Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

KETAHANAN NASIONAL INDONESIA


“KASUS KONFLIK ANTAR SUKU DI TIMIKA PAPUA PADA TAHUN 2016”

OLEH KELOMPOK 5 :

1. DZUL AKBAR PRAYOGI (07031381722157)


2. DWI PUTRI NOVARINA (08031281823045)
3. ADI APRILIANSYAH (08021381621053)
4. SRI ANITA ANDINI (08031181823112)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


Dr. Hudaidah, M. Pd

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN (MPK)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT, shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan rahmat-Nya, penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. dalam
penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan orang tua serta dosen mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan
sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenai ketahanan
nasional yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi dan berita. makalah ini penulis susun dengan berbagai rintangan baik itu yang
datang dari diri penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Sriwijaya.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. untuk
itu, kepada dosen mata kuliah pendidikan kewarganegaraan, penulis meminta masukannya
demi perbaikan pembuatan makalah penulis di masa yang akan datangdan mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca.

Inderalaya, 16 Juni 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................. i

Daftar Isi ........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 1

1.3. Tujuan ..................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Ketahan Nasional ............................................................... 2

2.2. Karakteristik Ketahanan Nasional ...................................................... 2

2.3. Asas – asas Ketahanan Nasional ........................................................... 3

2.4. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional ..................................... 4

2.5. Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bangsa ...... 4

2.6. Hal – hal Yang Dapat Melemahkan Ketahanan Nasional ................. 6

2.7. Studi Kasus Mengenai Ketahanan Nasional ....................................... 7

BAB 3 PENUTUP

3.1. Kesimpulan ............................................................................................. 10

3.2 Saran ........................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kemerdekaan Negara 1ndonesia diperoleh dari perjuangan oleh penduduk pribumi


yang sangat panjang. Harta, waktu dan nyawa mereka korbankan demi kemerdekaan negara
Indonesia. Sejak negara 1ndonesia merdeka, 1ndonesia tidak luput dari gejolak dan ancaman
yang membahayakan kelangsungan hidup bangsa. Tetapi selama ini bangsa1ndonesia mampu
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya serta mampu menegakkan wibawa
pemerintahan dari gerakan separatis. Negara Indonesia yang memiliki wilayah yang luas dan
kaya akan sumber daya alam rentan terhadap ancaman yang dari arah dalam maupun luar.
Ancaman yang datang tersebut dapat membahayakan kesatuan NKRI. Indonesia harus bisa
mempertahankan kesatuan serta kedaulatan negara dan pemerintahan dari ancaman-ancaman
yang datang tersebut. Salah satu caranya adalah dengan memperkuat ketahanan nasional
dalam kehidupan negara Indonesia. Ketahanan nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen
masyarakat 1ndonesia ikut menjaga ketahanan dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya,
hukum, pertahanan dan keamanan. Kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam
membentuk ketahanannasional akan memperkuat kesatuan negara Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud ketahanan nasional?
1.2.2 Apa saja karakteristik ketahanan nasional indonesia?
1.2.3 Apa saja asas-asas ketahanan nasional?
1.2.4 Bagaimana kedudukan dan fungsi ketahanan nasional?
1.2.5 Apa saja aspek ketahanan nasional?
1.2.6 Apa saja yang dapat melemahkan ketahanan nasional?
1.2.7 Studi kasus masalah ketahanan nasional di Indonesia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan ketahanan nasional untuk mempertahankan kesatuan Negara

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui karakteristik, asas, kedudukan dan fungsi ketahanan


nasional

1.3.2.2 Mengetahui ancaman yang dapat melemahkan ketahanan nasional

1.3.2.3 Menganalisis kasus ketahanan nasional di Indonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ketahanan Nasional

Pengertian ketahanan nasional menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :


 Menurut Sumarno, ketahanan nasional adalah kondisi dinamika bangsa yang meliputi
segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi.
 Menurut Harjomataram, ketahanan nasional adalah keuletan dan dayatahan suatu
bangsa untuk mengembangkan kekuatan nasional dalammenghadapi segala tantangan
dan ancaman dari dalam atau luar, langsung atau tidak langsung, dan bisa
membahayakan kehidupan nasional.
 Menurut Suradinata dan Kaelan, ketahanan nasional adalah suatu kondisi dinamis
sebuah Negara yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan yang datang dari dalam maupun luar
negeri, secara langsung maupun tidak langsung, yang dapat membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara serta perjuangan bangsa
dalam menjaga tujuan nasional. Dari pendapat para ahli terse=ut dapat ditarik
kesimpulan bahwa ketahanan nasional adalah kemampuan suatu Negara
untuk mempertahankan integritas, identitas serta kelangsungan kehidupan bernegara
yang terhimpun dalam kekuatan nasional untuk menghadapi segala ancaman baik dari
dalam maupun dari luar.

2.2 Karakteristik Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Mandiri, artinya ketahanan nasional memilikikemampuan dan kekuatan sendiri
dengan keuletan danketangguhan yang mengandung prinsip pantang menyerah serta
bertumpu pada identitas, integritas, dankepribadian bangsa. kemandirian ini
merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama yang salingmenguntungkan dalam
perkembangan global.
b. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bahkan mengalami perubahan tergantung pada situasi dan kondisi
bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini mengacu pada
segala sesatu didunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan
ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya
diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh
pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya
tangkal suatu negara, semakin besar pula kewibawaannya.
e. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional tidak mengutamakan sikap
konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata,

2
tetapi lebih pada sikat konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan
mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.3 Asas-Asas Ketahanan Nasional

Di Indonesia, asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai;nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. Asas-asas tersebut
adalah sebagai berikut:

a. Asas kesejahteraan dan keamanan.


Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Dengan demikian, kesejahteraan dan
keamanan merupakan asa dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa kesejateraaan dan
keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung. Kesejahteraan
dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional itu
sendiri. Kesejahtrean maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi
apa pun. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai merupakan tolak ukur ketahanan Nasional.

b. Asas mawas ke dalam dan mawas ke luar.


Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan
bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem kehidupan nasional juga
berinteraksi dengan linkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi tersebut dapat
timbul berbagai dampak baik yang bersifat positi& maupun negatif. Untuk itu
diperlukan sikap mawas ke dalam maupun keluar. Mawas ke dalam bertujuan
menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasarkan
nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Mawas ke luar bertujuan untuk dapat
mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan stategis luar negeri
dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional.

c. Asas kekeluargaan.
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang
rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga
dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

d. Asas Komprehensif Integral atau menyeluruh Terpadu.


Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa dalam
bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ketahanan

3
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensi/ intergral).

2.4 Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional


a. Kedudukan
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh
seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu di implementasikan
secara berlanjut dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang ingin
diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan nasional berkedudukan sebagai
landasan konseptual, yang didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD
sebagai landasan konstisional dalam paradigma pembangunan nasional.

b. Fungsi
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin dasar nasional
perlu dipahami untuk menjamin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan
pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa yang tersirat inter-regional (wilayah),
inter-sektoral maupun multi disiplin. Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara
berfikir yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila penyimpangan
terjadi, makanan timbul pemborosan waktu, tenaga dan sarana, yang bahkan
berpotensi dalam cita-cita nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola
dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan arah dan pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara
terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan program.

2.5 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Bernegara

Terdapat beberapa aspek yang penting dalam membentuk ketahanan nasional yaitu:

a. Pengaruh Aspek Ideologi


Ideologi adalah sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Dalam ideologi terkandung konsep dasar tentang kehidupan
yang dicita-citakan oleh bangsa. Suatu ideologi bersumber dari suatu aliran pikiran/
falsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu sendiri. Ideologi-ideologi
di dunia antara lain:
1. Liberalisme (individualisme)
Negara adalah masyarakat hukum (legal society) yang disusun atas
kontrak semua orang (individu) dalam masyarakat (kontrak sosial).
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa
terkecuali atas persetujuan dari yang bersangkutan. Paham liberalisme
mempunyai nilai-nilai dasar (intrinsik) yaitu kebebasan kepentingan
pribadi yang menuntut kebebasan individu secara mutlak.
2. Komunisme (class theory)
Negara adalah susunan golongan (kelas) untuk menindas kelas lain.
golongan borjuis menindas golongan proletar (buruh), oleh karena itu

4
kaum buruh dianjurkan mengadakan revolusi politik untuk merebut
kekuasaan negara dari kaum kapitalis & borjuis.

 Paham Agama
Negara membina kehidupan keagamaan umat dan bersifat
spiritual religius. Bersumber pada falsafah keagamaan dalam kitab
suci agama. Negara melaksanakan hukum agama dalam kehidupan
dunia.

 Ideologi Pancasila
Merupakan tatanan nilai yang digali (kristalisasi) dari nilai-
nilai dasar budaya bangsa Indonesia.

b. Pengaruh Aspek Politik


Politik di Indonesia dapat digambarkan bahwa politik dalam negeri merupakan
kehidupan politik dan kenegaraan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang mampu
menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam satu sistem
yang unsur-unsurnya adalah struktur politik, proses politik, budaya politik dan
komunikasi politik. Politik luar negeri merupakan kehidupan politik dan kenegaraan
yang berdasarkan pada pembukaan UUD 1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial dan anti penjajahan
karena tidak sesuai dengan kemanusiaan dan keadilan. Politik luar negeri Indonesia
adalah bebas dan aktif. Bebas berarti Indonesia tidak memihak kekuatan-kekuatan
yang pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Dan aktif yang berarti
Indonesia dalam pergaulan internasional tidak bersifat reaktif dan tidak menjadi
obyek, tetapi berperan atas dasar cita-citanya.

c. Pengaruh Aspek Ekonomi


Sistem perekonomian yang diterapkan oleh suatu negara akan memberi corak
terhadap kehidupan perekonomian negara yang bersangkutan. Sistem ekonomi liberal
dengan orientasi pasar secara murni akan sangat peka terhadap pengaruh dari luar,
sebaliknya sistem perekonomian sosialis dengan sifat perencanaan dan pengendalian
oleh pemerintah kurang peka terhadap pengaruh dari luar. Sistem perekonomian
sebagai usaha bersama berarti setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan
yang sama dalam menjalankan roda perekonomian dengan tujuan
untuk mensejahterakan bangsa. Dalam perekonomian Indonesia tidak dikenal
monopoli dan monopsoni baik oleh pemerintah/ swasta. Secara makro sistem
perekonomian Indonesia dapat disebut sebagai sistem perekonomian kerakyatan.

d. Pengaruh Aspek Sosial Budaya


Kebudayaan diciptakan oleh faktor organobiologis manusia, lingkungan alam,
lingkungan psikologis, dan lingkungan sejarah. Dalam setiap kebudayaan daerah
terdapat nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya asing (lokal genuis).

5
Lokal genuis itulah pangkal segala kemampuan budaya daerah untuk menetralisir
pengaruh negative budaya asing.
Kebudayaan nasional merupakan hasil (resultante) interaksi dari budaya-
budaya suku bangsa (daerah) atau budaya asing (luar) yang kemudian diterima
sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Interaksi budaya harus berjalan secara wajar
dan alamiah tanpa unsur paksaan dan dominasi budaya terhadap budaya lainnya.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia.
Identitas bangsa Indonesia adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat
dasar:
1. Religius
2. Kekeluargaan
3. Hidup serba selaras
4. Kerakyatan

Wujud ketahanan sosial budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial


budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional, yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, bersatu, cinta
tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi
dan seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional.

e. Pengaruh Aspek Hankam


Keseluruhan daya upaya seluruh rakyat Indonesia sebagai satu sistem
ketahanan keamanan negara dalam mempertahankan dan mengamankan negara demi
kelangsungan hidup dan kehidupan bangsa dan negara RI. Pertahanan keamanan
negara RI dilaksanakan dengan menyusun, mengerahkan, menggerakkan seluruh
potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat diseluruh bidang kehidupan nasional
secara terintegrasi dan terkoordinasi. Penyelenggaraan ketahanan dan keamanan
secara nasional merupakan salah satu fungi utama dari pemerintahan dan negara RI
dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan keamanan bangsa dan
negara dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional Indonesia.

Wujud ketahanan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal bangsa


yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan
memelihara stabilitas pertahanan keamanan negara (Hankamneg) yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta kemampuanmempertahankan
kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman. Postur kekuatan
pertahanan keamanan mencakup:

1. Struktur kekuatan
2. Tingkat kemampuan
3. Gelar kekuatan

6
2.6 Hal-Hal Yang Dapat Melemahkan Ketahanan Nasional

Segala macam kesulitan dan masalah-masalah yang merupakan ancaman dan


tantangan yang harus diatasi atau ditanggulangi oleh Negara dan segenap rakyat Indonesia,
terutama setelah Indonesia merebut kemerdekaan, maka dapat dikatakan bahwa kesulitan,
ancaman, dan tantangan itu timbul dalam bidang-bidang kehidupan masyarakat.

2.7 Studi Kasus Mengenai Ketahanan Nasional

a. Konflik Antar Suku di Papua


Penyebab konflik antar suku di papua diantara lain :

 Banyaknya warga pendatang baru yang berasal dari luar Papua.


Timika sebagai daerah perusahaan merupakan magnet bagi para imigran yang datang
dari luar Papua untuk mencari kehidupan yang lebih layak dengan mencari pekerjaan di
Timika. Lantaran perusahaan asing bertaraf internasional yang kini mampu
menampung karyawan sebanyak 19.000 orang. Belum lagi banyaknya karyawan di
sejumlah perusahaan swasta maupun pemerintahan di Timika yang didominasi warga
pendatang. Kondisi ini menggambarkan bahwa jumlah warga luar Papua yang masuk
ke Timika lebih dari angka 200an/hari.

 Rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan di Papua


Faktor penyubur konflik lainnya misalnya sektor pendidikan dan kesehatan yang tak
berjalan baik. Ibaratnya jika tingkat pendidikan baik maka masyarakat tak mudah
terpengaruh oleh rayuan provokator sehingga tak mudah timbul konflik. Begitupun
dengan kesehatan, jika warganya sehat dengan asupan gizi yang cukup maka tak ada
alasan bagi masyarakat setempat untuk terlibat dalam konflik.

 Kalangan pemuda yang tidak menuruti ketua adat


Pada kasus konflik antara suku Dani dan suku Damal, setelah ada korban meninggal
kepala suku salah satu dari kedua suku tersebut telah memberikan tanda damai. Namun
beberapa kalangan anak muda justru tidak mendengarkan perintah dari kepala suku.
Akibatnya terjadi konflik lagi karena dendam yang harus dibalaskan. Dalam kondisi
seperti ini, aparat keamanan diterjunkan untuk melerai konflik, namun sering kali justru
aparat keamanan yang dituduh menjadi penyebab karena mungkin sudah geram dengan
aksi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

 Balas dendam masih menjadi budaya di Papua


Sejumlah kasus kekerasan terjadi di Papua, selain penembakan, perang antar suku
juga kerap terjadi. Polisi menengarai hal ini karena adanya dendam antar kelompok.

 Provokasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab


Peperangan antar suku yang terjadi di Papua salah satunya juga disebabkan karena
ulah provokasi baik dari anggota masyarakat suku ataupun orang yang tidak
bertanggung jawab. Sebagai contoh ketika warga dari suku Wamena menghancurkan
pemukiman warga suku Yoka karena warga suku Wamena terprovokasi dengan nada

7
dering/ ring tone yang dibuat oleh seseorang dari suku Yoka. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat suku di Papua sangat mudah terprovokasi dengan isu-isu yang ada
dalam masyarakat. Apalagi budaya balas dendam masih menjadi hal yang lumrah bagi
mereka.

Contoh dari kasus yang lain yaitu bahwa di Timika selalu terjadi konflik antar suku. Konflik
antara PT Freeport Indonesia (PT FI) dengan warga setempat juga turut mewarnai tragedi
konflik di daerah itu. Sebagai contoh kerusuhan yang terjadi Tahun 1996. Kerusuhan yang
telah menelan korban jiwa pada masyarakat sipil dan korban materil yang tak terhitung
jumlahnya. Saat itu, pihak perusahaan menggunakan jasa aparat keamanan untuk menembaki,
memperkosa, meneror dan mengancam warga Papua. Konflik di Timika pula yang akhirnya
menghasilkan pemberian dana 1 persen dari pendapatan bersih PT FI pertahun untuk
masyarakat Amungme dan Kamoro. Walaupun kini dana 1 persen itu lebih banyak digunakan
untuk kepentingan PT FI sendiri. Konflik antar suku tersebut menyebabkan beberapa
dampak, yaitu:

a. Rusaknya fasilitas umum.


b. Hancurnya pemukiman warga.
c. Jatuhnya korban, baik yang luka-luka maupun tewas.
d. Warga yang tidak bersalah juga ikut menjadi korban, sehingga dapat menimbulkan
dampak psikologis.
e. Masyarakat merasa tidak aman dengan adanya konflik yang terjadi.
f. Menimbulkan perpecahan di masyarakat.
g. Hilangnya rasa kepercayaan dalam masyarakat.
h. Goyang dan retaknya persatuan.
i. Menimbulkan dampak psikologis yang negatif, seperti perasaan tertekan sehingga
menjadi siksaan terhadap mentalnya, stres, kehilangan rasa percaya diri, rasa frustasi,
cemas dan takut.
j. Mematikan semangat kompetisi dalam masyarakat karena pribadi yang mendapat
tekanan psikologis akibat konflik cenderung pasrah dan putus asa.
k. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia. Hal tersebut terjadi apabila
konflik telah mencapai pada tahap kekerasan, seperti perang, bentrok antar suku.

Untuk mengurangi maupun menghilangkan kasus konflik antar suku tersebut, maka
diperlukan kerjasama antar warga dan pemerintah. Solusi yang bisa digunakan untuk
meminimalisir konfik antar suku tersebut adalah sebagai berikut:

• Melakukan sosialisasi tentang pentingnya kebersamaan.


Kebersamaan merupakan hal yang sangat dibutuhkan oleh setiap warga negara dalam
kehidupan bernegara. Sosialisasi dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada
masyarakat agar lebih bisa saling menghargai antarsuku dan tidak saling mencela. Namun hal
ini biasanya menemui kendala, karena ada beberapa suku yang ‘rewel’ dan tidak
menghiraukan imbauan yang telah diberikan.

• Memperbaiki tingkat pendidikan di Papua.

8
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tingkat pendidikan di Papua bisa dibilang masih
jauh dari kemakmuran. Walaupun sudah banyak orang-orang Papua yang menempuh sampai
tingkat pendidikan tinggi, namun tidak sedikit pula yang masih belum mengenyam
pendidikan, terutama masyarakat suku adat. Pendidikan belum tersebar merata di Papua,
mengingat kondisi geografis di Papua juga sulit untuk dicapai.
• Memberikan lapangan kerja yang cukup bagi masyarakat Papua.

Kemiskinan yang ada di Papua salah satunya disebabkan karena lapangan kerja yang
tidak tersedia secara menyeluruh. Ketika beberapa perusahaan besar yang ada di Papua
memberikan pekerjaan bagi masyarakat di Papua, itu tidak menjamin kalangan masyarakat
banyak yang bekerja. Apalagi pekerja dari luar Papua juga semakin banyak yang bekerja di
perusahahan asing yang ada di Papua seperti PT. Freeport Indonesia. Pemerintah
seharusnya bisa mendidik masyarakat Papua untuk lebih berjiwa wirausaha, agar dapat
menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat, sehingga tidak akan terjadi konflik antara
masyarakat dengan pihak perusahaan maupun dengan sesama masyarakat. Angka kemiskinan
pun akan bisa sedikit demi sedikit terkurangi.

• Meningkatkan kewaspadaan aparat keamanan di daerah-daerah yang rawan dengan konflik.


Aparat keamanan yang ada di Papua, seharusnya dapat bergerak lebih cepat jika
dibandingkan dengan warga yang biasanya melekukan provokasi misalnya dengan
melakukan aksi penembakan. Aparat keamanan harus lebih sigap dalam menyikapi terjadinya
konflik jika tidak mau dicap sebagai dalang dari kerusuhan. Sering kali aparat keamanan
dituduh menjadi sumber kerusuhan di masyarakat, terutama pada saat melerai kubu
yang berkonflik. Sistem keamanan mungkin harusnya lebih wapada seperti pada masa orde
baru, ketika ada sedikit isu mengenai konflik, aparat langsung bertindak. Sehingga belum
sampai terjadi konflik isu sudah mereda dan konflik tidak akan terjadi. Analisis masalah dan
kesimpulan yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut :
 Dari ulasan di atas dapat kita temukan bahwa moral dari aparatur negara yang
bertanggung jawab terhadap utuhnya ketahanan nasional secara fisik sangat lemah.
 Hal ini dibuktikan dengan masih adanya kasus suap dari pihak eksekutif kepada pihak
aparatur dalam melaksanakan kewajibannya terhadap NKRI.
 Sejatinya tiap warga negara memiliki kewajiban yang sama terhadap keutuhan NKRI.
Namun peran para aparatur ketahanan dalam negeri seperti polisi ataupun TNI
memiliki peran khusus dan tersepesialisasi dalam kewajiban ini. Maka sudah
seyogyanya reformasi mental yang dicetuskan pemerintah harus kita dukung. Salah
satunya melalui pendidikan kewarganegaraan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setiap warga negara mempunyai kewajiban untuk menjaga serta mempertahankan


persatuan dan kesatuan nasional republik Indonesia baik itu dalam aspek politik, ekonomi,
sosial dan budaya, ideologi maupun hankam. Semuanya memiliki tanggung jawab yang sama
untuk memelihara keutuhan bangsa ini agar tidak dapat diluluh lantahkan dengan mudah oleh
bangsa lain yang ingin menguasai atau menghancurkan bangsa ini hanya demi kepentingan
pribadi bangsa mereka. Kita sebagai bangsa yang besar harus menunjukkan bahwa kita tidak
hanya mengandalkan pasukan khusus atau tentara untuk melindungi bangsa kita, tapi kita
secara bersama-sama yang akan melindungi dan mempertahankan tanah air yang telah
mempersatukan kita dalam ras, suku, dan budaya. Bentuk pertahanan nasional tidak hanya
berupa perlawanan menggunakan senjata atau kekuatan fisik. Pertahanan nasional juga bisa
dilakukan melalui pelestarian budaya kita, mencintai produk-produk dalam negeri, mendidik
generasi bangsa agar tidak mengalami kemerosotan moral. Seperti yang telah kita ketahui
bangsa luar menjajah kita bukan menggunakan senjata, melainkan mereka menjajah kita
dengan cara membodohkan generasi bangsa ini, karena tegaknya bangsa ini tergantung
bagaimana generasi penerusnya mengolah dan memimpinnya. Semoga kita mampu menjadi
generasi yang menjaga juga memajukan bangsa ini.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa kita harus mampu memberikan contoh ke generasi selanjutnya


bagaimana menerapkan sikap pertahanan nasional yang benar, bukan dengan menggunakan
cara yang anarkis. Selain itu kita dituntut untuk mampu melindungi dan mempertahankan
kedaulatan bangsa ini serta saling mengingatkan ke individu lain pentingnya
mempertahankan kedaulatan nasional bangsa ini. Disamping mempertahankan, kita sebagai
pelajar secara sadar berusaha untuk memajukan serta mengharumkan nama bangsa ini di
mata dunia agar bangsa kita tidak pandang remeh lagi oleh bangsa lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Martasuta, Umar Djani. 2015. Ketahanan Nasional [serial online]. Jakarta : Universitas
Pendidikan Indonesia.

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR
BAHASA/195202151983011M._UMAR_DJANI_MARTASUTA/A%20Dikwar/1%2
0Pendidikan%Kewarganegaraan/Tannas/Ketahanan%20Nasional.pdf. [diakses pada
tanggal 16 Juni 2019].

Kusrahmagi, Sigit Dwi. 2013. Ketahanan Nasional [serial online]. Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta.

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/KETAHANAN%20NASIONAL%20UPT%20
MKU%20Penting%20%Sekali%20A1%2004-02-06_0.pdf. [diakses pada tanggal 16
Juni 2019]

Suherlan, Mukhtar T. 2014. Ketahanan Nasional Indonesia [serial online]. Bandung :


Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati.

dokumentips.com. [diakses pada tanggal 16 Juni 2019]

Anonim. 2012. Sifat dan Asas Ketahanan Nasional [serial online].

https://hyrra.wordpress.com/2012/04/29/sifat-dan-asas-ketahanan-nasional/. [diakses
pada tanggal 16 Juni 2019]

Faisal, Ahmad. 2012. Analisis Konflik Antar Suku Di Papua [serial online]. Purwokerto :
Universitas Jendral Soedirman.

https://www.academia.edu/8478509/ANALISIS_KONFLIK_ANTARSUKU_DI_PA
PUA. [diakses pada tanggal 16 Juni 2019]

11

Anda mungkin juga menyukai