Anda di halaman 1dari 27

KETAHANAN NEGARA INDONESIA

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
yang dibina oleh Bapak Drs. Ramadhana Alfaris

Oleh

Achmad Aziz A. 191212019152192

Reg B

UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG


TEKNIK MESIN
NOVEMBER 2019
KATA PENGANTAR

Ucapan syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah yang berjudul “KETAHANAN NEGARA INDONESIA”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Tidak sedikit kesulitan yang kami hadapi. Namun atas bantuan berbagai
pihak dan sumber, makalah ini akhirnya dapat diselesaikan. Sehubungan
dengan hal ini, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Drs.
Ramadhana Alfaris. selaku dosen pembimbing mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang selalu memberikan dukungan serta bimbingan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah dengan baik.
Kami juga menyadari akan segala kekurangan dalam makalah ini, sehingga
kami siap menerima masukan baik berupa saran ataupun kritikan guna
mendapatkan makalah yang lebih sempurna kedepannya. Sekali lagi kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu. Semoga makalah kami ini bermanfaat bagi semua para pejuang ilmu
baik dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang, Aamiin.

Malang, 19 November 2019

Penyusun
Achmad Aziz A.

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 2
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Ketahanan Nasional 3
B. Aspek-Aspek Ketahanan Nasional dalam Astagatra 14
C. Implementasi Ketahanan Nasional 16
D. Upaya Mewujudkan Keberhasilan Ketahanan Nasional 20
E. Dampak Tanpa Adanya Tannas serta Ancaman dari Luard an Dalam
Negeri 21
BAB III PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
DAFTAR RUJUKAN24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa
dan negara Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari
dalam negeri maupun luar negeri yang hampir membahayakan
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia. Dengan posisi geografis,
potensi sumber kekayaan alam, serta besarnya jumlah dan kemampuan
penduduk yang dimilikinya. Indonesia menjadi ajang persaingan
kepentingan dan perebutan pengaruh negara-negara besar. Hal tersebut
secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak negatif
terhadap segenap aspek kehidupan dan memengaruhi, bahkan
membayangkan kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa di masa kini dan di masa
yang akan datang, bangsa Indonesia harus tetap memiliki keuletan dan
ketangguhan yang perlu dibina secara konsisten dan berkelanjutan.
Dengan demikian, Kondisi kehidupan Nasional merupakan pencerminan
Ketahanan Nasional, yaitu kondisi yang harus dimiliki dalam semua aspek
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam wadah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ketahanan nasional?
2. Apa saja aspek-aspek ketahanan nasional dalam Astagatra?
3. Bagaimana implementasi ketahanan nasional dalam berbagai bidang?
4. Bagaimana upaya mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional?
5. Apa saja ancaman dari luar negeri dan dalam negeri terhadap ketahanan
nasional dan bagaimana dampak yang terjadi jika tidak adanya
ketahanan nasional?

1
1.3 Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui hal-hal terkait ketahanan nasional.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek ketahanan nasional yang ada dalam
Astagatra.
3. Untuk mengetahui implementasi ketahanan nasional dalam berbagai
bidang.
4. Untuk mengetahui upaya-upaya dalam mewujudkan keberhasilan
ketahanan nasional.
5. Untuk mengetahui ancaman-ancaman dari luar maupun dalam negeri
terhadap ketahanan nasional serta dampak yang akan timbul jika tidak
adanya ketahanan nasional.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan makalah ini yaitu agar penulis dan pembaca dapat
menambah ilmu pengetahuan tentang ketahanan nasional Indonesia dan
mengetahui betapa pentingnya mewujudkan ketahanan nasional yang ada di
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. KETAHANAN NASIONAL (TANNAS)


2.1.1. Pengertian Ketahanan Nasional
Istilah Ketahanan Nasional memang memiliki pengertian dan
cakupan yang luas. Sejak konsep ini diperkenalkan oleh Lembaga
Pertahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI) pada sekitar
tahun 1960-an, terjadi perkembangan dan dinamika konsepsi
ketahanan nasional sampai sekarang ini.
Secara etimologi, ketahanan berasal dari kata “tahan” yang
berarti tabah, kuat, dapat menguasai diri, gigih, dan tidak mengenal
kata menyerah. Ketahanan memiliki makna mampu, tahan, dan kuat
menghadapi segala bentuk tantangan dan ancaman yang ada guna
menjamin kelangsungan hidupnya. Sedangkan kata “nasional”
berasal dari kata nation yang berarti bangsa sebagai pengertian
politik. Bangsa dalam pengertian politik adalah persekutuan hidup
dari orang–orang yang telah menegara. Ketahanan nasional secara
etimologi dapat diartikan sebagai mampu, kuat, dan tangguh dari
sebuah bangsa dalam pengertian politik.
Secara konsepsional, ketahanan nasional diartikan sebagai
kondisi dinamik suatu bangsa, yang meliputi segenap aspek
kehidupan nasional yang terintegrasi. Isinya berupa keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan, ancaman,
hambatan dan gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar.
Adapun inti dari Ketahanan Nasional Indonesia adalah kemampuan
yang dimiliki bangsa dan negara dalam menghadapi segala bentuk
ancaman yang dewasa ini spektrumnya semakin luas dan kompleks.
Menurut salah seorang ahli ketahanan nasional Indonesia, GPH
S. Suryomataraman, definisi ketahanan nasional mungkin berbeda-
beda karena penyusun definisi melihatnya dari sudut yang berbeda

3
pula. Menurutnya, ketahanan nasional memiliki lebih dari satu
wajah, dengan perkataan lain ketahanan nasional berwajah ganda,
yakni ketahanan nasional sebagai konsepsi, ketahanan nasional
sebagai kondisi dan ketahanan nasional sebagai strategi (Himpunan
Lemhanas, 1980). Berdasar pendapat di atas, terdapat tiga pengertian
ketahanan nasional atau disebut sebagai wajah ketahanan nasional
yakni:
1. ketahanan nasional sebagai konsepsi atau doktrin
2. ketahanan nasional sebagai kondisi
3. ketahanan nasional sebagai strategi, cara atau pendekatan.

Untuk dapat memahami ketahanan nasional sebagai suatu


konsepsi, perlu diingat bahwa ketahanan nasional adalah suatu
konsepsi khas bangsa Indonesia yang digunakan untuk dapat
menanggulangi segala bentuk dan macam ancaman yang ada.
Konsepsi ini dibuat dengan menggunakan ajaran “Asta Gatra”. Oleh
karena itu, konsepsi ini dapat dinamakan “Ketahanan nasional
Indonesia berlandaskan pada ajaran Asta Gatra”. Bahwa kehidupan
nasional ini dipengaruhi oleh dua aspek yakni aspek alamiah yang
berjumlah tiga unsur (Tri Gatra) dan aspek sosial yang berjumlah
lima unsur (Panca Gatra). Tri Gatra dan Panca Gatra digabung
menjadi Asta Gatra, yang berarti delapan aspek atau unsur.

4
Dikatakan lanjut oleh GPH S. Suryomataraman, bahwa apabila
bangsa Indonesia ini tidak hanya menganggap ketahanan nasional
sebagai konsepsi tetapi sudah merupakan suatu kebenaran yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam menentukan kebijakan, maka
ketahanan nasional telah dianggap sebagai doktrin. Ketahanan
nasional sebagai kondisi, pengertian kedua, sebagai ilustrasi, apabila
kita mengatakan bahwa ketahanan nasional Indonesia pada masa kini
lebih tinggi tingkatannya dibanding tahun lalu. Kondisi Indonesia
tersebut diukur dengan menggunakan konsepsi ketahanan nasional
Indonesia yakni ajaran Asta Gatra. Ketahanan nasional dirumuskan
sebagai kondisi yang dinamis, sebab kondisi itu memang senantiasa
berubah dalam arti dapat meningkat atau menurun. Jadi kondisi itu
tidak bersifat statis. Ketahanan nasional sebagai strategi, pengertian
tiga, berkaitan dengan pertanyaan tentang apa sebab dan bagaimana
Indonesia bisa survive walaupun menghadapi banyak ancaman dan
bahaya. Jawaban sederhana adalah karena bangsa Indonesia
menggunakan strategi “ketahanan nasional”. Jadi, dalam pengertian
ketiga ini, ketahanan nasional dipandang sebagai cara atau
pendekataan dengan menggunakan ajaran Asta Gatra, yang berarti
mengikutsertakan segala aspek alamiah dan sosial guna
diperhitungkan dalam menanggulangi ancaman yang ada.
Tentang tiga wajah ketahanan nasional ini selanjutnya
berkembang dan terumuskan dalam dokumen kenegaraan, misalnya
pada naskah Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Pada
naskah GBHN tahun 1998 dikemukakan definisi ketahanan nasional,
sebagai berikut:
1. Untuk tetap memungkinkan berjalannya pembangunan
nasional yang selalu harus menuju ke tujuan yang ingin
dicapai dan agar dapat secara efektif dielakkan dari hambatan,
tantangan, ancaman dan gangguan yang timbul baik dari luar
maupun dari dalam maka pembangunan nasional
diselenggarakan melalui pendekatan Ketahanan Nasional yang

5
mencerminkan keterpaduan antara segala aspek kehidupan
nasional bangsa secara utuh dan menyeluruh.
2. Ketahanan nasional adalah kondisi dinamis yang merupakan
integrasi dari kondisi tiap aspek kehidupan bangsa dan negara.
Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan
ketangguhan suatu bangsa untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup menuju kejayaan bangsa dan negara.
Berhasilnya pembangunan nasional akan meningkatkan
ketahanan nasional. Selanjutnya Ketahanan Nasional yang
tangguh akan mendorong pembangunan nasional.
3. Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan
politik, ketahanan ekonomi, ketahanan sosial budaya, dan
ketahanan pertahanan keamanan.
a) Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa
Indonesia yang berlandaskan keyakinan akan kebenaran
ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk
menggalang dan memelihara persatuan dan kesatuan
nasional dan kemampuan menangkal penetrasi ideologi
asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian
bangsa.
b) Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa
Indonesia yang berlandaskan demokrasi politik
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
yang mengandung kemampuan memelihara sistem politik
yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan
politik luar negeri yang bebas dan aktif.
c) Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan
perekonomian bangsa yang berlandaskan demokrasi
ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan
dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian

6
ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang adil dan merata.
d) Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial
budaya bangsa yang dijiwai kepribadian nasional
berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan
membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu,
cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta
kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak
sesuai dengan kebudayaan nasional.
e) Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara
seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas pertahanan keamanan negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan
menangkal segala bentuk ancaman.
2.1.2. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
Hans J Morgenthau dalam bukunya Politics Among Nations :
The Struggle for Power and Peace melakukan observasi atas tata
kehidupan nasional secara makro dilihat dari luar, sehingga
ketahanan masyarakat bangsa tertampilkan sebagai kekuatan
nasional. Menurut Morgenthau (1989; 107-219), ada 2 (dua) faktor
yang memberikan kekuatan bagi suatu negara, yaitu:
1. Faktor-faktor yang relatif stabil (stable factors), terdiri atas
geografi dan sumber daya alam.
2. Faktor-faktor yang relatif berubah (dinamic factors), terdiri atas
kemampuan industri, militer, demografi, karakter nasional, moral
nasional, kualitas diplomasi dan kualitas pemerintah.

7
Cline dalam bukunya World Power Assesment, A Calculus of
Strategic Drift, melihat suatu negara sebagaimana dipersepsikan
oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara amat dipengaruhi
oleh persepsi suatu negara terhadap negara lainnya, termasuk di
dalamnya persepsi atas sistem penangkalan dari negara tersebut.
Kekuatan sebuah negara (sebagaimana dipersepsikan oleh negara
lain) merupakan akumulasi dari faktor-faktor sebagai berikut :
sinergi antara potensi demografi dengan geografi, kemampuan
militer, kemampuan ekonomi, strategi nasional, dan kemauan
nasional atau tekad rakyat untuk mewujudkan strategi nasional.
Potensi demografi dan geografi, kemampuan militer dan
kemampuan ekonomi merupakan faktor yang tangible, sedangkan
strategi nasional dan kemauan nasional merupakan intangible
factors. Menurutnya, suatu negara akan muncul sebagai kekuatan
besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara yang
secara fisik wilayahnya luas dan memiliki sumber daya manusia
yang besar (Armaidy Armawi. 2012:10).
Akan halnya konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia,
dikemukakan adanya sejumlah unsur atau faktor yang selanjutnya
diistilahkan sebagai gatra. Gatra Ketahanan Nasional Indonesia
disebut Astagatra (delapan gatra), yang terdiri atas Trigatra dan
Pancagatra. Unsur atau gatra dalam Ketahanan Nasional Indonesia
tersebut adalah sebagai berikut;
Tiga aspek kehidupan alamiah (trigatra), yaitu:
a. Gatra letak dan kedudukan geografi
b. Gatra keadaan dan kekayaan alam
c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Lima aspek kehidupan sosial (pancagatra), yaitu:
a. Gatra ideologi
b. Gatra politik
c. Gatra ekonomi
d. Gatra sosial budaya (sosbud)

8
e. Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
2.1.3. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Beberapa sifat ketahanan nasional yang ada, yaitu:
1. Mandiri, artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada
kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan
ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah
serta bertumpu pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk menjalin kerja sama
yang saling menguntungkan dalam perkembangan global.
2. Dinamis, artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan
dapat meningkat ataupun menurun bergantung pada situasi dan
kondisi bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan strategisnya.
Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesatu
di dunia ini senantiasa berubah. Oleh sebab itu, uapaya
peningkatan ketahanan nasional harus senantiasa diorientasikan
ke masa depan dan dinamikanya di arahkan untuk pencapaian
kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
3. Wibawa, tannas sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya
tangkal suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara,
semakin besar pula kewibawaannya.
4. Konsultasi dan Kerjasama, artinya ketahanan nasional Indoneisa
tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan antagonis, tidak
mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata, tetapi lebih
pada sifat konsultatif dan kerja sama serta saling menghargai
dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
5. Manunggal, artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif
yang diartikan terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang
seimbang, serasi, dan selaras di antara seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

9
2.1.4. Kedudukan dan Fungsi Ketahanan Nasional
2.1.4.1. Kedudukan Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini
kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan
cara terbaik yang perlu diimplementasikan secara berlanjut
dalam rangka membina kondisi kehidupan nasional yang
ingin diwujudkan, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional berkedudukan sebagai landasan konseptual yang
didasari oleh Pancasila sebagai landasan ideal dan UUD
sebagai landasan konstitusional dalam paradigma
pembangunan nasional.
2.1.4.2. Fungsi Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional nasional dalam fungsinya sebagai doktrin
dasar nasional perlu dipahami untuk menjamin tetap
terjadinya pola pikir, pola sikap, pola tindak dan pola kerja
dalam menyatukan langkah bangsa yang bersifat inter-
regional (wilayah), inter-sektoral maupun multi disiplin.
Konsep doktriner ini perlu supaya tidak ada cara berfikir
yang terkotak-kotak (sektoral). Satu alasan adalah bahwa bila
penyimpangan terjadi, maka akan timbul pemborosan waktu,
tenaga dan sarana, yang bahkan berpotensi dalam cita-cita
nasional. Ketahanan nasional juga berfungsi sebagai pola
dasar pembangunan nasional. Pada hakikatnya merupakan
arah dan pedoman dalam pelaksanaan pembangunman
nasional disegala bidang dan sektor pembangunan secara
terpadu, yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan
program. Srijanti, dkk (2009) juga menyebutkan fungsi–
fungsi ketahanan nasional, yaitu sebagai berikut:
a) Daya tangkal, dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan, ketahanan nasional Indonesia ditujukan
untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan,
hambatan, dan tantangan terhadap identitas, integritas,

10
eksistensi bangsa, dan negara Indonesia dalam aspek:
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
b) Pengarah bagi pengembangan potensi kekuatan bangsa
dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
dan pertahanan keamanan sehingga tercapai kesejahteraan
rakyat.
c) Pengarah dalam menyatukan pola pikir, pola tindak, dan
cara kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner.
Cara kerja ini selanjutnya diterjemahkan dalam RJP yang
dibuat oleh pemerintah yang memuat kebijakan dan
strategi pembangunan dalam setiap sektor untuk
mencapai tujuan nasional mewujudkan masyarakat adil
dan makmur.
2.1.5. Tujuan Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan
tugas pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban,
terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggarannya
pertahanan dan keamanan, terwujudnya keadilan hukum dan
keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan rakyat untuk
mengaktualisasi diri.
2.1.6. Landasan dan Dasar Hukum Ketahanan Nasional
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD
1945) adalah sumber dari segala sumber hukum. UUD 1945
memberikan landasan serta arah dalam pengembangan sistem serta
penyelenggaraan pertahanan negara. Substansi pertahanan negara
yang terangkum dalam Pembukaan dan Pasal-pasal UUD 1945 di
antaranya adalah pandangan bangsa Indonesia dalam melihat diri dan
lingkungannya, tujuan negara, sistem pertahanan negara, serta
keterlibatan warga negara.
Usaha pembelaan negara yang dilakukan oleh warga negara
memiliki landasan hukum yang mendasari warga negara dalam

11
setiap usaha pembelaan negara tersebut. Landasan hukum tentang
usaha pembelaan negara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pancasila sebagai landasan idiil
Terkait dengan pembelaan terhadap negara, Pancasila khususnya
sila ketiga yang mewajibkan setiap warga negara untuk memiliki
rasa persatuan dan kesatuan baik dalam arti ideologi, ekonomi,
sosial budaya, memiliki nilai patriotisme, menjunjung tinggi
tradisi kejuangan, dan kerelaan untuk berkorban dalam membela
bangsa dan negara.
2. UUD 1945 sebagai landasan konstitusional
2.1. Pasal 27 Ayat 3 UUD 1945 berbunyi bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara.
2.2. Pasal 30 Ayat 1 UUD 1945 menegaskan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
mempertahankan dan keamanan negara.
3. Landasan operasional
Landasan operasional usaha pembelaan negara, salah satunya
adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara.
Ketentuan umum UU RI No. 3 Tahun 2002, antara lain sebagai
berikut:
3.1. Pertahanan negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan kedaulatan negara keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan keselamatan
segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
3.2. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang
bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga negara,
wilayah dan sumber daya nasional lainnya serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan
diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut

12
untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
2.1.7. Hakikat dan Konsepsi Ketahanan Nasional
2.1.7.1. Hakikat ketahanan nasional Indonesia adalah keuletan,
kemampuan, dan ketangguhan bangsa yang mengandung
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam
mencapai tujuan nasional.
2.1.7.2. Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah
pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam
seluruh aspek kehidupan nasional. Keuletan dan
ketangguhan ini berguna untuk mengembangkan kekuatan
nasional. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia
menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Antara kesejahteraan dan keamanan ini dapat dibedakan
tetapi tidak dapat dipisahkan. Penyelenggaraan
kesejahteraan memerlukan tingkat keamanan tertentu, dan
sebaliknya penyelenggaraan keamanan memerlukan tingkat
kesejahteraan tertentu.
2.1.8. Asas-Asas Ketahanan Nasional
2.1.8.1. Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik
yang ada pada sistem kehidupan nasional itu sendiri.
Kesejahteraan maupun keamanan harus selalu ada,
berdampingan pada kondisi apa pun. Dalam kehidupan
nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional
yang dicapai merupakan tolok ukur Ketahanan Nasional.
Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai kemampuan
bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-
nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah

13
kemampuan bangsa untuk melindungi nilai-nilai
nasionalnya terhadap ancaman dari luar negeri.
2.1.8.2. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap
aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di
samping itu, sistem kehidupan nasional juga berinteraksi
dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam proses interaksi
tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik yang bersifat
positif maupun negatif.
2.1.8.3. Asas Kekeluargaan
Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong
royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam
hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya
perbedaan dan pada kenyataannyadikembangkan secara
serasi dalam kehidupan kemitraan dan dijaga dari konflik
yang bersifat merusak/destruktif.
2.1.8.4. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek
kehidupan bangsa dalam bentuk perwujudan persatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras pada seluruh
aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek
kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh dan terpadu
(komprehensif integral).

2.2 ASPEK-ASPEK KETAHANAN NASIONAL DALAM ASTAGATRA


2.2.1. Trigatra
1. Aspek Geografi
Aspek Geografi adalah aspek yang berkaitan dengan letak
kondisi bumi dimana negara berada. Pengaruh letak geografi

14
terhadap politik melahirkan wawasan nusantara (geopolitik) dan
ketahanan nasional (geostrategi).
2. Sumber Daya Alam
Kekayaan alam adalah segala sumber dan potensi alam yang
terdapat di bumi, dilaut, dan di udara dalam wilayah suatu
negara.
3. Keadaan dan Kemampuan Penduduk
Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu wilayah negara.
Manusia adalah faktor penentu apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan disuatu negara.
2.2.2. Pancagatra
1. Ketahanan di Bidang Ideologi
Adalah ketahanan nasional yang berintikan pemahaman dan
pengamalan nilai ideologi Pancasila yang dapat menjadi landasan
sikap dan perilaku untuk mengatasi segala ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan
kehidupan Pancasila sebagai dasar falsafah dan ideologi bangsa
dan negara Indonesia.
2. Ketahanan Nasional di Bidang Politik
Adalah ketahanan nasional yang berintikan kehidupan politik
yang damai, tertib, adil, jujur dan demokratis, serta tercipta
stabilitas politik, yang dapat untuk mengatasi segala ATHG, baik
yang datang dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang
dapat membahayakan kelangsungan kehidupan bangsa dan
negara Indonesia.
3. Ketahanan Nasional di Bidang Ekonomi
Ketahanan nasional yang berintikan tersedianya pangan,
sandang, lapangan kerja, perumahan, menurunnya angka
kemiskinan sehingga dapat mengatasi segala ATHG, baik yang
datang dari luar negeri maupun dari dalam yang membahayakan
kelangsungan kehidupan ekonomi bangsa dan negara Indonesia.

15
4. Ketahanan Nasional di Bidang Sosial dan Budaya
Ketahanan nasional yang berintikan tersedianya pendidikan
murah dan berkualitas, hormat-menghormati, sopan santun,
beretika, dan bangga menjadi anak Indonesia. Melalui adanya
ketahanan sosial dan budaya di atas, diharapkan dapat menjadi
saringan untuk mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari
luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kelangsungan kehidupan sosial dan budaya bangsa dan negara
Indonesia.
5. Ketahanan Nasional di Bidang Pertahanan dan Keamanan
Ketahanan nasional yang berintikan adanya rasa aman, damai,
tidak sengketa dengan bangsa dan negara lain, percaya pada
kemampuan sendiri. Melalui hal diatas, diharapkan mampu
mengatasi segala ATHG, baik yang datang dari luar negeri
maupun dari dalam yang membahayakan kelangsungan
kehidupan pertahanan dan keamanan bangsa dan negara
Indonesia.

2.3. IMPLEMENTASI KETAHANAN NASIONAL


Implementasi ketahanan nasional diartikan melaksanakan atau menggunakan
kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan yang dilandasi sikap ulet dan
tangguh untuk mengembangkan daya saing bangsa sehingga menjadi bangsa
yang kompetitif dan dihormati di dunia. Untuk menjadikan bangsa yang
berdaya saing, maka Indonesia harus mampu memecahkan permasalahan
yang dihadapi dengan efisien, transparan, dan accountable.
2.3.1. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik
Untuk menghadapi permasalahn dalam bidang politik, maka
sejumlah tindakan harus dilaksanakan, sehingga tercipta situasi
politik yang kondusif bagi peningkatan daya saing bangsa. Hal yang
harus dilakukan adalah:
1. Dalam rangka menghadapi globalisasi, maka perlu diambil
langkah-langkah mengadakan proses perubahan atau

16
modernisasi.Menghadapi globalisasi perlu peningkatan
kompetensi diplomat menjadi perunding internasional.
Peningkatan anggaran dalam bidang pendidikan dan pertahanan
merupakan salah satu implementasi dalam bidang politik.
2. Mengembangkan politik luar negeri yang bebas dan aktif. Hal ini
dilakukan dengan berperan serta dalam proses perdamaian di
dunia internasioanl dan berpartisipasi aktif dalam peristiwa yang
bersifat global.
3. Masalah disintegrasi dan otonomi. Banyak kasus disintegrasi
bangsa disebabkan adanya ketidakadilan dalam bidang hukum,
politik, ekonomi, dan budaya. Implementasi HAM,
pemberlakuan hukum sesuai dengan adat, serta memberikan
otonomi dalam pengelolaan ekonomi merupakan kunci masalah
disintegrasi dan otonomi.
4. Penatan sistem politik yang menjamin kestabilan pemerintah.
dalam bidang politik perlu dilakukan pengembangan sistem yang
erbuka dan demokratis, meningkatkan kemandirian partai serta
melakukan pendidikan politik yang intensif dan komprehensif.
5. Sistem birokrasi yang efisien. Efisisensi birokrasi dilakukan
dengan penataan tanggung jawab yang sesuai dengan fungsinya,
sistem penilaian kinerja yang adil dan terbuka serta sistem
numerasi yang memedai dan layak. Dalam bidang birokrasi perlu
dilakukan penatan peran lembaga pemerintahan dan
penyempurnaan peraturan perundang-undangan.
2.3.2. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Ekonomi
Untuk menghadapi permasalahan dalm bidang ekonomi, maka
sejumlah tindakan harus dilaksankan, sehingga tercipta kondisi
perekonomian yang kondusif untuk menunjang pertumbuhan
ekonomi dan pemerataan pembangunan. Hal yang harus dilakukan:
1. Menata kebijakan fiskal terutama yang terkait dengan pajak serta
restribusi. Peraturan UU maupun Perda yang memberatkan dunia

17
industri harus dicabut. Kebijakan fiskal harus mampu membuat
dunia industri efisien dan efektif serta berdaya saing yang ekspor.
2. Mengembangkan industri yang berorientasi pada produk dalam
negeri. Krisis moneter sudah meruntuhkan idustri elektronika dan
tekstil. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan industri berbasis
pertanian, karena kondisi Indonesia sangat cocok untuk pertanian
dan hampir 50% penduduknya hidup dari pertanian.
3. Menggiatkan swasembada pangan. Pangan adalah kebutuhan
pokok, krisis pangan dapat membuat stabilitas politik terganggu.
4. Mengembangkan iklim investasi yang baik. Pembenahan sistim
investasi dilakukan dengan mempermudah prosedur perizinan
dan memberi insentif yang memadai serta keringanan pajak,
saran infrastuktur, dan kepastian hukum dalam ketenagakerjaan.
5. Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan dan mendorong
usah kecil dan menengah. Dengan mengembangkan kredit mikro
dan penunjang yang memadai seperti pengembangan informasi
pasar dan teknologi.
6. Mengembangkan sistim pasar dengan mengurangi campur tangan
pemerintah. Derngan mendirikan lembaga yang mengawasi
persaingan usaha sehingga tidak terjadi monopoli yang
merugikan konsumen.
7. Mengembangkan pasar modal yang sehat, transparan, dan efisien
untuk menjadi sumber permodalan.
8. Mengelola kebijakan mikro dan makro secara hati-hati sehingga
tingkat inflasi rendah dan tingkat suku bunga rendah untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
9. Meningkatkan efisiensi BUMN dan BUMD dengan melakukan
reorganisasi dan restrukturisasi, sehingga fungsi dan tanggung
jawab BUMN berjalan dengan baik.

18
2.3.3. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Sosial dan
Budaya
Untuk menghadapi masalah dalam bidang sosial dan buadaya, maka
sejumlah tindakan harus dilakukan, sehingga tercipta kondisi sosial
budaya yang mendukung daya saing bangsa dengan terciptanya
sumber daya manusia ynag kompeten, kondisi yang stabil, dan
berkembangnya budaya sebagai hasil karya manusia Indonesia. Hal
yang harus dilakukan:
1. Meningkatan HDI Indonesia dengan melakukan: peningatan
mutu pendidikan dengan penerapan standarisasi pendidikan,
meningkatkan jumlah wajib belajar sembilan tahun,
meningkatkan daya saing perguruan tinggi, peninkatan kesehatan
ibu dan anak, serta peningkatan fasilitas lingkungan.
2. Meningkatkan taraf pendidikan dari 60% lulusan SD menjadi
lebih tinggi degan memebrikan dana pendidikan minimal 20%
dari APBN.
3. Meningkatkan perbaikan lingkungan dengan upaya: penataan
daerah industri melalui tat guna lahan, pengendalian konversi
hutan, pengelolaan sampah, dan pengendalian pencemaran udara,
air, dan tanah.
4. Meningkatkan disiplin masyarakat dengan upaya pemberian
penyuluhan tentang kedisiplinan, sosialisasi peraturan
perundang-undangan dan peraturan daerah, serta memberikan
sanksi sosial yang tegas untuk memberikan efek jera.
5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama, kerukunan umat
beragama, dan mempermudah umat beragama dalam
menjalankan ibadahnya dengan upaya peningkatan toleransi
antarumat beragama, dialog, dan kerja sama antarumat beragama.
6. Mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh warga
negara untuk memberikan perlindungan terhadap kecelakaan
kerja, kematian, dan pelayanan hari tua.

19
7. Mengembangkan kebebasan berekspresi dalam bidang kesenian,
kebudayaan, dan pariwisata dengan memperhatikan etika, moral
estetika, dan agama.
8. Meningkatkan peran serta perempuan dalam bidang politik dan
ekonomi sesuai dengan peran kaum pria.
9. Mengembangkan iklim yang kondusif bagi pemuda untuk
mengembangkan kegiatan organisasi dan olahraga dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan dan prestasi.
10. Mempercepat proses pembangunan daerah tertinggal sehingga
terjadi keseimbangan antardaerah dalam menikmati hasil
pembangunan.
2.3.4. Implementasi Ketahanan Nasional dalam Bidang Hukum
Untuk menghadapi masalah dalam bidang hukum, maka sejumlah
tindakan harus dilakukan, sehingga tercipta kondisi tertib hukum
dan menjamin kepastian hukum, tertib sosial dan kondusif bagi
investasi dalam mendukung perkembangan bangsa Indonesia. Hal
yang harus dilakukan:
1. Meningkatkan profesionalitas aparat penegak hukum dan
dukungan saran penunjang yang memadai.
2. Meningkatkan pemberantasan korupsi.
3. Meningkatkan kesadaran HAM.
4. Mengembangkan budaya hukum di semua lapisan masyarakat.
5. Menyelenggarakan proses pengadilan yang cepat, mudah, murah,
dan terbuka untuk meningkatkan kepastian hukum.

2.4. UPAYA MEWUJUDKAN KEBERHASILAN KETAHANAN


NASIONAL
Kondisi kehidupan nasional merupakan pencerminan ketahanan nasional
yang mencakup aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan
pertahanan keamanan, sehingga ketahanan nasional adalah kondisi yang
harus dimiliki dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dalam wadah NKRI yang dilandasi oleh landasan idiil Pancasila,

20
landasan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional Wawasan
Nasional. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional diperlukan
kesadaran setiap warga negara Indonesia, yaitu :
1. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non
fisik yang berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal
menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
nasional dalam rangka menghadapi segala ancaman, gangguan,
tantangan dan hambatan baik yang datang dari luar maupun dari dalam,
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
2. Sadar dan peduli terhadap pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan,
sehingga setiap warga negara Indonesia baik secara individu maupun
kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut, karena bangsa
Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal itu
tercermin akan adanya kesadaran bela negara dan cinta tanah air.
3. Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan
bangsa dan sadar
serta peduli terhadap pengaruh yang timbul dalam bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara serta dapat mengeliminir pengaruh-pengaruh
tersebut, maka akan tercermin keberhasilan ketahanan nasional
Indonesia. Untuk mewujudkan ketahanan nasional
diperlukan suatu kebijakan umum dari pengambil kebijakan yang
disebut Politik dan Strategi Nasional (Polstranas).

2.5. DAMPAK TANPA ADANYA TANNAS SERTA ANCAMAN DARI


LUAR DAN DALAM NEGERI
2.5.1 Dampak yang terjadi jika tidak adanya ketahanan nasional
Ketahanan nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan untuk mengembangkan kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,
hambatan, dan gangguan. Jadi jika tidak ada ketahanan nasional di

21
Negara kita, mungkin Negara kita tidak akan tangguh dan sekokoh
seperti sekarang ini, ketahanan nasional itu dasar dari bersatunya
rakyat Indonesia, sehingga dapat membangun bangsa ini menjadi
lebih tangguh dalam menghadapi segala ancaman yang datangnya
secara tiba-tiba sekalipun.
2.5.2 Ancaman dari luar dan dalam negeri terhadap ketahanan nasional
1. Ancaman dari dalam negeri : contohnya adalah pemberontakan
dan subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat
Indonesia.
2. Ancaman dari luar negeri : contohnya adalah infiltrasi, subversi,
dan intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialism serta
invasi dari darat, udara, dan laut oleh musuh dari luar negeri.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Suatu bangsa yang memiliki tingkat Ketahanan Nasional yang tinggi
akan mampu mencapai apa yang dicita-citakan, karena bangsa tersebut
mampu menanggulangi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan yang dihadapkan padanya. Konsepsi Ketahanan Nasional
mencakup segenap aspek kehidupan suatu bangsa yang dinamakan
Astagatra, yang meliputi aspek alamiah dan aspek sosial. Sesuai sifat
Ketahanan Nasional, tujuan Ketahanan Nasional bukan untuk menanamkan
rasa permusuhan terhadap suatu negara atau kelompok negara, tetapi demi
kesejahteraan bersama umat manusia. Juga tidak membenarkan adanya
konfrontasi dan dominansi dalam bentuk apapun.
Dari kenyataan sejarah, Bangsa Indonesia dapat mempertahankan
eksistensinya sebagai negara merdeka, bersatu dan berdaulat, karena
memiliki Ketahanan Nasional.
B. Saran
Sebagaimana kita ketahui bahwa materi mewujudkan ketahanan nasional
sangatlah kita perlukan dalam kehidupan sehari- hari. Maka dari itu kami
sarankan kepada para pembaca agar lebih mempelajari materi ini dan
mengamalkannya, sehingga dapat menjaga keutuhan NKRI dan
mempertahankan NKRI dari ancaman yang ada. Kami juga berharap setelah
membaca makalah ini pembaca mengetahui pentingnya menjaga Ketahanan
Nasional dan sebagai warga negara Indonesia dapat mengembangkan sikap positif
terhadap NKRI.

23
DAFTAR RUJUKAN

Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan


KEMENRISTEKDIKTI.2016.Buku Ajar Mata Kuliah Wajib Umum
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembelajaran
dan Kemahasiswaan KEMENRISTEKDIKTI
Pusat Studi Kewiraan Universitas Brawijaya. 1980. Ilmu Kewiraan. Malang:
Karya Anda Jl. Praban No. 55 Surabaya.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pembelajaran dan
Kemahasiswaan.2012.Buku Modul Kuliah Kewarganegaraan. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Setiawan, Samhis. 2019. Pengertian Ketahanan Nasional – Ciri, Sifat, Asas,
Unsur. Fungsi, Konsepsi, ( O n l i n e ) .
(https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ketahanan-nasional/),
diakses pada 28 Oktober 2019.
Sarjono, Mukti Aji. 2018. Aspek-Aspek Astagrata di dalam Ketahanan Nasional, (
O n l i n e ) . (http://barcdz.blogspot.com/2018/01/aspek-aspek-astagrata-
di-dalam.html), diakses pada 28 Oktober 2019.
Himpunan Lemhanas. 1980. Bunga Rampai Ketahanan Nasional (Konsepsi dan
Teori). Jakarta: Ripres Utama
Srijanti, dkk. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi
(Mengembangkan Etika Berwarga Negara). Jakarta: Salemba Empat
Armawi, Armaidy. 2012. Karakter Sebagai Unsur Kekuatan Bangsa. Makalah
disajikan dalam “Workshop Pendidikan Karakter bagi Dosen Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi”, tanggal 31 Agustus – 2
September 2012 di Jakarta

24

Anda mungkin juga menyukai