Anda di halaman 1dari 15

TUGAS PPKN

SISTEM PERTAHANAN DAN KEAMANAN INDONESIA

Oleh :

NAMA : WA ODE SITI NURFALA WATI

NIM : 01202101055

KELA : B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS PENDIDIKAN DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS MUSLIM BUTON
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
A. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia .............. 6
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara ...... 8
C. Kebijakan dalam Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara ........... 9
D. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara ............................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13
A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul “Sistem Pertahanan dan
Keamanan Negara Republik Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.

Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas kami. Kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Dan
kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang
telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional. Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan
ketahanan nasional dan selanjutnya ketahanan nasional yang tangguh akan lebih
mendorong lagi pembangunan nasional.
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara didasarkan pada pandangan hidup
bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian, tetapi terlebih lagi mencintai
kemerdekaan dan kedaulatannya. Hanya dalam suasana kehidupan dunia yang
damai dan dalam suasana negara yang merdeka dan berdaulat itu, memungkinkan
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesejahteraannya melalui usaha
pembangunan.
Upaya pertahanan dan keamanan negara haruslah menjamin tercegahnya atau
teratasinya hal-hal yang langsung atau tidak langsung dapat mengganggu jalannya
pembangunan nasional. Hal-hal yang langsung dapat mengganggu jalannya
pembangunan nasional, adalah gangguan keamanan dalam negeri dan ancaman
terhadap kemerdekaan, kedaulatan dan integritas RI, sedangkan hal-hal yang
bersifat tidak langsung adalah keamanan dunia umumnya dan keamanan di
kawasan Asia Tenggara khususnya.
Bangsa Indonesia menyadari bahwa kelangsungan hidup bangsa dan negara
ditentukan oleh keberhasilan pembangunan nasionalnya. Ancaman dan gangguan
oleh lawan dari dalam dan luar negeri, merupakan hal yang tidak dapat begitu saja
diserahkan kepada nasib, ataupun dipercayakan kepada kekuatan-kekuatan lain di
dunia. Oleh karena itu upaya dan cara penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
negara ditentukan dalam kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana substansi pertahanan dan keamanan negara republik
Indonesia?
2. Apa tujuan dan sasaran pembangunan pertahanan dan keamanan negara?
3. Bagaimana kebijakan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan
negara?
4. Bagaimana kesadaran bela negara dalam konteks sistem pertahanan dan
keamanan negara?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Substansi Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia

Sebagaimana kita ketahui, bahwa kemerdekaan yang diproklamirkan oleh


Bangsa Indonesia tidak diraih dengan mudah. Pengorbanan nyawa, harta, tenaga,
dan sebagainya mewarnai setiap perjuangan merebut kemerdekaan. Mengingat
begitu besarnya pengorbanan yang telah diberikan oleh para pahlawan bangsa,
sudah menjadi kewajiban kita yang hidup pada masa sekarang untuk
mempertahankan kemerdekaan dengan berbagai macam cara. Upaya
mempertahankan kemerdekaan ini, telah dipikirkan oleh para pendiri negara kita.
Mereka sudah memikirkan masa depan kemerdekaan bangsa Indonesia.
Para pendiri negara melalui sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) telah mencantumkan upaya mempertahankan
kemerdekaan ke dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bab XII tentang Pertahanan
Negara (Pasal 30). Para tokoh pendiri negara berkeyakinan bahwa kemerdekaan
Indonesia dapat dipertahankan apabila dibangun fondasi atau sistem pertahanan dan
keamanan negara yang kokoh, hal itu harus diatur dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Perubahan UUD NRI Tahun 1945
semakin memperjelas sistem pertahanan dan keamanan negara kita. Hal tersebut
diatur dalam Pasal 30 ayat (1) sampai dengan ayat (5) UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan sebagai berikut.
1. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
2. Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan
utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung.
3. Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut,
dan Angkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan,
melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4. Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi,
melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.
5. Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara
Republik Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan
tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara dalam usaha
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Ketentuan di atas menegaskan bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara
Indonesia merupakan tanggung jawab seluruh warga negara Indonesia. Dengan
kata lain, pertahanan dan keamanan negara tidak hanya menjadi tanggung jawab
TNI dan POLRI saja, tetapi masyarakat sipil juga sangat bertanggung jawab
terhadap pertahanan dan keamanan negara. TNI dan POLRI manunggal bersama
masyarakat sipil menjaga keutuhan NKRI.
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberikan gambaran
bahwa usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata). Sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta ini hakikatnya merupakan segala upaya
menjaga pertahanan dan keamanan negara meliputi seluruh rakyat Indonesia,
segenap sumber daya nasional, sarana dan prasarana nasional, serta seluruh wilayah
negara sebagai satu kesatuan yang utuh dan menyeluruh. Dengan kata lain,
Sishankamrata penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran akan hak dan
kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan akan kekuatan sendiri untuk
mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Sistem pertahanan dan keamanan yang bersifat semesta merupakan pilihan
yang paling tepat bagi pertahanan Indonesia yang diselenggarakan dengan
keyakinan pada kekuatan sendiri serta berdasarkan atas hak dan kewajiban warga
negara dalam usaha pertahanan negara. Meskipun negara Indonesia telah mencapai
tingkat kemajuan yang cukup tinggi, kelak model tersebut tetap menjadi pilihan
strategis untuk dikembangkan, dengan menempatkan warga negara sebagai subjek
pertahanan negara sesuai dengan perannya masing-masing.
Sistem pertahanan dan keamanan negara yang bersifat semesta bercirikan
sebagai berikut.
1. Kerakyatan, yaitu orientasi pertahanan dan keamanan negara diabdikan
oleh dan untuk kepentingan seluruh rakyat.
2. Kesemestaan, yaitu seluruh sumber daya nasional didayagunakan bagi
upaya pertahanan.
3. Kewilayahan, yaitu gelar kekuatan pertahanan dilaksanakan secara
menyebar di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,
sesuai dengan kondisi geografis sebagai negara kepulauan. Sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta yang dikembangkan bangsa
Indonesia merupakan sebuah sistem yang disesuaikan dengan kondisi
bangsa Indonesia. Posisi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berada di posisi silang (diapit oleh dua benua dan dua
samudera) di satu sisi memberikan keuntungan, tapi di sisi yang lain
memberikan ancaman keamanan yang besar baik berupa ancaman militer
dari negara lain maupun kejahatan-kejahatan internasional. Selain itu,
kondisi wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan, tentu saja
memerlukan sistem pertahanan dan keamanan yang kokoh untuk
menghindari ancaman perpecahan. Dengan kondisi seperti itu,
kesimpulannya adalah bahwa sistem pertahanan dan keamanan rakyat
semesta merupakan sistem yang terbaik bagi bangsa Indonesia.
B. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara

1. Tujuan Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara


Tujuan pembangunan pertahanan dan keamanan negara adalah pertama-tama
mewujudkan daya tangkal; yaitu kekuatan yang memberikan keyakinan kepada
setiap pihak, baik yang mempunyai maksud memusuhi negara dan bangsa
Indonesia maupun yang merencanakan agresi dengan cara apapun juga, bahwa
mereka tidak akan dapat mencapai tujuan atau maksudnya. Daya tangkal demikian
terutama akan harus bersandar pada kekuatan rakyat Indonesia seluruhnya, yang
harus memiliki ketahanan ideologis dan mental yang tangguh untuk menolak serta
melawan setiap usaha yang dapat membahayakan kelangsungan hidup Bangsa
Indonesia, ideologi Pancasila, nilai-nilai nasional lainnya dan integritas wilayah
Negara Republik Indonesia.
Daya tangkal ini kemudian harus dibulatkan dengan membangun kekuatan-
kekuatan yang nyata maupun potensial, yang secara integral mewujudkan
kemampuan-kemampuan yang sanggup melaksanakan berbagai tugas umum yang
terkandung dalam kebijaksanaan pertahanan dan keamanan negara, sekaligus
menegakkan hak serta kedaulatan negara atas wilayahnya berdasarkan wawasan
nusantara.
2. Sasaran Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara
Adapun sasaran pembangunan pertahanan dan keamanan negara adalah:
• Kekuatan rakyat terlatih yang merata di seluruh wilayah negara dan nyata
dapat dirasakan, berwujud masa rakyat yang militan, spontan, didasari
ketahanan ideologi Pancasila dan rasa cinta terhadap tanah air, untuk
menentang setiap usaha atau gejala yang membahayakan, melawan
musuh yang mengancam kelangsungan hidup negara dan bangsa
Indonesia, tanpa mengenal menyerah.
• Angkatan perang dengan kekuatan siap kecil dan cadangan yang cukup,
yang sanggup menghadapi situasi yang dapat timbul di masa depan, dan
menjalankan berbagai tugas lainnya yang dapat dibebankan kepadanya,
termasuk pelaksanaan hak serta kedaulatan negara atas seluruh
wilayahnya.
• Polri yang sanggup menjalankan tugas pengamanan dan penertiban
masyarakat; penyelamatan jiwa-raga dan harta-benda; mencegah dan
menindak penyimpangan hukum; serta menjalankan berbagai tugas
lainnya yang dapat dibebankan kepadanya.
C. Kebijakan dalam Pembangunan Pertahanan dan Keamanan Negara

Kebijakan-kebijakan dalam pembangunan pertahanan dan keamanan negara


berpedoman pula pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Ekonomi dan Efisiensi
Pembangunan pertahanan dan keamanan negara secara keseluruhan harus
dikaitkan dengan pembangunan dalam bidang kesejahteraan sedemikian rupa
sehingga merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Setiap investasi
harus menunjukkan kemanfaatan yang nyata dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan atau sasaran, serta harus memiliki waktu kegunaan yang cukup
panjang. Suatu kegunaan tambahan hendaknya diusahakan apabila mungkin.
2. Mencukupi Kebutuhan Sendiri
Dalam rangka modernisasi penyelenggaraan pertahanan dan keamanan
negara hendaklah digunakan perlengkapan yang disesuaikan dengan tingkat
kemajuan teknologi bangsa Indonesia. Hasil produksi dalam negeri harus
diutamakan. Keharusan untuk mengurangi ketergantungan pada luar negeri
menuntut dibangunnya industri pertahanan dan keamanan negara ataupun industri
umum yang dapat digunakan untuk itu, setidak-tidaknya untuk memproduksi
perlengkapan dan bekal yang paling vital.
3. Dislokasi Kekuatan
Kekuatan-kekuatan lapangan menurut sifat dan tugas khasnya masing-
masing, harus direncanakan menempati posisi strategis yang memungkinkan
dilakukannya reaksi yang cepat terhadap ancaman yang datang. Daerah-daerah
perbatasan, alur-alur pelayaran dan selat-selat yang penting, perlu dinilai tingkat
kemungkinan menjadi arah pendekat potensial bagi berbagai bentuk ancaman,
untuk kemudian digunakan sebagai dasar penentu dislokasi kekuatan atau
pangkalan yang sesuai.
4. Perundang-undangan
Hak, kewajiban dan kehormatan turut serta dalam pembelaan negara dari
setiap warga negara Indonesia, harus dilaksanakan dalam bentuk keadilan dan
pemerataan menjalankan tugas pertahanan dan keamanan. Peranan rakyat sebagai
sasaran maupun pelaku dalam perang total, menghendaki pembinaan mental
dengan mendapatkan prioritas yang tinggi. Ideologi Pancasila dan nilai-nilai bangsa
harus tertanam dengan teguh dalam alam pikiran, sehingga mewujudkan suatu
ketahanan mental yang tangguh. Keahlian dan ketrampilan melakukan pekerjaan
harus dibina agar setiap orang dapat menjalankan tugasnya dengan sempurna.
5. Ilmu Pengetahuan, Penelitian, dan Teknologi
Penelitian dan pengembangan yang tertuju pada perwujudan perlengkapan,
umumnya memerlukan dana, daya, dan waktu yang sangat banyak. Penghematan
dalam bidang ini dapat dicapai melalui kerja sama yang erat dengan lembaga lain
di luar TNI. Hendaknya selalu dicegah kegiatan-kegiatan yang bersifat duplikasi,
pengalihan pengetahuan dan teknologi dari luar negeri melalui berbagai cara dapat
dimanfaatkan untuk mempercepat penguasaan dan usaha pengembangan.
Keberhasilan tugas pertahanan dan keamanan negara banyak tergantung pada
dukungan yang diberikan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu,
upaya pertahanan dan keamanan negara harus dapat memanfaatkan hasil
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6. Kekaryaan
Hubungan timbal balik yang sangat erat antara bidang keamanan dan
kesejahteraan nasional, menghendaki agar pembangunan TNI tidak semata-mata
diarahkan kepada pembentukan kekuatan pertahanan dan keamanan. Pembangunan
TNI hendaknya juga diarahkan agar memiliki kemampuan untuk berfungsi sebagai
kekuatan sosial, yang bersama dengan kekuatan-kekuatan sosial lainnya dapat
menanggapi dan mengatasi permasalahan-permasalahan nasional sebagai suatu
kebulatan, sehingga dapat mewujudkan ketahanan nasional yang utuh.
7. Manajemen Hankam
Manajemen pertahanan dan keamanan, yang mencakup sumber daya, tentara
nasional, dan Kementerian Pertahanan dan Keamanan, haruslah bisa dilaksanakan
secara efektif dan dengan efisiensi yang tinggi. Untuk itu agar selalu diusahakan
pengembangan dan penerapan manajemen yang mutakhir.
8. Pemanfaatan Peluang
Pemanfaatan peluang pada hakikatnya adalah suatu usaha untuk
memperkecil atau meniadakan pertentangan yang sering terjadi antara tuntutan
kesejahteraan nasional dan keamanan negara. Perencana-perencana pada semua
tingkat harus selalu waspada untuk mengidentifikasikan setiap peluang yang
muncul, serta siap memanfaatkan semua kesempatan yang bisa menghemat
penggunaan sumber daya, memperkecil kerugian, atau menghasilkan kegunaan
tambahan.
D. Kesadaran Bela Negara dalam Konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan
Negara

Perjuangan gigih bangsa Indonesia dalam mengusir Belanda yang ingin


kembali menjajah Indonesia. Para pahlawan bangsa rela berkorban dan bertumpah
darah ketika berperang melawan penjajah demi untuk mempertahankan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mereka mempunyai motivasi yang
sangat tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih. Oleh karena
itu, untuk menghargai jasa pahlawan kita, kita juga harus memiliki rasa rela
berkorban untuk mempertahankan negara, memiliki kesadaran bela negara dan
memiliki rasa nasionalisme yang tinggi terhadap negara yang merupakan tempat
tinggalnya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Pasal 27 ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara. Ikut serta dalam kegiatan bela negara diwujudkan dengan berpartisipasi
dalam kegiatan penyelenggaraan pertahanan dan keamanan negara, sebagaimana
diatur dalam Pasal 30 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.” Kedua ketentuan tersebut menegaskan
bahwa setiap warga negara harus memiliki kesadaran bela negara.
Kesadaran bela negara pada hakikatnya merupakan kesediaan berbakti pada
negara dan berkorban demi membela negara. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa. Sebagai warga negara sudah sepantasnya
ikut serta dalam bela negara sebagai bentuk kecintaan kita kepada negara dan
bangsa.
Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban
membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan
tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara
mempunyai kewajiban ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan
dengan undang-undang. Dalam prinsip ini terkandung pengertian bahwa upaya
pertahanan negara harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga
negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.
Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang Pertahanan Negara Pasal 1
ayat (1) UU Nomor 3 Tahun 2002, pertahanan keamanan negara adalah segala
usaha untuk mempertahankan negara, keutuhan wilayah NKRI, dan keselamatan
bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan terhadap bangsa dan negara.
Bangsa Indonesia cinta perdamaian, cinta kemerdekaan, dan cinta kedaulatan.
Dalam alinea pertama Pembukaan UUD 1945 menyatakan “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.
Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun harus diselesaikan
melalui cara-cara damai. Bagi bangsa Indonesia, perang harus dihindari. Perang
merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha-usaha dan penyelesaian
secara damai tidak berhasil. Indonesia menentang segala bentuk penjajahan dan
menganut politik bebas aktif. Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari bunyi alinea
pertama Pembukaan UUD 1945. Dengan hak dan kewajiban yang sama, setiap
orang Indonesia dapat berperan aktif dalam melaksanakan bela negara. Membela
negara tidak harus dalam wujud perang, tetapi bisa diwujudkan dengan cara-cara
lain seperti berikut ini.
1. Ikut serta dalam mengamankan lingkungan sekitar (seperti siskamling).
2. Ikut serta membantu korban bencana alam di dalam negeri.
3. Belajar dengan tekun pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PPKn.
4. Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, seperti Paskibra, PMR,
dan Pramuka.
5. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib.
6. Pengabdian sebagai anggota TNI.
7. Pengabdian sesuai dengan profesi keahlian.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi nasional bangsa Indonesia yang mengutamakan pembangunan
nasional untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, merupakan kepentingan nasional
yang utama. Oleh karena itu segenap upaya nasional, baik ke dalam maupun ke luar
harus menunjang. suksesnya pembangunan nasional. Sehubungan dengan itu,
upaya pertahanan dan keamanan nasional berkewajiban mendukung usaha
pembangunan itu dengan menjamin terpeliharanya suasana dan kondisi masyarakat
yang damai, aman, tenteram, tertib dan dinamis.
Pembangunan pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan masyarakat
dari suatu keadaan tertentu menuju suatu keadaan baru yang lebih baik dan lebih
maju. Dan setiap perubahan akan selalu menyebabkan gangguan terhadap
keseimbangan, sehingga akibat-akibat yang ditimbulkan oleh gangguan
keseimbangan yang lahir dari proses perubahan ini akan merupakan suatu
perubahan keadaan yang harus dihadapi dan diatasi secara terus menerus.
Kondisi fisik bumi Indonesia serta letak geografisnya di dunia mengandung
faktor-faktor penentu strategis yang relatif permanen. Garis-garis pantainya yang
panjang, laut teritorial beserta selat-selatnya, dan wilayah udaranya menjadi jalur
pelayaran dan penerbangan internasional. Wilayah perbatasan yang belum
berkembang, mewujudkan suatu pola permasalahan tersendiri. Perkembangan
sosial-ekonomi dan kepadatan penduduk yang sangat tinggi di daerah-daerah
tertentu, mengandung pula permasalahan yang relatif permanen. Semua itu
memerlukan perhatian dari segi pertahanan dan keamanan negara.
B. Saran
Upaya pertahanan dan keamanan negara haruslah dapat mewujudkan
kemampuan untuk dapat menghadapi dan menanggulangi ancaman perang dan
mencegah serta mengatasi kegiatan subversi dalam berbagai bentuknya.
DAFTAR PUSTAKA
Erwin, Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia.
Bandung: Refika Aditama.

Kansil, C.S.T & Christine S.T Kansil. 2001. Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya
Paramita.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Lemhanas. 1997. Wawasan Nusantara. Jakarta: PT Balai Pustaka.

________. 1997. Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Nuryadi, Heri M.S. Faridy. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan: Wawasan


Kebangsaan. Jakarta, BSNP-BSE.

Pasha, Musthafa Kamal. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education).


Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai