Anda di halaman 1dari 9

SIMPANGAN (DISPERSI) DAN VARIASI

Ukuran Simpangan = Ukuran Dispersi = Ukuran Variasi


1. Rentang (range)
2. Rentang antar kuartil
3. Simpangan kuartil (deviasi Kuartil)
4. Rata-rata Simpangan (Deviasi rata-rata)
5. Simpangan baku (standar deviasi) dan Varians

1. Rentang (Range) = skor terbesar skor terkecil

2. Rentang antar kuartil RAK = K3 K1

3. Simpangan Kuartil (Deviasi Kuartil = Rentang Semi Antar Kuartil)

SK = (K3 K1)

| |
4. Rata-rata Simpangan (Deviasi Rata-rata) RS =

Contoh: Suatu sampel berukuran n = 5, dengan data: 8, 7, 10, 11, 14


Maka Deviasi rata-rata (Rata-rata Simpangan) dapat dihitung sbb:

Xi Xi - | |
8 -2 2 Nilai rata-rata = = 50 = 10
5
7 -3 3
10 0 0 | | 10
11 +1 1 RS = = = 2,0
5
14 +4 4
X = 50 0 10

5. Simpangan Baku = Standar Deviasi


Simpangan baku (Standar Deviasi) merupakan ukuran simpangan yang
paling banyak digunakan. Misalkan suatu sampel berukuran n, dengan data: X1,
X2, X3, ., Xn. Maka simpangan baku (standar deviasi) dari sampel tersebut
dapat dihitung sbb:
( )2 2
a. Estimasi yg sifatnya bias s = =

( )2 2
b. Estimasi yg tidak bias s = =
1 1
Keterangan:
s = simpangan baku sampel sbg estimasi terhadap (simpangan baku
populasi)
n 1 = derajat kebebasan

Contoh: Suatu sampel berukuran n = 5, dengan data: 8, 7, 10, 11, 14


Maka Simpangan baku atau Standar Deviasi dapat dihitung sbb:

Xi Xi - (
)2
8 -2 4 50
=
Nilai rata-rata = = 10
5
7 -3 9
10 0 0
( )2 30
11 +1 1 s= = = 7,5 = 2,74
1 51
14 +4 16
X = 50 0 30

Rumus di atas diterapkan dengan selalu menghitung rerata ( ) terlebih


dahulu, sehingga disebut sebagai Rumus Deviasi.

6. Simpangan Baku dengan Rumus Skor Kasar :


Harga simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus angka kasar atau
rumus varians dapat dihitung sbb:
. 2 ()2 . 2 ()2
2 = s=
(1) (1)

Contoh: Suatu sampel berukuran n = 5, dengan data: 8, 7, 10, 11, 14


Maka Simpangan baku atau Standar Deviasi dapat dihitung dengan rumus
angka kasar (rumus varians) sbb:

Xi 2 . 2 ()2 . 2 ()2
8 64
2 = s=
(1) (1)
7 49
(5).(530) (50)2 150
10 100 s= = = 2,74
5 (51) 20
11 121
14 196
Xi = 50 2 = 530
7. Simpangan dari data dalam Distribusi Frekuensi Bergolong:
a. Dengan rumus Angka Kasar (Rumus Varians):
.. 2 (.)2
2 =
(1)
Keterangan: Xi = tanda kelas (mid-point)
fi = Frekuensi pada kelas yang sesuai
n = fi

Contoh: Data Nilai Statistika 80 Mahasiswa yg telah disajikan dalam Tabel


Distribusi Frekuensi Bergolong sbb:

Nilai fi Xi 2 fi. Xi . 2
31 40 1 35,5 1260,25 35,5 1.260,25
41 50 2 45,5 2070,25 91,0 4.140,50
51 60 5 55,5 3080,25 277,5 15.401,25
61 70 15 65,5 4290,25 982,5 64.353,75
71 80 25 75,5 5700,25 1887,5 142.506,25
81 90 20 85,5 7310, 25 1710,0 146.205,0
91 100 12 95,5 9120, 25 1146,0 109.443,0
JUMLAH 80 -- -- 6130,0 483.310,0

2
(80). (483.310) (6130)2
Maka = = 172,1 s = 172,1 = 13,12
80 (801)

b. Dengan Rumus Deviasi :


Contoh: Data Nilai Statistika 80 Mahasiswa yg telah disajikan dalam Tabel
Distribusi Frekuensi Bergolong sbb:

Nilai fi Xi Xi - ( )2 . ( )2
31 40 1 35,5 -41,1 1689,21 1.689,21
41 50 2 45,5 -31,1 967,21 1.834,42
51 60 5 55,5 -21,1 445,21 2.226,05
61 70 15 65,5 -11,1 123,21 1.848,15
71 80 25 75,5 -1,1 1,21 30,25
81 90 20 85,5 +8,9 79,21 1.584,20
91 100 12 95,5 +18,9 357,21 4.286,52
JUMLAH 80 -- -- 13.498,80
Nilai rata-rata : = 76,625 76,6
2 . ( )2 13.498,80
= = = 170,9 s = 170,9 = 13,07
1 801

c. Dengan Rumus Koding :

Contoh: Data Nilai Statistika 80 Mahasiswa yg telah disajikan dalam Tabel


Distribusi Frekuensi Bergolong sbb:

Nilai fi Xi ci 2 fi. ci . 2
31 40 1 35,5 -3 9 -3 9
41 50 2 45,5 -2 4 -4 8
51 60 5 55,5 -1 1 -5 5
61 70 15 65,5 0 0 0 0
71 80 25 75,5 +1 1 + 25 25
81 90 20 85,5 +2 4 + 40 80
91 100 12 95,5 +3 9 + 36 108
JUMLAH 80 -- -- -- + 89 235

.. 2 (.)2 (80). (235) (89)2


Rumus : 2 = 2 [ ] = (10)2 [ ] = 172,1
(1) 80 (801)

S = 172,1 = 13,12

Apakah dalam menentukan nilai simpangan baku ini, kita juga bebas menentu-
kan letak ci = 0 ?

Contoh:

Nilai fi Xi ci 2 fi. ci . 2
31 40 1 35,5 -4 16 -4 16
41 50 2 45,5 -3 9 -6 18
51 60 5 55,5 -2 4 -10 20
61 70 15 65,5 -1 1 -15 15
71 80 25 75,5 0 0 0 0
81 90 20 85,5 +1 1 + 20 20
91 100 12 95,5 +2 4 + 24 48
JUMLAH 80 -- -- -- +9 137
.. 2 (.)2 (80). (137) (9)2
Rumus : 2 = 2 [ ] = (10)2 [ ] = 172,1
(1) 80 (801)

S = 172,1 = 13,12

8. Simpangan Baku Gabungan dari Beberapa Sub Sampel


Misal:
Sub-sample 1 : berukuran n1, dgn simpangan baku s1
Sub-sample 2 : berukuran n2, dgn simpangan baku s2
..
Sub-sample k : berukuran nk, dgn simpangan baku sk
Maka simpangan baku gabungan dari sampel berukuran n1 + n2 + ..+ nk
dapat dihitung dengan rumus:
(1).12 (11).12 +(21).22 + +(1) 2
2= atau 2 =
1+2++

ontoh:
Hasil pengamatan pada sub sampel pertama terhadap 14 objek,
menghasilkan s1 = 2,75 , sedangkan pengamatan pada sub sampel kedua
terhadap 23 objek, diperoleh s2 = 3,08. Maka simpangan baku gabungan
dari kedua sub sampel tsb dapat dihitung:
(11).12 +(21).22 (141).(2,75)2 +(231).(3,08)2
2 = =
1+2 14+ 232
2 = 8,772 s = 8,772 = 2,96

SKOR BAKU

Standard score atau skor baku adalah yang menunjukkan perbandingan


perbedaan skor dari Mean dengan standar deviasinya. Untuk keperluan
perbandingan , skor baku ini mempunyai arti dibandingkan dengan skor itu sendiri ,
karena telah dibandingkan dengan standar yang sama.
Untuk menentukan skor, maka harus dihitung dulu: (1) rata rata atau Mean
dari skor skor kelompok, dan (2) standar deviasi/simpangan bakunya.
Misalkan, kita mempunyai sebuah sampel berukuran n, dengan data x1, x2.........., xn
sedangkan rata rata nya adalah x dan simpangan baku /standar deviasinya = 5.
Dalam hal ini ,kita dapat menentukan skor baku Z untuk masing masing data
tersebut:
xi x
Zi i = 1, 2, 3,,n
s
Dengan demikian ,akan diperoleh penyingan atau deviasi dari harga rata-rata
yang dinyatakan dalam satuan simpangan baku (standar deviasi).
Angka yang didapat dinamakan angka Z atau Z score, dan variabel : Z1, Z2 ...... Zn ini
teryata mempunyai rata rata = 0 dan dengan simpangan baku =1

Contoh:
Dari 10 orang siswa tercatat skornya sbb:
A B C D E F G H I J

50 55 63 60 37 45 70 30 40 50

Skor baku Z atau Z score untuk masing masing siswa tersebut akan dapat
dihitung dengan rumus diatas ,yakni denga menghitung harga rerata atau meanya
x
Dan simpanga baku /deviasi (s) nya terlabih dahulu.

Dalam hal ini harga Mean atau rerata x adalah

x
n 500 50
N 10

Sedangkan harga simpangan baku/standar deviasinya dapat ditentukan sbb


Simpangan baku

x x
2 2

S
N N

S 2638 2500 11,781

Dengan demikian ,angka baku Z (Z score) untuk masing masing siswa dapat
dihitung sbb:
(1) Siswa B,mempunyai skor 55

xi x 55 50
Z scorenya = 0,42
s 11,781

(2) Siswa E,mempunyai skor 37


xi x 37 50
Z scorenya = 1,10
s 11,781

(3) Siswa G,mempunyai skor 70

xi x 70 50
Z scorenya = 1,70
s 11,781

Berdasarkan nilai-nilainya Z score tersebut masing-masing siswa dapat


dibandingkan satu sama lain .Penerapan Z-score ini terutama banyak digunakan
untuk menentukan rangkaian ataupun kejuaran seseorang yang didasarkan pada
beberapa kriteria penilian, akan tetapi kebetulan jumlah nilainya relatif sama
sehingga perlu dibantu dengan cara menghitung Z-score nya terlebih dahulu.

CONTOH:
Dibawah ini terdapat 5 orang siswa yang mempunyai variasi nilai yang cukup
unik dan jumlahnya relatif sama .Hanya dengan melihat jumlahnya saja akan sulit
ditentukan keduduka /rangking masing masing siswa tersebut.secara adil untuk itu
harus dirubah terlabih dahulu kedalam Z-score.

Nilai bidang studi 5 orang siswa sbb:

No Nilai Math IPA IPS Bhs Ind Bhs Ing Jumlah


siswa
1 A 90 30 40 45 48 253
2 B 70 40 45 47 49 251
3 C 50 50 50 50 50 250
4 D 30 60 55 53 51 249
5 F 10 70 60 55 52 247
Mean 50 50 50 50 50 -
SD (5) 28,28 14,14 7,07 3,69 1,41 -

Dengan melihat secara sepintas nilai kelima siswa tersebut nampak nya
bahwa siswa A adalah yang menduduki rangking teratas karena memiliki nilai yang
paling banyak ,sebaliknya siswa E yang memiliki jumlah nilai paling sedikit sehinga
secara sepintas diperkiran akan menempati rangking rebdah,namun dengan
menggunakan Z-score,keputusan nya kemungkinan dapat berbeda.
Sebagai contoh nilai matematika siswa A adalah 90 dan ratarata nilai
matematika dari seluruh siswa adalah x = 50 ,sedangkan SDnya adalah 28,28. Maka
Z-score untuk siswa A adalah :
xi x 90 50
z 1,41
28,28

Siswa B memiliki skor nilai IPA = 40,Rata rata skor IPA = 50 SD dari skor IPA =14,14
40 50
Z-score = 0,71
14,14
Dengan cara yang sama akan dapat dicari Z-score masing-masing siswa untuk
seluruh bidang studi sehinga diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel Z-score untuk 5 bidang studi dan 5 orang siswa

Siswa MATH IPA IPS Bhs ind Bhs ing Jumlah Rangki
ng
A +1,41 -1,41 -1,41 -1,36 -1,41 -4,18 V
B +0,71 -0,71 -0,71 -0,81 -0,71 -2,23 IV
C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III
D -0,71 +0,71 +0,71 +0,81 +0,71 +2,23 II
E -1,41 +1,41 +1,41 +1,36 +1,41 +4,18 I
jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -

Catatan :Tanda plus berarti diatas mean dan tanda minus berarti dibawah mean

Nampak bahaw siswa A yang semula diperkirakan akan menempati rangking


teratas dan siswa E yang diperkirakan mempunyai rangking terbawah, setelah
dihitung dengan Zscore kedudukannya ternyata menjadi terbalik, dan dalam hal ini
siswa E ternyata mempunyai rangking teratas dan siswa A menempati rangking
terbawah.
Dengan menggunakan Zscore ini kita tidak dipengaruhi oleh jumlah nilainya
akan tetapi lebih dipengaruhi oleh variasi skor dalam kelompok tersebut yang
digambarkan oleh besarnya standar deviasi atau variannya skor dalam kelompok.
Dengan angka-angka Z score ini kita bekerja dengan angka yang tidak bulat
dan tanda plus minus. Oleh karena itu, untuk mempermudah pekerjaan terebut, kita
dapat menggunakan skor standar yang lain yaitu T-score. T-score adalah angka
skala yang menggunakan Mean = 50 dan SD =10. Skala T-score dapat dicari dengan
cara mengalikan Z-score dengan 10, kemudian ditambahi 50.

Rumusnya : Skor T =10.Z+50


Misal : Z-score =+1,20 T-score = 10(1,20) +50 = 62
Z-score =-0,80 T-score = 10 (-0,80)+50 =42

Dengan demikian,maka tabel Z-score untuk 5 bidang studi dari 5 orang siswa
dapat diganti dengan tabel T-score dibawah ini.

Tabel Z-score untuk 5 bidang studi dari 5 orang siswa

Siswa MATH IPA IPS Bhs ind Bhs ing Jumlah Rangking
A 64 36 36 36 36 208 v
B 57 43 43 42 43 228 iv
C 50 50 50 50 50 250 iii
D 43 57 57 58 57 272 ii
E 36 64 64 64 64 292 i
jumlah 250 250 250 250 250 - -

Jadi dalam pengguanaannya, angka Z (Z-score) ini sering diubah menjadi suatu
distribusi baru , yang disebut skor T atau T-score. Distribusi ini mempunyai rata-
rata X 0 dan dengan simpangan baku So. Dengan demikian, skor baku T akan dapat
dihitung dengan rumus sbb:

Ti= X 0 S 0 .
xi x
s
Rumus ini adalah merupakan bahwa lain dari skor T sebagai mana telah
diuraiakan dimuka.
Dengan demikian, skor baku T sebenarya tidak hanya menggunakan harga mean =
50 dan simpangan baku = 10 saja, akan tetapi ada bentuk-bentuk lain sebagaimana
disebutkan berikut :
1) Dalam psikologi, tes intelegensi dari Wechsler diubah ke dalam angka baku
(Skor T) dengan harga rerata = 10 dan simpangan baku = 3
2) Tes klasifikasi umum bagi tentara AS, biasa dijadikan angka baku dengan
rerata = 100 dan simpangan baku = 20.
3) Graduate Record Examination atau GRE di USA, dinyatakan dengan angka
standar dengan rerata = 500 dan dengan simpangan baku = 100.

Anda mungkin juga menyukai