Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

GEOSTRATEGI INDONESIA / KETAHANAN NASIONAL

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
1. MUHAMAD RAIHAN (2204431002)
2. MUHAMMAD RAFLI BINTANG P. (2204431004)
3. MUHAMMAD ROYYAN RIJAYA (2204431005)
4. ANDI RAHMAH SAPUTRI (2204431009)
5. SAPRI DWIGA SIMAMORA (2204431015)
6. ELANG PRADISTA HERMAWAN (2204431026)
7. SYIFA SEPTIA RACHMA (2204431028)

JURUSAN AKUNTANSI
PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala Tuhan Yang Maha
Kuasa, atas berkat, rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan pengerjaan makalah
untuk pemenuhan Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan dengan baik dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Radhiyatuz Zahra, S.Hum., M.H. selaku
Dosen Pengampu Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini. Tujuan dari pembuatan makalah ini
tidak lain adalah sebagai sarana menambah wawasan terkhususnya mengenai Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dalam pembahasan “GEOSTRATEGI INDONESIA ATAU
KETAHANAN NASIONAL”.

Kami selaku penulis menyadari, bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik, masukan, dan saran yang
bersifat membangun dari berbagai pihak.

Demikian penulisan makalah ini kami sampaikan, kami berharap semoga tulisan ini
dapat menjadi sumber informasi dan bermanfaat bagi para pembacanya.

Depok, 18 Mei 2023

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ............................................................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................................................ 4
1.3. Tujuan .......................................................................................................................................... 4
1.4. Manfaat ........................................................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
2.1. Pengertian Dan Sejarah Ketahanan Nasional Indonesia .............................................................. 5
2.2. Undang-Undang yang Mengatur tentang Ketahanan Nasional di Indonesia ............................... 5
2.3. Pengertian Ketahanan Nasional ................................................................................................... 6
2.4. Strategi Ketahanan Nasional ........................................................................................................ 6
2.5. Upaya-Upaya dalam Mencapai Ketahanan Nasional ................................................................... 6
2.6. Unsur Unsur Ketahanan Nasional Republik Indonesia ................................................................ 7
2.7. Pendekatan Astagatra dalam Pemecahan Masalah ...................................................................... 8
2.7.1. Aspek Alamiah (Tri Gatra) ................................................................................................... 8
2.7.2. Aspek Sosial (Panca Gatra)................................................................................................. 10
2.8. Potensi Ancaman bagi Ketahanan Bangsa di Era Globalisasi ................................................... 12
2.8.1. Hakikat Ancaman................................................................................................................ 12
2.8.2. Ancaman Militer ........................................................................................................... 14
2.8.3. Ancaman Nirmiliter ...................................................................................................... 14
2.9. Implementasi Ketahanan Nasional............................................................................................. 16
2.9.1. Implementasi Ketahanan Nasional Dalam Bidang Politik .................................................. 17
2.9.2. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan budaya ................................ 17
2.9.3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Hukum ................................................. 18
BAB III ................................................................................................................................................. 19
STUDI KASUS ..................................................................................................................................... 19
BAB IV ................................................................................................................................................. 21
PENUTUP ............................................................................................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 22

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketahanan Nasional dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa Indonesia dalam
mempertahankan kedaulatan negara tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sejak lama
bangsa Indonesia sudah menjadi incaran banyak negara dan bangsa lain di dunia ini, karena
kekayaan serta potensi yang begitu besar yang dilihat dari wilayah dan kemakmuran alamnya.

Kemerdekaan telah didapat, tetapi Indonesia tetap tidak luput dari gejolak ancaman
yang membahayakakan rakyat dan segenap masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah
terus berupaya untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah dalam genggaman.

Ancaman bagi ketahanan nasional tidak hanya datang dari luar saja, melainkan dapat
pula berasal dari dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri. Berbagai bentuk
ancaman baik yang berupa aspek militer maupun non-milter dengan bermacam-macam bentuk
yang kerap terus menghantui ketahanan negara tercinta ini.

Dengan segala upaya, negara Indonesia mempertahankan kedaulatannya, menetapkan


peraturan-peraturan dan juga undang-undang, sebagai salah satu alat untuk merealisasikan
ketahanan nasional. Selain itu, ketahanan nasional dapat terbentuk jika seluruh elemen raktyat
Indonesia ikut menjaga ketahanan dalam aspek politik, ekonomi, sosial budaya, hukum,
pertahanan, dan keamanan. Kerja sama antara pemerintah dan rakyat dalam memebentuk
ketahanan nasional akan memperkuat ketahanan Negara Indonesia.

Dengan pendekatan Astagatra yang merupakan aspek-aspek yang menentukan


kehidupan dan kesejahteraan bangsa dan negara beserta seluruh penduduk Indonesia
diharapkan dapat menjadi pemecah masalah dalam proses realisasi ketahanan nasional di
lingkup Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penulis menyusun makalah dengan harapan dapat memberi wawasan serta pengetahuan
bagi para pembaca mengenai Ketahanan Nasional dan berbagai aspeknya serta dapat
mengimplementasikan perilaku-perilaku yang bisa menjadi bentuk realisasi ketahanan nasional
dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

3
1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu Ketahanan Nasional?


2. Apa tujuan Ketahanan Nasional?
3. Apa saja Undang-undang yang terkait dengan Ketahanan Nasional?
4. Apa saja Unsur-unsur ketahanan nasional?
5. Apa itu Astagatra?
6. Apa saja bentuk ancaman?
7. Bagaimana implementasi Ketahanan Nasional dalam bidang kehidupan?

1.3. Tujuan

1. Untuk memberi wawasn mengenai pentingnya Ketahanan Nasional.


2. Untuk memperluas pengetahuan mengenai Ketahanan Nasional dan berbagai aspek
yang mencakupnya.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk ancaman bagi ketahanan nasional dan
implementasi ketahanan nasional.

1.4. Manfaat

1. Dapat menjelaskan arti dari Ketahanan Nasional.


2. Dapat mengetahui bentuk-bentuk ancaman bagi ketahanan nasional.
3. Dapat mengimplementasikan ketahanan nasional dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegera.
4. Dapat menjadi tulisan dan sumber literasi yang berdampak positif dan membuka
wawasan terhadap Ketahanan Nasional.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Dan Sejarah Ketahanan Nasional Indonesia

Ketahanan nasional merupakan istilah khas Indonesia yang muncul pada tahun 1960-
an. Istilah ketahanan nasional dalam bahasa Inggris bisa disebut sebagai national resillience.
Dalam terminologi Barat, terminologi yang kurang lebih semakna dengan ketahanan nasional,
dikenal dengan istilah national power (kekuatan nasional). Teori national power telah banyak
dikembangkan oleh para ilmuwan dari berbagai negara. Hans J Morgenthau dalam bukunya
Politics Among Nation ia menjelaskan tentang apa yang disebutnya sebagai “The elements of
National Powers” yang berarti beberapa unsur yang harus dipenuhi suatu negara agar memiliki
kekuatan nasional. Secara konsepsional, penerapan teori tersebut di setiap negara berbeda,
karena terkait dengan dinamika lingkungan strategis, kondisi sosio kultural dan aspek lainnya,
sehingga pendekatan yang digunakan setiap negara juga berbeda. Demikian pula halnya
dengan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia, yang unsur-unsurnya mencakup Astagatra dan
pendekatannya menggunakan Pendekatan Asta Gatra. Dari sini terlihat jelas bahwa konsep
Ketahanan Nasional (National Resillience) dapat dibedakan dengan konsep Kekuatan Nasional
(National Power). Secara etimologis, istilah ketahanan berasal dari kata dasar “tahan” yang
berarti tahan penderitaan, tabah, kuat, dapat menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal
menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu, tahan dan kuat menghadapi segala bentuk
tantangan dan ancaman yang ada guna menjamin kelangsungan hidupnya.

2.2. Undang-Undang yang Mengatur tentang Ketahanan Nasional di Indonesia

Ketahanan nasional merupakan salah satu aspek penting dalam menjaga kedaulatan
dan integritas negara. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Indonesia memiliki Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara yang mengatur tentang ketahanan
nasional. Makalah ini akan membahas lebih detail mengenai undang-undang tersebut.

5
2.3. Pengertian Ketahanan Nasional

Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, ketahanan nasional adalah kondisi kuat dan tegaknya kehidupan bangsa dan negara
yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat, serta mampu mewujudkan tujuan nasional.

Pasal 3 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


menyebutkan bahwa tujuan ketahanan nasional adalah melindungi keselamatan bangsa dan
negara, serta mewujudkan kedaulatan, integritas, dan kesatuan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).

2.4. Strategi Ketahanan Nasional

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


menyebutkan bahwa strategi ketahanan nasional dilaksanakan dengan cara:

1. Meningkatkan kesadaran dan semangat kebangsaan serta memperkuat keimanan dan


ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2. Membangun pertahanan yang kuat, terpadu, dan berkelanjutan;
3. Meningkatkan kemampuan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat;
4. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter, berwawasan, dan
berdisiplin tinggi;
5. Meningkatkan hubungan internasional yang sejajar dengan prinsip-prinsip
kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan.

2.5. Upaya-Upaya dalam Mencapai Ketahanan Nasional

Pasal 6 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara


menyebutkan bahwa upaya-upaya dalam mencapai ketahanan nasional dilakukan melalui:

1. Pembinaan terhadap bangsa dan negara yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat;
2. Penyelenggaraan pertahanan negara yang kuat, terpadu, dan berkelanjutan;
3. Peningkatan kemampuan ekonomi nasional dan kesejahteraan rakyat;
4. Peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkarakter, berwawasan, dan
berdisiplin tinggi;

6
5. Peningkatan hubungan internasional yang sejajar dengan prinsip-prinsip kemerdekaan,
perdamaian, dan keadilan.

2.6. Unsur Unsur Ketahanan Nasional Republik Indonesia


Para ahli memberikan pendapatnya mengenai unsur-unsur kekuatan nasional suatu
negara.
1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthou
Unsur kekuatan nasional negara terbagi menjadi dua faktor, yaitu:
a) Faktor Tetap (Stable Factor), terdiri atas geografi dan sumber daya alam.
b) Faktor Berubah (Dynamic Factor), terdiri atas kemampuan industri, militer,
demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.
2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray
Unsur kekuatan nasional terbagi menjadi dua faktor, yaitu:
a) Tangible factors, terdiri atas penduduk, industri, dan militer.
b) Intangible factors, terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas
kepemimpinan.
3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer & Perkins
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tanah, sumber daya, penduduk, teknologi,
ideologi, moral, dan kepemimpinan.
4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Chandra
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas tiga, yaitu:
a) Alamiah, terdiri atas geografi, sumber daya, dan penduduk.
b) Sosial, terdiri atas perkembangan ekonomi, struktur politik, budaya, dan moral
nasional.
c) Lain-lain, terdiri atas ide, inteligensi, dan diplomasi, kebijaksanaan kepemimpinan.
5. Unsur kekuatan nasional menurut Alfred T. Mahan
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas letak geografi, wujud bumi, luas wilayah,
jumlah penduduk, watak nasional, dan sifat pemerintahan,
6. Unsur kekuatan nasional menurut Cline
Unsur-unsur kekuatan nasional terdiri atas, sinergi antarpotensi, demografi, dan
geografi, kemampuan ekonomi, militer, strategi nasional, dan kemauan nasional.

7
7. Unsur kekuatan nasional model Indonesia
Unsur-unsur kekuatan nasional Indonesia dikenal dengan nama Astagatra yang terdiri
atas Trigatra dan Pancagatra.
a) Trigatra, adalah aspek alamiah (tangible) yang terdiri atas penduduk, sumber daya
alam, dan wilayah.
b) Pancagatra, adalah aspek sosial (intangible) yang terdiri atas ideologi, politik, dan
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.

Ketahanan nasional pada hakikatnya adalah kondisi yang dinamis dari integrasi tiap gatra
yang ada.

2.7. Pendekatan Astagatra dalam Pemecahan Masalah

Aspek-aspek yang menentukan terhadap kehidupan dan kesejahteraan bangsa dan


negara beserta seluruh penduduk Indonesia secara makro dapat digolongkan ke dalam delapan
aspek (Asta Gatra), yang terbagi ke dalam dua aspek, yaitu Aspek Alamiah terdiri dari tiga
aspek (Tri Gatra) dan Aspek Sosial terdiri dari lima aspek (Panca Gatra).

2.7.1. Aspek Alamiah (Tri Gatra)

Kompenen strategi tri gatra yaitu gatra geografi, demografi dan kekayaan alam
merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah.

1. Geografi.
Sesuatu yang ada di permukaan bumi serta memberikan gambaran tentang
karakteristik wilayah ke dalam maupun ke luar.
• Bentuk ke dalam menampakkan corak, wujud, isi, dan tata susunan wilayah dan
merupakan wadah ruang hidup bangsa.
• Bentuk keluar merupakan hubungan timbal balik antarnegara dengan
lingkungannya.

Unsur-unsur yang menentukan terhadap geografi adalah letak, batas, luas, iklim.
Meliputi wilayah darat, laut, udara dan ruang angkasa.

2. Demografi.
Penduduk adalah seluruh manusia yang menempati wilayah Indonesia. Faktor
manusia yang mempengaruhi kondisi ketahanan nasional yaitu:

8
1) Komposisi
• Umur, penduduk Indonesia mayoritas berusia anak-anak dan remaja, usia
lanjut sebagian kecil.
• Kelamin, wanita lebih banyak dari pria.
• Agama, Negara Pancasila, sebagai negara yang beragama menganut
bermacam-macam agama yaitu Islam sebagai agama mayoritas, Kristen,
Hindu, Budha dan Konghucu.
• Suku bangsa, terdiri dari banyak suku bangsa yang tersebar dari Aceh sampai
Papua.
• Pendidikan, Penduduk Indonesia yang berpendidikan tinggi lebih kurang 20%,
selebihnya masih berpendidikan menengah ke bawah.
2) Persebaran penduduk
Persebaran penduduk sangat mempengaruhi tingka kesejahteraan dan
keamanan. Penduduk tersebar tidak merata antara wilayah barat dan wilayah
timur. Penduduk Indonesia wilayah barat lebih banyak daripada wilayah timur.
3) Kualitas nonfisik:

Tingkat kesehatan yang belum terjamin sepenuhnya untuk seluruh penduduk,


terutama penduduk yang bertempat tinggal di daerah pedalaman, masih ada yang
belum terjangkau oleh dinas kesehatan.
Kebudayaan bangsa masih terkait dan terpengaruh oleh adanya kepercayaan
tradisional yang sulit untuk menerima adanya perubahan dan pengaruh dari
luar/modernisasi. Mentalitas dan intelektualitas, tingkat pendidikan yang rendah
masih merupakan kendala untuk mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

4) Kekayaan Alam.
Segala sumber dan potensi alam yang terdapat di lingkungan ruang angkasa,
atmosfer, daratan dan lautan.
Kekayaan alam dapat dibedakan dalam delapan golongan, yaitu:
• Hewani (fauna).
• Nabati (flora).
• Mineral (minyak, uranium, batu bara).
• Tanah.

9
• Udara.
• Potensi ruang udara.
• Energi alam.
• Air dan laut.

2.7.2. Aspek Sosial (Panca Gatra)

Aspek-aspek kehidupan nasional yang menyangkut pergaulan hidup manusia dalam


bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan ikatan-ikatan, aturan-aturan dan norma-
norma tertentu yang meliputi aspek-aspek:

1. Ideologi.
Ideologi yang merupakan sebagai suatu dasar dan falsafah bangsa yang
dijadikan landasan bagi kelangsungan hidupnya untuk mencapai cita-cita dan tujuan
nasional sesuai dengan yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, diartikan sebagai
berikut:
a) Merupakan perangkat, prinsip pengarahan (Guiding Principle) yang dijadikan
dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk dicapai di dalam melangsungkan
dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa dan negara.
b) Sebagai suatu sistem nilai yaitu serangkaian nilai yang tersusun secara sistematis
atau norma yang merupakan kebulatan ajaran/doktrin.
2. Politik.

Politik yang diartikan sebagai suatu urusan yang berkaitan dengan masyarakat
merupakan upaya untuk pemenuhan kepentingan umum dengan melaksanakan
kebijakan (Policy) dari pemerintah/penguasa.

Masalah politik berada dalam konteks negara, karena kekuasaan dalam suatu
negara berpusat pada pemerintah, sebagai konsekuensinya dapat dikatakan bahwa
kekuatan ada di tangan pemerintah, maka perjuangan politik memperoleh kekuasaan
berubah menjadi perjuangan menjalankan/menyelenggarakan pemerintahan.

Ketahanan di bidang politik menjadi penting karena politik adalah kekuasaan


yang dimiliki oleh pemerintah untuk menjalankan pemerintahan dalam mencapai dan
mencukupi kebutuhan/kepentingan masyarakat. Kondisi politik yang lemah tidak stabil
dan tidak terkendali akan menyebabkan ketahanan nasional goyah atau terganggu.

10
3. Ekonomi.
Kondisi ekonomi sangat terkait dengan kehidupan masyarakat, bangsa dan
negara. Pembiayaan kehidupan ekonomi akan menentukan tingkat kesejahteraan
masyarakat, tingkat kesejahteraan akan menentukan kualitas kehidupan masyarakat
yang kemudian menentukan semangat hidup masyarakat yang menjadi kunci dari
tingkat ketahanan nasional bangsa
Faktor-faktor yang berpengaruh serta menentukan kondisi ekonomi suatu
negara adalah:
a) Tingkat produksi, distribusi, konstruksi dan jasa. Sangat terkait dengan hukum
demand dan supply dari kebutuhan masyarakat. Apabila produksi dan distribusi
meningkat, supply juga meningkat, akan berpengaruh terhadap demand menurun
akibatnya harga jadi turun, secara teori ekonomi digambarkan kondisi tingkat
kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat yang positif dan baik, tingkat ketahanan
nasional di bidang ekonomi digambarkan positif.
b) Cara-cara serta alat-alat yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan kehidupan
masyarakat dalam kondisi masyarak tradisional (desa) tidak sama dengan kondisi
masyaraka yang modern (kota). Masyarakat pedesaan dengan sumber ekonomi
mereka masih tergantung kepada pertanian, & sini peralatan produksi yang
diperlukan adalah peralata tradisional, sedangkan pada masyarakat perkotaan
sumbe ekonomi mereka sudah beralih kepada kondisi-kondis yang lebih modern,
karenanya penyediaan peralatan harus disesuaikan kondisinya yang modern juga.
4. Sosial Budaya.
Pengertian sosial budaya menunjukkan adanya dua segi kehidupan manusia
yaitu:
• Segi kemasyarakatan/sosial dan
• Segi kebudayaan/budaya.
Kemasyarakatan/sosial pada hakikatnya adalah pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat, hubungan manusia antan satu sama lain, yang mengandung nilai-
nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan dan solidaritas yang merupakan unsur
pemersatu dalam kelompok sosial.
Kebudayaan/budaya adalah sistem nilai yang merupakan hasil hubungan
manusia dengan cipta, rasa dan karsa yang menumbuhkan gagasan utama serta
merupakan kekuatan pendukung dan penggerak kehidupan.

11
Tingkat Ketahanan Nasional di bidang sosial budaya sangat tergantung dari
upaya menciptakan kondisi yang serasi dengan kondisi yang ada pada tiap-tiap
kelompok masyarakat dengan harapan dan tuntutan pada masing-masing kelompok.
5. Pertahanan dan Keamanan.
Kondisi Pertahanan dan keamanan nasional yang merupakan upaya untuk
menegakkan kedaulatan bangsa dan negara dari segala macam bentuk gangguan
terhadap serangan yang datang luar ataupun gangguan yang datang dari dalam negeri,
dan segala macam bentuk daya upaya dengan segala potensinya untuk melindungi
kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsungan
kehidupan dan perkembangan pertumbuhan pembangunan serta terpenuhinya hak dan
kewajiban warga negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional. Ketahanan nasional
akan terwujud secara positif dengan menciptakan kondisi pertahanan dan keamanan
yang mantap dan terkendali.

2.8. Potensi Ancaman bagi Ketahanan Bangsa di Era Globalisasi

2.8.1. Hakikat Ancaman

Konsep ancaman tertuang dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan
negara. Pada mulanya kita mengenal istilah ancaman sebagai salah satu Ancaman, Hambatan,
Tantangan dan Gangguan (AHTG) yang muncul pertama kali tahun 1972 yang dikeluarkan
oleh Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhanas) Republik Indonesia. Namun saat ini dikenal
sebagai satu istilah saja yakni Ancaman sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 3
Tahun 2002 yang didefinisikan sebagai “Setiap usaha dan kegiatan baik dari dalam maupun
luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, dan keselamatan bangsa”.
Sedangkan dalam Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia,
istilah ancaman juga diartikan sama yakni setiap upaya dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang dinilai mengancam atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa.”

Sejalan dengan konteks zaman yang berubah, konsepsi ketahanan nasional Indonesia
bukanlah semata-mata dalam pendekatan tradisional atau yang berasal dari pandangan realisme
yang berasumsi bahwa ancaman terhadap ketahanan nasional suatu negara selalu datang dari
lingkungan eksternal negara itu dan ancaman yang datang akan selalu bersifat tradisional

12
kekuatan senjata dan karena itu menuntut respons yang bersifat militer pula. Asumsi tersebut
memberikan pemahaman yang terbatas terhadap konsep ketahanan nasional sebab persoalan
ketahanan sebuah bangsa dewasa ini lebih berkaitan dengan aspek-aspek non militer, seperti
kesenjangan ekonomi, penyelundupan narkotika, kriminalisasi, kerusakan alam dan
sebagainya dengan demikian ancaman tidak lagi dalam bentuk tradisional seperti serangan
musuh atau ancaman perang. Menurut Undang-Undang No. 34 Tahun 2004 tentang TNI,
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara, antara lain sebagai berikut:

1. Agresi berupa penggunaan kekuatan bersenjata oleh negara lain terhadap kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa atau dalam bentuk dan
cara- cara, antara lain:
a. Invasi berupa penggunaan kekuatan bersenjata;
b. Bombardemen berupa penggunaan senjata lainnya;
c. Blokade pelabuhan, pantai, wilayah udara, atau seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;
d. Serangan bersenjata negara lain terhadap unsur satuan darat, laut, dan udara;
e. Keberadaan atau tindakan unsur kekuatan bersenjata asing dalam wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bertentangan dengan ketentuan atau
perjanjian yang telah disepakati;
f. Tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara
lain untuk melakukan agresi atau invasi terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
g. Pengiriman kelompok bersenjata atau tentara bayaran untuk melakukan
tindakan kekerasan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
h. Ancaman lain yang ditetapkan oleh Presiden.
2. Pelanggaran wilayah yang dilakukan oleh negara lain;
3. Pemberontakan bersenjata, yaitu suatu gerakan bersenjata yang melawan pemerintah
yang sah;
4. Sabotase dari pihak tertentu untuk merusak instalasi penting dan objek vital nasional;
5. Spionase yang dilakukan oleh negara lain untuk mencari dan mendapatkan rahasia
militer;
6. Aksi teror bersenjata yang dilakukan oleh teroris internasional atau bekerja sama
dengan teroris dalam negeri atau oleh teroris dalam negeri; ancaman keamanan di laut

13
atau udara yurisdiksi nasional Indonesia, yang dilakukan pihak-pihak tertentu, dapat
berupa:
a. Pembajakan atau perompakan;
b. Penyelundupan senjata, amunisi, dan bahan peledak atau bahan lain yang dapat
membahayakan keselamatan bangsa;
c. Penangkapan ikan secara ilegal atau pencurian kekayaan di laut.
7. Konflik komunal yang terjadi antar kelompok masyarakat yang dapat membahayakan
keselamatan bangsa.

Ancaman di era globalisasi semakin kompleks. Globalisasi yang dipicu oleh kemajuan
di bidang teknologi, komunikasi, transportasi, dan perdagangan amat berpengaruh terhdapa
kehidupan berbangsa dan bernegara di segala bidang, termasuk efek ancaman global. Menurut
buku Putih Pertahanan Tahun 2008 yang diterbitkan Dephankam RI, ancaman yang
membahayakan keamanan dan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara itu ada dua yaitu;
1) Ancaman militer dan 2) Ancaman nirmiliter.

2.8.2. Ancaman Militer

Ancaman militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang


terorganisasi yang dinilai mempunyai kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman militer dapat
berupa agresi, pelanggaran, sabotase, spionase, aksi teror bersenjata, ancaman keamanan laut
dan udara, serta konflik komunal.

2.8.3. Ancaman Nirmiliter

Ancaman nirmiliter adalah ancaman yang menggunakan faktor-faktor nirmiliter, yang


dinilai mempunyai kemampuan yang dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa. Ancaman nirmiliter ini dapat berupa:
A. Ancaman yang berdimensi ideologi
Dicontohkan seperti gerakan kelompok radikal sebagai salah satu ancaman
yang nyata. Motif yang melatarbelakangi gerakan-gerakan tersebut dapat berupa dalih
agama, etnik, atau kepentingan rakyat. Pada saat ini masih terdapat anasir-anasir
radikalisme yang menggunakan atribut keagamaan berusaha mendirikan negara dengan
ideologi lain, seperti yang dilakukan oleh kelompok NII (Negara Islam Indonesia). Bagi
Indonesia keberadaan kelompok tersebut merupakan ancaman terhadap eksistensi

14
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengancam kewibawaan pemerintah
sehingga harus ditindak.
B. Ancaman berdimensi politik
Dapat berasal dari luar mau pun dalam negeri. Dari luar negeri, ancaman ini
dilakukan oleh suatu negara dengan melakukan tekanan politik terhadap Indonesia.
Intimidasi, provokasi, atau blokade politik merupakan bentuk-bentuk ancaman
nirmiliter berdimensi politik yang sering digunakan pihak-pihak lain untuk menekan
negara lain sedangkan dari dalam negeri, ancaman ini berupa penggunaan kekuatan
berupa mobilisasi massa untuk menumbangkan suatu pemerintahan yang berkuasa, atau
menggalang kekuatan politik untuk melemahkan kekuasaan pemerintah. Ancaman
separatisme merupakan bentuk ancaman politik yang timbul di dalam negeri.
C. Ancaman berdimensi ekonomi
Dikelompokkan menjadi dua, yaitu internal dan eksternal. Ancaman internal
dapat berupa inflasi dan pengangguran yang tinggi, infrastruktur yang tidak memadai,
penetapan sistem ekonomi yang belum jelas, ketimpangan distribusi pendapatan dan
ekonomi biaya tinggi. Ancaman eksternal dapat berupa indikator kinerja ekonomi yang
buruk, daya saing rendah, ketidaksiapan menghadapi era globalisasi, dan tingkat
dependensi yang cukup tinggi terhadap asing.
D. Ancaman berdimensi sosial dan budaya
Dibedakan menjadi dua yaitu dari dalam dan luar. Ancaman dari dalam
didorong oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan. Isu
tersebut menjadi titik pangkal timbulnya permasalahan, seperti separatisme, terorisme,
kekerasan yang melekat-berulat berakar, dan bencana akibat perbuatan manusia. Isu
tersebut sudah menjadi sarang yang akan mengancam persatuan dan kesatuan bangsa,
nasionalisme, dan patriotisme. Ancaman dari luar timbul bersamaan dengan dinamika
yang terjadi dalam format globalisasi dengan penetrasi nilai-nilai budaya dari luar
negeri sulit dibendung yang mempengaruhi nilai-nilai Indonesia. Kemajuan teknologi
informasi mengakibatkan dunia menjadi kampung global yang berinteraksi antar
masyarakat berlangsung dalam waktu yang aktual. Yang terjadi tidak hanya transfer
informasi, tetapi juga transformasi dan sublimasi nilai-nilai luar secara serta merta dan
sulit dikontrol. Sebagai akibatnya, terjadi benturan peradaban, lambat laun nilai -nilai
persatuan dan kesatuan bangsa semakin didesak oleh nilai-nilai individualisme.
Fenomena lain yang terjadi adalah konflik berdimensi vertikal antara pemerintah pusat

15
dan daerah, di samping konflik horizontal yang berdimensi etno-religius masih
menunjukkan potensi yang patut diperhitungkan.
E. Ancaman berdimensi teknologi informasi
Munculnya kejahatan yang memanfaatkan kemajuan Iptek tersebut, antara lain
kejahatan siber, dan kejahatan perbankan. Kondisi lain yang berimplikasi menjadi
ancaman adalah lambatnya perkembangan kemajuan Iptek di Indonesia sehingga
menyebabkan ketergantungan teknologi terhadap negara-negara maju semakin tinggi.
Kondisi ketergantungan terhadap negara lain tidak saja menyebabkan Indonesia
menjadi pasar produk-produk negara lain, tetapi lebih dari itu, sulit bagi Indonesia
untuk mengendalikan ancaman berpotensi teknologi yang dilakukan oleh pihak-pihak
tertentu untuk melemahkan Indonesia.
F. Ancaman berdimensi keselamatan umum
Adanya bencana alam misalnya gempa bumi, meletusnya gunung berapi, dan
tsunami. Bencana yang disebabkan oleh ulah manusia, antara lain tidak terkontrolnya
penggunaan obat-obatan dan bahan kimia lain yang dapat meracuni masyarakat, baik
secara langsung maupun kronis (menahun), misalnya pembuangan limbah industri atau
limbah pertambangan lainnya. Sebaliknya, bencana alam yang disebabkan oleh faktor
alam yang dipicu oleh ulah manusia, antara lain bencana banjir, tanah longsor,
kekeringan, kebakaran hutan, dan bencana lainnya. Bencana alam baik langsung
maupun tidak langsung mengancam keselamatan masyarakat. Selain itu, keamanan
transportasi merupakan salah satu dimensi keselamatan umum yang cukup serius di
Indonesia. Adakah bencana alam di daerah Anda yang berpotensi mengancam
keselamatan warga di wilayah tersebut?

2.9. Implementasi Ketahanan Nasional

Implementasi Ketahanan Nasional diartikan sebagai pelaksanaan atau penggunaan


ketrampilan yang dilandasi oleh kompetensi dan keuletan untuk mengembangkan daya saing
suatu bangsa agar bisa menjadi bangsa mampu bertahan menghadapi berbagai ancaman dan
tantangan baing yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri.

Agar Indonesia dapat menjadi bangsa yang berdaya saing dan disegani, maka harus
mampu menyelesaikan permasalahannya secara efisien, transparan, dan bertanggung jawab
melalui Implementasi Ketahanan Nasional.

16
2.9.1. Implementasi Ketahanan Nasional Dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahan dalam bidang politik, maka sejumlah tindakan harus
dilaksanakan, sehingga tercipta situasi politik yang kondusif dan stabil bagi peningkatan daya
saing bangsa. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjamin Ketahanan Nasional
dalam bidang Politik.
1. Penataan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintah seperti pengembangan
sistem yang terbuka dan demokratis, serta melakukan pendidikan politik yang intensif
dan komprehensif.
2. Implementasi HAM, pemberlakuan hukum yang adil, serta memberikan otonomi dalam
pengelolaan ekonomi merupakan kunci masalah disintegrasi dan otonomi. Banyak
kasus disintegrasi bangsa disebabkan adanya ketidakadilan dalam bidang hukum dan
politik.
3. Sistem birokrasi yang efisien. Efisiensi birokrasi dilakukan dengan penataan tanggung
jawab yang sesuai dengan fungsinya, sistem penilaian kinerja yang adil dan terbuka
serta sistem numerasi yang memadai dan layak. Dalam bidang birokrasi perlu dilakukan
penataan peran lembaga pemerintahan dan penyempurnaan peraturan perundang-
undangan.
4. Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini dilakukan dengan
berperan serta dalam proses perdamaian di dunia internasional dan berpartisipasi aktif
dalam peristiwa yang bersifat global.
5. Peningkatan anggaran dan pengembangan kualitas dalam bidang pendidikan dan
pertahanan sebagai salah satu cara implementasi ketahanan nasional dalam bidang
politik mempengaruhi bidang lainnya agar dapat membentuk bangsa yang unggul dan
kuat.

2.9.2. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan budaya


Untuk menghadapi masalah dalam bidang sosial dan budaya, sejumlah tindakan harus
dilakukan agar tercipta kondisi sosial budaya yang mendukung daya saing bangsa dngan
terciptanya sumber daya manusia yang kompeten, stabil, dan berkembangnya budaya sebagai
hasil karya dan pemikiran manusia Indonesia. Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
menjamin Ketahanan Nasional dalam bidang Sosial dan Budaya
1. Meningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia dengan melakukan:
peningkatan mutu pendidikan dengan penerapan standarisasi pendidikan,
meningkatkan jumlah wajib belajar sembilan tahun, meningkatkan daya saing

17
perguruan tinggi, peninkatan kesehatan ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas
lingkungan.
2. Meningkatkan disiplin masyarakat dengan upaya pemberian penyuluhan tentang
kedisiplinan, sosialisasi peraturan perundang-undangan dan peraturan daerah, serta
memberikan sanksi sosial yang tegas untuk memberikan efek jera.
3. Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat beragama, dan
mempermudah umat beragama dalam menjalankan ibadahnya dengan upaya
peningkatan toleransi antarumat beragama, dialog, dan kerja sama antarumat beragama.
4. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga negara untuk memberikan
perlindungan terhadap kecelakaan kerja, kematian, dan pelayanan hari tua.
5. Mengembangkan kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian, kebudayaan, dan
pariwisata dengan memperhatikan etika, moral estetika, dan agama.
6. Mempercepat proses pembangunan daerah tertinggal sehingga terjadi keseimbangan
antardaerah dalam menikmati hasil pembangunan.

2.9.3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Hukum

Untuk menghadapi masalah dalam bidang hukum, maka sejumlah tindakan harus dilakukan
sehingga tercipta kondisi tertib hukum dan menjamin kepastian hukum serta tertib sosial.
1. Meningkatkan profesionalitas aparat penegak hukum dan dukungan saran penunjang
yang memadai.
2. Meningkatkan pemberantasan korupsi.
3. Meningkatkan kesadaran HAM.
4. Mengembangkan budaya taat hukum di semua lapisan masyarakat.
5. Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah, dan terbuka untuk
meningkatkan kepastian hukum

18
BAB III
STUDI KASUS

Baru- baru ini, masyarakat dikejutkan dengan berita Menkominfo yang terjerat kasus
korupsi pembangunan menara BTS 4G, hal ini tentunya bukan kali pertama menteri dalam
Kabinet Joko Widodo ditetapkan sebagai tersangka korupsi.

Pada Rabu (17/05), Kejaksaan Agung resmi menahan Menkominfo, Johnny Gerald
Plate, setelah menetapkannya sebagai tersangka kasus dugaan korupsi. Johnny dinyatakan
sebagai tersangka kasus korupsi pembangunan menara base transceiver station (BTS) 4G dan
infrastruktur pendukung 1, 2, 3, 4 dan 5 BAKTI Kominfo tahun 2020-2022.

BTS sendiri merupakan singkatan dari Base Transceiver Station atau dalam bahasa
Indonesia stasiun pemancar. Proyek pembangunan menara BTS 4G Bakti Kominfo ini
sejatinya untuk memberikan pelayanan digital di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Dalam perencanaannya, Kemenkominfo akan membangun 4.200 menara BTS di berbagai
wilayah Indonesia. Namun, para tersangka, yang salah satunya adalah Menkominfo itu sendiri
diduga melakukan perbuatan melawan hukum dengan merekayasa dan mengkondisikan proses
lelang proyek.

Korupsi merupakan tindakan kriminalitas yang merusak ketahanan nasional yang


notabene sebagai pedoman perkembangan suatu negara khususnya NKRI., tidak dapat
dipungkiri apabila korupsi semakin berkembang luas, akan memberikan dampak negatif
terhadap ketahanan nasional, korupsi telah menciptakan terjadinya kerawanan pangan,
penurunan kredibilitas pemerintah, dan bahkan korupsi telah meminimalkan mentalitas
pembangunan bangsa, sehingga untuk memberantasnya dibutuhkan upaya khusus melalui
pembangunan ketahanan nasional.

Korupsi telah menjadikan bangsa Indonesia tidak memiliki ketahanan nasional yang
tangguh pada seluruh aspek kehidupan nasional, baik aspek statis yaitu tri gatra (geografi,
demografi dan sumber kekayaan alam) maupun aspek yang dinamis pancagatra (ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan). Undang –undang Nomor 28 tahun
1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi juga dinilai menjadi
tidak berarti sama sekali.

19
Pemberantasan korupsi membutuhkan upaya khusus melalui pembangunan ketahanan
nasional, yaitu, dengan menciptakan tertib sosial dalam arti adanya tertib nilai-nilai yang harus
diaplikasikan dalam struktur masyarakat, baik lapisan pejabat maupun masyarakat. Dengan
berubahnya pola tingkah laku yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan, agama dan etika moral
akan lebih efektif dibandingkan hanya dengan aplikasi undang-undang saja, karena sejatinya
efektifitas undang- undang tergantung pada pola perilaku masyarakat sipil itu sendiri. Jadi perlu
adanya keseimbangan antara tertib sosial dan tertib hukum untuk dapat mencapai reformasi
yang mensejahterakan masyarakat.

20
BAB IV
PENUTUP

Ketahanan nasional adalah kemampuan suatu negara untuk bertahan dan melindungi
kepentingan nasionalnya dari ancaman dan tantangan baik dari dalam maupun luar negeri.
Konsep ketahanan nasional meliputi berbagai aspek, termasuk keamanan militer, ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan lingkungan.

Ketahanan nasional menjadi sangat penting di masa sekarang, mengingat adanya


berbagai ancaman yang dapat mengganggu keamanan dan stabilitas negara. Ancaman tersebut
dapat berasal dari berbagai faktor, seperti terorisme, ekonomi global yang tidak stabil, bencana
alam, konflik sosial dan politik, serta perubahan lingkungan.

Dalam konteks Indonesia, konsep ketahanan nasional memiliki beberapa dimensi yang
penting, seperti pertahanan militer, Pancasila sebagai ideologi negara, kemandirian pangan dan
energi, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Pertahanan militer menjadi
hal yang penting untuk menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Indonesia, sementara
Pancasila sebagai ideologi negara menjadi dasar dalam membangun kesatuan dan persatuan
bangsa Indonesia.

Selain itu, kemandirian pangan dan energi juga menjadi hal yang krusial, mengingat
Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah. Namun, tantangan seperti perubahan
iklim dan peningkatan permintaan global perlu dihadapi dengan cara yang tepat agar
kemandirian pangan dan energi tetap terjaga. Pengelolaan sumber daya alam yang
berkelanjutan juga menjadi hal penting dalam menjaga keberlanjutan lingkungan hidup dan
memperkuat daya saing ekonomi Indonesia.

Dalam upaya mencapai ketahanan nasional yang baik, juga diperlukan peran aktif dari
masyarakat dalam membangun kesadaran akan pentingnya ketahanan nasional serta
memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme. Memperkuat kerja sama regional dan
internasional juga menjadi hal yang penting dalam menghadapi tantangan global dan
memperkuat posisi Indonesia di arena internasional.

21
DAFTAR PUSTAKA

Anwari, B., Widodo, W., & Maryanto. (n.d.). Pendidikan Kewarganegaraan.


Yogyakarta: Andi.
Buku Pedoman, Buku Modal Kuliah Kewarganegaraan. (2011). Lemhanas RI .
Buku Pedoman, Buku Modal Kuliah Kewarganegaraan. (2012). Lemhannas RI.
LIPI. (2021, 01 20). Ketahanan Pangan Indonesia Selama Pandemi. Retrieved from
Kompas.Com:
https://money.kompas.com/read/2021/01/20/060800826/ketahanan-pangan-
indonesia-selama-pandemi--apa-yang-bisa-dilakukan-untuk?page=all#page2
Narmoatmojo, W. (2015). Buku Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit Ombak.
Narmoatmojo, W. (2015). Buku Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta: Ombak (Anggota IKAPI).
Pamudji. (1985). Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional Suatu Analisa
Dalam Bidang Politik Dan Pemerintahan. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Pendidikan Kewarganegaraan, Pejuangan Membentuk Karakter Bangsa. (n.d.).
Malang: Josef M Monteiro S.H., M.H.
Pengertian Ketahanan Pangan Tambunan. (2008). Tulus.
Pertahanan Negara Yang Tangguh Harus Didukung Ekonomi Yang Tangguh. (2012,
06 21). Retrieved from Kementrian Pertahanan Repbulik Indonesia:
https://www.kemhan.go.id/pertahanan-negara
Pertahanan, K. R. (2002). Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara. Jakarta: Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI.
Sarwo, A. P. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Wirman, D. B. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan , Pancasila Dan Undang-
Undang Dasar 1945. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Zubaidi, & Achmad, H. (2002). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Paradigma.

22

Anda mungkin juga menyukai