Anda di halaman 1dari 14

TANTANGAN KETAHAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

Disusun Oleh :
KELOMPOK II
Prodi : D3 RMIK Cirebon Tk.1B
Anggota :
1. Awenda Nazwa Dwi Sepa (NIM : P20637120043)
2. Eri Natalia (NIM : P20637120049)
3. Yuli (NIM : P206371200078)
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada manusia terbaik
sepanjang masa Nabi Muhammad Saw., keluarganya, sahabatnya, serta umatnya yang taat
kepada ajarannya.

Makalah yang berjudul “Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara” ini disusun
untuk memenuhi tugas terstruktur Mata Kuliah Kewarganegaraan. Semoga makalah ini dapat
memberikan banyak manfaat untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang
ketahanan nasional dan bela negara.

Bagaimanapun makalah ini tidak terlepas dari segala bentuk kekurangan. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cirebon, September 1

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Terbentuknya negara Indonesia dilatarbelakangi oleh perjuangan seluruh bangsa.


Sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak bangsa atau negara karena potensi yang
besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak.

Hakikatnya tidak ada satu negarapun di dunia ini yang bebas dari gangguan yang
dapat mengancam eksistensinya sebagai bangsa dan negara yang merdeka. Setiap bangsa
berbeda dalam membina kewaspadaan nasionalnya. Bahkan setelah Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945, harus menghadapi ancaman dan gangguan baik yang
bersifat fisik sampai ideologi. Sampai saat ini ancaman dan hambatan yang harus
dihadapi Indonesia kian kompleks, yaitu ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan
(ATHG) yang memengaruhi berbagai aspek astra gatra terutama gatra ideologi, politik,
dan ekonomi Indonesia. Salah satunya adalah ancaman separatis ditunjukkan banyaknya
wilayah atau propinsi di Indonesia yang ingin melepaskan dirinya merdeka lepas dari
Indonesia seperti Aceh, Riau, Irian Jaya, Irian Jaya dan beberapa daerah lainnya. Begitu
pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan hingga terjadi
kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama.

Tapi bangsa Indonesia telah berusaha dan berhasil menghadapi berbagai hal
tersebut dengan semangat persatuan dan keutuhan. Diperlukan keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam
menjaga dan menjamin keutuhan keberlangsungan bangsa dan negara dalam mencapai
tujuan nasional yang disebut dengan ketahanan nasional. Selain itu, bela negara
merupakan implementasi bangsa Indonesia dalam peranannya menjalankan konsepsi
Ketahanan Nasional Indonesia sehingga tercipta dan terjaganya keamanan, keutuhan,
kesejahteraan dan kedamaian negara Indonesia.
B. Rumusan Maslah

Sejalan denga latar belakang masalah diatas penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:

 Apa itu ketahanan nasional?


 Bagaimana tantangan ketahanan nasional?
 Bagaiman konsep bela negara bagi Indonesia?
 Bagaimana upaya bela negara?

C. Tujuan
Sejalan dengan latar masalah, penulis memiliki tujuan penulisan sebagai berikut:
 Mengetahui apa itu ketahanan nasional
 Memahami macam-macam tantangan dalam ketahana nasional
 Memahami bagaimana konsep bela negara
 Mengetahui macam-macam macam upaya bela negara

D. Manfaat
Adapun manfaat yang digarapka penulis dari mmakalah ini antara lain:
 Dapat mengetahui alasan perlu adanya ketahanan nasional
 Dapat memberikan gambaran mengenai contoh-cotoh bentuk ketahanan nasional dan
bela negara
 Dapat memberikan gambaran mengenai upaya bela negara
PEMBAHASAN

TANTANGAN KETAHAN NASIONAL DAN BELA NEGARA

A. Pengertian Ketahanan Nasional 

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa


Indnonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Ketahanan
nasional berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam dan
untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.

1. Asas-Asas Ketahanan Nasional

Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasari nilai-nilai yang tersusun
berlandaskan Pancasil, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Asas-asas tersebut adalah
sebagai berikut (Lemhannas, 2000: 99 - 11).

a. Asas kesejahtraan dan keamanan

Asas ini merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan wajib dipenuhi bagi
individu maupun masyarakat atau kelompok. Didalam kehidupan nasional berbangsa
dan bernegara, unsur kesejahteraan dan keamanan ini biasanya menjadi tolak ukur
bagi mantap/tidaknya ketahanan nasional.

b. Asas komprehensif/menyeluruh terpadu

Artinya, ketahanan nasional mencakup seluruh aspek kehidupan. Aspek-aspek


tersebut berkaitan dalam bentuk persatuan dan perpaduan secara selaras, serasi, dan
seimbang.
c. Asas kekeluargaan

Asas ini bersikap keadilan, kebersamaan, kesamaan, gotong royong, tenggang


rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dalam hal hidup dengan asas kekeluargaan ini diakui adanya perbedaan, dan
kenyataan real ini dikembangkan secara serasi dalam kehidupan kemitraan dan
dijaga dari konflik yang bersifat merusak/destruktif.

Adapun contoh dari ketahanan nasional diantaranya :

a. Ketahanan Politik

Kemampuan dalam ketahanan nasional juga dipengaruhi oleh sistem politik


yang digunakan oleh negara kita ini. Maka dari itu, kestabilan sistem politik harus
benar-benar bisa terjaga, karena jika tidak maka akan mempengaruhi juga sistem
ketahanan dari dalam.

b. Ketahanan Ekonomi

Mungkin memang sudah bukan lagi sebagai suatu rahasia, kalau yang
namanya tingkat ekonomi pasti akan bisa mempengaruhi semua kalangan
masyarakat, kalau tingkat ekonominya rendah maka bisa dibilang kekuatan dalam
mempertahankan nasional pun ikut melemah. Jika tingkat ekonomi kuat, maka
ketahanan nasional pun juga bisa bertambah kekuatannya.

c. Ketahanan Sosial-Budaya

Jika kita melihat fenomena demam Korea yang terjadi pada generasi muda
beberapa waktu terakhir, mungkin itu bisa kita jadikan contoh bahwa ketahanan
nasional Indonesia dari sisi sosial-budaya memang masih lemah. Untuk itu perlu ada
peningkatan pemahaman tentang ketahanan sosial-budaya ini yang mana bersumber
pada definisi budaya atau kebudayaan itu sendiri.

d. Ketahanan Pertahanan-Keamanan

Jika dari segi pertahanan-kemanan, mungkin kita bisa menelaah sejenak pada
UUD 1945 pasal 30, yang berbunyi: "Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara". Jadi ketahanan nasional dari sisi Hankam ini
memang tidak hanya sebatas pada kekuatan militer saja, akan tetapi kita sebagai
warga negara juga perlu meningkatkan kepedulian kita terhadap pertahanan-
keamanan nasional.

B. Pengertian Bela Negara di Indonesia

Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Tiap-tiap
warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan Syarat-syarat
tentang pembelaan diatur dengan undang-undang. Kesadaran bela negara itu hakikatnya
kesediaan berbakti pada negara dan kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela
negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari
hubungan baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata
musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non fisik. Secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertahankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.

1. Unsur Dasar Bela Negara


Unsur dasar bela negara yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah sebagai berikut:
 Cinta Tanah Air.
 Kesadaran Berbangsa dan bernegara.
 Yakin akan Pancasila sebagai Ideologi Negara.
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara
 Memiliki kemampuan awal Bela Negara.

2. Dasar Hukum Bela Negara Indonesia


Beberapa dasar hukum dan peraturan tentang Wajib Bela Negara di negara Indonesia
adalah sebagai berikut:
 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep wawasan nusantara dan keamanan
nasional.
 Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
 Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI.
Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
 Amandemen UUD ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
 Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah pelayanan
oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi lainnya, baik sebagai
pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar militer beberapa
negara (misalnya Israel dan Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer dari masing-
masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus khusus seperti fisik
atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan
sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya,
kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Inggris, bela negara
dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka dapat
melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya Tentara
Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian dari
pasukan cadangan militer, seperti American National Guard. Di negara lain, seperti
Republik Rakyat Cina, Taiwan, Korea dan Israel, wajib untuk beberapa tahun setelah
seseorang menyelesaikan dinas nasional. Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari
pembentukan cadangan, kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang
merupakan kelompok atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran
oleh komandan mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,
memperkuat pertahanan Negara.

3. Alasan Bela Negara Indonesia


 Menghormati dan menghargai para pahlawan yang telah berjuang merebut
kemerdekaan.
 Ingin memajukan Negara.
 Mempetahankan Negara jangan sampai dijajah kembali.
 Meningkatkan harkat dan martabat bangsa di mata dunia internasional.

4. Upaya Bela Negara

 Secara Fisik
Segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan cara berpartisipasi
secara langsung dalam upaya pembelaan negara (TNI Mengangkat senjata, Rakyat
Berkarya nyata dalam proses Pembangunan).

 Secara Non Fisik


Segala upaya untuk mempertahankan NKRI dengan cara meningkatkan kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan pada tanah air serta berperan aktif
dalam upaya memajukan bangsa sesuai dengan profesi dan kemampuannya.
Wujud bela negara:
 Lingkungan Keluarga: memahami hak dan kewajiban dalam keluarga,
menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga, demokratis, menjaga nama
baik keluarga dll.
 Lingkungan Sekolah: patuh pada aturan sekolah, berkata dan bersikap baik,
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, tidak ikut tawuran, dll
 Lingkungan Masyarakat: aktif dalam kegiatan masyarakat, rela berkorban
untuk kepentingan masyarakat.
 Lingkungan berbangsa dan bernegara; menghormati jasa pahlawan, berani
mengemukakan pendapat, melestarikan adat dan budaya asli daerah.
    
C. Tantangan Ketahanan Nasional dan Bela Negara Bangsa Indonesia

a. Di Bidang Politik
Dalam bidang politik terdapat tantangan berupa pemerintahan yang tidak aspiratif
dan responsive atau bisa dikatakan diktator. Pemerintahan yang tidak mau
mendengarkan aspirasi rakyat artinya pemerintah ini tidak demokratis (dari rakyat,
untuk rakyat dan oleh rakyat). Padahal kita tahu bahwa sistem pemerintah Indonesia
adalah sistem pemerintah yang demokratis bukantotaliter (diktator). Meskipun telah
diselenggarakannya pemilu, hal ini tidak menjamin semua suara serta partisipasi rakyat
mendapat bagian dalam pemerintahan. Ini dikarenakan masih sering manipulasi suara
rakyat untuk memenangkan kelompok tertentu sampai kepada tidak meratanya
pemberian hak suara kepada rakyat (ada rakyat yang berhak menggunakan hak
suaranya tetapi tidak tercantum namanya dan sebaliknya).

b. Di Bidang Ekonomi

Kekuatan perekonomian Indonesia terletak pada struktur perekonomian yang


makin seimbang antara sektor pertanian dengan sektor industri dan jasa. Pertumbuhan
perekonomian cukup tinggi (rata-rata ± 7%). Tantanganya, perindustrian Indonesia
belum begitu kokoh karena masih tergantung pada impor bahan baku atau komponen.
Impor bahan baku atau komponen serta impor bahan-bahan lainnya sampai kepada
barang konsumsi membuat cadangan devisa yang semakin merosot. Belum lagi
ditambah utang luar negeri, untuk membiayai pembangunan, harus dicicil dengan
devisa yang kita miliki. Sementara itu, dalam proses pembangunan terjadi ekonomi
biaya tinggi (high cost economy) yang membuat inefisien biaya pembangunan.
Kesenjangan ekonomi juga cenderung semakin tinggi dapat memacu dan memicu
destabilisasi ekonomi dan politik yang berpengaruh terhadap kelangsungan
pembangunan tersebut. Perpajakan juga masih lemah dan perlu mendapat perhatian
dalam upaya meningkatkan biaya pembangunan yang sedang dijalankan saat ini.

c. Di Bidang Sosial Budaya

Dalam bidang sosial budaya, tantangan terbesarnya adalah tidak bisanya rakyat
Indonesia mempertahankan kebhinekaan yang ada. Dimana keberagaman budaya dan
suku bangsa yang seharusnya menjadi pemersatu bangsa malah sering dijadikan alat
untuk memecah belahkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya konflik yang
terjadi akibat dari perbedaan ras dan golongan. Dimana setiap anggota dari suku dan
budaya yang ada beranggapan kalau kebudayaan serta suku merekalah yang paling baik
dan tidak mengindahkan kebudayaan serta suku lainnya yang ada di tengah masyarakat.
Sikap mementingkan kepentingan golongan dibandingkan dengan kepentingan
masyarakat secara keseluruhan ini jugalah yang dapat memecah belahkan persatuan
yang ada, dimana masing-masing pihak berupaya untuk mencapai tujuannya dengan
mengesampingkan tujuan nasional secara keseluruhan. Selain itu juga perbedaan agama
sering memacu timbulnya konflik yang ada di masyarakat. Dimana terdapat paham
yang membeda-bedaka ajaran agama yang satu dengan yang lain, yang kemudian akan
mengakibatkan terbentuknya gap antara agama yang satu dengan pemeluk agama yang
lain. Perbedaan agama serta aliran kepercayaan yang ada di Indonesia inilah yang
paling berdampak besar terhadap perpecahan serta merupakan ancaman yang serius di
bidang sosial budaya. Masalah perbedaan status serta strata dalam masyatakat juga
merupakan ancaman dibidang sosial budaya, dimana terdapat perbedaan yang
mencolok antara majikan dan bawahan serta antara yang kaya dan yang miskin. Ini juga
berpotensi untuk memicu terjadinya konflik dalam masyarakat jika perbedaan tersebut
terlalu mencolok. Perbedaan ini bukan hanya dalam status yang dimiliki saja tetapi
biasanya juga terhadap perlakuan yang mereka peroleh, seperti halnya orang kaya
selalu diutamakan kepentingannya dibandingkan dengan yang miskin. Solusi untuk
permasalahan ini adalah perlunya sikap toleransi antar sesama, dimana semua anggota
masyarakat harus menghormati serta menghargai hak serta kepentingan sesamanya,
mengutamakan serta memprioritaskan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
atau golongan.

d. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan

Dalam bidang pertahanan dan keamanan adalah tantangan terhadap kedaulatan


NKRI jangan sampai kejadian di Desember 2002 terulang, dimana Pulau Sigitan dan
Pulau Sipadan diambil oleh negara lain. Apalagi kita tahu RI memiliki batas wilayah
dilaut dengan 10 negara tetangga, yaitu dengan India, Thailand, Malaysia, Singapura,
Vietnam, Philipina, Pulau, PNG, Australia dan Timor Leste berbatasan dengan RI di
darat. Baik perbatasan di laut maupun di darat masalah penegasan dan penetapan batas
internasional tersebut sampai sekarang belum tuntas karena masih ada kantung-kantung
sepanjang garis batas yang belum tertutup (belum ada kesepakatan bersama dalam
penentuan batas negara maupun yang bermasalah). Sebagai contoh, di perbatasan darat
antara RI-Malaysia di Kalimantan terdapat 10 permasalahan batas yang masih perlu
penyelesaian. Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan
dengan menempatkan TNI di daerah perbatasan.

Mengatasi hal ini adalah memperkuat pengamanan di daerah batasan dengan


menempatkan TNI di daerah perbatasan. Selain itu pemerintah harus tegas dan
mengambil tindakan cepat untuk melakukan negosiasi dengan pemerintahan negara lain
tentang batas wilayah. Jikatindakan represif tidak berjalan, kita bisa saja melakukan
konfontrasi dengan negara yang bersangkutan seperti yang dilakukan Indonesia kepada
Malaysia tahun 1960-an.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Ketahanan Nasional (Tannas) Indonesia adalah kondisi dinamis bangsa Indnonesia


yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi. Tantangan Ketahanan
Nasional Bangsa Indonesia terdapat dalam beberapa aspek yaitu di bidang politik, di
bidang ekonomi, di bidang sosial budaya dan di idang pertahanan dan keamanan. Untuk
mengatasi tantangan di bidang ketahanan nasional maka perlu dilakukan suata yang
dinamakan bela negara. Selain untuk mempertahankan ketahan nasional, alasan lain
seorang warga negara untuk membela negara adalah untuk Menghormati dan menghargai
para pahlawan yang telah berjuang merebut kemerdekaan. ingin memajukan negara,
mempetahankan negara jangan sampai dijajah kembali, dan meningkatkan harkat dan
martabat bangsa di mata dunia internasional. Upaya yang dapat dilakukan terbagi menjadi
dua yaitu fisik dan nonsfisik. Upaya fisik dapat dilakukan melalui ikut serta dalam
kemiliteran, sementara alasan nonfisik dapat dilakukan melalui kesadaran untuk terus
membela negara yang disalurkan melaui belajar dan menjadi warga negara yang cinta
tanah air.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://sosioab.blogspot.com/2016/01/tantangan-ketahanan-nasional-bangsa.html?m=1 .
Diakses pada: 29-08-2020
2. https://www.kompasiana.com/isam/552b2f2ef17e615d7bd6242a/ketahanan-nasional-apa-
kah-itu. Diakses pada: 29-08-2020
3. https://katadata-co-
id.cdn.ampproject.org/v/s/katadata.co.id/amp/ariayudhistira/infografik/5e9a4c3b3cdfc/tantan
gan-ekonomi-indonesia-2020?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA%3D -
aoh=15989771256789&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fkatadata.co.id%2Fariayudhistira%2Finfografik
%2F5e9a4c3b3cdfc%2Ftantangan-ekonomi-indonesia- 2020. Diakses pada: 29-08-2020
4. https://www.wantannas.go.id/2019/09/09/peluang-tantangan-dan-ancaman-ekonomi-digital/ .
Diakses pada: 31-08-2020
5. https://www.academia.edu/19498829/MASALAH_DAN_TANTANGAN_DALAM_PEMBANGUNAN
_EKONOMI_INDONESIA_DARI_SEGI_KEKUASAAN_NEGARA . Diakses pada: 31-08-2020

Anda mungkin juga menyukai