SK = (K3 K1)
| |
4. Rata-rata Simpangan (Deviasi Rata-rata) RS =
Xi Xi - | |
8 -2 2 Nilai rata-rata = = 50 = 10
5
7 -3 3
10 0 0 | | 10
11 +1 1 RS = = = 2,0
5
14 +4 4
X = 50 0 10
Xi Xi - (
)2
8 -2 4 50
=
Nilai rata-rata = = 10
5
7 -3 9
10 0 0
( )2 30
11 +1 1 s= = = 7,5 = 2,74
1 51
14 +4 16
X = 50 0 30
Xi 2 . 2 ()2 . 2 ()2
8 64
2 = s=
(1) (1)
7 49
(5).(530) (50)2 150
10 100 s= = = 2,74
5 (51) 20
11 121
14 196
Xi = 50 2 = 530
7. Simpangan dari data dalam Distribusi Frekuensi Bergolong:
a. Dengan rumus Angka Kasar (Rumus Varians):
.. 2 (.)2
2 =
(1)
Keterangan: Xi = tanda kelas (mid-point)
fi = Frekuensi pada kelas yang sesuai
n = fi
Nilai fi Xi 2 fi. Xi . 2
31 40 1 35,5 1260,25 35,5 1.260,25
41 50 2 45,5 2070,25 91,0 4.140,50
51 60 5 55,5 3080,25 277,5 15.401,25
61 70 15 65,5 4290,25 982,5 64.353,75
71 80 25 75,5 5700,25 1887,5 142.506,25
81 90 20 85,5 7310, 25 1710,0 146.205,0
91 100 12 95,5 9120, 25 1146,0 109.443,0
JUMLAH 80 -- -- 6130,0 483.310,0
2
(80). (483.310) (6130)2
Maka = = 172,1 s = 172,1 = 13,12
80 (801)
Nilai fi Xi Xi - ( )2 . ( )2
31 40 1 35,5 -41,1 1689,21 1.689,21
41 50 2 45,5 -31,1 967,21 1.834,42
51 60 5 55,5 -21,1 445,21 2.226,05
61 70 15 65,5 -11,1 123,21 1.848,15
71 80 25 75,5 -1,1 1,21 30,25
81 90 20 85,5 +8,9 79,21 1.584,20
91 100 12 95,5 +18,9 357,21 4.286,52
JUMLAH 80 -- -- 13.498,80
Nilai rata-rata : = 76,625 76,6
2 . ( )2 13.498,80
= = = 170,9 s = 170,9 = 13,07
1 801
Nilai fi Xi ci 2 fi. ci . 2
31 40 1 35,5 -3 9 -3 9
41 50 2 45,5 -2 4 -4 8
51 60 5 55,5 -1 1 -5 5
61 70 15 65,5 0 0 0 0
71 80 25 75,5 +1 1 + 25 25
81 90 20 85,5 +2 4 + 40 80
91 100 12 95,5 +3 9 + 36 108
JUMLAH 80 -- -- -- + 89 235
S = 172,1 = 13,12
Apakah dalam menentukan nilai simpangan baku ini, kita juga bebas menentu-
kan letak ci = 0 ?
Contoh:
Nilai fi Xi ci 2 fi. ci . 2
31 40 1 35,5 -4 16 -4 16
41 50 2 45,5 -3 9 -6 18
51 60 5 55,5 -2 4 -10 20
61 70 15 65,5 -1 1 -15 15
71 80 25 75,5 0 0 0 0
81 90 20 85,5 +1 1 + 20 20
91 100 12 95,5 +2 4 + 24 48
JUMLAH 80 -- -- -- +9 137
.. 2 (.)2 (80). (137) (9)2
Rumus : 2 = 2 [ ] = (10)2 [ ] = 172,1
(1) 80 (801)
S = 172,1 = 13,12
ontoh:
Hasil pengamatan pada sub sampel pertama terhadap 14 objek,
menghasilkan s1 = 2,75 , sedangkan pengamatan pada sub sampel kedua
terhadap 23 objek, diperoleh s2 = 3,08. Maka simpangan baku gabungan
dari kedua sub sampel tsb dapat dihitung:
(11).12 +(21).22 (141).(2,75)2 +(231).(3,08)2
2 = =
1+2 14+ 232
2 = 8,772 s = 8,772 = 2,96
SKOR BAKU
Contoh:
Dari 10 orang siswa tercatat skornya sbb:
A B C D E F G H I J
50 55 63 60 37 45 70 30 40 50
Skor baku Z atau Z score untuk masing masing siswa tersebut akan dapat
dihitung dengan rumus diatas ,yakni denga menghitung harga rerata atau meanya
x
Dan simpanga baku /deviasi (s) nya terlabih dahulu.
Dalam hal ini harga Mean atau rerata x adalah
x
n 500 50
N 10
x x
2 2
S
N N
S 2638 2500 11,781
Dengan demikian ,angka baku Z (Z score) untuk masing masing siswa dapat
dihitung sbb:
(1) Siswa B,mempunyai skor 55
xi x 55 50
Z scorenya = 0,42
s 11,781
xi x 70 50
Z scorenya = 1,70
s 11,781
CONTOH:
Dibawah ini terdapat 5 orang siswa yang mempunyai variasi nilai yang cukup
unik dan jumlahnya relatif sama .Hanya dengan melihat jumlahnya saja akan sulit
ditentukan keduduka /rangking masing masing siswa tersebut.secara adil untuk itu
harus dirubah terlabih dahulu kedalam Z-score.
Dengan melihat secara sepintas nilai kelima siswa tersebut nampak nya
bahwa siswa A adalah yang menduduki rangking teratas karena memiliki nilai yang
paling banyak ,sebaliknya siswa E yang memiliki jumlah nilai paling sedikit sehinga
secara sepintas diperkiran akan menempati rangking rebdah,namun dengan
menggunakan Z-score,keputusan nya kemungkinan dapat berbeda.
Sebagai contoh nilai matematika siswa A adalah 90 dan ratarata nilai
matematika dari seluruh siswa adalah x = 50 ,sedangkan SDnya adalah 28,28. Maka
Z-score untuk siswa A adalah :
xi x 90 50
z 1,41
28,28
Siswa B memiliki skor nilai IPA = 40,Rata rata skor IPA = 50 SD dari skor IPA =14,14
40 50
Z-score = 0,71
14,14
Dengan cara yang sama akan dapat dicari Z-score masing-masing siswa untuk
seluruh bidang studi sehinga diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel Z-score untuk 5 bidang studi dan 5 orang siswa
Siswa MATH IPA IPS Bhs ind Bhs ing Jumlah Rangki
ng
A +1,41 -1,41 -1,41 -1,36 -1,41 -4,18 V
B +0,71 -0,71 -0,71 -0,81 -0,71 -2,23 IV
C 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 III
D -0,71 +0,71 +0,71 +0,81 +0,71 +2,23 II
E -1,41 +1,41 +1,41 +1,36 +1,41 +4,18 I
jumlah 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 - -
Catatan :Tanda plus berarti diatas mean dan tanda minus berarti dibawah mean
Dengan demikian,maka tabel Z-score untuk 5 bidang studi dari 5 orang siswa
dapat diganti dengan tabel T-score dibawah ini.
Siswa MATH IPA IPS Bhs ind Bhs ing Jumlah Rangking
A 64 36 36 36 36 208 v
B 57 43 43 42 43 228 iv
C 50 50 50 50 50 250 iii
D 43 57 57 58 57 272 ii
E 36 64 64 64 64 292 i
jumlah 250 250 250 250 250 - -
Jadi dalam pengguanaannya, angka Z (Z-score) ini sering diubah menjadi suatu
distribusi baru , yang disebut skor T atau T-score. Distribusi ini mempunyai rata-
rata X 0 dan dengan simpangan baku So. Dengan demikian, skor baku T akan dapat
dihitung dengan rumus sbb:
Ti= X 0 S 0 .
xi x
s
Rumus ini adalah merupakan bahwa lain dari skor T sebagai mana telah
diuraiakan dimuka.
Dengan demikian, skor baku T sebenarya tidak hanya menggunakan harga mean =
50 dan simpangan baku = 10 saja, akan tetapi ada bentuk-bentuk lain sebagaimana
disebutkan berikut :
1) Dalam psikologi, tes intelegensi dari Wechsler diubah ke dalam angka baku
(Skor T) dengan harga rerata = 10 dan simpangan baku = 3
2) Tes klasifikasi umum bagi tentara AS, biasa dijadikan angka baku dengan
rerata = 100 dan simpangan baku = 20.
3) Graduate Record Examination atau GRE di USA, dinyatakan dengan angka
standar dengan rerata = 500 dan dengan simpangan baku = 100.