DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1. Ande Rizky Riefnaldi (F1D018007)
2. Ivan Andrianto (F1D018027)
3. Muhammad Awaluddin (F1D018037)
4. Nyoman Berlianda Apriliani (F1D018051)
5. Yuniar Islamiati (F1D018063)
6. Fredericho Alexander Madi (F1D018075)
7. Syifa Salsabila (F1D018093)
UNIVERSITAS MATARAM
TEKNIK INFORMATIKA
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji Tuhan, terima kasih Kami ucapkan atas bantuan Tuhan yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari Tuhan, Kami bukanlah siapa-siapa.
Makalah ini kami buat dan susun dengan usaha maksimal juga atas bantuan dari
berbagai pihak yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
menyelesaikan makalah ini. Oleh karenanya kami sampaikan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada segenap pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.
Terlepas dari itu semua kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
yang kami buat. Mungkin dari segi bahasa, susunan kalimat atau hal lain yang tidak kami
sadari. Oleh karenanya kami sangat mengharapkan kritik dan saran sebagai sarana
perbaikan makalah yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 2
1.3. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II ISI..................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian.................................................................................................. 4
2.1.1. Globalisasi.................................................................................... 4
2.1.2. Pertahanan dan Keamanan........................................................... 4
2.2 Asas - Asas Ketahanan Nasional Indonesia ............................................... 7
2.3 Aspek - Aspek Yang Mempengaruhi Pertahanan Keamanan Nasional RI
Terhadap Globalisasi.................................................................................. 8
2.4 Aspek - Aspek Yang Dikedepankan Dalam Pertahanan Keamanan Nasional
RI Dalam Mengatasi Masalah Globalisasi................................................. 9
2.5 Esensi Nasionalisme Indonesia Yang Harus Dipertahankan.................... 10
2.6 Ancaman Yang Terdapat Pada Ketahanan Dan Keamanan……………. 11
2.7. Kekuatan Yang Perlu Ada Dalam Pertahanan Keamanan....................... 12
2.8. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan....... 12
2.9. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan Keamanan......... 13
2.10. Tantangan Pertahanan Dan Keamanan Indonesia.................................. 13
2.11. Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Pertahanan Dan
Keamanan Indonesia.............................................................................. 15
BAB IV KESIMPULAN............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
mempertahankan keadaan aman dan damai harus selalu dilakukan oleh segenap rakyat
bersama ABRI.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
Hal ini merupakan dasar dari sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta.
Pelaksanaannya diatur dengan memenuhi keadilan dan pemerataan dalam menjalankan
tugas pertahanan dan keamanan nasional. Dalam sistem per¬tahanan dan keamanan rakyat
semesta, ABRI yang tumbuh dari rakyat serta bersama dalam kemanunggalan dengan
rakyat menegakkan dan mengisi kemerdekaan bangsa, menjadi inti dalam sistem tersebut.
Pertahanan dan keamanan nasional yang disusun berdasarkan sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta akan mampu mensukseskan perjuangan nasional pada
umumnya, pembangunan nasional pada khususnya dan mengamankannya dari setiap
ancam-an, sehingga usaha bangsa dalam mencapai tujuan nasional dapat berlangsung
dalam suasana damai, aman, tenteram, tertib dan dinamis.
Pembinaan pertahanan dan keamanan nasional diusahakan untuk meningkatkan
kemampuan pertahanan dan keamanan, yang meliputi kemampuan kekuatan di darat, di
laut, di udara, penertiban dan penyelamatan masyarakat, sehingga mampu melaksanakan
tugas-tugas pertahanan dan keamanan nasional sesuai de¬ngan keperluan dan tantangan
yang dihadapi oleh negara dan bangsa Indonesia.
1.3 Tujuan
2
Adapun tujuan dari Makalah Tantangan Globalisasi Pertahanan dan Keamanan Dalam
Menghadapai Ancaman Negara ini, adalah :
1. Mampu mengetahui pengertian tentang pertahanan nasional
2. Mampu mengetahui pengertian tentang keamanan nasional
3. Mampu mengetahui pengertian tentang globalisasi
4. Mampu mengetahui asas – asas pertahanan nasional Indonesia yang berlandaskan
nilai – nilai Pancasila
5. Mampu mengetahui pengaruh aspek – aspek ketahanan nasional terhadap
kehidupan bangsa Indonesia
6. Mampu mengetahui pengaruh ketahanan nasional pada aspek pertahanan dan
keamanan?
7. Mampu mengetahui tantangan ketahanan dan keamanan nasional Indonesia.
3
BAB II
ISI
2.1 PENGERTIAN
2.1.1 GLOBALISASI
Globalisasi berasal dari kata globel, yang merupakan suatu proses suatu
tatanan, aturan dan sistem tertentu yang berlaku bagi bangsa-bangsa lain di dunia.
Sementara itu, ada pula yang mengartikan globalisasi merupakan suatu proses
tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Kebudayaan Manusia di Negara Berkembang.internet.public jurnal.september
2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi
antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu
makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai
bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu
globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
4
tantangan yang datang dari luar maupun dari dalam baik secara langsung maupun
tidak langsung membahayakan identitas, integritas dan kelangsungan hidup bangsa
dan negara NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan
negara adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya
didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan
pada kekuatan sendiri. Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan
dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara. Pertahanan nasional
merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara
untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga
kepentingan-kepentingannya. Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen
Pertahanan. Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di
beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.
Keamanan nasional menunjuk ke kebijakan publik untuk memastikan
keselamatan dan keamanan negara melalui penggunaan kuasa ekonomi dan militer
dan penjalanan diplomasi, baik dalam damai dan perang. Secara prinsip, konsep
tersebut dikembangkan di Amerika Serikat setelah Perang Dunia Kedua. Dalam
artian sempit keamanan adalah suatu hal yang dapat di pikirkan dengan
membayangkan kehidupan yang bebas dari ancaman pihak lain. Setiap warga
negara mempunyai hak mendapatkan keamanan. Dalam suatu Kajian keamanan
mengenal dua istilah penting, dilemma keamanan (security dilemma) dan dilemma
pertahanan (defence di1emma). Istilah yang pertama, dilema keamanan,
menggambarkan betapa upaya suatu negara untuk meningkatkan keamanannya
dengan mempersenjatai diri justru, dalam suasana anarki internasional,
membuatnya semakin rawan terhadap kemungkinan serangan pertama pihak lain.
Istilah kedua, dilema pertahanan, menggambarkan betapa pengembangan dan
penggelaran senjata baru maupun aplikasi doktrinal nasional mungkin saja justru
tidak produktif atau bahkan bertentangan dengan tujuannya untuk melindungi
keamanan nasional. Berbeda dari dilema keamanan yang bersifat interaktif dengan
apa yang [mungkin] dilakukan pihak lain, dilema pertahanan semata-mata bersifat
5
non-interaktif, dan hanya terjadi dalam lingkup nasional, terlepas dari apa yang
mungkin dilakukan pihak lain.
Di Indonesia, sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan Tentara Nasional Indonesia sebagai "komponen utama" dengan
didukung oleh "komponen cadangan" dan "komponen pendukung". Sistem
Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman nonmiliter menempatkan lembaga
pemerintah di luar bidang pertahanan sebagai unsur utama, sesuai dengan bentuk
dan sifat ancaman yang dihadapi dengan didukung oleh unsur unsur lain dari
kekuatan bangsa.
1. Komponen utama
Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberikan pengertian komponen utama adalah
Tentara Nasional Indonesia yang siap digunakan untuk melaksanakan tugas-
tugas pertahanan. Sebagai komponen utama, Tentara Nasional Indonesia
bertugas untuk menanggulangi atau menghadapi ancaman-ancaman
militer. Dalam melaksanakan fungsinya komponen utama didukung oleh
komponen cadangan dan komponen pendukung.
2. Komponen cadangan
Pasal 1 angka 6Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberipengertian komponen cadangan adalah sumber
daya nasional yang telah disiapkan untuk dikerahkan melalui
mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama. Pada Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, menyatakan komponen
cadangan terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang telah disiapkan untuk
dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat
komponen utama.Mobilisasi adalah tindakan pengerahan dan penggunaan
secara serentak sumber daya nasional serta sarana dan prasarana nasional
sebagai kekuatan pertahanan negara.Dari kedua pasal tersebut diatas,
warga negara mempunyai sebuah kedudukan dalam sishankamrata. Pada
Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara terdapat kata “telah disiapkan” dapat ditafsirkan
6
bahwa warga negara yang telah diberikan pembekalan atau pelatihan
tentang bela negara. Hal itu merupakan bentuk upaya pemerintah dalam
menyiapkan sistem pertahanan. Di dalam Undang - Undang Nomor 20
Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan
Negara Republik Indonesia disebut Rakyat terlatih.
3. Komponen pendukung
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, memberikan pengertian komponen pendukung
adalah sumber daya nasional yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponenutama dan
komponen cadangan. Pada Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, menyatakan komponen
pendukung terdiri atas warga negara, sumber daya alam, sumber daya
buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang secara langsung atau
tidak langsung dapat meningkatkan kekuatan dan kemampuan komponen
utama dan komponen cadangan. Dari kedua pasal tersebut diatas,
menyatakan juga warga negara mempunyai sebuah kedudukan dalam
sishankamrata. Berbeda dengan Pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor
3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Pasal 8 ayat (2) Undang-
Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara menekankan
bahwa warga negara yang tidak diberikan pembekalan atau pelatihan
tentang bela negara dapat mempunyai kedudukan yang sama dalam sistem
pertahanan keamanan negara. Warga negara yang dimaksud dalam
Pasal 8 ayat (2) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Pertahanan Negara, berpartisipasi dalam sistem pertahanan
keamanan negara dengan menggunakan kemampuan dibidang-bidang
tertentu yang dimilikinya.
2.2 ASAS - ASAS KETAHANAN NASIONAL INDONESIA
Asas Ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang
tersusun berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nasional yang terdiri dari:
1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar dan esensial, baik sebagai perorangan
7
maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan
nasional dan merupakan nilai intrinsik yang ada padanya. Dalam realisasinya kondisi
kesejahteraan dan keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan
tetapi tidak mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada keamanan
tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Oleh karena itu, keduanya harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apapun sebab keduanya merupakan salah satu parameter
tingkat ketahanan nasional sebuah bangsa dan negara.
2. Asas Komprehensif Intergral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh
menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan persatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan segenap
aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral).
3. Asas Mawas Ke Dalam dan Mawas Ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa
yang saling berinteraksi. Disamping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi
dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam prosesnya dapat timbul berbagai dampak
baik yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas ke dalam
dan ke luar.
4. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, kesamaan, gotong-
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam asas ini diakui adanya perbedaan yang harus
dikembangkan secara serasi dalam hubungan kemitraan serta dijaga agar tidak
berkembang menjadi konflik yang bersifat antagonistik yang saling menghancurkan.
8
pasar globalisasi. Sebagai upaya untuk mengatasi tantangan masa depan bangsa ini
maka kita sebagai bangsa yang besar memerlukan pemimpin yang memiliki wawasan
ketahanan yang luas. Karena era globaslisai akan mempengaruhi masyarakat dalam
berbagai aspek kehidupan.
Aspek pertama, sosial-politik yang juga akan terpengaruh globalisasi. Keadaan
sosial politik bangsa akan berpengaruh ataupun dipengaruhi oleh dunia luar dan bisa
merubah paham dan asas yang sudah dianut. Ini akan melemahkan Ketahanan Nasional
Indonesia dan menurukan wibawa bangsa di mata bangsa lain. Aspek kedua, dalam
kehidupan tatanan nasional akan dipengaruhi secara langsung juga dengan globalisasi.
Untuk itu diperlukan kebijakan-kebijakan dari pemerintah hasil pemilu presiden 2004
untuk dapat mengatasinya. Aspek ketiga, apabila kebijakan-kebijakan pemerintah salah
maka globalisasi akan memperlemah Ketahanan Nasional. Pemerintah diharuskan
mengambil langkah dan kebijakan untuk mengaantisipasi gelombang globalisasi di
masa mendatang.
9
b. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara, serta kondisi
lingkungan strategisnya.
c. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras di antara
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
d. Wibawa, artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan diperhitungkan oleh
pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal suatu negara.
e. Konsultasi dan kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa tidak
mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling
menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
10
dan semangat terus berupaya mencintai tanah air Indonesia dengan segala isi yang
terkandung didalamnya sepanjang masa. Karena hanya dengan rasa cinta tanah air,
bangsa ini akan tetap utuh dan akan rela berkorban pula bagi kejayaan bangsa dan
Negaranya. Sekalipun “hujan emas” di negeri orang tentu tidak seindah hidup di negeri
sendiri, walaupun serba menghadapi kesulitan dan kemiskinan.
Esensi keempat adalah rasa persatuan dan kesatuan bangsa didalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini yang sekarang terkoyak-koyak dan nyaris
menghadapi disintegrasi. Pengaruh globalisasi sangat besar, eforia-reformasi, telah
membuat bangsa Indonesia hampir-hampir kehilangan arah dan tujuan. Ide sparatisme
dan upaya-upaya memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah, adalah contoh
nyata yang perlu kita cegah. Kalau ide tersebut dibiarkan berkembang maka Negara
Kesatuan Republik Indonesia mengalami ancaman yang serius. Sudah tentu hal
tersebut mengingkari akar nilai-nilai persatuan dan kesatuan, yang telah dirintis oleh
para pendahulu Republik ini.
Esensi kelima tentang wawasan kebangsaan yang bersumber dari wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional hendaknya terus dapat melekat pada hati dan
dihayati sepenuhnya oleh warga Negara Indonesia, sehingga tertanam pola pikir, pola
sikap dan pola tindak yang sarwa Nusantara, merangkul semua kepentingan dan
mengarahkan pada cita-cita dan tujuan pembangunan Nasional. Yang keenam adalah
disiplin nasional. Bangsa yang ingin maju dan mandiri harus memiliki disiplin nasional
yang tinggi. Nasionalisme berakar pula pada budaya disiplin bangsa tersebut. Justru
antara disiplin nasional dan nasionalisme, merupakan dua sisi mata uang yang saling
berpengaruh. Makna dan esensi disiplin nasional akan terlihat pada disiplin para
penyelenggara Negara, tertib dan lancarnya pelayanan masyarakat, serta dalam
berbagai kehidupan sehari-hari.
11
pemberontakan, subversi, kudeta, atau apa pun namanya yang berasal atau
terbentuk dari masyarakat Indonesia.
12
b. Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat secara
global.
c. Masyarakat cenderung bertindak anarkis sehingga dapat mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan nasional bahkan persatuan dan kesatuan bangsa.
13
berbeda dengan ancaman militer, yaitu tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak
terlihat seperti ancaman militer, karena ancaman ini lebih berbentuk pada
dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, teknologi, informasi, dan
keselamatan umum.
Contoh Ancaman Militer
a.) Dari dalam negeri - Gerakan separatisme (ingin memisahkan diri dan membuat
negara baru). - Pengrusakan lingkungan secara besar-besaran. - Sabotase dari dalam
negeri. - Aksi terorisme dari dalam negeri. - Pemberontakan bersenjata. - Aksi
kekerasan dan kejahatan yang berbau SARA. b.) Dari luar negeri - Agresi. - Spionase.
- Sabotase. - Pelanggaran wilayah oleh negara lain. - Aksi teror melalui jaringan
internasional.
Contoh Ancaman Non-militer
a.) Dari dalam negeri
- Kemiskinan.
- Kebodohan.
- Keterbelakangan.
- Narkoba.
Tantangan
Tantangan adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan
suatu bangsa atau negara. Contoh : Di Bidang Politik Dalam bidang politik
terdapat ancaman berupa pemerintahan yang tidak aspiratif dan responsive atau
bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau mendengarkan aspirasi
rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat, untuk rakyat dan oleh
rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia adalah sistem
pemerintah yang demokratis bukantotaliter (diktator). Meskipun telah
14
diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua suara serta partisipasi
rakyat mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih sering
manipulasi suara rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada
tidak meratanya pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak
menggunakan hak suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).
Hambatan Hambatan adalah usaha yang berasal dari dalam dengan tujuan untuk
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).
Gangguan Gangguan yaitu usaha yang berasal dari luar dengan tujuan
melemahkan/menghalangi secara tidak konsepsional.
15
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
[1]https://www.academia.edu/9863031/
MAKALAH_PKN_KETAHANAN_DAN_KEAMANAN_NASIONAL
[2]https://www.kompasiana.com/novyanardi11/5528759d6ea8346e238b462f/ketahanan-nasional-
di-era-globalisasi
[3] https://www.academia.edu/24702943/TUGAS_MAKALAH
[4] https://www.academia.edu/34973064/Ketahanan_nasional
[5] https://www.academia.edu/35148817/Makalah_Ketahanan_Nasional.docx
17