PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
OLEH KELOMPOK 5 :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua serta dosen mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenai ketahanan
nasional yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi dan berita. makalah ini penulis susun dengan berbagai rintangan baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Sriwijaya.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. untuk
itu, kepada dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datangdan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
tetapi lebih pada sikat konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
Di Indonesia, asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai;nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut:
c. Asas kekeluargaan.
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang
rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga
dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.
3
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensi/ intergral).
b. Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang tersirat inter-regional (wilayah),
inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara
berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan
terjadi, makanan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola
dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara
terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.
Terdapat beberapa aspek yang penting dalam membentuk ketahanan nasional yaitu:
4
kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis.
Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat
spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab
suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan
dunia.
Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-
nilai dasar budaya bangsa Indonesia.
5
Lokal genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir
pengaruh negative budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-
budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima
sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar
dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat
dasar:
1. Religius
2. Kekeluargaan
3. Hidup serba selaras
4. Kerakyatan
1. Struktur kekuatan
2. Tingkat kemampuan
3. Gelar kekuatan
6
2.6 Hal-Hal Yang Dapat Melemahkan Ketahanan Nasional
7
dering/ ring tone yang dibuat oleh seseorang dari suku Yoka. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat suku di Papua sangat mudah terprovokasi dengan isu-isu yang ada
dalam masyarakat. Apalagi budaya balas dendam masih menjadi hal yang lumrah bagi
mereka.
Contoh dari kasus yang lain yaitu bahwa di Timika selalu terjadi konflik antar suku. Konflik
antara PT Freeport Indonesia (PT FI) dengan warga setempat juga turut mewarnai tragedi
konflik di daerah itu. Sebagai contoh kerusuhan yang terjadi Tahun 1996. Kerusuhan yang
telah menelan korban jiwa pada masyarakat sipil dan korban materil yang tak terhitung
jumlahnya. Saat itu, pihak perusahaan menggunakan jasa aparat keamanan untuk menembaki,
memperkosa, meneror dan mengancam warga Papua. Konflik di Timika pula yang akhirnya
menghasilkan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI pertahun untuk
masyarakat Amungme dan Kamoro. Walaupun kini dana 1 persen itu lebih banyak digunakan
untuk kepentingan PT FI sendiri. Konflik antar suku tersebut menyebabkan beberapa
dampak, yaitu:
Untuk mengurangi maupun menghilangkan kasus konflik antar suku tersebut, maka
diperlukan kerjasama antar warga dan pemerintah. Solusi yang bisa digunakan untuk
meminimalisir konfik antar suku tersebut adalah sebagai berikut:
8
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tingkat pendidikan di Papua bisa dibilang masih
jauh dari kemakmuran. Walaupun sudah banyak orang-orang Papua yang menempuh sampai
tingkat pendidikan tinggi, namun tidak sedikit pula yang masih belum mengenyam
pendidikan, terutama masyarakat suku adat. Pendidikan belum tersebar merata di Papua,
mengingat kondisi geografis di Papua juga sulit untuk dicapai.
• Memberikan lapangan kerja yang cukup bagi masyarakat Papua.
Kemiskinan yang ada di Papua salah satunya disebabkan karena lapangan kerja yang
tidak tersedia secara menyeluruh. Ketika beberapa perusahaan besar yang ada di Papua
memberikan pekerjaan bagi masyarakat di Papua, itu tidak menjamin kalangan masyarakat
banyak yang bekerja. Apalagi pekerja dari luar Papua juga semakin banyak yang bekerja di
perusahahan asing yang ada di Papua seperti PT. Freeport Indonesia. Pemerintah
seharusnya bisa mendidik masyarakat Papua untuk lebih berjiwa wirausaha, agar dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, sehingga tidak akan terjadi konflik antara
masyarakat dengan pihak perusahaan maupun dengan sesama masyarakat. Angka kemiskinan
pun akan bisa sedikit demi sedikit terkurangi.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Martasuta, Umar Djani. 2015. Ketahanan Nasional [serial online]. Jakarta : Universitas
Pendidikan Indonesia.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR
BAHASA/195202151983011M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%2
0Pendidikan%Kewarganegaraan/Tannas/Ketahanan%20Nasional.pdf. [diakses pada
tanggal 16 Juni 2019].
Kusrahmagi, Sigit Dwi. 2013. Ketahanan Nasional [serial online]. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KETAHANAN%20NASIONAL%20UPT%20
MKU%20Penting%20%Sekali%20A1%2004-02-06_0.pdf. [diakses pada tanggal 16
Juni 2019]
https://hyrra.wordpress.com/2012/04/29/sifat-dan-asas-ketahanan-nasional/. [diakses
pada tanggal 16 Juni 2019]
Faisal, Ahmad. 2012. Analisis Konflik Antar Suku Di Papua [serial online]. Purwokerto :
Universitas Jendral Soedirman.
https://www.academia.edu/8478509/ANALISIS_KONFLIK_ANTARSUKU_DI_PA
PUA. [diakses pada tanggal 16 Juni 2019]
11