Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

KETAHANAN NASIONAL

Dosen Pengampu: Dr. Khairy juanda, M. SI

Oleh: Kelompok 11

1. Reva Zuliana Putri (220305037)

2. Hayatunnufus Ratu Rinjani (220305038)

3. Muhammad Hambali (220305025)

4. Harti (220305036)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT, Yang maha pengasih lagi maha penyayang yang selalu

memberi limpahan rahmat kepada umat-umat-Nya. Shalawat serta salam untuk baginda Nabi

Muhammad SAW, yang telah membawa umat islam dari zaman kegelapan menuju zaman

yang terang benderang.

Alhamdulillah dengan nikmat sehat dan sempat untuk menyelesaikan makalah

KETAHANAN NASIONAL, makalah ini bertujuan untuk memberikam wawasan kepada

penulis dan pembaca tentang ketahanan nasional. Meskipun dalam makalah ini terdapat

keterbatasan, maka kami selaku mahasiswa dan mahasiswi meminta kritik dan saran agar

dapat menjadi pembelajaran.

Akhir kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak

kesalahan.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Mataram, 09 Maret 2023

2
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................3

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................5

1.1 Latar Belakang..................................................................................................5

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6

1.3 Tujuan dan Manfaat..........................................................................................7

BAB II KAJIAN TEORI..................................................................................................8

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional........................................................................8

2.2 Sejarah Lahirnya Ketahanan Nasional.............................................................10

2.3 Asas-Asas Ketahanan Nasional.......................................................................12

BAB III PEMBAHASAN................................................................................................14

3.1 Sifat Ketahanan Nasional................................................................................14

3.2 Unsur-Unsur Ketahanan Nasional...................................................................16

3.3 Fungsi Ketahanan Nasional.............................................................................25

BAB IV PENUTUP..........................................................................................................29

4.1 Kesimpulan......................................................................................................29

3
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................30

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Penjajahan itu

mengakibatkan penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan

mengusir penjajah mulai dari perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada

tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja (Batak) pada tahun 1900 tidak pernah

berhasil. Hal ini karena disatu sisi, tidak adanya persatuan dan kesatuan di kalangan

bangsa Indonesia dan di sisi lain "keragaman" bangsa Indonesia mudah dieskploitasi

dengan politik "pecah belah" atau "adu domba" atau secara populer disebut juga politik

"de vide et impera".

Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang

ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan

"Penegas" Sumpah Pemuda (1928). Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah

dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa dan Membangkitkan Semangat

Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah tumbuh

semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (ingat ikrar Sumpah

Pemuda).

Periode selanjutnya, masa penjajahan Jepang (1942-1945), merupakan babak baru

perjuangan bangsa Indonesia. Pada mulanya bangsa Indonesia bersimpati pada penjajah

baru ini. Bangsa Indonesia menduga bahwa Jepang akan membantu mempercepat proses

perjuangan mencapai kemerdekaan. Akan tetapi kenyataannya sangat mengecewakan

5
bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia, makin menderita, dan makin miskin. Hasil bumi

mampu ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah. Banyak rakyat

Indonesia dipaksa menjadi "Romusha (pekerja paksa) baik di Indonesia, maupun dikirim

ke luar negeri, untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang pada waktu itu yang

sedang terdesak oleh tentara Sekutu.

Oleh karena itu, pada masa pendudukan militer Jepang yang kita kategorikan

sebagai penjajah, muncul perlawanan (ingat bukan pemberontakan) di beberapa tempat,

antara lain di Blitar oleh anggota Peta dan di Jawa Barat (Singaparna). Tentu saja

perlawanan terhadap Jepang itu tidak hanya di kedua tempat tersebut. Banyak

perlawanan terhadap Jepang ini tidak terekam dalam catatan sejarah yang kita pelajari,

tetapi yang dapat Anda saksikan adalah "makam pahlawan" yang bertebaran di seluruh

Indonesia yang isinya antara lain pejuang-pejuang yang gugur di zaman penjajahan

Jepang.

Peperangan melawan penjajah ini tiada hentinya. Perjuangan di daerah yang satu

dapat dipadamkan, tetapi di daerah lain muncul perjuangan baru, bak kata pepatah:

patah-tumbuh hilang berganti atau mati satu tumbuh seribu. Pengorbanan mereka tidak

sia-sia, semangat juang dan kerelaan berkorban demi bangsanya perlu kita warisi.

Kesempatan emas itu datang dengan ditaklukkannya Jepang kepada Sekutu 15 Agustus

1945. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 di proklamasikan Kemerdekaan Indonesia,

dan terbentuklah Negara Republik Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

6
1. Apa yang dimaksud sifat Ketahanan Nasional?

2. Apa saja fungsi Ketahanan Nasional?

3. Apa saja unsur-unsur ketahanan nasional?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1. Agar mengetahui sifat Ketahanan Nasional

2. Agar mengetahui fungsi Ketahanan Nasional

3. Agar mengetahui unsur-unsur Ketahanan Nasional

7
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada tahun 1960-

an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national

resillience. Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih semakna dengan

ketahanan nasional, dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional).

Ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas

ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional

dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan

gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar, secara langsung maupun yang

tidak langsung yang mengancam dan membahayakan integritas, identitas, kelangsungan

hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan

nasional. Ketahanan nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat

dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial serta memiliki hubungan erat antara

aspek di dalamnya secara komprehensif integral.

Konsep ketahanan nasional merupakan konsep yang lebih luas cakupannnya. Jika

keamanan komprehensif semata-mata digunakan untuk menghadapi satu benturan fisik

dengan luar negeri, maka ketahanan nasional di samping digunakan untuk menghadapi

agresi dari luar, juga dimaksudkan untuk mengatasi seluruh tantangan, ancaman,

8
hambatan dan gangguan yang dialami satu bangsa dalam memperjuangkan kepentingan

nasional dan kelangsungan hidupnya.

Membangun ketahanan nasional bukan semata-mata membangun kekuatan fisik,

melainkan juga kekuatan moral dan spiritual, keamanan dan kesejahteraan tidak dapat

dipisahkan satu sama lain, moralitas dan kewibawaan sebagai hasil mawas ke dalam

merupakan inti konsep ketahanan nasional, membentuk ketahanan nasional dapat

disamakan dengan seorang yang belajar bela diri, ia tidak mempunyai musuh dalam

pikirannya dan hanya membentuk kesiapan kalau-kalau ada yang mengganggunya, maka

oleh sebab itu konsep ketahanan nasional dapat dibentuk oleh negara kaya maupun

negara miskin.

Terdapat 3 (tiga) perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi Ketahanan

Nasional. Ketiga perspektif tersebut adalah:

1. Ketahanan Nasional sebagai kondisi. Perspektif ini melihat ke- tahanan

nasional sebagai suatu penggambaran suatu keadaan yang seharusnya

dipenuhi. Keadaan atau kondisi ideal demi- kian memungkinkan suatu negara

memiliki kemampuan me ngembangkan kekuatan nasional sehingga mampu

menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi kelangsungan hidup

bangsa yang bersangkutan..

2. Ketahanan Nasional sebagai sebuah pendekatan, strategi, metode, atau cara

dalam menjalankan suatu kegiatan, khususnya pem- bangunan negara. Sebagai

suatu pendekatan, Ketahanan Nasio- nal menggambarkan pendekatan yang

integral. Integral dalam arti pendekatan yang mencerminkan segala aspek/sisi

baik pada saat membangun maupun pemecahan masalah kehidupan. Dalam

9
hal pemikiran pendekatan ini menggunakan pemikiran kesisteman (system

thinking).

3. Ketahanan Nasional sebagai doktrin atau konsepsi. Ketahanan Nasional

merupakan salah satu konsepsi khas Indonesia yang berupa ajaran konseptual

tentang pengaturan bernegara. Fokus diarahkan pada upaya menata hubungan

antara aspek kesejah- teraan dan keamanan dalam arti luas. Sebagai doktrin

dasar nasional, konsep ketahanan nasional dimasukkan dalam GBHN agar

setiap masyarakat dan penyelenggara negara menerima dan menjalankannya.

2.2 Sejarah lahirnya Ketahanan Nasional

Konsepsi ketahanan nasional memiliki latar belakang sejarah kelahirannya di

Indonesia. Gagasan tentang ketahanan nasional ber- mula pada awal tahun 1960-an

pada kalangan militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD.

Masa itu adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Soviet

dan Cina. Pengaruh komunisme menjalar sampai kawasan Indo Cina sehingga satu

persatu kawasan Indo Cina menjadi negara komunis, seperti Laos, Vietnam, dan

Kamboja. Bahkan infiltrasi komunis mulai masuk ke Thailand, Malaysia, dan

Singapura.

Concern atas fenomena tersebut, para pemikir militer di SSKAD mengadakan

pengamatan atas kejadian tersebut. Bahwa tidak adanya perlawanan yang gigih dan

ulet di Indo Cina dalam menghadapi ekspansi komunis. Jika dibandingkan dengan

Indonesia, kekuatan apa yang dimiliki bangsa ini sehingga mampu menghadapi

10
berbagai ancaman termasuk pemberontakan dalam negeri. Jawaban sementara dari

kalangan pemikir tersebut adalah adanya kemampuan teritorial dan perang gerilya.

Tahun 1960-an terjadi gerakan komunis di Filipina, Malaysia, Singapura, dan

Thailand. Bahkan gerakan komunis Indonesia berbasil mengadakan pemberontakan

pada 30 September 1965, tetapi akhirnya dapat diatasi. Menyadari atas berbagai

kejadian tersebut, semakin memperkuat gagasan pemikiran tentang kekuatan apa yang

seharusnya ada dalam masyarakat dan bangsa Indonesia agar kedaulatan dan keutuhan

bangsa negara Indonesia terjamin di masa- masa mendatang. Jawaban atas

perntanyaan eksploratif tersebut adalah adanya kekuatan nasional yang antara lain

berupa unsur kesatuan dan persatuan, serta kekuatan nasional.

Pengembangan atas pemikiran awal tersebut semakin kuat se- telah

berakhirnya gerakan G 30 S PKI. Pada tahun 1968, pemikiran di lingkungan SSKAD

tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional). Tantangan dan

ancaman terhadap bangsa harus diwujudkan dalam bentuk ketahanan bangsa yang

dimani- festasikan dalam bentuk tameng yang terdiri dari unsur-unsur ideologi,

ekonomi, sosial, dan militer. Tameng yang dimaksud adalah sublimasi dari konsep

kekuatan sebagai manifestasi konsep dari SSKAD.

Telah ada kemajuan konseptual pemikiran Lemhanas tahun 1968 tersebut

berupa ditemukannya unsur-unsur dari tata kehidupan nasional yang berupa ideologi,

politik, ekonomi, sosial, dan militer. Pada tahun 1969 lahirlah istilah Ketahanan

Nasional yang menjadi pertanda dari ditinggalkannya konsep kekuatan, meskipun

dalam Ketahanan Nasional sendiri terdapat konsep kekuatan. Konsepsi ketahanan

nasional waktu itu dirumuskan sebagai keuletan dan daya tahan suatu bangsa yang

mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang ditujukan untuk


11
menghadapi segala ancaman dan kekuatan yang membahayakan kelangsungan hidup

negara dan bangsa Indonesia. Kata "segala" menunjukkan kesadaran akan spektrum

ancaman yang lebih dari sekedar ancaman komunis dan atau pemberontakan.

Kesadaran akan spektrum ini diperluas pada tahun 1972 menjadi ancaman,

tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). Konsepsi ketahanan nasional tahun

1972 dirumuskan sebagai kondisi dinamik satu bangsa yang berisi keuletan dan

ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan

nasional, didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan,

dan gangguan baik yang datang luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak

langsung yang membahayakan identitas dan integritas kelangsungan hidup bangsa

dan negara, serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan nasional.

3.3 Asas-asas Ketahanan Nasional

Asas merupakan tata laku yang relatif telah tersusun dan melandasi nilai- nilai yang

merupakan pedoman bagi Tannas (Ketahanan Nasional).

1. Pendekatan Kesejahteraan dan Keamanan

Konsepsi ketahanan nasional hakikatnya adalah konsepsi pengaturan

kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi Tannas itu merupakan perwujudan

Pancasila dan UUD 1945 dalam segala aspek kehidupan berbangsa dan

bernegara Kesejahteraan dan keamanan bak satu keping mata uang. Sisi yang

satu, kesejahteraan dan sisi lainnya keamanan. Keduanya tidak dapat

dipisahkan tetapi dapat dibedakan.

12
2. Komprehensif dan Integral

Ketahanan nasional dalam memecahkan masalah-masalah kehidupan

nasional melihat secara komprehensif integral (utuh menyeluruh), tidak

dipandang dari satu sisi. Perbedaan waktu, perbedaan tempat serta

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi selalu melahirkan masalah-

masalah yang bersifat multi kompleks. Pemecahannya memerlukan

pendekatan interdisipliner, multi disiplin dan transdisiplin serta lintas sektoral.

Hal inilah yang membawa pemikiran ke arah holistik, komprehensif dan

integral.

13
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Sifat Ketahanan Nasional

Ketahanan Nasional selain mempunyai asas juga mempunyai sifat-sifat. Sifat ini

diangkat dari karakteristik ketahanan nasional yang mencakup semua aspek kehidupan

bangsa. Sifat-sifat tersebut adalah sebagai berikut.

1. Manunggal

Aspek kehidupan bangsa Indonesia dikelompokkan ke dalam delapan

gatra atau Astagatra. Astagatra dibagi dalam dua kelompok yaitu gatra

alamiah (Trigatra) dan gatra sosial (Pancagatra). Astagatra itu harus dili secara

holistik terintegrasi (manunggal) karena adanya hubungan dan keterkaitan

antara gatra maupun antarkelompok gatra, kelemahan salah satu gatra dapat

melemahkan gatra yang lain.

2. Mawas ke dalam dan Mawas ke luar

Ketahanan nasional terutama diarahkan pada diri bangsa dan negara

sendiri Mawas ke dalam diarahkan kepada meningkatkan derajat kemandirian.

Sedangkan mawas ke luar di mana kita suka atau tidak suka harus menerima

adanya saling ketergantungan (interdependensi) antarbangsa (globalisasi).

Dalam kondisi globalisasi ini kita harapkan bangsa Indonesia dapat

mengembangkan keunggulan kompetitif dan komparatifnya dengan bangsa

lain, sambil membina hubungan baik dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

14
3. Kewibawaan

Makin meningkatnya pembangunan nasional, akan meningkatkan

ketahanan nasional. Peningkatan ketahanan nasional menggambarkan

kekuatan atau ketangguhan bangsa yang mempunyai daya cegah dan daya

tangkal bahkan daya hancur terhadap lawan yang mungkin mencoba untuk

mengganggu atau menguasai. Kekuatan atau ketangguhan ini (menurut

persepsi pihak luar) mencerminkan suatu kewibawaan.

4. Berubah menurut Waktu

Ketahanan Nasional, sebagai kondisi bangsa tidak selalu tetap,

tergantung dari upaya bangsa dalam pembangunan nasional dari ke waktu dan

ketangguhannya menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan dan Gangguan.

Makin tinggi intensitas Pembangunan Nasional dan hasil- hasilnya, ketahanan

nasional semakin meningkat sebaliknya apabila pembangunan nasional

menurun, maka ketahanan nasional akan menurun pula (lihat kurva Jahkam).

5. Tidak Membenarkan Adu Kekuatan dan Adu Kekuasaan

Konsep Ketahanan Nasional tidak hanya mengutamakan kekuatan fisik tetapi

juga kekuatan moral yang dimiliki suatu bangsa. Kekuatan ini ditujukan secara

langsung untuk memelihara kesejahteraan dan keamanan yang penggunaannya

dengan menampilkan atau menonjolkan kewibawaan, Oleh karenanya dalam

penggunaan kekuatan, lebih diutamakan kekuatan abstrak (moral) dan

musyawarah, sikap saling menghargai, menghindarkan permusuhan dan sifat

konfrontatif. Penggunaan kekuatan fisik merupakan jalan terakhir. Hal ini


15
sangat berbeda dengan konsep power yang ditujukan hanya untuk memelihara

kemampuan dengan menonjolkan kekuatan fisik untuk penangkalan dalam

pemberian hukuman pada pihak lawan.

6. Percaya Pada Diri Sendiri

Ketahanan nasional ditingkatkan dan dikembangkan didasarkan atas

kemampuan sumber daya yang ada pada bangsa dan sikap percaya kepada diri

sendiri. Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat kita tidak tergantung

kepada bantuan luar yang mengikat, atau yang mendikte dan mencampuri

urusan dalam negeri kita. Bantuan luar yang kita perlukan bersifat melengkapi

sumber daya pembangunan yang kita miliki tanpa ikatan yang menurunkan

martabat bangsa. Rasa kebanggaan sebagai bangsa Indonesia harus

dipertahankan, dan rasa cinta kepada tanah air Indonesia harus ditanamkan

dilubuk hati setiap bangsa Indonesia, untuk diaktualisasikan dalam kehidupan

sehari-hari.

3.2 Unsur-unsur Ketahanan Nasional

1. Gatra dalam Ketahanan Nasional

Unsur, elemen, atau faktor yang memengaruhi kekuatan/ketahanan

nasional suatu negara terdiri atas beberapa aspek. Para ahli memberikan

pendapatnya mengenai unsur-unsur kekuatan nasional suatu negara.

a. Unsur kekuatan nasional negara menurut Hans J. Morgenthau terbagi

menjadi dua faktor, yaitu:

16
1) Faktor tetap (stable factors), terdiri atas geografi dan sumber daya

alam, dan

2) Faktor berubah (dinamic factors), terdiri atas kemampuan industri,

militer, demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas

diplomasi.

b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray terbagi menjadi dua

faktor, yaitu:

1) Tangible factors, terdiri atas penduduk, kemampuan industri dan

militer

2) Intagible factors, terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan

kualitas kepemimpinan.

c. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins terdiri atas tanah,

sumber daya, penduduk, teknologi, ideologi, moral, dan kepemimpinan

d. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra terdiri atas

1) alamiah: geografi, sumber daya, dan penduduk

2) sosial: perkembangan ekonomi, struktur politik, serta budaya dan

moral nasional

3) lain-lain: ide, intelegensi dan diplomasi, kebijaksanaan kepemimpinan.

e. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T Mahan terdiri atas letak

geografi, wujud bumi, luas wilayah, jumlah penduduk, watak nasional, dan

sifat pemerintahan.

17
f. Unsur kekuatan nasional menurut Ray Cline terdiri atas sinergiantara

potensi demografi dan geografi, kemampuan ekonomi,militer, strategi

nasional, dan kemauan nasional.

g. Unsur kekuatan nasional model Indonesia

Unsur-unsur kekuatan nasional di Indonesia diistilah dengan gatra dalam

Ketahanan Nasional Indonesia. Pemikiran tentang gatra dalam Ketahanan Nasional

dirumuskan dan dikembangkan oleh Lemhanas. Unsur-unsur kekuatan nasional

Indonesia dikenal dengan nama Asta Gatra yang terdiri atas Tri Gatra dan Panca

Gatra.

a. Tri gatra adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber

daya alam, dan wilayah.

b. Panca gatra adalah aspek sosial (intagible) yang terdiri atas ideologi, politik,

ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Jika dibandingkan, perumusan unsur-unsur kekuatan nasional/ ketahanan

nasional di atas pada hakikatnya menunjukkan adanya persamaan. Unsur-unsur

demikian dianggap memengaruhi negara dalam mengembangkan kekuatan

nasionalnya untuk menjamin ke- langsungan hidup bangsa dan negara yang

bersangkutan.

2. Penjelasan atas Tiap Gatra dalam Ketahanan Nasional

a. Unsur atau Gatra Penduduk

18
Penduduk suatu negara menentukan kekuatan atau ketahanan nasional negara

yang bersangkutan. Faktor yang berkaitan dengan penduduk negara meliputi:

1) Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, keterampilan, etos kerja, dan

kepribadian, dan

2) Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuh- an,

persebaran, perataan dan perimbangan penduduk di tiap wilayah negara.

3) Terkait dengan unsur penduduk adalah faktor moral nasional dan karakter

nasional. Moral nasional merujuk pada dukungan rakyat secara penuh

terhadap negaranya ketika menghadapi ancaman. Karakter nasional

merujuk pada ciri-ciri khusus yang dimiliki suatu bangsa sehingga bisa

dibedakan dengan bangsa lain. Moral dan karakter nasional memengaruhi

ketahanan suatu bangsa.

b. Unsur atau Gatra Wilayah

Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional yang terkait dengan

wilayah negara meliputi:

1) Bentuk wilayah negara dapat berupa negara pantai, negara kepulauan, atau

negara kontinental,

2) Luas wilayah negara, ada negara dengan wilayah yang negara dengan

wilayah yang sempit (kecil), luas

3) Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara

19
4) Daya dukung wilayah negara, ada wilayah yang habitable dan ada wilayah

yang unhabitable

Dalam kaitannya dengan wilayah negara, pada masa sekarang i perlu

dipertimbangankan adanya kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi.

Suatu wilayah yang pada awalnya sama sekali ndak mendukung kekuatan

nasional karena penggunaan teknologi maka wilayah itu kemudian menjadi

unsur kekuatan nasional negara. Misalnya, di wilayah kering dibuat saluran atau

sungai buatan.

c. Unsur atau Gatra Sumber Daya Alam

Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen

ketahanan nasional meliputi:

1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan, mencakup sumber

daya alam hewani, nabati, dan tambang

2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam,

3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan

lingkungan hidup

4) Kontrol atas sumber daya alam.

Dewasa ini, kemampuan melakukan kontrol atas sumber daya alam

menjadi semakin penting bagi ketahanan nasional dan kemajuan suatu negara.

Banyak negara-negara yang kaya akan sumber daya alam, seperti minyak di

negara-negara Afrika, tetapi negara tersebut tetaplah miskin. Negara-negara

berkembang belum mampu melakukan kontrol atas sumber daya alam yang
20
berasal dari miliknya. Justru negara-negara yang tidak memiliki sumber daya

alam seperti Singapura dan Jepang bisa maju karena mampu melakukan

kendali atas jalur perdagangan sumber daya alam dunia.

d. Unsur atau Gatra di Bidang Ideologi

Ideologi adalah seperangkat gagasan, ide, cita dari sebuah masyarakat

tentang kebaikan bersama yang dirumuskan dalam bentuk tujuan yang harus

dicapai dan cara-cara yang digunakan untuk mencapai tujuan itu. Ideologi itu

berisikan serangkaian nilai (norma) atau sistem dasar yang bersifat menyeluruh

dan mendalam, yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa

sebagai wawasan atau pandangan hidup mereka. Nilai yang terkandung di dalam

ideologi tersebut diyakini oleh masyarakat sebagai nilai yang baik, adil, dan benar

sehingga berkeinginan untuk melaksanakan segala tindakan berdasar nilai

tersebut.

Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa karena ideologi bagi suatu

bangsa memiliki dua fungsi pokok, yaitu:

1. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan,

artinya nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang

hendak dituju secara bersama, dan

2. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, artinya

masyarakat yang banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi

sebagai milik bersama dan menjadikannya bersatu.

Sejarah dunia telah membuktikan bahwa ideologi dapat digunakan sebagai

unsur untuk membangun kekuatan nasional negara. Bagi bangsa Indonesia,


21
Pancasila telah ditetapkan sebagai ideologi nasional melalui kesepakatan.

Pancasila adalah kesepakatan bangsa, rujukan bersama, common denominator

yang mampu memperkuat persatuan bangsa. Kesepakatan atas Pancasila

menjadikan segenap elemen bangsa bersedia bersatu di bawah negara Indonesia.

e. Unsur atau Gatra di Bidang Politik

Politik penyelenggaraan bernegara amat memengaruhi kekuatan nasional suatu

negara. Penyelenggaraan bernegara dapat ditinjau dari beberapa aspek, seperti:

1) Sistem politik yang dipakai, yaitu apakah sistem demokrasi atau nondemokrasi

2) Sistem pemerintahan yang dijalankan apakah sistem presidensial atau

parlementer

3) Bentuk pemerintahan yang dipilih apakah republik atau kerajaan

4) Susunan negara yang dibentuk apakah sebagai negara kesatuan atau negara

serikat.

Pemilihan suatu bangsa atas politik penyelenggaraan bernegara tentu saja

tergantung pada nilai-nilai dan aspirasi bangsa yang bersangkutan. Dalam

realitasnya, sebuah bangsa bisa mengalami beberapa kali perubahan dan pergantian

politik penyelenggaraan bernegara. Misalnya, negara Prancis dari bentuk kerajaan

menjadi republik Indonesia pernah mengalami pergantian dari presidensial ke

parlementer dan pernah berubah dalam bentuk negara serikat.

Bangsa Indonesia sekarang ini telah berketetapan untuk me wujudkan negara

Indonesia yang bersusunan kesatuan, berbentuk republik dengan sistem

22
pemerintahan presidensial. Adapun sistem politik yang dijalankan adalah sistem

politik demokrasi (Pasal 1 Ayat 2 UUD 1945).

f. Unsur atau Gatra di Bidang Ekonomi

Ekonomi yang dijalankan oleh suatu negara merupakan kekuatan nasional

negara yang bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi

berperan langsung dalam upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga negara.

Kemajuan pesat di bidang ekonomi tentu saja menjadikan negara yang

bersangkutan tumbuh sebagai kekuatan dunia. Contoh, Jepang dan Cina.

Setiap negara memiliki sistem ekonomi dalam rangka mendukung kekuatan

ekonomi bangsanya. Sistem ekonomi secara garis besar dikelompokkan menjadi

dua macam, yaitu sistem ekonomi liberal dan sistem ekonomi sosialis. Suatu

negara dapat pula mengembangkan sistem ekonomi yang dianggap sebagai

cerminan dari nilai dan ideologi bangsa yang bersangkutan. Contoh, bangsa

Indonesia menyatakan sistem ekonomi Pancasila yang bercorak kekeluargaan.

g. Unsur atau Gatra di Bidang Sosial Budaya

Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu

negara. Hal-hal yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan

berbeda dengan yang dihadapi bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial

budaya masyarakatnya. Contoh, bangsa Indonesia yang relatif heterogen berbeda

dengan bangsa Israel.

Pengembangan integrasi nasional menjadi bal yang amat penting sehingga

dapat memperkuat ketahanan nasionalnya. Integrasi bangsa dapat dilakukan

dengan 2 strategi kebijakan, yaitu "policy asimilasionis" dan "policy bhinneka


23
tunggal ika". Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama

dari komunitas kecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional.

Strategi kedua dengan cara penciptaan kesetiaan nasional tanpa menghapuskan

kebudayaan lokal. Tidak dapat ditentukan strategi mana yang paling benar.

Negara dapat pula melakukan kombinasi dari keduanya. Kesalahan dalam strategi

dapat mengantarkan bangsa yang bersangkutan ke perpecahan bahkan perang

suadara. Misalnya, perpecahan etnis di Yugoslavia, pertentangan antara suku Hutu

dan Tutsi di Rwanda, perang saudara antara bangsa Sinhala dan Tamil di Srilanka

h. Unsur atau Gatra di Bidang Pertahanan Keamanan

Pertahanan keamanan suatu negara merupakan unsur pokok terutama dalam

menghadapi ancaman militer negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan

keamanan berada di tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan negara juga

merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara.

Negara dapat melibatkan rakyatnya dalam upaya pertahanan negara sebagai

bentuk dari hak dan kewajiban warga negara dalam membela negara. Upaya

melibatkan rakyat dengan cara yang berbeda- beda digunakan sesuai dengan

sistem dan politik pertahanan yang dianut oleh negara. Politik pertahanan negara

disesuaikan dengan nilai filosofis bangsa, kepentingan nasional, dan konteks

jamannya.

Bangsa Indonesia dewasa ini menetapkan politik pertahanan sesuai dengan

UU No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Pertahanan negara Indonesia

bersifat semesta dengan menempatkan tentara sebagai komponen utama

pertahanan.

24
Ketahanan Nasional Indonesia dikelola berdasarkan unsur Astagatra yang

meliputi unsur-unsur 1) geografi, 2) kekayaan alam, 3) kependudukan, 4) ideologi, 5)

politik, 6) ekonomi, 7) sosial budaya, dan 8) pertahanan keamanan. Unsur 1) geografi,

2) kekayaan alam. 3) kependudukan disebut Trigatra. Unsur 4) ideologi, 5) politik, 6)

ekonomi, 7) sosial budaya, dan 8) pertahanan keamanan disebut Pancagatra.

Ketahanan Nasional adalah suatu pengertian holistik, dimana terdapat saling

hubungan antar gatra dalam keseluruhan kehidupan nasional (Astagatra). Kualitas

Pancagatra dalam kehidupan nasional Indonesia tersebut terintegrasi dan dalam

integrasinya dengan Trigatra. Keadaan kedelapan unsur tersebut mencerminkan

kondisi Ketahanan Nasional Indonesia, apakah ketahanan nasional kita kuat atau

lemah. Kelemahan di salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan di gatra lain

dan memengaruhi kondisi secara keseluruhan. Ketahanan Nasional Indonesia

bukanlah merupakan suatu penjumlahan ketahanan segenap gatranya, melainkan

suatu resultante keterkaitan yang integratif dari kondisi dinamik kehidupan bangsa di

seluruh aspek kehidupannya.

3.3 Fungsi Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem

kehidupan nasional dalam upaya menciptakan kondisi kehidupan nasional mempunyai

bentuk kenampakan atau wajah serta fungsi dalam aspek kehidupan berbangsa dan

bernegara, bermasyarakat. Pada bagian ini Anda dapat mempelajari bagaimana wajah

ketahanan nasional dan fungsi- fungsinya tersebut.

1. Wajah Ketahanan Nasional

25
Wajah ketahanan nasional berupa kondisi, doktrin dan metode.

a. Sebagai Kondisi.

Sebagai kondisi ketahanan nasional merupakan totalitas segenap aspek

kehidupan bangsa yang didasarkan atas nilai persatuan dan kesatuan wawasan

nusantara untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan,daya kena dalam

berinteraksi dengan lingkungan sehingga dapat menjamin kelangsungan hidup

bangsa, tujuan dan cita-cita nasional.

Jadi kondisi yang diciptakan mengandung spektrum: Daya Kekebalan

Daya Tangkal Daya Kena.

b. Sebagai Doktrin Nasional

Sebagai Doktrin Nasional, ketahanan nasional adalah cara terbaik yang

ada, guna mengimplementasikan pendekatan kesejahteraan dan keamanan

yang diyakini kebenarannya oleh bangsa Indonesia dan dijadikan pedoman

dalam memenuhi tuntutan perkembangan lingkungan, perkembangan bangsa

demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

c. Sebagai Metode Pemecahan Masalah

Ketahanan nasional adalah metode yang berwujud integrasi aspek fisik dan

sosial guna memecahkan permasalahan-permasalahan nasional dalam

perkembangan bangsa dan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Sebagai metode pemecahan masalah bangsa, maka ketahanan nasional

menjelaskan:

26
a) Kondisi kehidupan nasional suatu waktu

b) Memprediksikan kehidupan nasional pada waktu yang akan datang

berdasarkan kondisi suatu waktu di atas.

c) Mengendalikan kehidupan nasional agar di waktu yang akan datang

mempunyai kondisi sebagaimana telah digariskan atau ditetapkan.

2. Fungsi Ketahanan Nasional

Ketahanan nasional mempunyai kedudukan dan fungsi, sebagai doktrin

nasional, pola dasar pembangunan nasional, metode pembinaan kehidupan nasional

dan sistem kehidupan nasional.

a. Ketahanan Nasional Sebagai Doktrin Nasional Atau Doktrin Perjuangan

Doktrin pada dasarnya suatu ajaran yang diyakini kebenarannya, diikuti

dan di dalami yang berfungsi membimbing kita dalam pola pikir, pola tindak,

dan pola kerja guna mempersatupadukan usaha bersama bangsa dalam

pembangunan. Oleh karena itu sebagai doktrin ketahanan nasional itu perlu

dimasyarakatkan dan dibudayakan, karena ia juga merupakan implementasi

Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.

b. "Ketahanan Nasional Sebagai Pola Dasar Pembangunan Nasional

Ketahanan nasional sebagai pola dasar pembangunan nasional pada

hakikatnya memberikan arah, pedoman, dalam pembangunan melalui tahapan-

tahapan pembangunan (Repelita).

27
Ketahanan Nasional Sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional

Dalam upaya pembinaan kehidupan nasional, ketahanan nasional

menggunakan pendekatan komprehensif integral (utuh menyeluruh) dalam

aspek kehidupan bangsa tersebut yang mencakup delapan gatra (astagatra).

Kelemahan pada salah satu gatra dapat mengakibatkan kelemahan pada gatra

lainnya sehingga mempengaruhi kondisi keseluruhan.

Ketahanan nasional itu merupakan resultante (hasil) dari ketahanan

masing-masing gatra atau aspek kehidupan (astagatra). Dari konsepsi dasar

ini, maka jelaslah bahwa ketahanan nasional itu meliputi masa damai dan

masa perang.

c. Ketahanan Nasional Sebagai Sistem Kehidupan Nasional

Ketahanan nasional sebagai sistem kehidupan nasional adalah tata

upaya bangsa yang telah dibakukan dalam melaksanakan pembangunan

nasional sebagai aspirasi bangsa dalam meningkatkan kesejahteraan dan

keamanan, untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa, menuju kejayaan

bangsa dan negara.

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Ketahann nasional merupakan hal yang penting bagi berdirinya suatu negara

karena Ketahanan Nasional yang tangguh, menjamin bangsa itu dapat menjamin diri,

mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya serta dengan mantap membangun

diri mencapai apa yang menjadi tujuan nasionalnya. Untuk mencapai ketahanan

nasional perlu adanya unsur-unsur ketahanan nasional yang dapat membantu

mendukung ketahanan nasional. Unsur-unsur itu disebut Astagatra yang terdiri dari

Trigatra dan Pancagatra.

Ketahanan Nasional yang tangguh merupakan syarat kelangsungan

pembangunan

nasional, sebaliknya pembangunan nasional akan memperkokoh Ketahanan Nasional

yang ditentukan dari kemampuan dan ketangguhan bangsa dalam meningkatkan dan

memantapkan ketahanan-ketahanan diberbagai bidang.

Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunannya berfungsi sebagai

Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan Nasional dan

sebagai pola dasar Pembangunan Nasional.

Hakikat Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa

untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Penyelenggaraan Ketahanan Nasional dapat

dilakukan melalui pendekatan keamanan dan kesejahteraan.

29
Namun untuk mencapai ketahanan nasional yang diinginkan oleh bangsa

Indoneisa tidaklah mudah, karena terdapat hambatan untuk mencapai ketahanan

nasional yang diinginkan.

Daftar Pustaka

Dr. H. Syahrial Syarbaini, M.A. buku Pendidikan Kewarganegaraan

DR. Winarno, S.Pd., M.Si. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan

Zainul Ittihad Amin. Matrei Pokok Pendidikan Kewarganegraan

30

Anda mungkin juga menyukai