dinamika
Pengukuran Besaran
Untuk memmpelajari dunia sekitar kita,para ilmuwan berusaha mencari
hubungan antara berbagai besaran fisika yang dapat diamati dan mengukur besaran-
besaran itu.Contoh kegiatan mengukur misalnya mengukur tinggi badan,luas
pekarangan atau bagunan dan sebagainya.
A. SATUAN
Suatu ciri khas dalam fisika adalah pengukuran besaran.Setiap pengukuran adalah
perbandingan.Ketika kita mengatakan panjang sebuah meja adalah 120 centimeter,kita
maksudkan bahwa panjang adalah 120 kali satuan panjang tertentu yang disebut
centimeter.Hasil setiap pengukuran adalah bilangan (120 untuk meja) dan satuan
(disini centimeter),sedangkan panjang disebut besaran fisika.
Dalam fisika terdapat 6 besaran pokok yaitu :
Besaran Satuan
Hasil pengukuran besaran terdiri dari bilangan dan satuan, misalnya panjang
sebuah meja adalah 120 cm.Seringkali kita memperoleh besaran terukur dalam satuan
tertentu, namun kita ingin menyatakan besaran itu dalam satuan lainya.Untuk
keperluan ini kita harus menggunakan faktor konversi.Kemudian kita menerapkan dua
aturan untuk konversi semacam itu:
1. Satuan –satuan diperlakukan dalam suatu persamaan dengan cara yang
tepat sama seperti besaran aljabar, yang bisa dikalikan dan dibagi satu sama
lain.
2. Mengalikan atau membagi suatu besaran dengan 1 tidak mempengaruhi
nilainya.
Sebagai contoh, kita mengukur bahwa lebar sebuah daun pintu adalah 32,5 inchi
dan kita ingin menyatakannya dalam cm.Dalam hal ini kita harus mengunakan faktor
konversi
Penyelesaian :
Dalam hal ini satuan km/h artinya km/hour atau km/jam.disini ada dua satuan
yang akan dikonmversi yang dapat kita kerjakan dalam satu langkah.
0,1 x100% = 0,5%
20,6
Ketidakpastian dalam suatu nilai pengukuran tidak ditetapkan secara
ekplisit,kepastian biasanya dianggap satu atau dua (atau bahkan tiga )satuan pada
angka terakhir yang ditetapkan.Sebagai contoh, jika lebar buku diberikan sebagai 20,6
ketidakpastianya dianggap 0,1 (atau mungkin 0,2).Dalam hal ini seharusnya kita tidak
menuliskan 20,60 cm karen ahal ini menyatakan secara tidak langsung bahwa
ketidakpastiannya adalah 0,01 dan diangap bahwa lebar buku itu mungkin antara
20,59 dan 20,61cm, padahal kita percaya bahwa panjang itu antara 20,5 dan 20,7cm.
Jumlah angka yang diketahui handal dalam suatu bilangan disebut jumlah
angka penting (significant figures).Oleh karena itu dalam bilangan 34,67 terdapat
empat dan dalam angka 0,049 terdapat dua angka penting (angka nol hanya”pengisi
tempat” yang menunjukan letak titik decimal).
Dalam sains terdapat kebiasaan menuliskan bilangan dalam notasi
“eksponensial”atau “pangkat dari sepuluh”.Salah satu keuntungannya adalah dapat
menunjukan secara jelas jumlah angka penting.Misalnya muatan elektron dituliskan
sebagai 1,6 x 10 C jika diketahui sampai ketelitian dengan dua angka penting, dan
dituliskan sebagai 1,602 x 10
Jika diketahui sampai empat angka penting.
2. Pengukuran luas
Jika kita akan menghitung luas suatu permukaan,kita dapat menggunakan
rumus-rumus yang yang baku sebagai berikut,contohnya untuk luas permukaan suatu
persegi panjang,yang mempunyai panjang (l) dan lebar (w).
A = lw
Luas penampang lingkaran suatu benda yang berdiameter d (atau berjari-jari
r ) adalah :
A= π.d²/4= πr²
Dengan π= 3,14 = 22/7.
Satuan luas dalam SI adalah meter persegi,yang dituliskan dalam m². kadang-
kadang satuan luas dinyatakan dalam centimeter persegi,yang dituliskan dalam bentuk
cm². karena itu, 1m= 100 cm, maka luas 1m²= 100 cm x 100 cm = 10000 cm².
Jadi 1m²=10⁴ cm².
3. Pengukuran volume
Zat padat dan zat cair mempunyai volume konstan tetapi mempunyai berbagai
macam bentuk.Oleh karena itu, pengukuran volume benda-benda itu sukar dilakukan
kecuali untuk zat padat berbentuk teratur seperti balok persegi,kubus, silinder, dan
bola.
Beberapa metode dasar untuk mengukur volume zat padat dan zat cair.
Volume yang diukur Alat ukur
Zat padat berbentuk teratur Mistar,jangka sorong,micrometer,
Memakai rumus
Zat padat berbentuk tak teratur Gelas ukur
Zat cair ( volume besar ) Gelas ukur
Zat cair ( volume kecil ) Buret,pipet, labu takar
Volume zat padat berbentuk teratur dapat dihitung dengan menggunakan
rumus baku. Volume balok persegi mempunyai panjang (l),lebar (w),dan tinggi (h)
adalah :
V= lwh
Volume silinder yang berdiameter d (atau berjari-jari r ) dan tinggi h adalah :
V=(π.d²/4)h = (πr²)h
Volume bola pejal berdiameter d ( atau berjari-jari r ) adalah :
V=4/3π.(d/2)³ = 4/3πr³
Volume zat padat berbentuk tak teratur dan berukuran kecil dapat diukur
dengan gelas ukur,langkah-langkah pengukuran adalah sebagai berikut :
1. Isilah sebagian gelas ukur dengan air dan catatlah pembacaan permukaan
air mula-mula.
2. Masukan benda yang akan diukur ke dalam gelas ukur sampai
seluruhnya berada dalam air dan catatlah pembacaan permukaan air akhir.
3. Volume benda itu merupakan selisih dua pembacaan permukaan air
tersebut.
Satuan volume dalam SI adalah meter kubik,yang dituliskan sebagai
m³.Kadang kadang satuan luas dinyatakan dalam centimeter kubik,yang dituliskan
sebagai cm³.Karena 1m = 100 cm,maka volume 1m³=100cmx 100cm x 100cm =
1000000 cm². jadi 1m³=10⁶cm³.
Contoh :
Kinematika
Gerak benda merupakan kejadian yang kita amati dalam kehidupan sehari-
hari. Kajian tentang gerak benda dan kaitanya dengan gaya dan energy disebut
mekanika. Cabang mekanika yang mengambarkan gerak benda tanpa
mempertimbangkan gaya-gaya yang bekerja padanya disebut kinematika.
Δx= x₂-x₁
Perubahan dalam suatu besaran adalah nilai besaran akhir dikurangi nilai
besaran awal.Sebagai contoh ditunjukan bahwa x₁= 20,0 m dan x₂ = 50,0 m
sehinggga
B. KECEPATAN
Dalam fisika dikenal istilah laju (speed) yang mengacu pada seberapa jauh
sebuah benda melintas dalam selang waktu tertentu.Jika sebuah mobil menepuh 300
km daalm 4 jam, kita mengatakan bahwa laju rata-ratanya adalah 75 km/jam.secara
umum laju rata-rata sebuah benda didefinisikan seebagai jarak yang ditempuh
sepanjang lintasan dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak ini.
Dalam bahasa sehari- hari istilah laju dan kecepatan (velocity) seringkali dapat
dipertukarkan.Dalam fisika kita membedakan dua istilah itu.Laju hanya mempunyai
niali positif dan satuannya.Sedangkan kecepatan digunakan untuk menunjkan besar
(nilai numerik) dari cepatnya suatu benda yang sedang bergerak dan arah
geraknya.Jadi kecepatan merupakan besaran vektor.Laju didefinisikan dalam jarak
total yang ditempuh,sedangkan kecepatan didefinisikan dalam pergeseran sebagai
C. KECEPATAN SESAAT
Ketika anda mengendarai sepeda motor pada jalan yang lurus dan menempuh
jarak 80 km dalam waktu 2,0 jam, maka besar kecepatan rata-ratanya adalah 40
km/jam (= 40 km/h).Dalam kenyataan anda dapatmemperhatikan bahwa besar
kecepatan anda tidak selalu tepat 40 km/jam hal ini dapat anda lihat pada speedometer
kendaraan yang tidak selalau menunjuk angka 40 km/h.oleh karena itu diperlukan
konsep kecepatan sesaat.
Kecepatan sesaat didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dalam selang waktu
sangat kecil.Kita dapat mendefinisikan kecepatan sesaat sebagai kecepatan rata-rata
dalam batas (limit) Δt menjadi sangat kecil,mendekati nol.Untuk gerak satu dimensi
kita dapat menuliskan kecepatan sesaat, v sebagai
D. PERCEPATAN
Jika kecepatan benda yang bergerak mengalami perubahan dikatakan bahwa
benda itu dipercepat.Ketika anda mengendarai sepeda motor atau mobil dengan
kecepatan mula-mula nol kemudian menjadi 60 km/jam,maka kendaraan anda
mengalami percepatan.percepatan rata-rata didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
dibagi dengan waktu yang diperlukan untuk membuat perubahan ini,sehingga
Percepatan rata-rata = perubahan kecepatan
Waktu yang diperlukan
Jika dalam selang waktu Δt = t₂-t₁ benda mengalami perubahan
kecepatan Δv=v₂-v₁,mak percepatan rata-rata, â dalam selang waktu itu dapat
didefinisikan sebagai
a = lim Δv
Δt→0 Δt
Dalam hal ini Δv adalah perubahan kecepatan yang sangat kecil dalam selang
waktu Δt yang sangat pendek.
Contoh
Sebuah mobil bergerak di jalan lurus bebas hambatan dan pengemudi
mengerem mobil itu.jika kecepatan mobil awal adalah v₁= 30,0 m/s dan
diperlukan waktu 4,0 s untuk memperlambat menjadi v₂=20,0 m/s. Berapa
percepatan rata-rata mobil itu?
Penyelesaian
Misalkan kita mengambil waktu awal t₁= 0 dan waktu akhir adalah t₂=4,0 s
sehingga Δt= t₂-t₁ =4,0 s.Oleh karena itu percepatan rata-rata mobil dalam selang
waktu 4,0 adalah
Tanda negative muncul karena kecepatan akhir lebih kecil daripada kecepatan
awal.Dalam hal ini arah percepatan berlawanan dengan arah kecepatan.Untuk gerak
satu dimensi, jika kecepatan mobil ke kanan maka percepatanya ke kiri sebaliknya
jika kecepatan mobil ke kiri, maka percepatanya ke kanan.
Ketika sebuah benda bergerak melambat,kita mengatakan benda itu
diperlambat.Tetapi perlu juga diperhatiakan perlambatan tidak berarti bahwa
percepatan itu negatif karena tanda positif dan negatif sudah kita gunakan untuk gerak
stu dimensi;pergeseran,kecepatan, dan percepatan mempunyai tanda positif jika
mempunyai arah ke kanan, dan tiga besaran itu mempunyai tanda negatif jika
mempunyai arah ke kiri.Lebih tepat dikatakan bahwa sebuah benda mengalami
perlambatan jika kecepatan dan percepatan menunjuk arah berlawanan.
E.GERAK DENGAN PERCEPATAN KONSTAN
Gerak satu dimensi dengan percepatan konstan gerak semacam ini sering
disebut gerak lurus berubah beraturan.Dalam halini percepatan rata-rata sama dengan
percepatan sesaat.
Untuk menyederhanakan notasi, kita menetapkan bahwa waktu awal diambil
nol, t₁ = 0 dan kita mengambil t₂ = t adalah waktu yang diperlukan. Posisi
awal benda adalah x₁ = x₀ dan kecepatan awal benda adalah v₁=v₀ posisi akhir
benda adalah x₂= x dan kecepatan akhir benda adalah v₂ = v kecepatan rata-rat
benda selama waktu t adalah
v = x - x₀
t
Percepatan dianggap konstan terhadap waktu adalah
a = v- v₀
t
Mengalikan dua ruas persamaan terakhir ini dengan t, kita memperoleh
at = v-v₀
atau
v = v₀ + at
Kemudian kita akan mencari posisi benda setelah waktu t ketika benda itu
mengalami percepatan konstan.Kecepatan rata-rata benda adalah
v = x-x₀ atau dituliskan kembali dalam bentuk x = x₀ + vt
t
Karena percepatan benda bertambah secara seragam,kecepatan rata-ratanya
merupakan nilai tengah antara kecepatan awal dan kecepatan akhir sehingga
v = v₀+v
2
Perhatikan bahwa persamaan ini hanya berlaku untuk percepatan konstan.kita
mengabungkan dua persamaan terakhir ini sehingga diperoleh
v²= v²₀+2a(x-x₀)
jika x₀= 0 maka kita memperoleh
v²= v²₀+2 ax
F.BENDA JATUH
Percepatan yang dialami oleh benda-benda yang bergerak jatuh disebut
percepatan gravitasi g yang besarnya +9,80 m/s².percepatan gravitasi tidak sama dari
suatu tempat ke tempat lain,percepatan gravitasi di permukaan laut 9,81 m/s², g
dikutub 9,832 m/s² dan g diekuator 9,780 m/s².pada waktu kita menganalisis gerak
benda jatuh kita mengunakan persamaan gerak pada percepatan konstan dengan
menganti lambang x menjadi y.kita bebas memilih secara sembarangan apakah gerak
ke atas adalah positif dan gerak ke bawah adalah negatif atau sebaliknya yang
pentingkita harus kosisten dalam menyelesaikan soal.
G.GERAK PELURU
Gerak peluru adalah salah satu bentuk gerak dalam dua dimensi.Untuk
mengambarkan gerak peluru kita mengabaikan kelengkungan permukaaan bumi dan
variasi percepatan gravitasi bumi g.Untuk sementara kita juga mengabaikan gesekan
udara.Kita bebas memilih sumbu vertical sebagai sumbu y dengan arah ke atas adalah
positif, dan sumbu horizontal sebagai sumbu x dengan arah ke kanan adalah
positif.Arah percepatan gravitasi bumi adalah ke bawah.misalkan sebutir peluru
ditembakan dengan kecepatan awal v₀ dan membentuk sudut θ dengan permukaan
tanah yang dianggap horizontal.Komponen komponen kecepatan dalam arah
sumbu x dan sumbu y secara berturut turut adalah
v = v₀x
v = v₀y-gt
y
jika peluru mula-mula berada pada posisi x₀,y₀ maka pada saat t posisi horizontal
dan posisi vertical secara berturut-turut adalah:
x =x₀+v₀xt
y= y₀ +v₀yt- ½ g t²
DINAMIKA
A.GAYA DAN GERAK
1.Hukum Pertama Newton:
sebuah benda yang diam akan tetap diam dan sebuah benda yang bergerak
akan melanjutkan geraknya dengan kecepatan konstan(laju constant dalam garis
lurus)jika tidak ada interaksi dengan benda lainya.
2.Gaya
gaya dapat didefinisikan sebagai suatu pengaruh yang dapat mengubah
kecepatan suatu benda.definisi ini sesuai dengan istilah dorongan atau tarikan bahkan
berlaku untuk benda – benda yang tidak bersentuhan.gaya termasuk besaran vektor
yang mempunyai besar dan arah tertentu gaya dapat diukur dengan mengunakan
neraca pegas.
3. Hukum kedua Newton
Hukum kedua Newton memberikan definisi kuantitatif tentang gaya yang
dapat dinyatakan sebagai berikut:
Gaya neto yang bekerja pada suatu benda sama dengan hasil kali massa benda
dan percepatannya.Arah gaya ini sama dengan arah percepatan itu.
Dalam bentuk persamaan hokum kedua Newton dapat dituliskan sebagai
∑F = ma
Dengan ∑F adalah gaya neto (∑ adalah huruf besar Yunani,sigma) m adalah
massa benda dan a adalah percepatanya.
Satuan benda dalam SI adalah Newton (N).Satu Newton adalah gaya neto
yang diberikan pada suatu benda bermassa 1 kg, sehingga memberikan percepatan 1
m/s² jadi