Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

SATUAN PENGUKURAN PANJANG, LUAS, VOLUME, BERAT,


KUANTITAS SERTA PENGUKURAN SUDUT, WAKTU, KECEPATAN,
DAN DEBIT
Makalah ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Matematika
SD

Dosen Pengampu: Rina Dyah Rahmawati, M.Pd

Disusun oleh:
1. Fradila Ratna Puspinaningrum (13144600092)
2. Febrina Riska Artanti (13144600095)
3. Melinda (13144600109)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2015

1
A. Pengukuran dan Satuan Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik
panjang, kapasitas volume, luas, sudut, berat (massa) dan suhu. Pengukuran
merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.

B. Satuan Pengukuran Panjang


1. Macam-macam satuan ukuran panjang
Ada dua macam satuan ukuran panjang yaitu:
a. Satuan ukuran panjang tak baku, misalnya: jengkal, hasta, depa, langkah,
dan lengan.
Satuan ukuran panjang tak baku tidak lazim digunakan karena sifatnya
tidak tetap dan selalu berubah-ubah. Namun dalam masyarakat tradisional
hal itu masih sering digunakan.
b. Satuan ukuran panjang baku
Satuan ukuran panjang baku ditetapkan melalui perjanjian internasional
dan sifatnya tetap.
Satuan ukuran panjang baku standar internasional adalah kilometer (km),
hectometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), sentimeter
(cm), dan milimeter (mm).
2. Hubungan antarsatuan pengukuran panjang
Tangga Ukur Satuan Panjang

2
1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm = 100.000 cm =
1.000.000 mm
1 1 1 1 1 1
1 mm = 10 cm = 100 dm = 1.000 m =10.000 dam = 100 .000 hm = 1.000 .000 km

Catatan

1 inchi = 2,54 cm = 0,0254 m


1 feet (kaki) = 12 inchi = 0,3048 m
1 yard = 3 feet = 0,9144 m
1 mil = 1,85 km =

Contoh:
a. 3 km = ... m
3 km = 3 1.000 m = 3.000 m
b. 25 km = ... cm
25 km = 25 100.000 cm = 2.500.000 cm
c. 2.000 m = ... hm
2.000 m = 2.000 : 100 hm = 20 hm
d. 7.000.000 mm = ... dam
7.000.000 mm = 7.000.000 : 10.000 dam = 700 dam
3. Operasi satuan panjang
Bagaimanakah operasi satuan panjang pada operasi satuan panjang satuan
harus sama.
Contoh:
a. 3 km + 8 dam 20 hm = ... m.
Jawab:
3 km = 3 1.000 m = 3.000 m
8 dam = 8 10 m = 80 m
20 hm = 20 100 m = 2.000 m
Jadi, 3 km + 8 dam 20 hm = 3.000 m + 80 m 2.000 m = 1.080 m

3
b. 3.000 mm + 5.000 cm 40 m = ... dm.
Jawab:
3.000 mm = 3.000 : 100 m = 30 dm
5.000 cm = 5.000 : 10 dm = 500 dm
40 m = 40 10 = 400 dm
Jadi, 3.000 mm + 5.000 cm 40 m= 30 dm + 500 dm 400 dm =
130 m
c. Riyanti membeli kain di Toko Merdeka sepanjang 6,5 dam. Kemudian
diberikan kepada ibu sepanjang 17 m. Berapa m sisa kain Riyanti
sekarang?
Jawab:
6,5 dam = 65 m
17 m = 17 m
= 48 m
Jadi, sisa kain Riyanti adalah 48 m.

B. Satuan Pengukuran Luas


1. Satuan Luas
Perhatikan gambar dibawah ini.

Luas persegi panjang di atas adalah 32 satuan luas atau 32 persegi.


Jika dalam satuan luas, panjang sisinya adalah 1 cm, maka luas setiap satuan
persegi = 1cm 1 cm = 1 cm2.

4
Sehingga luas persegi panjang tersebut di atas adalah 32 1cm2 = 32
cm2.
Jika satuan luas 1m2 artinya panjang sisi satuan adalah 1 m sehingga
satuan luas persegi = 1 m 1 m = 1 m2.
Satuan luas selain persegi adalah are . Perhatikan cara mengubah kedua
satuan luas tersebut dibawah ini.

Contoh:
1
a. 32 m2 = ... cm2

Jawab:
Perhatikan tangga urutan satuan luas!
Dari 1 m2 ke cm2, turun 2 tingkat. Setiap turun 1 tingkat dibagi 100.
Turun 2 tingkat berarti 10.000 (100 100).
1 1
Jadi, 32 m2 = 32 10.000 cm2 = 35.000 cm2.

b. 8.500 a = ... ka
Jawab:
Perhatikan tangga urutan satuan luas!
Dari a naik ke ka, naik 3 tingkat.
Setiap naik 1 tingkat dibagi 10. Naik 3 tingkat berarti harus dibagi 1.000.
Jadi, 8.500 = 8.500 : 1.000 ka
= 8,5 ka

5
1
= 82 ka

c. 5 dam2 + 9 m2 = ... ca
Jawab:
5 dam2 = 500 m2 = 500 ca
= 9 ca
+
= 509 ca
1 1
d. 22 ha 14 a = ... m2

Jawab:
1 1 1
22 ha = 22 hm2 = 22 10.000 = 25.000 m2
1 1 1
14 a = 14 dam2 = 14 100 m2 = 125 m2

2
= 24.875 m
5. Sebuah kamar panjangnya 4 m, dan lebarnya 3 m. Pada kamar itu akan
dipasang keramik persegi yang panjang sisinya 40 cm. berapa buah
keramik diperlukan untuk kamar itu?
Jawab:
Diketahui : Panjang kamar = 4 m, lebar = 3 m
: Keramik persegi, sisinya = 40 cm
Ditanyakan : Banyak keramik yang diperlukan
Penyelesaian : Luas kamar = 4 m 3 m = 12 m2 = 120.000 cm2
Luas keramik = 40 cm 40 cm = 1.600 cm2
120 .000 cm 2
Keramik yang diperlukan = 1 = 75
1.600 cm 2

buah
Jadi, banyaknya keramik yang diperlukan untuk kamar itu adalah 75 buah.

6
C. Satuan Pengukuran Volume
1. Satuan Volume

Perhatikan gambar balok di atas! Balok ini volumenya = 60 kubus satuan. Jika
kubus satuan panjang rusuknya 1 cm, maka volume tiap satuan = 1 cm 1 cm
1cm = 1 cm3. Volume balok itu = 60 1 cm3= 60 cm3.
Jika satuan volume m3, artinya panjang rusuk satuan adalah 1 m. sehingga
satuan volume = 1 m 1 m 1 m = 1 m3.
Satuan volume selain kubik adalah liter. Perhatikan cara mengubah kedua
satuan volume kubik dan liter tersebut menurut tingkat atau urutan kedua
satuan pada gambar berikut ini.

Contoh:

7
a. 1 m3 + 3 dm3 = . . . liter
Jawab:
1 m3 = 1 1.000 liter = 1.000 liter
3 dm3 = 3 1 liter = 3 liter
+
Jumlah = 10003 liter
1 1
b. 2 2 hm3 + 6 2 dam3 = . . . m3
1 1
2 2 hm3 = 22 1.000.000 m3 = 2.500.000 m3
1 1
6 2 dam3 = 6 2 1.000 m3 = 6.500 m3
+
Jumlah = 2.506.500 m3
1
c. 3 m3 + 48 hL + dam3 = . . . L
2

Jawab:
3 m3 = 3 1.000 L = 3.000 L
48 hL = 48 100 L = 4.800 L
1 1
dam3 = 2 1.000.000 L = 500.000 L
2
+
Jumlah = 507.800 L
1
d. 42 m3 750 dL = . . . L

Jawab:
1 1
42 m3 = 42 1.000 L = 4.500 L

750 dL = 750 : 10 L = 75 L

Jumlah = 4.425 L
e. Seekor sapi perah sehari menghasilkan susu sebanyak 8 liter. Susu itu
dijual dengan harga Rp 2.250,00 per liter. Seorang peternak
mempunyai 7 ekor sapi perah. Setiap ekor sapi setiap harinya
menghasilkan jumlah susu yang sama. Untuk biaya perawatan dan
makan setiap hari, dibutuhkan biaya sebesar Rp 4.500,00 per ekor.
Berapa penghasilan bersih peternak pada bulan Mei?

8
Penyelesaian :
Diketahui : Susu yang dihasilkan 1 ekor sapi = 8 liter
Harga susu per liter = Rp 2.250,00
Jumlah sapi peternak = 7 ekor
Biaya perawatan 1 ekor sapi per hari = Rp 4.500,00
Ditanyakan : Penghasilan bersih peternak pada bulan Mei
Jawab :
Susu yang dihasilkan peternak per hari = 7 8 L = 56 L
Hasil penjualan susu per hari = 56 L Rp 2.250,00 = Rp
126.000,00
Hasil penjualan pada bulan Mei = 31 Rp 126.000,00 = Rp
3.390.000,00
Biaya perawatan 7 ekor sapi pada bulan Mei = 7 31 Rp
4.500,00 = Rp 976.500,00
Penghasilan bersih bulan Mei = hasil penjualan biaya perawatan
= Rp 3.390.000,00 Rp 976.500,00
= Rp 2.929.500,00
Jadi, penghasilan bersih peternak pada bulan Mei adalah sebesar
Rp 2.929.000,00.

9
D. Satuan Pengukuran Berat
1. Hubungan Antarsatuan Pengukuran Berat
Kalian sudah mengenal hubungan antarsatuan panjang. Sekarang,
perhatikan hubungan antarsatuan berat berikut.

1 kg = 10 hg = 100 dag = 1.000 g = 10.000 dg = 100.000 cg = 1.000.000


mg
1 1 1 1 1 1
1 mg = 10 cg = 100 dg = 1.000 g = 10.000 dag = 100 .000 hg = 1.000.000 kg

Selain hubungan antarsatuan berat tersebut, masih terdapat satuan berat


yang lain, yaitu

Perhatikan contoh hubungan satuan berat berikut!


a. 25 g = ... mg
25 g = 25 1.000 mg = 25.000 mg
b. 12 ton = ... kuintal
12 ton = 12 10 kuintal = 120 kuintal
c. 9.000 g = ... kg
9.000 g = 9.000 : 1.000 kg = 9 kg

10
d. 4.000 ons = ... pon
4.000 ons = 4.000 : 5 pon = 800 pon
2. Operasi hitung satuan berat
Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berat dengan satuan kg.
Satuan ton digunakan utnuk menyatakan ukuran berat 1.000 kg atau lebih.
Perhatikan operasi hitung satu berat berikut.
Contoh:
a. 5 ton 12 kuintal + 7.000 ons = ... kg
Jawab:
5 ton = 5 1.000 kg = 5.000 kg
12 kuintal = 12 100 = 1.200 kg
7.000 ons = 7.000 : 10 kg = 700 kg
Jadi, 5 ton 12 kuintal + 7.000 ons = 5.000 kg 1.200 kg + 700 kg
= 4.500 kg
b. Menik dan ibunya pergi ke pasar membeli 10 kg beras, 2 kg gula pasir,
600 gram bawang, dan 500 gram cabe. Berapa hg berat belanjaan mereka?
Penyelesaian:
10 kg beras = 100 hg
2 kg gula pasir = 20 hg
600 gram bawang = 6 hg
500 gram cabe = 5 hg
+
Jumlah = 131 hg
Jadi, berat belanjaan mereka adalah 131 hg.

11
E. Satuan Kuantitas
Satuan kuantitas digunakan untuk menyatakan jumlah benda.
Hubungan antarsatuan kuantitas:
1 lusin = 12 buah
1 gros = 12 lusin = 144 buah
1 kodi = 20 lembar
1 rim = 500 lembar

Contoh:
1. 5 lusin = ... buah
5 12 buah = 60 buah
2. 1 gros + 3 lusin = ... buah
1 gros = 1 144 buah = 144 buah
3 lusin = 3 12 buah = 36 buah
+
= 180 buah
3. 2 rim + 4 kodi 126 lembar = ... lembar
2 rim = 2 500 lembar = 1000 lembar
7 kodi = 7 20 lembar = 140 lembar
+
= 1140 lembar
126 lembar = 126 lembar = 126 lembar

= 1014 lembar
4. Di koperasi sekolah terdapat 7 lusin pensil, 6 lusin bolpoin, 36 buah
penggaris, dan 60 buah buku. Berapa lusin banyaknya barang-barang
tersebut?
Penyelesaian:
Banyaknya pensil = 7 lusin
Banyaknya pohon = 6 lusin
Banyaknya penggaris = 36 buah = 3 lusin

12
Banyaknya buku = 60 buah = 5 lusin
Jumlah = 21 lusin
+
Jadi, jumlah total banyaknya pensil, bolpoin, penggaris, dan buku di
koperasi sekolah ada 21 lusin.

F. Pengukuran sudut
1. Bagian-bagian sudut
Perhatikan gambar sudut berikut.

Keterangan:
Garis AB dan BC disebut kaki sudut.
Daerah yang dibentuk oleh garis AB dan BC disebut daerah sudut.
Titik B sebagai titik pertemuan dua kaki sudut disebut titik sudut.
Sudut di atas disebut sudut B atau sudut ABC atau sudut CBA.
Untuk menunjukkan besar sudut digunakan satuan derajat
2. Mengukur besar sudut dengan sudut satuan
Pernahkah kamu mengukur besar sudut dengan sudut satuan?
Perhatikan contoh berikut:

13
3. Mengukur dan menggambar sudut dengan busur derajat
Kamu pasti mengenal alat ukur untuk mengukur besar sudut. Alat ukur
tersebut adalah busur derajat seperti pada gambar berikut.

Mari mengukur besar sudut ABC dengan menggunakan busur derajat.


Cara mengukur:
- Letakkan pusat busur derajat pada titik sudut
- Buatlah tepi lurus busur derajat dengan kaki sudut BC berhimpit satu garis
- Bacalah tepi skala tepat pada kaki sudut lainnya (BA)
- Terlihat kaki sudut BA pada skala 50
- Jadi besar sudut ABC 50 (50 di baca lima puluh derajat)

14
2. Besar Sudut Pada Jam
Tunjukan besar sudut digunakan satuan derajat. Misal kedua jarum jam
tersebut. Sudut yang diukur adalah sudut yang lebih kecil.

Besar sudut satu putaran penuh


adalah 360.360dibaca tiga ratus
enam puluh derajat.

Satu putaran sudut pada jarum jam


adalah 12 jam. Besar sudut satu jam
360
adalah = 30
12

Besar sudut pada pukul 03.00 adalah

3 30= 90. Jadi, besar sudut pada


pukul 02.00 adalah 90

Besar sudut yang terbentuk pada


1
pukul 09.30 adalah 32 30= 105.
Jadi, besar sudut pada pukul 09.30
adalah 105.

G. Pengukuran waktu
1. Notasi 24 jam
Alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah jam. Jam terdiri atas jam analog
dan jam digital.
a. Jam analog
Ciri dari jam analog adalah jarum dan angka. Misalnya, jam
dinding, jam duduk, dan jam beker. Jam analog menunjukkan waktu dari
pukul 00.00 sampai 12.00.

15
Penulisan waktu berdasar jam analog disertai dengan keterangan
keadaan. Misal, pagi, siang, sore, dan malam hari.
Contoh:
1) Pukul 7.00 pagi.
Waktu tersebut menunjukkan 5 jam sebelum pukul 12 siang.
2) Pukul 7.00 malam
Waktu tersebut menunjukkan 7 jam setelah pukul 12 siang.
b. Jam digital
Tidak ada jarum pada jam digital. Waktu yang ditunjukkan adalah angka
00:00 sampai 24:00.

Pada jam dengan notasi 24 jam, kita tidak perlu lagi menyertakan keadaan
waktu.
Contoh:
1) Pukul 2.00
Waktu tersebut menunjukkan keadaan dini hari
2) Pukul 8.30
Waktu tersebut menunjukkan keadaan pagi hari
2. Mengubah waktu dari notasi 12 jam ke notasi 24 jam
Pada notasi 24 jam tidak perlu disertai keadaan hari. Pada notasi ini
bilangan telah menunjukkan keadaan. 0.00 12.00 menunjukkan waktu dini

16
hari sampai siang hari 12.00 24.00 menunjukkan waktu siang sampai malam
hari. Pada jam analog notasi sampai 12.00. Pada jam digital notasi sampai
24.00. Perubahan hanya terletak pada waktu siang hingga malam. Tambahkan
12 pada setiap waktu.
Contoh:
Ubahlah notasi 12 jam ke notasi 24 jam.
a. Pukul 7.00 pagi.
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah 12 siang.
b. Pukul 4.00 sore
Jawab: 4.00 sore = 4.00 + 12.00 = 16.00
Jadi, pukul 4.00 sore sama dengan pukul 16.00.
c. Pukul 10.30 malam
Jawab: Pukul 10.30 malam = 10.30 + 12.00 = 22.30
Jadi, pukul 10.30 malam sama dengan pukul 22.30.
3. Mengubah dari notasi 24 jam ke notasi 12 jam
Untuk mengubahnya kurangkan 12.00 dari 24.00. Tambahkan keterangan
waktu siang, sore, atau malam hari.
Contoh: Ubahlah ke notasi 12 jam.
a. Pukul 08.00
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah jam 12 siang. Tambahkan
keterangan waktu sehingga menjadi 8.00 pagi.
b. Pukul 15.00
Jawab: pukul 15.00 = 15.00 12.00 = 3.00
Jadi, pukul 15.00 sama dengan pukul 3.00 sore hari.
c. Pukul 21.30
Jawab: Pukul 21.30 = 21.30 12.00 = 9.30
Jadi, pukul 21.30 sama dengan pukul 9.30 malam hari.

17
4. Operasi Hitung Satuan Waktu
a. Hubungan satuan waktu milenium, abad, dasawarsa, windu, dan lustrum

1 milenium = 10 abad = 100 dasawarsa = 1.000 tahun

1 abad = 10 dasawarsa = 100 tahun

1 dasawarsa = 10 tahun

1 windu = 8 tahun

1 lustrum = 5 tahun
Perubahan antarsatuan waktu dengan aturan berikut. Perkalian: perubahan
satuan besar ke lebih kecil. Pembagian: perubahan satuan kecil ke lebih
besar.
Contoh:
1) 5 milenium = ... tahun
Jawab: 5 milenium = 5 1.000 tahun = 5.000 tahun
Jadi, 5 milenium = 5.000 tahun.
2) 15 windu = ... tahun.
Jawab: 15 windu = 15 8 tahun = 120 tahun
Jadi, 15 windu = 120 tahun.
3) 80 tahun = ... dasawarsa.
Jawab: 80 tahun = 80 : 10 dasawarsa
= 8 dasawarsa
4) 200 tahun = ... abad.
Jawab: 200 tahun = 200 : 100 abad = 2 abad
Jadi, 200 tahun = 2 abad.
b. Hubungan satuan waktu tahun, bulan, minggu, dan hari.
Di rumah kamu pasti ada kalender bukan? Pada kalender terdapat
satuan waktu tahun, bulan, minggu, dan hari. Mari kita lihat satuan waktu
tersebut.

18
1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
1 bulan = 4 minggu = 30 hari
1 minggu = 7 hari

Bagaimana menyatakan hubungan antarsatuan waktu tahun, bulan,


minggu, dan hari tersebut? Perhatikan contoh berikut.
1) 6 tahun = ... bulan.
Jawab: 6 tahun = 612 bulan
= 72 bulan.
Jadi, 6 tahun = 72 bulan.
2) 12 bulan = ... hari.
Jawab: 12 bulan = 1230 hari = 360 hari
Jadi, 12 bulan = 360 hari.
3) 28 minggu = ... bulan.
Jawab: 28 minggu = 28 : 4 bulan = 7 bulan
Jadi, 28 minggu = 7 bulan.
4) 144 bulan = ... tahun.
Jawab: 144 bulan = 144 : 12 tahun = 12 tahun
Jadi, 144 bulan = 12 tahun.
c. Hubungan satuan waktu jam, menit, dan detik
Telah dipelajari satuan waktu jam, menit, dan detik. Perhatikan
hubungan satuan waktu jam, menit ,dan detik berikut.

1 jam = 60 menit = 3.600 detik


1 menit = 60 detik

Contoh:
1) 15 menit = ... detik.
Jawab:15 menit = 1560 detik = 900 detik
Jadi, 15 menit = 900 detik.

19
2) 180 menit = ... jam.
Jawab: 180 menit = 180 : 60 jam = 3 jam
Jadi, 180 menit = 3 jam.
d. Mengubah satuan yang bersisa
Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mengubah antarsatuan
jam, menit dan detik. Misalnya 60 detik = 1 menit, 120 menit = 2 jam.
Bagaimana dengan 70 detik, 100 menit, atau 124 menit? Bilangan-
bilangan waktu di atas adalah bilangan satuan yang bersisa. Perhatikan
contoh berikut.
Contoh:
1) 124 menit = 2 jam dan bersisa 4 menit
Jadi, 124 menit = 2 jam + 4 menit.
e. Melakukan operasi hitung antarsatuan
Dalam operasi hitung antarsatuan, satuan harus sama.
1) Operasi satuan milenium sampai tahun
Contoh:
1 milenium 3 abad + 5 dasawarsa 25 windu = ... tahun
Jawab:
1 milenium = 1.000 tahun
3 abad = 3100 tahun = 300 tahun
5 dasawarsa = 510 tahun = 50 tahun
25 windu = 258 tahun = 200 tahun
Jadi,
1 milenium 3 abad + 5 dasawarsa 25 windu = 1.000 300 + 50
200 = 550 tahun
2) Operasi satuan tahun sampai hari
Contoh:
2 tahun 7 bulan 9 minggu = ... hari

20
Jawab:
2 tahun = 2365 hari = 730 hari
7 bulan = 730 hari = 210 hari
9 minggu = 97 hari = 63 hari
Jadi, 2 tahun 7 bulan 9 minggu = 730 210 63 = 457 hari
3) Operasi satuan jam, menit, dan detik
(a) Penjumlahan
Contoh:
10 jam 45 menit 30 detik
04 jam 36 menit 40 detik
+
14 jam 81 menit 70 detik

Tentunya kamu masih ingat, bukan?


70 detik = 1 menit + 10 detik
81 detik = 1 menit + 21 menit
Jadi, 14 jam + 81 menit + 70 detik
= 14 jam + 1 jam + 21 menit + 1 menit + 10 detik
= 15 jam + 22 menit + 10 detik
(b) Pengurangan
Contoh:
10 jam 25 menit 20 detik
06 jam 20 menit 30 detik

Pada operasi di atas, satuan detiknya tidak dapat dikurangkan.


Sehingga meminjam 1 menit (60 detik) dari satuan waktu menit.
Jadi,
Satuan menit = 20 + 60= 80 detik
Satuan menitnya 25 1= 24 menit
Jadi, kita tuliskan:

21
10 jam 24 menit 80 detik
06 jam 20 menit 30 detik

4 jam 4 menit 50 detik

H. Pengukuran kecepatan
1. Mengenal Satuan Jarak dan Kecepatan
Iwan berangkat sekolah mengendarai sepeda. Panjang lintasan yang
dilalui Iwan dari rumah sampai ke sekolah adalah 800 m. Artinya jarak rumah
Iwan ke sekolah adalah 800 m. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan
jarak?
Jarak merupakan panjang lintasan yang dilalui. Satuan yang digunakan
untuk menyatakan jarak sama dengan satuan panjang, yaitu kilometer (km),
hektometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter
(cm), dan milimeter (mm). Tetapi, satuan yang sering digunakan
adalah kilometer (km) dan meter (m).
Untuk menempuh jarak 800 m dari rumah ke sekolah Iwan membutuhkan
waktu 4 menit. Berapa kecepatan Iwan mengendarai sepedanya?
Kecepatan merupakan jarak yang ditempuh dalam satuan waktu. Satuan
kecepatan dirumuskan sebagai berikut.

Sekarang, perhatikan lagi permasalahan di atas!


Jarak dari rumah Iwan ke sekolah adalah 800 m. Waktu tempuh dari rumah ke
sekolah adalah 4 menit.

Kecepatan =

800
= 4

= 200 m/menit
Jadi, kecepatan Iwan mengendari sepedanya adalah 200 m/menit.

22
Perhatikan contoh berikut ini!
Sebuah mobil dalam waktu 3 jam dapat menempuh jarak sejauh 180 km.
Berapa kecepatan mobil tersebut?
Ayo, kita hitung!
Waktu tempuh = 3 jam
Jarak tempuh = 180 km

Kecepatan =
180
= 3

= 60 km/jam
Jadi, kecepatan mobil adalah 60 km/ jam.
2. Hubungan Antarsatuan Kecepatan
Jika sebuah mobil melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Berapa m/menit
kecepatan mobil tersebut?
Perhatikan penyelesaian berikut ini!
60
60 km/jam dapat ditulis 1

60 km = 60.000 m
1 jam = 60 menit
Sehingga,
60 60.000 m
= 60
1
1.000 m
= 1

= 1.000 m/menit
Jadi, 60 km/jam = 1.000 m/menit.

Perhatikan contoh lainnya berikut ini!


15.000 m/jam = . . . km/jam
Penyelesaian:

23
15.000 m
15.000 m/jam dapat ditulis 1

15.000 m = 15 km
15.000 m 15
= 1
1

Jadi, 15.000 m/jam = 15 km/jam

3. Menyelesaikan Masalah yang berhubungan dengan kecepatan


Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 65 km/jam dari Yogyakarta ke
Semarang. Bila jarak Yogyakarta ke Semarang adalah 130 km, berapa lama
waktu yang dibutuhkan mobil tersebut untuk sampai Semarang?
Penyelesaian:
Kecepatan mobil = 65 km/jam
Jarak yang ditempuh = 130 km

Kecepatan =
130
65 km/jam =
130
Waktu tempuh = jam
65

= 2 jam
Jadi, waktu yang dibutuhkan mobil untuk sampai di Semarang adalah 2 jam.

I. Pengukuran debit
1. Pengertian Debit
Misalnya, volume botol yang kalian gunakan adalah 650 mL. Sedangkan
waktu yang diperlukan untuk mengosongkannya adalah 10 detik. Jadi, berapa
mL air yang keluar tiap detik?
650
Air yang mengalir tiap detik = = 65 mL
10

Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa debit air yang keluar dari
botol adalah 65 mL per detik. Artinya, banyak air yang keluar dari botol tiap

24
detiknya adalah 65 mL. Jadi, debit air ditentukan dengan menggunakan
persamaan berikut:

Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap
satuan waktu. Kalian tentu masih ingat apa saja satuan volume. Satuan
volume diantaranya adalah liter (L), milliliter (mL), meter kubik (m3), dan
sentimeter kubik (cc). dan satuan waktu adalah detik, menit, atau jam.
2. Hubungan Antarsatuan Debit
Masih ingatkah kamu, hubungan antara jam, menit, dan detik?
1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik
1 jam = 3.600 detik
Pemahamanmu tentang hubungan antarsatuan waktu akan digunakan
untuk menentukan hubungan antarsatuan debit.
1 L/menit = 1 60 L/jam = 60 L/jam
1
1 L/menit = 1 60 L/detik
1
= 60 L/detik

3. Operasi hitung menggunakan satuan debit


a. 4 L/menit + 3 L/menit = . . . L/menit
Jawab:

25
4 L/menit + 3 L/menit = 7 L/menit
b. 4 dm3/detik 7 cL/detik = . . . cL/detik
Jawab:
4 dm3/detik 7 cL/detik = 4 L/detik 7 cL/detik
= 400 cL/detik 7 cL/detik
= 393 cL/detik
c. 4 5 m3/detik = . . . m3/detik= . . . L/detik
Jawab:
4 5 m3/detik = 20 m3/detik = 20 1.000 L/detik
= 20.000 L/detik
3
d. 4,25 m /detik : 25 = . . . L/detik
Jawab:
4,25 m3/detik : 25 = 0,17 m3/detik = 0,17 1.000 L/detik
= 170 L/detik
e. Pak Agung akan mengisi sebuah kolam renang. Kolam renang
tersebut panjangnya 25 meter, lebarnya 5 meter, dan tingginya 2
meter. Pak Agung mengisi kolam tersebut dengan air dari 2 buah
keran. Debit air setiap keran adalah 2,5 liter/detik. Berapa jam
waktu yang diperlukan Pak Agung untuk mengisi kolam renang
tersebut?
Penyelesaian:
Diketahui : Panjang kolam renang 25 m
Lebar kolam renang 5 m
Tinggi kolam renang 2 m
Debit air setiap keran 2,5 liter per detik
Banyak keran ada 2
Ditanyakan : Lama waktu mengisi kolam renang = . . . jam
Jawab:

26
Langkah pertama adalah menentukan volume kolam renang.
Volume kolam renang = panjang lebar tinggi
= 25 m 5 m 2 m
= 250 m3
= 250.000 dm3
= 250.000 liter
Langkah kedua adalah menentukan debit air total.
Debit air total = 2 debit air tiap keran
= 2 2,5 liter per detik
= 5 liter per detik
Langkah ketiga adalah menentukan lama waktu mengisi kolam.

Lama waktu =
250 .000
= 5

= 50.000 detik
50.000
= menit
60

= 833,33 menit
833 ,33
= jam
60

= 13,89 jam
Jadi, Pak Agung memerlukan waktu 13,89 jam untuk mengisi
kolam renang tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

Any Winarsih, dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dwi Priyo Utomo dan Ida Arijanny. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Dwi Priyo Utomo dan Ida Arijanny. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas VI.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
http://file.upi.edu/Directori/DUAL-
MODES/GEOMETRIDANPENGUKURAN/BBM_7-8-9.pdf
http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/Pengukuran.pdf
Lusia Tri Astuti dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk
SD/MI Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarti dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk
SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukun Departemen Pendidikan Nasional.
Nur Hamimah. 2009. Panduan Lengkap Pintar Matematika. Jakarta: Cerdas Pustaka
Publisher.
RJ. Soenarjo. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Supardjo dan Umi Salamah. 2009. Matematika 6 Gemar Berhitung untuk SD/MI
Kelas VI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparti, dkk. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Surakarta:Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

28

Anda mungkin juga menyukai