Anda di halaman 1dari 17

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Oleh:
KELOMPOK 4
Kelas X Mipa 2

SMA NEGERI 3
TANJUNG JABUNG BARAT
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara Republik Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kelompok mata pelajaran
PKn. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan
sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam memberikan
informasi yang akan menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

JAMBI , 21 NOVEMBER 2022


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia.......... 3
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara. . 5
1. Tujuan Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara................ 5
2. Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara............... 6
C. Kebijakan dalam Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara...... 7
1. Prinsip Ekonomi dan Efisiensi........................................................... 7
2. Mencukupi Kebutuhan Sendiri.......................................................... 7
3. Dislokasi Kekuatan............................................................................ 8
4. Perundang-undangan.......................................................................... 8
5. Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan Teknologi................................... 8
6. Kekaryaan.......................................................................................... 9
7. Manajemen Hankam.......................................................................... 9
8. Pemanfaatan Peluang......................................................................... 9
D. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara.................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................. 12
B. Saran........................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan
meningkatkan ketahanan nasional dan selanjutnya ketahanan nasional yang
tangguh akan lebih mendo-rong lagi pembangunan nasional.
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara didasarkan pada
pandangan hidup bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian, tetapi terlebih
lagi mencintai kemerdekaan dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana
kehidupan dunia yang damai dan dalam suasana negara yang merdeka dan
berdaulat itu, memungkinkan bangsa Indonesia untuk meningkatkan
kesejahteraannya melalui usaha pembangunan.
Upaya pertahanan dan keamanan negara haruslah menjamin
tercegahnya atau teratasinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat
mengganggu jalannya pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat
mengganggu jalannya pembangunan nasional, adalah gangguan keamanan
dalam negeri dan ancaman terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas
RI, sedangkan hal-hal yang bersifat tidak langsung adalah keamanan dunia
umumnya dankeamanan di kawasan Asia Tenggarakhususnya.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa kelangsungan hidup bangsa dan
negara ditentukan oleh keberhasilan pembangunan nasionalnya. Ancaman dan
gangguan oleh lawan dari dalam dan luar negeri, merupakan hal yang tidak
dapat begitu saja diserahkan kepada nasib, ataupun dipercayakan kepada
kekuatan-kekuatan lain di dunia. Oleh karena itu upaya dan cara
penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara ditentukan dalam
kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1
2

1. Bagaimana substansi pertahanan dan keamanan negara republik


Indonesia?
2. Apa tujuan dan sasaran pembangunan pertahanan dan keamanan negara?
3. Bagaimana kebijakan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan
negara?
4. Bagaimana kesadaran belanegara dalam konteks sistem pertahanan dan
keamanan negara?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia


Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan
oleh Bangsa Indonesia tidak diraih dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta,
tenaga, dan sebagainya mewarnai setiap perjuangan merebut kemerdekaan.
Mengingat begitu besarnya pengorbanan yang telah diberikan oleh para
pahlawan bangsa, sudah menjadi kewajiban kita yanghidup pada masa
sekarang untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai macam cara.
Upaya mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri
negara kita. Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Para pendiri negara melalui sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
KemerdekaanIndonesia (BPUPKI) telah mencantumkan upaya
mempertahankan kemerdekaan ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab
XII tentang Pertahanan Negara (Pasal 30). Para tokoh pendiri negara
berkeyakinan bahwa kemerdekaan Indonesia dapat dipertahankan apabila
dibangun fondasi atau sistem pertahanan dan keamanan negara yang kokoh,
hal itu harus diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Perubahan UUD NRI Tahun 1945 semakin memperjelas sistem
pertahanan dan keamanan negara kita. Hal tersebut diatur dalam Pasal 30 ayat
(1) sampai dengan ayat (5) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai
berikut.
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan
rakyat sebagai kekuatan pendukung.

3
4

3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut


dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan
negara Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh Warga Negara
Indonesia. Dengan kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya
menjadi tanggung jawab TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga
sangat bertanggung jawab terhadap pertahanan dan keamanan negara. TNI dan
POLRI manunggal bersama masyarakat sipil menjaga keutuhan NKRI.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan
gambaran bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan dengan
menggunakan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
(Sishankamrata). Sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta ini
hakikatnya merupakan segala upaya menjaga pertahanan dan keamanan
negara meliputi seluruh rakyat Indonesia, segenap sumber daya
nasional,sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah negara sebagai
satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain, Sishankamrata
penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban
seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang
merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan
pilihan yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan
dengan keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan
5

kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun negara


Indonesia telah mencapai tingkat kemajuan yang cukup tinggi, kelak model
tersebut tetap menjadi pilihan strategis untuk dikembangkan, dengan
menempatkan warga negara sebagai subjek pertahanan negara sesuai dengan
perannya masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta
bercirikan sebagai berikut.
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara
diabdikanoleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai
dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan. Sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa Indonesia
merupakan sebuah sistem yang disesuaikan dengan kondisi bangsa
Indonesia. Posisi wilayah Indonesia yang berada di posisi silang (diapit
oleh dua benua dan dua samudera) disatu sisi memberikan keuntungan,
tapi di sisi yang lain memberikan ancaman keamanan yang besar baik
berupa ancaman militer dari negara lain maupun kejahatan-kejahatan
internasional. Selain itu, kondisi wilayah Indonesia sebagai negara
kepulauan, tentu saja memerlukan sistem pertahanan dan keamanan yang
kokoh untuk menghindari ancaman perpecahan. Dengan kondisi seperti
itu, kesimpulannya adalah bahwa sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta merupakan sistem yang terbaik bagi bangsa Indonesia.

B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara


1. Tujuan Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara
Tujuan pembangunan pertahanan dan keamanan negaraadalah
pertama-tama mewujudkan daya tangkal; yaitu kekuatan yang memberikan
keyakinan kepada setiap pihak, baik yang mempunyai maksud memusuhi
negara dan bangsa Indonesia maupun yang merencanakan agresi dengan
6

cara apapun juga, bahwa mereka tidak akan dapat mencapai tujuan atau
maksudnya. Daya tangkal demikian terutama akan harus bersandar pada
kekuatan rakyat Indonesia seluruhnya, yang harus memiliki ketahanan
ideologis dan mental yang tangguh untuk menolak serta melawan setiap
usaha yang dapat membahayakan kelangsungan hidup Bangsa Indonesia,
ideologi Pancasila, nilai-nilai nasional lainnya dan integritas wilayah
Negara Republik Indonesia.
Daya tangkal ini kemudian harus dibulatkan dengan membangun
kekuatan-kekuatan yang nyata maupun potensial, yang secara integral
mewujudkan kemampuan-kemampuan yang sanggup melaksanakan
berbagai tugas umum yang terkandung dalam kebijaksanaan pertahanan
dan keamanan negara, sekaligus menegakkan hak serta kedaulatan negara
atas wilayahnya berdasarkan wawasan nusantara.
2. Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara
Adapun sasaran pembangunan pertahanan dan keamanan negara
adalah:
a. Kekuatan rakyat terlatih yang merata di seluruh wilayah negara dan
nyata dapat dirasakan, berwujud masa rakyat yang militan, spontan,
didasari ketahanan ideologi Pancasila dan rasa cinta terhadap tanah air,
untuk menentang setiap usaha atau gejala yang membahayakan,
melawan musuh yang mengancam kelangsungan hidup negara dan
bangsa Indonesia, tanpa mengenal menyerah.
b. Angkatan Perang dengan kekuatan siap kecil dan cadangan yang
cukup, yang sanggup menghadapi situasi yang dapat timbul di masa
depan, dan menjalankan berbagaitugas lainnya yang dapat dibebankan
kepadanya, termasuk pelaksanaan hak serta kedaulatan negara atas
seluruh wilayahnya.
c. Polri yang sanggup menjalankan tugas pengamanan dan penertiban
masyarakat; penyelamatan jiwa-raga dan harta-benda; mencegah dan
menindak penyimpangan hukum; serta menjalankan berbagai tugas
lainnya yang dapat dibebankan kepadanya.
7

C. Kebijakan dalam Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara


Kebijakan-kebijakan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan
negara berpedoman pula pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Ekonomi dan Efisiensi
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara secara keseluruhan
harus dikaitkan dengan pembangunan dalam bidang kesejahteraan
sedemikian rupa sehingga merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Setiap investasi harus menunjukkan kemanfaatan yang nyata
dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan atau sasaran, serta harus
memiliki waktu kegunaan yang cukup panjang. Suatu kegunaan tambahan
hendaknya diusahakan apabila mungkin.
2. Mencukupi Kebutuhan Sendiri
Dalam rangka modernisasi penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan negara hendaklah digunakan perlengkapan yang disesuaikan
dengan tingkat kemajuan teknologi bangsa Indonesia. Hasil produksi
dalam negeri harus diutamakan. Keharusan untuk mengurangi
ketergantungan pada luar negeri menuntut dibangunnya industri
pertahanan dan keamanan negara ataupun industri umum yang dapat
digunakan untuk itu, setidak-tidaknya untuk memproduksi perlengkapan
dan bekal yang paling vital.
3. Dislokasi Kekuatan
Kekuatan-kekuatan lapangan menurut sifat dan tugas khasnya
masing-masing, harus direncanakan menempati posisi strategis yang
memungkinkan dilakukannya reaksi yang cepat terhadap ancaman yang
datang. Daerah-daerah perbatasan, alur-alur pelayaran dan selat-selat yang
penting, perlu dinilai tingkat kemungkinan menjadi arah pendekat
potensial bagi berbagai bentuk ancaman, untuk kemudian digunakan
sebagai dasar penentu dislokasi kekuatan atau pangkalan yang sesuai.
4. Perundang-undangan
Hak, kewajiban dan kehormatan turut serta dalam pembelaan
negara dari setiap warganegara Indonesia, harus dilaksanakan dalam
bentuk keadilan dan pemerataan menjalankan
8

tugaspertahanandankeamanan.Perananrakyatsebagai sasaran maupun


pelaku dalam perang total, menghendaki pembinaan mental dengan
mendapatkan prioritas yang tinggi. IdeologiPancasiladannilai-
nilaibangsaharustertanam denganteguhdalamalam pikiran, sehingga
mewujudkan suatu ketahanan mental yang tangguh. Keahlian dan
ketrampilan melakukan pekerjaan harus dibina agar setiap orang dapat
menjalankan. tugasnya dengan sempurna.
5. Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan Teknologi
Penelitian dan pengembangan yang tertuju pada perwujudan
perlengkapan, umumnya memerlukan dana, daya dan waktu yang sangat
banyak.Penghematan dalam bidang ini dapat dicapai melalui kerja sama
yang erat dengan lembaga lain di luar TNI. Hendaknya selalu dicegah
kegiatan-kegiatan yang bersifat duplikasi, pengalihan pengetahuan dan
teknologi dari luar negeri melalui berbagai cara dapat dimanfaatkan untuk
mempercepat penguasaan dan usaha pengembangan.Keberhasilan tugas
pertahanan dan keamanan negara banyak tergantung pada dukungan yang
diberikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, upaya
pertahanan dan keamanan negara harus dapat memanfaatkan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kekaryaan
Hubungan timbal balik yang sangat erat antara bidang keamanan
dan kesejahteraan nasional, menghendaki agar pembangunan TNI tidak
semata-mata diarahkan kepada pembentukan kekuatan pertahanan dan
keamanan. PembangunanTNI hendaknya juga diarahkan agar memiliki
kemampuan untuk berfungsi sebagai kekuatan sosial, yang bersama
dengan kekuatan-kekuatan sosial lainnya dapat menanggapi dan mengatasi
permasalahan-permasalahan nasionalsebagai suatu kebulatan, sehingga
dapat mewujudkan ketahanan nasional yang utuh.
7. Manajemen Hankam
Manajemen pertahanan dan keamanan, yang mencakup sumber
daya, tentara nasionaldan KementerianPertahanan dan Keamanan,
haruslah bisa dilaksanakan secara efektif dan dengan efisiensi yang tinggi.
9

Untuk itu agar selalu diusahakan pengembangan dan penerapan


manajemen yang mutakhir.
8. Pemanfaatan Peluang
Pemanfaatan peluang pada hakikatnya adalah suatu usaha untuk
memperkecil atau meniadakan pertentangan yang sering terjadi antara
tuntutan kesejahteraan nasional dan keamanan negara.Perencana-
perencana pada semua tingkat harus selalu waspada untuk
mengidentifikasikan setiap peluang yang muncul, serta siap memanfaatkan
semua kesempatan yang bisa menghemat penggunaan sumber daya,
memperkecil kerugian, atau menghasilkan kegunaan tambahan.

D. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan


Keamanan Negara
Perjuangan gigih bangsa Indonesia dalam mengusir Belanda yang
ingin kembali menjajah Indonesia. Para pahlawan bangsa rela berkorban dan
bertumpah darah ketika berperang melawan penjajah demi untuk
mempertahankan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mereka mempunyai motivasi yang sangat tinggi untuk mempertahankan
kemerdekaan yang telah diraih. Oleh karena itu, untuk menghargai jasa
pahlawan kita, kita juga harus memiliki rasa rela berkorban untuk
mempertahankan negara, memiliki kesadaran bela negara dan memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi terhadap negara yang merupakan tempat tinggalnya
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
menyatakan bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara. Ikut serta dalam kegiatan bela negara diwujudkan
dengan berpartisipasi dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan dan
keamanan negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 30 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa “tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.” Kedua ketentuan tersebut menegaskan bahwa setiap warga negara
harus memiliki kesadaran bela negara.
10

Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti


pada negara dan berkorban demi membela negara. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Sebagai warga
negara sudah sepantasnya ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk
kecintaan kita kepada negara dan bangsa.
Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan
kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga
negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban ikut serta dalam
pembelaan negara, kecuali ditentukan dengan undang-undang. Dalam prinsip
ini terkandung pengertian bahwa upaya pertahanannegara harus didasarkan
pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada
kekuatan sendiri.
Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Pertahanan Negara
Pasal 1 ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan keamanan negara
adalah segala usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI,
dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
terhadap bangsa dan negara. Bangsa Indonesia cinta perdamaian, cinta
kemerdekaan, dan cinta kedaulatan. Dalam alinea pertama Pembukaan UUD
1945 menyatakan “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala
bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”.
Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun harus
diselesaikan melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, perang harus
dihindari. Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukanjika semua usaha-
usaha danpenyelesaian secara damai tidak berhasil. Indonesia menentang
segala bentuk penjajahan dan menganutpolitik bebas aktif. Prinsip ini
merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea pertama Pembukaan UUD 1945.
11

Dengan hak dan kewajiban yang sama, setiap orang Indonesia dapat berperan
aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela negara tidak harus dalam
wujud perang, tetapi bisa diwujudkan dengan cara-cara lain seperti berikut ini.
1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
2. Ikut serta membantu korban bencana di dalam negeri.
3. Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
4. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR, dan Pramuka.
5. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
6. Pengabdian sebagai anggota TNI.
7. Pengabdian sesuai dengan profesi keahlian.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Strategi nasional bangsa Indonesia yang mengutamakan pembangunan
nasional untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, merupakan kepentingan
nasional yang utama. Oleh karena itu segenap upaya nasional, baik ke dalam
maupun ke luar harus menunjang. suksesnya pembangunan nasional.
Sehubungan dengan itu, upaya pertahanan dan keamanan nasional
berkewajiban mendukung usaha pembangunan itu dengan menjamin
terpeliharanya suasana dan kondisi masyarakat yang damai, aman, tenteram,
tertib dan dinamis.
Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan
masyarakat dari suatu keadaan tertentu menuju suatu keadaan baru yang lebih
baik dan lebih maju. Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan
gangguan terhadap keseimbangan, sehingga akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh gangguan keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini akan
merupakan suatu perubahan keadaan yang harus dihadapi dan diatasi secara
terus menerus.
Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di dunia
mengandung faktor-faktor penentu strategis yang relatif permanen. Garis-garis
pantainya yang panjang, laut teritorial beserta selat-selatnya, dan wilayah
udaranya menjadi jalur pelayaran dan penerbangan internasional. Wilayah
perbatasan yang belum berkembang, mewujudkan suatu pola permasalahan
tersendiri. Perkembangan sosial-ekonomi dan kepadatan penduduk yang
sangat tinggi di daerah-daerah tertentu, mengandung pula permasalahan yang
relatif permanen. Semua itu memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan
keamanan negara.

12
13

B. Saran
Upaya pertahanan dan keamanan negara haruslah dapat mewujudkan
kemampuan untuk dapat menghadapi dan menanggulangi ancaman perang dan
mencegah serta mengatasi kegiatan subversi dalam berbagai bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA

Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Republik


Indonesia.Bandung: Refika Aditama.

Kansil, C.S.T & Christine S.T Kansil. 2001. Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya
Paramita.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lemhanas.1997. Wawasan Nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka.

________.1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Nuryadi, Heri M.S. Faridy. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Wawasan


Kebangsaan. Jakarta, BSNP-BSE.

Pasha, Musthafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).


Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai