Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

TANTANGAN GLOBALISASI PERTAHANAN DAN KEAMANAN


DALAM MENGHADAPI ANCAMAN NEGARA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. Ande Rizky Riefnaldi (F1D018007)
2. Ivan Andrianto (F1D018027)
3. Muhammad Awaluddin (F1D018037)
4. Nyoman Berlianda Apriliani (F1D018051)
5. Yuniar Islamiati (F1D018063)
6. Fredericho Alexander Madi (F1D018075)
7. Syifa Salsabila (F1D018093)

UNIVERSITAS MATARAM
TEKNIK INFORMATIKA
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan, terima kasih Kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari Tuhan, Kami bukanlah siapa-siapa.

Makalah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami
sadari. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana
perbaikan makalah yang lebih baik.

Dan semoga makalah tentang Tantangan Globalisasi Pertahanan dan Keamanan


Dalam Menghadapai Ancaman Negara ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
masyarakat luas. Akhir kata kami ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya atas
perhatiannya.

Mataram, Mei 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II ISI..................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian.................................................................................................. 4
2.1.1. Globalisasi.................................................................................... 4
2.1.2. Pertahanan dan Keamanan........................................................... 4
2.2 Asas - Asas Ketahanan Nasional Indonesia ............................................... 7
2.3 Aspek - Aspek Yang Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional RI
Terhadap Globalisasi.................................................................................. 8
2.4 Aspek - Aspek Yang Dikedepankan Dalam Pertahanan Keamanan Nasional
RI Dalam Mengatasi Masalah Globalisasi................................................. 9
2.5 Esensi Nasionalisme Indonesia Yang Harus Dipertahankan.................... 10
2.6 Ancaman Yang Terdapat Pada Ketahanan Dan Keamanan……………. 11
2.7. Kekuatan Yang Perlu Ada Dalam Pertahanan Keamanan....................... 12
2.8. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan....... 12
2.9. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan......... 13
2.10. Tantangan Pertahanan Dan Keamanan Indonesia.................................. 13
2.11. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan
Keamanan Indonesia.............................................................................. 15
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.
Sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena potensi yang
besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak (Sutoyo,
2011). Bahkan setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, harus
menghadapi ancaman dan gangguan baik yang bersifat fisik sampai ideologi. Sampai saat
ini ancaman dan hambatan yang harus dihadapi Indonesia kian kompleks, yaitu ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG) yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra
terutama gatra ideologi, politik, dan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah ancaman
separatis ditunjukkan banyaknya wilayah atau propinsi di Indonesia yang ingin melepaskan
dirinya merdeka lepas dari Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, Irian Jaya dan
beberapa daerah lainnya. Begitu pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu
kestabilan kehidupan hingga terjadi kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama. Tapi
bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal tersebut dengan
semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan ketangguhan bangsa yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam menjaga dan
menjamin keutuhan keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional
yang disebut dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara merupakan implementasi
bangsa Indonesia dalam peranannya menjalankan konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia
sehingga tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan, kesejahteraan dan kedamaian negara
Indonesia.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa kelangsungan hidup Bang¬sa dan Negara
ditentukan oleh keberhasilan pembangunan na-sionalnya, Ancaman dan gangguan oleh
lawan dari dalam dan luar negeri, merupakan hal yang tidak dapat begitu saja diserah¬kan
kepada nasib, ataupun dipercayakan kepada kekuatan-ke¬kuatan lain di dunia. Oleh karena
itu upaya dan cara penyeleng¬garaan pertahanan dan keamanan nasional ditentukan dalam
kebijaksanaan Hankamnas.
Perang sebagai jalan pemecahan terakhir hanya dilakukan da¬lam keadaan terpaksa
oleh bangsa Indonesia. Oleh karena itu, daya upaya untuk memperoleh dan

1
mempertahankan keadaan aman dan damai harus selalu dilakukan oleh segenap rakyat
bersama ABRI.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Hal ini merupakan dasar dari sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Pelaksanaannya diatur dengan memenuhi keadilan dan pemerataan dalam menjalankan
tugas pertahanan dan keamanan nasional. Dalam sistem per¬tahanan dan keamanan rakyat
semesta, ABRI yang tumbuh dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan
rakyat menegakkan dan mengisi kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem tersebut.
Pertahanan dan keamanan nasional yang disusun berdasarkan sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta akan mampu mensukseskan perjuangan nasional pada
umumnya, pembangunan nasional pada khususnya dan mengamankannya dari setiap
ancam-an, sehingga usaha bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung
dalam suasana damai, aman, tenteram, tertib dan dinamis.
Pembinaan pertahanan dan keamanan nasional diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan pertahanan dan keamanan, yang meliputi kemampuan kekuatan di darat, di
laut, di udara, penertiban dan penyelamatan masyarakat, sehingga mampu melaksanakan
tugas-tugas pertahanan dan keamanan nasional sesuai de¬ngan keperluan dan tantangan
yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari Makalah Tantangan Globalisasi Pertahanan dan
Keamanan Dalam Menghadapai Ancaman Negara ini, adalah :
1. Apa pengertian tentang pertahanan nasional?
2. Apa pengertian tentang keamanan nasional?
3. Apa pengertian tentang globalisasi?
4. Apa saja asas – asas pertahanan nasional Indonesia yang berlandaskan nilai – nilai
Pancasila?
5. Bagaimana pengaruh aspek – aspek ketahanan nasional terhadap kehidupan
bangsa Indonesia?
6. Bagaimana pengaruh ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan keamanan?
7. Apa tantangan ketahanan dan keamanan nasional Indonesia ?

1.3 Tujuan

2
Adapun tujuan dari Makalah Tantangan Globalisasi Pertahanan dan Keamanan Dalam
Menghadapai Ancaman Negara ini, adalah :
1. Mampu mengetahui pengertian tentang pertahanan nasional
2. Mampu mengetahui pengertian tentang keamanan nasional
3. Mampu mengetahui pengertian tentang globalisasi
4. Mampu mengetahui asas – asas pertahanan nasional Indonesia yang berlandaskan
nilai – nilai Pancasila
5. Mampu mengetahui pengaruh aspek – aspek ketahanan nasional terhadap
kehidupan bangsa Indonesia
6. Mampu mengetahui pengaruh ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan
keamanan?
7. Mampu mengetahui tantangan ketahanan dan keamanan nasional Indonesia.

3
BAB II
ISI

2.1 PENGERTIAN
2.1.1 GLOBALISASI
Globalisasi berasal dari kata globel, yang merupakan suatu proses suatu
tatanan, aturan dan sistem tertentu yang berlaku bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Sementara itu, ada pula yang mengartikan globalisasi merupakan suatu proses
tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september
2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu
makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.

2.1.2 KEAMANAN DAN PERTAHANAN


Ketahanan Pertahanan dan Keamanan diartikan sebagai kondisi dinamik
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di
dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, gangguan, hambatan dan

4
tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan
negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional
merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara
untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga
kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen
Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di
beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
Keamanan nasional menunjuk ke kebijakan publik untuk memastikan
keselamatan dan keamanan negara melalui penggunaan kuasa ekonomi dan militer
dan penjalanan diplomasi, baik dalam damai dan perang. Secara prinsip, konsep
tersebut dikembangkan di Amerika Serikat setelah Perang Dunia Kedua. Dalam
artian sempit keamanan adalah suatu hal yang dapat di pikirkan dengan
membayangkan kehidupan yang bebas dari ancaman pihak lain. Setiap warga
negara mempunyai hak mendapatkan keamanan. Dalam suatu Kajian keamanan
mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan (security dilemma) dan dilemma
pertahanan (defence di1emma). Istilah yang pertama, dilema keamanan,
menggambarkan betapa upaya suatu negara untuk meningkatkan keamanannya
dengan mempersenjatai diri justru, dalam suasana anarki internasional,
membuatnya semakin rawan terhadap kemungkinan serangan pertama pihak lain.
Istilah kedua, dilema pertahanan, menggambarkan betapa pengembangan dan
penggelaran senjata baru maupun aplikasi doktrinal nasional mungkin saja justru
tidak produktif atau bahkan bertentangan dengan tujuannya untuk melindungi
keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan yang bersifat interaktif dengan
apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan semata-mata bersifat

5
non-interaktif, dan hanya terjadi dalam lingkup nasional, terlepas dari apa yang
mungkin dilakukan pihak lain.
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan
didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem
Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga
pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari
kekuatan bangsa.
1. Komponen utama
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberikan pengertian komponen utama adalah
Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas pertahanan. Sebagai komponen utama, Tentara Nasional Indonesia
bertugas untuk menanggulangi atau menghadapi ancaman-ancaman
militer. Dalam melaksanakan fungsinya komponen utama didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
2. Komponen cadangan
Pasal 1 angka 6Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberipengertian komponen cadangan adalah sumber
daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui
mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama. Pada Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, menyatakan komponen
cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama.Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan
secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional
sebagai kekuatan pertahanan negara.Dari kedua pasal tersebut diatas,
warga negara mempunyai sebuah kedudukan dalam sishankamrata. Pada
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara terdapat kata “telah disiapkan” dapat ditafsirkan

6
bahwa warga negara yang telah diberikan pembekalan atau pelatihan
tentang bela negara. Hal itu merupakan bentuk upaya pemerintah dalam
menyiapkan sistem pertahanan. Di dalam Undang - Undang Nomor 20
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia disebut Rakyat terlatih.
3. Komponen pendukung
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberikan pengertian komponen pendukung
adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponenutama dan
komponen cadangan. Pada Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, menyatakan komponen
pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau
tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan. Dari kedua pasal tersebut diatas,
menyatakan juga warga negara mempunyai sebuah kedudukan dalam
sishankamrata. Berbeda dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 8 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menekankan
bahwa warga negara yang tidak diberikan pembekalan atau pelatihan
tentang bela negara dapat mempunyai kedudukan yang sama dalam sistem
pertahanan keamanan negara. Warga negara yang dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, berpartisipasi dalam sistem pertahanan
keamanan negara dengan menggunakan kemampuan dibidang-bidang
tertentu yang dimilikinya.
2.2 ASAS - ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan

7
maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam realisasinya kondisi
kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan
tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan
tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter
tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.
2. Asas Komprehensif Intergral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh
menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap
aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).
3. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa
yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi
dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak
baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam
dan ke luar.
4. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.

2.3 ASPEK - ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERTAHANAN KEAMANAN


NASIONAL RI TERHADAP GLOBALISASI
Saat ini, bangsa Indonesia masih berada dalam perkembangan ekonomi yang
sampai sekarang belum pulih dari krisis. Dan negara ini akan goyah lagi apabila
dihantam oleh globalisasi jika kemampuan, produktivitas masyarakat tidak
ditingkatkan sesuai dengan kemampuan bangsa lain, sehingga bisa bersaing di dalam

8
pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan masa depan bangsa ini
maka kita sebagai bangsa yang besar memerlukan pemimpin yang memiliki wawasan
ketahanan yang luas. Karena era globaslisai akan mempengaruhi masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan.
Aspek pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan
sosial politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa
merubah paham dan asas yang sudah dianut. Ini akan melemahkan Ketahanan Nasional
Indonesia dan menurukan wibawa bangsa di mata bangsa lain. Aspek kedua, dalam
kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung juga dengan globalisasi.
Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan dari pemerintah hasil pemilu presiden 2004
untuk dapat mengatasinya. Aspek ketiga, apabila kebijakan-kebijakan pemerintah salah
maka globalisasi akan memperlemah Ketahanan Nasional. Pemerintah diharuskan
mengambil langkah dan kebijakan untuk mengaantisipasi gelombang globalisasi di
masa mendatang.

2.4 ASPEK - ASPEK YANG DIKEDEPANKAN DALAM PERTAHANAN


KEAMANAN NASIONAL RI DALAM MENGATASI GLOBALISASI
a. Kemampuan dan kekuatan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival,
identitas dan integritas bangsa dan negara),
b. Kemampuan dan kekuatan untuk mengembangkan kehidupan bernegara dan
berbangsa dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
c. Berpedoman pada wawasan nasional; Wawasan nusantara merupakan cara pandang
bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya berdasarkan Pancasila dan Undang
Undang Dasar 1945. Wawasan nusantara juga merupakan sumber utama dan landasan
yang kuat dalam menyelenggarakan kehidupan nasional sehingga wawasan nusantara
dapat disebut sebagai wawasan nasional dan merupakan landasan ketahanan nasional.

Ketahanan nasional memiliki beberapa sifat yang melandasinya untuk tetap


memberikan kontribusi konstruktif bagi Indonesia. Sifat-sifat tersebut antara lain
tercermin dari beberapa hal di bawah ini, antara lain:
a. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan
sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah
menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.

9
b. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya.
c. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh
pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara.
e. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.

2.5 ESENSI NASIONALISME INDONESIA YANG HARUS DIPERTAHANKAN


Sesungguhnya nilai-nilai nasionalisme (faham tentang kebangsaan) itu
bersumber dari sosio-kultural bangsa dan bumi Indonesia. Sekalipun akan mengalami
interaksi dengan dunia luar dalam era globalisasi, tetapi hakekatnya tidak boleh
berubah. Seperti halnya nilai-nilai Pancasila sebagai esensi pertama, secara intrinsik
tidak akan berubah, apalagi hal itu memiliki nilai-nilai mendasar dan sebagai “way of
life” bangsa Indonesia, serta sebagai dasar Negara Republik Indonesia akan tetap dapat
dipertahankan. Sekalipun saat ini mengalami pasang surut dan mungkin sedikit
“memudar” sifatnya tentu sementara. Esensi kedua adalah UUD’ 45 sebagai sumber
dari segala sumber hukum di Indonesia, akan tetap menjadi kaidah utama. Kita sadari
dan di implementasi-kan bahwa untuk menata negara dan masyarakat diperlukan
berbagai undang-undang dan peraturan yang tentunya harus bersumber pada Undang-
Undang Dasar ini. Faham kebangsaan kita menyadari dengan sepenuhnya, bahwa
semua tata kehidupan bangsa, harus telah tertuang dan teratur didalam pasal-pasal
Undang-Undang Dasar tersebut. Hal ini sekaligus merupakan komitmen kita bersama
dalam mendirikan Negara Republik Indonesia.
Esensi ketiga adalah Rasa cinta tanah air dan rela berkorban. Sebagai bangsa
yang merdeka karena perjuangan melawan penjajah dan telah mengorbankan jiwa raga
beribu-ribu pahlawan bangsa, maka rasa kebangsaan kita harus dilandasi oleh tekad

10
dan semangat terus berupaya mencintai tanah air Indonesia dengan segala isi yang
terkandung didalamnya sepanjang masa. Karena hanya dengan rasa cinta tanah air,
bangsa ini akan tetap utuh dan akan rela berkorban pula bagi kejayaan bangsa dan
Negaranya. Sekalipun “hujan emas” di negeri orang tentu tidak seindah hidup di negeri
sendiri, walaupun serba menghadapi kesulitan dan kemiskinan.
Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris
menghadapi disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar, eforia-reformasi, telah
membuat bangsa Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide sparatisme
dan upaya-upaya memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah, adalah contoh
nyata yang perlu kita cegah. Kalau ide tersebut dibiarkan berkembang maka Negara
Kesatuan Republik Indonesia mengalami ancaman yang serius. Sudah tentu hal
tersebut mengingkari akar nilai-nilai persatuan dan kesatuan, yang telah dirintis oleh
para pendahulu Republik ini.
Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan
dihayati sepenuhnya oleh warga Negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola
sikap dan pola tindak yang sarwa Nusantara, merangkul semua kepentingan dan
mengarahkan pada cita-cita dan tujuan pembangunan Nasional. Yang keenam adalah
disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan mandiri harus memiliki disiplin nasional
yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya disiplin bangsa tersebut. Justru
antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi mata uang yang saling
berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan terlihat pada disiplin para
penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya pelayanan masyarakat, serta dalam
berbagai kehidupan sehari-hari.

2.6 ANCAMAN YANG TERDAPAT PADA KETAHANAN DAN KEAMANAN


NASIONAL
1. Ancaman di Dalam Negeri
Internal kebangsaan, ancaman dalam negeri menjadi tantangan tersendiri bagi
bangsa Indonesia dalam mengukuhkan ketahanan nasional bangsa Indonesia dalam
berbagai kondisi ancaman yang berasal dari dalam negeri. Ancaman ini bisa berupa

11
pemberontakan, subversi, kudeta, atau apa pun namanya yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.

2. Ancaman dari luar


Dalam bentuk fisiknya, ancaman seperti ini dapat kita jumpai dalam beberapa
istilah di bawah ini yang sangat akrab di telinga kita, antara lain: infiltrasi, subversi
dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi dari darat,
udara dan laut oleh musuh dari luar negri. Namun, dalam bentuk non-fisiknya
ancaman seperti ini jauh lebih berbahaya dari sekedar perang fisik. Ia bisa
berwujusd perang pemikiran, propaganda global, pelemehan sistem – sistem
kehidupan yang bersentuhan dengan sensitifitas agama, ras, budaya, dll. Hal ini jika
tidak disadari dan dibiarkan berlarut – larut akan memicu kemerosotan suatu
bangsa. Dimulai dsari kemerosotan finansial, hingga kemerosotan moral. Akhirnya,
jatah sebuah peradaban tersebut untuk tetap eksis dalam kancah dunia tinggal
menghitung hari saja.

2.7 KEKUATAN YANG PERLU ADA DALAM KETAHANAN DAN KEAMANAN


1. Kegiatan intel strategis dalam semua aspek kehidupan nasional.
2. Melaksanakan upaya pertahanan darat, laut dan udara.
3. Memelihara dan menegakkan Keamanan Dalam Negeri (Kamdagri) secara berlanjut
dalam semua aspek kehidupan nasional.
4. Membina potensi dan kekuatan wilayah dalam semua aspek kehidupan nasional
untuk meningkatkan Tannas.
5. Memelihara stabilitas nasional dan Tannas secara menyeluruh dan berlanjut.
6.Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam

2.8 DAMPAK NEGATIF GLOBALISASI DALAM KETAHANAN DAN


KEAMANAN
a. Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara
semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung jawab pihak tentara
dan polisi.

12
b. Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
global.
c. Masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.

2.9 DAMPAK POSITIF GLOBALISASI DALAM KETAHANAN DAN


KEAMANAN
A. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.
B. Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
C. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang lebih
profesional, transparan, dan akuntabel.
D. Menguatnya supremasi sipil dengan mendudukkan tentara dan polisi sebatas
penjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban negara yang professional.
E. Adanya hubungan kerja sama antarbangsa , khususnya dalam bidang pertahanan
keamanan baik kerja sama bilateral , regional maupun internasional.
F. Adanya upaya setiap negara mempertahankan kedaulatan negara melalui
pembuatan sistem persenjataan maupun pemberdayaan rakyat dan tentaranya.
Globalisasi bidang hankam pernah dirasakan masyarakat dunia, yaitu dibentuknya
pakta pertahanan NATO, SEATO, WARSAWA, dsb.

2.10 TANTANGAN PERTAHANAN DAN KEAMANAN INDONESIA.


Ancaman yaitu usaha yang bersifat mengubah kebijaksanaan yang dilakukan secara
konsepsional (terencana dan terarah) baik melalui tindak kriminal maupun politis.
Ancaman dibedakan menjadi 2 yaitu ancaman militer dan ancaman non-militer.
1. Ancaman militer merupakan ancaman dengan menggunakan kekuatan
bersenjata yang dinilai mampu membahayakan negara (baik itu keutuhan
negara, kedaulatan negara dan keselamatan segenap bangsa).
2. Ancaman non-militer (nirmiliter) adalah ancaman yang tidak menggunakan
kekuatan bersenjata namun jika tetap dibiarkan akan merugikan negara, bahkan
dapat membahayakan negara. Ancaman non-militer memiliki karakteristik yang

13
berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak
terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini lebih berbentuk pada
dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, dan
keselamatan umum.
Contoh Ancaman Militer
a.) Dari dalam negeri - Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat
negara baru). - Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran. - Sabotase dari dalam
negeri. - Aksi terorisme dari dalam negeri. - Pemberontakan bersenjata. - Aksi
kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA. b.) Dari luar negeri - Agresi. - Spionase.
- Sabotase. - Pelanggaran wilayah oleh negara lain. - Aksi teror melalui jaringan
internasional.
Contoh Ancaman Non-militer
a.) Dari dalam negeri

- Kemiskinan.

- Kebodohan.

- Keterbelakangan.

- Narkoba.

b.) Dari luar negeri

- Pengaruh arus globalisasi.

- Jaringan narkoba internasional.

- Maraknya media propaganda asing.

 Tantangan
Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan
suatu bangsa atau negara. Contoh : Di Bidang Politik Dalam bidang politik
terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan responsive atau
bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh
rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem
pemerintah yang demokratis bukantotaliter (diktator). Meskipun telah

14
diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua suara serta partisipasi
rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih sering
manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada
tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak
menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).
 Hambatan Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
 Gangguan Gangguan yaitu usaha yang berasal dari luar dengan tujuan
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional.

2.11 ANTISIPASI PENGARUH NEGATIF GLOBALISASI TERHADAP NILAI


NASIONALISME
Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu :
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
2. Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.

15
BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari Makalah ini adalah:


Nasionalisme bangsa Indonesia belum memudar, sekalipun saat ini didera oleh
pengaruh globalisasi dan liberalisasi serta proses demokratisasi. Tantangan baru ini
harus dihadapi dengan serius dan optimisme, bilamana tidak di pupuk kembali dan tidak
mendapat dorongan semangat baru oleh para pemimpin bangsa ini, maka tidak mustahil
faham tentang kebangsaan ini akan tersapu oleh peradaban baru yang sangat
bertentangan dengan nilai-nilai luhur sosio-kultural bangsa kita. Adapun kesimpulan
yang dapat kita ambil dari pembahasan ini antara lain adalah:
1.Pengembangan illmu pengetahuan dan teknologi dalam ilmu komunikasi dapat
meningkatkan ketahanan nasional, yang dengan adanya komunikasi semua informasi
yang ada diseluruh nasional agar dapat menciptakan keharmonisan dan keselarasan
dalam berbangsa dan bernegara.
2. Globalisasi, keterbukaan dan ketahanan informasi dapat menguji ketahanan nasional
kita dalam upaya tetap mempertahankan jati diri dan kepribadian bangsa.

16
DAFTAR PUSTAKA

[1]https://www.academia.edu/9863031/
MAKALAH_PKN_KETAHANAN_DAN_KEAMANAN_NASIONAL
[2]https://www.kompasiana.com/novyanardi11/5528759d6ea8346e238b462f/ketahanan-nasional-
di-era-globalisasi
[3] https://www.academia.edu/24702943/TUGAS_MAKALAH
[4] https://www.academia.edu/34973064/Ketahanan_nasional
[5] https://www.academia.edu/35148817/Makalah_Ketahanan_Nasional.docx

17

Anda mungkin juga menyukai