Anda di halaman 1dari 33

SATUAN PENGUKURAN DAN PERBANDINGAN

Disusun Oleh Kelompok 6


Mutiara Nurul Khotimah (20591125)
Irnanda Dwi Barokah (20591089)
Dosen Pengampu : Syaripah, M.Pd

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI CURUP
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas bimbingan-Nya makalah
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami ucapkan terimakasih kepada ibu Toybah dan ibu
Masrinawati yang juga telah membantu kami dalam menyusun tugas ini. Makalah ini berisi tentang
pengukuran waktu, berat, kuantitas, suhu, luas, dan pengukuran volume. Kami berharap agar
makalah ini mampu memberi kontribusi yang baik bagi siswa-siswi sekolah dasar dalam
mempelajari matematika Materi-materi tersebut diuraikan dalam bentuk teori, diselingi dengan
beberapa contoh, beberapa soal dan penyelesaiannya, serta beberapa pelatihan. Kami sajikan
sedemikian rupa sehingga dapat memberi nilai tambah dalam memupuk kesadaran setiap siswa
akan manfaat belajar matematika bagi mereka. Selain itu, sajian tersebut juga dilengkapi gambar-
gambar yang menarik, yang sesuai dengan usia mereka. Kami berharap setiap siswa akan
menemukan kesenangan, mempunyai ketertarikan, dan selanjutnya keyakinan muncul dari dari
mereka bahwa matematika bukanlah sesuatu yang menakutkan atau hanya dalam angan-angan.
Demikjan makalah ini, Kritik, masukan dan saran atas pembuatan makalah ini akan penyusun
terima dengan sebaik-baiknhya untuk perbaikan dan penyempurnaan makalah ini pada masa
mendatang,

Bengkulu, 1 Oktober 2021

Tim Penyusun
BAB I

PENGUKURAN

A. Pengukuran dan Satuan Pengukuran

Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang,
kapasitas volume, luas, sudut, berat (massa) dan suhu. Pengukuran merupakan kegiatan
membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai
satuan.

B. Satuan Pengukuran Panjang

1. Macam-macam satuan ukuran panjang


Ada dua macam satuan ukuran panjang yaitu:
a. Satuan ukuran panjang tak baku, misalnya: jengkal, hasta, depa, langkah, dan
lengan. Satuan ukuran panjang tak baku tidak lazim digunakan karena sifatnya
tidak tetap dan selalu berubah-ubah. Namun dalam masyarakat tradisional hal
itu masih sering digunakan.
b. Satuan ukuran panjang baku ditetapkan melalui perjanjian internasional dan
sifatnya tetap. Satuan ukuran panjang baku standar internasional adalah
kilometer (km), hectometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm),
sentimeter (cm), dan milimeter (mm).
2. Hubungan antarsatuan pengukuran panjang
Tangga Ukur Satuan Panjang

1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm = 100.000 cm =

1.000.000 mm

1 mm = cm = dm = dam
= km
1.

Catatan

1 inchi = 2,54 cm = 0,0254 m

1 feet (kaki) = 12 inchi = 0,3048 m

1 yard = 3 feet = 0,9144 m

1 mil = 1,85 km =

Contoh:

a. 3 km = ... m

3 km = 3 × 1.000 m = 3.000 m

b. 25 km = ... cm

25 km = 25 × 100.000 cm = 2.500.000 cm

c. 2.000 m = ... hm

2.000 m = 2.000 : 100 hm = 20 hm


d. 7.000.000 mm = ... dam

7.000.000 mm = 7.000.000 : 10.000 dam = 700 dam

3. Operasi satuan panjang

Bagaimanakah operasi satuan panjang pada operasi satuan panjang satuan harus
sama.
Contoh:

a. 3 km + 8 dam – 20 hm = ... m.

Jawab:

3 km = 3 × 1.000 m = 3.000 m

8 dam = 8 × 10 m = 80 m

20 hm = 20 × 100 m = 2.000 m

Jadi, 3 km + 8 dam – 20 hm = 3.000 m + 80 m – 2.000 m = 1.080 m

b. 3.000 mm + 5.000 cm – 40 m = ... dm.

Jawab:

3.000 mm = 3.000 : 100 m = 30 dm

5.000 cm = 5.000 : 10 dm = 500 dm

40 m = 40 × 10 = 400 dm

Jadi, 3.000 mm + 5.000 cm – 40 m= 30 dm + 500 dm – 400 dm =

130 m

c. Riyanti membeli kain di Toko Merdeka sepanjang 6,5 dam. Kemudian diberikan
kepada ibu sepanjang 17 m. Berapa m sisa kain Riyanti sekarang?
Jawab:

6,5 dam = 65 m
17 m = 17 m

= 48 m

Jadi, sisa kain Riyanti adalah 48 m.

B. Satuan Pengukuran Luas

1. Satuan Luas

Perhatikan gambar dibawah ini.

Luas persegi panjang di atas adalah 32 satuan luas atau 32 persegi. Jika dalam satuan
luas, panjang sisinya adalah 1 cm, maka luas setiap satuan persegi = 1cm 1 cm = 1 cm2.

Sehingga luas persegi panjang tersebut di atas adalah 32 × 1cm2 = 32 cm2.


Jika satuan luas 1m2 artinya panjang sisi satuan adalah 1 m sehingga satuan luas
persegi = 1 m × 1 m = 1 m2.
Satuan luas selain persegi adalah are . Perhatikan cara mengubah kedua satuan luas
tersebut dibawah ini.

Contoh:
a.
Jawab:

Perhatikan tangga urutan satuan luas!

Dari 1 m2 ke cm2, turun 2 tingkat. Setiap turun 1 tingkat dibagi 100.

Turun 2 tingkat berarti 10.000 (100 × 100).

Jadi, .

b. 8.500 a = ... ka Jawab:


Perhatikan tangga urutan satuan luas!

Dari a naik ke ka, naik 3 tingkat.

Setiap naik 1 tingkat dibagi 10. Naik 3 tingkat berarti harus dibagi 1.000.

Jadi, 8.500 = 8.500 : 1.000 ka

= 8,5 ka

ka

c. 5 dam2 + 9 m2 = ... ca Jawab:


5 dam2 = 500 m2 = 500 ca

= 9 ca
+
= 509 ca

d. m2

Jawab:

ha =

2
a = 1
= 24.875 m2

5.Sebuah kamar panjangnya 4 m, dan lebarnya 3 m. Pada kamar itu akan dipasang keramik
persegi yang panjang sisinya 40 cm. berapa buah keramik diperlukan untuk kamar itu?
Jawab:

Diketahui : Panjang kamar = 4 m, lebar = 3 m

: Keramik persegi, sisinya = 40 cm

Ditanyakan : Banyak keramik yang diperlukan

Penyelesaian : Luas kamar = 4 m × 3 m = 12 m2 = 120.000 cm2


Luas keramik = 40 cm × 40 cm = 1.600 cm2

Keramik yang diperlukan = = 75 buah


Jadi, banyaknya keramik yang diperlukan untuk kamar itu adalah 75 buah.

C. Satuan Pengukuran Volume

1. Satuan Volume

Perhatikan gambar balok di atas! Balok ini volumenya = 60 kubus satuan. Jika kubus
satuan panjang rusuknya 1 cm, maka volume tiap satuan = 1 cm 1 cm 1cm = 1 cm3.
Volume balok itu = 60 1 cm3= 60 cm3.
Jikasatuan volume m3, artinya panjang rusuk satuan adalah 1 m. sehingga satuan volume
=1m 1m 1 m = 1 m3.
Satuan volume selain kubik adalah liter. Perhatikan cara mengubah kedua satuan volume
kubik dan liter tersebut menurut tingkat atau urutan kedua satuan pada gambar berikut ini.
Contoh:

a. 1 m3 + 3 dm3 = . . . liter Jawab:


1 m3 = 1 × 1.000 liter = 1.000 liter 3 dm3 = 3× 1 liter
= 3 liter
+
Jumlah = 10003 liter

b. dam3 = . . . m3

dam .000 m3 = 6.500 m3

Jumlah = 2.506.500 m3+

c. 3 m3 + 48 hL + dam3 = . . . L

Jawab:

3 m3 = 3 × 1.000 L = 3.000 L
48 hL = 48 × 100 L = 4.800 L .000.000 L
= 500.000 L
+

Jumlah = 507.800 L

d. .L

Jawab:

.000 L = 4.500 L

750 dL = 750 : 10 L = 75 L

Jumlah = 4.425 L

e. Seekor sapi perah sehari menghasilkan susu sebanyak 8 liter. Susu itu dijual dengan
harga Rp 2.250,00 per liter. Seorang peternak mempunyai 7 ekor sapi perah. Setiap
ekor sapi setiap harinya menghasilkan jumlah susu yang sama. Untuk biaya
perawatan dan makan setiap hari, dibutuhkan biaya sebesar Rp 4.500,00 per ekor.
Berapa penghasilan bersih peternak pada bulan Mei?

Penyelesaian :

Diketahui : Susu yang dihasilkan 1 ekor sapi = 8 liter

Harga susu per liter = Rp 2.250,00

Jumlah sapi peternak = 7 ekor

Biaya perawatan 1 ekor sapi per hari = Rp 4.500,00

Ditanyakan : Penghasilan bersih peternak pada bulan Mei

Jawab :

• Susu yang dihasilkan peternak per hari = 7 ×8 L = 56 L

• Hasil penjualan susu per hari = 56 L × Rp 2.250,00 = Rp

126.000,00
• Hasil penjualan pada bulan Mei = 31 × Rp 126.000,00 = Rp 3.390.000,00
• Biaya perawatan 7 ekor sapi pada bulan Mei = 7 × 31 × Rp

4.500,00 = Rp 976.500,00

Penghasilan bersih bulan Mei = hasil penjualan – biaya perawatan

= Rp 3.390.000,00 – Rp 976.500,00

= Rp 2.929.500,00

Jadi, penghasilan bersih peternak pada bulan Mei adalah sebesar Rp


2.929.000,00.

D.Satuan Pengukuran Berat

1. Hubungan Antarsatuan Pengukuran Berat

Kalian sudah mengenal hubungan antarsatuan panjang. Sekarang, perhatikan hubungan


antarsatuan berat berikut.

1 kg = 10 hg = 100 dag = 1.000 g = 10.000 dg = 100.000 cg = 1.000.000 mg


1 mg = cg = dg = g
= dag = hg = kg
1.

Selain hubungan antarsatuan berat tersebut, masih terdapat satuan berat yang lain, yaitu
Perhatikan contoh hubungan satuan berat berikut!

a. 25 g = ... mg

25 g = 25 × 1.000 mg = 25.000 mg

b. 12 ton = ... kuintal

12 ton = 12 × 10 kuintal = 120 kuintal

c. 9.000 g = ... kg

9.000 g = 9.000 : 1.000 kg = 9 kg

d. 4.000 ons = ... pon

4.000 ons = 4.000 : 5 pon = 800 pon

2.Operasi hitung satuan berat

Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berat dengan satuan kg. Satuan ton
digunakan utnuk menyatakan ukuran berat 1.000 kg atau lebih.
Perhatikan operasi hitung satu berat berikut.

Contoh:

a. 5 ton – 12 kuintal + 7.000 ons = ... kg

Jawab:

5 ton = 5 × 1.000 kg = 5.000 kg

12 kuintal = 12 × 100 = 1.200 kg

7.000 ons = 7.000 : 10 kg = 700 kg

Jadi, 5 ton – 12 kuintal + 7.000 ons = 5.000 kg – 1.200 kg + 700 kg


= 4.500 kg

b. Menik dan ibunya pergi ke pasar membeli 10 kg beras, 2 kg gula pasir, 600 gram
bawang, dan 500 gram cabe. Berapa hg berat belanjaan mereka?
Penyelesaian:

10 kg beras = 100 hg

2 kg gula pasir = 20 hg

600 gram bawang = 6 hg

500 gram cabe = 5 hg


+
Jumlah = 131 hg

Jadi, berat belanjaan mereka adalah 131 hg.

BAB II
SATUAN KECEPATAN DAN SATUAN DEBIT
A. Satuan Waaktu

1. Notasi 24 jam

Alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah jam. Jam terdiri atas jam analog dan jam
digital.
a. Jam analog
Ciri dari jam analog adalah jarum dan angka. Misalnya, jam dinding, jam
duduk, dan jam beker. Jam analog menunjukkan waktu dari pukul 00.00 sampai
12.00.

Penulisan waktu berdasar jam analog disertai dengan keterangan keadaan.


Misal, pagi, siang, sore, dan malam hari.
Contoh:

1) Pukul 7.00 pagi.

Waktu tersebut menunjukkan 5 jam sebelum pukul 12 siang.

2) Pukul 7.00 malam

Waktu tersebut menunjukkan 7 jam setelah pukul 12 siang.

b.Jam digital

Tidak ada jarum pada jam digital. Waktu yang ditunjukkan adalah angka 00:00 sampai
24:00.
Pada jam dengan notasi 24 jam, kita tidak perlu lagi menyertakan keadaan waktu.
Contoh:
1) Pukul 2.00

Waktu tersebut menunjukkan keadaan dini hari

2) Pukul 8.30

Waktu tersebut menunjukkan keadaan pagi hari

2. Mengubah waktu dari notasi 12 jam ke notasi 24 jam

Pada notasi 24 jam tidak perlu disertai keadaan hari. Pada notasi ini bilangan telah
menunjukkan keadaan. 0.00 – 12.00 menunjukkan waktu dini hari sampai siang hari 12.00
– 24.00 menunjukkan waktu siang sampai malam hari. Pada jam analog notasi sampai
12.00. Pada jam digital notasi sampai 24.00. Perubahan hanya terletak pada waktu siang
hingga malam. Tambahkan 12 pada setiap waktu.
Contoh:

Ubahlah notasi 12 jam ke notasi 24 jam. a.Pukul 7.00


pagi.
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah 12 siang.

b. Pukul 4.00 sore

Jawab: 4.00 sore = 4.00 + 12.00 = 16.00

Jadi, pukul 4.00 sore sama dengan pukul 16.00.

c. Pukul 10.30 malam

Jawab: Pukul 10.30 malam = 10.30 + 12.00 = 22.30 Jadi, pukul 10.30
malam sama dengan pukul 22.30.
3. Mengubah dari notasi 24 jam ke notasi 12 jam

Untuk mengubahnya kurangkan 12.00 dari 24.00. Tambahkan keterangan waktu siang,
sore, atau malam hari.
Contoh: Ubahlah ke notasi 12 jam. a.Pukul 08.00
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah jam 12 siang. Tambahkan keterangan waktu
sehingga menjadi 8.00 pagi.
b. Pukul 15.00

Jawab: pukul 15.00 = 15.00 – 12.00 = 3.00

Jadi, pukul 15.00 sama dengan pukul 3.00 sore hari.

c. Pukul 21.30

Jawab: Pukul 21.30 = 21.30 – 12.00 = 9.30

Jadi, pukul 21.30 sama dengan pukul 9.30 malam hari.

4. Operasi Hitung Satuan Waktu

a. Hubungan satuan waktu milenium, abad, dasawarsa, windu, dan lustrum

1 milenium = 10 abad = 100 dasawarsa = 1.000 tahun

1 abad = 10 dasawarsa = 100 tahun

1 dasawarsa = 10 tahun

1 windu = 8 tahun

Perubahan antarsatuan waktu dengan aturan berikut. Perkalian: perubahan satuan


besar ke lebih kecil. Pembagian: perubahan satuan kecil ke lebih besar.
Contoh:

1) 5 milenium = ... tahun

Jawab: 5 milenium = 5 × 1.000 tahun = 5.000 tahun Jadi, 5 milenium


= 5.000 tahun.
2) 15 windu = ... tahun.
Jawab: 15 windu = 15× 8 tahun = 120 tahun Jadi, 15 windu =
120 tahun.
3) 80 tahun = ... dasawarsa.

Jawab: 80 tahun = 80 : 10 dasawarsa

= 8 dasawarsa

4) 200 tahun = ... abad.

Jawab: 200 tahun = 200 : 100 abad = 2 abad Jadi, 200 tahun
= 2 abad.
b. Hubungan satuan waktu tahun, bulan, minggu, dan hari.

Di rumah kamu pasti ada kalender bukan? Pada kalender terdapat satuan waktu
tahun, bulan, minggu, dan hari. Mari kita lihat satuan waktu tersebut.
1 tahun = 12 bulan = 52 minggu = 365 hari
1 bulan = 4 minggu = 30 hari
1 minggu = 7 hari

Bagaimana menyatakan hubungan antarsatuan waktu tahun, bulan, minggu, dan


hari tersebut? Perhatikan contoh berikut.
1) 6 tahun = ... bulan. Jawab: 6 tahun = 6 12 bulan = 72 bulan.
Jadi, 6 tahun = 72 bulan.

2) 12 bulan = ... hari.

Jawab: 12 bulan = 12 30 hari = 360 hari Jadi, 12 bulan =


360 hari.
3) 28 minggu = ... bulan.

Jawab: 28 minggu = 28 : 4 bulan = 7 bulan Jadi, 28 minggu


= 7 bulan.
4) 144 bulan = ... tahun.
Jawab: 144 bulan = 144 : 12 tahun = 12 tahun Jadi, 144 bulan
= 12 tahun.
c. Hubungan satuan waktu jam, menit, dan detik

Telah dipelajari satuan waktu jam, menit, dan detik. Perhatikan hubungan satuan
waktu jam, menit ,dan detik berikut.

1 jam = 60 menit = 3.600 detik


1 menit = 60 detik

Contoh:

1) 15 menit = ... detik.

Jawab:15 menit = 15 60 detik = 900 detik Jadi, 15 menit =


900 detik.

2) 180 menit = ... jam.

Jawab: 180 menit = 180 : 60 jam = 3 jam Jadi, 180 menit


= 3 jam.
d. Mengubah satuan yang bersisa

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu telah mengubah antarsatuan jam, menit


dan detik. Misalnya 60 detik = 1 menit, 120 menit = 2 jam. Bagaimana dengan 70
detik, 100 menit, atau 124 menit? Bilanganbilangan waktu di atas adalah bilangan
satuan yang bersisa. Perhatikan contoh berikut.
Contoh:

1) 124 menit = 2 jam dan bersisa 4 menit Jadi, 124 menit = 2


jam + 4 menit.
e. Melakukan operasi hitung antarsatuan

Dalam operasi hitung antarsatuan, satuan harus sama.

1) Operasi satuan milenium sampai tahun Contoh:


1 milenium – 3 abad + 5 dasawarsa – 25 windu = ... tahun Jawab:
• 1 milenium = 1.000 tahun

• 3 abad = 3 100 tahun = 300 tahun

• 5 dasawarsa = 5 10 tahun = 50 tahun

• 25 windu = 25 8 tahun = 200 tahun


Jadi,

1 milenium – 3 abad + 5 dasawarsa – 25 windu = 1.000 – 300 + 50 – 200 = 550


tahun
2) Operasi satuan tahun sampai hari Contoh:
2 tahun – 7 bulan – 9 minggu = ... hari

Jawab:

• 2 tahun = 2×365 hari = 730 hari

• 7 bulan = 7×30 hari = 210 hari

• 9 minggu = 9×7 hari = 63 hari

Jadi, 2 tahun – 7 bulan – 9 minggu = 730 – 210 – 63 = 457 hari 3)Operasi


satuan jam, menit, dan detik (a)Penjumlahan Contoh:
10 jam 45 menit 30 detik

04 jam 36 menit 40 detik


+
14 jam 81 menit 70 detik

Tentunya kamu masih ingat, bukan?

70 detik = 1 menit + 10 detik

81 detik = 1 menit + 21 menit

Jadi, 14 jam + 81 menit + 70 detik

= 14 jam + 1 jam + 21 menit + 1 menit + 10 detik


= 15 jam + 22 menit + 10 detik

(b)Pengurangan Contoh:
10 jam 25 menit 20 detik

06 jam 20 menit 30 detik


Pada operasi di atas, satuan detiknya tidak dapat dikurangkan.

Sehingga meminjam 1 menit (60 detik) dari satuan waktu menit.

Jadi,

Satuan menit = 20 + 60= 80 detik Satuan menitnya


25 – 1= 24 menit Jadi, kita tuliskan:
10 jam 24 menit 80 detik

06 jam 20 menit 30 detik


−4 jam 4 menit
50 detik

B. Pengukuran kecepatan

1. Mengenal Satuan Jarak dan Kecepatan

Iwan berangkat sekolah mengendarai sepeda. Panjang lintasan yang dilalui Iwan dari
rumah sampai ke sekolah adalah 800 m. Artinya jarak rumah Iwan ke sekolah adalah 800
m. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan jarak?
Jarakmerupakan panjang lintasan yang dilalui. Satuan yang digunakan untuk
menyatakan jarak sama dengan satuan panjang, yaitu kilometer (km), hektometer (hm),
dekameter (dam), meter (m), desimeter (dm), centimeter (cm), dan milimeter (mm).
Tetapi, satuan yang sering digunakan adalah kilometer (km) dan meter (m).
Untuk menempuh jarak 800 m dari rumah ke sekolah Iwan membutuhkan waktu 4 menit.
Berapa kecepatan Iwan mengendarai sepedanya? Kecepatan merupakan jarak yang
ditempuh dalam satuan waktu. Satuan kecepatan dirumuskan sebagai berikut.

Sekarang, perhatikan lagi permasalahan di atas!

Jarak dari rumah Iwan ke sekolah adalah 800 m. Waktu tempuh dari rumah ke sekolah
adalah 4 menit.

Kecepatan =

= 200 m/menit

Jadi, kecepatan Iwan mengendari sepedanya adalah 200 m/menit.

Perhatikan contoh berikut ini!

Sebuah mobil dalam waktu 3 jam dapat menempuh jarak sejauh 180 km.

Berapa kecepatan mobil tersebut?

Ayo, kita hitung!

Waktu tempuh = 3 jam

Jarak tempuh = 180 km

Kecepatan

= 60 km/jam

Jadi, kecepatan mobil adalah 60 km/ jam.


2. Hubungan Antarsatuan Kecepatan

Jika sebuah mobil melaju dengan kecepatan 60 km/jam. Berapa m/menit


kecepatan mobil tersebut? Perhatikan penyelesaian berikut ini!

60 km/jam dapat ditulis

60 km = 60.000 m

1 jam = 60 menit Sehingga,

= 1.000 m/menit

Jadi, 60 km/jam = 1.000 m/menit.

Perhatikan contoh lainnya berikut ini!

15.000 m/jam = . . . km/jam Penyelesaian:

15.000 m/jam dapat ditulis

15.000 m = 15 km

Jadi, 15.000 m/jam = 15 km/jam

3. Menyelesaikan Masalah yang berhubungan dengan kecepatan

Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 65 km/jam dari Yogyakarta ke Semarang.


Bila jarak Yogyakarta ke Semarang adalah 130 km, berapa lama waktu yang dibutuhkan
mobil tersebut untuk sampai Semarang?
Penyelesaian:
Kecepatan mobil = 65 km/jam
Jarak yang ditempuh = 130 km

Kecepatan

65 km/jam

Waktu tempuh jam

= 2 jam

Jadi, waktu yang dibutuhkan mobil untuk sampai di Semarang adalah 2 jam.

C. Pengukuran debit

1. Pengertian Debit

Misalnya, volume botol yang kalian gunakan adalah 650 mL. Sedangkan waktu yang
diperlukan untuk mengosongkannya adalah 10 detik. Jadi, berapa mL air yang keluar tiap
detik?

Air yang mengalir tiap detik = = 65 mL

Dengan demikian, dapat kita katakan bahwa debit air yang keluar dari botol adalah
65 mL per detik. Artinya, banyak air yang keluar dari botol tiap detiknya adalah 65 mL.
Jadi, debit air ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

Dengan demikian, debit adalah volume zat cair yang mengalir tiap satuan waktu.
Kalian tentu masih ingat apa saja satuan volume. Satuan volume diantaranya adalah liter
(L), milliliter (mL), meter kubik (m3), dan sentimeter kubik (cc). dan satuan waktu adalah
detik, menit, atau jam.
2. Hubungan Antarsatuan Debit

Masih ingatkah kamu, hubungan antara jam, menit, dan detik?


1 jam = 60 menit

1 menit = 60 detik

1 jam = 3.600 detik

Pemahamanmu tentang hubungan antarsatuan waktu akan digunakan untuk


menentukan hubungan antarsatuan debit.
1 L/menit = 1 × 60 L/jam = 60 L/jam

1 L/menit L/detik

L/detik

3. Operasi hitung menggunakan satuan debit

a. 4 L/menit + 3 L/menit = . . . L/menit Jawab:

4 L/menit + 3 L/menit = 7 L/menit

b. 4 dm3/detik − 7 cL/detik = . . . cL/detik Jawab:


4 dm3/detik − 7 cL/detik = 4 L/detik − 7 cL/detik

= 400 cL/detik − 7 cL/detik

= 393 cL/detik

c. 4 × 5 m3/detik = . . . m3/detik= . . . L/detik Jawab:


4 × 5 m3/detik = 20 m3/detik = 20 × 1.000 L/detik

= 20.000 L/detik
d. 4,25 m3/detik : 25 = . . . L/detik Jawab:
4,25 m3/detik : 25 = 0,17 m3/detik = 0,17 × 1.000 L/detik

= 170 L/detik

e. Pak Agung akan mengisi sebuah kolam renang. Kolam


renang tersebut panjangnya 25 meter, lebarnya 5 meter, dan
tingginya 2 meter. Pak Agung mengisi kolam tersebut
dengan air dari 2 buah keran. Debit air setiap keran adalah
2,5 liter/detik. Berapa jam waktu yang diperlukan Pak
Agung untuk mengisi kolam renang tersebut? Penyelesaian:
Diketahui : Panjang kolam renang 25 m

Lebar kolam renang 5 m

Tinggi kolam renang 2 m

Debit air setiap keran 2,5 liter per detik

Banyak keran ada 2

Ditanyakan : Lama waktu mengisi kolam renang = . . . jam Jawab:

Langkah pertama adalah menentukan volume kolam renang.

Volume kolam renang = panjang × lebar × tinggi

= 25 m × 5 m × 2 m

= 250 m3

= 250.000 dm3

= 250.000 liter

Langkah kedua adalah menentukan debit air total.

Debit air total = 2 × debit air tiap keran

= 2 × 2,5 liter per detik


= 5 liter per detik

Langkah ketiga adalah menentukan lama waktu mengisi kolam.

Lama waktu

= 50.000 detik

menit

= 833,33 menit

jam

= 13,89 jam

Jadi, Pak Agung memerlukan waktu 13,89 jam untuk mengisi kolam renang
tersebut.

BAB III
PERBANDINGAN

1) Perbandingan

Secara umum, perbandingan atau rasio adalah selisih atau perbedaan dari dua nilai atau
lebih dengan mengikuti pola kesamaan tertentu. Perbandingan ditulis dalam bentuk pecahan
atau tanda colon (:). Contohnya adalah 3 banding 6 yang ditulis dengan "3:6".

Ada dua syarat yang harus dipenuhi sebelum membentuk rumus perbandingan, di
antaranya:

Nilai yang dibandingkan harus memiliki satuan yang sejenis. (berat, panjang, waktu)

Bentuk satuan nilai yang dibandingkan harus sama. (cm, kg, menit, detik, jam)

a. Jenis jenis perbandingan


1. Perbandingan Senilai
Perbandingan senilai disebut juga sebagai proporsi. Perbandingan
senilai melibatkan dua rasio yang sama. Jadi, dapat dijelaskan secara
sederhana bahwa perbandingan senilai merupakan suatu pernyataan yang
menyatakan dua rasio adalah sama.Contoh perbandingan senilai yaitu
perbandingan banyaknya tepung dengan banyaknya roti yang
dibuat.Semakin banyak tepung yang digunakan maka akan semakin banyak
pula roti yang dibuat, begitu pula sebaliknya.
2. Perbandingan Berbalik Nilai
Misalnya perbandingan antara ukuran gigi mesin bermotor dengan
kecepatan. Ukuran gigi mesin bermotor yang kecil akan menghasilkan
kecepatan yang besar, begitu pula sebaliknya.
3. Perbandingan Bertingkat
Perbandingan bertingkat merupakan salah satu perbandingan yang
melibatkan lebih dari satu perbandingan.Contoh permasalahan berkaitan
dengan perbandingan bertingkat misalnya perbandingan kelereng Abdul
dan Beni adalah 3 : 5, sedangkan perbandingan kelereng Beni dengan Ciko
adalah 4 : 3.Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu menentukan
rasio atau perbandingan dari kelereng Abdul, Beni, dan Ciko.
b. Cara Menghitung Perbandingan
Cara yang dapat dilakukan untuk menghitung perbandingan yaitu sebagai
berikut.Buatlah model dari permasalahan yang akan diselesaikan.Tentukan jenis
perbandingan yang akan diselesaikan. Jenis perbandingan dapat berupa
perbandingan senilai, perbandingan berbalik nilai, perbandingan bertingkat, atau
jenis yang lainnya susun persamaan dan hitunglah perbandingannya untuk
menentukan informasi yang ingin diperoleh dengan menggunakan rumus
perbandingan.Pada bagian berikut ini akan dijabarkan beberapa rumus
perbandingan.
c. Rumus Perbandingan
Dari suatu permasalahan mengenai perbandingan, buatlah model dalam bentuk
tabel untuk mempermudah dalam memahami permasalahan.Tabel perbandingan
dapat berupa tabel seperti berikut.
Variabel 1 Variabel 2
a1 b1
a2 b2
Dari model tersebut dapat disusun persamaan atau rumus untuk menyelesaikan
perbandingan.
1. Rumus Perbandingan Senilai
a1/a2 = b1/b2
2. Rumus Perbandingan Berbalik Nilai
a1/a2 = b2/b1
Selain kedua rumus perbandingan tersebut, juga terdapat rumus
perbandingan jumlah dan selisih.
3. Rumus perbandingan jumlah
Jumlah objek = (jumlah rasio/rasio yang diketahui) x banyak objek yang
diketahui
4. Rumus perbandingan selisih
Selisih objek = (selisih rasio/rasio yang diketahui) x banyak objek yang
diketahui. Agar lebih menguasai materi perbandingan, perhatikan contoh
soal berikut.

d. Contoh Soal Perbandingan


1. Hendra mengendarai sepeda motor menempuh jarak 32 km dengan
menghabiskan 4 liter bensin. Jika Hendra mempunyai 7 liter bensin, berapa
jarak yang dapat ditempuh oleh Hendra?
Dari permasalahan tersebut dapat dibuat model permasalahan sebagai
berikut.
Bensin Jarak Tempuh
4 liter 32 km
7 liter x
Permasalahan tersebut merupakan permasalahan perbandingan senilai,
sehingga
4/7 = 32/x
x = (7 x 32)/4 = 56 km
Jadi jarak yang dapat ditempuh oleh Hendra dengan 7 liter bensin adalah 56
km
2. Perbandingan banyaknya kelereng Andika dan Bona adalah 2 : 3,
sedangkan perbandingan banyaknya kelereng Bona dan Ciko adalah 2 : 5.
Jika jumlah kelereng mereka bertiga adalah 75. Tentukan banyak kelereng
Andika, Bona, dan Ciko.
Model permasalahan tersebut yait
A:B =2:3
B:C= 2:5
A : B : C = 4 : 6 : 15
Jumlah rasio = 4 + 6 + 15 = 25
Banyak kelereng Andika
4/25 x 75 = 12 kelereng
Banyak kelereng Bona
6/25 x 75 = 18 kelereng
Banyak kelereng Ciko
15/25 x 75 = 45 kelereng
Jadi, banyak kelereng Andika, Bona, dan Ciko masing-masing adalah 12,
18, dan 45 buah
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang,
kapasitas,volume, luas, sudut, berat (massa) dan suhu. Pengukuran dapat dilakukan secara
langsung atau tidak langsung.Sistem pengukuran ada 2 yaitu sistem inggris dan sistem metrik.
Pengukuran bisa menggunakan satuan ukuran standar dan tidak standar.Perbandingan atau
rasio adalah selisih atau perbedaan dari dua nilai atau lebih dengan mengikuti pola kesamaan
tertentu.Ada dua syarat yang harus dipenuhi sebelum membentuk rumus perbandingan, di
antaranya: (1). Nilai yang dibandingkan harus memiliki satuan yang sejenis. (berat, panjang,
waktu). (2). Bentuk satuan nilai yang dibandingkan harus sama. (cm, kg, menit, detik, jam).
B. Saran
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan mungkin banyak
kekurangan untuk itu penulis memohon kritik dan saran dari pembaca. Kritik dan saran yang
membangun dari pembacaberikan untuk penulis sangat berguna bagi penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Any Winarsih, dkk. IPA Terpadu untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Burhan Mustaqim dan Ary Astuty. 2008. Ayo Belajar Matematika. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Dwi Priyo Utomo dan Ida Arijanny. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas V. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Dwi Priyo Utomo dan Ida Arijanny. 2009. Matematika untuk SD/MI Kelas VI.

Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Heruman. 2007. Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

http://file.upi.edu/Directori/DUAL-

MODES/GEOMETRIDANPENGUKURAN/BBM_7-8-9.pdf

http://p4tkmatematika.org/downloads/sd/Pengukuran.pdf

Lusia Tri Astuti dan P. Sunardi. 2009. Matematika 5 untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarmi dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas
IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mas Titing Sumarti dan Siti Kamsiyati. 2009. Asyiknya Belajar Matematika untuk SD/MI Kelas
V. Jakarta: Pusat Perbukun Departemen Pendidikan Nasional.
Nur Hamimah. 2009.Panduan Lengkap Pintar Matematika. Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
RJ. Soenarjo. 2008. Matematika 5 untuk SD/MI Kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Supardjo dan Umi Salamah. 2009. Matematika 6 Gemar Berhitung untuk SD/MI Kelas VI. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suparti, dkk. 2008. Matematika untuk SD/MI Kelas 4. Surakarta:Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai