Oleh:
Nama Kelompok:
AMANDA LIRANTI
ENINDA DUI SUCIANA
NADHIF IRBAH AZIZ
TITI FANILA
Kelas : XI IPS
Guru : ELFI HENDRIANTO
Mapel: PKN
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Strategi Indonesia dalam Menghadapi
berbagai Ancaman terhadap Negara ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran PKn. Kami
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah Strategi Indonesia dalam Menyelesaikan Ancaman terhadap
Negara ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan
referensi internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan
menjadi bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah Strategi Indonesia dalam Menyelesaikan Ancaman
terhadap Negara ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Strategi
Indonesia dalam Menyelesaikan Ancaman terhadap Negara ini dapat bermanfaat
bagi kita semuanya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Militer............................
B. Strategi dalam Mengatasi Ancaman Nir-Militer......................................
C. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ideologi.........................
D. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Politik............................
E. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Ekonomi........................
F. Strategi dalam Mengatasi Ancaman di Bidang Sosial Budaya................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................
B. Saran........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebhinnekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi
sekaligus tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena hal tersebut
akan membuat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan
yang melimpah baik kekayaan alam maupun kekayaan budaya yang dapat
menarik minat para wisatawan asing untuk mengunjungi Indonesia.
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan
ancaman. Dengan adanya Kebhinnekaan tersebut mudah membuat penduduk
Indonesia berbeda pendapat yang dapat mengakibatkan emosinya lepas
kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang amat sempit yang
sewaktu-waktu dapat menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Kebhinnekaan Bangsa Indonesia selalu diarahkan pada persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara. Akan tetapi, meskipun demikian, sebagaimana
diuraikan sebelumnya, persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia selalu
menghadapi ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang
dari dalam maupun dari luar Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Strategi Indonesia dalam Menyelesaikan
Ancaman terhadap Negara ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman di bidang militer?
2. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman nir-militer?
3. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman di bidang ideologi?
4. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman di bidang politik?
5. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman di bidang ekonomi?
6. Bagaimana strategi dalam mengatasi ancaman di bidang sosial budaya?
1
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Strategi Indonesia
dalam Menyelesaikan Ancaman terhadap Negara ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman di bidang militer.
2. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman nir-militer.
3. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman di bidang ideologi.
4. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman di bidang politik.
5. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman di bidang ekonomi.
6. Untuk mengetahui strategi dalam mengatasi ancaman di bidang sosial
budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
pemerintahan dalam negeri mulai dari tingkat pusat sampai dengan tingkat
daerah guna menghadapi ancaman berdimensi ideologi, sementara
kementerian serta unsur pemerintahan yang membidangi politik luar
negeri mengerahkan jajarannya yang tersebar di setiap negara untuk
penguatan langkah serta upaya diplomasi dalam menangkal usaha-usaha
pihak lain yang mengancam ideologi Pancasila.
3. Unsur pemerintah yang membidangi informasi mendinamisasikan
kekuatan nasional di bidang informasi untuk melakukan “operasi
informasi imbangan” sehingga masyarakat mendapatkan informasi yang
dapat menangkal berbagai pengaruh asing yang dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Unsur pemerintah yang membidangi pendidikan melaksanakan proses
pembelajaran dan kesadaran akan ideologi Pancasila secara bertingkat dan
berlanjut kepada para siswa dan mahasiswa di semua tingkat dan jenjang
pendidikan, salah satunya melalui proses pembelajaran Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan.
5. Unsur pemerintah yang membidangi agama memberdayakan para
pemimpin agama untuk menjadi mitra pemerintah dalam menyinergikan
strategi untuk membentengi masyarakat dari ancaman penetrasi ideologi
asing yang membahayakan serta merusak harmonisasi kehidupan
kebangsaan serta membahayakan keamanan negara.
6. Peran lapis pertahanan militer dalam hal ini dilaksanakan melalui program
pelaksanaan bakti TNI yang secara intensif sesuai dengan wilayah kerja
unit TNI. Titik berat pelaksanaannya adalah dengan peningkatan
komunikasi sosial TNI yang diselenggarakan dalam format meningkatkan
kesadaran bela negara, dengan memanfaatkan program bela negara di
lingkungan pekerjaan, pendidikan dan perumahan dalam rangka
revitalisasi Pancasila (Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2008: 81-
83).
7
tinggi (Noor Ms. Bakry, 2009: 368). Kondisi tersebut dapat tercipta apabila
negara kita mempunyai strategi yang tepat untuk menghadapi berbagai macam
ancaman di bidang ekonomi.
Dalam menghadapi ancaman berdimensi ekonomi, sistem dan upaya
pertahanan negara yang ditempuh adalah dengan membangun ketahanan di
bidang ekonomi melalui penataan sistem ekonomi nasional yang sehat dan
berdaya saing. Sasaran pembangunan bidang ekonomi adalah pertumbuhan
ekonomi yang cukup tinggi bagi perwujudan stabilitas ekonomi yang
memberikan efek kesejahteraan dan penangkalan yang efektif sekaligus
mampu menjadi pemenang dalam era globalisasi. Aspek ekonomi dalam
kerangka pertahanan negara memiliki peran vital. Ekonomi dengan
pertumbuhan yang cukup tinggi akan memungkinkan terselenggaranya
pembangunan pertahanan yang efektif tantangan perekonomian Indonesia ke
depan dihadapkan dengan era komunitas bebas ASEAN 2015, dengan produk-
produk asing akan masuk secara bebas dan bersaing dengan produk dalam
negeri. Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan upaya akselerasi
pembangunan perekonomian nasional yang berdaya saing melalui
pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
Adapun, strategi untuk menghadapi ancaman di bidang ekonomi di
antaranya adalah sebagai berikut.
1. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari internal, prioritas
kebijakan dapat berupa penciptaan lapangan kerja padat karya sebagai
solusi memberantas kemiskinan, pembangunan infrastruktur, penciptaan
iklim usaha yang kondusif, dan pemilihan teknologi tepat guna sebagai
solusi pemerataan kesempatan kerja.
2. Untuk menghadapi ancaman berdimensi ekonomi dari eksternal, Indonesia
harus membangun dan menjaga hubungan baik dengan negara-negara
utama dalam tatanan ekonomi-politik dunia. Membangun dan menjaga
hubungan baik dengan kekuatan-kekuatan ekonomi dunia sangat penting
dalam upaya peningkatan kemajuan ekonomi dalam negeri.
11
Dan karena subyek tersebut tidak hidup di dalam ruang hampa, maka setiap
upaya strategi berkaitan langsung dengan upaya untuk menganalisa,
menajamkan dan merekayasa lingkungan strategis internal dan eksternal yang
mempengaruhi upaya subyek tersebut untuk dapat mencapai tujuan di masa
mendatang.
13
Dengan kata lain, strategi bukanlah tentang masa depan yang menjanjikan,
tetapi lebih kepada bagaimana melakukan yang benar saat ini untuk mencapai
target yang diharapkan di masa mendatang.
System 1 ini termasuk di dalamnya hal-hal yang tidak selalu dapat terukur
karena aktor utama strategi adalah manusia yang mempunyai self-reflection
dan passion yang tidak sepenuhnya rasional seperti imajinasi, ambisi, dan
cinta akan bangsa.
Menurut filosof Inggris di abad ke-18, David Hume, kondisi ini diistilahkan
dengan “the reason shall be the slave of the passions and can never pretend to
any other office than to serve and obey them.” Oleh karenanya rasionalitas
manusia disebut juga sebagai rasionalitas terbatas, rasionalitas relatif, atau
bounded rationality.
Karena strategi berhubungan langsung dengan masa depan, maka kita harus
memformulasikan dan mengimplementasikan strategi nasional yang tepat
untuk membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa pemenang di tingkat
global dalam waktu 24 tahun ke depan (2021 – 2045).
Oleh karena itu, secara geopolitik salah satu upaya strategis yang harus
dilakukan pada era digital adalah dengan membangun, menggunakan, dan
mengamankan domain siber sebagai domain strategis kelima setelah
domain darat, laut, udara, dan luar angkasa dalam upaya kita sebagai suatu
bangsa untuk mempertahankan dan memperjuangkan kepentingan nasional
di tingkat regional dan global.
Untuk saat ini dan juga di masa mendatang, bangsa yang akan unggul dan
berdaya saing di tingkat dunia adalah bangsa yang dapat membangun,
menggunakan, dan mengamankan domain siber dari seluruh spektrum
ancaman siber yang bersifat teknis dan sosial demi mewujudkan keamanan
nasional, memajukan kesejahteraan umum, serta menjaga stabilitas dan
perdamaian dunia sebagaimana juga diamanatkan di dalam UUD 1945.
Domain atau ruang siber terdiri dari tiga lapisan dimana esensi bela negara
harus hadir di dalam keseluruhan lapisan tersebut.
Lapisan pertama adalah lapisan fisik yang terdiri dari dua komponen
utama: komponen geografis dan komponen jaringan fisik.
Komponen geografis terkait dengan lokasi fisik/letak geografis dari
komponen jaringan fisik yang terdiri dari dua sub komponen: perangkat
keras (hardware) dan infrastruktur (infrastruktur kabel, nirkabel, dan
optikal).
Lapisan kedua adalah lapisan jaringan logika yang bersifat teknis dan
merupakan bagian abstrak dari lapisan fisik. Lapisan ini terdiri dari
serangkaian hubungan logika yang saling berkaitan (antara satu jaringan
dengan jaringan lainnya) dalam sebuah kode pemrograman komputer
untuk mengoperasikan, menukar, dan memproses data.
Jaringan logika di ruang siber sering disebut sebagai perangkat lunak
(software) yang terkoneksi dengan perangkat keras (hardware) pada
lapisan pertama.
Lapisan ketiga adalah lapisan sosial yang pada hakikatnya adalah lapisan
tentang manusia dan aspek-aspek kognitifnya (heart and mind).
Lapisan ini terdiri dari dua komponen utama: komponen persona dan
komponen siber-persona. Adapun komponen persona merupakan subyek
manusia/aktor sesungguhnya yang berada di dalam sistem jaringan di
ruang siber, sementara komponen siber-persona merupakan perpanjangan
dari lapisan logika yang menjadi perwakilan digital atau identitas
pengguna dari subyek manusia/aktor yang berada di dalam sistem jaringan
ruang siber tersebut.
Selanjutnya, dari tiga lapisan ruang siber ini muncul apa yang disebut
sebagai ancaman dan serangan siber bersifat teknis yang fokus menyasar
lapisan pertama dan kedua dari ruang siber, serta serangan siber bersifat
sosial yang fokus menyasar lapisan ketiga dari ruang siber.
Berdasarkan The Future of Warfare in 2030 (RAND, 2020) perang masa
depan akan didominasi oleh perang pada domain siber yang masuk ke
dalam tiga kategori tren besar: kontrol informasi; spionase siber; dan
sabotase siber.
15
The Global South juga unggul dalam hal total wilayah negara dan sumber
daya alam dibandingkan dengan the Global North. Dengan kata lain,
sekalipun the Global South lebih unggul dibandingkan the Global North
dalam hal kepemilikan akan kekuatan potensial bangsa, namun the Global
North lah yang lebih unggul dalam hal kepemilikan akan kekuatan ril
bangsa.
Adapun kunci keberhasilan dari the Global North adalah unsur kualitas
manusia sebagai faktor dan investasi utama (human as the capital of the
16
Dari pelajaran ini maka strategi bela negara ke depan harus difokuskan
untuk bagaimana menciptakan generasi mendatang (lapisan akhir generasi
X, generasi Y, dan generasi Z yang semakin semakin terintegrasi pola
pikir dan pola tindaknya dengan domain siber dan pertukaran informasi di
tingkat global) sebagai subyek pembangunan, pengamanan, dan
penggunaan seluruh lapisan ruang siber yang memberikan dampak positif
terhadap upaya strategis mempertahankan dan memperjuangkan
kepentingan nasional di tingkat global. Upaya ini harus dilakukan dengan
prinsip totalitas pertahanan semesta melalui kerangka sinergis Quad-Helix
yang melibatkan sektor pemerintahan, usaha, akademisi, dan komunitas
siber yang melakukan serangkaian fokus area kerja sebagaimana
dijabarkan di dalam Strategi Keamanan Siber Nasional Republik
Indonesia.
Tekait dengan hal tersebut, terdapat lima premis untuk bangsa Indonesia
mampu mengadaptasikan nilai-nilai Pancasila sebagai working ideology
yang tetap relevan sesuai perkembangan zaman.
17
Premis pertama: ideologi adalah roh, falsafah hidup, kultur strategis, dan
identitas kolektif (DNA) bangsa. Dengan demikian Pancasila adalah
strategi bangsa itu sendiri, dan strategi adalah bagaimana tentang
mengubah lingkungan strategis internal dan eksternal secara
berkesinambungan agar tetap menguntungkan untuk mencapai sasaran
strategis yang diharapkan di masa depan. Strategi selalu merupakan titik
awal dan bukan titik akhir.
Ketiga: cinta bangsa dan penjaga persatuan. Keempat: aktor dan penjaga
demokrasi yang bertanggung jawab. Kelima: manusia yang aktif
menciptakan keadilan dan kemakmuran kolektif bagi bangsanya.
Perbesar
Ilustrasi Dasar Hukum Bela Negara. Foto: Pixabay.com
Bela negara di Indonesia telah diatur dalam undang-undang. Melansir situs
kemenhan.go.id, adapun dasar hukum yang mengatur tentang bela negara adalah
sebagai berikut:
1. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 3
Dasar hukum bela negara yang pertama adalah Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
27 Ayat 3. Isinya mengamanatkan bahwa:
19
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.
2. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 30 Ayat 1
Dasar hukum bela negara yang kedua adalah Pasal 30 Ayat 1 Undang-Undang
Dasar 1945. Isinya mengamanatkan bahwa:
“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara”
3. Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
Dasar hukum terakhir yang mendasari gerakan bela negara adalah Pasal 9 Ayat 1
Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Isinya
mengamanatkan bahwa:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang
diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara.”
Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dapat diselenggarakan
melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar kemiliteran secara wajib,
pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela atau
secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi.
BACA JUGA: Pengertian Hukum dan Jenis-jenisnya yang Berlaku Saat Ini
I. Fungsi dan Tujuan Bela Negara
rbeIlustrasi sikap disiplin merupakan salah satu manfaat dari bela negara. Foto:
Unsplash.com
Munculnya konsep bela negara bukan tanpa alasan. Sebab, terdapat fungsi dan
tujuan yang diharapkan dari upaya pembelaan terhadap bangsa dan negara.
Adapun fungsi bela negara antara lain:
Melestarikan budaya.
A. Kesimpulan
Ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dapat datang
dari luar maupun dari dalam negeri Indonesia sendiri dalam berbagai dimensi
kehidupan. Ancaman tersebut biasanya berupa ancaman militer dan nir-
militer. Strategi pertahanan dan keamanan negara untuk mengatasi berbagai
macam ancaman militer dilaksanakan dengan menggunakan sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta (Sishankamrata).
Strategi pertahanan nirmiliter merupakan segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, keamanan, teknologi, informasi,
komunikasi, keselamatan umum, dan hukum.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 secara
tersirat sudah menentukan bentuk partisipasi warga negara dalam mengatasi
berbagai ancaman terhadap persatuan dan kesatuan melalui usaha bela negara.
Bentuk usaha pembelaan negara yang meliputi Pendidikan Kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran, pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia,
dan pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi.
B. Saran
Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Semboyan tersebut tentunya
sudah kita ketahui. Semboyan tersebut merupakan pelecut semangat bagi kita
untuk senantiasa memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Semangat
tersebut harus selalu tertanam dalam diri setiap warga negara Indonesia,
termasuk kita. Bersyukurlah kepada Tuhan Yang Maha Esa apabila dalam diri
kita, semangat persatuan dan kesatuan masih terus membara, karena itu semua
merupakan anugerah Tuhan yang amat besar.
21
DAFTAR PUSTAKA