Pengukuran adalah suatu proses memberikan bilangan kepada kualitas fisik panjang, kapasitas,
volume, luas, sudut, berat (massa), dan suhu (Kennedy dan Tipps, 1994) (Sa'dijah, 1998 / 1999).
Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur
yang digunakan sebagai satuan.
Berdasarkan sumber dari internet (Chairunnisa, 2012) terdapat jenis-jenis pengukuran yaitu
pengukuran tidak baku dan pengukuran baku.
Pengukuran tidak baku merupakan pengukuran yang hasilnya berbeda-beda karena
menggunakan alat ukur yang tidak baku atau tidak standar. Pengukuran tidak baku misalnya:
a. Digit adalah pengukuran yang disesuaikan dengan lebar sebuah jari
b. Jengkal adalah pengukuran yang disesuaikan dengan jarak paling panjang antara ujung jempol
tangan dengan ujung kelingking tangan
c. Hasta adalah pengukuran yang disesuaikan ukuran panjang lengan bawah dari siku sampai ke
ujung jari tengah
d. Depa adalah pengukuraan yang disesuaikan dengan ukuran sepanjang kedua belah tangan dari
ujung jari tengah kenan sampai ke ujung jari tengah kiri
e. Kaki adalah pengukuran yang disesuaikan dengan ukuran panjang sebuah kaki.
Pengukuran Baku
Pengukuran baku merupakan pengukuran yang hasilnya tetap atau baku (standar). Terdapat dua
sistem pengukuran yang baku yaitu sistem Inggris dan Sistem Metrik.
a. Sistem Inggris dikembangkan di Eropa. Satuan-satuan pengukuran dikembangkan dari
benda-benda disekitar kita. misalnya ukuran satu yard adalah jarak antara hidung dan ujung jari
lengan orang dewasa yang dilencangkan, ukuran satu inchi adalah jarak butiran padi dari ujung
ke ujungnya. Namun karena sifat-sifat benda diatas tidak tetap maka akhirnya satuan-satuan
sistem Inggris ditandarkan.
Keterangan:
Tiap turun satu tingkat berarti dikalikan dengan 10
1 km = 10 hm = 100 dam = 1.000 m = 10.000 dm = 100.000 cm = 1.000.000 mm
Tiap naik satu tingkat berarti dibagi dengan 10
1 mm = =
Contoh :
a. 4 km = . . . hm
Jawab :
4 km = ( 4 x 10 ) hm = 40 hm
Jadi, 4 km setara dengan 40 hm
b. 235 hm = . . . dam
Jawab :
235 hm = ( 235 x 10 ) dam = 2.350 dam
Jadi, 235 hm setara dengan 2.350 dam
c. 80 dm = . . . m
Jawab :
80 dm = ( 80 : 10 ) m = 8 m
Jadi, 80 dm setara dengan 8 m
Luas persegi panjang di atas adalah 32 satuan luas atau 32 persegi. Jika dalam satuan luas atau
satuan persegi, panjang sisinya adalah 1 cm, maka luas setiap satuan persegi = 1 cm × 1 cm = 1
cm2. Sehingga luas persegi panjang tersebut adalah 32 × 1 cm2 = 32 cm2 .Satuan luas selain
persegi adalah are. Are adalah satuan dasar untuk luas.
Contoh:
a. 8.500 a = ... ka
Jawab:
Perhatikan tangga urutan satuan luas!
Dari a naik ke ka, naik 3 tingkat .
Setiap naik 1 tingkat dibagi 10. Naik 3 tingkat berarti harus dibagi 1.000.
Jadi, 8.500 = 8.500 : 1.000 ka = 8,5 ka
b. Sebuah kamar panjangnya 4 m, dan lebarnya 3 m. Pada kamar itu akan dipasang keramik
persegi yang panjang sisinya 40 cm. berapa buah keramik diperlukan untuk kamar itu?
Jawab:
Diketahui : Panjang kamar , = 4 m, lebar = 3 m
Keramik persegi, sisinya = 40 cm
Ditanyakan : Banyak keramik yang diperlukan
Penyelesaian : Luas kamar = 4 m × 3 m = 12 m2 = 120.000 cm2
Luas keramik = 40 cm × 40 cm = 1.600 cm2
Keramik yang diperlukan = cm2 x 1 buah = 75 buah
Jadi, banyaknya keramik yang diperlukan untuk kamar itu adalah 75 buah
E. Satuan Pengukuran Volume
Perhatikan gambar balok di atas! Balok ini volumenya = 60 kubus satuan. Jika kubus satuan
panjang rusuknya 1 cm, maka volume tiap satuan = 1 cm × 1 cm × 1cm = 1 cm 3 . Volume balok
itu = 60 × 1 cm3 = 60 cm3
Jika satuan volume m3 , artinya panjang rusuk satuan adalah 1 m. sehingga satuan volume
= 1 m × 1 m × 1 m = 1 m3
Satuan volume selain kubik adalah liter. Perhatikan cara mengubah kedua satuan volume
kubik dan liter tersebut menurut tingkat atau urutan kedua satuan pada gambar berikut ini:
Contoh :
1 m3 + 3 dm3 = . . . liter
Jawab:
1 m3 = 1 × 1.000 liter = 1.000 liter
+
3 dm3 = 3× 1 liter = 3 liter
Jumlah = 1.003 liter
Contoh:
a. 8 kg = . . . hg
8 kg = (8 x 10) hg = 80 hg
Jadi, 8 kg setara dengan 80 hg
b. 12 ton = . . . kuintal
12 ton = (12 × 10) kuintal = 120 kuintal
Jadi, 12 ton setara dengan 120 kuintal
c. 100 g = . . .dag
100 g = (100 : 10) dag = 10 dag
Jadi, 100 g setara dengan 10 dag
Contoh:
a. 5 lusin = . . .buah
5 × 12 buah = 60 buah
b. 1 gros + 3 lusin = . . .buah
1 gros = 1 × 144 buah = 144 buah
3 lusin = 3 × 12 buah = 36 buah +
= 180 buah
c. Di koperasi sekolah terdapat 7 lusin pensil, 6 lusin bolpoin, 36 buah
penggaris, dan 60 buah buku. Berapa lusin banyaknya barang-barang
tersebut?
Jawab:
Diketahui : Banyaknya pensil = 7 lusin
Banyaknya bolpoin = 6 lusin
Banyaknya penggaris = 36 buah
Banyaknya buku = 60 buah
Ditanyakan : Berapa lusin banyaknya barang-barang tersebut?
Penyelesaian :
a. Banyaknya penggaris 36 buah = . . . lusin
1 lusin = 12 buah. Jadi 36 : 12 = 3 lusin
b. Banyaknya buku 60 buah = . . . lusin
60 : 12 buah = 5 lusin
Maka,
Banyaknya pensil 7 lusin
Banyaknya bolpoin 6 lusin
Banyaknya penggaris 3 lusin
Banyaknya buku 5 lusin +
Jumlah 21 lusin
Jadi banyaknya barang-barang yang ada di koperasi sebanyak 21 lusin.
Pengukuran Waktu
1. Notasi 24 jam
Alat ukur waktu yang biasa digunakan adalah jam. Jam terdiri atas jam analog dan jam digital.
a. Jam analog
Ciri dari jam analog adalah jarum dan angka. Misalnya, jam dinding, jam duduk, dan jam beker.
Jam analog menunjukkan waktu dari pukul 00.00 sampai 12.00.
Penulisan waktu berdasar jam analog disertai dengan keterangan keadaan. Misal, pagi, siang,
sore, dan malam hari.
Contoh:
1) Pukul 7.00 pagi.
Waktu tersebut menunjukkan 5 jam sebelum pukul 12 siang.
2) Pukul 7.00 malam
Waktu tersebut menunjukkan 7 jam setelah pukul 12 siang.
b. Jam digital
Tidak ada jarum pada jam digital. Waktu yang ditunjukkan adalah angka 00:00 sampai 24:00
Pada jam dengan notasi 24 jam, kita tidak perlu lagi menyertakan keadaan waktu.
Contoh:
1) Pukul 2.00
Waktu tersebut menunjukkan keadaan dini hari
2) Pukul 8.30
Waktu tersebut menunjukkan keadaan pagi hari
3) Pukul 15.00
Waktu tersebut menunjukkan keadaan sore hari
4) Pukul 23.15
5) Waktu tersebut menunjukkan keadaan malam hari
Cotoh
Ubahlah notasi 12 jam ke notasi 24 jam.
a. Pukul 7.00 pagi.
Jawab: Tidak berubah, karena di bawah 12 siang.
b. Pukul 4.00 sore
Jawab: 4.00 sore = 4.00 + 12.00 = 16.00
adi, pukul 4.00 sore sama dengan pukul 16.00.
c. Pukul 10.30 malam
Jawab: Pukul 10.30 malam = 10.30 + 12.00 = 22.30
Jadi, pukul 10.30 malam sama dengan pukul 22.30.
Contoh:
1) 3 windu = . . . tahun
3 windu = (3 x 8) tahun = 24 tahun
2) 28 minggu = . . .bulan.
28 minggu = (28 : 4) bulan = 7 bulan
3) 15 windu = ... tahun.
15 indu = (15× 8) tahun = 120 tahun