Anda di halaman 1dari 31

KETAHANAN NASIONAL

(Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pancasila)


Dosen Pengampu :
M.Nuh Dawi, S.Fil., MA

Disusun oleh:
Kelompok 8
Sunarti (230201057)
Wendi Juliarto Sirait (230201059)
Yiyin Ibrena br Ginting (230201060)
Turedy Pangomoan Ambarita (230201078)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

INSTITUT TEKNOLOGI SAWIT INDONESIA

TA.2023/2024

1
2
3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjat kan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Ketahanan
Nasional”, guna memenuhi tugas mata kuliah pancasila.
Makalah ini dibuat supaya setiap pembaca dapat mengerti tentang ketahanan nasional yang
penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai referensi dan berita. Pada
kesempatan ini izinkan kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Pancasila
Bapak M.Nuh Dawi, S.Fil.,MA yang telah mempercayakan kami menyusun makalah ini. Kami
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang turut membantu kami
dalam pembuatan makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.
Semoga makalah ini dapat memperluas wawasan dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian serta kaidah bahasa
yang digunakan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharap kan kritik dan
saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi dimasa mendatang.

Medan, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................4
2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL...................................................................................4
2.2 KONSEP KETAHANAN NASIONAL...........................................................................................5
2.3 FILOSOFI KETAHANAN NASIONAL DI INDONESIA...................................................................6
2.4 ASAS – ASAS KETAHANAN NASIONAL....................................................................................7
2.5 KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL.............................................................8
2.6 PENJELASAN GATRA DEMI GATRA.........................................................................................9
2.7 PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL.........................................................................11
2.8 SIFAT SIFAT KETAHANAAN NASIONAL.................................................................................15
2.9 ANCAMAN KETAHANAN SOSIAL..........................................................................................16
2.10 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL MELALUI SISHANKAMRATA......................18
2.11 KASUS STRATEGI MENGATASI ANCAMAN DIBIDANG PERTAHANAN DAN KEAMANAN.......21
BAB III..................................................................................................................................................23
PENUTUP.............................................................................................................................................23
3.1 KESIMPULAN........................................................................................................................23
3.2 SARAN..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................24

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah negara yang sangat luas dan kaya. Mulai dari jumlah
penduduk, luas wilayah, sumber daya alam hingga seni budaya dan adat istiadatnya.
Keanekaragaman ini yang menyatukan kita sebagai bangsa merdeka untuk
mewujudkan cita cita dan tujuan kita yang berdasarkan Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa, ideologi nasional dan dasar negara, serta UUD 1945 yang merupakan
sumber dan norma dasar dalam rangka pengamalan pancasila.
Dalam usaha mencapai kepentingan, tujuan dan cita-cita nasional, bangsa
Indonesia dihadapkan pada tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang harus
ditanggulang, Oleh karena itu untuk menghadapi hal tersebut Indonesia harus mampu
mempertahankan kesatuan serta kedaulatan negara dan pemerintahan dari ancaman -
ancaman yang datang tersebut. Negara Indonesia harus bisa memperkuat ketahanan
nasional dalam kehidupan negara Indonesia.
Ketahanan Nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen rakyat Indonesia ikut
menjaga aspek ketahanan dalam aspek politik , ekonomi, sosial, budaya, hukum ,
pertahanan dan keamanan. Kerja sama antara pemerintah dan rakyat dalam
membentuk ketahanan nasional akan memperkuat ketahanan Negara Indonesia.
Ketahanan Nasional adalah kondisi bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasiterintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan
mengembangkan kekuatan nasional , dalam menggapai dan mengatasi segala
tantangan, ancaman , hambatan , dan gangguan baik yang datang dari luar dan dari
dalam untuk menjamin identitasidentitas , integrasi, kelangsungan hidup bangsa dan
Negara Indonesia serta perjuangan mencapai tujuan Negara Indonesia
1.2 RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional?
2) Apa yang dimaksud dengan konsep ketahanan nasional?
3) Apa saja filosofi ketahanan nasional?
4) Apa saja asas – asas ketahanan nasional?
5) Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional?
6) Apa saja pemetaan pada tiga gatra?
7) Apa saja aspek ketahanan nasional?
8) Apa saja sifat – sifat ketahanan nasional?
9) Bagaimana bentuk ancaman dibidang pertahanan dan keamanan ketahanan
nasional?
10) Bagaimanan strategi mengtasi ancaman di bidang pertahanan dan keamanan
ketahanan nasional?

1
1.3 TUJUAN
Menjelaskan bagaimana cara ketahanan nasional bisa untuk mempertahan kan
kesatuan negara. Namun tujuan secara khusus adalah untuk mengetahui ketahanan
nasional, mengetahui filosofi, asas – asas, kedudukan dan fungsi, tiga gatra, aspek dan
sifat – sifat ketahanan nasional, mengetahui ancaman yang dapat melemahkan
ketahanan nasional dan mengetahui strategi mengatasi ancaman yang akan merusak
ketahanan nasional.

BAB II

2
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN KETAHANAN NASIONAL
Pengertian ketahanan nasional menurut para ahli: Ketahanan nasional adalah
konsep yang memiliki berbagai interpretasi oleh para ahli. Berikut adalah beberapa
pengertian ketahanan nasional menurut beberapa ahli:
1) Menurut Sumarno, ketahanan nasional adalah kondisi dinamika bangsa yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
2) Menurut Harjomataram, ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan
suatu bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi
segala tantangan dan ancaman dari dalam atau luar, langsung atau tidak
langsung, dan bisa membahayakan kehidupan nasional.
3) Menurut Suradinata dan Kaelan, ketahanan nasional adalah suatu kondisi
dinamis sebuah negara yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam maupun
luar negeri, secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan
bernegara serta perjuangan bangsa dalam menjaga tujuan nasional.
Pengertian ketahanan nasional dapat bervariasi tergantung pada konteksnya,
namun intinya adalah kemampuan suatu negara untuk melindungi diri dari berbagai
ancaman dan menjaga stabilitas serta kepentingan nasionalnya. Ketahanan nasional
adalah kondisi ideal suatu negara memiliki kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional sehingga mampu menghadapi segala macam ancaman dan gangguan bagi
kelangsungan hidup bangsa yang bersangkutan. Ketahanan nasional merupakan
kondisi dinamis suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembang kan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, acaman, hambatan, serta gangguan baik yang datang dari
luar dan dalam yang secara langsung dan tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasional nya. Keadaan atau kondisi selalu berkembang dan keadaan berubah ubah.
Oleh karena itu ketahanan nasional harus di kembang kandan dibina agar memandai
sesuai dengan perkembangan jaman.
Menurut Lemhanas (1995: 60) Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamika
suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari
dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan perjuangan
nasional.
Jika kita mengkaji pertahanan nasional secara luas kita akan mendapatkan tiga
wajah ketahanan nasional. Walaupun ada persamaan tetapi ada perbedaan satu sama
lain.

3
1) Ketahanan nasional sebagai kondisi dinamis mengacu keadaan nyata riil yang
ada di masyarakat, dapat diamati dengan pancaindra manusia. Sebagai kondisi
dinamis maka yang menjadi perhatian ATHG disatu pihak dan adanya
keuletan, ketangguhan, untuk mengembangkan kekuatan nasional dalam
menguasai ancaman.
2) Ketahanan nisional sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan negara
diperlukan penataan hubungan antara aspek kesejahteraan (IPOLEKSOSBUD)
dan keamanan (Hankam). Dalam konsepsi pengaturan inidirumuskan ciri – ciri
dan sifat-sifat ketahanan nasional, serta tujuan ketahanan nasional.
3) Ketahanan nasional sebgai metode berfikir, ini berarti suatu pedekatan khas
yang membedakan dengan metode berfikir lainnya. Dalam ilmu pengetahuan
dikenal dengan metode induktif dan dedukatif, hal ini juga dalam ketahanan
nasional, dengan suatu tambahan yaitu bahwa seluruh gatra dipandang sebagai
satu kesatuan utuh menyeluruh.

2.2 KONSEP KETAHANAN NASIONAL


Konsep Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis
yang dimiliki suatu bangsa, di dalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang
mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan nasional ini diperlukan untuk
mengatasi segala ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang datang baik
secara langsung atau tidak langsung yang akan membahayakan kesauan, keberadaan,
seta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Ancaman-ancaman ini mungkin datang
dari dalam atau dari luar. Jadi secara lengkap istilah ketahanan nasional atau
geostrateginasional dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, yang
mampu mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam, langsung maupun tidak langsung membahayakanintegritas,
identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Ketahanan nasional pada hakekanya secara singkat dapat disimpulkan kemampuan


dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya demi
kejayaan bangsa dab negara.

4
2.3 FILOSOFI KETAHANAN NASIONAL DI INDONESIA

2.3.1 Landasan Adil Pancasila


Peranan Pancasila sebagai pandangan hidup adalah menyadarkan
rakyat Indonesia bahwa hakikat hidup, pada dasarnya adalah menganut alam
pikiran yang mengungkapkan keterkaitan antara manusia dengan Tuhannya,
antara manusia dengan manusia dan antara manusia dan lingkungannnya.
Pancasila yang bulat dan utuh merupakan sumber kejiwaan masyarakat yang
memberikan pedoman bahwa kondrat manusia ialah sebagai makhluk individu
dan makhluk sosial. Oleh karena itu, Pancasila merupakan penuntun dan
pengikat moral, serta merupakan norma sikap dan tingkah laku bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peranan
Pancasila sebagai dasar negara sebagaimana tersurat dalam Pembukaan UUD
1945, pada hakikatnya mencerminkan nilainilai dasar Pancasila, ialah
keseimbangan, keserasian dan keselarasan, persatuan dan kesatuan. Perpaduan
nilai-nilai dasar tersebut telah mampu mewadahi kebinekaan aspirasi bangsa
Indonesia seluruhnya. Peranan Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan
panggilan hidup dan ikrar segenap bangsa Indonesia dalam upaya untuk
mewujudkan cita-citanya, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur yang merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan
bangsa yang aman, tenteram, tertib, dan dinamis dalam lingkungan
pergaulandunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.
2.3.2 Landasan Konstitusional UUD 1945
Republik Indonesia bukanlah negara kekuasaan, dalam arti bahwa
penyelenggaraannya didasarkan atas dasar kekuasaan sematamata. Sehingga
membawa sistem dan pola kehidupan politik yang totaliter, adalah negara
hukum, di mana kekuasaan dibenarkan dan diatur penyelenggaraannnya
menurut hukum yang berlaku. Adapun hukum sebagai pranata sosisal disusun
bukan untuk kepentingan golongan atau perorangan, tetapi untuk kepentingan
seluruh rakyat dan bangsa. Sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan
sebesar-besarnya, yaitu menjaga ketertiban bagi seluruh masyarakat. Republik
Indonesia adalah negara yang memilik UUD 1945 sebagai konstitusinya.
Dalam semangat konstitusi tersebut kekuasaan pemerintah tidak bersifat
absolut atau tidak tak terbatas. Kedaulatan ada di tangan rakyat dan dilakukan
melalui Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah
(DPD) serta Presiden dan Wakli Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat,
sedangkan penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan dituangkan lebih lanjut
ke dalam kelembagaan tinggi negara dan tata kelembagaan negara. Dengan
demikian, sistem negara bersifat demokrasi, yang tercermin dalam proses
pengambilan keputusan yang bersumber dan mengacu kepada kepentingan
serta aspirasi rakyat.
2.3.3 Landasan Konseptual Wawasan Nusantara

5
Setelah membentuk negara, dalam menyelenggarakan kehidupan
nasionalnya bangsa Indonesia didorong oleh motivasi untuk mencapai tujuan
nasional dalam rangka mewujudkan cita-cita nasional, dihadapkan kepada
lingkungan yang serba berubah merasa perlu memiliki cara pandang atau
wawasan nasional yang dinamakan Wawasan Nusantara. Wawasan Nusantara
pada hakikatnya merupakan pancaran dari falsafah Pancasila yang diterapkan
dalam kondisi nyata Indonesia. Wawasan Nusantara melandasi upaya
meningkatkan ketahanan nasionai berdasarkan dorongan mewujudkan cita-cita
dan mencapai tujuan nasional dan menjamin kepentingan nasional. Untuk
mewujudkan cita-cita nasional dan mencapai tujuan nasional, bangsa
indonesia selain memerlukan cara pandang yang dinamakan Wawasan
Nusantara, juga perlu membina keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional yang dinamakan
ketahanan nasional.

2.4 ASAS – ASAS KETAHANAN NASIONAL

2.4.1 Asas Kesejahteraan Dan Keamanan


Penyelenggaraan ketahanan nasional menggunakan asas kesejahteraan
dan keamanan yang senantiasa terdapat setiap saat dalam kehidupan nasional.
Tergantung kondisi nasional dan internasional serta situasi yang dihadapi,
maka pada suatu saat dapat diletakkan titik berat pada pendekatan keamanan
dan pada saat lain titik berat dapat dialihkan kepada pendekatan kesejahteraan.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Dianalogikan sebagai dua sisi mata uang. Penyelenggaraan
kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, sebaliknya
penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat kesejahteraan tertentu. Ini
berarti bahwa penyelenggaraan ketahanan nasional menjadi refleksi
kesejahteraan dan sekaligus keamanan nasional. Dalam kenyataan hidup,
gambaran kesejahteraan dan keamanan dipadukan secara seimbang, serasi dan
selaras menjadi satu gambaran kualitas ketahanan nasional.

2.4.2 Asas komprehensif integral atau menyeluruh terpadu


Ketahanan nasional mencakup kehidupan bangsa secara komprehensif
integral dalam bentuk perwujudan kesatuan dan perpaduan yang seimbang,
serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara berdasarkan matrik astagatra (trigatra dan pancagatra). Disamping
itu ketahanan nasional juga merupakan kondisi dalam kehidupan nasional
yang wajib selalu dipelihara dan ditingkatkan, maka ketahanan nasional harus
mengandung upayaupaya penciptaan kondisi nasional beserta segenap
aspeknya secara komprehensif integral hingga mampu mewujudkan kondisi
ketahanan nasional itu sendiri secara berlanjut, demi cita-cita bangsa dan
negara.

6
2.4.3 Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar
Sistem kehidupan nasional akan selalu berorientasi dengan lingkungannya,
baik dalam 8 maupun luar. Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul
berbagai implikasi, baik yang bersifat positif maupun negatif. Karenanya,
dituntut sikap mawas ke dalam maupun ke luar.
1) Mawas ke dalam, Ketahanan nasional bertujuan menumbuhkan
hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional berdasarkan nilai-nilai
kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas harkat,
martabat dan derajat bangsa agar memiliki kemampuan
mengembangkan kehidupan nasional. Hal ini tidak berarti bahwa
ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau nasionalisme
sempit.
2) Mawas ke luar, diperlukan untuk dapat mengantisipasi, menghadapi
dan mengatasi dampak lingkungan strategis, terutama terhadap
kenyataan adanya saling interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional, Dalam rangka menjamin dan memperjuangkan
kepentingan nasional, ketahanan nasional harus mengandung upaya
mawas ke luar dengan tujuan mengembangkan kemampuan dan
kekuatan nasionalnya serta menjalin kerjasama yang saling
menguntungkan dengan negaranegara lain. Ketahanan nasional harus
mengandung tujuan mengembangkan kekuatan nasional yang dapat
memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya saing.

2.4.4 Asas kekeluargaan.


Ketahanan nasional mengandung nilai kearifan, kebersamaan, gotong-
royong, tenggang rasa dan tanggung jawa dalam berbangsa dan bernegara.
Dalam asas kekeluargaan tetap diakui adanya perbedaan, tetapi kondisi
perbedaan tersebut harus dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik
horisontal bersifat antagonistis yang saling menghancurkan, melainkan harus
dikembangkan secara seimbang, serasi dan selaras dalam pola hubungan
kemitraan dan kekeluargaan.

2.5 KEDUDUKAN DAN FUNGSI KETAHANAN NASIONAL


2.5.1 Kedudukan Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik
yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan nasional yang ingin
diwujudkan. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan
landasan konseptual yang didasari oleh Pancasila dan UUD l945 sebagai
landasan ideal dan konstitusional.

2.5.2 Fungsi Ketahanan Nasional


Ketahanan Nasional berdasarkan tuntutan penggunaannya berfungsi
sebagai Doktrin Dasar Nasional atau sebagai Metode Pembinaan Kehidupan
Nasional dan sebagai pola dasar Pembangunan Nasional antara lain:

7
1) Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar
nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir,
pola sikap pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah
bangsa, baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral
maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini diperlukan supaya tidak
ada cara berpikir yang terkotak-kotak. Salah satu alasan yang lain
adalah apabila terjadi penyimpangan maka akan terjadi pemborosan
waktu, tenaga dan sarana yang berpotensi menjadi hambatan. Hal ini
apabila dibiarkan akan dapat menyebabkan penyimpngan dalam
mencapai tujuan nasional.
2) Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar
pembangunan, pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan Pembangunan Nasional di segala bidang secara terpadu
dan dilakukan sesuai rencana program.
3) Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai metode pembinaan
kehidupan nasional pada hakekatnya merupakan suatu mertode integral
yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah (Sikaya
Mampu) dan aspek sosial (IPOLEKSOSBUD-HANKAM).

2.6 PENJELASAN GATRA DEMI GATRA


Di dalam proses penyederhanaan itu jumlah aspek kehidupan nasional
diredusir sampai jumlahnya sesedikit mungkin, tetapi tetap dapat mempersentasikan
ciri-ciri utama dari fenomena dan permasalahan, yang disebut gatra. Sesungguhnya
jumlah gatra yang digunakan di dalam satu model dapat berapa saja, tetapi perlu
diwaspadai bahwa jumlah gatra yang terlalu banyak akan mengakibatkan gambaran
kehidupan yang kompleks sehingga tujuan penyederhananaan tidak berhasil.
berdasarkan pemahaman tata hubungan manusia dalam kehidupan sosialnya diperoleh
kesepakatan bahwa dalam konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia seluruh aspek
kehidupan nasional dipetakan dalam lima (5) gatra sosial atau Pancagatra yang
bersifat dinamis dan dianggap dominan yaitu gatra idiologi, gatra politik, gatra
ekonomi, gatra sosial-budaya, gatra pertahanan dan keamanan.

Berdasarkan pemahaman tentang hubungan manusia dengan alam sekitarnya


diperoleh pemetaan pada tiga (3) gatra atau Trigatra yang relatif statis, yaitu gatra
geografi, sumber kekayaan dalam dan kependudukan. Adapun penjelasannya sebagai
berikut :
2.6.1 Geografi
Dari data tentang letak geografi Indonesia dapat memberikan
gambaran tentang bentuk kedalam dan bentuk keluar. Negara Indonesia
sebagai wadah bangsa Indonesia dengan batas-batas nasionalnya, memberikan
ciri bagi bangsa Indonesia.

Sabagai Faktor Statis


1) Topografi.
Negara Republik Indonesia merupakan Negara Kesatuan yang
berbentuk kepulauan, terdiri dari + 17.534 buah pulau. Berdasar TAP MPR

8
No. IV Tahun 1973, luas seluruh wilayah Republik Indonesia ialah + 7.3 Juta
km2. Wilayah daratan Republik Indonesia sekarang adalah 1.919.170 km2.
Luas wilayah perairan meliputi + 5,4 juta km2 dan perbandingan luas wilayah
daratan dengan lautan ialah 1 : 3.
2) Posisi Astronomis.
Indonesia terletak diantara 95 0 dan 141° Bujur Timur serta antara 6° Lintang
Utara dan 11 0 Lintang Selatan: Indonesia berada di daerah tropik.
3) Posisi Perbatasan.
Disebelah Timur Wilayah Indonesia berbatasandenganwilayahPapua
Nugini,Australia dan Timor Leste sedangkan disebelah utara beFbatasan
dengan wilayah India (NikobaF), Malaysia, Singapura, Philipina dan Vietnam.
4) Posisi Silang.
Selain geografi juga dalam arti transportasi, lalulintas, komunikasi, ideologi
dan politik, sosial dan ekonomi, demografi dan militer sehingga memberikan
peranan yang penting sekali dalam persoalan-persoalan dalam negeri maupun
luar negerin namun perlu diwaspadai posisi kerawanannya.
5) Iklim.
Karena letaknya didaerah tropis, maka iklim Indonesia panas dan lembab
sehingga iklim tersebut berpengaruh terhadap kehidupan ekonomi, sosiai,
poiitik, budaya dan juga terhadap pertahanan dan keamanan.
6) Sumber-sumber kekayaan alam.
Indonesia mempunyai potensi sumber-sumber alam yang kaya terutama
bahan-bahan vital dan strategis seperti minyak bumi, timah, bauksit, karet dan
lain-lain.
Berdasarkan pemahaman tata hubungan manusia dalam kehidupan sosialnya
diperoleh kesepakatan bahwa dalam konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia seluruh
aspek kehidupan nasional dipetakan dalam lima (5) gatra sosial atau Pancagatra yang
bersifat dinamis dan dianggap dominan yaitu gatra idiologi, gatra politik, gatra
ekonomi, gatra sosial-budaya, gatra pertahanan dan keamanan.
Sebagai faktor dinamis
1) Etnologi.
Bangsa Indonesia merupakan hasil daripada perpaduan budaya antara
penduduk asli dengan bangsa-bangsa pendatang melalui proses sejarah yang
berabad-abad lamanya.
2) Sosial Budaya.\
Tata hidup sosial budaya bangsa Indonesia berlandaskan kepribadian nasional
namun terjadi keselarasan dengan bercampurnya unsur-unsur sosial budaya
dari luar.
3) Sejarah
Sejak abad ke 16 dalam sejarah bangsa Indonesia merupakan perjuangan
melawan penjajahan dan penindasan telah membuktikan betapa besar
semangat perjuangan bangsa Indonesia terhadap setiap dominasi asing.
4) Mental Psikologi
Betapapun perbedaan adat istiadat, bahasa, budaya namun sifat persatuan dan
kesatuan seperti dalam motto “Bhineka Tunggal Ika” tetap tercermin
5) Ideologi

9
Sejak 18 Agustus 1945, Pancasila merupakan dasar falsafah negara dan
bangsa Indonesia dan sekaligus merupakan alat pemersatu, pandangan hidup,
pegangan hidup, tujuan hidup dan cara hidup bangsa Indonesia.

6) Politik
Berdasarkan UUD 1945 tujuan nasional bangsa Indonesia, menjalankan
politik luar negeri yang bebas aktif, anti kolonialisme dan anti imperialisme
dalam segala bentuk dan manifestasinya dari manapun datangnya.
7) Ekonomi
Sumber-sumber alam seperti minyak bumi, biji besi, timah, batubara, bauksit,
emas, perak, nikel, tembaga dan lainlainnya merupakan sumber kekayaan
bangsa Indonesia.
8) Komunikasi
Sarana perhubungan darat, laut maupun jaring telekomunikasi lain yang
menyangkut kepentingan strategi dan taktik memungkinkan Indonesia untuk
memainkan peranan sebagai pengawas dan pengatur lalu-lintas tersebut sesuai
dengan kepentingan nasionalnya.
9) Demografi
Penyebaran dan pertumbuhan penduduk yang tidak merata cukup tinggi
merupakan suatu kerawanan. Namun demikian bila dapat dikelola dengan baik
merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia,

2.7 PENGARUH ASPEK KETAHANAN NASIONAL

2.7.1 Pengaruh Aspek Ideologi


Konsep ideologi berasal dari kata “Idea” yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar dan “logos” yang berarti Ilmu. Maka secara harfiah, ideologi
berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-
hari, kata “idea” disamakan artinya dengan cita-cita. Pengertian ideologi
secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide,
keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan
sistematis yang menyangkut berbagai bidang seperti:
1) Bidang politik
2) Bidang sosial
3) Bidang kebudayaan
4) Bidang keagamaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi
basis bagi sistem kenegaraan dan bagi kehidupan seluruh rakyat dan bangsa pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri: Mempunyai
derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan. Oleh karena itu
mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman
hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi berikutnya.
Di berbagai belahan dunia terdapat berbagai macam ideologi namun yang
memiliki peran besar dan banyak diimplikasikan oleh suatu negara diantaranya

10
ideologi Liberalisme, Komunisme serta ideologi Keagamaan (Fundamentalisme).
Indonesia memiliki Ideologi yang berbeda dari kebanyakan negara, ideologi yang
dibangun bangsa Indonesia merupakan saripati dari nilai yang telah menjadi pedoman
dan berakar dalam kehidupan masyarakat. Namun dengan makin terbukanya
hubungan antar negara, makin banyak pula tantangan yang dihadapi dalam
mempertahankan ideologi, haruslah membangun ketahanan ideologi yang berbasi
pada falsafah bangsa sendiri yaitu ideologi Pancasila yang bersifat demokratis,
nasionalistis, religiusitas, humanistis dan berkeadilan sosial.
2.7.2 Pengaruh Aspek Politik
Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna bermacam-
macam, dan kesemuanya itu dapat dikelompokan menjadi dua macam yaitu :
1) Politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan
dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan demikian
politik dapat dikatakan menyangkut kekuatan hubungan (power relationship).
Dengan kata lain, polotik mengandung makna usaha dalam memperoleh,
memperbesar, memperluas serta mempertahankan kekuasaan yang dalam
bahasa inggris dikenal dengan isltilah politics.
2) Politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu rangkaian kegiatan atau
cara-cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dianggap baik.
Secara singkat politik dapat diartikan sebagai suatu kebijakan yang dalam
bahasa inggrisnya dengan istilah policy. Masa Orde baru dengan pemilu lima
tahunan yang diikuti oleh 3 parpol kurang memberikan ruang kepada
terwujudnya proses demokrasi. Hal inilah kemudian yang pada akhirnya
menjadi latar belakang dilakukannya reformasi pada bidang politik, dan yang
paling esensial adalah melakukan reformasi terhadap Undang-Undang politik
tahun 1985, dan diganti dengan Undang-Undang Politik No. 4 tahun 1999. Hal
inilah yang memberikan celah bagi mulai bangkitnya demokrasi dalam negeri
Indonesia.
Berikut beberapa hal-hal yang menyangkut ketahanan nasional dibidang politik,
antara lain:
 Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat didalam kehidupan
negara, dalam arti kesempatan, kebebasan yang menempatkan hak dan
kewajiban, partisipasi rakyat yang menentukan kebijaksanaan nasional.
 Memfungsikan lembaga-lembaga negara, sesuai dengan ketentuan
konstitusi yaitu kedudukan, peran, hubungan kerja, kewenangan dan
produktivitas.
 Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum.
 Menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan
mengembangkan budaya politik.
 Meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial
politik sebagai pilar demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban
dengan semestinya.
 Memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran-saluran politik
untuk memperjuangkan aspirasinya secara proporsional. Saluran-saluran
politik itu antara lain : partai politik, media massa, kelompok moral,

11
kelompok kepentingan agar tumbuh rasa memiliki, partisipasi dari seluruh
rakyat.
 Melaksanakan pemilihan umum, secara demokratis secara langsung,
bebas, rahasia, jujur dan adil.
 Melaksanakan sosial control yang bertanggung jawab kepada jalannya
pemerintahan negara, walaupun tidak harus menjadi partai oposisi.
 Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
 Mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional.
 Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Poin-poin yang dijabarkan diatas sangat penting untuk direalisasikan demi
terwujudnya ketahanan nasional dalam bidang politik. Namun dalam era
reformasi sering terdapat berbagai macam conflict of interest dengan alasan
kebebasan, demokrasi, HAM serta pemberantasan KKN, sehingga kurang
menumbuhkan kesadaran bernegara yang positif. Akibatnya kepentingan
nasional sebagai kepentingan rakyat sering terabaikan bahkan malah
dikorbankan. Kebijaksanaan negara yang dibuat tidak diarahkan kepada
perbaikan kondisi dan nasib rakyat melainkan lebih kepada melanggengkan
kekuasaan dan persaingan politik yang tidak sehat. Oleh karena itu untuk
terwujudnya ketahanan politik dalam era reformasi seluruh lapisan kekuatan
sosial politik haruslah memiliki kesadaran akan pentingnya bernegara yang
bertujuan untuk terwujudnya keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.
2.7.3 Pengaruh Aspek Ekonomi
Kekuatan nasional dalam menghadapi serta mengatasi segala tantangan
dan dinamika perekonomian baik yang datang dari dalam maupun dari luar
negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung itulah yang
dimaksud dengan ketahanan ekonomi. Perekonomian Indonesia disusun dalam
rangka menjamin kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan
negara republik Indonesia yang telah diatur berdasarkan UUD 1945. Wujud
ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa
yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis,
menciptakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata. Dengan
demikian, pembangunan ekonomi sudah sepatutnya diarahkan kepada kuatnya
ekonomi dalam negeri yang dapat dilakukan salah satunya menciptakan iklim
usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta
meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global. Pencapaian
tingkat ketahanan ekonomi yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan
haruslah disusun berdasarkan beberapa poin berikut:
1) Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah
negara Indonesia, melaalui ekonomi kerakyatan serta menjamin
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara yang berdasarkan UUD 1945

12
2) Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi
yang bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi
kerakyatan.
3) Sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara
bersifat dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi
unit-unit ekonomi di luar sektor negara.\
4) Pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli
yang merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan
sosial.
5) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling
menguntungkan dalam keselarasan dan keterpaduan antara sector
pertanian perindustrian serta jasa.
6) Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan dibawah penngawasan anggota masyarakat, memotivasi dan
mendorong peran seerta masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan
kemitraan antar para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi, yaitu
pemerintah, badan usaha milik negara, koperasi badan usaha swasta, dan
sector informal harus di usahakan demi mewujudkan pertumbuhan,
pemerataan dan stabilitas ekonomi.
7) Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa
dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian
pembangunan antar wilayah dan antar sektor.
8) Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk
mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian
perekonomian nasional. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan
sumber daya nasional secra optimal serta sarana iptek yang tepat guna
dalam menghadapi setiap permasalahan, dengan tetap memperhatikan
kesempatan kerja.

2.7.4 Pengaruh Aspek Sosial Budaya


Ketahanan sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan
sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta
mampu menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai denngan
kebudayaan nasional. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan
pedoman sikap bagi setiap tingkah laku bangsa dan kehidupan kenegaraan
Indonesia dan sekaligus akan merupakan sumber semangat, motivasi serta jiwa
bagi akselerasi dalam setiap praktik kenegaraan, kemasyarakatan dan
kebangsaan. Karena itulah pengaruh globalisasi harus disaring terlebih dahulu
sebelum dipraktikan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, agar bangsa
Indonesia tidak kehilangan jati diri luhurnya. Makin menipisnya sekat batas
antar bangsa memiliki konsekuen dalam menyebarnya suatu budaya, yang
mana hal tersebut jika tidak disikapi dengan bijak dapat menyebabkan
hilangnya suatu budaya karena berubah menjadi budaya baru.

13
Ketahanan nasional bidang sosial budaya harus bertujuan untuk
kesejahteraan dan kebersamaan seluruh elemen bangsa untuk hidup aman,
tenteram, damai yang Berketuhanan Yang Maha Esa dan berkemanusiaan
yang adil dan beradab sesuai dengan dasar negara yaitu Pancasila.
2.7.5 Pengaruh Aspek Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan nasional dalam bidang Hankam menjadi suatu keniscayaan
bagi suatu bangsa, perang dunia dengan menggunakan persenjataan militer
mungkin akan sulit kita temui dalam era globalisasi seperti sekarang. Namun
yang perlu diingat perang bukan hanya tentang siapa yang lebih kuat
persenjataannya tetapi siapa yang punya pengaruh lebih besar. Pengaruh
tersebut dalam semua bidang seperti ideologi, politik serta sosial budaya. Maka
tidak mungkin sebuah negara berani mengabaikan ketahanan nasional dalam
bidang Hankam.

2.8 SIFAT SIFAT KETAHANAAN NASIONAL

2.8.1 Sifat manunggal.


Setiap bangsa yang berusaha mencapai cita-citanya tidak dapat lepas dari
segenap aspek kehidupan nsionalnya, baik alamiah maupun yang sosial. Setiap
aspek kehidupan tadi saling pengaruh-mempengaruhi dan saling berkaitan,
sehingga dengan sendirinya terdapat hubungan interdependensi dan korelasi.
Dengan demikian maka segenap aspek kehidupan Nasional tersebut harus
merupakan suatu kesatuan yang bulat/utuh sehingga mewujudkan suatu yang
menunggal
2.8.2 Sifat Mawas Kedalam
Mawas ke dalam berarti bahwa suatu bangsa harus lebih memperhatikan ke
dalam dirinya daripada keluar, oleh karena ketahanan nasional terutama
diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri dengan tujuan mewujudkan
hakekat dan sifat nasionalnya sendiri. Hal ini tidak berarti bahwa bangsa itu
harus menutup atau mengisolasikan diri dari dunia luar, juga tidak berarti bahwa
bangsa itu harus menjadi bangsa yang hanya mementingkan diri sendiri. Jadi
mawas kedalam merupakan kemampuan dan kesanggupan untuk terus-menerus
meneliti kekuatan dan kemampuan dan sanggupan untuk terus menerus meneliti
kekuatan Dan kemampuannya yang konkrit selanjutnya bersedia/berusaha untuk
menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi kelemahan atau kerawanan
memanfaatkan dan meningkatkan kekuatannya demi ketahanan nasionalnya.
Sifat mawas ke dalam ini harus dimiliki oleh seluruh bangsa itu terutama oeh
pimpinan-pimpinannya baik pimpinan formal maupun informasi,
2.8.3 Sifat Berwibawa
Seperti diuraikan di atas, bahwa ketahanan Nasional akan terwujud apabila
suatu bangsa dapat mengembangkan semua unsur kekuatan nasionalnya yang
mencakup aspek alamiah maupun sosial, menjadi suatu kesatuan yang bulat.
Ketahanan Nasional suatu bangsa yang mampu menghadapi dan mengatasi

14
segala tantangan, ancaman, dan hambatan baik yang dating dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung akan dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara tersebut.

2.8.4 SIFAT BERUBAH MENURUT WAKTU


Konsepsi ketahanan nasional adaah bersifat obyektif umum, maka secara
teoritis konsepsi tersebut harus dapat diterapan dinegara manapun saja. Satu hal
tidak boleh kitalupakan adalah bahwa faktor situasi dan kondisi negara yang
bersangkutan adalah sangat menentukan dominan. Situasi dunia internasional
akan selalu berubah dan berkembang terus sesuai dengan kepentingan masing-
masing negara berdasarkan aspirasi nasionalnya masing-masing negara tersebut
di dalam mecapai tujuannya.

2.8.5 Sifat tidak membenarkan sikap adu kekuasaan


Konsepsi ketahanan Nasional tidak bertujuan untuk menanamkan rasa
permusuhan terhadap sesuatu negara ataupun sekelompok negara tertentu, serta
tidak menyetujui konfrontasi dan dominasi dalam bentuk apapun. Pada dasarnya
, dengan konsepsi ketahanan nasional hendak dibina daya, kekuatan dan
kemampuan sesuatu bangsa dan negara demi terjaminnya kemerdekaan,
kesejahteraan Dan kebahagiaan serta keamanan bangsa Dan negara itu sendiri.

2.9 ANCAMAN KETAHANAN SOSIAL


Negara Indonesia yang terletak di posisi silang dunia. Posisi silang tsb
merupakan sebuah potensi sekaligus ancaman bagi integritas nasional bangsa
Indonesia termasuk ketahanan nasional. Ancaman tersebut dapat datang dari luar dan
dalam negeri dalam berbagai dimensi kehidupan, biasanya berupa ancaman militer
dan non militer.

2.9.1 Ancaman Militer (bidang hankam)


Adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi yg
dinilai mempunyai kemampuan membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan
wilayah, keselamatan segenap bangsa. Dapat berupa agresi/invasi, pelanggaran
wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi terror bersenjata,
dan ancaman keamanan laut dan udara.
2.9.2 Ancaman Non Militer
Pada hakekatnya ancaman yg menggunakan faktor-faktor non militer dinilai
mampu membahayakan bangsa Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah
pengaruh negatif dari globalisasi. Ancaman non militer dapat berdimensi di
bidang ipoleksosbud.
 Ancaman di bidang ideologi
Secara umum Indonesia menolak dengan tegas paham komunis dan
zionis. Akan tetapi bukan berarti bangsa Indonesia terbebas dari pengaruh

15
paham lainnya, misal paham liberalisme (AS) yang menekankan pada aspek
kebebasan individual. Paham ini mempengaruhi semua Negara di dunia sbg
akibat dari era globalissi. Globalisasi ternyata mampu meyakinkan
masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan dan
kemakmuran. Tetapi umumnya yang diambil justru pengaruh negatif seperti
gaya hidup mewah, pergaulan bebas dan seks bebas, dsb. Tentu saja bila
tidak segera diatasi akan menjadi ancaman bagi kepribadian bangsa
Indonesia.
 Ancaman di bidang politik
Dapat bersumber dari luar maupun dalam negeri. Dari luar negeri,
ancaman ini dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik
terhadap Indonesia, berupa intimidasi, provokasi, atau blockade politik.
Ancaman ini diperkirakan kedepannya masih berpotensi terhadap Indonesia,
yang memerlukan peran dan fungsi pertahanan non militer untuk
menghadapinya. Sedangkan ancaman yang bersumber dari dalam negeri
dapat berupa penggunaan kekuatan dengan pengerahan massa untuk
menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau menggunakan
kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah, dan juga
ancaman separatisme. Separatisme dapat menempuh pola perjuangan politik
tanpa senjata dan perjuangan bersenjata. Pola perjuangan tidak bersenjata
sering ditempuh untuk menarik simpati masyarakat internasional. Sehingga
separatisme sulit dihadapi dengan kekuatan militer. Hal ini membuktikan
bahwa ancaman di bidang politik memiliki tingkat resiko yang besar yang
mengancam kedaulatan, keutuhan dan keselamatan bangsa.
 Ancaman di bidang ekonomi
Saat ini tidak ada lagi Negara yang mempunyai kebijakan ekonomi
yang tertutup dari pengaruh lainnya. Globalisasi perekonomian merupakan
suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan dimana Negara-negara di
seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yg semakin terintegrasi dengan
tanpa rintangn batas teritorial Negara. Globalisasi perekonomian di satu
pihak akan membuka peluang pasar produk global dari dalam negeri ke
pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang
masuknya produk- produk global ke dalam pasar domestic. Hal tsb tentu
saja selain menjadi keuntungan, juga menjadi ancaman bagi kedaulatan
ekonomi suatu negara.
Adapun pengaruh negatif ekonomi yang dapat menjadi ancaman
kedaulatan Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi diantaranya :
 Indonesia akan dibanjiri oleh barang-barang dari luar seiring dengan
adanya perdagangan bebas yang tidak mengenal adanya batas-batas
Negara.
 Cepat atau lambat perekonomian Negara kita akan dikuasi oleh pihak
asing, seiring dengan semakin mudahnya orang asing menanamkan
modalnya di Indonesia yang pada akhirnya mereka dapat menekan
pemerintah kita.
 Timbulnya kesenjangan sosial yang tajam sebagai akibat persaingan
bebas.

16
 Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin
berkurang, koperasi semakin sulit berkembang dan penyerapan tenaga
kerja dengan pola padat karya semakin ditinggalkan, sehingga angka
pengangguran dan kemiskinan susah dikendalikan.
 Memperburuk prospek pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
 Ancaman di bidang sosial budaya
Dapat dibedakan atas ancaman dari dalam dan luar negeri. Ancaman dari
dalam didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan
ketidakadilan, yang dapat memunculkan permasalahan seperti separatisme,
terorisme, kekerasan, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu tsb akan
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa, nasionalisme dan patriotisme.
Sedangkan Ancaman dari luar timbul sebagai akibat dari pengaruh negatif
globalisasi, diantaranya:
 Munculnya gaya hidup konsumtif dan selalu mengkonsumsi barang- barang
dari luar negeri.
 Munculnya sifat hedonisme, yaitu kenikmatan pribadi dianggap sebagai
suatu nilai tertinggi.
 Adanya sikap individualisme.
 Munculnya gejala westernisasi, yaitu gaya hidup yang selalu
berorientasi kepada budaya barat tanpa diseleksi terlebih dahulu.
 Semakin memudarnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
 Semakin lunturnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat.

2.10 UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL MELALUI


SISHANKAMRATA
Upaya peningkatan ketahanan nasional dapat dilakukan dengan berbagai
strategi, Dalam hal ini Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta menjadi
penopang utama dalam peningkatan ketahanan nasional bangsa Indonesia. Di sisi
lain strategi yang ditempuh dalam mengatasi berbagai ancaman militer dan non
militer perlu dilakukan secara intensif demi pertahanan dan keamanan negara,
Strategi dalam mengatasi ancaman militer dan non militer tersebut adalah :
2.10.1 Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Militer
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak diatasi. Sehingga
harus diterapkan strategi yg tepat untuk mengatasinya. UUD Negara RI Tahun
1945 pasal 30 ayat (1) sampai ayat (5) telah mengatur strategi pertahanan dan
keamanan bangsa Indonesia untuk mengatasinya. Dalam pasal tersebut
ditegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan Negara Indonesia merupakan
tanggung jawab seluruh WNI. Jadi tidak hanya menjadi tanggung jawab TNI
dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat bertanggung jawab. TNI
dan POLRI manunggal bersama masyarakat sipil dalam menjaga keutuhan
NKRI.

17
Ditegaskankan juga bahwa strategi yang digunakan untuk mengatasi
berbagai ancaman militer adalah dengan menggunakan sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Pada hakekatnya adalah merupakan
segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan Negara yg seluruh rakyat dan
segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah Negara sebagai satu kesatuan pertahanan yg utuh dan menyeluruh.
Sishankamrata merupakan pilihan yg paling tepat bagi pertahanan Indonesia yg
diselenggarakan dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas
hak dan kewajiban warga Negara dalam usaha pertahanan Negara.
Sistem pertahanan dan keamanan Negara yang bersifat semesta bercirikan :
1) Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negaradiabdikan oleh
dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2) Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya pertahanan.
3) Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah NKRI, sesuai dengan kondisi geografis
sebagai Negara kepulauan.
Pengerahan dan penggunaan kekuatan pertahanan didasarkan pada
doktrin dan strategi Sishankamrata yang dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan ancaman yang dihadapi Indonesia. Agar pengerahan dan
penggunaan kekuatan pertahanan dapat terlaksana secara efektif dan efisien,
diupayakan keterpaduan sinergis antara unsur militer dengan unsur lainnya,
maupun antara kekuatan militer dan nir militer. Keterpaduan antara unsur
militer diwujudkan dalam keterpaduan 3 kekuatan militer RI, yaitu antara
kekuatan darat, laut dan udara. Sedangkan keterpaduan antara kekuatan militer
dan nir atau non militer diwujudkan antar komponen utama, cadangan dan
pendukung. Keterpaduan tersebut diperlukan baik dalam rangka menghadapi
ancaman tradisional maupun non tradisional.
Ancaman non tradisional adalah ancaman yg dilakukan oleh aktor non
Negara terhadap keutuhan wilayah, kedaulatan Negara, dan keselamatan bangsa
Indonesia. Ancaman ini merupakan ancaman faktual saat ini bagi Indonesia,
seperti gerakan separatis bersenjata, terorisme internasional maupun domestik,
aksi radikal, pencurian SDA, penyelundupan, kejahatan lintas Negara, dan
berbagai bentuk aksi illegal lain yg berskala besar. Oleh karenanya kekuatan
pertahanan, terutama TNI juga disiapkan untuk melaksanakan Operasi Militer
Selain Perang (OMSP) guna menghadapi ancaman non tradisional (berdasarkan
keputusan politik pemerintah.

2.10.2 Strategi Dalam Mengatasi Ancaman Non Militer


Ancaman non militer yang dihadapi Indonesia dalam membangun
integrasi nasional juga tidak kalah bahayanya. Oleh karena itu diperlukan
strategi pertahanan non militer, yaitu segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan Negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan segenap bangsa

18
dari ancaman aspek ipoleksosbud, keamanan, teknologi, informasi, komunikasi,
keselamatan umum, dan hukum.

1) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi dan Politik


Ada 4 hal yang selalu dikedepankan oleh globalisasi dalam bidang
ideologi dan politik, yaitu demokratisasi, kebebasan keterbukaan dan HAM.
Keempat hal tersebut oleh Negara-negara adidaya (AS dan sekutunya)
dijadikan standart atau acuan bagi negara-negara lainnya yang tergolong
sebagai negara berkembang.
Bangsa Indonesia harus mampu menunjukkan eksistensinya sebagai
Negara yang kuat dan mandiri, namun tidak meninggalkan kemitraan dan
kerjasama dengan Negara-negara lain dalam hubungan yang seimbang,
saling menguntungkan, saling menghormati dan menghargai hak dan
kewajiban masing-masing. Untuk mencapai hal tersebut, bangsa Indonesia
harus segera mewujudkan hal-hal sbb :
 Mengembangkan demokrasi politik.
 Mengaktifkan masyarakat sipil dalam arena politik.
 Mengadakan reformasi lembaga-lembaga politik agar menjalankan
fungsi dan peranannya secara baik dan benar.
 Memperkuat kepercayaan rakyat dengan cara menegakkan
pemerintahan yg bersih dan berwibawa.
 Menegakkan supremasi hukum.
 Memperkuat posisi Indonesia dalam kancah politik internasional.

2) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi


Sistem ekonomi kerakyatan merupakan senjata ampuh untuk melumpuhkan
ancaman di bidang ekonomi dan memperkuat kemandirian bangsa kita
dalam segala hal. Untuk mewujudkan hal tsb, perlu kiranya segera
diwujudkan hal-hal :
 Sistem ekonomi dikembangkan untuk memperkuat produksi domestic
untuk pasar dalam negeri, sehingga memperkuat perekonomian rakyat.
 Pertanian dijadikan prioritas utama, karena mayoritas penduduk
Indonesia bermatapencaharian sebagai petani.
 Diadakan perekonomian yang berorientasi pada kesejahteraan rakyat
(murah dan terjangkau)
 Tidak bergantung pada badan-badan multilateral seperti IMF, Bank
Dunia dan WTO.
 Mempererat kerjasama dengan sesama Negara berkembang untuk
bersama-sama menghadapi kepentingan Negara-negara maju.

3) Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya


Kehidupan sosial budaya di Negara-negara berkembang, perlu
diperhatikan gejala perubahan yg terjadi, terutama mengenai sebab-
sebabnya. Faktor yg memegang peranan penting salah satunya adalah faktor
teknologi dan kebudayaan. Faktor-faktor itu berasal dari dalam maupun dari

19
luar. Biasanya yg berasal dari luar lebih banyak menimbulkan perubahan.
Pengaruh dari luar yg perlu diperhatikan adalah hal-hal yg tidak
menguntungkan serta dapat membahayakan kelangsungan hidup
kebudayaan nasional. Bangsa Indonesia harus selalu waspada akan
kemungkinan adanya kesengajaan pihak luar untuk memecah kesatuan
bangsa Indonesia.
Dalam menghadapi pengaruh dari luar yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup sosial budaya, bangsa Indonesia berusaha memelihara
keseimbangan dan keselarasan fundamental, yaitu keseimbangan antara
manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, manusia
dengan Tuhan, keseimbangan kemajuan lahir kesejahteraan batin. Kesadaran
akan perlunya keseimbangan dan keserasian melahirkan toleransi yg tinggi,
sehingga menjadi bangsa yang berbhinneka dan bertekad untuk
selalu hidup bersatu.

2.11 KASUS STRATEGI MENGATASI ANCAMAN DIBIDANG PERTAHANAN


DAN KEAMANAN
Strategi Mengatasi Ancaman di Bidang Pertahanan dan Keamanan Sistem
Pertahanan Rakyat Semesta (Sishankamrata) pada hakikatnya adalah bentuk
segala upaya untuk menjaga pertahanan dan keamanan negara. Jadi, seluruh rakyat
dan segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh
wilayah negara merupakan satu kesatuan pertahanan yang utuh dan mneyeluruh.
Ancaman militer akan sangat berbahaya apabila tidak segera diatasi bangsa
Indonesia. Maka itu, harus diterapkan startegi yang tepat untuk mengatasinya.
Dalam UUD Negara Republik Indonesia 1945 telah mengatur strategi
pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia dalam mengatasi ancaman militer.
Hal tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) sampai (5).
Keamanan nasional menempati kedudukan vital dalam perkembangan
perekonomian dan sosial suatu negara. Salah satu isu yang paling penting dalam
keamanan nasional adalah keamanan ibu kota negara (IKN) Nusantara. Melihat
dari berbagai strategi peperangan, ibu kota negara selalu menjadi incaran
para kombatan. Hal ini dikarenakan ibu kota negara memiliki peran yang strategis
sebagai pusat gravitasi dari pemerintahan, ekonomi, serta instrumen militer.
Dengan demikian, ibu kota negara menjadi objek vital strategis yang harus
dilindungi oleh segenap kekuatan militer suatu negara. Penting bagi Indonesia
untuk mengantisipasi berbagai serangan yang menargetkan ibu kota, baik dalam
bentuk serangan yang datang dari udara, darat, laut, maupun siber.
Perbincangan mengenai pertahanan dan gangguan keamanan ibu kota
baru tak luput dari diskusi publik. Bahkan, diskusi publik telah ramai
berlangsung sejak sebelum Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 tentang Ibu
Kota Negara disahkan. Apalagi, perpindahan ibu kota negara menuju
Kalimantan Timur membawa ibu kota Indonesia menjadi lebih dekat dengan
Malaysia. Perpindahan ibu kota negara dari Pulau Jawa menuju Pulau Kalimantan
mengakibatkan pergeseran pusat gravitasi dari pemerintahan Indonesia. Strategi
pertahanan negara pun mengalami perubahan akibat pergeseran ini. Direktur

20
Pertahanan Keamanan Kementrian PPN/Bappenas RI Bogat Widayatmoko
mengungkapkan berbagai potensi ancaman pertahanan dan gangguan keamanan
yang mengintai ibu kota negara baru Indonesia, yakni Ibu Kota Nusantara.
Menilai dari gentingnya ancaman-ancaman yang mengintai Indonesia
pasca perpindahan ibu kota negara, Pemerintah menciptakan sistem pertahanan
dan keamanan nasional yang terbaru. Untuk mengamankan negara, kata
Bogat, Indonesia mengadopsi smart defense. Smart defense merupakan
kombinasi dari hard defense atau pertahanan militer, dengan soft defense atau
pertahanan nirmiliter. Terkait dengan pertahanan hard defense atau militer,
Indonesia akan berfokus pada penguatan teknologi dalam pertahanannya.
Misalnya, meningkatkan kapasitas alutsista dengan teknologi tinggi. Terkait
dengan soft defense, Indonesia akan memberdayakan kearifan lokal.
Berdasarkan pengalaman, kata Bogat, penduduk Kalimantan memiliki
kecintaan yang sangat lekat terhadap Indonesia sejak zaman Dwikora hingga saat
ini. Kolaborasi antara hard defense dan soft defense akan menghasilkan penguatan
pertahanan Indonesia dalam wilayah darat, laut, udara, hingga siber. Berdasarkan
indikator kota layak huni yang dimuat di dalam The Economist, stabilitas
keamanan menempati peringkat teratas dan merupakan indikator yang paling
penting untuk menjamin suatu kota merupakan tempat yang layak huni. Adapun
pelayanan kesehatan, budaya dan lingkungan, pendidikan, serta infrastruktur
menempati urutan selanjutnya di bawah stabilitas keamanan. Lemahnya
pertahanan dan keamanan akan menjadi beban transaksi terhadap pembangunan,
baik dari sisi waktu, risiko, maupun biaya. Seluruh pembangunan dan capaian di
bidang ekonomi dapat runtuh seketika bila suatu negara digempur habis-habisan.
Oleh karena itu, stabilitas keamanan menjadi variabel utama dalam
pembangunan IKN Nusantara.

21
22
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk menjaga serta
mempertahankan persatuan dan kesatuan nasional republik Indonesia baik itu dalam
aspek politik, ekonomi, sosial dan budaya, ideologi maupun hankam. Semuanya
memiliki tanggung jawab yang sama untuk memelihara keutuhan bangsa ini agar
tidak dapat diluluh lantahkan dengan mudah oleh bangsa lain yang ingin menguasai
atau menghancurkan bangsa ini hanya demi kepentingan pribadi bangsa mereka.
Kita sebagai bangsa yang besar harus menunjukkan bahwa kita tidak hanya
mengandalkan pasukan khusus atau tentara untuk melindungi bangsa kita, tapi kita
sacara bersama-sama yang akan melindungi dan mempertahankan tanbah air yang
telah mempersatukan kita dalam ras, suku, dan budaya.
Bentuk pertahanan nasional tidak hanya berupa perlawanan menggunakan
senjata atau kekuatan fisik. Pertahanan nasional juga bisa dilakukan melalui
pelestarian budaya kita, mencintai produk-produk dalam negeri, mendidik generasi
bangsa agar tidak mengalami kemerosotan moral. Seperti yang telah kita ketahui
bangsa luar menjajah kita bukan menggunakan senjata, melainkan mereka menjajah
kita dengan cara membodohkan generasi bangsa ini, karena tegaknya bangsa ini
tergantung bagaimana generasi penerusnya mengolah dan memimpinnya. Semoga
kita mampu menjadi generasi yang menjaga juga memajukan bangsa ini.

3.2 SARAN
Sebagai mahasiswa kita harus mampu memberikan contoh ke generasi
selanjutnya bagaimana menerapkan sikap pertahanan nasional yang benar, bukan
dengan menggunakan cara yang anarkis. Selain itu kita dituntut untuk mampu
melindungi dan mempertahankan kedaulatan bangsa ini serta saling mengingatkan
ke individu lain pentingnya mempertahankan kedaulatan nasional bangsa ini.
Disamping mempertahankan, kita sebagai pelajar secara sadar berusaha untuk
memajukan serta mengharumkan nama bangsa ini di mata dunia agar bangsa kita
tidak pandang remeh lagi oleh bangsa lain.

23
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). Sifat dan Asas Ketahanan Nasional . Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Armawi, Armaidi. (2000). Ketahanan Nasional sebagai Geostrategi Indonesia. Yogyakarta: Panca
Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Kaelan dan Zubaidi, Ahmad. (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi .
Yogyakarta: Paradigma.
Kusrahmagi, Sigit Dwi. (2013). Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Suhardi. (2015). Teori Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Panca Sarjana Universitas Gadjah Mada.
Suherlan, Mukhatar T. (2014). Ketahanan Nasional Indonesia. Bandung: Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati .
Sumarno. (2016). Nilai - Nilai Pancasila Bagi Masyarakat Sebagai Modal dasar Pertahanan
Nasional NKRI. Jawa Timur: Karya Purwito Adi.
Vanya Karunia Mulia Putri, Serafica Gischa. (2021). Pengertian dan Fungsinya. Jakarta.

24
25
26

Anda mungkin juga menyukai