersebut antara lain : 1. Pembubaran Konstituante 2. Pemberlakuan kembali UUD 45 dan tidak berlakunya UUDS 1950 3. Pembentukan MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya F. Perjuangan Menghadapi Pergolakan Dalam Negeri 1. Pemberontakan PKI Madiun Tahun 1948 Puncak pergerakan PKI Madiun yaitu pada t anggal 18 September 1948 yaitu dengan pernyataan tokoh PKI tentang berdirinya So vyet Republik Indonesia yang bertujuan men gganti dasar negara pancasila dengan Komunis. PKI melancarkan aksinya dengan menguasai seluruh karesidenan Pati dan j uga melakukan pembunuhan dan penculikan secara besarbesaran terhadap setiap golo ngan yang dianggap musuhnya. Ini mndorong pemerintah melakukan tindakan tegas. P anglima Besar Soedirman memerintahkan Kolonel Gatot Subroto dan Kolonel Sungkono untuk mengerahkan kekuatan TNI untuk menhadapi gerakan pemberontakan PKI. Denga n bantuan rakyat pula, tanggal 30 September 1948 Madiun berhasil direbut kembali . Dalam pelarian Musso dan Amir Syariuddin tewas tertembak. 2. Gerakan Darul Isl am (DI/TII) Pada masa perjuangan kemerdekaan, Kartosuwiryo telah mempunyai citacita untuk mendirikan negara islam indonesia. Sejak ditandatanganinya perjanjian renville tanggal 8 Desember 1947. Pasukan TNI harus meninggalkan wilayah jawa b arat dan hijrah ke jawa tengah. Kartosuwiryo yang memimpin pasukan Hisbullah dan Sabilillah tidak ikut serta dalam hijrah tersebut, ia kemudian membentuk DI/TII yang bermarkas besar di Gunung Cepu. Pada tanggal 7 Agustus 1949 di Desa Cisayo ng, Jawa Barat Negara Islam Indonesia dibentk dengan Kartosuwiryo sebagai kepala negaranya. Kembalinya Divisi Siliwangi yang ingin memasuki wilayah jawa barat, membuat DI/TII melakukan perlawanan. Akhirnya pada tahun 1960 dilaksanakan opera si Pagar Betis oleh TNI dan rakyat untuk menyerang Kartosuwiryo. Pada tanggal 4 Juni 1962, ia tertangkap dan dijatuhi hukuman mati. 3. Gerakan 30 September 1965 /PKI a. Sebab munculnya G30SPKI Sejak tepilihnya Aidit sebagai ketua PKI tahun 1951, ia dengan cepat membangun k embali PKI. Dalam Pemilihn Umum tahun 1955, PKI berhasil menjadi satu dari empat partai besar di Indonesia disamping PNI, Masyumi, dan NU. PKI juga membentuk bi ro khusus untuk mempersiapkan kader-kader diberbagai organisasi politik termasuk ABRI, juga mempengaruhi presiden Soekarno untuk menyingkirkan lawanlawan politi knya, Setelah PKI cukup kuat, dilancarkan isu bahwa pimpinan Angkatan Darat akan melakukan kudeta terhadap Presiden Soekarno pada saat Peringatan Ulang Tahun AB RI 5 Oktober 1965.

30 b. Gerakan 30 September terjadi Menjelang 30 september 1965, kesehatan Presiden Soekarno mulai menurun. Mengetah ui keadaan ini, Aidit langsung memulai gerakan. Gerakan ini dipimpin oleh Letkol Untung , Komandan Batalyon I Resimen Cakrabirawa. Letkol Untung memerintahkan k epada seluruh anggota untuk siap dan mulai bergerak pada dini hair 1 Oktober 196 5 untuk melakukan penculikan dan pembunuhan terhadap 6 Perwira tinggi dan Seoran g Perwira Pertama Angkatan Darat. Para Korban dibawa ke Lubang Buaya. Kemudian d imasukkan dalam sumur tua dan ditimbun dengan sampah dan tanah. Ketujuh korban d ari TNI Angkatan darat sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. c. Letnan Jenderal Ahmad Yani Mayor Jenderal R. Soeprapto Mayor Jenderal Haryono Tirtodarmo Mayor Jenderal Suwondo Parman Brigadir Jenderal Donald Izacus Panjaitan Brigadir Jende ral Soetono Siswomiharjo Letnan Satu Pierre Andreas Tendean Penumpasan G30SPKI Langkah yang dilakukan yaitu menetralisasi pasukan yang berada disekitar Medan M erdeka. Operasi pemumpasan ini dilakukan pada sore hati pukul 19.15 1 Oktober 19 65. Sementara itu, pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI Pusat, ge dung telekomunikasi dan mengamankan gedung medan merdeka tanpa bentrokan senjata . Karena basis utama G30SPKI berada sisekitar lapangan udara halim perdana Kusum a, maka langkah berikutnya adalah berupaya membebaskan lapangan tersebut dari ta ngan G30SPKI. Presiden Soekarno dihimbau untuk meninggalkan Halim Perdana Kusuma , menuju Istana Bogor. Kemudian Pasukan RPKAD dan Pasukan Batalyon 238 Kujang se rta Balalyon 1 Kavaleri bergerak menuju sasaran. Pada pukul 06.10 WIB tanggal 2 Oktober 1965, Halim Perdana Kusuma sudah berhasil dikuasai. Dalam derakan pember sihan disekitar lubang buaya pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jena zah para perwira tinggi Angkatan Darat yang dikubur dalam Sumur Tua.Pengangkatan jenazah dilakukan tanggal 4 Oktober 1965, kemudian seluruh jenazah dibawa ke Ru mah Sakit Pusat Angkatan Darat. Keesokan harinya, bertepatan hari ulanga tahun A BRI, jenazah mereka di makamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. d. Dampak Sete lah G30SPKI Setelah peristiwa G30SPKI berakhir, kondisi politik Indonesia masih belum stabil . Situasi nasional sangat menyedihkan, kehidupan ideologi nasional belum mapan. Sementara itu, kondisi politik juga belum stabil karena sering terjadi konflik a ntar partai politik. Kehidupan ekonomi juga suram, sehingga kemeralatan dan keku rangan makanan terjadi dimana-mana. Untuk mendapatkan bahan-bahan pokok, orang h arus antri telebih dahulu. Inflasi yang hingga mencapai 600% setahun, kenaikan b ahan bakar yang menjadi 4 kali lipat menjadikan timbulnya demonstrasi besar-besa ran yang lebih dikenal dengan tritura pada tanggal 10 Januari 1966. Tritura adal ah kependekan atau singkatan dari tri tunturan rakyat atau tiga tuntutan rakyat yang dicetuskan dan diserukan oleh para mahasiswa KAMI

31 (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dengan didukung oleh Angkatan Bersenjata Rep ublik Indonesia / ABRI pada tahun 1965 yang ditujukan kepada Pemerintah. Sebelum nya tunturan pembubaran PKI serta perombakan kabinet pada pemerintah telah digau ngi oleh KAP-Gestapu yang merupakan singkatan dari (Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September). Tritura atau Tiga Tuntutan Rakyat Berisi / Memiliki Isi : 1. Bubarkan PKI 2. Perombakan Kabinet 3. Turunkan Harga Awal keluarnya supersem ar terjadi ketika pada tanggal 11 Maret 1966, Presiden Soekarno mengadakan sidan g pelantikan Kabinet Dwikora yang disempurnakan yang dikenal dengan nama "kabine t 100 menteri". Pada saat sidang dimulai, Brigadir Jendral Sabur sebagai panglim a pasukan pengawal presiden Tjakrabirawa melaporkan bahwa banyak "pasukan liar" atau "pasukan tak dikenal" yang belakangan diketahui adalah Pasukan Kostrad dib awah pimpinan Mayor Jendral Kemal Idris yang bertugas menahan orang-orang yang b erada di Kabinet yang diduga terlibat G-30-S di antaranya adalah Wakil Perdana M enteri I Soebandrio. Berdasarkan laporan tersebut, Presiden bersama Wakil perdan a Menteri I Soebandrio dan Wakil Perdana Menteri III Chaerul Saleh berangkat ke Bogor dengan helikopter yang sudah disiapkan. Sementara Sidang akhirnya ditutup oleh Wakil Perdana Menteri II Dr.J. Leimena yang kemudian menyusul ke Bogor. Sit uasi ini dilaporkan kepada Mayor Jendral Soeharto (yang kemudian menjadi Preside n menggantikan Soekarno) yang pada saat itu selaku Panglima Angkatan Darat mengg antikan Letnan Jendral Ahmad Yani yang gugur akibat peristiwa G-30-S/PKI itu. Ma yor Jendral (Mayjend) Soeharto saat itu tidak menghadiri sidang kabinet karena s akit. (Sebagian kalangan menilai ketidakhadiran Soeharto dalam sidang kabinet di anggap sebagai sekenario Soeharto untuk menunggu situasi. Sebab dianggap sebagai sebuah kejanggalan). Mayor Jendral Soeharto mengutus tiga orang perwira tinggi (AD) ke Bogor untuk menemui Presiden Soekarno di Istana Bogor yakni Brigadir Jen dral M. Jusuf, Brigadir Jendral Amirmachmud dan Brigadir Jendral Basuki Rahmat. Setibanya di Istana Bogor, pada malam hari, terjadi pembicaraan antara tiga perw ira tinggi AD dengan Presiden Soekarno mengenai situasi yang terjadi dan ketiga perwira tersebut menyatakan bahwa Mayjend Soeharto mampu menendalikan situasi da n memulihkan keamanan bila diberikan surat tugas atau surat kuasa yang memberika n kewenangan kepadanya untuk mengambil tindakan. Menurut Jendral (purn) M Jusuf, pembicaraan dengan Presiden Soekarno hingga pukul 20.30 malam. Presiden Soekarn o setuju untuk itu dan dibuatlah surat perintah yang dikenal sebagai Surat Perin tah Sebelas Maret yang populer dikenal sebagai Supersemar yang ditujukan kepada Mayjend Soeharto selaku panglima Angkatan Darat untuk mengambil tindakan yang pe rlu untuk memulihkan keamanan dan ketertiban.

32 BAB 4 PENUTUP A. KESIMPULAN 17 Agustus 1945, Hari dimana Negara Republik Indonesia kita tercinta merdeka. Su atu pencapaian yang sangat sulit untuk bisa melaksanakan kemerdeka tersebut. Dim ulai saat penjajahan Belanda mulai banyak muncul penderitaan. Penderitaan rakyat itu memacu para mahasiswa dan pemuda masa itu untuk melawan Belanda dengan cara mereka sendiri yaitu dengan cara mendirikan organisasi pergerakan nasional. Sep erti budi Utomo, Sarekat Islam (SI), Indische Partij (IP), Perhimpunan Indonesia , Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Nasional Indonesia (PNI), Partai Indone sia (Partindo), Partai Indonesia Raya (Parindra), Gerakan Rakyat Indonesia (Geri ndo), Organisasi Keagamaan dan Organisasi Pemuda dan Wanita. Namun, diantara org anisasi ini, ada beberapa yang keliru dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI ini, seperti PKI yang malah membuat lembaran hitam bagi kemerdekaan Indonesia. 6 Agu stus 1945, dimulai ketika sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepa ng oleh Amerika Serikat. 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagas aki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. M omen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya. Proklamasipun dimulai dengan perdebatan antara golongan tua dan muda. Setelah me ndengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tid ak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pa da saat proklamasi. Para pemuda pejuang kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945, mereka membawa Soekarno dan Hatta, ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal sebagai peristiwa Rengasdengklok. Akhinya pada 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 pada pukul 10:00 diprokla mirkanlah kemerdekaan Indonesia. Kemudian selanhjutnya dilakukan pegesahan UUD 1 945, Pemilihan Presiden, Pembagian wilayah Republik Indonesia, Pembentukan Komit e Nasional, Pembentukan depatemen dan mentretinya. Perjuangan kemerdekaan Indone sia, belum sampai disini masih banyak masalah yang muncul misalnya seperti konfl ik antar partai politik, pertempuran di Surabaya, Bandung Lautan Api, Pertempura n Medan Area, Perjnajian Linggarjati, Perjanjian Renville, Agresi Militer Beland a I dan II. Sampai dasar Negara UUD 1945 sempat berubah menjadi UUDS 1950, Kelua rnya Dekrit Presiden 1959, dan pemberontakan yang dilakukan anak bangsa sendiri seperti PKI di Madiun, DI/TII, dan Gerakan 30 September yang memicu Negara Indon esia ini tidak stabil dibidang politik, pangan, dan lain sebagainya. Dibalik sem ua permasalahan yang saya sebutkan di atas, kita bangsa Indonesia harus bangga d engan kemerdekaan Negara kita yang bukan pemberian dari penjajah. Namun hasil pe rjuangan para pejuang kemersekaan dimasa kemerdekaan dulu yang rela berkorban at as apapun yang penting Negara kita mendeka, bahkan nyawa sekalipun.. Sekarang, s eharusnya kita sebagai pemuda juga harus memiliki semangat seperti pejuang dulu, namun cara kita saja yang berbeda. Kita hanya terus melanjutkan perjuangan ini

33 agar bagaimana kedepannya Negara kita Indonesia ini bisa menjadi negara yang maj u disegala bidang dengan tidak melupakan sila-sila yanga ada dalam pancasila.. B. SARAN Sedikit saran yang bisa saya berikan adalah sebagai berikut : 1. Sikap perjuanga n para pemuda saat kemerdekaan dulu, sebaiknya harus sema dengan sikap pemuda za man sekarang dalam menghadapi masalah Negara maupun masalah pribadi. Kini banyak para pemuda yang mudah putus asa menyelesaikan suatu masalah. Misalnya, diberi tugas buat makalah saja, sudah ada yang mengeluh. Coba lihat pemuda dulu, mereka susah payah pegang bambu runcing untuk melawan penjajah, keluar masuk hutan, na ik turun gunung, dan lain sebagainya. 2. Mengenai Museum-museum sejarah Indonesi a, yang kini banyak yang tidak terawat dibiarkan rusak, tidak terurusi. Seharusn ya pemerintah lebih menjaga asset Negara ini.

34 DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.crayonpedia.org/mw/BAB_5._MUNCUL_DAN_BERKEMBANGNYA_PERGERAKAN_N AS IONAL_INDONESIA" 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Dekret_Presiden_5_Juli_1959" 3. http:Mrday49s.wordpress.com 4. http://id.wikipedia.org/wiki/Proklamasi_Kemerdeka an_Indonesia" 5. "http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1945-1949)" 6. http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1959-1966)" 7. Buku sejarah SMA Kelas 3 Jurusan IPS

35 Created By Z Special Thanks to :

Anda mungkin juga menyukai