Anda di halaman 1dari 12

Pengertian Pengukuran

Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang, kapasitas,
volume, luas, sudut, berat (massa), dan suhu (Kennedy dan Tipps, 1994) (Sa'dijah, 1998 / 1999).
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.

Dua jenis Proses Pengukuran


Pegukuran dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Proses menentukan ukuran
panjang dan kapasitas adalah langsung, yaitu dengan cara menerapkan unit (satuan) secara
langsung pada benda yang sedang diukur. Misalnya kita ingin menghitung kuantitas sari buah
tomat yang dibuat dari 50 buah tomat. Kita dapat menggunakan satuan ukur cangkir, yaitu
dengan mengisikan dan mengosongkan cangkir dan menghitung cangkir yang berisi penuh
sampai semua sari buah tomat dituangkan. Berat (massa), suhu, dan waktu tidak dapat diukur
secara langsung. Mereka memerlukan pengukuran yang secara tidak langsung menerjemahkan
sifat yang dapat diukur ke dalam bilangan. Suatu termometer memiliki sejumlah skala, misalnya
derajat Celcius dan derajat Fahrenheit. Termometer tersebut berisi cairan yang bisa naik atau
turun. Naik apabila suhu udara menjadi lebih panas dan turun apabila suhu menjadi lebih dingin.
Suhu pada suatu waktu ditentukan secara tidak langsung dengan membaca bilangan yang
tercantum di skala yang terdapat di sepanjang termometer tersebut. (Sa'dijah, 1998 / 1999)

Berdasarkan sumber dari internet (Chairunnisa, 2012) terdapat jenis-jenis pengukuran yaitu
pengukuran tidak baku dan pengukuran baku.
Pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda-beda karena
menggunakan alat ukur yang tidak baku atau tidak standar. Pengukuran tidak baku misalnya:
a.      Digit adalah pengukuran yang disesuaikan dengan lebar sebuah jari
b.      Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara ujung jempol
tangan dengan ujung kelingking tangan
c.      Hasta adalah pengukuran yang disesuaikan ukuran panjang lengan bawah dari siku sampai ke
ujung jari tengah
d.      Depa adalah pengukuraan yang disesuaikan dengan ukuran sepanjang kedua belah tangan dari
ujung jari tengah kenan sampai ke ujung jari tengah kiri
e.      Kaki adalah pengukuran yang disesuaikan dengan ukuran panjang sebuah kaki.

Pengukuran Baku
Pengukuran baku merupakan pengukuran yang hasilnya tetap atau baku (standar). Terdapat dua
sistem pengukuran yang baku yaitu sistem Inggris dan Sistem Metrik.
a.       Sistem Inggris dikembangkan di Eropa. Satuan-satuan pengukuran dikembangkan dari
benda-benda disekitar kita. misalnya ukuran satu yard adalah jarak antara hidung dan ujung jari
lengan orang dewasa yang dilencangkan, ukuran satu inchi adalah jarak butiran padi dari ujung
ke ujungnya. Namun karena sifat-sifat benda diatas tidak tetap maka akhirnya satuan-satuan
sistem Inggris ditandarkan.

Ukuran-ukuran dalam sistem inggris, yaitu:


b.      Sistem Metrik dikembangkan secara sistematis pada akhir abad 18. Pada tahun 1970,
dewan Nasional Perancis mendirikan Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis untuk merencanakan
satu sistem pengukuran yang memiliki standar. Akademi tersebut mengukur jarak dari
khatulistiwa sampai ke ujung kutub utara kemudian menggunakan sepersepuluh jutaan jarak
sebagai panjang satu meter. sekarang ukuran satu meter didefinisikan sebagai 1.659.763,73
panjang gelombang garis oranye atom krypton 86. Satuan-satuan dasar kapasitas, berat, dan luas
dikembangkan pada waktu yang sama dengan satuan panjang.

Ukuran Panjang, Ukuran Kapasitas, Ukuran Berat


10 milimeter   = 1 sentimeter, 1000 mililiter = 1 liter, 1000 miligram = 1 gram
10 sentimeter  = 1 desimeter, , 1000 gram = 1 kilogram
10 desimeter   = 1 meter, , 1000 kilogram = 1 ton
10 meter          = 1 dekameter, ,
10 dekameter  = 1 hektometer, ,
10 hektometer = 1 kilometer, ,

Keuntungan sistem metrik jika dibandingkan sistem Inggris antara lain:


a.      Menggunakan sistem bilangan basis 10
b.      Sederhana dan mudah digunakan
c.       Hanya sedikit satuan yang sering digunakan, yaitu meter, gram, dan liter, sehingga mudah
diingat orang. Satuan ukuran lain digunakan dengan cara membagi atau mengalikan dengan
perpangkatan sepuluh
d.      Sistem metrik telah digunakan secara luas dibanyak negara, walaupun negara Amerika Serikat
tidak menggunakan sistem ini.

Satuan Pengukuran Panjang


1.      Macam-macam satuan ukuran panjang
Ada dua macam satuan ukuran panjang yaitu:
a.      Satuan ukuran panjang tak baku, misalnya: jengkal, hasta, depa, langkah, dan lengan. Satuan 
ukuran  panjang  tak  baku  tidak  lazim  digunakan  karena  sifatnya tidak tetap dan selalu
berubah-ubah. Namun dalam masyarakat  tradisional hal itu masih sering digunakan.
b.      Satuan ukuran panjang baku. Satuan  ukuran  panjang  baku  ditetapkan  melalui  perjanjian 
internasional dan sifatnya tetap. Satuan ukuran panjang baku standar  internasional adalah
kilometer  (km), hectometer (hm), dekameter (dam), meter (m), desimeter  (dm), sentimeter
(cm), dan milimeter (mm).
Menemukan hubungan antara m, dm, dan cm
1)      Setiap mengukur benda yang panjangnya 10 cm disebut 1 dm atau 1 dm = 10 cm
2)      Setiap mengukur benda yang panjangnya 10 dm disebut 1 m atau 1 m = 10 dm
3)      Kesimpulan yang harus diambil adalah:
1 m = 10 dm
1 dm = 10 cm
1 m = 10 dm = (10 ´ 10) cm = 100 cm dan seterusnya.

3.      Mengenalkan tangga satuan


4)      Hubungan antarsatuan pengukuran panjang

Keterangan:
Tiap turun satu tingkat berarti dikalikan dengan 10
1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm = 100.000 cm = 1.000.000 mm
Tiap naik satu tingkat berarti dibagi dengan 10
1 mm =  =
Contoh :
a.       4 km = . . . hm

Jawab :
4 km = ( 4 x 10 ) hm = 40 hm
Jadi, 4 km setara dengan 40 hm
b.      235 hm = . . . dam
Jawab :
235 hm = ( 235 x 10 ) dam = 2.350 dam
Jadi, 235 hm setara dengan 2.350 dam
c.       80 dm = . . . m
Jawab :
80 dm = ( 80 : 10 ) m = 8 m
Jadi, 80 dm setara dengan 8 m

5)      Operasi Satuan Panjang


Contoh:
a.       2 km + 7 dam  –  15 hm = . . . m
Jawab:
2 km    = (2 × 1.000) m   = 2.000 m
7 dam  = (7 × 10) m        = 70 m
15 hm  = (15 × 100) m    = 1.500 m
Jadi, 2 km + 7 dam  –  15 hm = 2.000 m + 70 m  –  1.500 m = 570 m
b.      Azizah  membeli  kain  di  toko Azad sepanjang  8,5  dam.  Kemudian diberikan  kepada 
ibu  sepanjang  18  m.   Berapa  m  sisa  kain  Azizah sekarang?
Jawab:
Diketahui     : Mempunyai 8,5 dam dan diberikan sepanjang 18 m
Ditanyakan   : Berapa meter sisa kain?
Penyelesaian :
8,5 dam = (8,5 x 10) m = 85 m
85 m – 18 m = 67 m
Jadi, sisa kain Azizah adalah 67 m

6)      Alat Ukur Panjang


Pada umumnya, kita menggunakan alat ukur panjang berupa meteran. Namun terdapat alat ukur
panjang lainnya:
a.       Roll meter, alat ini sering digunakan oleh tukang kayu dan tukang bangunan untuk
mengukur panjang bangunan. Satuan ukurannya adalah centimeter/cm dan inchi.
b.      Roll gulung, alat ini sering digunakan oleh para penjahit baju untuk mengukur badan
seseorang. Satuan ukurannya adalah centimeter.
c.       Penggaris,satuan penggaris yaitu centimeter (ketelitian 1 mm) atau inchi .
d.      Jangka sorong, alat ukur panjang ini memiliki ketelitian 0,1 mm. Bentuknya seperti kunci
inggris. Semakin lebar benda yang diukur semakin panjang pula ukurannya. Begitupun
sebaliknya.
e.       Mikrometer sekrup, alat ukur panjang ini lebih tingkat ketelitian hingga 0,01 mm.

D.    Satuan Ukuran Luas


Satuan luas sering diakhiri dengan kata persegi, seperti kilometer persegi dan meter persegi. Kata
persegi dapat ditulis dengan angka pangkat dua, seperti meter persegi dapat ditulis dengan m2.

Luas persegi panjang di atas adalah 32 satuan luas atau 32 persegi. Jika dalam  satuan luas atau
satuan persegi, panjang sisinya  adalah  1 cm, maka luas setiap satuan persegi = 1 cm × 1 cm = 1
cm2. Sehingga  luas  persegi  panjang  tersebut  adalah  32  ×  1 cm2 =  32 cm2 .Satuan luas selain
persegi adalah are. Are adalah satuan dasar untuk luas.

Contoh:
a.       8.500 a = ... ka
Jawab:
Perhatikan tangga urutan satuan luas!
Dari a naik ke ka, naik 3 tingkat .
Setiap naik 1 tingkat dibagi 10. Naik 3 tingkat berarti harus dibagi 1.000.
Jadi, 8.500  = 8.500 : 1.000 ka = 8,5 ka 
b.      Sebuah kamar panjangnya 4 m, dan lebarnya 3 m. Pada kamar itu akan dipasang keramik
persegi yang panjang sisinya 40 cm. berapa buah keramik diperlukan untuk kamar itu?

Jawab:
Diketahui             : Panjang kamar , = 4 m, lebar = 3 m
                               Keramik persegi, sisinya = 40 cm
Ditanyakan           : Banyak keramik yang diperlukan
Penyelesaian        : Luas kamar = 4 m  × 3 m = 12 m2 = 120.000 cm2
                     Luas keramik = 40 cm × 40 cm = 1.600 cm2
 
Keramik yang diperlukan = cm2 x 1 buah = 75 buah
Jadi, banyaknya keramik yang diperlukan untuk kamar itu adalah 75 buah                             
E.     Satuan Pengukuran Volume
Perhatikan gambar balok di atas! Balok ini volumenya = 60 kubus satuan. Jika  kubus satuan
panjang rusuknya 1 cm, maka volume tiap satuan = 1 cm  × 1 cm × 1cm = 1 cm 3 . Volume balok
itu = 60 × 1 cm3 = 60 cm3
Jika  satuan  volume  m3 , artinya  panjang  rusuk  satuan  adalah  1  m.  sehingga satuan volume
= 1 m × 1 m × 1 m = 1 m3
Satuan  volume  selain  kubik  adalah  liter.  Perhatikan  cara  mengubah  kedua satuan  volume 
kubik  dan  liter  tersebut  menurut  tingkat  atau  urutan  kedua satuan pada gambar berikut ini:

Contoh :
1 m3 + 3 dm3 = . . . liter
Jawab:
1 m3    = 1 × 1.000 liter           = 1.000 liter
+
3 dm3 = 3×  1 liter                  =        3 liter              
Jumlah                                   = 1.003 liter

Satuan Pengukuran Berat


Hubungan Antar Satuan Pengukuran Berat
Tiap turun satu tingkat berarti dikalikan dengan 10
1 kg = 10 hg = 100 dag = 1.000 g = 10.000 dg = 100.000 cg = 1.000.000
Mg
Tiap naik satu tingkat berarti dibagi dengan 10
1 mg =  cg =   dg =  g =  dag =  hg =  kg
Selain hubungan antar satuan berat tersebut, masih ada satuan berat yang lain diantaranya:
1 ton       = 1.000 kg                     1 kg   = 10 ons
1 ton       = 10 kuintal                   1 pon = 5 kg = 50 ons
1 kuintal = 100 kg                        1 ons  = 100 gram
1 kg        = 2 pon

Contoh:
a.       8 kg = . . . hg
8 kg = (8 x 10) hg = 80 hg
Jadi, 8 kg setara dengan 80 hg
b.      12 ton = . . . kuintal
      12 ton = (12 × 10) kuintal = 120 kuintal
      Jadi, 12 ton setara dengan 120 kuintal
c.       100 g = . . .dag
      100 g = (100 : 10) dag = 10 dag
      Jadi, 100 g setara dengan 10 dag

Operasi Hitung Satuan Berat


Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan berat dengan satuan kg. Satuan  ton  digunakan 
utnuk  menyatakan  ukuran  berat  1.000  kg  atau  lebih. Perhatikan operasi hitung satu berat
berikut.
Contoh:
a.       5 ton  –  12 kuintal + 7.000 ons = ... kg
Jawab:
5 ton = 5 × 1.000 kg = 5.000 kg
12 kuintal = 12 × 100 = 1.200 kg
7.000 ons = 7.000 : 10 kg = 700 kg
Jadi, 5 ton  –  12 kuintal + 7.000 ons = 5.000 kg  –  1.200 kg + 700 kg = 4.500 kg
b.      Menik dan  ibunya pergi ke pasar  membeli 10 kg beras, 2 kg gula pasir,
600 gram bawang, dan 500 gram cabe. Berapa hg berat belanjaan  mereka?
Penyelesaian:
10 kg beras                        = 100  hg
2 kg gula pasir                  =   20  hg
600 gram bawang             =     6  hg
+
500 gram cabe                   =     5  hg                   
Jumlah                               =  131 hg
  Jadi, berat belanjaan mereka adalah 131 hg.
Satuan Kuantitas
Kuantitas adalah banyaknya barang/benda. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar
kata lusin, kodi, gros, dan rim. Satuan ukuran tersebut adalah satuan ukuran kuantitas (jumlah).
Lusin sering digunakan sebagai satuan pada barang, misalnya piring, gelas, sendok, dan garpu.
Kodi biasannya digunakan untuk menyatakan satuan benda, misalnya kain, pakaian, dan sarung.
Rim sering digunakan sebagai satuan pada kertas.
Hubungan antar satuan kuantitas
1 lusin = 12 buah
1 gros  = 12 lusin = 144 buah
1 kodi  = 20 lembar
1 rim  = 500 lembar

Contoh:
a.       5 lusin = . . .buah
5 × 12 buah = 60 buah
b.      1 gros + 3 lusin = . . .buah
1 gros  = 1 × 144 buah  = 144 buah
3 lusin = 3 × 12 buah   =    36 buah       +
  = 180 buah
c.       Di  koperasi  sekolah  terdapat  7  lusin  pensil,  6  lusin  bolpoin,  36  buah
penggaris,  dan  60  buah  buku.  Berapa  lusin  banyaknya  barang-barang
tersebut?

Jawab:
Diketahui       : Banyaknya pensil          = 7 lusin
             Banyaknya bolpoin       = 6 lusin
             Banyaknya penggaris    = 36 buah
             Banyaknya buku           = 60 buah
Ditanyakan   : Berapa lusin banyaknya barang-barang tersebut?
Penyelesaian :
a.       Banyaknya penggaris 36 buah = . . . lusin
1 lusin = 12 buah. Jadi 36 : 12 = 3 lusin
b.      Banyaknya buku 60 buah = . . . lusin
60 : 12 buah = 5 lusin
Maka,
Banyaknya pensil           7 lusin
Banyaknya bolpoin         6 lusin
Banyaknya penggaris      3 lusin
Banyaknya buku             5 lusin     +
      Jumlah                             21 lusin
      Jadi banyaknya barang-barang yang ada di koperasi sebanyak 21 lusin.

Pengukuran Waktu
1.      Notasi 24 jam
Alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah jam. Jam terdiri atas jam analog dan jam digital.
a.       Jam analog
Ciri dari jam analog adalah jarum dan angka. Misalnya, jam dinding, jam duduk, dan jam beker.
Jam analog menunjukkan waktu dari pukul 00.00 sampai 12.00.
Penulisan waktu berdasar jam analog disertai dengan keterangan keadaan. Misal, pagi, siang,
sore, dan malam hari.
Contoh:
1)      Pukul 7.00 pagi.
Waktu tersebut menunjukkan 5 jam sebelum pukul 12 siang.
2)      Pukul 7.00 malam
Waktu tersebut menunjukkan 7 jam setelah pukul 12 siang.
b.      Jam digital
Tidak ada jarum pada jam digital. Waktu yang ditunjukkan adalah angka 00:00 sampai 24:00
Pada jam dengan notasi 24 jam, kita tidak perlu lagi menyertakan keadaan waktu.

Contoh:
1)      Pukul 2.00
Waktu tersebut menunjukkan keadaan dini hari
2)      Pukul 8.30
Waktu tersebut menunjukkan keadaan pagi hari
3)      Pukul 15.00
Waktu tersebut menunjukkan keadaan sore hari
4)      Pukul 23.15
5)      Waktu tersebut menunjukkan keadaan malam hari

Mengubah waktu dari notasi 12 jam ke notasi 24 jam


Pada notasi 24 jam tidak perlu disertai keadaan hari. Pada notasi ini bilangan telah menunjukkan
keadaan. 0.00 – 12.00 menunjukkan waktu dini hari sampai siang hari 12.00 – 24.00
menunjukkan waktu siang sampai malam hari. Pada jam analog notasi sampai 12.00. Pada jam
digital notasi sampai 24.00. Perubahan hanya terletak pada waktu siang hingga malam.
Tambahkan 12 pada setiap waktu.

Cotoh
Ubahlah notasi 12 jam ke notasi 24 jam.
a.       Pukul 7.00 pagi.
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah 12 siang.
b.      Pukul 4.00 sore
Jawab: 4.00 sore = 4.00 + 12.00 = 16.00
adi, pukul 4.00 sore sama dengan pukul 16.00.
c.       Pukul 10.30 malam
Jawab: Pukul 10.30 malam = 10.30 + 12.00 = 22.30
Jadi, pukul 10.30 malam sama dengan pukul 22.30.

Mengubah dari notasi 24 jam ke notasi 12 jam


Untuk mengubahnya kurangkan 12.00 dari 24.00. Tambahkan keterangan waktu siang, sore, atau
malam hari.
Contoh:
Ubahlah ke notasi 12 jam.
a.       Pukul 08.00
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah jam 12 siang. Tambahkan keterangan waktu sehingga
menjadi 8.00 pagi.
b.      Pukul 15.00
Jawab: pukul 15.00 = 15.00 – 12.00 = 3.00
Jadi, pukul 15.00 sama dengan pukul 3.00 sore hari.
c.       Pukul 21.30
Jawab: Pukul 21.30 = 21.30 – 12.00 = 9.30
Jadi, pukul 21.30 sama dengan pukul 9.30 malam hari.

Operasi Hitung Satuan Waktu


a.       Hubungan  Hari, Minggu, Bulan, Tahun, Windu dan Abad
1        minggu           = 7 hari
1 bulan                 = 4 minggu
1 bulan                 = 30 hari
1 tahun                 = 12 bulan
1 tahun                 =  4 triwulan
1 tahun                 = 3 caturwulan
1 tahun                 = 52 minggu
1 windu                = 8 tahun
1 dasawarsa          = 10 tahun
1 abad                  = 100 tahun

Contoh:
1)      3 windu = . . . tahun
3 windu = (3 x 8) tahun = 24 tahun
2)      28 minggu = . . .bulan.
28 minggu = (28 : 4) bulan = 7 bulan
3)      15 windu = ... tahun.
15    indu = (15× 8) tahun = 120 tahun

Anda mungkin juga menyukai